Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH GIZI DAN DIET

“DIET PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN”

KELOMPOK 11 :

1. NI PUTU SINTYA DARMAYANTI (P07120018163)


2. NI KOMANG AYU CAHYANINGSIH (PO7120018178)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PRODI D-III KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019

1
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu

Puja dan puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa , karena atas asung
kertha wara nugraha Hyang Widhi paper ini disusun agar pembaca dapat memperluas
pengetahuan yang kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber.
Paper ini memuat tentang “Diet pada Klien dengan Penyakit Saluran
Pencernaan”yang sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat saat ini. Walaupun
mungkin kurang sempurna tapi memiliki pembahasan yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusun paper ini. Semoga paper ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan yang
lebih luas kepada pembaca. Walaupun paper ini memiliki kelebihan dan kekurangan
mohon untuk saran dan kritiknya.

Om Santhi , Santhi , Santhi Om

Denpasar,22 Maret 2019

Penyusun

I
DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR...........................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1Definisi Diet Saluran Pencernaan..................................................................... 2

2.2 Gangguan Saluran Pencernaan........................................................................ 3

2.3 Diet pada Klien dengan Penyakit Saluran Pencernaan

2.3.1 Diet pada Klien dengan Penyakit Lambung……………………... ……6

2.3.2 Diet pada Klien dengan Penyakit

pada Usus Halus dan Usus Besar………………………………………17

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan..........................................................................................................22

3.2 Saran ...............................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

3
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebutuhan akan asupan nutrisi merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar
bagi manusia untuk bertahan hidup. Nutrisi tersebut juga harus memiliki persyaratan
kelengkapan gizi untuk pemenuhan secara sempurna bagi seseorang dalam melengkapi
kebutuhan nutrisi.

Namun terkadang kebutuhan akan nutrisi tersebut terhambat manakala terjadi


gangguan pada sistem pencernaan. Gangguan tersebut utamanya adalah gangguan pada
saluran cerna. Jika seseorang mengalami gangguan saluran cerna, maka harus ada langkah
rehabilitasi, salah satu caranya yaitu dengan melakukan diet saluran cerna.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi diet pada saluran pencernaan ?


2. Apa saja gangguan yang dapat terjadi pada saluran pencernaan ?
3. Bagaiman cara diet pada klien dengan penyakit lambung ?
4. Bagaimana cara diet pada klien dengan penyakit pada usus halus dan usus besar ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi diet pada saluran pencernaan


2. Untuk mengetahui gangguan yang dapat terjadi pada saluran pencernaan
3. Untuk mengetahui cara diet pada klien dengan penyakit lambung
4. Untuk mengetahui cara diet pada klien dengan penyakit pada usus halus dan usus besar

BAB II

4
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Diet Saluran Pencernaan

Dalam konteks bahasa, istilah diet memiliki arti sebagai jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh seseorang. Di Indonesia, penggunaan istilah diet lebih menunjukkan pada
usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi.

Definisi diet menurut para ahli :

1. Muda (2003)
Diet merupakan aturan makan khusus untuk kesehatan dan sebagainya (biasanya atas
petunjuk dokter), berpantangan atau menahan diri terhadap makanan tertentu untuk
kesehatan, mengatur kuantitas, dan jenis makanan untuk mengurangi berat badan atau
karena penyakit.
2. Kim dan Lennon (2006)
Diet adalah pengurangan kalori untuk mengurangi berat badan.
3. Hawks (2008)
Diet merupakan usaha sadar seseorang dalam membatasi dan mengontrol makanan yang
akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi dan mempertahankan berat badan.

Diet Saluran Pencernaan

Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal adalah sistem organ dalam manusia yang
berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energy, menyerap
zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna
atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.

Saluran pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,
rectum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan yaitu pancreas, hati dan kandung empedu.

Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran pencernaan.
Penderita dapat mengalami gangguan pencernaan walaupun penyebab dan mekanisme

5
terjadinya gangguan tersebut secara pasti belum diketahui secara pasti, namun gangguan
tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis.

