Anda di halaman 1dari 75

Kementerian Keuangan Republik Indonesia

Direktorat Jenderal Pajak


Kantor Wilayah DJP Jakarta Selatan I
Kantor Pelayanan Pajak Madya Jakarta Selatan I
2 StockInDesign: The L AB of InDesign Templ ates

SAMPURASUN

hayu urang
neangan luang
ti papada urang
- dhaniswara © 2020-
3

Preface
Menilik data APBN tahun 2020, besaran target penerimaan pajak telah

ditetapkan nilainya sebesar Rp 1.642,6 triliun. Angka ini seolah menasbihkan

peran penting pajak dalam pembangunan nasional yang porsinya hampir

80% dari penerimaan negara.

Koheren dengan kebutuhan pembangunan yang terus meningkat, target

penerimaan pajak pun dipatok tumbuh 23% dari realisasi tahun 2019.

Hal ini tentu saja menjadi tantangan bagi Otoritas Pajak Nasional dalam

mengumpulkan penerimaan Pajak agar roda pembangunan dapat terus

berputar.

Keberhasilan pencapaian penerimaan tersebut tentu tak lepas dari peran serta para pemotong Pajak selaku

kepanjangan tangan Direktorat Jenderal Pajak (DJP). Sebagai wujud dukungan bagi para pemotong pajak

dalam menjalankan kewajiban pemotongan, khususnya Pajak Penghasilan Pasal 23 dan/atau Pasal 26,

DJP telah meluncurkan aplikasi elektronik berbasis web sebagai pengejawantahan Peraturan Dirjen Pajak

Nomor PER-4/PJ/2017. Aplikasi tersebut dinamakan aplikasi elektronik bukti potong (e-bupot) PPh Pasal

23/26.

Kehadiran aplikasi e-bupot diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi Wajib Pajak untuk membuat

dan melaporkan SPT Masa PPh Pasal 23/26 dengan baik serta dapat memberikan kepastian hukum terkait

status dan keandalan atas bukti pemotongannya.

Kami memahami sebagai sebuah aplikasi yang baru diluncurkan, beberapa Wajib Pajak membutuhkan

guide/panduan dalam menjalankan aplikasi e-bupot agar dapat diterapkan secara optimal. Oleh karena itu,

kami meluncurkan buku singkat ini yang berjudul “30 menit paham e-bupot.“

Buku ini merupakan hasil inovasi pegawai kami yaitu Sdr. Angga Sukma Dhaniswara selaku Account

Representative Waskon I KPP Madya Jakarta Selatan I. Untuk itu, tentu tak lupa kami berikan apresiasi

atas penyusunan buku ini sehingga dapat menjadi panduan bagi Wajib Pajak dalam memahami aplikasi

e-bupot.

Akhir kata, Semoga buku ini dapat bermanfaat. “Pajak Kuat, Indonesia Maju.”

STEVANUS HERDI PARDAMAIAN ARUAN

Kepala KPP Madya Jakarta Selatan I


4

CONTENTS
5
Pengertian
Sekilas
tentang
6
9 Pengenalan
Menu
Log In Awal 10
Siapa Wajib e-Bupot? 7 Dashboard Menu 12
Tahapan Implementasi 8 Menu Bukti Pemotongan 15

Manfaat e-Bupot 8 Menu SPT Masa 28


Menu Pengaturan 31

33
Menu Bantuan 32
Skema

43
Impor
Steps
Sekilas 34 from Zero
Sheet Rekap 35
Sheet 23 35 Alur Proses 44
Simulasi Kasus 45
Sheet 26 37

64
Sheet Dasar Pemotongan 39
Sheet Referensi 40 Trouble
Cara Impor 41
shoot

58 F.A.Q Solusi Permasalahan 65


Appendix 73
e-Bupot
Frequently Ask Question 59

Buku ini disusun untuk membantu para Wajib Pajak dalam memahami aplikasi e-Bupot dan memberikan

gambaran mengenai alur pembuatan Bukti Potong sampai ke proses Penyampaian SPT Masa PPh Pasal

23/26. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan buku ini masih banyak terdapat kekurangan, untuk itu

kritik dan saran dapat dikirimkan melalui melalui email : angga.dhaniswara@pajak.go.id

Semoga bermanfaat (asd)


5

1.
Sekilas
tentang
6

Sekilas

eb

B
APLIKASI EBUPOT ADALAH ukti pemotongan (Bupot) PPh Pasal 23/26 adalah formulir

PERANGKAT LUNAK YANG atau dokumen lain yang dipersamakan yang digunakan oleh

DISEDIAKAN DI LAMAN Pemotong Pajak sebagai bukti pemotongan PPh Pasal 23

DITJEN PAJAK ATAU SALURAN dan/atau Pasal 26 dan pertanggungjawaban atas pemotongan PPh

TERTENTU YANG DITETAPKAN Pasal 23 dan/atau Pasal 26 yang telah dilakukan.

OLEH DIRJEN PAJAK

YANG DAPAT DIGUNAKAN Jika mengacu pada Pasal 3 ayat (3) Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-

UNTUK MEMBUAT BUKTI 04/PJ/2017, bentuk Bupot dibedakan menjadi 2 (dua) jenis, yaitu: (1)

PEMOTONGAN, MEMBUAT DAN Formulir Kertas (hardcopy); dan (2) Dokumen Elektronik.

MELAPORKAN SPT MASA PPH

PASAL 23/26 DALAM BENTUK Untuk memberikan kemudahan, kepastian hukum, dan pelayanan

DOKUMEN ELEKTRONIK. kepada Pemotong Pajak PPh 23/26 dalam melaporkan pemotongan

pajak dalam bentuk elektronik, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) tel-

ah mengembangkan aplikasi berbasis web yang dinamakan Aplikasi

e-Bupot.
7

Pengertian aplikasi e-Bupot sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 ayat 10 PER-04/PJ/2017 adalah perang-

kat lunak yang disediakan di laman milik Direktorat Jenderal Pajak atau saluran tertentu yang ditetapkan

oleh Direktur Jenderal Pajak yang dapat digunakan untuk membuat Bukti Pemotongan, membuat dan

melaporkan SPT Masa PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26 dalam bentuk dokumen elektronik.

Kehadiran aplikasi e-Bupot diharapkan dapat membantu Wajib Pajak dalam membuat bukti pemotongan

elektronik (tanpa perlu tanda tangan basah), menjamin keamanan data (karena tersimpan dalam server

DJP) dan memudahkan proses pelaporan SPT Masa secara online dan real time (karena semua terintegrasi

dalam satu aplikasi).

Siapa wajib e-Bupot?

Saat ini e-bupot belum dapat diaplikasikan kepada seluruh Wajib Pa- UNTUK DAPAT

jak. Kewajiban penggunaan e-Bupot masih terbatas kepada Pemo- MENGGUNAKAN APLIKASI

tong Pajak yang berstatus Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan memiliki E-BUPOT, PENGUSAHA KENA

sertifikat elektronik. PAJAK HARUS MEMILIKI

SERTIFIKAT ELEKTRONIK

Adapun syarat bagi PKP tersebut agar dapat menggunakan layanan (DIGITAL CERTIFICATE) YANG

aplikasi e-Bupot antara lain: MASIH BERLAKU.

menerbitkan lebih dari 20 (dua puluh) Bukti Pemotongan (SERTIFIKAT ELEKTRONIK


1
PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26 dalam 1 (satu) Masa Pajak; EBUPOT = SERTIFIKAT

ELEKTRONIK EFAKTUR)

jumlah penghasilan bruto yang menjadi dasar pengenaan


2
Pajak Penghasilan lebih dari Rp100.000.000,00 (seratus

juta rupiah) dalam satu Bukti Pemotongan;

3 sudah pernah menyampaikan SPT dalam bentuk elektron-

ik; dan/atau

4 terdaftar di KPP Madya, KPP di lingkungan Kantor Wilayah

Direktorat Jenderal Pajak Jakarta Khusus atau KPP di

lingkungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Wa-

jib Pajak Besar atau Wajib Pajak yang namanya tercantum

dalam Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak yang diwa-

jibkan untuk menyampaikan SPT Elektronik.


8

Tahapan Implementasi *)

Implementasi aplikasi e-Bupot kepada para Pengusaha Kena Pajak

dilakukan dalam beberapa tahapan yaitu:

a. Tahap I

Tahap awal penerapan e-bupot dimulai dari masa pajak September

2017 yang terbatas pada 15 perusahaan yang ditunjuk. 1)

b. Tahap II

Tahap II dimulai dari masa pajak Juli 2018 dengan jumlah PKP yang

ditunjuk sebanyak 153 perusahaan. 2) Scan/Klik untuk lihat SK

c. Tahap III

Tahap III dimulai dari masa pajak Mei 2019 dengan jumlah PKP yang ditunjuk sebanyak 1.745 perusahaan3)

d. Tahap IV

Tahap IV dimulai dari masa pajak Oktober 2019 yang berlaku bagi PKP yang memiliki sertifikat elektronik

dan terdaftar di KPP WP Besar Satu, KPP WP Besar Dua, KPP WP Besar Tiga, KPP WP Besar Empat,

KPP PMA Satu, KPP PMA Dua, KPP PMA Tiga, KPP PMA Empat, KPP PMA Lima, KPP PMA Enam, KPP

Perusahaan Masuk Bursa, KPP Badan dan Orang Asing, KPP Minyak dan Gas Bumi, KPP Madya Jakarta

Pusat, KPP Madya Jakarta Barat, KPP Madya Jakarta Selatan I, KPP Madya Jakarta Timur, dan KPP Madya

Jakarta Utara. 4)

e. Tahap V

Tahap V dimulai dari masa pajak Desember 2019 berlaku bagi PKP yang memiliki sertifikat elektronik dan

terdaftar di KPP Madya Medan, KPP Madya Pekanbaru, KPP Madya Batam, KPP Madya Palembang, KPP

Madya Bekasi, KPP Madya Bogor, KPP Madya Tangerang, KPP Madya Bandung, KPP Madya Semarang,

KPP Madya Surabaya, KPP Madya Sidoarjo, KPP Madya Malang, KPP Madya Denpasar, KPP Madya

Balikpapan, dan KPP Madya Makassar. 5)

Manfaat e-Bupot?

Secara garis besar aplikasi e-bupot memberikan setidaknya 6 manfaat bagi Wajib Pajak yaitu: [1] Tampilan

yang user friendly ; [2] Tanpa proses instalasi ; [3] Berbasis web sehingga mobile friendly ; [4] Meringank-

an beban administrasi; [5] Keamanan data terjamin, karena data disimpan di server Ditjen Pajak; [6] Single

Account, cukup dengan akun DJP Online.

*) Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang 1)


KEP-178/PJ/2017 4)
KEP-599/PJ/2018

Penetapan Pemotong PPh 23/26 yang 2)


KEP-178/PJ/2018 5)
KEP-652/PJ/2019

diharuskan membuat bukti potong dan 3)


KEP-425/PJ/2019

diwajibkan menyampaikan SPT Masa PPh 23/26

berdasarkan PER-04/PJ/2017
9

2.
Pengenalan

Menu
10

Login Awal

GAMBAR 1. TAMPILAN AWAL LAMAN HTTPS:://DJPONLINE.PAJAK.GO.ID

LOGIN APLIKASI E-BUPOT Tahapan untuk dapat mengakses aplikasi e-bupot.

DAPAT DIAKSES DENGAN 1. Akses laman djponline (https://djponline.pajak.go.id) atau langsung

MENGUNJUNGI LAMAN ke laman e-bupot (ebupot.pajak.go.id)

DJP-ONLINE 2. Login dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) tanpa tanda baca

3. Masukan kata sandi (password) djponline

4. Masukan Kode Keamanan (Captcha) yang sesuai

5. Klik Login

Berbeda halnya dengan Aplikasi e-SPT Masa PPh Pasal 23/26 sebelumnya yang harus melakukan

instalasi terlebih dahulu, aplikasi elektronik bukti potong (e-bupot) ini sifatnya adalah web base se-

hingga tidak perlu instal apapun. Namun demikian, Wajib Pajak harus terhubung dengan internet

agar dapat mengakses laman DJP Online.


