30 Menit Paham E-Bupot Rev-1 PDF
30 Menit Paham E-Bupot Rev-1 PDF
SAMPURASUN
hayu urang
neangan luang
ti papada urang
- dhaniswara © 2020-
3
Preface
Menilik data APBN tahun 2020, besaran target penerimaan pajak telah
penerimaan pajak pun dipatok tumbuh 23% dari realisasi tahun 2019.
Hal ini tentu saja menjadi tantangan bagi Otoritas Pajak Nasional dalam
berputar.
Keberhasilan pencapaian penerimaan tersebut tentu tak lepas dari peran serta para pemotong Pajak selaku
kepanjangan tangan Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Sebagai wujud dukungan bagi para pemotong pajak
dalam menjalankan kewajiban pemotongan, khususnya Pajak Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26,
DJP telah meluncurkan aplikasi elektronik berbasis web sebagai pengejawantahan Peraturan Dirjen Pajak
Nomor PER-4/PJ/2017. Aplikasi tersebut dinamakan aplikasi elektronik bukti potong (e-bupot) PPh Pasal
23/26.
Kehadiran aplikasi e-bupot diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak untuk membuat
dan melaporkan SPT Masa PPh Pasal 23/26 dengan baik serta dapat memberikan kepastian hukum terkait
Kami memahami sebagai sebuah aplikasi yang baru diluncurkan, beberapa Wajib Pajak membutuhkan
guide/panduan dalam menjalankan aplikasi e-bupot agar dapat diterapkan secara optimal. Oleh karena itu,
kami meluncurkan buku singkat ini yang berjudul “30 menit paham e-bupot.“
Buku ini merupakan hasil inovasi pegawai kami yaitu Sdr. Angga Sukma Dhaniswara selaku Account
Representative Waskon I KPP Madya Jakarta Selatan I. Untuk itu, tentu tak lupa kami berikan apresiasi
atas penyusunan buku ini sehingga dapat menjadi panduan bagi Wajib Pajak dalam memahami aplikasi
e-bupot.
Akhir kata, Semoga buku ini dapat bermanfaat. “Pajak Kuat, Indonesia Maju.”
CONTENTS
5
Pengertian
Sekilas
tentang
6
9 Pengenalan
Menu
Log In Awal 10
Siapa Wajib e-Bupot? 7 Dashboard Menu 12
Tahapan Implementasi 8 Menu Bukti Pemotongan 15
33
Menu Bantuan 32
Skema
43
Impor
Steps
Sekilas 34 from Zero
Sheet Rekap 35
Sheet 23 35 Alur Proses 44
Simulasi Kasus 45
Sheet 26 37
64
Sheet Dasar Pemotongan 39
Sheet Referensi 40 Trouble
Cara Impor 41
shoot
Buku ini disusun untuk membantu para Wajib Pajak dalam memahami aplikasi e-Bupot dan memberikan
gambaran mengenai alur pembuatan Bukti Potong sampai ke proses Penyampaian SPT Masa PPh Pasal
23/26. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu
1.
Sekilas
tentang
6
Sekilas
eb
B
APLIKASI EBUPOT ADALAH ukti pemotongan (Bupot) PPh Pasal 23/26 adalah formulir
PERANGKAT LUNAK YANG atau dokumen lain yang dipersamakan yang digunakan oleh
DITJEN PAJAK ATAU SALURAN dan/atau Pasal 26 dan pertanggungjawaban atas pemotongan PPh
YANG DAPAT DIGUNAKAN Jika mengacu pada Pasal 3 ayat (3) Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-
UNTUK MEMBUAT BUKTI 04/PJ/2017, bentuk Bupot dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: (1)
PEMOTONGAN, MEMBUAT DAN Formulir Kertas (hardcopy); dan (2) Dokumen Elektronik.
PASAL 23/26 DALAM BENTUK Untuk memberikan kemudahan, kepastian hukum, dan pelayanan
DOKUMEN ELEKTRONIK. kepada Pemotong Pajak PPh 23/26 dalam melaporkan pemotongan
e-Bupot.
7
Pengertian aplikasi e-Bupot sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 ayat 10 PER-04/PJ/2017 adalah perang-
kat lunak yang disediakan di laman milik Direktorat Jenderal Pajak atau saluran tertentu yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Pajak yang dapat digunakan untuk membuat Bukti Pemotongan, membuat dan
melaporkan SPT Masa PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26 dalam bentuk dokumen elektronik.
Kehadiran aplikasi e-Bupot diharapkan dapat membantu Wajib Pajak dalam membuat bukti pemotongan
elektronik (tanpa perlu tanda tangan basah), menjamin keamanan data (karena tersimpan dalam server
DJP) dan memudahkan proses pelaporan SPT Masa secara online dan real time (karena semua terintegrasi
Saat ini e-bupot belum dapat diaplikasikan kepada seluruh Wajib Pa- UNTUK DAPAT
jak. Kewajiban penggunaan e-Bupot masih terbatas kepada Pemo- MENGGUNAKAN APLIKASI
tong Pajak yang berstatus Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan memiliki E-BUPOT, PENGUSAHA KENA
SERTIFIKAT ELEKTRONIK
Adapun syarat bagi PKP tersebut agar dapat menggunakan layanan (DIGITAL CERTIFICATE) YANG
ELEKTRONIK EFAKTUR)
ik; dan/atau
Tahapan Implementasi *)
a. Tahap I
b. Tahap II
Tahap II dimulai dari masa pajak Juli 2018 dengan jumlah PKP yang
c. Tahap III
Tahap III dimulai dari masa pajak Mei 2019 dengan jumlah PKP yang ditunjuk sebanyak 1.745 perusahaan3)
d. Tahap IV
Tahap IV dimulai dari masa pajak Oktober 2019 yang berlaku bagi PKP yang memiliki sertifikat elektronik
dan terdaftar di KPP WP Besar Satu, KPP WP Besar Dua, KPP WP Besar Tiga, KPP WP Besar Empat,
KPP PMA Satu, KPP PMA Dua, KPP PMA Tiga, KPP PMA Empat, KPP PMA Lima, KPP PMA Enam, KPP
Perusahaan Masuk Bursa, KPP Badan dan Orang Asing, KPP Minyak dan Gas Bumi, KPP Madya Jakarta
Pusat, KPP Madya Jakarta Barat, KPP Madya Jakarta Selatan I, KPP Madya Jakarta Timur, dan KPP Madya
Jakarta Utara. 4)
e. Tahap V
Tahap V dimulai dari masa pajak Desember 2019 berlaku bagi PKP yang memiliki sertifikat elektronik dan
terdaftar di KPP Madya Medan, KPP Madya Pekanbaru, KPP Madya Batam, KPP Madya Palembang, KPP
Madya Bekasi, KPP Madya Bogor, KPP Madya Tangerang, KPP Madya Bandung, KPP Madya Semarang,
KPP Madya Surabaya, KPP Madya Sidoarjo, KPP Madya Malang, KPP Madya Denpasar, KPP Madya
Manfaat e-Bupot?
Secara garis besar aplikasi e-bupot memberikan setidaknya 6 manfaat bagi Wajib Pajak yaitu: [1] Tampilan
yang user friendly ; [2] Tanpa proses instalasi ; [3] Berbasis web sehingga mobile friendly ; [4] Meringank-
an beban administrasi; [5] Keamanan data terjamin, karena data disimpan di server Ditjen Pajak; [6] Single
berdasarkan PER-04/PJ/2017
9
2.
Pengenalan
Menu
10
Login Awal
DJP-ONLINE 2. Login dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tanpa tanda baca
5. Klik Login
Berbeda halnya dengan Aplikasi e-SPT Masa PPh Pasal 23/26 sebelumnya yang harus melakukan
instalasi terlebih dahulu, aplikasi elektronik bukti potong (e-bupot) ini sifatnya adalah web base se-
hingga tidak perlu instal apapun. Namun demikian, Wajib Pajak harus terhubung dengan internet
Untuk menuju menu e-Bupot , di dashboard DJP Online pilih tab menu LAPOR [1] ----> PRA PELAPORAN
[2]----> Kemudian klik Logo e-Bupot [3] seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:
2
3
Jika menu e-Bupot tidak muncul dalam menu Apabila dari hasil pengecekan menunjukkan bah-
pra-pelaporan, harap pastikan bahwa Perusahan wa Perusahaan tersebut termasuk kriteria perusa-
tersebut memang termasuk kategori Wajib Pajak haan yang ditunjuk, silakan aktifkan fitur e-Bupot
yang sudah diwajibkan untuk menggunakan ap- dengan cara masuk ke menu PROFIL [4] ----> AK-
likasi e-Bupot (Lihat Tahapan Implementasi hala- TIVASI FITUR LAYANAN [5] ---> Checklist layanan
man 8 atau klik di sini). E-BUPOT [6]---> klik UBAH FITUR LAYANAN [7].
