KELOMPOK 11 :
1
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puja dan puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa , karena atas asung
kertha wara nugraha Hyang Widhi paper ini disusun agar pembaca dapat memperluas
pengetahuan yang kami sajikan berdasarkan dari berbagai sumber.
Paper ini memuat tentang “Diet pada Klien dengan Penyakit Saluran
Pencernaan”yang sangat berpengaruh bagi kehidupan masyarakat saat ini. Walaupun
mungkin kurang sempurna tapi memiliki pembahasan yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusun paper ini. Semoga paper ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan yang
lebih luas kepada pembaca. Walaupun paper ini memiliki kelebihan dan kekurangan
mohon untuk saran dan kritiknya.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Simpulan..........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
3
PENDAHULUAN
Kebutuhan akan asupan nutrisi merupakan salah satu kebutuhan yang mendasar
bagi manusia untuk bertahan hidup. Nutrisi tersebut juga harus memiliki persyaratan
kelengkapan gizi untuk pemenuhan secara sempurna bagi seseorang dalam melengkapi
kebutuhan nutrisi.
1.3 Tujuan
BAB II
4
PEMBAHASAN
Dalam konteks bahasa, istilah diet memiliki arti sebagai jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh seseorang. Di Indonesia, penggunaan istilah diet lebih menunjukkan pada
usaha menurunkan berat badan atau mengatur asupan nutrisi.
1. Muda (2003)
Diet merupakan aturan makan khusus untuk kesehatan dan sebagainya (biasanya atas
petunjuk dokter), berpantangan atau menahan diri terhadap makanan tertentu untuk
kesehatan, mengatur kuantitas, dan jenis makanan untuk mengurangi berat badan atau
karena penyakit.
2. Kim dan Lennon (2006)
Diet adalah pengurangan kalori untuk mengurangi berat badan.
3. Hawks (2008)
Diet merupakan usaha sadar seseorang dalam membatasi dan mengontrol makanan yang
akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi dan mempertahankan berat badan.
Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal adalah sistem organ dalam manusia yang
berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energy, menyerap
zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna
atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar,
rectum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran
pencernaan yaitu pancreas, hati dan kandung empedu.
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran pencernaan.
Penderita dapat mengalami gangguan pencernaan walaupun penyebab dan mekanisme
5
terjadinya gangguan tersebut secara pasti belum diketahui secara pasti, namun gangguan
tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis.
6
Faktor psikologis yang berperan pada penderitanya yaitu adanya harapan-harapan
untuk meminta lebih banyak lagi dari orang lain karena mereka telah memberi banyak
pada orang tersebut.
3. Aerofagi
Gejala yang timbul dari gangguan saluran cerna ini adalah berupa rasa sakit perut
dan perut dirasakan penuh dan membengkak, hal ini dibuktikan dengan bersendawa
(belching) yang keras bertubi-tubi. Simtom ini terutama ditemukan pada mereka yang
bergantian menelan dan mengeluarkan udara. Bila tidak dapat bersendawa, maka perut
akan terasa kembung (meteorismus) dan kentut (flatus) yang tidak berbau.
Karena penyebab yang mendasari gangguan ini adalah faktor psikologis (setelah
hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya penyebab organic yang mendasarinya) dari
penderitanya maka selain memberikan pengobatan yang dapat mengurangi gejala yang
dialami penderitanya maka psikoterapi juga dibutuhkan untuk menghilangkan atau
setidaknya mengurangi gangguan ini.
4. Mencret (Diare)
Diare terjadi karena adanya rangsangan yang berlebihan pada mukosa usus
sehingga gerakan otot usus meningkat dan makanan kurang terserap secara sempurna.
Diare termasuk gangguan pencernaan yang paling sering muncul terutama pada anak-
anak.
Diare akut kalau anak mencret lebih dari 4 kali sehari. Penyebabnya bisa infeksi,
bisa juga hanya karena salah makan, sebagai contoh makanan yang tidak sesuai dengan
usia anak, misalnya sudah diberikan maka padat sebelum waktunya
Faktor kebersihan juga menjadi sebab diare. Diare yang disebabkan bakteri atau
salah makan adalah penyebab utama gangguan pencernaan pada anak di bawah 5 tahun
(Balita). Selain itu, ada juga diare akibat cacingan.