2.2 Gangguan Saluran Pencernaan

1. Gastritis (Upper Abdominal Syndrome)


Gangguan pencernaan bagian atas yang secara umum dikenal sebagai penyakit
“maag’ merupakan gangguan saluran cerna yang cukup sering dikeluhkan. Selain
disebabkan oleh faktor organic seperti adanya luka/peradangan pada saluran cerna bagian
atas (lambung), gangguan ini juga dihubungkan dengan faktor psikologis mendasarinya.
Gangguan ini ditandai antara lain oleh adanya rasa sakit atau rasa penuh di daerah
epigastrium (ulu hati), kanan atau kiri dibawah lengkung iga.
Rasa sakit bersifat membakar atau smar-samar, tidak jarang menjalar,
intensitasnya sedang, menghebat karena makanan atau langsung setelah makan, tidak ada
hubungannya dengan kejadian tertentu. Gejala-gejala lain yang timbul antara lain
gangguan menelan, eruktasi (bersendawa), pirosis (merasa terbakar dan rasa asam atau
pahit), mual dan muntah, kembung (meteorismus), dan lain-lain.
Penderita gastritis biasanya menunjukkan perubahan yang cukup mencolok yaitu
sikap depresi. Seringkali penderita menyalahkan lingkungan atau makananya, tetapi
ternyata dengan diet (makanan) juga tidak mengurangi rasa sakitnya. Keseimbangan yang
rapuh yang mudah menjadi runtuh dapat terlihat ketika penderita mengalami keluhan
pada saluran cernanya dan jelas terlihat adanya ketergantungan pada objek yang
memanjakannya.

2. Sindrom Fungsional Hipogastrium (Lower Abdominal Syndrom)


Gangguan pencernaan yang mengenai saluran cerna bagian bawah ini juga
dikenal sebagai spastic colon, irritable colon, colitis nervosa, dan obstipasi spastic.
Penderita penyakit ini akan mengeluhkan rasa sakit pada perut, biasanya dibawah pusat,
diare, atau obstipasi (sembelit),. Bila terjadi obstipasi, feses penderita dapat keluar
berbentuk seperti potlot atau tahi kambing (obstipasi spastic).

6
Faktor psikologis yang berperan pada penderitanya yaitu adanya harapan-harapan
untuk meminta lebih banyak lagi dari orang lain karena mereka telah memberi banyak
pada orang tersebut.

3. Aerofagi
Gejala yang timbul dari gangguan saluran cerna ini adalah berupa rasa sakit perut
dan perut dirasakan penuh dan membengkak, hal ini dibuktikan dengan bersendawa
(belching) yang keras bertubi-tubi. Simtom ini terutama ditemukan pada mereka yang
bergantian menelan dan mengeluarkan udara. Bila tidak dapat bersendawa, maka perut
akan terasa kembung (meteorismus) dan kentut (flatus) yang tidak berbau.
Karena penyebab yang mendasari gangguan ini adalah faktor psikologis (setelah
hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya penyebab organic yang mendasarinya) dari
penderitanya maka selain memberikan pengobatan yang dapat mengurangi gejala yang
dialami penderitanya maka psikoterapi juga dibutuhkan untuk menghilangkan atau
setidaknya mengurangi gangguan ini.

4. Mencret (Diare)
Diare terjadi karena adanya rangsangan yang berlebihan pada mukosa usus
sehingga gerakan otot usus meningkat dan makanan kurang terserap secara sempurna.
Diare termasuk gangguan pencernaan yang paling sering muncul terutama pada anak-
anak.
Diare akut kalau anak mencret lebih dari 4 kali sehari. Penyebabnya bisa infeksi,
bisa juga hanya karena salah makan, sebagai contoh makanan yang tidak sesuai dengan
usia anak, misalnya sudah diberikan maka padat sebelum waktunya
Faktor kebersihan juga menjadi sebab diare. Diare yang disebabkan bakteri atau
salah makan adalah penyebab utama gangguan pencernaan pada anak di bawah 5 tahun
(Balita). Selain itu, ada juga diare akibat cacingan.