Business Brochure Templ ate 11

Untuk menuju menu e-Bupot , di dashboard DJP Online pilih tab menu LAPOR [1] ----> PRA PELAPORAN

[2]----> Kemudian klik Logo e-Bupot [3] seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini:

2
3

GAMBAR 2. TAMPILAN UNTUK MENUJU MENU APLIKASI E-BUPOT

Jika menu e-Bupot tidak muncul dalam menu Apabila dari hasil pengecekan menunjukkan bah-

pra-pelaporan, harap pastikan bahwa Perusahan wa Perusahaan tersebut termasuk kriteria perusa-

tersebut memang termasuk kategori Wajib Pajak haan yang ditunjuk, silakan aktifkan fitur e-Bupot

yang sudah diwajibkan untuk menggunakan ap- dengan cara masuk ke menu PROFIL [4] ----> AK-

likasi e-Bupot (Lihat Tahapan Implementasi hala- TIVASI FITUR LAYANAN [5] ---> Checklist layanan

man 8 atau klik di sini). E-BUPOT [6]---> klik UBAH FITUR LAYANAN [7].

GAMBAR 3. TAMPILAN MENU PROFIL AKTIVASI FITUR LAYANAN


12 StockInDesign: The L AB of InDesign Templ ates

Main Menu
Untuk memberikan gambaran singkat mengenai

menu-menu yang ada di dalam aplikasi e-Bupot,

Secara garis besar di dalam e-bupot berikut ini adalah penjabaran singkatnya.

1.
terdapat 5 (lima) menu utama, yaitu:
Dashboard
Dashboard. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 12 Menu
Bukti Pemotongan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 15 Menu Dashboard berfungsi untuk menampilkan

kumpulan data SPT yang telah disubmit (dikirim)

SPT Masa PPh . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28 secara elektronik ke Sistem DJP.

Pengaturan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31 Menu ini juga menyajikan daftar bukti potong, in-

duk SPT maupun menu untuk mendownload Buk-

Bantuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 32 ti Potong.

Pada kolom “Action” terdapat 4 pilihan menu yaitu:

a. Lihat Bukti Penerimaan Elektronik (BPE); c. Lihat Induk SPT; dan

b. Lihat Daftar Bukti Pemotongan Pasal 23/26; d. Download Bukti Potong

GAMBAR 4. TAMPILAN DASHBOARD E-BUPOT


13

TOMBOL ACTION LIHAT A. BUKTI PENERIMAAN ELEKTRONIK (BPE)

BPE DIGUNAKAN UNTUK Bukti Penerimaan Elektronik (BPE) digunakan untuk melihat dan

MENCETAK BUKTI mencetak bukti pengiriman secara elektronik. Jika kita dibandingkan

PELAPORAN SPT dengan bukti penerimaan manual, terdapat perbedaan signifikan di

dalam Bukti Penerimaan Elektronik ini yaitu munculnya “QR Code” .

QR Code dapat digunakan untuk melakukan pengecekan status

SPT secara online, salah satu caranya adalah dengan menggunakan

perangkat mobile yang telah dilengkapi aplikasi QRCode Scanner

GAMBAR 5. CONTOH BUKTI PENERIMAAN ELEKTRONIK (BPE)

TOMBOL ACTION B. DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN

LIHAT DAFTAR BUKTI Daftar Bukti Pemotongan Pasal 23/26 digunakan untuk melihat bukti

PEMOTONGAN PASAL potong setiap masa yang telah dibuat dan diposting dalam SPT Masa

23/26 23/26 melalui aplikasi e-Bupot.

GAMBAR 6. PREVIEW DAFTAR BUKTI POTONG


14

TOMBOL ACTION LIHAT C. INDUK SPT

INDUK SPT DIGUNAKAN Untuk mencetak Induk SPT PPh Pasal 23/26 dapat dilakukan dengan

UNTUK MENCETAK memilih action ini . Induk SPT dapat di print dalam bentuk fisik kertas

INDUK SPT 23/26 atau dalam bentuk PDF.

GAMBAR 7. CONTOH TAMPILAN MENU CETAK INDUK SPT

TOMBOL ACTION D. DOWNLOAD BUKTI POTONG

DOWNLOAD BUKTI Untuk mendownload bukti potong, lakukan langkah-langkah berikut:

POTONG DIGUNAKAN 1. Klik Request Bukti Potong (↑)

UNTUK MENGUNDUH 2. Tunggu permintaan diproses

BUKTI POTONG 3. Ikon akan berubah menjadi download bukti potong (↓)

4. Ikon download akan aktif selama 7 hari dan dapat di-request ulang.

GAMBAR 8. PREVIEW TAMPILAN DASHBOARD UNTUK DOWNLOAD BUKTI POTONG


15

2. Menu Bukti
Pemotongan
Main Menu Sub Menu

Secara garis besar di dalam menu Bukti Pemoton-


Pasal 23 Daftar BP 23
gan terdapat 4 (empat) sub menu yaitu:

a. Pasal 23 Input BP 23

b. Pasal 26 Pasal 26 Daftar BP 26


c. Impor Excel
Input BP 26
d. Posting ke SPT

dengan penjabaran sub menu sebagaimana dapat Impor Excel -


dilihat pada tabel disamping.
Posting ke SPT -

2a. Pasal 23
DAFTAR BP23

Menu daftar BP 23 menampilkan data ringkas mengenai Bukti Potong yang telah dan/atau akan dibuat

mencakup :

[a] Pencarian Bukti Potong , [b] Buat Baru Bukti Potong , [c] Masa Pajak , [d] Nomor Bukti Pemotongan, [e]

Identitas Wajib Pajak, [f] Jumlah Dasar Pengenaan Pajak (Penghasilan Bruto) , [g] Status dari Bukti Pemo-

tongan (Normal/Ganti/Hapus/Batal, dan [h} Tombol Aksi (Cetak/Ubah/Hapus/Kirim Bukti Potong ke lawan

transaksi).

a
b

c d e f g

GAMBAR 9. PREVIEW DAFTAR BP23


16 StockInDesign: The L AB of InDesign Templ ates

Keterangan
Pencarian Nomor Bukti Pemotongan
a Sub menu Pencarian berfungsi untuk
d Sub menu ini menunjukan nomor buk-

menemukan data bukti potong yang ti pemotongan yang digenerate oleh

sedang dicari oleh user. sistem.

Menu ini digunakan berdasarkan kate-

gori tertentu, antara lain periode (masa e Identitas


pajak), nomor bukti potong, identitas, Sub menu ini menunukan identitas la-
serta semua data. wan transaksi yang dipotong (NPWP
atau NIK)

b Buat Baru

Sub menu Buat Baru digunakan jika


f Penghasilan Bruto

pengguna ingin membuat Bukti Po- Sub menu ini menunjukan Jumlah

tong Baru. Menu ini akan membawa penghasilan bruto yang menjadi objek

user ke laman Input BP23 (lihat hala- pemotongan PPh Pasal 23

man 16)

g Status

Periode
c Sub menu ini menunjukan status dari

Sub menu ini menujukkan periode Bukti Pemotongan apakah Normal,

pelaporan Bukti Potong yang dibuat Ganti, Hapus atau Batal serta Status dari

pengguna SPT meliputi Belum dibuat, Pembetulan

dan Terkirim

STANDARISASI PENOMORAN BUKTI POTONG

NOMOR BUKTI POTONG TERDIRI DARI 10

DIGIT (XX-NO URUT 8 DIGIT)

Kode XX Bukti Pemotongan (Bupot) diatur b. Penomoran atas formulir kertas terpisah

sebagai berikut: dengan elektronik

31 Untuk Bupot PPh 23 Kertas (hardcopy) c. Nomor urut Bupot pada aplikasi e-Bupot

32 Untuk Bupot PPh 26 Kertas (hardcopy) digenerate oleh sistem

33 Untuk Bupot PPh 23 elektronik d. Nomor tidak berubah apabila tidak terjadi

34 Untuk Bupot PPh 26 elektronik pembetulan/pembatalan

dengan ketentuan bahwa : e. Nomor tidak tersentralisasi (Nomor

a. Nomor Urut diberikan secara berurutan dibuat oleh masing-masing Pemotong)


17

Tombol Aksi
h Sub menu tombol aksi terdiri dari 4 bagian yaitu:

TOMBOL LIHAT

Tombol ini digunakan untuk melihat detail bukti pemotongan yang telah dibuat sebel-

umnya serta untuk mengunduh atau mencetaknya.

Perbedaan yang cukup signifikan pada Bukti Pemotongan asal 23/26 elektronik adalah

adanya “QR Code”.

TOMBOL UBAH

Tombol ini digunakan untuk mengubah data bukti pemotongan yang telah direkam.

Jika user melakukan perubahan setelah melaporkan bukti potong tersebut dalam SPT

dan mengirimkannya ke Ditjen Pajak, maka perubahan ini mengakibatkan status Bukti

Potong tersebut menjadi PEMBETULAN.

TOMBOL BETULKAN

Tombol Betulkan digunakan untuk membetulkan data pada bukti pemotongan yang

telah dibuat. Menu betulkan berbeda fungsi dengan menu ubah, Menu betulkan hanya

akan muncul apabila bukti pemotongan telah diposting dan SPTnya telah dikirim (pel-

aporan SPT secara online).

TOMBOL HAPUS

Tombol hapus digunakan untuk menghapus data bukti pemotongan sebelumnya su-

dah direkam. Jika Bukti Potong telah dilaporkan dalam SPT dan disampaikan ke Ditjen

Pajak, maka proses penghapusan menjadikan status Bukti Pemotongan tersebut ada-

lah BATAL.

TOMBOL BATALKAN

Tombol batalkan digunakan untuk membatalkan bukti pemotongan yang telah dibuat

sebelumnya. Menu ini hanya akan muncul apabila bukti pemotongan telah diposting

dan SPTnya telah dikirim (pelaporan SPT secara online).

TOMBOL KIRIM

Tombol ini digunakan untuk melakukan pengiriman bukti pemotongan (berbentuk

PDF) kepada Wajib Pajak yang Penghasilannya telah dipotong melalui email dengan

cara memasukkan alamat email penerima bukti pemotongan.


18

2a. Pasal 23
INPUT BP23

Menu ini digunakan jika user ingin merekam data Dalam perekaman Bukti Pemotongan PPh Pasal

bukti pemotongan baru. Cara lain untuk merekam 23 diperlukan 4 kelompok data yang harus diinput,

Bukti Pemotongan Pasal 23/26 baru ada pada antara lain:

menu Daftar PPh Pasal 23, klik tab “buat baru” 1. Identitas Wajib Pajak yang dipotong;

yang ada di pojok kanan atas pada tampilan menu 2. Dokumen Pendukung dasar pemotongan;

Daftar PPh Pasal 23. (lihat halaman 13) 3. Pajak Penghasilan yang dipotong; dan

4. Identitas Pemotong Pajak

a b

a
b

GAMBAR 10. IDENTITAS WAJIB PAJAK YANG DIPOTONG

1. IDENTITAS WAJIB PAJAK YANG DIPOTONG

A. PENGISIAN TAHUN PAJAK [a]

Tahun Pajak adalah tahun pajak saat melakukan pemotongan Pajak Penghasilan, misal: 2020

B. PENGISIAN MASA PAJAK [b]

Masa Pajak adalah masa pajak yang sesuai untuk transaksi pemotongan pajak penghasilan , pilihannya

terdiri dari 1 s.d. 12

C. PENGISIAN IDENTITAS WAJIB PAJAK YANG DIPOTONG [c]

Identitas yang dperbolehkan digunakan hanya NPWP atau NIK(e-KTP), jika tidak memiliki identitas atau
19

memiliki identitas tetapi tidak valid, maka tidak diperbolehkan untuk PASTIKAN BAHWA NPWP

dilakukan perekaman data. ATAUPUN NIK KTP LAWAN

TRANSAKSI BENAR-BENAR

Dalam hal NPWP yang digunakan sebagai identitas, masukkan NPWP VALID DAN MUTAKHIR.

dari Wajib pajak yang dipotong, Sistem akan melakukan pencarian

otomatis atas NPWP tersebut dan jika ditemukan datanya akan dita- SISTEM AKAN MELAKUKAN

mpilkan data-data yang sesuai pada isian dibawahnya . PENCOCOKAN DATA

DENGAN DATABASE DITJEN

Dalam hal NIK yang digunakan sebagai identitas, masukkan NIK dari PAJAK ATAU DATABASE

Wajib Pajak yang dipotong, Sistem akan melakukan pencarian data KEPENDUDUKAN

secara otomatis ke data yang bersumber dari Kementerian Dalam KEMENDAGRI

Negeri atas NIK yang dimasukkan.

