PENDAHULUAN
1
yang mulai terkikis sedikit demi sedikit. Hal ini disebabkan karena kurangnya
kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan Budaya lokal. Budaya Lokal
merupakan Identitas Bangsa sehingga harus dijaga kelestariannya maupun
kepemilikannya agar dapat diakui oleh Negara lain (Liliweri : 2014).
Sebagian orang memandang atau menganggap tradisi Islam terutama
yang terbangun melalui seni dan budaya islam mengadopsi budaya arab,
bahkan yang paling kental adalah budaya melayu, mungkin tidak dapat
dipungkiri, namun yang mengejutkan sebab transformasi modernitas hingga
era globalisasi, tidak mampu menenggelamkan tradisi yang sudah berakar itu.
Kalau boleh saya sebut, bahwa semakin mengukuhkan akar kekuatan tradisi
islam, walaupun dalam format aktualisasi yang makin modern pula. Di
Kalimantan Utara khususnya Tanjung Selor, Upacara ritual yang
mengekspresikan spiritualisme dan spiritualisme Agama dinyatakan ke dalam
berbagai bentuk tindakan. Satu di antaranya adalah upacara pembacaan
Tahlilan dan Barazanji yang diselenggarakan secara berulang-ulang sesuai
dengan keperluan-keperluan upacara. Tradisi Tahlilan ini dilaksanakan pada
acara kematian dan MabBarazanji diselenggarakan pada upacara aqiqah,
perkawinan, sunatan, selamatan dan lain-lain. Tradisi ini sesungguhnya
sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam, karena penamaan tradisi Tahlilan dan
barasanji diambil dari kitab epos Barazanji, kitab tentang kepahlawanan dan
kemuliaan Muhammad sebagai Rasul. Kitab ini ditulis oleh Ja'far bin Abd
Karim bin Abdul Rasul Al-Barazanji Al-Madani yang berisi sejarah sosial
kehidupan Sang Rasul.
Upacara pembacaan Tahlilan dan Barazanji memiliki arti penting bagi
pemeliharaan siklus kehidupan sosial budaya masyarakat setempat. Disisi lain
tradisi ini berfungsi sebagain perekat antarkeluarga dan antara anggota
masyarakat. Melalui tradisi Pembacaan Barazanji ini, anggota keluarga dan
anggota masyarakat saling mencari, saling bertemu, dan saling berbagi
rasa.Segalanya berjalan secara alamiah dalam kerangka kebudayaan setempat.
Tradisi ini juga merupakan kesempatan atau merupakan tempat dimana
segenap anggota keluarga dapat berperan dan berpartisipasi. Kebiasaan
2
bekerja sama dan memasak bersama adalah contoh sederhana dari Fungsi
Sosial tradisi seperti ini.
Di dalam kesempatan, dimana anggota sedang berkumpul, solidaritas
sosial yang berbentuk pemberian sumbangan dari anggota keluarga ke anggota
keluarga lain akan tercipta dengan cara yang wajar.Dengan memperhatikan
tradisi pembacaan Barazanji sebagai bagian dari siklus sosial masyarakat dan
dengan mempertimbangkan bahwa tradisi seperti ini adalah bagian dari cara
anggota keluarga dan anggota masyarakat memindahkan nilai-nilai agama
melalui kenangan panjang tentang sejarah sosial kehidupan Nabi Muhammad
sebagai Rasul.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah tradisi dan Budaya Baca Do’a ,Tahlilan, MabBarazanji
Di Tanjung Selor Kab.Bulungan Kalimantan Utara?
2. Nilai nilai moral pakah yang terdapat dalam tradisi dan Budaya Baca
Do’a ,Tahlilan, MabBarazanji Di Tanjung Selor Kab.Bulungan
Kalimantan Utara?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui tradisi dan Budaya Baca Do’a ,Tahlilan,
MabBarazanji Di Tanjung Selor Kab.Bulungan Kalimantan Utara.