7
5. Heartburn
Heartburn adalah nyeri akut yang dirasakan di daerah epigastrium, yang dirasakan
dapat menyebar ke bagian lain dari dada atau lengan. Heartburn ini biasanya timbul
setelah makan dan disebabkan oleh refluks isi lambung ke esophagus.

6. Esofagitis
Esofagitis adalah peradangan kronik esophagus. Kelainan ini sering terjadi akibat
refluks kronik isi lambung ke dalam esophagus. Apabila hal ini terjdi, lapisan mukosa
esophagus dapat mengalami tukak oleh asam. Kerusakan lapisan mukosa dapat
menyebabkan peradangan kronik, spasme otot, dan pembentukan jaringan parut di
esophagus, yang dapat menyebabkan terhambatnya makanan. Gejala klinis :
 Nyeri seperti terbakar di epigastrium
 Muntah
 Disfagia (kesulitan menelan)

7. Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan peritoneum, suatu membrane yang melapisi rongga
abdomen. Peritonitis biasanya terjadi akibat masuknya bakteri dari saluran cerna atau
organ-organ abdomen ke dalam ruang peritoneum melalui perforasi usus atau rupturnya
suatu organ. Gejala Klinis :
 Nyeri, terutama di atas daerah yang meradang
 Peningkatan kecepatan denyut jantung akibat hipovolemia karena perpindahan cairan
ke dalam perineum
 Mual dan muntah
 Abdomen yang kaku

8. Sembelit (Konstipasi)
Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan dengan gejala mengalami
pengerasan feses yang sulit untuk dibuang yang dapat menyebabkan kesakitan pada
penderitanya. Konstipasi dapat disebabkan oleh pola makan, hormone, efek samping

8
obat-obatan, dan juga karena kelainan anatomis. Biasanya, konstipasi disebabkan karena
defekasi yang tidak teratur sehingga feses mengeras dan sulit dikeluarkan.
Pengobatan konstipasi dapat dilakukan dengan mengubah pola makan, obat
pencahar (laksatif), terapi serat, dan pembedahan, walaupun pilihan terakhir jarang
dilakukan. Konstipasi hebat tersebut juga dengan obstipasi. Gangguan pada sistem
pencernaan juga bisa disebabkan karena stres. Sebab stress dapat mempengaruhi sistem
saraf dalam tubuh. Sementara penanganan untuk yang susah BAB, harus dilihat dulu apa
penyebabnya.
9. Wasir atau Hemoroid
Wasir atau hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) di dalam
anyaman pembuluh darah. Keluhan pertama kali yaitu darah segar menetes setelah buang
air besar (BAB). Biasanya tanpa disertai rasa nyeri dan gatal di anus. Pencegahannya
adalah perlu diet tinggi serat dengan makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang
bertujuan membuat volume tinjanya besar, tetapi lembek, sehingga saat BAB, karena
tidak perlu mengejan dapat merangsang wasir.
10. Kanker usus
Kanker usu merupakan penyakit ketiga yang menjadi penyebab kematian di
seluruh dunia. Studi pada manusia juga menunjukkan keseluruhan jumlah kalsium yang
dikonsumsi sangat positif dalam mengurangi tingkat dari resiko kanker usus ini. Setiap
kenaikan 1.000 miligram kalsium sehari atau lebih akan mampu mengurangi 15% resiko
dari kanker usu pada wanita dan 10% pada pria. Konsumsi susu dan kalsium bisa
mengurangi resiko terkena kanker usus. Keju dan yoghurt juga merupakan hasil olahan
dari susu.
Cara terbaik untuk mencegah atau mengurangi resiko kanker usus adalah dengan
mengkonsumsi makanan yang seimbang antara buah, sayuran, dan kalori. Untuk
mengurai proses penimbunan lemak.