GAMBAR 11. DOKUMEN PENDUKUNG DASAR PEMOTONGAN

2. DOKUMEN PENDUKUNG DASAR PEMOTONGAN

Dokumen ini wajib diisi dan dijadikan sebagai - Bukti Pembayaran;

dasar pemotongan PPh Pasal 23. - Akta Perikatan;

Dokumen ini dapat berupa: - Akta RUPS; dan

- Faktur Pajak; - Surat Pernyataan

- Invoice; Untuk menginput dokumen pendukung, klik

- Pengumuman; tombol

- Surat Perjanjian;-
20

Fasilitas atas SKB

Apabila PPh Pasal 23 yang di-

potong menggunakan fasilitas

Surat Keterangan Bebas (SKB)

maka user akan diminta untuk

input nomor SKB kemudian klik

Search.

Jika data SKB tersebut ditemu-

kan, masih berlaku, dan status

nya approved, maka data SKB

tersebut dapat digunakan di bu-

GAMBAR 12. INPUT FASILITAS SKB pot.

Apabila PPh Pasal 23 yang dipotong menggunakan fasilitas Ditanggung oleh Pemerintah (DTP), maka akan

diminta untuk input data dokumen PPh DTP dan NTPN SSP atas PPh DTP

3. PAJAK PENGHASILAN YANG DI-

POTONG

Pemotong PPh Pasal 23 diminta un-

tuk melakukan input perhitungan

data PPh yang akan dipotong, terdiri

dari pemilihan kode objek pajak dan

jumlah penghasilan bruto (dalam

mata uang rupiah).

Sistem akan melakukan pencarian

secara otomatis tarif dari jenis objek

PPh Pasal 23. Pilihan hitung akan GAMBAR 13. INPUT PAJAK PENGHASILAN YANG DIPOTONG

menampilkan perhitungan antara jumlah penghasilan bruto dan tarif yang berlaku, sistem akan meng-

hitung secara otomatis nilai Pajak Penghasilan yang dipotong..

4. IDENTITAS PEMOTONG

PAJAK

Identitas Pemotong Pajak beri-

si data NPWP dan Nama Pemo-

tong Pajak.

Namun dalam hal ini masih ada

input data yang harus dilengkapi

yaitu pihak penandatangan Bukti

Pemotongan PPh Pasal 23 yang

GAMBAR 14. IDENTITAS PEMOTONG


21

diterbitkan. Pihak penandatangan dapat bertindak sebagai Wajib Pajak/ Wakil Wajib Pajak atau sebagai

Kuasa Wajib Pajak. Apabila dalam hal pihak penandatangan belum ditetapkan, maka harus ditetapkan ter-

lebih dahulu pada menu pengaturan-penandatangan.uang rupiah).

Untuk mengakhiri perekaman Bukti Pemotongan PPh Pasal 23, maka harus dilakukan klik checklist per-

setujuan data pembuatan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 telah benar, lengkap dan jelas. Setelah itu pilih

simpan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23.

2b. Pasal 26
DAFTAR BP26

Sama halnya dengan menu daftar BP 23 , di dalam menu daftar BP26 menampilkan data ringkas mengenai

Bukti Potong yang telah dan/atau akan dibuat mencakup :

[a] Pencarian Bukti Potong , [b] Buat Baru Bukti Potong , [c] Masa Pajak , [d] Nomor Bukti Pemotongan,

[e] Jumlah Dasar Pengenaan Pajak (Penghasilan Bruto) , [f] Nilai PPh Terutang, [g] Status dari Bukti Pemo-

tongan (Normal/Ganti/Hapus/Batal, dan [h} Tombol Aksi (Cetak/Ubah/Hapus/Kirim Bukti Potong ke lawan

transaksi).

a
b

c d e f g h
GAMBAR 15. PREVIEW DAFTAR BP26

Penjabaran lebih lanjut mengenai masing-masing bagian dapat dilihat dihalaman berikutnya.
22 StockInDesign: The L AB of InDesign Templ ates

Keterangan
Pencarian Tombol Aksi
a Sub menu Pencarian berfungsi untuk g Sub menu tombol aksi terdiri dari 4 bagian

menemukan data bukti potong yang se- yaitu:

dang dicari oleh user. TOMBOL LIHAT

Menu ini digunakan berdasarkan kate- Tombol ini digunakan untuk melihat detail

gori tertentu, antara lain periode (masa bukti pemotongan yang telah dibuat se-

pajak), nomor bukti potong, identitas, belumnya serta untuk mengunduh atau

serta semua data. mencetaknya.

Perbedaan yang cukup signifikan ditun-

b Buat Baru jukkan pada Bukti Pemotongan asal 23/26

Sub menu Buat Baru digunakan jika elektronik adalah adanya “QR Code”.

pengguna ingin membuat Bukti Potong

Baru. Menu ini akan membawa user ke TOMBOL UBAH

laman Input BP26 (lihat halaman 21) Tombol ini digunakan untuk mengubah

data bukti pemotongan yang telah di-

Periode rekam. Status Bukti Potong berubah men-

c Sub menu ini periode pelaporan Bukti jadi PEMBETULAN, jika Anda melakukan

Potong yang dibuat pengguna perubahan setelah melaporkan bukti po-

tong tersebut dalam SPT dan mengirim-

kannya ke Ditjen Pajak.

d Nomor Bukti Pemotongan

Sub menu ini menunjukan nomor buk- TOMBOL BETULKAN

ti pemotongan yang digenerate oleh Tombol Betulkan digunakan untuk mem-

sistem. betulkan data pada bukti pemotongan

yang telah dibuat. Menu betulkan berbeda

e Penghasilan Bruto fungsi dengan menu ubah, Menu betulkan

Sub menu ini menunjukan Jumlah peng- hanya akan muncul apabila bukti pemo-

hasilan bruto yang menjadi objek pemo- tongan telah diposting dan SPTnya telah

tongan PPh Pasal 26 dikirim (pelaporan SPT secara online).

Status TOMBOL BATALKAN


f Sub menu ini menunjukan status dari Tombol batalkan digunakan untuk mem-

Bukti Pemotongan apakah Normal, Gan- batalkan bukti pemotongan yang telah

ti, Hapus atau Batal serta Status dari SPT dibuat sebelumnya. Menu ini hanya akan

meliputi Belum dibuat, Pembetulan dan muncul apabila bukti pemotongan telah

Terkirim diposting dan SPTnya telah dikirim (pelapo-

ran SPT secara online).


23

TOMBOL HAPUS

Tombol hapus digunakan untuk menghapus data bukti pemotongan sebelumnya sudah di-

rekam. Jika Bukti Potong telah dilaporkan dalam SPT dan disampaikan ke Ditjen Pajak, maka

proses penghapusan menjadikan status Bukti Pemotongan tersebut adalah BATAL.

TOMBOL KIRIM

Tombol ini digunakan untuk melakukan pengiriman bukti pemotongan (berbentuk PDF) kepa-

da Wajib Pajak yang Penghasilannya telah dipotong melalui email dengan cara memasukkan

alamat email penerima bukti pemotongan.

2b. Pasal 26
INPUT BP26

Menu ini digunakan untuk melakukan perekaman Dalam perekaman Bukti Pemotongan PPh Pasal 26

data bukti pemotongan baru. Cara lain untuk mer- diperlukan 4 kelompok data yang harus diinput, an-

ekam Bukti Pemotongan Pasal 26 baru ada pada tara lain:

menu Daftar PPh Pasal 26, klik tab “buat baru” yang 1. Identitas Wajib Pajak yang dipotong;

ada di pojok kanan atas pada tampilan menu Daftar 2. Dokumen Pendukung dasar pemotongan;

PPh Pasal 26. (lihat halaman 21 ) 3. Pajak Penghasilan yang dipotong; dan

4. Identitas Pemotong Pajak

GAMBAR 16. PREVIEW PEREKAMAN BP26


24

1. IDENTITAS WAJIB PAJAK YANG DIPOTONG

Pilihan Penjelasan

TAHUN PAJAK tahun pajak saat melakukan pemotongan Pajak Penghasilan, contoh: 2020

MASA PAJAK Masa Pajak yang sesuai untuk transaksi pemotongan Pajak Pengasilan, pilihan
terdiri dari masa 1 s.d 12 bergantung pada tahun pajak yang Anda Pilih

TIN Tax ID Number (TIN), Id ini harus diisi dengan data yang valid, tidak diperbolehkan
mengisi dengan nilai “0000..”

NAMA Nama wajib pajak sesuai dengan yang tertera pada dokumen kewarganegaraann-
ya atau Paspor

ALAMAT Alamat wajib pajak sesuai dengan dokumen kewarganegaraannya

NEGARA Asal negara yang sesuai dari pilihan yang tersedia

TANGGAL LAHIR Tanggal lahir sesuai dengan dokumen kewarganegaraannya

NOMOR PASPOR Nomor Paspor yang berlaku bagi Wajib Pajak yang dipotong

NO KITAS/KITAP Nomor Kartu Izin Tinggal Terbatas/Tetap yang berlaku bagi Wajib Pajak yang dipo-
tong.

2. DOKUMEN PENDUKUNG DASAR PEMOTONGAN

Dokumen ini wajib diisi dan dijadikan sebagai dasar Apabila PPh Pasal 26 yang dipotong menggunakan

pemotongan PPh Pasal 26. fasilitas dikenakan tarif sesuai Perjanjian Pengh-

Dokumen ini dapat berupa: indaran Pajak Berganda (P3B) maka diharuskan

- Faktur Pajak; memilih data P3B dan tanggal Surat Keterangan

- Invoice; Domisili (SKD) disahkan. Data SKD/P3B sebelumn-

- Pengumuman; ya harus diunggah pada menu pengaturan-unggah

- Surat Perjanjian;- dokumen.

- Bukti Pembayaran;

- Akta Perikatan; Apabila PPh Pasal 26 yang dipotong menggunakan

- Akta RUPS; dan fasilitas Ditanggung oleh Pemerintah (DTP), maka

- Surat Pernyataan akan diminta untuk input data dokumen PPh DTP

Untuk menginput dokumen pendukung, klik dan NTPN SSP atas PPh DTP.

tombol
25

GAMBAR 17. PREVIEW PEREKAMAN BP26

3. PAJAK PENGHASILAN YANG DI-

POTONG

Pemotong PPh Pasal 26 diminta un-

tuk melakukan input perhitungan

data PPh yang akan dipotong, terdiri

dari pemilihan kode objek pajak dan

jumlah penghasilan bruto (dalam

mata uang rupiah).

GAMBAR 18. INPUT PAJAK PENGHASILAN YANG DIPOTONG

Pilihan hitung akan menampilkan

perhitungan antara jumlah penghasilan bruto dan tarif yang berlaku, sistem akan menghitung secara

otomatis nilai Pajak Penghasilan yang dipotong.

4. IDENTITAS PEMOTONG

PAJAK

Identitas Pemotong Pajak beri-

si data NPWP dan Nama Pemo-

tong Pajak.

Namun dalam hal ini masih ada

input data yang harus dilengkapi

yaitu pihak penandatangan Bukti

Pemotongan PPh Pasal 26 yang


GAMBAR 19. PREVIEW IDENTITAS PEMOTONG
26

diterbitkan. Pihak penandatangan dapat bertindak sebagai Wajib Pajak/ Wakil Wajib Pajak atau sebagai

Kuasa Wajib Pajak. Apabila dalam hal pihak penandatangan belum ditetapkan, maka harus ditetapkan ter-

lebih dahulu pada menu pengaturan-penandatangan.uang rupiah).

Untuk mengakhiri perekaman Bukti Pemotongan PPh Pasal 26, maka harus dilakukan klik checklist per-

setujuan data pembuatan Bukti Pemotongan PPh Pasal 26 telah benar, lengkap dan jelas. Setelah itu pilih

simpan Bukti Pemotongan PPh Pasal 26.

2c. Impor Excel

GAMBAR 20. MENU SKEMA IMPOR DARI EXCEL

Menu ini digunakan untuk melakukan import data Bukti

Pemotongan dari format Microsoft Excel. Menu ini tentu saja TANGGAL PEMBUATAN BUKTI

akan sangat berguna bagi perusahaan yang bukti potong POTONG 23/26 MELALUI MENU

23/26 dalam setiap bulan jumlahnya sangat banyak. INPUT BP23/26 SIFATNYA ADALAH

REAL TIME.

Adapun excel untuk impor data bukti pemotongan telah di- ARTINYA PERUSAHAAN TIDAK

tentukan formatnya oleh DJP (link template dapat diunduh DAPAT MEMBUAT BUKTI POTONG

di sini). DENGAN TANGGAL MUNDUR.