Main Menu
Untuk memberikan gambaran singkat mengenai
Secara garis besar di dalam e-bupot berikut ini adalah penjabaran singkatnya.
1.
terdapat 5 (lima) menu utama, yaitu:
Dashboard
Dashboard. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 Menu
Bukti Pemotongan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15 Menu Dashboard berfungsi untuk menampilkan
Bantuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32 ti Potong.
BPE DIGUNAKAN UNTUK Bukti Penerimaan Elektronik (BPE) digunakan untuk melihat dan
MENCETAK BUKTI mencetak bukti pengiriman secara elektronik. Jika kita dibandingkan
LIHAT DAFTAR BUKTI Daftar Bukti Pemotongan Pasal 23/26 digunakan untuk melihat bukti
PEMOTONGAN PASAL potong setiap masa yang telah dibuat dan diposting dalam SPT Masa
INDUK SPT DIGUNAKAN Untuk mencetak Induk SPT PPh Pasal 23/26 dapat dilakukan dengan
UNTUK MENCETAK memilih action ini . Induk SPT dapat di print dalam bentuk fisik kertas
BUKTI POTONG 3. Ikon akan berubah menjadi download bukti potong (↓)
4. Ikon download akan aktif selama 7 hari dan dapat di-request ulang.
2. Menu Bukti
Pemotongan
Main Menu Sub Menu
a. Pasal 23 Input BP 23
2a. Pasal 23
DAFTAR BP23
Menu daftar BP 23 menampilkan data ringkas mengenai Bukti Potong yang telah dan/atau akan dibuat
mencakup :
[a] Pencarian Bukti Potong , [b] Buat Baru Bukti Potong , [c] Masa Pajak , [d] Nomor Bukti Pemotongan, [e]
Identitas Wajib Pajak, [f] Jumlah Dasar Pengenaan Pajak (Penghasilan Bruto) , [g] Status dari Bukti Pemo-
tongan (Normal/Ganti/Hapus/Batal, dan [h} Tombol Aksi (Cetak/Ubah/Hapus/Kirim Bukti Potong ke lawan
transaksi).
a
b
c d e f g
Keterangan
Pencarian Nomor Bukti Pemotongan
a Sub menu Pencarian berfungsi untuk
d Sub menu ini menunjukan nomor buk-
b Buat Baru
pengguna ingin membuat Bukti Po- Sub menu ini menunjukan Jumlah
tong Baru. Menu ini akan membawa penghasilan bruto yang menjadi objek
man 16)
g Status
Periode
c Sub menu ini menunjukan status dari
pelaporan Bukti Potong yang dibuat Ganti, Hapus atau Batal serta Status dari
dan Terkirim
Kode XX Bukti Pemotongan (Bupot) diatur b. Penomoran atas formulir kertas terpisah
31 Untuk Bupot PPh 23 Kertas (hardcopy) c. Nomor urut Bupot pada aplikasi e-Bupot
33 Untuk Bupot PPh 23 elektronik d. Nomor tidak berubah apabila tidak terjadi
Tombol Aksi
h Sub menu tombol aksi terdiri dari 4 bagian yaitu:
TOMBOL LIHAT
Tombol ini digunakan untuk melihat detail bukti pemotongan yang telah dibuat sebel-
Perbedaan yang cukup signifikan pada Bukti Pemotongan asal 23/26 elektronik adalah
TOMBOL UBAH
Tombol ini digunakan untuk mengubah data bukti pemotongan yang telah direkam.
Jika user melakukan perubahan setelah melaporkan bukti potong tersebut dalam SPT
dan mengirimkannya ke Ditjen Pajak, maka perubahan ini mengakibatkan status Bukti
TOMBOL BETULKAN
Tombol Betulkan digunakan untuk membetulkan data pada bukti pemotongan yang
telah dibuat. Menu betulkan berbeda fungsi dengan menu ubah, Menu betulkan hanya
akan muncul apabila bukti pemotongan telah diposting dan SPTnya telah dikirim (pel-
TOMBOL HAPUS
Tombol hapus digunakan untuk menghapus data bukti pemotongan sebelumnya su-
dah direkam. Jika Bukti Potong telah dilaporkan dalam SPT dan disampaikan ke Ditjen
Pajak, maka proses penghapusan menjadikan status Bukti Pemotongan tersebut ada-
lah BATAL.
TOMBOL BATALKAN
Tombol batalkan digunakan untuk membatalkan bukti pemotongan yang telah dibuat
sebelumnya. Menu ini hanya akan muncul apabila bukti pemotongan telah diposting
TOMBOL KIRIM
PDF) kepada Wajib Pajak yang Penghasilannya telah dipotong melalui email dengan
2a. Pasal 23
INPUT BP23
Menu ini digunakan jika user ingin merekam data Dalam perekaman Bukti Pemotongan PPh Pasal
bukti pemotongan baru. Cara lain untuk merekam 23 diperlukan 4 kelompok data yang harus diinput,
menu Daftar PPh Pasal 23, klik tab “buat baru” 1. Identitas Wajib Pajak yang dipotong;
yang ada di pojok kanan atas pada tampilan menu 2. Dokumen Pendukung dasar pemotongan;
Daftar PPh Pasal 23. (lihat halaman 13) 3. Pajak Penghasilan yang dipotong; dan
a b
a
b
Tahun Pajak adalah tahun pajak saat melakukan pemotongan Pajak Penghasilan, misal: 2020
Masa Pajak adalah masa pajak yang sesuai untuk transaksi pemotongan pajak penghasilan , pilihannya
Identitas yang dperbolehkan digunakan hanya NPWP atau NIK(e-KTP), jika tidak memiliki identitas atau
19
memiliki identitas tetapi tidak valid, maka tidak diperbolehkan untuk PASTIKAN BAHWA NPWP
TRANSAKSI BENAR-BENAR
Dalam hal NPWP yang digunakan sebagai identitas, masukkan NPWP VALID DAN MUTAKHIR.
otomatis atas NPWP tersebut dan jika ditemukan datanya akan dita- SISTEM AKAN MELAKUKAN
Dalam hal NIK yang digunakan sebagai identitas, masukkan NIK dari PAJAK ATAU DATABASE
Wajib Pajak yang dipotong, Sistem akan melakukan pencarian data KEPENDUDUKAN
- Pengumuman; tombol
- Surat Perjanjian;-
20
Search.
Apabila PPh Pasal 23 yang dipotong menggunakan fasilitas Ditanggung oleh Pemerintah (DTP), maka akan
diminta untuk input data dokumen PPh DTP dan NTPN SSP atas PPh DTP
POTONG
PPh Pasal 23. Pilihan hitung akan GAMBAR 13. INPUT PAJAK PENGHASILAN YANG DIPOTONG
menampilkan perhitungan antara jumlah penghasilan bruto dan tarif yang berlaku, sistem akan meng-
4. IDENTITAS PEMOTONG
PAJAK
tong Pajak.
diterbitkan. Pihak penandatangan dapat bertindak sebagai Wajib Pajak/ Wakil Wajib Pajak atau sebagai
Kuasa Wajib Pajak. Apabila dalam hal pihak penandatangan belum ditetapkan, maka harus ditetapkan ter-
Untuk mengakhiri perekaman Bukti Pemotongan PPh Pasal 23, maka harus dilakukan klik checklist per-
setujuan data pembuatan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 telah benar, lengkap dan jelas. Setelah itu pilih
2b. Pasal 26
DAFTAR BP26
Sama halnya dengan menu daftar BP 23 , di dalam menu daftar BP26 menampilkan data ringkas mengenai
[a] Pencarian Bukti Potong , [b] Buat Baru Bukti Potong , [c] Masa Pajak , [d] Nomor Bukti Pemotongan,
[e] Jumlah Dasar Pengenaan Pajak (Penghasilan Bruto) , [f] Nilai PPh Terutang, [g] Status dari Bukti Pemo-
tongan (Normal/Ganti/Hapus/Batal, dan [h} Tombol Aksi (Cetak/Ubah/Hapus/Kirim Bukti Potong ke lawan
transaksi).
a
b
c d e f g h
GAMBAR 15. PREVIEW DAFTAR BP26
Penjabaran lebih lanjut mengenai masing-masing bagian dapat dilihat dihalaman berikutnya.