7
5. Heartburn
Heartburn adalah nyeri akut yang dirasakan di daerah epigastrium, yang dirasakan
dapat menyebar ke bagian lain dari dada atau lengan. Heartburn ini biasanya timbul
setelah makan dan disebabkan oleh refluks isi lambung ke esophagus.
6. Esofagitis
Esofagitis adalah peradangan kronik esophagus. Kelainan ini sering terjadi akibat
refluks kronik isi lambung ke dalam esophagus. Apabila hal ini terjdi, lapisan mukosa
esophagus dapat mengalami tukak oleh asam. Kerusakan lapisan mukosa dapat
menyebabkan peradangan kronik, spasme otot, dan pembentukan jaringan parut di
esophagus, yang dapat menyebabkan terhambatnya makanan. Gejala klinis :
Nyeri seperti terbakar di epigastrium
Muntah
Disfagia (kesulitan menelan)
7. Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan peritoneum, suatu membrane yang melapisi rongga
abdomen. Peritonitis biasanya terjadi akibat masuknya bakteri dari saluran cerna atau
organ-organ abdomen ke dalam ruang peritoneum melalui perforasi usus atau rupturnya
suatu organ. Gejala Klinis :
Nyeri, terutama di atas daerah yang meradang
Peningkatan kecepatan denyut jantung akibat hipovolemia karena perpindahan cairan
ke dalam perineum
Mual dan muntah
Abdomen yang kaku
8. Sembelit (Konstipasi)
Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan dengan gejala mengalami
pengerasan feses yang sulit untuk dibuang yang dapat menyebabkan kesakitan pada
penderitanya. Konstipasi dapat disebabkan oleh pola makan, hormone, efek samping
8
obat-obatan, dan juga karena kelainan anatomis. Biasanya, konstipasi disebabkan karena
defekasi yang tidak teratur sehingga feses mengeras dan sulit dikeluarkan.
Pengobatan konstipasi dapat dilakukan dengan mengubah pola makan, obat
pencahar (laksatif), terapi serat, dan pembedahan, walaupun pilihan terakhir jarang
dilakukan. Konstipasi hebat tersebut juga dengan obstipasi. Gangguan pada sistem
pencernaan juga bisa disebabkan karena stres. Sebab stress dapat mempengaruhi sistem
saraf dalam tubuh. Sementara penanganan untuk yang susah BAB, harus dilihat dulu apa
penyebabnya.
9. Wasir atau Hemoroid
Wasir atau hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) di dalam
anyaman pembuluh darah. Keluhan pertama kali yaitu darah segar menetes setelah buang
air besar (BAB). Biasanya tanpa disertai rasa nyeri dan gatal di anus. Pencegahannya
adalah perlu diet tinggi serat dengan makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang
bertujuan membuat volume tinjanya besar, tetapi lembek, sehingga saat BAB, karena
tidak perlu mengejan dapat merangsang wasir.
10. Kanker usus
Kanker usu merupakan penyakit ketiga yang menjadi penyebab kematian di
seluruh dunia. Studi pada manusia juga menunjukkan keseluruhan jumlah kalsium yang
dikonsumsi sangat positif dalam mengurangi tingkat dari resiko kanker usus ini. Setiap
kenaikan 1.000 miligram kalsium sehari atau lebih akan mampu mengurangi 15% resiko
dari kanker usu pada wanita dan 10% pada pria. Konsumsi susu dan kalsium bisa
mengurangi resiko terkena kanker usus. Keju dan yoghurt juga merupakan hasil olahan
dari susu.
Cara terbaik untuk mencegah atau mengurangi resiko kanker usus adalah dengan
mengkonsumsi makanan yang seimbang antara buah, sayuran, dan kalori. Untuk
mengurai proses penimbunan lemak.
Penyakit lambung merupakan masalah yang sering terjadi oleh semua kalangan
masyarakat. Berbagai penyakit lambung antara lain gastritis akut, gastritis kronik, uklus
9
peptikum, pasca-operasi lambung yang sering diikuti dengan adanya “dumping
syndrome” dan kanker lambung.