2.3 Diet pada Klien dengan Penyakit Saluran Pencernaan

2.3.1 Diet pada Klien dengan Penyakit Lambung

Penyakit lambung merupakan masalah yang sering terjadi oleh semua kalangan
masyarakat. Berbagai penyakit lambung antara lain gastritis akut, gastritis kronik, uklus

9
peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan adanya “dumping
syndrome” dan kanker lambung.
Gangguan pada lambung biasanya berupa sindrom dipepsia yaitu kumpulan gejala
yakni mual, muntah, nyeri epigastrium, kembung, nafsu makan menurun (anoreksia)
dan rasa cepat kenyang.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Lambung adalah untuk memberikan makanan dan cairan yang tidak
memberatkan kerja dari lambung dan mencegah atau menetralkan sekresi asam
lambung yang berlebihan pada gastritis (maag).
Syarat Diet Lambung:

1. Mudah dicerna supaya makanan tidak berlama-lama didalam lambung, porsi kecil
dan sering untuk mengatasi mual dan muntah serta nyeri epigastrum.
2. Energi dan protein cukup sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dalam
menerimanya.
3. Rendah lemak, karena lemak lama didalam lambung dan akan memberatkan kerja
lambung yaitu sekitar 10-15% dari kebutuhan kalori.
4. Cairan cukup, apabila disertai muntah harus diperhatikan supaya tidak terjadi
dehidrasi dan kehilangan elektrolit.
5. Tidak berbumbu tajam, untuk mengurangi mual dan muntah.
6. Laktosa rendah apabila ada gejala intoleran, tapi susu adalah hal yang dihindari
karena bersifat asam dan korosif didalam lambung jika bertemu dengan asam
lambung. Susu juga mengandung lemak tinggi yang akan merangsang pengeluaran
asam lambung yang berlebih.
7. Makan secara perlahan dan tenang, dan jika akut maka diberikan parentral sampai 2
hari saja (infus).

Macam Diet Dan Indikasi Pemberian


Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis,ulkus peptikum,tifus abdominlis,dan
paska bedah saluran cerna atas.

1. Diet Lambung 1

10
Diet lambung 1 diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus peptikum, paska
pendarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan
merupakan perpindahan dari pasca-hematemesis-melena, atau setelah fase akut teratasi.
Makanan diberikan setiap tiga jam (lihat makan saring) selama 1-2 hari saja karena
membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C. Makanan diberikan
dalam porsi kecil tiap 3 jam.

Bahan Makanan Sehari

Bahan makanan Berat (g) Urt


Susu 1800 9 gls
Maizena 60 12 sdm
Gula pasir 90 9 sdm

Nilai Gizi
Kalori 1630 gr Besi 2,0 mg
Protein 58 gr Vitamin A 2340 SI
Lemak 63 gr tiamin 0,5 mg
Hidrat arang 213 gr Vitamin C 18 mg
Kalsium 2,6 gr

Pembagian Makanan Sehari


Pukul 07.00 bubur susu 200 ml = 1 gls
Susu 200 ml = 1 gls
Pukul 10.00 susu 200 ml = 1 gls
Pukul 13.00 bubur susu 200 ml = 1 gls
Susu 200 ml = 1 gls
Pukul 15.00 susu 200 ml = 1gls
Pukul 18.00 bubur susu 200 ml = 1 gls
Susu 200 ml = 1 gls
Pukul 20.00 susu 200 ml = 1 gls

11
2. Diet lambung II
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien
dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis dengan suhu tubuh
tinggi dan sesudah operasi salurab pencernaan. Makanan berbentuk saring atau cincang,
tiap 3 jam. Diberikan beberapa hari saja karena membosankan.

Bahan Makanan Sehari

Bahan makanan Berat (g) Urt


Beras 60 2 gls bubur saring
Maizena 50 10 sdm
Biscuit 20 2 buah
Daging 100 ½ gls saring
Telur ayam 150 3 btr
Sayuran 100 1 gls
Buah 200 1 gls saring
Margarine 20 2 sdm
Gula pasir 70 7 sdm
Susu 900 4 gls