Dalam menu ini juga disediakan keterangan hasil impor data MENU IMPOR EXCEL INI

yang telah dilaksanakan. Untuk mengetahui detail kesalah- MENJADI SALAH SATU SOLUSI

an ketika dilakukan impor data excel, klik pilihan “lihat” pada AGAR TANGGAL BUPOT DAPAT

kolom status daftar dokumen. DISESUAIKAN MENGIKUTI

KEBUTUHAN

Penjabaran lebih lanjut mengenai mekanisme Impor akan

dikupas dalam Bab tersendiri. (Lihat Bab 3.SKEMA IMPOR)


27

2d. Posting ke SPT

GAMBAR 21. PREVIEW POSTING KE SPT

Menu ini digunakan untuk memposting bukti pemotongan yang telah direkam menuju ke SPT PPh Pasal

23/26. Dalam melakukan posting bukti pemotongan, terlebih dahulu harus memilih tahun pajak dan masa

pajak yang bukti potongnya telah direkam. Bukti pemotongan yang telah di posting secara otomatis akan

muncul di SPT.
28

3. Menu SPT Masa


Adalah menu yang pada dasarnya digunakan untuk akan dilaporkan.

menggantikan aplikasi e-SPT Masa PPh 23/26 versi Secara garis besar di dalam menu SPT Masa, ter-

desktop yang masih dipakai hingga saat ini. dapat 2 (dua) sub menu yaitu:

a. Perekaman Bukti Penyetoran

Menu SPT Masa PPh 23/26 secara garis besar men- b. Penyiapan SPT Masa PPh Pasal 23/26

cakup bukti penyetoran atas PPh Pasal 23/26 yang Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya:

terutang dan Penyiapan e-SPT PPh Pasal 23/26 yang

3.1. Perekaman Bukti


Penyetoran

GAMBAR 22. INPUT BUKTI PENYETORAN

Pada sub menu ini, dapat dilihat daftar tagihan yang Kode Jenis pajak (KJS) dalam satu masa.

disajikan per jenis pajak dan jenis setoran sesuai

dengan masa pajak yang dipilih. Sebelum melakukan pembayaran dan perekaman

bukti penyetoran, Pemotong pajak sebaiknya ter-

Daftar tagihan tersebut dibentuk berdasarkan data lebih dahulu mencocokkan dengan tagihan atas

bukti pemotongan yang telah direkam. Sub menu Bukti Pemotongan yang telah dibuat dalam satu

ini juga menyediakan sarana pembuatan kode bill- masa pajak.

ing sebagai dasar penyetoran pajak.

Dalam melakukan perekaman bukti setor terdapat

Setiap bukti penyetoran atas PPh Pasal 23/26 harus dua jenis bukti setor yaitu Surat Setoran Pajak (SSP)

disesuaikan dengan Kode Akun Pajak (KAP) dan dan Pemindahbukuan.


29

Apabila perekaman menggunakan Surat Setoran Pajak

(SSP), cukup input data Nomor NTPN dan tahun pajak, ada- DALAM MELAKUKAN

pun data lainnya terkait dengan SSP tersebut secara otoma- PENYETORAN PPH PASAL

tis akan dideteksi oleh sistem. 23/26, PASTIKAN BAHWA KODE

AKUN PAJAK (KAP) DAN KODE

Apabila perekaman menggunakan Pemindahbukuan, JENIS SETOR (KJS) TELAH

input data yang dibutuhkan pada dasarnya hanya nomor SESUAI DENGAN PAJAK YANG

pemindahbukuan kemudian silakukan cek data atas no- SEHARUSNYA TERUTANG.

mor pemindahbukuan tersebut, apabila data pembayaran

ditemukan oleh sistem maka data pembayaran akan diper- KESALAHAN KJS/KAP

hitungkan sebagai bukti setor dalam SPT Masa PPh 23/26. MENYEBABKAN SPT TIDAK

Tetapi apabila setelah cek data nomor pemindahbukuan ti- DAPAT DIPROSES

dak diketemukan, maka harus ada tambahan data entry an-

tara lain Nomor Bukti Pemindahbukuan, Tahun Pajak, Masa Pajak, Jenis Pajak (MAP), Jenis Setoran, Jumlah

Setor dan tanggal Pemindahbukuan. Jika bukti pemindahbukan (pbk) dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

telah diterima, maka Nomor Pbk bisa diisikan pada kotak isian yang tersedia, lalu klik tombol Cek Pe-

mindahbukan.

Jika data pemindahbukuan Valid, Sistem akan memberikan notifikasi bahwa data pembayaran telah sesuai.

Jika sistem merespon data pembayaran tidak ditemukan, dapat menanyakan kepada Account Represen-

tative di KPP yang bersangkutan.

3.2. Penyiapan SPT Masa


PPh Pasal 23/26

Gambar
GAMBAR
1. CONTOH
23. PENYIAPAN
BUKTI PENERIMAAN
SPT MASA PPH
ELEKTRONIK
PASAL 23/26
(BPE)

Adalah menu yang digunakan untuk melengkapi dan mengirimkan Surat Pemberitahuan(SPT). Apabila

perekaman data penyetoran dengan sub menu perekaman bukti penyetoran sudah dilaksanakan, langkah

selanjutnya adalah dengan melengkapi SPT.


30

GAMBAR 24. PREVIEW PEMILIHAN PIHAK PENANDATANGAN

Perintah Lengkapi pada kolom aksi bertujuan untuk Apabila Daftar bukti penyetoran dan penandatan-

melakukan posting Bukti Penyetoran dan merekam gan telah sesuai, maka simpan form tersebut.

Penandatangan SPT PPh Pasal 23/26 tersebut.

GAMBAR 25. PREVIEW SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN

Perintah Kirim pada kolom aksi

berisi Data SPT PPh Pasal 23/26.

Apabila data SPT PPh Pasal 23/26

telah sesuai, maka siap untuk

kirim (lapor SPT secara online).

Ketika melakukan kirim SPT,

diminta untuk upload serti-

fikat elektronik dan input pass- GAMBAR 26. KONFIRMASI PASSPHRASE

phrasenya.
31

4. Menu Pengaturan
Secara garis besar di dalam menu Pengaturan terdapat 2 (dua) sub menu yaitu:

a. Unggah Dokumen Pendukung;

b. Penandatangan Bukti Pemotongan

dengan penjabaran sebagai berikut:

4.1 Unggah
Dokumen Pendukung

Gambar 27. PREVIEW MENU UNGGAH DOKUMEN

Menu ini digunakan untuk mengunggah dokumen harus diunggah ke sistem ebupot. Hasil pemindaian

SKD dalam format PDF dengan ukuran maksimal dokumen SKD tersebut harus berkualitas baik dan

2 MB. dapat dibaca oleh pihak lain.

Jenis Dokumen yang diunggah adalah Surat Ket- Poin yang perlu diperhatikan dalam mengunggah

erangan Domisili (SKD) atau Perjanjian Penghinda- dokumen antara lain :

ran Pajak Berganda (P3B). 1. Negara yang sesuai dengan domisili WP lawan

transaksi

Dokumen ini terkait dengan dokumen referensi 2. Tax Identification Number yang sesuai dengan

saat perekaman Bukti Pemotongan PPh Pasal 26. identitas WP lawan transaksi

Untuk dapat memanfaatkan fasilitas P3B dalam 3. Tanggal pengesahan dokumen SKD

pembuatan Bukti Pemotongan PPh Pasal 26, doku- 4. Periode akhir masa berlaku dokumen SKD

men SKD yang diserahkan dari WP Lawan Transaksi 5. Softcopy dokumen SKD
32

4.2 Penandatangan
Bukti Pemotongan

Gambar 28. PREVIEW MENU PENGATURAN PENANDATANGAN

Form ini digunakan untuk mendaftarkan para pi- 2. Kuasa

hak yang berhak melakukan penandatangan Bukti Masukkan NPWP dari kuasa yang ditunjuk dan

Pemotongan dan SPT. pastikan agar penunjukkan kuasa sesuai dengan

peraturan yang berlaku terkait Kuasa Perpajakan.

Terdapat 2 tipe penandatangan sebagai berikut:

1. Wakil Wajib Pajak(Pengurus) Ceklist status untuk menandakan apakah pihak

Untuk WP Badan: Masukkan NPWP Pengurus penandatangan tersebut aktif/tidak aktif sebagai

Untuk WP OP: Masukkan NPWP sendiri Penandatangan bukti potong

5. Menu
Bantuan
Menu yang terakhir adalah menu bantuan yang berisi Frequently Asked Question (FAQ) dan Tutorial.

FAQ yang lebih lengkap dapat dilihat di Bab 5 e-Book ini (Lihat halaman 53)
33

3.
Skema
Impor
34

Sekilas

GAMBAR 29. WORKSHEET SKEMA IMPOR R.8

SKEMA IMPOR EXCEL Impor data Bukti Pemotongan adalah salah satu fasilitas yang dise-

SAAT INI YANG DIGUNAKAN diakan oleh Aplikasi E-Bupot untuk memudahkan user dalam melaku-

ADALAH VERSI R.8 YANG kan input data Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan/atau PPh Pasal 26

TERDIRI DARI 7 (TUJUH) dalam jumlah banyak. Impor data ini harus menggunakan template

SHEETS berbentuk microsoft excel yang sudah disediakan oleh DJP (saat ini

dalam versi R.8).

Kelebihan menggunakan skema impor data pada aplikasi E-Bupot

adalah user tidak perlu memasukkan data secara manual satu-per-

satu (key-in). Selain itu tanggal bukti potong dapat dibuat sesuai

dengan kebutuhan.

scan untuk download R.8

Sebelum melakukan impor data Bukti Pemotongan, hal yang harus

disiapkan terlebih dahulu adalah mengisi dan menyesuaikan template

Microsoft Excel tersebut dengan data yang ada. Kemudian mengubah

nama file menjadi NPWP user. Contoh : 012345678062000.xls


35

File impor data yang bentuk Microsoft Excel tersebut terdiri dari 7

Sheets, dimana 4 sheets pertama wajib diisi terkait data Bukti Pemo- PASTIKAN NAMA

tongan yang akan diimpor. Sedangkan 3 sheets sisanya berisi referensi FILE EXCEL DIUBAH

terkait pengisian data Bukti Pemotongan. MENJADI NOMOR

NPWP USER,

Berikut akan diuraikan secara singkat 4 sheets yang wajib diisi dalam CONTOH:

kaitannya impor data dalam aplikasi e-Bupot. Keempat Sheets terse- 012345678062000.XLS

but adalah sheet rekap, 23, 26 dan dasar pemotongan.

Sheet Rekap

Berisikan jumlah rekapan Bukti Pemotongan

yang akan diimpor menggunakan excel.

Pengisian jumlah Bukti Potong PPh Masa Pasal

23/26 didasarkan pada Sheet 23 atau Sheet 26.

Sebagai catatan, harap mengedit secara manu-

al angka yang tercantum dalam jumlah tersebut,

karena sheet ini tidak terkoneksi dengan sheet

lainnya.

GAMBAR 30. SHEET REKAP

Sheet 23

Adalah sheet yang berisi tabel data Bukti Pemo-

tongan PPh pasal 23.

Di dalam sheet ini ada 15 kolom yang harus

dilengkapi sebelum melakukan impor data Buk-

ti Pemotongan PPh Pasal 23. Format cell telah

ditentukan sebagaimana dijelaskan dalam Com-

ment Cell tersebut.

Data yang harus dilengkapi tersebut antara lain

sebagaimana dijelaskan di halaman berikut.

GAMBAR 31. SHEET 23


36

DETAIL KOLOM DALAM SHEET 23

Kolom Keterangan

NO nomor baris data yang dibuat, contoh :1

MASA PAJAK masa pajak dibuatnya bukti pemotongan PPh 23, contoh : 12

TAHUN PAJAK tahun pajak dibuatnya bukti pemotongan PPh, 23 contoh : 2020

TANGGAL tanggal dibuatnya Bukti Pemotongan PPh 23 dengan format dd/mm/yyyy


PEMOTONGAN contoh : 26/12/2020 (untuk tanggal 26 Desember 2020)

BER-NPWP? Adalah pertanyaan apakah yang akan dipotong PPh Pasal 23 sudah memiliki
NPWP ataukah belum. Apabila sudah, maka cukup dituliskan dengan “Y” (tanpa
tanda petik). Begitupula sebaliknya, apabila yang akan dipotong belum memiliki
NPWP maka ditulis “N” (tanpa tanda petik).
Kolom ini hanya mengenal karakter “Y” dan “N”, maka apabila kolom tersebut
diisikan karakter selain “Y” dan “N” atau dikosongkan, maka data yang berkaitan
Bukti Pemotongan tersebut gagal untuk diimpor.