2. Untuk mengetahui nilai-nilai moral yang terdapat dalam tradisi dan
Budaya Baca Do’a ,Tahlilan, MabBarazanji Di Tanjung Selor
Kab.Bulungan Kalimantan Utara
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tradisi
4
Dengan mengacu pada pendapat ini maka upacara adat tradisional
merupakan kelakuan atau tindakan simolis manusia sehubungan dengan
kepercayaan yang mempunyai maksud dan tujuan untuk menghindarkan diri
dari gangguan roh-roh jahat. Dari beberapa pengertian diatas dapat
disimpulkan bahwa upacara adat tradisional merupakan suatu bentuk tradisi
yang bersifat turun-temurun kemudian dilaksanakan secara teratur dan tertib.
Menurut adat kebiasaan masyarakat dalam bentuk suatu permohonan, atau
sebagai dari ungkapan rasa terimakasih. Selanjutnya diakatakan bahwa
upacara itu sendiri terdiri dari beberapa unsur, dimana unsur-unsur
keagamaan tersebut ada yang dianggap paling penting sekali oleh suatu
agama, tetapi ada beberapa agama lain yang tidak mengenal suatu agama
tersebut. Unsur-unsur upacara tersebut merupakan suatu rangkaian yang
saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan saling mempengaruhi.
Terdapat beberapa unsur dalam upacara itu sendiri bersaji, berkorban,
berdoa, makan bersama dengan makanan yang sudah disucikan dengan doa,
menari tarian suci, menyanyi nyanyian suci, berpuasa.
B. Tahlilan
Tahlilan, atau Tahlilan --sama saja artinya-- karena ini dari kata Arab
(hallala-yuhallilu-Tahlilan) yang berarti membaca kalimat La ilaha illa Allah.
Tahlilan kemudian menjadi tradisi yang mengakar di kalangan masyarakat
Muslim Indonesia. Tahlilan menjadi aktivitas rutin setiap malam Jum’at, dan pada
momen-momen khusus, misalnya kirim doa untuk keluarga yang sudah wafat,
dilakukan secara berjama’ah dalam suatu majlis.
5
konon, praktik munkarat seperti itu sampai sekarang masih ada pada sebagian
masyarakat kita. Di sinilah kemudian, mereka diajak untuk berdoa dan membaca
kalimah-kalimah tayyibah, meluruskan tradisi munkar ke tradisi hasanat, dan
begitulah seterusnya hingga kemudian ada gagasan para ulama’ untuk membuat
panduan atau buku saku yang berisi bacaan yasin, Tahlilan, talqin, doa-doa
dan al-aurad (wirid) yang banyak beredar di masyarakat sekarang ini.
6
Dalam konteks ini, manusia beragama (apapun agamanya) kecenderungan
spiritual dan ritualistik ini pasti ada, dan ini bagian dari doktrin ajarannya. Maka
dalam konteks Tahlilan, sebetulnya juga merupakan bagian dari ritualistik yang
mendatangkan pahala dan kasih-sayang Tuhan. Karena dalam tradisi Tahlilan itu
sendiri kalimat-kalimat yang dibaca adalah kalimah thayyibah.
C. BARZANJI
Kata Barzanji dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sucipto:2002)
diartikan sebagai isi bacaan puji-pujian yang berisi riwayat Nabi Muhammad
SAW. Jadi, Barazanji atau Berzanji adalah kitab yang berisi doa-doa, puji-pujian
dan penceritaan riwayat Nabi Muhammad SAW yang dilafalkan dengan suatu
irama atau nada yang biasa dilantunkan ketika kelahiran, khitanan, pernikahan dan
maulid Nabi Muhammad SAW. Adapun isi Barzanji tersebur adalah berupa tutur
tentang kehidupan Muhammad, yang disebutkan berturut-turut yaitu silsilah
keturunannya, masa kanak-kanak, remaja, pemuda hinggga diangkat menjadi
Rasul. Didalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimilik nabi
Muhammad Saw.