Nilai Gizi

Energi 1990 kkal Besi 12,8 mg

Protein 73 g vitamin A 10103 SI

Lemak 84 g Tiamin 0,9 mg

Karbohidrat 236 g vitamin C 174 mg

Kalsium 2,1 g

Pembagian Bahan Makanan Sehari

Pagi Pukul 10.00

Maizena 20 g = 4 sdm maizena 15 gr = 3 sdm

12
Telur ayam 50 g = 1 btr gula pasir 25 g = 2,5 sdm

Susu 300 g = 1,5 gls susu 300 g = 1,5 gls

Gula pasir 20 gr = 2 sdm

Siang dan Sore

Beras 30 g = 1 gls bubur saring

Daging 50 g = 0,5 gls saring

margarine 10 g = 1 sdm

Telur 50 g = 1 btr

Sayuran 50 g = 0,5 gls saring

Pepaya 100 g = 0,5 gls saring

Margarine 10 g = 1 sdm

Pukul 16.00

Maizena 15 gr = 3 sdm

Susu 100 ml = 0,5 gls

Gula pasir 20 gr = 2 sdm

Pukul 20.00

Susu 200 ml = 1 gls

Gula pasir 10 gr = 1 sdm

Biscuit 20 gr = 2 buah

13
Contoh Menu Sehari

Pagi Pukul 10.00

Bubur susu pudding + saos susu

Telur setengah matang susu

Susu

Siang Pukul 16.00

Bubur saring/bubur tepung bubur susu

Semur daging saring teh manis

Telur setengah matang

Sayur saring

Sari kelapa

Pukul 18.00

Biskuit

Susu

3. Diet Lambung III

Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari dier lambung II pada pasien
dengan ulkus peptikum,gastritis kronis,atau tifus abdominalis yang hamper
sembuh.Makanan yang berbentuk lunak atau yang bergantung pada toleransi
pasien.Makanan ini cukup energy dan zat gizi lainnya.

14
Bahan Makanan Sehari

Bahan makanan Berat (g) Urt


Beras 90 3,5 gls bubur
Roti 40 2 ptg
Maizena 30 6 sdm
Daging 100 2 ptg sdg
Telur ayam 100 2 btr
Sayuran 200 2 gls
Buah 200 2 ptg sdg pepaya
Margarine 35 3,5 sdm
Gula pasir 70 7 sdm
Susu 600 3 gls

Nilai Gizi

Energi 1921 kkal Besi 17,8 mg

Protein 61 g vitamin A 10469 SI

Lemak 74 g Tiamin 0,8 mg

Karbohidrat 257 g vitamin C 134 mg

Kalsium 0,8 g

Pembagian Bahan Makanan Sehari

Pagi Pukul 10.00

Beras 30 g = 1 gls bubur maizena 20 g = 4 sdm

Telur ayam 50 g = 1 btr gula pasir 25 g = 2,5 sdm

Sayuran 50 g =0,5 gls susu 100 gr = 0,5 gls

15
Gula pasir 10 gr = 1 sdm

Margarin 5 g =0,5 sdm

Siang Pukul 16.00

Beras 30 g = 1 gls bubur maizena 15 g = 3 sdm

Daging 50 g = 1 ptg sdg susu 300 g = 1,5 gls

Sayuran 74 g = 1 gls gula pasir 10 g = 1 sdm

Pepaya 100 g = 1 ptg sdg

Margarine 10 g = 1 sdm

Malam Pukul 20.00

Beras 30 g =1 gls bubur susu 200 g = 1 gls

Daging 50 g = 1 ptg sdg gula pasir 10 g = 1 sdm

Sayuran 100 g = 1 gls roti 40 gr = 2 ptg

Papaya 100 g = 1 ptg sdg telur 50 gr = 1 btr

Margarine 10 g = 1 sdm

Bahan Makanan yang Dianjurkan dan Tidak Dianjurkan

Bahan Dianjurkan Tidak dianjurkan


makanan
Sumber Beras di tim; kentang direbus, dipure; Beras ketan, beras tumbuk, roti whole
karbohidrat macaroni, roti, bihun direbus, biscuit; wheat, jagung, ubi, singkong, tales,
krekers, mi, tepung-tepungan dibuat cake, kentang digoreng, dodol, dan
pudding atau bubur. sebagainya.

Sumber Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam Daging ikan, ayam yang dikaleng,

16
protein direbus, disemur, ditim, dipanggang, dikeringkan, diasap, diberikan bumbu-
hewani telur ayam direbus, didadar, ditim, bumbu tajam, daging babi; telur
diceplok air dan dicampur dalam digoreng.
makanan; susu

Sumber Tahu, tempe digoreng; kacang tanah,


protein Tahu,tempe direbus, ditim, ditumis, kacang merah, kacang polo.
nabati kacang hijau direbus.