22 StockInDesign: The L AB of InDesign Templ ates
Keterangan
Pencarian Tombol Aksi
a Sub menu Pencarian berfungsi untuk g Sub menu tombol aksi terdiri dari 4 bagian
Menu ini digunakan berdasarkan kate- Tombol ini digunakan untuk melihat detail
gori tertentu, antara lain periode (masa bukti pemotongan yang telah dibuat se-
pajak), nomor bukti potong, identitas, belumnya serta untuk mengunduh atau
Sub menu Buat Baru digunakan jika elektronik adalah adanya “QR Code”.
laman Input BP26 (lihat halaman 21) Tombol ini digunakan untuk mengubah
c Sub menu ini periode pelaporan Bukti jadi PEMBETULAN, jika Anda melakukan
Sub menu ini menunjukan Jumlah peng- hanya akan muncul apabila bukti pemo-
hasilan bruto yang menjadi objek pemo- tongan telah diposting dan SPTnya telah
Bukti Pemotongan apakah Normal, Gan- batalkan bukti pemotongan yang telah
ti, Hapus atau Batal serta Status dari SPT dibuat sebelumnya. Menu ini hanya akan
meliputi Belum dibuat, Pembetulan dan muncul apabila bukti pemotongan telah
TOMBOL HAPUS
Tombol hapus digunakan untuk menghapus data bukti pemotongan sebelumnya sudah di-
rekam. Jika Bukti Potong telah dilaporkan dalam SPT dan disampaikan ke Ditjen Pajak, maka
TOMBOL KIRIM
Tombol ini digunakan untuk melakukan pengiriman bukti pemotongan (berbentuk PDF) kepa-
da Wajib Pajak yang Penghasilannya telah dipotong melalui email dengan cara memasukkan
2b. Pasal 26
INPUT BP26
Menu ini digunakan untuk melakukan perekaman Dalam perekaman Bukti Pemotongan PPh Pasal 26
data bukti pemotongan baru. Cara lain untuk mer- diperlukan 4 kelompok data yang harus diinput, an-
menu Daftar PPh Pasal 26, klik tab “buat baru” yang 1. Identitas Wajib Pajak yang dipotong;
ada di pojok kanan atas pada tampilan menu Daftar 2. Dokumen Pendukung dasar pemotongan;
PPh Pasal 26. (lihat halaman 21 ) 3. Pajak Penghasilan yang dipotong; dan
Pilihan Penjelasan
TAHUN PAJAK tahun pajak saat melakukan pemotongan Pajak Penghasilan, contoh: 2020
MASA PAJAK Masa Pajak yang sesuai untuk transaksi pemotongan Pajak Pengasilan, pilihan
terdiri dari masa 1 s.d 12 bergantung pada tahun pajak yang Anda Pilih
TIN Tax ID Number (TIN), Id ini harus diisi dengan data yang valid, tidak diperbolehkan
mengisi dengan nilai “0000..”
NAMA Nama wajib pajak sesuai dengan yang tertera pada dokumen kewarganegaraann-
ya atau Paspor
NOMOR PASPOR Nomor Paspor yang berlaku bagi Wajib Pajak yang dipotong
NO KITAS/KITAP Nomor Kartu Izin Tinggal Terbatas/Tetap yang berlaku bagi Wajib Pajak yang dipo-
tong.
Dokumen ini wajib diisi dan dijadikan sebagai dasar Apabila PPh Pasal 26 yang dipotong menggunakan
pemotongan PPh Pasal 26. fasilitas dikenakan tarif sesuai Perjanjian Pengh-
Dokumen ini dapat berupa: indaran Pajak Berganda (P3B) maka diharuskan
- Bukti Pembayaran;
- Surat Pernyataan akan diminta untuk input data dokumen PPh DTP
Untuk menginput dokumen pendukung, klik dan NTPN SSP atas PPh DTP.
tombol
25
POTONG
perhitungan antara jumlah penghasilan bruto dan tarif yang berlaku, sistem akan menghitung secara
4. IDENTITAS PEMOTONG
PAJAK
tong Pajak.
diterbitkan. Pihak penandatangan dapat bertindak sebagai Wajib Pajak/ Wakil Wajib Pajak atau sebagai
Kuasa Wajib Pajak. Apabila dalam hal pihak penandatangan belum ditetapkan, maka harus ditetapkan ter-
Untuk mengakhiri perekaman Bukti Pemotongan PPh Pasal 26, maka harus dilakukan klik checklist per-
setujuan data pembuatan Bukti Pemotongan PPh Pasal 26 telah benar, lengkap dan jelas. Setelah itu pilih
Pemotongan dari format Microsoft Excel. Menu ini tentu saja TANGGAL PEMBUATAN BUKTI
akan sangat berguna bagi perusahaan yang bukti potong POTONG 23/26 MELALUI MENU
23/26 dalam setiap bulan jumlahnya sangat banyak. INPUT BP23/26 SIFATNYA ADALAH
REAL TIME.
Adapun excel untuk impor data bukti pemotongan telah di- ARTINYA PERUSAHAAN TIDAK
tentukan formatnya oleh DJP (link template dapat diunduh DAPAT MEMBUAT BUKTI POTONG
Dalam menu ini juga disediakan keterangan hasil impor data MENU IMPOR EXCEL INI
yang telah dilaksanakan. Untuk mengetahui detail kesalah- MENJADI SALAH SATU SOLUSI
an ketika dilakukan impor data excel, klik pilihan “lihat” pada AGAR TANGGAL BUPOT DAPAT
KEBUTUHAN
Menu ini digunakan untuk memposting bukti pemotongan yang telah direkam menuju ke SPT PPh Pasal
23/26. Dalam melakukan posting bukti pemotongan, terlebih dahulu harus memilih tahun pajak dan masa
pajak yang bukti potongnya telah direkam. Bukti pemotongan yang telah di posting secara otomatis akan
muncul di SPT.
28
menggantikan aplikasi e-SPT Masa PPh 23/26 versi Secara garis besar di dalam menu SPT Masa, ter-
desktop yang masih dipakai hingga saat ini. dapat 2 (dua) sub menu yaitu:
Menu SPT Masa PPh 23/26 secara garis besar men- b. Penyiapan SPT Masa PPh Pasal 23/26
cakup bukti penyetoran atas PPh Pasal 23/26 yang Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya:
Pada sub menu ini, dapat dilihat daftar tagihan yang Kode Jenis pajak (KJS) dalam satu masa.
dengan masa pajak yang dipilih. Sebelum melakukan pembayaran dan perekaman
Daftar tagihan tersebut dibentuk berdasarkan data lebih dahulu mencocokkan dengan tagihan atas
bukti pemotongan yang telah direkam. Sub menu Bukti Pemotongan yang telah dibuat dalam satu
Setiap bukti penyetoran atas PPh Pasal 23/26 harus dua jenis bukti setor yaitu Surat Setoran Pajak (SSP)
(SSP), cukup input data Nomor NTPN dan tahun pajak, ada- DALAM MELAKUKAN
pun data lainnya terkait dengan SSP tersebut secara otoma- PENYETORAN PPH PASAL
input data yang dibutuhkan pada dasarnya hanya nomor SESUAI DENGAN PAJAK YANG
ditemukan oleh sistem maka data pembayaran akan diper- KESALAHAN KJS/KAP
hitungkan sebagai bukti setor dalam SPT Masa PPh 23/26. MENYEBABKAN SPT TIDAK
Tetapi apabila setelah cek data nomor pemindahbukuan ti- DAPAT DIPROSES
tara lain Nomor Bukti Pemindahbukuan, Tahun Pajak, Masa Pajak, Jenis Pajak (MAP), Jenis Setoran, Jumlah
Setor dan tanggal Pemindahbukuan. Jika bukti pemindahbukan (pbk) dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
telah diterima, maka Nomor Pbk bisa diisikan pada kotak isian yang tersedia, lalu klik tombol Cek Pe-
mindahbukan.