NPWP Adalah isian data NPWP 15 digit. NPWP di-input tanpa format dan tanpa tanda
baca. Apabila tidak memiliki NPWP maka kolom NPWP cukup dikosongkan.
Contoh: 012345678062000

NIK Adalah isian Nomor Induk Kependudukan sesuai dengan yang tertera pada Kartu
Tanda Penduduk (KTP). Konsep input sama seperti NPWP, NIK di-input tanpa
menggunakan tanda baca dan tanpa format. Apabila yang dipotong tidak mem-
punyai NPWP, berarti NIK harus di-input.
Contoh : 2207022607890008

NOMOR TELEPON Adalah kolom isian nomor telepon Wajib Pajak yang dibuatkan Bukti Pemotongan
PPh Pasal 23. Contoh : 021-5250208

KODE OBJEK Adalah isian kode objek pajak pada Bukti Pemotongan yang dibuat.
PAJAK Referensi kode objek pajak ada pada sheet Ref daftar kode Bukti Pemoton-
gan.
Contoh : 24-103-01 untuk Royalti

PENANDATANGAN Adalah pertanyaan penandatangan Bukti Pemotongan apakah dilakukan oleh


BP PENGURUS pengurus? Apabila penandatangan dilakukan oleh pengurus cukup di-input den-
gan “Y” (tanpa tanda petik)
tetapi apabila penandatangan bukan pengurus (Kuasa pengurus) maka di-input
dengan “N” (tanpa tanda petik).

PENGHASILAN Adalah dasar pemotongan PPh pasal 23 yang disesuaikan dengan tarif PPh Pasal
BRUTO 23.
37

Kolom Keterangan

MENDAPAT Adalah pertanyaan apakah Bukti Pemotongan PPh 23 yang dibuat mendapat-
FASILITAS kan fasilitas Surat Keterangan Bebas (SKB) atau fasilitas Ditanggung Pemerintah
(DTP).
Apabila tidak mendapatkan fasilitas maka kolom diisi “N” (tanpa tanda petik), se-
baliknya apabila mendapatkan fasilitas maka kolom diisi “SKB” atau “DTP” ) (tanpa
tanda petik)

NOMOR SKB Adalah isian nomor Surat Keterangan Bebas yang digunakan sebagai fasilitas di
Bukti Pemotongan PPh Pasal 23. Contoh : KET-00001/POTPUT/WPJ.04/KP.11/2020
Ingat Surat Keterangan PP23 Tahun 2018 bukanlah termasuk dalam kategori
ini! (Tetapi dilaporkan dalam SPT Masa PPh Final Pasal 4 ayat (2)

NOMOR ATURAN Adalah isian nomor aturan jika menggunakan fasilitas Ditanggung Pemerintah
DTP pada Bukti Pemotongan PPh Pasal 23. Contoh : PMK No.43/PMK.03/2009

NTPN DTP Adalah isian NTPN apabila menggunakan fasilitas DTP pada Bukti Pemotongan
PPh Pasal 23. Contoh : 4NGG4SUKM4DHAN1S

Sheet 26

Adalah sheet yang berisi tabel data Bukti Pemo-

tongan PPh pasal 26

Di dalam sheet ini ada 20 kolom yang harus

dilengkapi sebelum melakukan impor data Buk-

ti Pemotongan PPh Pasal 26. Format cell telah

ditentukan sebagaimana dijelaskan dalam Com-

ment Cell tersebut.

Data yang harus dilengkapi tersebut antara lain

GAMBAR 32. SHEET 26

DETAIL KOLOM DALAM SHEET 26

Kolom Keterangan

NO nomor baris data yang dibuat, contoh :1

MASA PAJAK masa pajak dibuatnya bukti pemotongan PPh 26, contoh : 12
38

Kolom Keterangan

TAHUN PAJAK tahun pajak dibuatnya bukti pemotongan PPh 26, contoh : 2020

TANGGAL tanggal dibuatnya Bukti Pemotongan PPh 26 dengan format dd/mm/yyyy


PEMOTONGAN contoh : 26/12/2020

TIN Tax Identification Number (TIN) adalah nomor identitas universal dari Wajib Pajak
Luar Negeri yang dipotong. Contoh : 19860126

NAMA WP Adalah nama Wajib Pajak luar negeri yang terpotong melalui Bukti Pemotongan
TERPOTONG PPh Pasal 26. Contoh : DHANISWARA BERGKAMP

TANGGAL LAHIR Adalah tanggal lahir Wajib Pajak luar negeri yang terpotong melalui Bukti Pemo-
WP TERPOTONG tongan PPh Pasal 26 dengan format dd/mm/yyyy
contoh : 26/01/1986 (untuk tanggal 26 Januari 1986)

ALAMAT WP Adalah alamat tempat tinggal di Indonesia dari Wajib Pajak terpotong melalui
TERPOTONG bukti Pemotongan PPh Pasal 26.
Contoh : Jl. MI Ridwan Rais No.5A-7, Gambir, Jakarta Pusat

NOMOR PASPOR Adalah nomor Paspor Wajib Pajak terpotong melalui Bukti Pemotongan PPh Pas-
WP TERPOTONG al 26. Contoh: F1ZR150

NOMOR KITAS Adalah nomor Kartu Identitas Sementara Wajib Pajak terpotong melalui Bukti
WP TERPOTONG Pemotongan PPh Pasal 26. Contoh: YM1X135

KODE NEGARA Adalah isian Kode Negara dari Wajib Pajak terpotong. Referensi Kode Negara telah
disediakan pada sheet “Ref Daftar Kode Negara”.

PENANDATANGAN Adalah pertanyaan penandatangan Bukti Pemotongan apakah dilakukan oleh


BP PENGURUS pengurus? Apabila penandatangan dilakukan oleh pengurus cukup di-input den-
gan “Y” (tanpa tanda petik)
tetapi apabila penandatangan bukan pengurus (Kuasa pengurus) maka di-input
dengan “N” (tanpa tanda petik).

PENGHASILAN Adalah dasar pemotongan transaksi yang akan dikenakan pemotongan PPh Pasal
BRUTO 26

PERKIRAAN Adalah persentase penghasilan neto dari Wajib Pajak Terpotong.


PENGHASILAN
NETO (%)

MENDAPAT FASIL- Adalah pertanyaan apakah Bukti Pemotongan PPh 26 yang dibuat mendapat-
ITAS kan fasilitas Surat Keterangan Bebas (SKB) atau fasilitas Ditanggung Pemerintah
(DTP).
Apabila tidak mendapatkan fasilitas maka kolom diisi “N” (tanpa tanda petik), se-
baliknya apabila mendapatkan fasilitas maka kolom diisi “SKB” atau “DTP” ) (tanpa
tanda petik)
39

Kolom Keterangan

NOMOR ATURAN Adalah isian nomor aturan jika menggunakan fasilitas Ditanggung Pemerintah
DTP pada Bukti Pemotongan PPh Pasal 26 Contoh : PMK No.43/PMK.03/2009

NTPN DTP Adalah isian NTPN apabila menggunakan fasilitas DTP pada Bukti Pemotongan
PPh Pasal 26. Contoh : 4NGG4SUKM4DHAN1S

Sheet Dasar Pemotongan

Sheet ini berisi 5 (lima) kolom tabel data dasar

pemotongan dalam pembuatan Bukti Pemoton-

gan PPh Pasal 23 maupun PPh Pasal 26.

Dokumen yang dijadikan dasar pemotongan an-

tara lain faktur pajak, invoice, pengumuman, su-

rat perjanjian, biaya pembayaran, akta perikatan,

akta RUPS, Surat Pernyataan.

Pengkodean Kolom Jenis Dokumen dapat dilihat

pada Sheet “Ref Jenis Dokumen Referensi”

Berikut ini adalah penjabaran lebih lanjutnya

GAMBAR 33. SHEET DASAR PEMOTONGAN

DETAIL KOLOM DALAM SHEET DASAR PEMOTONGAN

Kolom Keterangan

NO Kolom ini menunjukkan nomor baris pada sheet 23 atau 26 terkait dengan detail
data Bukti Pemotongan yang dibuat.

JENIS PAJAK Hanya diisi dengan pilihan 23 atau 26, pilihan tersebut nantinya akan merujuk
pada sheet 23 atau 26.

JENIS DOKUMEN Adalah dokumen sebagai dasar pemotongan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23
dan/ atau Pasal 26. Kolom Jenis Dokumen diisi dengan kode dokumen dasar
pemotongan Bukti Pemotongan. Untuk menyesuaikan jenis dokumen dan kode
dokumen bisa dilihat pada sheet “Ref Jenis Dokumen Referensi”.
40

Kolom Keterangan

NOMOR Adalah nomor dokumen yang dijadikan sebagai dasar pemotongan Bukti Pemo-
DOKUMEN tongan.

TANGGAL Adalah Tanggal dibuatnya dokumen sebagai basar pemotongan Bukti Pemoton-
DOKUMEN gan.

Sheet Referensi

Sheet referensi terdiri dari : Pastikan Kode Bukti Potong, Kode Negara pada

1. Sheet Ref Daftar Kode Bukti Potong; sheet 23 atau sheet 26 mengacu pada Sheet Refe-

2. Sheet Ref Daftar Kode Negara; dan rensi ini.

3. Sheet Ref Jenis Dokumen Referensi Ketidaksesuaian format referensi mengakibatkan

Ketiga sheet ini tidak perlu diubah atau dihapus. skema impor akan gagal diupload ke aplikasi e-Bu-

Biarkan default apa adanya. pot.


41

Cara Impor

10

11
2
12

13

GAMBAR 34. MENU SKEMA IMPOR DARI EXCEL

JIka seluruh sheet Excel Skema Impor R.8 telah diisi dengan benar dan lengkap, selanjutnya adalah

mengupload file tersebut ke menu BUKTI PEMOTONGAN [1] --> iMPOR EXCEL [2] sehingga muncul

tampilan seperti di bawah ini:

GAMBAR 35. MENU SKEMA IMPOR DARI EXCEL

Lanjutkan menekan menu PILIH FILE [3] lalu pilih file skema Impor R8 yang dikehendaki dan tekan tombol

SIMPAN.
42

Setelah file berhasil di impor, lakukan pengecekan Dalam hal pada Daftar Dokumen muncul pesan

di Daftar dokumen terhadap semua rincian bukti error, perhatikan status dan keterangan upload

potong yang diimpor. Pastikan Status proses impor yang muncul. Lakukan perbaikan dengan

berhasil dan tidak terdapat pesan error. memperhatikan keterangan tersebut.

GAMBAR 36. CONTOH TAMPILAN ERROR PADA SAAT UPLOAD SKEMA IMPOR R.8
43

4.
Steps
from Zero
44

Alur
Secara garis besar, alur penggunakan aplikasi e-bupot dapat diurutkan sebagai berikut:

LOGIN
STEP

01
DJP ONLINE
Login ke laman https://djponline.pajak.go.id

SET PENANDATANGAN
STEP

02
Lakukan register penandatangan Bukti
Potong di menu Pengaturan --> Penanda
tangan

BUAT BUKTI POTONG


STEP

03
Pembuatan Bukti potong dapat dilakukan
online melalui aplikasi (key-in) atau menggu-
nakan skema impor excel

alur penggunaan
POSTING KE SPT
STEP

04
Setelah semua bukti potong dibuat, lakukan
posting agar data masuk ke SPT

REKAM BUKTI SETOR


STEP

05
Lakukan perekaman bukti penyetoran baik
melalui pembayaran SSP atau pemindah-
bukuan

PENYIAPAN SPT
STEP

06
Setelah bukti penyetoran diisi dan data
dipastikan benar, set penandatangan SPT

KIRIM SPT
STEP

07
Lakukan pengiriman SPT dengan memasukan
sertifikat elektronik terlebih dahulu
(= sertifikat e-faktur)
45

Simulasi
UNTUK MENINGKATKAN PT. Angga Membara merupakan Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar

PEMAHAMAN ATAS ALUR di KPP Madya Jakarta Selatan I yang bergerak dibidang Konsultan

E-BUPOT. Manajemen, identitas perusahaannya adalah sebagai berikut:

BERIKUT ADALAH SIMULASI NPWP : 01.234.567.8-062.000

APLIKASI E-BUPOT DENGAN Alamat : Jl. M.I. Ridwan Rais No.5A-7, Gambir, Jakarta Pusat

CONTOH KASUS Nama DIrektur : Angga Sukma

PT. ANGGA MEMBARA NPWP Direktur : 24.123.456.7-445.000

Pada tanggal 22 Januari 2020, perusahaan ini memberikan jasa

manajemen ke PT. Dhaniswara Sentosa (NPWP: 01.432.765.9-062.000)

dengan nilai transaksi sebesar Rp100.000.000,- atas dasar invoice

ASD555/I/2020.