Sayuran Sayuran lain dimasak dengan sayuran


Sayuran yang tidak banyak serat dan mentah.
tidak menimbulkan gas dimasak; bayam,
buncis, kacang panjang, bit, labu siam,
labu kuning, wortel, tomat direbus dan
ditumis.
Buah Buah yang tinggi serat atau dapat
buahan Pepaya, pisang, sawo, jeruk manis, sari menimbulkan gas seperti jambu biji,
buah, buah dalam kaleng. nanas, apel, kedondong, durian,
nangka, buah yang dikeringkan.

Lemak Lemak hewan, santan kental


Margarine dan mentega; minyak untuk
menumis dan santan encer.

Minuman Teh kental, minuman yang


Sirup, teh encer mengandung soda dan alcohol, kopi.

Bumbu Lombok, bawang, merica, cuka dan


Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, jahe, sebagainya yang tajam.
kunyit, terasi, laos, saam sereh.

17
Contoh Menu Sehari

Pagi Siang Malam

Nasi tim/nasi nasi tim/ nasi nasi tim/nasi

Telur setengah matang semur ayam sup daging giling

Setup wortel setup bayam tumis labu siam dan tomat

Teh manis Pepaya pisang

Pukul 10.00 Pukul 16.00 Pukul 20.00

Pudding maizena/ kue talam roti bakar

agar-agar+saos sirup Susu orak arik telur

4. Diet Lambung IV

Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III
atau kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esophagus ringan, serta tifus
abdominalis yang hamper sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa,
tergantung toleransi pasien. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi.

Bahan makanan sehari

Bahan makanan Berat (g) Urt


Beras 200 4 gls tim
Maizena 15 3 sdm
Biscuit 20 2 bh
Daging 100 2 ptg sdg
Telur ayam 50 1 btr
Tempe 100 4 ptg sdg
Sayuran 250 2,5 gls

18
Buah 200 2 ptg sdg papaya
Minyak 25 2,5 sdm
Gula pasir 40 4 sdm
Susu 400 2 gls

Nilai Gizi

Kalori 2080 kkal Zat Besi 21,3 mg

Protein 74 g Vitamin A 9055 SI

Lemak 65 g Tiamin 0,9 mg

Karbohidrat 303 gr Vitamin C 132 mg

Kalsium 0,8 g

Pemberian Bahan Makanan Sehari

Pagi Pukul 10.00

Beras 50 gr = 1 gls tim maizena 15 gr = 3 sdm

Telur ayam 50 gr = 1 btr gula pasir 20 gr = 2 sdm

Sayuran 50 gr = 0,5 gls susu 200 gr = 1 gls

Gula pasir 10 gr = 1 sdm

Minyak 5 gr = 0,5 sdm

Siang dan Sore Pukul 16.00

Beras 75 gr = 1,5 gls tim biscuit 15 g = 3 sdm

Daging 50 gr = 1 ptg sdg susu 200 g = 1 gls

Tempe 50 gr = 2 ptg sdg gula pasir 10 gr = 1 sdm

Sayuran 75 gr = 1 gls

19
Pepaya 100 g = 1 ptg sdg

Minyak 10 gr = 1 sdm

2.3.2 Diet pada Klien dengan Penyakit pada Usus Halus dan Usus Besar

Penyakit usus inflamatori adalah peradangan terutama pada ileum dan usus besar
dengan gejala diare, disertai darah, lender, nyeri abdomen, berat badan berkurang,
nafsu makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatorea (adanya lemak
dalam feses). Penyakit ini dapat berupa colitis ulseratif dan chron’s disease.