Jika data pemindahbukuan Valid, Sistem akan memberikan notifikasi bahwa data pembayaran telah sesuai.
Jika sistem merespon data pembayaran tidak ditemukan, dapat menanyakan kepada Account Represen-
Gambar
GAMBAR
1. CONTOH
23. PENYIAPAN
BUKTI PENERIMAAN
SPT MASA PPH
ELEKTRONIK
PASAL 23/26
(BPE)
Adalah menu yang digunakan untuk melengkapi dan mengirimkan Surat Pemberitahuan(SPT). Apabila
perekaman data penyetoran dengan sub menu perekaman bukti penyetoran sudah dilaksanakan, langkah
Perintah Lengkapi pada kolom aksi bertujuan untuk Apabila Daftar bukti penyetoran dan penandatan-
melakukan posting Bukti Penyetoran dan merekam gan telah sesuai, maka simpan form tersebut.
phrasenya.
31
4. Menu Pengaturan
Secara garis besar di dalam menu Pengaturan terdapat 2 (dua) sub menu yaitu:
4.1 Unggah
Dokumen Pendukung
Menu ini digunakan untuk mengunggah dokumen harus diunggah ke sistem ebupot. Hasil pemindaian
SKD dalam format PDF dengan ukuran maksimal dokumen SKD tersebut harus berkualitas baik dan
Jenis Dokumen yang diunggah adalah Surat Ket- Poin yang perlu diperhatikan dalam mengunggah
ran Pajak Berganda (P3B). 1. Negara yang sesuai dengan domisili WP lawan
transaksi
Dokumen ini terkait dengan dokumen referensi 2. Tax Identification Number yang sesuai dengan
saat perekaman Bukti Pemotongan PPh Pasal 26. identitas WP lawan transaksi
Untuk dapat memanfaatkan fasilitas P3B dalam 3. Tanggal pengesahan dokumen SKD
pembuatan Bukti Pemotongan PPh Pasal 26, doku- 4. Periode akhir masa berlaku dokumen SKD
men SKD yang diserahkan dari WP Lawan Transaksi 5. Softcopy dokumen SKD
32
4.2 Penandatangan
Bukti Pemotongan
hak yang berhak melakukan penandatangan Bukti Masukkan NPWP dari kuasa yang ditunjuk dan
Untuk WP Badan: Masukkan NPWP Pengurus penandatangan tersebut aktif/tidak aktif sebagai
5. Menu
Bantuan
Menu yang terakhir adalah menu bantuan yang berisi Frequently Asked Question (FAQ) dan Tutorial.
FAQ yang lebih lengkap dapat dilihat di Bab 5 e-Book ini (Lihat halaman 53)
33
3.
Skema
Impor
34
Sekilas
SKEMA IMPOR EXCEL Impor data Bukti Pemotongan adalah salah satu fasilitas yang dise-
SAAT INI YANG DIGUNAKAN diakan oleh Aplikasi E-Bupot untuk memudahkan user dalam melaku-
ADALAH VERSI R.8 YANG kan input data Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan/atau PPh Pasal 26
TERDIRI DARI 7 (TUJUH) dalam jumlah banyak. Impor data ini harus menggunakan template
SHEETS berbentuk microsoft excel yang sudah disediakan oleh DJP (saat ini
satu (key-in). Selain itu tanggal bukti potong dapat dibuat sesuai
dengan kebutuhan.
File impor data yang bentuk Microsoft Excel tersebut terdiri dari 7
Sheets, dimana 4 sheets pertama wajib diisi terkait data Bukti Pemo- PASTIKAN NAMA
tongan yang akan diimpor. Sedangkan 3 sheets sisanya berisi referensi FILE EXCEL DIUBAH
NPWP USER,
Berikut akan diuraikan secara singkat 4 sheets yang wajib diisi dalam CONTOH:
kaitannya impor data dalam aplikasi e-Bupot. Keempat Sheets terse- 012345678062000.XLS
Sheet Rekap
lainnya.
Sheet 23
Kolom Keterangan
MASA PAJAK masa pajak dibuatnya bukti pemotongan PPh 23, contoh : 12
TAHUN PAJAK tahun pajak dibuatnya bukti pemotongan PPh, 23 contoh : 2020
BER-NPWP? Adalah pertanyaan apakah yang akan dipotong PPh Pasal 23 sudah memiliki
NPWP ataukah belum. Apabila sudah, maka cukup dituliskan dengan “Y” (tanpa
tanda petik). Begitupula sebaliknya, apabila yang akan dipotong belum memiliki
NPWP maka ditulis “N” (tanpa tanda petik).
Kolom ini hanya mengenal karakter “Y” dan “N”, maka apabila kolom tersebut
diisikan karakter selain “Y” dan “N” atau dikosongkan, maka data yang berkaitan
Bukti Pemotongan tersebut gagal untuk diimpor.
NPWP Adalah isian data NPWP 15 digit. NPWP di-input tanpa format dan tanpa tanda
baca. Apabila tidak memiliki NPWP maka kolom NPWP cukup dikosongkan.
Contoh: 012345678062000
NIK Adalah isian Nomor Induk Kependudukan sesuai dengan yang tertera pada Kartu
Tanda Penduduk (KTP). Konsep input sama seperti NPWP, NIK di-input tanpa
menggunakan tanda baca dan tanpa format. Apabila yang dipotong tidak mem-
punyai NPWP, berarti NIK harus di-input.
Contoh : 2207022607890008
NOMOR TELEPON Adalah kolom isian nomor telepon Wajib Pajak yang dibuatkan Bukti Pemotongan
PPh Pasal 23. Contoh : 021-5250208
KODE OBJEK Adalah isian kode objek pajak pada Bukti Pemotongan yang dibuat.
PAJAK Referensi kode objek pajak ada pada sheet Ref daftar kode Bukti Pemoton-
gan.
Contoh : 24-103-01 untuk Royalti
PENGHASILAN Adalah dasar pemotongan PPh pasal 23 yang disesuaikan dengan tarif PPh Pasal
BRUTO 23.
37
Kolom Keterangan
MENDAPAT Adalah pertanyaan apakah Bukti Pemotongan PPh 23 yang dibuat mendapat-
FASILITAS kan fasilitas Surat Keterangan Bebas (SKB) atau fasilitas Ditanggung Pemerintah
(DTP).
Apabila tidak mendapatkan fasilitas maka kolom diisi “N” (tanpa tanda petik), se-
baliknya apabila mendapatkan fasilitas maka kolom diisi “SKB” atau “DTP” ) (tanpa
tanda petik)
NOMOR SKB Adalah isian nomor Surat Keterangan Bebas yang digunakan sebagai fasilitas di
Bukti Pemotongan PPh Pasal 23. Contoh : KET-00001/POTPUT/WPJ.04/KP.11/2020
Ingat Surat Keterangan PP23 Tahun 2018 bukanlah termasuk dalam kategori
ini! (Tetapi dilaporkan dalam SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat (2)
NOMOR ATURAN Adalah isian nomor aturan jika menggunakan fasilitas Ditanggung Pemerintah
DTP pada Bukti Pemotongan PPh Pasal 23. Contoh : PMK No.43/PMK.03/2009
NTPN DTP Adalah isian NTPN apabila menggunakan fasilitas DTP pada Bukti Pemotongan
PPh Pasal 23. Contoh : 4NGG4SUKM4DHAN1S
Sheet 26
Kolom Keterangan
MASA PAJAK masa pajak dibuatnya bukti pemotongan PPh 26, contoh : 12
38
Kolom Keterangan
TAHUN PAJAK tahun pajak dibuatnya bukti pemotongan PPh 26, contoh : 2020
TIN Tax Identification Number (TIN) adalah nomor identitas universal dari Wajib Pajak
Luar Negeri yang dipotong. Contoh : 19860126
NAMA WP Adalah nama Wajib Pajak luar negeri yang terpotong melalui Bukti Pemotongan
TERPOTONG PPh Pasal 26. Contoh : DHANISWARA BERGKAMP
TANGGAL LAHIR Adalah tanggal lahir Wajib Pajak luar negeri yang terpotong melalui Bukti Pemo-
WP TERPOTONG tongan PPh Pasal 26 dengan format dd/mm/yyyy
contoh : 26/01/1986 (untuk tanggal 26 Januari 1986)
ALAMAT WP Adalah alamat tempat tinggal di Indonesia dari Wajib Pajak terpotong melalui
TERPOTONG bukti Pemotongan PPh Pasal 26.