Pada tanggal 26 Januari 2020, perusahaan ini memberikan royalti

ke Facebook, Inc yang berlokasi di Menlo Park, California, Amerika

Serikat (TIN: FB-1999-US) dengan nilai bruto Rp2 Milyar. Facebook, Inc

memperoleh SKD WPLN dengan nomor SKDWPLN-USA/I/20-0000101.

Bagaimana alur pembuatan bukti pemotonng sampai dengan

pelaporan SPT-nya. Simak langkah-langkah berikut:

Step 1

Masuk ke laman DJP ONLINE

(https://djponline.pajak.go.id)

Isikan data : 01.234.567.8-062.000 1

[1] Nomor NPWP, G4nt3n9 2


[2] Password DJP Online,

[3] Kode Keamanan (Captcha)


34ec2 3

yang muncul 4

Kemudian klik tombol

LOGIN [4]
46

Step 2

Selanjutnya akan

muncul tampilan

Dashboard seperti di

samping ini.
5

Untuk membuka

aplikasi e-bupot,

pilih menu LAPOR

[5]

Step 3

Berikutnya pilih

menu

PRA PELAPORAN
6
[6] ---> Lalu klik

LOGO EBUPOT [7]

Step 4
8
Langkah awal adalah

meregister nama 9
penandatangan Bukti

Potong , dengan cara

masuk ke menu :

PENGATURAN ---> [8]

PENANDATANGAN [9]
47

Step 5

Isikan :

- NOMOR NPWP ORANG

PRIBADI penandatangan 10
bukti potong [10]

- POSISI ORANG PRIBADI


11
Penandatangan [11]
12
- STATUS ORANG PRIBADI

Penandatangan [12]
13
- Lalu klik tombol SIMPAN

[13]

Step 6 14

Selanjutnya untuk 15

membuat Bukti Potong 16


10
PPh Pasal 23, masuk ke

menu:
11
BUKTI PEMOTONGAN [14]
12
--> PASAL 23 [15] ---->

INPUT BP 23 [16]
13

Step 7
17 18
Pada menu Identitas Wajib 14
19
Pajak yang dipotong, isikan
20
- TAHUN PAJAK [17] 15

- MASA PAJAK [18] 16


10
- IDENTITAS LAWAN

TRANSAKSI [19]
11
(Jika tidak punya NPWP,
12
maka Wajib isi NIK)

-NOMOR NPWP/NIK [20]


13
48

Step 8

Selanjutnya masukkan

dasar pemotongan, 21
dengan cara klik
Dokumen ---> tombol

TAMBAH [21]

Step 9

input dasar terjadinya


22
transaksi dengan detail:

- NAMA DOKUMEN [22] 23


- NOMOR DOKUMEN [23

- TANGGAL DOKUMEN 24

TRANSAKSI [24]

Lalu klik tombol :


25
SIMPAN [25]

Step 10

Setelah dasar pemotongan

di simpan, maka hasil

inputan akan muncul

seperti gambar di samping. 25

Lanjutkan dengan

memilih apakah transaksi


26
mendapatkan fasilitas SKB

atau tidak? [26]

Jika WP Lawan memiliki SKB, Silakan isikan Nomor SKB di kolom yang telah disediakan. Atau jika WP

Lawan mendapatkan fasilitas DTP, masukan nomor Peraturan atas DTP tersebut.
Business Brochure Templ ate 49

Step 11

Lanjutkan ke menu
27
Pajak Penghasilan Yang
21 28
Dipotong, dengan mengisi:

- KODE OBJEK PAJAK[27]

- JUMLAH PENGHASILAN

BRUTO [28]

Tarif dan PPh yang

dipotong akan muncul

otomatis

Step 12
Pada menu Identitas

Pemotong Pajak, pilih: 22


29
- STATUS PENANDA-
23
TANGAN [29] 30

- NAMA PENANDA-
24
TANGAN [30]
31
- CEKLIST PERNYATAAN

[31] Lalu klik tombol : 32 25

SIMPAN [32]

Maka akan muncul notifikasi seperti 33


disamping.

Klik tombol OK [33] untuk menyimpan.

Step 13

Bukti Potong 23 yang telah

disimpan akan muncul di

Daftar Bukti Pemotongan

seperti gambar disamping.


50

Step 14 34

Untuk membuat Bukti

Potong PPh Pasal 26, 35


masuk ke menu: 36

BUKTI PEMOTONGAN [34]

--> PASAL 26 [35] ---->

INPUT BP 26 [36]

Step 15

Pada menu Identitas Wajib

Pajak yang dipotong, isikan 37 39


- TAHUN PAJAK [37] 38
- MASA PAJAK [38]
40
- TAX ID NUMBER [39]
41
- NAMA WP LAWAN [40]

- ALAMAT WP LAWAN [41] 42

- NEGARA WP LAWAN

[42]

Step 16
42
Selanjutnya masukkan

Dokumen Referensi,

dengan cara klik tombol :

TAMBAH [42]
51

Step 17

Selanjutnya input dokumen

referensi atas transaksi

dengan detail:
43
- NAMA DOKUMEN [43]
44
- NOMOR DOKUMEN [44]

- TANGGAL DOKUMEN 45
TRANSAKSI [45]

Lalu klik tombol :


46
SIMPAN [46]

Step 18
Setelah dokumen referensi

disimpan, maka hasil

inputan akan muncul

seperti gambar di samping.

Lanjutkan dengan

memilih apakah transaksi

mendapatkan fasilitas P3B/

DTP atau tidak? [47]


47

Jika WP Lawan memiliki SKD, Silakan isikan Nomor SKD di kolom yang telah disediakan. Atau jika WP

Lawan mendapatkan fasilitas DTP, masukan nomor Peraturan atas DTP tersebut.

Step 19

Pada menu Pajak 48

Penghasilan Yang 49

Dipotong, isikan
50
- KODE OBJEK PAJAK [48]

- JUMLAH PENGHASILAN

BRUTO [49]

- TARIF % [50]
52

Step 20

Pada menu Identitas

Pemotong Pajak, pilih: 22


51
- STATUS PENANDA-
23
TANGAN [51] 52

- NAMA PENANDA- 24
TANGAN [52]
53
- CEKLIST PERNYATAAN

[53] Lalu klik tombol : 54 25

SIMPAN [54]

Maka akan muncul notifikasi seperti 55


disamping.

Klik tombol OK [55] untuk menyimpan.

Step 21

Bukti Potong 26 yang telah

disimpan akan muncul di

Daftar Bukti Pemotongan

seperti gambar disamping.

Step 22
56
Jika seluruh transaksi di

bulan yang bersangkuan

telah selesai direkam,

langkah berikutnya adalah


57
melakukan Posting Bukti

Potong agar masuk ke

dalam Draft SPT Masa PPh

Pasal 23/26

Langkahnya adalah dengan memilih menu BUKTI PEMOTONGAN [56] --> POSTING SPT [57]
53

Step 23

Untuk memposting bukti

potong, pilih: 58 59 60
- TAHUN PAJAK [58]
- MASA PAJAK [59]

Lalu klik tombol CARI [60]

Setelah daftar rincian bukti


61
potong di masa tersebut

muncul.

Langkah berikutnya, adalah menekan

tombol POSTING [61]

Hingga muncul notifikasi seperti 62


disamping. Silakan Klik OK[61]

Step 24

Jika bukti potong berhasil 63


diposting, langkah
64
berikutnya adalah

melakukan perekaman

bukti penyetoran.

Langkahnya adalah

dengan cara :

Pilih menu SPT MASA PPH [63] --> PEREKAMAN BUKTI PENYETORAN [64]
54

Step 25

Di dalam menu

input Bukti

Penyetoran, akan

muncul tampilan

PPh Pasal 23/26 65


yang terutang.

Klik tombol BUAT KODE BILLING [65] untuk membuat kode billing, atau bisa juga membuat kode billing

tersendiri di sse2.pajak.go.id (yang terpenting pastikan Kode Akun Pajak dan Kode Jenis Setor sesuai)

WARNING: KESALAHAN PEMILIHAN KODE AKUN PAJAK DAN KODE JENIS SETOR AKAN
BERDAMPAK KEGAGALAN PENGIRIMAN SPT MASA PPH PASAL 23/26.

Step 26

Jika pembayaran
66
telah dilakukan di

Bank Persepsi/Pos,

langkah berikutnya

adalah merekam

Bukti Penyetoran

dengan cara klik INPUT BUKTI SETOR [66] .

Step 27
Isi detil pembayaran dengan memilih:

- SSP/PEMINDAHBUKUAN [67] 67
- NOMOR BUKTI PENYETORAN [68]
68
- TAHUN PAJAK [69]
69

Lalu klik SIMPAN [70] .


70
55

Step 28

Setelah seluruh bukti

penyetoran berhasil

direkam, pastikan di

summary pembayaran 71
tidak ada selisih nilai

yang harus dibayar [71]

Step 29 72

Langkah berikutnya

adalah menyiapkan SPT


73
untuk dilaporkan.

Pilih menu SPT

MASA PPH [72] -->

PENYIAPAN SPT PSL

23/26 [73]

Step 30

Setelah draft masuk

ke Daftar SPT PPh

Pasal 23/26, klik tombol

LENGKAPI [74]
74

Perintah lengkapi pada kolom aksi bertujuan untuk melakukan posting Bukti Penyetoran dan merekam

penandatangan SPT PPh Pasal 23/26 tersebut.


56

Step 31

Langkah berikutnya

adalah memastikan

kebenaran :

- IDENTITAS SPT

- DAFTAR BUKTI
75
PENYETORAN
- PENANDATANGAN 76

77
Pada menu penandatangan :

pilih pihak yang bertindak sebagai penandatangan , apakah WAJIB PAJAK/WAKIL WAJIB PAJAK ATAU

KUASA [75] Kemudian Pilih NAMA PEJABAT PENANDATANGAN [76] [76] Lalu Klik Tombol SIMPAN

[77]

Step 32

Selanjutnya adalah

melakukan pengiriman

SPT dengan cara, klik

tombol KIRIM [78]

78

Step 33 79 80 81

Langkah selanjutnya

adalah memastikan

semua tab telah sesuai

dengan perhitungan

yaitu:
82

- LAMPIRAN I DAFTAR BUKTI PEMOTONGAN [79]

- LAMPIRAN II DAFTAR BUKTI PENYETORAN [80]

- INDUK SPT [81]

Jika telah sesuai, lanjutkan dengan menekan tombol KIRIM [82]


57

Step 34

Langkah terakhir adalah 83


memasukan SERTIFIKAT
84
ELEKTRONIK [83] dan

PASSPHRASE [84] Kemudian

klik OK [85] 85

Jika pengiriman berhasil, maka SPT yang dikirim akan muncul di dashboard dengan status TERKIRIM.

Bukti Penerimaan Elektronik akan dikirimkan melalui email yang terdaftar di djponline.

SELESAI
58

5.
F.A.Q
e-Bupot
59

sumber : Tax Knowledge Base DJP

Q: Apa latar belakang pembuatan Perdirjen Nomor PER-04/PJ/2017?

A: 1. Memberikan kemudahan dan pelayanan kepada Wajib Pajak yaitu dengan pelaporan SPT
Elektronik yang bersifat fully electronic, dimana pembuatan Bukti Pemotongan, pembuatan
SPT Masa dan pelaporan SPT Masa tersebut dilakukan secara online melalui laman DJPOn-
line pada channel e-Bupot. Selain itu, Wajib Pajak tidak perlu membuat/mengisi SPT Masa
PPh pasal 23 (induk dan lampirannya) karena sudah dibuat secara system.
2. Perubahan bentuk dan isi formulir Bukti Pemotongan dan SPT Masa PPh Pasal 23 dan/atau
Pasal 26 dalam rangka perbaikan sistem administrasi di DJP maupun WP Pemotong.

Q: Bagaimana jika terjadi lebih potong dalam Bukti Pemotongan akibat adanya pembetulan Bukti
Pemotongan?

A: Apabila Bukti Pemotongan belum dilaporkan dalam SPT Masa, maka dapat dilakukan perbaikan
(edit) atas Bukti Pemotongan tersebut dengan cara membetulkan nilai penghasilan bruto/pajak
yang terutang.
Apabila Bukti Pemotongan sudah dilaporkan dalam SPT Masa, maka Pemotong Pajak wajib
membuat Bukti Pemotongan pembetulan dengan mencantumkan nilai penghasilan bruto/pa-
jak yang sebenarnya terutang. Bukti Pemotongan Pembetulan tersebut kemudian dilaporkan
dalam SPT Masa Pembetulan.
Atas pajak yang lebih dipotong tersebut dapat diajukan permohonan pengembalian atas kelebi-
han pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang sebagaimana diatur dalam PMK Nomor
187/PMK.03/2015.

