Anda di halaman 1dari 4

URGENSI IDENTITAS NASIONAL DI PERKAMPUNGAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang dibimbing oleh
Rista Ayu Mawarti, S.Pd, M.Pd

Oleh:

Offering F7

Ana Saniatur Rohmah (180341617525)


Thoriq Nur Fadilah (190611643225)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


September 2020
Permasalahan:

Di salah satu desa di daerah Kota Tegal, lebih tepatnya nama desa tersebut adalah Desa
Kemuning. Menurut penulis ada sebuah permasalahan di desa ini yang berkaitan dengan urgensi
identitas nasional. Berdasarkan informasi yang telah di dapatkan, di desa ini memiliki rasa saling
menghargai yang kurang sehingga menyebabkan permasalahan lain seperti kurangnya tenggang
rasa, sikap acuh tak acuh antar warga, dan mulai lunturnya rasa gotong royong.

Pembahasan:

Identitas nasional merupakan jati diri yakni ciri-ciri atau karakeristik, perasaan atau
keyakinan tentang kebangsaan yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain.
Menurut Hidayat (2009) dalam Hermawan tahun 2018 mengartikan identitas nasional sebagai
ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan membedakan dengan bangsa
lain. Adapun unsur pembentuk identitas nasional antara lain: sejarah, kebudayaan, suku bangsa,
agama dan bahasa. Sehubungan dengan kebudayaan, aspek kebudayaan yang menjadi unsur
pembentuk identitas nasional adalah akal budi, peradaban dan pengetahuan.

Adapun menurut Rohman & Ningsih (2018) Identitas Nasional merupakan salah satu
bentuk dari identitas sosial. Identitas Nasional dianggap sebagai konsep utama dari identifikasi
individu pada kelompok sosial dalam dunia modern, kedekatan anggota kelompok terhadap
negara mereka diekspresikan dengan rasa memiliki, cinta, loyalitas, kebanggaan, dan
perlindungan terhadap kelompok dan tanah airnya.

Berdasarkan pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa identitas nasional


merupakan jati diri bangsa yang ditinjau dari ciri/karakteristik, budaya, serta sejarah dari bangsa
tersebut. Salah satu ciri bangsa Indonesia adalah sikapnya yang ramah tamah dan agamis.
Apabila melihat dari permasalahan di atas maka bangsa Indonesia mulai kehilangan beberapa
karakteristiknya. Berawal dari satu permasalahan namun dampak berdampak besar dan
menimbulkan permasalahan yang lain. Warga sekitar desa kemuning ini menunjukkan bahwa
kurangnya rasa menghormati dilihat dari intensitas warga untuk bertegur sapa. Karena
banyaknya warga yang merasa tidak dihargai atau tidak dipedulikan pada saat menyapa akhirnya
timbul rasa acuh tak acuh antar warga, sikap gotong royong pun mulai luntur.

Perubahan-perubahan ini tentunya di latar belakangi oleh adanya arus globalisasi, dan
berkembangnya teknologi, hal ini menyebabkan banyak pola pikir masyarakat yang berubah.
Pemikiran masyarakat yang kapitalis dan materiil dapat membentuk karakter bangsa yang
individual dan mengganggu kehidupan bersosial. Seharusnya masyarakat Indonesia mampu
menyaring berbagai dampak dari adanya globalisasi sehingga tidak melunturkan nilai-nilai
budaya dan menghilangkan identitas nasional. Di jaman yang semakin canggih ini masyarakat
harus lebih peka terhadap perubahan yang terjadi dan segera mengatasi permasalahan yang ada.
Oleh karena itu untuk mengatasi masyarakat yang bersikap atau mempunyai sifat
individualis di lingkungan sekitar masyarakat, maka ada beberapa cara untuk mengatasinya agar
tidak semakin tumbuh pesat orang-orang yang bersikap individualisme. Pertama yaitu membuat
prioritas berdasarkan moral. Menumbuhkan kembali semangat gotong royong, karena dengan
cara gotong royong kegiatan yang dikerjakan lebih cepat selesai dan setiap individu dapat
merasakan pentingnya gotong royong, selain itu dapat menumbuhkan tali persaudaraan atau
silaturahmi masyarakat semakin erat. Meningkatkan rasa solidaritas atau kepedulian antar
individu yang satu dengan yang lain, menumbuhkan sifat rela berkorban. Mengingat kembali
bahwa pada hakikatnya manusia adalah makhluk social, harus bisa mengedepankan kepentingan
bersama dari pada kepentingan pribadi.

Rancangan Solusi dan Aksi:

Penulis berusaha memberikan solusi untuk permasalahan ini.salah satu aksi sederhana
yang dapat dilakukan yaitu dengan mengaktifkan kembali organisasi karang taruna yang ada di
desa tersebut. Hal ini bertujuan agar melalui berbagai program kerja dapat merekatkan kembali
masyarakat yang mulai renggang, mengingat tujuan dari organisasi ini adalah terwujudnya
Kesejahteraan Sosial yang semakin meningkat bagi generasi muda di desa/kelurahan atau
komunitas adat sederajat yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai
manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial dilingkungannya.

Selain itu karang taruna terdiri dari beberapa bidang seperti bidang pendidikan, bidang
pelatihan dan penyuluhan, bidang hubungan masyarakat, bidang kerohanian dan pembinaan
mental, dan masih banyak bidang lainnya. Pada masing-masing bidang tersebut memiliki
program kerja yang sangat bermanfaat bagi masyarakat. Menurut penulis bidang kerohanian dan
pembinaan mental cukup diperlukan sebagai pengembangan akhlak untuk menghadapi
lingkungan masyarakat yang individualis, karena dengan pengembangan akhlak akan
membentuk masyarakat yg punya rasa sopan santun yg tinggi dan jiwa sosial yg tinggi.
Selanjutnya diperlukan bidang hubungan masyarakat untuk menjaga keharmonisan antar warga.
Dalam penyuluhan bidang pendidikan yang di bebarengi dengan penyuluhan bidang kerohanian
dan pembinaan mental kedua nya harus kompak untuk mengembangkan akhlak dan pendidikan
akhlak. Agar dalam penyuluhan, masyarakat menjadi paham penting nya pengembangan akhlak
dan pendidikan akhlak di kalangan kehidupan sosial masyarakat.

Apabila organisasi ini sudah diaktifkan kembali maka perlu pengawasan lebih agar
semua program kerja dapat terlaksana dengan baik dan mencapai tujuannya. Selain itu perlu juga
dilakukan evaluasi secara berkala untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ada di
masyarakat dan organisasi. Apabila ada kekurangan atau permasalahan yang ada bisa segera
dicarikan solusinya. Melalui kegiatan ini juga dapat melatih musyawarah mufakat dari berbagai
golongan di masyarakat.
Daftar Pustaka

Hermawan, Anton. 2018. Sebuah Upaya Mempertahankan Identitas Nasional: Pelestarian


Indegenous Knowledge Melalui Pengembangan Teknologi Pada Perpustakaan Nasional.
Journal of Library anda Information Science, 2(2), 277-295.
Rohman, Abdul., & Ningsih, Yenni Eria. Pendidikan Multikultural: Penguatan Identitas Nasional
Di Era Revolusi Industri 4.0. Disampaikan dalam Seminar Nasional Multidisiplin 2018.
UNWAHA Jombang. ISSN : 2654-3184

Anda mungkin juga menyukai