Contoh : Jl. MI Ridwan Rais No.5A-7, Gambir, Jakarta Pusat
NOMOR PASPOR Adalah nomor Paspor Wajib Pajak terpotong melalui Bukti Pemotongan PPh Pas-
WP TERPOTONG al 26. Contoh: F1ZR150
NOMOR KITAS Adalah nomor Kartu Identitas Sementara Wajib Pajak terpotong melalui Bukti
WP TERPOTONG Pemotongan PPh Pasal 26. Contoh: YM1X135
KODE NEGARA Adalah isian Kode Negara dari Wajib Pajak terpotong. Referensi Kode Negara telah
disediakan pada sheet “Ref Daftar Kode Negara”.
PENGHASILAN Adalah dasar pemotongan transaksi yang akan dikenakan pemotongan PPh Pasal
BRUTO 26
MENDAPAT FASIL- Adalah pertanyaan apakah Bukti Pemotongan PPh 26 yang dibuat mendapat-
ITAS kan fasilitas Surat Keterangan Bebas (SKB) atau fasilitas Ditanggung Pemerintah
(DTP).
Apabila tidak mendapatkan fasilitas maka kolom diisi “N” (tanpa tanda petik), se-
baliknya apabila mendapatkan fasilitas maka kolom diisi “SKB” atau “DTP” ) (tanpa
tanda petik)
39
Kolom Keterangan
NOMOR ATURAN Adalah isian nomor aturan jika menggunakan fasilitas Ditanggung Pemerintah
DTP pada Bukti Pemotongan PPh Pasal 26 Contoh : PMK No.43/PMK.03/2009
NTPN DTP Adalah isian NTPN apabila menggunakan fasilitas DTP pada Bukti Pemotongan
PPh Pasal 26. Contoh : 4NGG4SUKM4DHAN1S
Kolom Keterangan
NO Kolom ini menunjukkan nomor baris pada sheet 23 atau 26 terkait dengan detail
data Bukti Pemotongan yang dibuat.
JENIS PAJAK Hanya diisi dengan pilihan 23 atau 26, pilihan tersebut nantinya akan merujuk
pada sheet 23 atau 26.
JENIS DOKUMEN Adalah dokumen sebagai dasar pemotongan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23
dan/ atau Pasal 26. Kolom Jenis Dokumen diisi dengan kode dokumen dasar
pemotongan Bukti Pemotongan. Untuk menyesuaikan jenis dokumen dan kode
dokumen bisa dilihat pada sheet “Ref Jenis Dokumen Referensi”.
40
Kolom Keterangan
NOMOR Adalah nomor dokumen yang dijadikan sebagai dasar pemotongan Bukti Pemo-
DOKUMEN tongan.
TANGGAL Adalah Tanggal dibuatnya dokumen sebagai basar pemotongan Bukti Pemoton-
DOKUMEN gan.
Sheet Referensi
Sheet referensi terdiri dari : Pastikan Kode Bukti Potong, Kode Negara pada
1. Sheet Ref Daftar Kode Bukti Potong; sheet 23 atau sheet 26 mengacu pada Sheet Refe-
Ketiga sheet ini tidak perlu diubah atau dihapus. skema impor akan gagal diupload ke aplikasi e-Bu-
Cara Impor
10
11
2
12
13
JIka seluruh sheet Excel Skema Impor R.8 telah diisi dengan benar dan lengkap, selanjutnya adalah
mengupload file tersebut ke menu BUKTI PEMOTONGAN [1] --> iMPOR EXCEL [2] sehingga muncul
Lanjutkan menekan menu PILIH FILE [3] lalu pilih file skema Impor R8 yang dikehendaki dan tekan tombol
SIMPAN.
42
Setelah file berhasil di impor, lakukan pengecekan Dalam hal pada Daftar Dokumen muncul pesan
di Daftar dokumen terhadap semua rincian bukti error, perhatikan status dan keterangan upload
potong yang diimpor. Pastikan Status proses impor yang muncul. Lakukan perbaikan dengan
GAMBAR 36. CONTOH TAMPILAN ERROR PADA SAAT UPLOAD SKEMA IMPOR R.8
43
4.
Steps
from Zero
44
Alur
Secara garis besar, alur penggunakan aplikasi e-bupot dapat diurutkan sebagai berikut:
LOGIN
STEP
01
DJP ONLINE
Login ke laman https://djponline.pajak.go.id
SET PENANDATANGAN
STEP
02
Lakukan register penandatangan Bukti
Potong di menu Pengaturan --> Penanda
tangan
03
Pembuatan Bukti potong dapat dilakukan
online melalui aplikasi (key-in) atau menggu-
nakan skema impor excel
alur penggunaan
POSTING KE SPT
STEP
04
Setelah semua bukti potong dibuat, lakukan
posting agar data masuk ke SPT
05
Lakukan perekaman bukti penyetoran baik
melalui pembayaran SSP atau pemindah-
bukuan
PENYIAPAN SPT
STEP
06
Setelah bukti penyetoran diisi dan data
dipastikan benar, set penandatangan SPT
KIRIM SPT
STEP
07
Lakukan pengiriman SPT dengan memasukan
sertifikat elektronik terlebih dahulu
(= sertifikat e-faktur)
45
Simulasi
UNTUK MENINGKATKAN PT. Angga Membara merupakan Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar
PEMAHAMAN ATAS ALUR di KPP Madya Jakarta Selatan I yang bergerak dibidang Konsultan
APLIKASI E-BUPOT DENGAN Alamat : Jl. M.I. Ridwan Rais No.5A-7, Gambir, Jakarta Pusat
ASD555/I/2020.
Serikat (TIN: FB-1999-US) dengan nilai bruto Rp2 Milyar. Facebook, Inc
Step 1
(https://djponline.pajak.go.id)
yang muncul 4
LOGIN [4]
46
Step 2
Selanjutnya akan
muncul tampilan
Dashboard seperti di
samping ini.
5
Untuk membuka
aplikasi e-bupot,
[5]
Step 3
Berikutnya pilih
menu
PRA PELAPORAN
6
[6] ---> Lalu klik
Step 4
8
Langkah awal adalah
meregister nama 9
penandatangan Bukti
masuk ke menu :
PENANDATANGAN [9]
47
Step 5
Isikan :
PRIBADI penandatangan 10
bukti potong [10]
Penandatangan [12]
13
- Lalu klik tombol SIMPAN
[13]
Step 6 14
Selanjutnya untuk 15
menu:
11
BUKTI PEMOTONGAN [14]
12
--> PASAL 23 [15] ---->
INPUT BP 23 [16]
13
Step 7
17 18
Pada menu Identitas Wajib 14
19
Pajak yang dipotong, isikan
20
- TAHUN PAJAK [17] 15
TRANSAKSI [19]
11
(Jika tidak punya NPWP,
12
maka Wajib isi NIK)
Step 8
Selanjutnya masukkan
dasar pemotongan, 21
dengan cara klik
Dokumen ---> tombol
TAMBAH [21]
Step 9
- TANGGAL DOKUMEN 24
TRANSAKSI [24]
Step 10
Lanjutkan dengan
Jika WP Lawan memiliki SKB, Silakan isikan Nomor SKB di kolom yang telah disediakan. Atau jika WP
Lawan mendapatkan fasilitas DTP, masukan nomor Peraturan atas DTP tersebut.
Business Brochure Templ ate 49
Step 11
Lanjutkan ke menu
27
Pajak Penghasilan Yang
21 28
Dipotong, dengan mengisi:
- JUMLAH PENGHASILAN
BRUTO [28]
otomatis
Step 12
Pada menu Identitas
- NAMA PENANDA-
24
TANGAN [30]
31
- CEKLIST PERNYATAAN
SIMPAN [32]
Step 13
Step 14 34
INPUT BP 26 [36]
Step 15
- NEGARA WP LAWAN
[42]
Step 16
42
Selanjutnya masukkan
Dokumen Referensi,
TAMBAH [42]
51
Step 17
dengan detail:
43
- NAMA DOKUMEN [43]
44
- NOMOR DOKUMEN [44]
- TANGGAL DOKUMEN 45
TRANSAKSI [45]
Step 18
Setelah dokumen referensi
Lanjutkan dengan
Jika WP Lawan memiliki SKD, Silakan isikan Nomor SKD di kolom yang telah disediakan. Atau jika WP
Lawan mendapatkan fasilitas DTP, masukan nomor Peraturan atas DTP tersebut.