Tujuan diet

1. Bagi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit


2. Ganti kehilangan cairan dan elektrolit
3. Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut
4. Mengistirahatkan usus pada masa akut

Syarat diet

1. Pada fase akut dipuasakan dan diberi mkannan secara parenteral saja.
2. Bila fase akut teratasi, pasien diberikan makanan secara bertahap, mulai dari bentuk
cairan (peroral maupun enteral), kemudian meningkatkan menjadi diet sisa rendah
dan serat rendah.
3. Bila gejala hilang dapat diberi makanan biasa.
4. Kebutuhan gizi yaitu :
- Energy tinggi dan protein tinggi.
- Suplemen vitamindan mineral antara vitamin A,C,D, asam folat, vitamin B12,
kalsium, zat besi, magnesium dan seng
5. Makanan enteral rendah atau bebas laktosa dan mengandung lemak rantai sedang
dapat diberikan karena sering terjadi intoleransi laktosa dan malabsorbsi lemak.
6. Cukup cairan dan elektrolit
7. Menghindari makanan yang menimbulkan gas.
8. Sisa rendah dan secara bertahap kembali kemakanan biasa.

20
Jenis Diet, Indikasi dan Lama Pemberian

Sesuai dengan gejala penyakit, dapat diberikan makanan cair, lunak, biasa atau diet
sisa rendah dengan modifikasi rendah laktosa atau menggunakan lemak trigliserinda
rantai sedang.

Makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan

Pada klien dengan penyakit usus imflamatori dianjurkan untuk makan-makanan yang
cair,lunak, biasa atau sisa rendah dengan modifikasi rendah laktosa.

 Diet Rendah Sisa


Tujuan pemberian diet jenis ini adalah untuk memberikan makanan
secukupnya yang sesedikit mungkin merangsang alat pencerna dan sedikit
mungkin meninggalkan sisa.
Syarat :
Makanan hendaknya mudah cerna, tidak merangsang baik secara mekanis,
termis, maupun kimia dengan jalan:
1. Menghindarkan makanan tinggi serat
2. Menghindarkan makanan terlalu panas dan terlalu dingin
3. Menghindarkan makanan tinggi lemak, terlalu manis, terlalu asam, dan
terlalu berbumbu
4. Memasak makanan hingga lunak

Diet rendah sisa diberikan kepada penderita diare berat, ileitis,


colitis ulserosa dan diverticulitis akut, obstipasi spastik, penyumbatan
sebagian dari saluran pencerna, hemoroid berat serta sebelum dan sesudah
operasi hemoroid, colon (usus besar) atau rektum.
Menurut macamnya:
Diet Rendah Sisa I
* Makanan diberikan dalam bentuk saring.
* Makanan yang mengandung banyak serat sama sekali tidak diperbolehkan,
begitu juga denganbumbu.

21
* Lemak dan gula diberikan dalam jumlah terbatas (bila penderita tahan).
* Susu tidak diperbolehkan.
* Hanya diberikan selama beberapa hari karena rendah kalori, protein,
kalsium, besi, thiamindan vit. C.

Makanan yang boleh diberikan:


* Sumber hidrat arang: beras dibubur saring, roti dibakar, kentang dipure;
makaroni, mi, bihundirebus; biskuit, krakers; tepung-tepungan dibubur
atau dipuding.
* Sumber protein hewani: daging, hati digiling halus; ikan dicincang; telur
direbus, ditim,diceplok air dan dicampur dalam makanan dan minuman.
* Sumber protein nabati: tahu ditim atau direbus.
* Lemak: margarin dan mentega dalam jumlah terbatas.
* Sayuran: sari sayuran.* Buah: air jeruk.
* Minuman: teh, sirop, kopi encer.
* Bumbu: garam, vetsin, gula.

Diet Rendah Sisa II


* Diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Rendah Sisa I atau
kepada penderita diarekronis.Makanan diberikan dalam bentuk cincang
atau lunak.
*Makanan mengandung serat diperbolehkan dalam jumlah terbatas,
begitupun lemak dan gula.
* Bumbu-bumbu yang merangsang tidak diperbolehkan.
* Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi.

Makanan yang boleh diberikan:


* Sumber hidrat arang: beras dibubur, roti dibakar, kentang direbus, dipure;
makaroni, mi, bihundirebus; krakers; tepung-tepungan dibubur atau
dipuding.