Gangguan pada lambung biasanya berupa sindrom dipepsia yaitu kumpulan gejala
yakni mual, muntah, nyeri epigastrium, kembung, nafsu makan menurun (anoreksia)
dan rasa cepat kenyang.
Tujuan Diet
Tujuan Diet Lambung adalah untuk memberikan makanan dan cairan yang tidak
memberatkan kerja dari lambung dan mencegah atau menetralkan sekresi asam
lambung yang berlebihan pada gastritis (maag).
Syarat Diet Lambung:
1. Mudah dicerna supaya makanan tidak berlama-lama didalam lambung, porsi kecil
dan sering untuk mengatasi mual dan muntah serta nyeri epigastrum.
2. Energi dan protein cukup sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan dalam
menerimanya.
3. Rendah lemak, karena lemak lama didalam lambung dan akan memberatkan kerja
lambung yaitu sekitar 10-15% dari kebutuhan kalori.
4. Cairan cukup, apabila disertai muntah harus diperhatikan supaya tidak terjadi
dehidrasi dan kehilangan elektrolit.
5. Tidak berbumbu tajam, untuk mengurangi mual dan muntah.
6. Laktosa rendah apabila ada gejala intoleran, tapi susu adalah hal yang dihindari
karena bersifat asam dan korosif didalam lambung jika bertemu dengan asam
lambung. Susu juga mengandung lemak tinggi yang akan merangsang pengeluaran
asam lambung yang berlebih.
7. Makan secara perlahan dan tenang, dan jika akut maka diberikan parentral sampai 2
hari saja (infus).
1. Diet Lambung 1
10
Diet lambung 1 diberikan pada pasien gastritis akut, ulkus peptikum, paska
pendarahan, dan tifus abdominalis berat. Makanan diberikan dalam bentuk saring dan
merupakan perpindahan dari pasca-hematemesis-melena, atau setelah fase akut teratasi.
Makanan diberikan setiap tiga jam (lihat makan saring) selama 1-2 hari saja karena
membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C. Makanan diberikan
dalam porsi kecil tiap 3 jam.
Nilai Gizi
Kalori 1630 gr Besi 2,0 mg
Protein 58 gr Vitamin A 2340 SI
Lemak 63 gr tiamin 0,5 mg
Hidrat arang 213 gr Vitamin C 18 mg
Kalsium 2,6 gr
11
2. Diet lambung II
Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I, kepada pasien
dengan ulkus peptikum atau gastritis kronis dan tifus abdominalis dengan suhu tubuh
tinggi dan sesudah operasi salurab pencernaan. Makanan berbentuk saring atau cincang,
tiap 3 jam. Diberikan beberapa hari saja karena membosankan.
Nilai Gizi
Kalsium 2,1 g
12
Telur ayam 50 g = 1 btr gula pasir 25 g = 2,5 sdm
margarine 10 g = 1 sdm
Telur 50 g = 1 btr
Margarine 10 g = 1 sdm
Pukul 16.00
Maizena 15 gr = 3 sdm
Pukul 20.00
Biscuit 20 gr = 2 buah
13
Contoh Menu Sehari
Susu
Sayur saring
Sari kelapa
Pukul 18.00
Biskuit
Susu
Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari dier lambung II pada pasien
dengan ulkus peptikum,gastritis kronis,atau tifus abdominalis yang hamper
sembuh.Makanan yang berbentuk lunak atau yang bergantung pada toleransi
pasien.Makanan ini cukup energy dan zat gizi lainnya.
14
Bahan Makanan Sehari
Nilai Gizi
Kalsium 0,8 g
15
Gula pasir 10 gr = 1 sdm
Margarine 10 g = 1 sdm
Margarine 10 g = 1 sdm
Sumber Daging sapi empuk, hati, ikan, ayam Daging ikan, ayam yang dikaleng,
16
protein direbus, disemur, ditim, dipanggang, dikeringkan, diasap, diberikan bumbu-
hewani telur ayam direbus, didadar, ditim, bumbu tajam, daging babi; telur
diceplok air dan dicampur dalam digoreng.
makanan; susu
17
Contoh Menu Sehari
4. Diet Lambung IV
Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet lambung III
atau kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan, esophagus ringan, serta tifus
abdominalis yang hamper sembuh. Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa,
tergantung toleransi pasien. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi.