Step 19
Penghasilan Yang 49
Dipotong, isikan
50
- KODE OBJEK PAJAK [48]
- JUMLAH PENGHASILAN
BRUTO [49]
- TARIF % [50]
52
Step 20
- NAMA PENANDA- 24
TANGAN [52]
53
- CEKLIST PERNYATAAN
SIMPAN [54]
Step 21
Step 22
56
Jika seluruh transaksi di
Pasal 23/26
Langkahnya adalah dengan memilih menu BUKTI PEMOTONGAN [56] --> POSTING SPT [57]
53
Step 23
potong, pilih: 58 59 60
- TAHUN PAJAK [58]
- MASA PAJAK [59]
muncul.
Step 24
melakukan perekaman
bukti penyetoran.
Langkahnya adalah
dengan cara :
Pilih menu SPT MASA PPH [63] --> PEREKAMAN BUKTI PENYETORAN [64]
54
Step 25
Di dalam menu
input Bukti
Penyetoran, akan
muncul tampilan
Klik tombol BUAT KODE BILLING [65] untuk membuat kode billing, atau bisa juga membuat kode billing
tersendiri di sse2.pajak.go.id (yang terpenting pastikan Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setor sesuai)
WARNING: KESALAHAN PEMILIHAN KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETOR AKAN
BERDAMPAK KEGAGALAN PENGIRIMAN SPT MASA PPH PASAL 23/26.
Step 26
Jika pembayaran
66
telah dilakukan di
Bank Persepsi/Pos,
langkah berikutnya
adalah merekam
Bukti Penyetoran
Step 27
Isi detil pembayaran dengan memilih:
- SSP/PEMINDAHBUKUAN [67] 67
- NOMOR BUKTI PENYETORAN [68]
68
- TAHUN PAJAK [69]
69
Step 28
penyetoran berhasil
direkam, pastikan di
summary pembayaran 71
tidak ada selisih nilai
Step 29 72
Langkah berikutnya
23/26 [73]
Step 30
LENGKAPI [74]
74
Perintah lengkapi pada kolom aksi bertujuan untuk melakukan posting Bukti Penyetoran dan merekam
Step 31
Langkah berikutnya
adalah memastikan
kebenaran :
- IDENTITAS SPT
- DAFTAR BUKTI
75
PENYETORAN
- PENANDATANGAN 76
77
Pada menu penandatangan :
pilih pihak yang bertindak sebagai penandatangan , apakah WAJIB PAJAK/WAKIL WAJIB PAJAK ATAU
KUASA [75] Kemudian Pilih NAMA PEJABAT PENANDATANGAN [76] [76] Lalu Klik Tombol SIMPAN
[77]
Step 32
Selanjutnya adalah
melakukan pengiriman
78
Step 33 79 80 81
Langkah selanjutnya
adalah memastikan
dengan perhitungan
yaitu:
82
Step 34
klik OK [85] 85
Jika pengiriman berhasil, maka SPT yang dikirim akan muncul di dashboard dengan status TERKIRIM.
Bukti Penerimaan Elektronik akan dikirimkan melalui email yang terdaftar di djponline.
SELESAI
58
5.
F.A.Q
e-Bupot
59
A: 1. Memberikan kemudahan dan pelayanan kepada Wajib Pajak yaitu dengan pelaporan SPT
Elektronik yang bersifat fully electronic, dimana pembuatan Bukti Pemotongan, pembuatan
SPT Masa dan pelaporan SPT Masa tersebut dilakukan secara online melalui laman DJPOn-
line pada channel e-Bupot. Selain itu, Wajib Pajak tidak perlu membuat/mengisi SPT Masa
PPh pasal 23 (induk dan lampirannya) karena sudah dibuat secara system.
2. Perubahan bentuk dan isi formulir Bukti Pemotongan dan SPT Masa PPh Pasal 23 dan/atau
Pasal 26 dalam rangka perbaikan sistem administrasi di DJP maupun WP Pemotong.
Q: Bagaimana jika terjadi lebih potong dalam Bukti Pemotongan akibat adanya pembetulan Bukti
Pemotongan?
A: Apabila Bukti Pemotongan belum dilaporkan dalam SPT Masa, maka dapat dilakukan perbaikan
(edit) atas Bukti Pemotongan tersebut dengan cara membetulkan nilai penghasilan bruto/pajak
yang terutang.
Apabila Bukti Pemotongan sudah dilaporkan dalam SPT Masa, maka Pemotong Pajak wajib
membuat Bukti Pemotongan pembetulan dengan mencantumkan nilai penghasilan bruto/pa-
jak yang sebenarnya terutang. Bukti Pemotongan Pembetulan tersebut kemudian dilaporkan
dalam SPT Masa Pembetulan.
Atas pajak yang lebih dipotong tersebut dapat diajukan permohonan pengembalian atas kelebi-
han pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang sebagaimana diatur dalam PMK Nomor
187/PMK.03/2015.
A: Pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan Pasal 26 harus menggunakan mata uang rupi-
ah.
Dalam hal transaksi WP menggunakan mata uang asing, nilai transaksi tersebut harus di kon-
versi ke mata uang Rupiah sesuai dengan kurs KMK yang berlaku.
Q: Bagaimana jika orang pribadi sebagai Pihak yang Dipotong tidak memiliki NPWP?
A: Jika pihak yang dipotong tidak memiliki NPWP, maka dapat menunjukkan Nomor Induk Kepen-
dudukan (NIK) dan tetap dikenakan tarif 100% lebih tinggi dibandingkan tarif yang berlaku.
Dalam hal WP Pemotong menggunakan e-Bupot, atas NIK tersebut akan divalidasi oleh sistem.
Apabila NIK tersebut tidak dikenal/tidak dapat divalidasi oleh sistem, maka Bukti Pemotongan
tidak dapat dibuat.
60
A: Sebagaimana dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) dinyatakan
bahwa apabila WP Pemotong melakukan transaksi dengan pihak yang dipotong yang tidak
memiliki NPWP, maka tarif pemotongan menjadi 100% lebih tinggi daripada tarif yang berlaku.
Akan tetapi, bagi WP Badan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) UU PPh, maka WP
Badan sejak saat didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia, telah memenuhi syarat sub-
jektif. Dan apabila WP Badan tersebut melakukan transaksi dengan pihak lain yang dikenakan
PPh (Pajak Penghasilan), maka telah memenuhi syarat objektif.
Atas kedua hal tersebut, seharusnya setiap WP Badan yang telah beroperasi/bertransaksi, kare-
na sudah memenuhi syarat subyektif dan obyektif sehingga sudah seharusnya memiliki NPWP.
Q: Bagaimana jika terdapat Wajib Pajak yang belum ditetapkan melalui Kepdirjen sebagai penggu-
na Aplikasi e-Bupot, namun ingin ikut serta menggunakan Aplikasi e-Bupot?
A: Aplikasi e-Bupot PPh 23/26 ini sedang diimplementasikan secara bertahap. Namun apabila
terdapat Wajib Pajak yang sangat ingin menjadi Wajib Pajak pengguna Aplikasi e-Bupot, maka
Wajib Pajak dapat menyiapkan hal sebagai berikut:
1. Pastikan telah memiliki sertifikat elektronik (sertifikat elektronik yang sama dengan yang
dipakai pada Aplikasi e- Faktur PPN);
2. Pastikan telah terdaftar juga di DJPOnline;
3. Mengirimkan surat permintaan menjadi pengguna Aplikasi e-Bupot PPh 23/26 yang ditu-
jukan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dengan tembusan ke Direktorat Transformasi
Proses Bisnis.
Q: Perusahaan yang terdaftar sebagai pengguna e-Bupot 23/26 adalah Kantor Pusat. Apakah bisa
melakukan pembuatan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan Pasal 26 juga atas transaksi yang
dilakukan oleh Kantor Cabang?