22
* Sumber protein hewani: daging, hati, ayam, ikan direbus, ditumis,
dikukus, dipanggang; telurdirebus, ditim, diceplok air dan dicampur
dalam makanan dan minuman; susu 2 gelas sehari.
* Sumber protein nabati: tahu, tempe ditim, direbus, ditumis; keju; kacang
tanah; saridele.
* Lemak: margarin dan mentega dalam jumlah terbatas.
* Sayuran: sayuran yang tak banyak serat: kacang panjang, buncis muda,
bayam, labu siam,tomat masak, wortel, direbus, dikukus, ditumis.
* Buah: buah yang tak banyak serat dan tidak menimbulkan gas: pepaya,
pisang, jeruk, sawo,sari jambu biji, sari nenas, sari sirsak; apel dikupas dan
disetup.
* Minuman: teh, kopi, minuman yang mengandung soda.
* Bumbu: garam, vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci dalam jumlah
terbatas.
 Diet Tinggi Serat

Tujuan diet tinggi serat adalah untuk merangsang peristaltik usus agar


defekasi (BAB) dapat normalkembali. Diet jenis ini diberikan kepada
penderita obstipasi dan penyakit divertikular.

Syarat:

- Cukup kalori dan protein.


- Tinggi vitamin terutama thiamin dan vit. B lainnya (vit. B kompleks)
dan mineral untuk memeliharakekuatan otot saluran pencernaan.
- Banyak cairan 2-2,5 liter sehari untuk memperlancar proses buang air
besar (defekasi). Minum sebelum makan dapat merangsang peristaltik.
- Tinggi serat dan bahan makanan yang dapat merangsang peristaltik usus.

Bahan makanan yang dianjurkan:

23
- Beras tumbuk, beras ketan hitam, havermout, bulgur, cantel, sorghum,
jagung, ubi, singkong,wijen, katul.
- Kacang-kacangan: kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, kacang
kedele, dsb.
- Sayuran sebagian dalam bentuk mentah, terutama sayuran yang dapat
menimbulkan gas seperti kol,sawi.
- Buah-buahan terutama yang dimakan dengan kulitnya seperti jambu
biji, apel, anggur, pir, dsb.
- Minyak, dalam bentuk makanan yang digoreng atau diberi santan, atau
makanan lain yang menggunakan minyak.
- Gula.
- Susu.
- Agar-agar.
- Bumbu yang merangsang: lombok, merica, dsb.

Bahan makanan yang harus dihindarkan: yang tidak memberi sisa seperti


aci.

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran
pencernaan. Penderita dapat mengalami gangguan pencernaan walaupun penyebab dan
mekanisme terjadinya gangguan tersebut secara pasti belum diketahui secara pasti, namun
gangguan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis.

Gangguan Saluran Pencernaan

1) Gastritis (Upper Abdominal Syndrome)


2) Sindrom Fungsional Hipogastrium (Lower Abdominal Syndrom)
3) Aerofagi
4) Mencret (Diare)
5) Heartburn
6) Esofagitis
7) Peritonitis
8) Sembelit (Konstipasi)
9) Wasir atau Hemoroid
10) Kanker usus

3.2 Saran

Dalam melakukan diet, hendaknya ditetapkan target waktu dan hasil, penyesuaian
gejala serta diseimbangkan dengan aktivitas olahraga sehingga diet akan tetap sehat.
Penyesuaian gejala utamanya dilakukan saat terjadi gangguan (seperti gangguan saluran
cerna) dan diharuskan melakukan diet, sehingga nantinya diet akan lebih maksimal
memberikan hasil.

25
DAFTAR PUSTAKA

Bagian Gizi RS Dr. Cipto Mangunkusumo. 1997. Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama

Hartono, andry dan Kristiani. 1995. Ilmu gizi dan diet Hubungannya dengan Penyakit-Penyakit
untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica

https://www.scribd.com/doc/315528796 yang diakses tanggal 15 Maret 2019

https://www.scribd.com/doc/213819279 yang diakses tanggal 13 Maret 2019

https://www.academia.edu/11342003/DIET_SALURAN_CERNA yang diakses tanggal 18


Maret 2019

26

Anda mungkin juga menyukai