Nama Barzanji diambil dari nama pengarang buku tersebut, yaitu Syekh
Jafar al-Barzanji bin Hasan bin Abdul Karim. Karya tersebut sebenarnya berjudul
Iqd al-Jawahir (artinya kalung permata) yang disusun untuk meningkatkan
kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, meskipun kemudian lebih terkenal
dengan nama penulisnya.
Al-Barzanji adalah suatu Doa-doa, Puji-pujian dan penceritaan riwayat
Nabi Muhammad Saw yang biasa dilantukan dengan irama atau Nada. Isi kitab al-
Barzanji bertutur tentang kehidupan Nabi Muhammad Saw yakni silsilah
keturunannya, masa kanak-kanak,remaja,dewasa hingga saat diangkat menjadi
rasul. Di dalamnya juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimiliki Nabi
Muhammad serta berbagai peristiwa unuk dijadikan teladan Umat Manusia.Kitab
Maulid Al-Barzanji karangan beliau ini termasuk salah satu Kitab Maulid yang
paling populer dan paling luas tersebar ke pelosok Negeri Arab dan Islam, baik
timur maupun barat. Bahkan banyak kalangan arab dan non-arab yang
7
menghafalnya dan mereka membacanya dalam acara-acara keagamaan yang
sesuai. Kandungannya merupakan khulasah (ringkasan) surah Nabawiyyah yang
meliputi kisah kelahiran beliau, pengutusannya sebagai rasul, hijrah, akhlak,
peperangan hingga wafatnya. Diceritakan bahwa kelahiran kekasih Allah ini
ditandai dengan banyak peristiwa ajaib yang terjadi saat itu, sebagai gendering
tentang kenabiannya dan pemberitahuan bahwa nabi Muhammad adalah pilihan
Allah.
8
BAB III
PEMBAHASAN
9
pada tanggal 16 November 2012 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Provinsi Kalimantan Utara merupakan Provinsi ke-34 di Indonesia dan
merupakan provinsi termuda dari seluruh Provinsi yang ada di Indonesia.
Provinsi Kalimantan Utara terdiri dari 4 Kabupaten 1 Kota yaitu :
1. Kabupaten Bulungan
2. Kabupaten Malinau
3. Kabupaten Nunukan
5. Kota Tarakan
10
memeliki ciri khas budaya melayu dilihat dari pakaian adatnya dan kepercayaan
agama islam yang dianut turun temurun, dilihat dari sistem kesultanan yang dulu
berjaya yang pusatnya di Tanjung Palas dengan semua sultan memeluk agama
islam. Nama Bulungan lalu di jadikan nama daerah administrasi yaitu Kabupaten
Bulungan dengan ibu kota Tanjung Selor (di sebrang Tanjung Palas) yang di
dalamnya terdapat berbagai macam suku lain yang mendiami baik pribumi
maupun pendatang.
1
Tokoh Agama……..
11
1. Menghibur keluarga almarhum/almarhumah
2. Mengurangi beban keluarga almarhum/almarhumah
3. Mengajak keluarga almarhum/almarhumah agar senantiasa bersabar atas
musibah yang telah dihadapinya.
12
Setelah acara selesai, biasanya yang mempunyai hajat (dalam hal ini
adalah tuan rumah atau ahli warisnya) menghidangkan makanan dan minuman
kepada para undangan Tahlilan, bahkan sebelum pulang pun juga
diberi berkat (makanan/jajanan yang dibungkus untuk dibawa pulang) dengan
maksud bersedekah. Seperti yang sudah disebutkan di atas, tujuan diadakannya
Tahlilan ialah mengirim doa dan pahala yang diperuntukkan bagi si mayit melalui
serangkaian bacaan Tahlilan dan diteruskan dengan doa agar amal seseorang yang
diTahlilani (si mayit) diterima dan dosa-dosanya diampuni oleh Allah swt.