A: Satu akun Aplikasi e-Bupot 23/26 hanya berlaku untuk satu NPWP. Kantor Pusat dan Kantor
Cabang memiliki NPWP yang berbeda. Sehingga dalam hal Kantor Pusat sebagai pengguna
e-Bupot, maka pembuatan Bukti Pemotongan melalui Aplikasi e-Bupot hanya atas transaksi
yang dilakukan oleh Kantor Pusat. Dan sebaliknya, apabila Kantor Cabang yang terdaftar se-
bagai pengguna Aplikasi e-Bupot, maka pembuatan Bukti Pemotongan melalui Aplikasi e-Bu-
pot hanya atas transaksi di Kantor Cabang.
61
A: Bukti Pemotongan yang dihasilkan oleh Aplikasi e-Bupot akan mendapatkan nomor Bukti
Pemotongan secara otomatis setelah berhasil divalidasi oleh sistem.
A: Wajib Pajak menonaktifkan kewenangannya pengurus lama sebagai penandatangan SPT dan
Bukti Pemotongan dan menambahkan data penandatangan dan mengaktifkan nama pengu-
rus yang baru tersebut sebagai pihak penandatangan Bukti Pemotongan dan SPT Masa PPh
Pasal 23 dan/atau Pasal 26.
Q: Untuk pembuatan PPh Pasal 26, mana saja yang wajib diisi pada kolom identitas pihak yang
dipotong?
A: Untuk pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 26 bagi WPLN berstatus Badan, maka wajib
mengisi identitas:
1. Nama pihak yang dipotong
2. Tax Identification Number (TIN)
3. Alamat pihak yang dipotong
4.
Untuk pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 26 bagi WPLN berstatus Orang Pribadi, maka
wajib mengisi identitas:
5. Nama pihak yang dipotong
6. Tax Identification Number (TIN)
7. Alamat pihak yang dipotong
8. Tanggal lahir pihak yang dipotong
62
Q: Bagaimana apabila NIK yang telah di-input tidak dapat tervalidasi? Apa penyebab hal tersebut?
A: Salah satu penyebab utama apabila NIK tidak dapat tervalidasi ialah data NIK belum ada di data-
base Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.
A: Dokumen referensi tersebut terdiri dari data identitas dokumen, nomor dokumen, dan tanggal
dokumen.
Kolom ini wajib diisi oleh Pemotong Pajak melalui key in atau impor data dalam bentuk .xls.
A: SKB yang di-input di Aplikasi e-Bupot akan divalidasi dengan database SKB di DJP. Beberapa
penyebab SKB tidak dapat divalidasi, antara lain:
1. ketersediaan jaringan internet di Wajib Pajak maupun di server Aplikasi e-Bupot;
2. kesalahan penulisan nomor SKB di Aplikasi, baik berupa huruf atau tanda baca lainnya;
3. belum dilakukan konversi oleh KPP penerbit SKB, dalam hal SKB diterbitkan secara manual;
4. kesalahan pengisian data SKB oleh perekam SKB (kesalahan dapat berupa tanggal berlaku
atau isian lainnya).
Q: Apabila Wajib Pajak telah melakukan pembatalan Bukti Pemotongan, apakah nomor Bukti
Pemotongan dapat digunakan kembali?
A: Bukti Pemotongan yang telah dibuat dan akhirnya dihapus (sebelum menyampaikan SPT) atau-
pun dibatalkan (setelah
menyampaikan SPT), maka nomor Bukti Pemotongan tersebut tidak dapat dipakai kembali.
Q: Bagaimana cara memperoleh data dan status Bukti Pemotongan melalui QR Code tersebut?
A: Wajib Pajak melakukan scanning pada QR Code tersebut pada aplikasi QR Code reader.
Wajib Pajak memasukkan kode verifikasi untuk dapat menampilkan data dan status Bukti Pem-
otongan.
Bagi para pengguna handphone, Aplikasi QR Code tersedia di Play Store atau AppStore.
63
Q: Identitas lain apa yang dapat digunakan sebagai pengganti Tax ID Number bagi WP Expatriate?
A: Bagi pihak yang dipotong merupakan Subjek Pajak Luar Negeri, maka apabila tidak memiliki
Tax ID Number, maka dapat menggunakan identitas lain yang dipersamakan yang berlaku di
negara tersebut.
Q: Bagi WP yang ditunjuk melalui Kepdirjen sebagai pengguna Aplikasi e-Bupot, apakah boleh
melaporkan SPT Masa PPh Pasal 23/26 dengan csv melalui e-SPT ?
A: Untuk WP yang sudah menggunakan e-Bupot, maka pelaporan SPT Masa 23/26 harus dilaku-
kan melalui e-Bupot.
Apabila WP melaporkan SPT selain melalui Aplikasi e-Bupot, maka SPT dianggap tidak dis-
ampaikan. Pelaporan menggunakan e-SPT/formulir SPT kertas sebelum berlakunya PER-04/
PJ/2017 dapat dilakukan untuk melaporkan SPT Masa PPh 23/26 pada masa pajak sebelum WP
tersebut mulai menggunakan web e-Bupot.
Q: Apakah sertifikat elektronik yang digunakan di Aplikasi e-Bupot PPh 23/26 sama dengan serti-
fikat elektronik yang digunakan pada e-Faktur PPN?
A: Sertifikat elektronik yang digunakan pada Aplikasi e-Bupot PPh 23/26 sama dengan sertifikat
elektronik yang digunakan pada Aplikasi e-Faktur.
Q: Apakah Wajib Pajak dapat mencetak SPT Masa PPh 23/26 melalui Aplikasi e-Bupot?
A: Aplikasi e-Bupot PPh 23/26 tidak menyediakan fitur pencetakan formulir SPT Masa PPh Pasal
23/26.
Apabila Wajib Pajak ingin mengetahui informasi rincian data SPT Masa PPh 23/26, maka Wajib
Pajak dapat menggunakan fungsi print screen pada komputer/laptop.
Q: Apa yang harus dilakukan Wajib Pajak saat bertransaksi dengan pihak yang dipotong yang
merupakan Wajib Pajak PP Nomor 23 Tahun 2018, sedangkan atas objek pajak tersebut masuk
ke dalam PPh Pasal 23?
A: Bagi Pemotong yang bertransaksi dengan WP yang masuk ke PP Nomor 23 Tahun 2018 maka
atas transaksi dan objek pajak tersebut masuk ke pemotongan atas PPh Final Pasal 4 ayat (2)
dan dilaporkan di SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2).
Jadi tidak ada kewajiban pemotongan dan pembuatan Bukti Pemotongan pada PPh Pasal 23.
6.
Trouble
Shoot
65
Case1
“Error Data Pembayaran Pajak Tidak Sesuai”
Error ini biasanya disebabkan oleh Kode Akun Pajak (KAP) dan/atau Kode Jenis Setor (KJS) Pajak yang
terutang, tidak sama dengan KAP/KJS yang dibayarkan.
18
Dari contoh kasus di atas, diketahui bahwa PPh Pasal 23 terutang sebesar Rp143.912.246, dengan Kode
Jenis Pajak 411124 dan Kode Jenis Setor 104. Namun Wajib Pajak menyetor dengan Kode Jenis Setor 100.
SOLUSI:
Ajukan permohonan pemindahbukuan terlebih dahulu ke Kantor Pelayanan Pajak terdaftar dengan
menggunakan format permohonan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/
PMK.03/2014 (atau klik di sini) dengan dilengkapi asli SSP/Bukti Penerimaan Negara.
66
Meskipun sudah dipastikan bahwa Kode Akun Pajak, Kode Jenis Setor, dan nilai PPh terutang telah se-
suai dengan yang dibayarkan (Lihat Case 1), terkadang muncul selisih data pembayaran pada summary
pembayaran seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini:
SOLUSI:
Masuk ke menu SPT Masa PPh [1] --> Penyiapan SPT Psl 23/26 [2]--> Klik Aksi Lengkap [3].
Ditemukan”
Pastikan Daftar Bukti Penyetoran baik PPh Pasal 23/PPh Pasal 26, muncul Keterangan : Sudah masuk SPT.