Q: Apakah pengisian Bukti Pemotongan bisa menggunakan kurs/valuta asing?

A: Pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan Pasal 26 harus menggunakan mata uang rupi-
ah.
Dalam hal transaksi WP menggunakan mata uang asing, nilai transaksi tersebut harus di kon-
versi ke mata uang Rupiah sesuai dengan kurs KMK yang berlaku.

Q: Bagaimana jika orang pribadi sebagai Pihak yang Dipotong tidak memiliki NPWP?

A: Jika pihak yang dipotong tidak memiliki NPWP, maka dapat menunjukkan Nomor Induk Kepen-
dudukan (NIK) dan tetap dikenakan tarif 100% lebih tinggi dibandingkan tarif yang berlaku.
Dalam hal WP Pemotong menggunakan e-Bupot, atas NIK tersebut akan divalidasi oleh sistem.
Apabila NIK tersebut tidak dikenal/tidak dapat divalidasi oleh sistem, maka Bukti Pemotongan
tidak dapat dibuat.
60

Q: Mengapa WP Badan harus mencantumkan NPWP, sedang di UU PPh dimungkinkan dikenakan


tarif lebih tinggi 100% jika tidak ber-NPWP?

A: Sebagaimana dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Pajak Penghasilan (UU PPh) dinyatakan
bahwa apabila WP Pemotong melakukan transaksi dengan pihak yang dipotong yang tidak
memiliki NPWP, maka tarif pemotongan menjadi 100% lebih tinggi daripada tarif yang berlaku.

Akan tetapi, bagi WP Badan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3) UU PPh, maka WP
Badan sejak saat didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia, telah memenuhi syarat sub-
jektif. Dan apabila WP Badan tersebut melakukan transaksi dengan pihak lain yang dikenakan
PPh (Pajak Penghasilan), maka telah memenuhi syarat objektif.

Atas kedua hal tersebut, seharusnya setiap WP Badan yang telah beroperasi/bertransaksi, kare-
na sudah memenuhi syarat subyektif dan obyektif sehingga sudah seharusnya memiliki NPWP.

Q: Bagaimana jika terdapat Wajib Pajak yang belum ditetapkan melalui Kepdirjen sebagai penggu-
na Aplikasi e-Bupot, namun ingin ikut serta menggunakan Aplikasi e-Bupot?

A: Aplikasi e-Bupot PPh 23/26 ini sedang diimplementasikan secara bertahap. Namun apabila
terdapat Wajib Pajak yang sangat ingin menjadi Wajib Pajak pengguna Aplikasi e-Bupot, maka
Wajib Pajak dapat menyiapkan hal sebagai berikut:
1. Pastikan telah memiliki sertifikat elektronik (sertifikat elektronik yang sama dengan yang
dipakai pada Aplikasi e- Faktur PPN);
2. Pastikan telah terdaftar juga di DJPOnline;
3. Mengirimkan surat permintaan menjadi pengguna Aplikasi e-Bupot PPh 23/26 yang ditu-
jukan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar dengan tembusan ke Direktorat Transformasi
Proses Bisnis.

Q: Perusahaan yang terdaftar sebagai pengguna e-Bupot 23/26 adalah Kantor Pusat. Apakah bisa
melakukan pembuatan Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 dan Pasal 26 juga atas transaksi yang
dilakukan oleh Kantor Cabang?

A: Satu akun Aplikasi e-Bupot 23/26 hanya berlaku untuk satu NPWP. Kantor Pusat dan Kantor
Cabang memiliki NPWP yang berbeda. Sehingga dalam hal Kantor Pusat sebagai pengguna
e-Bupot, maka pembuatan Bukti Pemotongan melalui Aplikasi e-Bupot hanya atas transaksi
yang dilakukan oleh Kantor Pusat. Dan sebaliknya, apabila Kantor Cabang yang terdaftar se-
bagai pengguna Aplikasi e-Bupot, maka pembuatan Bukti Pemotongan melalui Aplikasi e-Bu-
pot hanya atas transaksi di Kantor Cabang.
61

Q: Apa yang perlu dipersiapkan untuk membuat Bukti Pemotongan?

A: Pemotong Pajak paling sedikit menyiapkan data-data sebagai berikut:


1. Dokumen yang menjadi dasar transaksi
2. NPWP pihak yang dipotong/NIK apabila tidak ber-NPWP dan TIN bagi WPLN sesuai dengan
kolom formulir pada Bukti Pemotongan
3. Data penghasilan bruto dan kode objek pajak atas transaksi yang dilakukan
4. Fotokopi SKB yang telah dilegalisasi untuk transaksi yang menggunakan SKB
5. Tanda Terima e-SKD, dalam hal terdapat transaksi dengan WP Luar Negeri yang menggu-
nakan tarif P3B

Q: Bagaimana cara penomoran Bukti Pemotongan?

A: Bukti Pemotongan yang dihasilkan oleh Aplikasi e-Bupot akan mendapatkan nomor Bukti
Pemotongan secara otomatis setelah berhasil divalidasi oleh sistem.

Q: Bagaimana apabila ada perubahan pihak penandatangan Bukti Pemotongan?

A: Wajib Pajak menonaktifkan kewenangannya pengurus lama sebagai penandatangan SPT dan
Bukti Pemotongan dan menambahkan data penandatangan dan mengaktifkan nama pengu-
rus yang baru tersebut sebagai pihak penandatangan Bukti Pemotongan dan SPT Masa PPh
Pasal 23 dan/atau Pasal 26.

Q: Untuk pembuatan PPh Pasal 26, mana saja yang wajib diisi pada kolom identitas pihak yang
dipotong?

A: Untuk pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 26 bagi WPLN berstatus Badan, maka wajib
mengisi identitas:
1. Nama pihak yang dipotong
2. Tax Identification Number (TIN)
3. Alamat pihak yang dipotong
4.
Untuk pengisian Bukti Pemotongan PPh Pasal 26 bagi WPLN berstatus Orang Pribadi, maka
wajib mengisi identitas:
5. Nama pihak yang dipotong
6. Tax Identification Number (TIN)
7. Alamat pihak yang dipotong
8. Tanggal lahir pihak yang dipotong
62

Q: Bagaimana apabila NIK yang telah di-input tidak dapat tervalidasi? Apa penyebab hal tersebut?

A: Salah satu penyebab utama apabila NIK tidak dapat tervalidasi ialah data NIK belum ada di data-
base Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

Q: Apakah dokumen referensi wajib diisi?

A: Dokumen referensi tersebut terdiri dari data identitas dokumen, nomor dokumen, dan tanggal
dokumen.
Kolom ini wajib diisi oleh Pemotong Pajak melalui key in atau impor data dalam bentuk .xls.

Q: Apa saja yang menyebabkan SKB tidak tervalidasi?

A: SKB yang di-input di Aplikasi e-Bupot akan divalidasi dengan database SKB di DJP. Beberapa
penyebab SKB tidak dapat divalidasi, antara lain:
1. ketersediaan jaringan internet di Wajib Pajak maupun di server Aplikasi e-Bupot;
2. kesalahan penulisan nomor SKB di Aplikasi, baik berupa huruf atau tanda baca lainnya;
3. belum dilakukan konversi oleh KPP penerbit SKB, dalam hal SKB diterbitkan secara manual;
4. kesalahan pengisian data SKB oleh perekam SKB (kesalahan dapat berupa tanggal berlaku
atau isian lainnya).

Q: Apabila Wajib Pajak telah melakukan pembatalan Bukti Pemotongan, apakah nomor Bukti
Pemotongan dapat digunakan kembali?

A: Bukti Pemotongan yang telah dibuat dan akhirnya dihapus (sebelum menyampaikan SPT) atau-
pun dibatalkan (setelah
menyampaikan SPT), maka nomor Bukti Pemotongan tersebut tidak dapat dipakai kembali.

Q: Bagaimana cara memperoleh data dan status Bukti Pemotongan melalui QR Code tersebut?

A: Wajib Pajak melakukan scanning pada QR Code tersebut pada aplikasi QR Code reader.
Wajib Pajak memasukkan kode verifikasi untuk dapat menampilkan data dan status Bukti Pem-
otongan.
Bagi para pengguna handphone, Aplikasi QR Code tersedia di Play Store atau AppStore.
63

Q: Identitas lain apa yang dapat digunakan sebagai pengganti Tax ID Number bagi WP Expatriate?

A: Bagi pihak yang dipotong merupakan Subjek Pajak Luar Negeri, maka apabila tidak memiliki
Tax ID Number, maka dapat menggunakan identitas lain yang dipersamakan yang berlaku di
negara tersebut.

Q: Bagi WP yang ditunjuk melalui Kepdirjen sebagai pengguna Aplikasi e-Bupot, apakah boleh
melaporkan SPT Masa PPh Pasal 23/26 dengan csv melalui e-SPT ?

A: Untuk WP yang sudah menggunakan e-Bupot, maka pelaporan SPT Masa 23/26 harus dilaku-
kan melalui e-Bupot.
Apabila WP melaporkan SPT selain melalui Aplikasi e-Bupot, maka SPT dianggap tidak dis-
ampaikan. Pelaporan menggunakan e-SPT/formulir SPT kertas sebelum berlakunya PER-04/
PJ/2017 dapat dilakukan untuk melaporkan SPT Masa PPh 23/26 pada masa pajak sebelum WP
tersebut mulai menggunakan web e-Bupot.

Q: Apakah sertifikat elektronik yang digunakan di Aplikasi e-Bupot PPh 23/26 sama dengan serti-
fikat elektronik yang digunakan pada e-Faktur PPN?

A: Sertifikat elektronik yang digunakan pada Aplikasi e-Bupot PPh 23/26 sama dengan sertifikat
elektronik yang digunakan pada Aplikasi e-Faktur.

Q: Apakah Wajib Pajak dapat mencetak SPT Masa PPh 23/26 melalui Aplikasi e-Bupot?

A: Aplikasi e-Bupot PPh 23/26 tidak menyediakan fitur pencetakan formulir SPT Masa PPh Pasal
23/26.
Apabila Wajib Pajak ingin mengetahui informasi rincian data SPT Masa PPh 23/26, maka Wajib
Pajak dapat menggunakan fungsi print screen pada komputer/laptop.

Q: Apa yang harus dilakukan Wajib Pajak saat bertransaksi dengan pihak yang dipotong yang
merupakan Wajib Pajak PP Nomor 23 Tahun 2018, sedangkan atas objek pajak tersebut masuk
ke dalam PPh Pasal 23?

A: Bagi Pemotong yang bertransaksi dengan WP yang masuk ke PP Nomor 23 Tahun 2018 maka
atas transaksi dan objek pajak tersebut masuk ke pemotongan atas PPh Final Pasal 4 ayat (2)
dan dilaporkan di SPT Masa PPh Pasal 4 ayat (2).
Jadi tidak ada kewajiban pemotongan dan pembuatan Bukti Pemotongan pada PPh Pasal 23.
6.
Trouble
Shoot
65

Case1
“Error Data Pembayaran Pajak Tidak Sesuai”

Error ini biasanya disebabkan oleh Kode Akun Pajak (KAP) dan/atau Kode Jenis Setor (KJS) Pajak yang
terutang, tidak sama dengan KAP/KJS yang dibayarkan.

18

Dari contoh kasus di atas, diketahui bahwa PPh Pasal 23 terutang sebesar Rp143.912.246, dengan Kode

Jenis Pajak 411124 dan Kode Jenis Setor 104. Namun Wajib Pajak menyetor dengan Kode Jenis Setor 100.

Kesalahan tersebut menyebabkan SPT gagal kirim.

SOLUSI:

Ajukan permohonan pemindahbukuan terlebih dahulu ke Kantor Pelayanan Pajak terdaftar dengan

menggunakan format permohonan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/

PMK.03/2014 (atau klik di sini) dengan dilengkapi asli SSP/Bukti Penerimaan Negara.
66

Case2 Credit to : Direktorat TIK

“Selisih PPh disetor pada Summary Pembayaran ”

Meskipun sudah dipastikan bahwa Kode Akun Pajak, Kode Jenis Setor, dan nilai PPh terutang telah se-
suai dengan yang dibayarkan (Lihat Case 1), terkadang muncul selisih data pembayaran pada summary
pembayaran seperti ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

SOLUSI:

Ikuti langkah-langkah berikut:

Masuk ke menu SPT Masa PPh [1] --> Penyiapan SPT Psl 23/26 [2]--> Klik Aksi Lengkap [3].