Maksud pahala disini bukan hanya berarti balasan dari Allah terhadap
seseorang atas ketaatannya menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-
Nya, namun makna pahala dalam acara Tahlilan ini ialah kenyamanan dan
kenikmatan atas Rahmat dan Maghfirah Allah swt yang dirasakan seseorang baik
diperoleh dari amal salehnya selama hidup di dunia maupun atas pemberian
hadiah dari orang lain melalui mengirimkan pahala kepada seseorang yang dituju.
Sehingga menghadiahkan pahala dimaksudkan untuk menjadikan ganjaran dari
sebuah amal agar dapat dinikmati oleh orang lain yang dituju dan juga dapat
dinikmati oleh orang yang membaca itu sendiri.
13
padabait untuk pembacaan shalawat, selanjutnya para hadirin berdiri untuk
membacakan shalawat Nabi Muhammad SAW bersama Imam.2
Saat pembacaan sholawat berlansung dan para hadirin seluruhnya
berdiri,biasanya salah seorang perempuan ahli rumah menaburkan beras ditengah
para hadirin sebanyak tiga gengam dengan 3 (tiga) kali penaburan. Setelah selesai
pembacaan shalawat dan para hadirin duduk kembali, Imam melanjutkan
bacaannya sampai tamat bait yang dibaca sewaktu berdiri tadi. Setelah selesai
Imam membaca bait yang ada sholawat ini, pembacaan kemudian diberikan
kepada undangan yang berada di sebelah kanan Imam. Pembacaan oleh undangan
bisa sampai akhir bait atau akhir bait diselesaikan oleh Imam sampai akhir yang
ditutup dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Imam. Setelah selesai Imam
membacakan do'a penutup, maka kemudian kitab Barzanji diangkat masuk ke
ruangan dalam bersama dengan hidangan Barzanji ) Uang yang ada dalam piring
tadi disedekahkan oleh tuan rumah kepadaImam. Selanjutnya,hidangan tadi
dikeluarkan kembali dan dihidangkan. Setelah seluruhhidangan dihidangkan, tuan
rumah mempersilahkan Imam untukmembacakan do'a selamat. Terakhir tuan
rumah mempersilahkanpara hadirin untuk menyantap hidangan yang telah
disediakan denganucapan bismillaahirrahmaanirrahiim. Setelah para hadirin
selesaimenyantap hidangan maka berakhirlah suatu upacara keagamaanberupa
pembacaan Barzanji.3
Para pembela Barzanji bagi mereka bahwa tujuan membaca shalawat
ituadalah untuk mengagungkan nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Menurutnya, salah satu cara mengagungkan seseorang adalah dengan berdiri,
karena berdiri untuk menghormati sesuatu sebetulnya sudah menjadi tradisi kita.
Bahkan tidak jarang hal itu dilakukan untuk menghormati benda mati. Pembacaan
Berzanji pada umumnya dilakukan di berbagai kesempatan, sebagai sebuah
pengharapan untuk pencapaian sesuatu yang lebih baik. Misalnya pada saat
kelahiran bayi, mencukur rambut bayi (akikah), acara khitanan, pernikahan, dan
2
Hamsah Yusuf, 50 tahun,”Wawancara pda….” Iman Desa, Balangtaroang Kecamatan
Bulukmpa.