Jika Keterangan yang muncul adalah : “Belum Posting”, Klik Tombol Simpan [6] di bagian bawah Halaman
Case3
“Data SKD Tidak Ditemukan”
SOLUSI:
Wajib Pajak harus menguji validitas data SKD yang disampaikan oleh lawan transaksi, dengan cara melaku-
Tidak bisa login, muncul error Pastikan koneksi internet dalam kondisi stabil atau silakan coba
“bad gateway” tekan tombol Ctrl+Shift+R dan silahkan login kembali dengan user
dan password yang benar
Tidak bisa login, muncul error Pastikan username dan password yang anda masukan benar
"bad credential"
Tidak bisa login, muncul error Masalah ini muncul karena aplikasi e-bupot sedang dibuka oleh
“sesi user belum habis/sedang pengguna lain atau sesi belum habis tapi browser sudah di tutup.
login” Pastikan tidak ada user yang sedang membuka, atau bersihkan
riwayat penelusuran browser (clear cache).
Tidak bisa login, muncul error Pastikan kode keamanan (captcha) telah sesuai
“kode verifikasi salah”
“ERRMF0001:Wajib Pajak bersta- Cek kembali NPWP lawan transaksi karena NPWP yang di input
tus DE” sudah tidak aktif. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubun-
gi Kantor Pelayanan Pajak atau Kring Pajak 1500200.
“ERRV0002: Tanggal pemoton- Cek kembali isian bulan pada tanggal bupot, tidak sesuai dengan
gan tidak sesuai masa-tahun masa pajak SPT
pajak”
“ERRV0003:Tag tertentu yang Cek kembali isian formulir Bupot. Ada data yang belum diisi
required pada XML tidak diisi”
“ERRV0004: NPWP Pemotong NPWP Lawan Transaksi tidak boleh sama dengan NPWP Pemo-
sama dengan NPWP penerima tong. Silakan cek kembali
penghasilan”
“ERRV0005: 9 digit awal NPWP 9 digit awal NPWP lawan transaksi tidak boleh 0. Harap pastikan
tidak boleh 000000000” kembali.
“ERRV0007: NIK tidak boleh NIK tidak boleh 0. Silakan cek kembali
0000000000000000”
“ERRV0008: NIK tidak 16 digit” NIK kurang/lebih dari 16 digit. Silakan cek kembali
“ERRV0009: NIK mengandung NIK tidak boleh mengandung huruf. Silakan cek kembali
huruf”
“ERRV0010: Digit pertama NIK NIK digit pertama tidak boleh nol. Silakan cek kembali
tidak boleh 0”
“ERRV0011: 4 digit terakhir NIK NIK 4 digit terakhir tidak boleh 0000. Silakan cek kembali
tidak boleh 0000”
“ERRV0013: Jumlah Bruto harus Nilai bruto penghasilan tidak boleh diisi 0. Silakan cek kembali
lebih dari 0”
“ERRV0020: Tag <KiraNetto> Nilai perkiraan neto bupot PPh 26 tidak valid. Silakan cek kembali
tidak valid”
“ERRV0021: Tag <TarifSkd> harus Tarif PPh 26 sesuai SKD/P3B harus lebih besar dari nol. Silakan cek
lebih besar dari NOL” kembali
“ERRV0022: Jika ingin menggu- NPWP pada bupot dengan keterangan SKB/DTP, harus diisi. Si-
nakan SKB/DTP, wajib ber-NP- lakan cek kembali
WP”
“ERRRF0004: Status SKB ditolak Cek kembali nomor SKB yang diinput. Jika masih muncul error,
oleh KPP” hubungi Kantor Pelayanan Pajak penerbit SKB.
“ERRRF0005: Tanggal pemoton- Tanggal SKB tidak valid/diluar masa pemanfaatan SKB/SKD.
gan diluar masa pemanfaatan
SKB/SKD”
error “ERRBP0001: Bukti Po- Bukti Potong sudah pernah dibetulkan oleh Bukti Potong Pem-
tong sudah pernah dibetulkan betulan, sehingga tidak bisa dilakukan pembetulan/pembatalan/
oleh Bukti Potong Pembetulan, hapus. Silakan cek kembali
sehingga tidak bisa dilakukan
pembetulan/pembatalan/hapus”
71
“ERRBP0002: Bukti Potong su- Bukti Potong sudah dibatalkan, sehingga tidak dapat dilakukan
dah dibatalkan, sehingga tidak pembetulan/pembatalan/hapus. Harap cek kembali
dapat dilakukan pembetulan/
pembatalan/hapus”
“ERRBP003: Bukti Potong sudah Bukti Potong sudah dihapus, sehingga tidak dapat dilakukan
dihapus, sehingga tidak dapat pembetulan/pembatalan/hapus. Harap cek kembali.
dilakukan pembetulan/pembata-
lan/hapus”
“ERRMF0001:Wajib Pajak bersta- Cek kembali NPWP lawan transaksi karena NPWP yang di input
tus DE” sudah tidak aktif. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubun-
gi Kantor Pelayanan Pajak.
“ERRV0002: Tanggal pemoton- Cek kembali isian bulan pada tanggal bupot, tidak sesuai dengan
gan tidak sesuai masa-tahun masa pajak SPT
pajak”
“ERRV0003:Tag tertentu yang Cek kembali isian formulir Bupot. Ada data yang belum diisi
required pada XML tidak diisi”
“ERRV0004: NPWP Pemotong NPWP Lawan Transaksi tidak boleh sama dengan NPWP Pemo-
sama dengan NPWP penerima tong. Silakan cek kembali
penghasilan”
“ERRV0005: 9 digit awal NPWP 9 digit awal NPWP lawan transaksi tidak boleh 0. Harap cek kem-
tidak boleh 000000000” bali.
“ERRV0007: NIK tidak boleh NIK tidak boleh 0. Harap cek kembali
0000000000000000”
“ERRV0008: NIK tidak 16 digit” NIK kurang/lebih dari 16 digit. Harap cek kembali
“ERRV0009: NIK mengandung NIK tidak boleh mengandung huruf. Harap cek kembali
huruf”
72
“ERRV0010: Digit pertama NIK NIK digit pertama tidak boleh nol. Harap cek kembali.
tidak boleh 0”
“ERRV0011: 4 digit terakhir NIK NIK 4 digit terakhir tidak boleh 0000. Harap cek kembali.
tidak boleh 0000”
“ERRV0013: Jumlah Bruto harus Nilai penghasilan bruto tidak boleh diisi 0. Harap cek kembali.
lebih dari 0”
“ERRV0020: Tag <KiraNetto> Nilai perkiraan neto bupot PPh 26 tidak valid. Harap cek kembali.
tidak valid”
“ERRV0021: Tag <TarifSkd> harus Tarif PPh 26 sesuai SKD harus lebih besar dari nol. Harap cek kem-
lebih besar dari NOL” bali.
“ERRV0022: Jika ingin menggu- NPWP pada bupot dengan keterangan SKB/DTP, harus diisi. Harap
nakan SKB/DTP, wajib ber-NP- cek kembali.
WP”
“ERRRF0002: Kode Objek Pajak Kode objek pajak tidak sesuai dengan jenis pajak. Harap cek kem-
tidak sesuai dengan Jenis Pajak” bali.
“ERRRF0004: Status SKB ditolak Cek kembali nomor SKB yang diinput. Jika masih error, silakan
oleh KPP” hubungi Kantor Pelayanan Pajak penerbit SKB.
“ERRRF0005: Tanggal pemoton- Cek tanggal SKB tidak valid/diluar masa pemanfaatan SKB/SKD
gan diluar masa pemanfaatan
SKB/SKD”
“MAP-KJS kurang setor” Cek kembali daftar SSP yang diinput apakah kurang dari nilai PPh
terutang yang dipotong? jika sudah sesuai lihat case 1 dan case 2
(halaman 60 dan 61)
73
Appendix
Appendix (Scan atau Klik Barcode untuk mengunduh file)
Link Descriptions
Pelaporan e-Bupot
Berisi video yang menjelaskan secara singkat langkah-langkah dalam
melakukan pelaporan SPT Masa PPh Pasal 23/26 melalui aplikasi e-Bu-
pot
74
Disclaimer:
e-Book ini disusun dengan bersumber pada peraturan yang berlaku pada saat tulisan ini dibuat.
Apabila terdapat kekeliruan, mohon agar menghubungi penulis agar dapat dilakukan perbaikan
sebagaimana mestinya.