Jika ada notifikasi “Lengkapi Data SPT?”

Klik tombol OK [4].

Berikutnya akan muncuk notifikasi “SPT

Ditemukan”

Klik tombol OK [5].


67

Pastikan Daftar Bukti Penyetoran baik PPh Pasal 23/PPh Pasal 26, muncul Keterangan : Sudah masuk SPT.

Jika Keterangan yang muncul adalah : “Belum Posting”, Klik Tombol Simpan [6] di bagian bawah Halaman

Lengkapi SPT Masa.

Jika telah selesai, silakan cek kembali data summary pembayaran.


68

Case3
“Data SKD Tidak Ditemukan”

Data SKD Tidak Ditemukan, biasanya disebabkan oleh beberapa hal :


• terdapat kesalahan Penulisan TIN (tanda baca, karakter spasi, dan lain-lain)
• kesalahan kode negara
• habisnya masa berlaku SKD

SOLUSI:

Wajib Pajak harus menguji validitas data SKD yang disampaikan oleh lawan transaksi, dengan cara melaku-

kan pengecekan di laman djponline. Berikut adalah langkah-langkahnya:

1. Buka laman djponline (https://djponline.pajak.go.id)


2. Login seperti biasa dengan menggunakan NPWP, Password DJP Online dan Kode Keamanan (Capt-

cha) yang tersedia

3. Pilih menu - LAYANAN --> E-SKD

4. Pada menu e-SKD

Lakukan pencarian data di menu

DATA SEARCH --> search by: CER-

TIFICATE OF DOMICILIE NUMBER

----> masukan nomor SKD WPLN

----> lalu klik SEARCH

Perhatikan hasil pencarian, apakah

nomor SKD tersebut ditemukan?

Jika ya, pastikan nomor TIN dan No-

mor SKD WPLN telah sesuai dan li-

hat status masa berlaku.


69

Katalog error lainnya


MASALAH SEPUTAR LOGIN E-BUPOT

Kode Error Penyebab / Solusi

Tidak bisa login, muncul error Pastikan koneksi internet dalam kondisi stabil atau silakan coba
“bad gateway” tekan tombol Ctrl+Shift+R dan silahkan login kembali dengan user
dan password yang benar

Tidak bisa login, muncul error Pastikan username dan password yang anda masukan benar
"bad credential"

Tidak bisa login, muncul error Masalah ini muncul karena aplikasi e-bupot sedang dibuka oleh
“sesi user belum habis/sedang pengguna lain atau sesi belum habis tapi browser sudah di tutup.
login” Pastikan tidak ada user yang sedang membuka, atau bersihkan
riwayat penelusuran browser (clear cache).

Tidak bisa login, muncul error Pastikan kode keamanan (captcha) telah sesuai
“kode verifikasi salah”

MASALAH SEPUTAR INPUT BUKTI POTONG

Kode Error Penyebab / Solusi

“ERRMF0001:Wajib Pajak bersta- Cek kembali NPWP lawan transaksi karena NPWP yang di input
tus DE” sudah tidak aktif. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubun-
gi Kantor Pelayanan Pajak atau Kring Pajak 1500200.

“ERRV0002: Tanggal pemoton- Cek kembali isian bulan pada tanggal bupot, tidak sesuai dengan
gan tidak sesuai masa-tahun masa pajak SPT
pajak”

“ERRV0003:Tag tertentu yang Cek kembali isian formulir Bupot. Ada data yang belum diisi
required pada XML tidak diisi”

“ERRV0004: NPWP Pemotong NPWP Lawan Transaksi tidak boleh sama dengan NPWP Pemo-
sama dengan NPWP penerima tong. Silakan cek kembali
penghasilan”

“ERRV0005: 9 digit awal NPWP 9 digit awal NPWP lawan transaksi tidak boleh 0. Harap pastikan
tidak boleh 000000000” kembali.

“ERRV0006: Dokumen referensi Cek kembali isian dokumen referensi


tidak terdaftar”
70

MASALAH SEPUTAR INPUT BUKTI POTONG

Kode Error Penyebab / Solusi

“ERRV0007: NIK tidak boleh NIK tidak boleh 0. Silakan cek kembali
0000000000000000”

“ERRV0008: NIK tidak 16 digit” NIK kurang/lebih dari 16 digit. Silakan cek kembali

“ERRV0009: NIK mengandung NIK tidak boleh mengandung huruf. Silakan cek kembali
huruf”

“ERRV0010: Digit pertama NIK NIK digit pertama tidak boleh nol. Silakan cek kembali
tidak boleh 0”

“ERRV0011: 4 digit terakhir NIK NIK 4 digit terakhir tidak boleh 0000. Silakan cek kembali
tidak boleh 0000”

“ERRV0013: Jumlah Bruto harus Nilai bruto penghasilan tidak boleh diisi 0. Silakan cek kembali
lebih dari 0”

“ERRV0020: Tag <KiraNetto> Nilai perkiraan neto bupot PPh 26 tidak valid. Silakan cek kembali
tidak valid”

“ERRV0021: Tag <TarifSkd> harus Tarif PPh 26 sesuai SKD/P3B harus lebih besar dari nol. Silakan cek
lebih besar dari NOL” kembali

“ERRV0022: Jika ingin menggu- NPWP pada bupot dengan keterangan SKB/DTP, harus diisi. Si-
nakan SKB/DTP, wajib ber-NP- lakan cek kembali
WP”

“ERRRF0004: Status SKB ditolak Cek kembali nomor SKB yang diinput. Jika masih muncul error,
oleh KPP” hubungi Kantor Pelayanan Pajak penerbit SKB.

“ERRRF0005: Tanggal pemoton- Tanggal SKB tidak valid/diluar masa pemanfaatan SKB/SKD.
gan diluar masa pemanfaatan
SKB/SKD”

MASALAH SEPUTAR PEMBETULAN/PEMBATALAN BUKTI POTONG

Kode Error Penyebab / Solusi

error “ERRBP0001: Bukti Po- Bukti Potong sudah pernah dibetulkan oleh Bukti Potong Pem-
tong sudah pernah dibetulkan betulan, sehingga tidak bisa dilakukan pembetulan/pembatalan/
oleh Bukti Potong Pembetulan, hapus. Silakan cek kembali
sehingga tidak bisa dilakukan
pembetulan/pembatalan/hapus”
71

MASALAH SEPUTAR PEMBETULAN/PEMBATALAN BUKTI POTONG

Kode Error Penyebab / Solusi

“ERRBP0002: Bukti Potong su- Bukti Potong sudah dibatalkan, sehingga tidak dapat dilakukan
dah dibatalkan, sehingga tidak pembetulan/pembatalan/hapus. Harap cek kembali
dapat dilakukan pembetulan/
pembatalan/hapus”

“ERRBP003: Bukti Potong sudah Bukti Potong sudah dihapus, sehingga tidak dapat dilakukan
dihapus, sehingga tidak dapat pembetulan/pembatalan/hapus. Harap cek kembali.
dilakukan pembetulan/pembata-
lan/hapus”

MASALAH SEPUTAR IMPOR DATA

Kode Error Penyebab / Solusi

“ERRMF0001:Wajib Pajak bersta- Cek kembali NPWP lawan transaksi karena NPWP yang di input
tus DE” sudah tidak aktif. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubun-
gi Kantor Pelayanan Pajak.

“ERRV0002: Tanggal pemoton- Cek kembali isian bulan pada tanggal bupot, tidak sesuai dengan
gan tidak sesuai masa-tahun masa pajak SPT
pajak”

“ERRV0003:Tag tertentu yang Cek kembali isian formulir Bupot. Ada data yang belum diisi
required pada XML tidak diisi”

“ERRV0004: NPWP Pemotong NPWP Lawan Transaksi tidak boleh sama dengan NPWP Pemo-
sama dengan NPWP penerima tong. Silakan cek kembali
penghasilan”

“ERRV0005: 9 digit awal NPWP 9 digit awal NPWP lawan transaksi tidak boleh 0. Harap cek kem-
tidak boleh 000000000” bali.

“ERRV0006: Dokumen referensi Cek kembali isian dokumen referensi


tidak terdaftar”

“ERRV0007: NIK tidak boleh NIK tidak boleh 0. Harap cek kembali
0000000000000000”

“ERRV0008: NIK tidak 16 digit” NIK kurang/lebih dari 16 digit. Harap cek kembali

“ERRV0009: NIK mengandung NIK tidak boleh mengandung huruf. Harap cek kembali
huruf”
72

MASALAH SEPUTAR IMPOR DATA

Kode Error Penyebab / Solusi

“ERRV0010: Digit pertama NIK NIK digit pertama tidak boleh nol. Harap cek kembali.
tidak boleh 0”

“ERRV0011: 4 digit terakhir NIK NIK 4 digit terakhir tidak boleh 0000. Harap cek kembali.
tidak boleh 0000”

“ERRV0013: Jumlah Bruto harus Nilai penghasilan bruto tidak boleh diisi 0. Harap cek kembali.
lebih dari 0”

“ERRV0020: Tag <KiraNetto> Nilai perkiraan neto bupot PPh 26 tidak valid. Harap cek kembali.
tidak valid”

“ERRV0021: Tag <TarifSkd> harus Tarif PPh 26 sesuai SKD harus lebih besar dari nol. Harap cek kem-
lebih besar dari NOL” bali.

“ERRV0022: Jika ingin menggu- NPWP pada bupot dengan keterangan SKB/DTP, harus diisi. Harap
nakan SKB/DTP, wajib ber-NP- cek kembali.
WP”

“ERRRF0002: Kode Objek Pajak Kode objek pajak tidak sesuai dengan jenis pajak. Harap cek kem-
tidak sesuai dengan Jenis Pajak” bali.

“ERRRF0004: Status SKB ditolak Cek kembali nomor SKB yang diinput. Jika masih error, silakan
oleh KPP” hubungi Kantor Pelayanan Pajak penerbit SKB.

“ERRRF0005: Tanggal pemoton- Cek tanggal SKB tidak valid/diluar masa pemanfaatan SKB/SKD
gan diluar masa pemanfaatan
SKB/SKD”

MASALAH SEPUTAR PELAPORAN SPT

Kode Error Penyebab / Solusi

“MAP-KJS kurang setor” Cek kembali daftar SSP yang diinput apakah kurang dari nilai PPh
terutang yang dipotong? jika sudah sesuai lihat case 1 dan case 2
(halaman 60 dan 61)
73

Appendix
Appendix (Scan atau Klik Barcode untuk mengunduh file)

Link Descriptions

Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang Tahapan Implementasi


Aplikasi e-Bupot.
Berisi file PDF kumpulan Keputusan Direktur Jenderal Pajak tentang
implementasi e-Bupot dari mulai tahap I sampai dengan tahap V

Bahan Sosialisasi SPT Masa & Bukti Pemotongan Pajak Penghasilan


Pasal 23/26 (PER-04/PJ/2017)
Berisi file PDF bahan sosialiasi atas SPT Masa dan Bukti Potong PPh
Pasal 23/26 meliputi latar belakang, dasar hukum, ikhtisar PER-04/
PJ/2017, Bentuk Bukti Potong, Tata Cara Pemotongan , dan sebagainya.

Skema Impor Excel R.8


Berisi file excel yang menjadi template untuk melakukan skema impor
bukti potong ke dalam aplikasi e-Bupot

Video Pengantar e-Bupot


Berisi video pengantar mengenai aplikasi e-Bupot

Cara Pembuatan e-Bupot


Berisi video yang menjelaskan secara singkat langkah-langkah dalam
pembuatan bukti potong di aplikasi e-bupot

Pelaporan e-Bupot
Berisi video yang menjelaskan secara singkat langkah-langkah dalam
melakukan pelaporan SPT Masa PPh Pasal 23/26 melalui aplikasi e-Bu-
pot
74

Disclaimer:

e-Book ini disusun dengan bersumber pada peraturan yang berlaku pada saat tulisan ini dibuat.

Apabila terdapat kekeliruan, mohon agar menghubungi penulis agar dapat dilakukan perbaikan

sebagaimana mestinya.

Hak Cipta : dhaniswara©2020 Referensi :

Penulis & Design : Angga Sukma Dhaniswara • Modul Direktorat TIK

KPP Madya Jakarta Selatan I • Tax Knowledge Base DJP

Jl. M.I Ridwan Rais No.5A-7, Gambir, Jakarta Pusat

WA: 0818168006 email: angga.dhaniswara@pajak.go.id


75

Anda mungkin juga menyukai