3
Hamsah Yusuf, 50 tahun, Iman Desa”Wawancara 21 Juni 2015” , Balangtaroang
14
upacara lainnya. Di masjid-masjid perkampungan, biasanya orang-orang duduk
bersimpuh melingkar. Lalu seseorang membacakan Berzanji, yang pada bagian
tertentu disahuti oleh jemaah lainnya secara bersamaan. Di tengah lingkaran
terdapat nasi tumpeng dan makanan kecil lainnya yang dibuat warga setempat
secara gotong royong. Terdapat adat sebagian masyarakat, dimana pembacaan
Berzanji juga dilakukan bersamaan dengan dipindah-pindahkannya bayi yang
baru dicukur selama satu putaran dalam lingkaran. Sementara baju atau kain
orang-orang yang sudah memegang bayi tersebut, kemudian diberi semprotan atau
tetesan minyak wangi atau olesan bedak.-4
Jika pelaksanaannya pada malam hari, biasanya pada waktu sore hari
mereka sudah mengirim utusan untuk mengundang, ada yang mengundang jam
18.00 WIB. adapun Kegiatan pada pelaksanaan Barzanji diantaranya:
a. Barzanji pada saat naik haji
b. Tradisi Pembacaan Barazanji pada Upacara Aqiqah
c. Tradisi Barzanji pada saat mobil baru ( kendaraan baru)
d. Barzanji pada perkawinan
Namun tidak terbatas pada peringatan itu saja, tradisi Barzanji juga digelar
pada berbagai kesempatan, sebagai sebuah penghargaan untuk pencapaian sesuatu
yang lebih baik. Misalnya pada saat kelahiran bayi, mencukur rambut bayi
(akikah), acara khitanan, pernikahan dan upacara lainnya.
15
Tahlilan, maka akan dijamin oleh Allah masuk surga. Sebagaimana
sabda Nabi: Man qala lailaha illa Allah fi akhiri kalamihi dakhala al-
jannah. Kita sangat khawatir, jika pada hari akhir hayat kita tidak mampu
mengucapkan kalimah ţayyibah, baik dalam hati maupun lisan, maka
celakalah kita.
3. Berbakti kepada orang tua, kerabat kita dan berbuat baik kepada sesama
saudara.
Dalam Tahlilan kita mendoakan kepada orang tua kita, keluarga kita dan
saudara-saudara kita, baik yang sudah meninggal maupun yang belum.
Seperti doa-doa yang sering kita baca selama ini. Sebagai anak kita wajib
berbakti kepada orang tua, dan berbakti itu tidak saja sewaktu masih hidup
tetapi juga ketika sudah meninggal. Tahlilan atau Tahlilan (jangan salah
paham, keduanya bahasa Arab berbentuk masdar) merupakan salah satu
bukti bakti kita kepada orang tua sepanjang masa. Itulah maka, ditegaskan
oleh Rasulullah Saw., bahwa semua manusia yang sudah mati akan terputus
16
semua amalnya kecuali tiga hal: sadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan
anak salih yang mendoakannya (doa anaknya). Bagaimana dengan doa
saudara, handaitolan , kerabat, tetangga dan orang lain? Apakah doanya
kesampaian? Memang di luar anak salih ini ada ikhtilaf. Tetapi lepas dari
soal nyampai atau tidaknya doa itu, Tahlilan atau kirim doa ini besar
manfaatnya. Jika toh tidak nyampai, maka akan kembali kepada diri orang
itu sendiri (diterima doa itu tetapi tidak untuk si mayit, misalnya).
Kemudian, Tahlilan ini juga bagian dari pembiasaan diri untuk
mengucapkan kalimah tayyibah, doa, zikir, salawat dan qira’at al-Qur’an.
4. Bersedekah.
Tahlilan atau Tahlilan ini niat kita untuk beribadah, mencari ilmu dan
mencari rida Allah SWT. Bukan karena orang lain atau siapa-siapa,
melainkan hanya semata karena Allah SWT.
BAB IV
17
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Maka dari itu kita harus memahami faham tentang adat dan budaya
kita. Kita juga harus memahami seberapa penting adat, budaya bagi
kehidupan masyarakat, guna tercapai hidup yang lebih baik, sebagaimana
orang-orang sebelum kita kita menjaga adat budaya, maka dari itu marilah
sama-sana kita menjaganya. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk
kita, agar kita lebih memahami dan mengerti tentang tradisi dan
kebudayaan Tahlilan dan Barazanji yang terdapaa di Tanjung Selor
Kabaten Bulungan Kalimantan Utara.
18
DAFTAR PUSTAKA
http.//www. Sejarah Kalimantan Utara. Diakses pad hari Ahad tanggal 04 Aguustus 2019
19