18
Buah 200 2 ptg sdg papaya
Minyak 25 2,5 sdm
Gula pasir 40 4 sdm
Susu 400 2 gls
Nilai Gizi
Kalsium 0,8 g
Sayuran 75 gr = 1 gls
19
Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Minyak 10 gr = 1 sdm
2.3.2 Diet pada Klien dengan Penyakit pada Usus Halus dan Usus Besar
Penyakit usus inflamatori adalah peradangan terutama pada ileum dan usus besar
dengan gejala diare, disertai darah, lender, nyeri abdomen, berat badan berkurang,
nafsu makan berkurang, demam, dan kemungkinan terjadi steatorea (adanya lemak
dalam feses). Penyakit ini dapat berupa colitis ulseratif dan chron’s disease.
Tujuan diet
Syarat diet
1. Pada fase akut dipuasakan dan diberi mkannan secara parenteral saja.
2. Bila fase akut teratasi, pasien diberikan makanan secara bertahap, mulai dari bentuk
cairan (peroral maupun enteral), kemudian meningkatkan menjadi diet sisa rendah
dan serat rendah.
3. Bila gejala hilang dapat diberi makanan biasa.
4. Kebutuhan gizi yaitu :
- Energy tinggi dan protein tinggi.
- Suplemen vitamindan mineral antara vitamin A,C,D, asam folat, vitamin B12,
kalsium, zat besi, magnesium dan seng
5. Makanan enteral rendah atau bebas laktosa dan mengandung lemak rantai sedang
dapat diberikan karena sering terjadi intoleransi laktosa dan malabsorbsi lemak.
6. Cukup cairan dan elektrolit
7. Menghindari makanan yang menimbulkan gas.
8. Sisa rendah dan secara bertahap kembali kemakanan biasa.
20
Jenis Diet, Indikasi dan Lama Pemberian
Sesuai dengan gejala penyakit, dapat diberikan makanan cair, lunak, biasa atau diet
sisa rendah dengan modifikasi rendah laktosa atau menggunakan lemak trigliserinda
rantai sedang.
Pada klien dengan penyakit usus imflamatori dianjurkan untuk makan-makanan yang
cair,lunak, biasa atau sisa rendah dengan modifikasi rendah laktosa.
21
* Lemak dan gula diberikan dalam jumlah terbatas (bila penderita tahan).
* Susu tidak diperbolehkan.
* Hanya diberikan selama beberapa hari karena rendah kalori, protein,
kalsium, besi, thiamindan vit. C.
22
* Sumber protein hewani: daging, hati, ayam, ikan direbus, ditumis,
dikukus, dipanggang; telurdirebus, ditim, diceplok air dan dicampur
dalam makanan dan minuman; susu 2 gelas sehari.
* Sumber protein nabati: tahu, tempe ditim, direbus, ditumis; keju; kacang
tanah; saridele.
* Lemak: margarin dan mentega dalam jumlah terbatas.
* Sayuran: sayuran yang tak banyak serat: kacang panjang, buncis muda,
bayam, labu siam,tomat masak, wortel, direbus, dikukus, ditumis.
* Buah: buah yang tak banyak serat dan tidak menimbulkan gas: pepaya,
pisang, jeruk, sawo,sari jambu biji, sari nenas, sari sirsak; apel dikupas dan
disetup.
* Minuman: teh, kopi, minuman yang mengandung soda.
* Bumbu: garam, vetsin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, kunci dalam jumlah
terbatas.
Diet Tinggi Serat
Syarat:
23
- Beras tumbuk, beras ketan hitam, havermout, bulgur, cantel, sorghum,
jagung, ubi, singkong,wijen, katul.
- Kacang-kacangan: kacang hijau, kacang merah, kacang tolo, kacang
kedele, dsb.
- Sayuran sebagian dalam bentuk mentah, terutama sayuran yang dapat
menimbulkan gas seperti kol,sawi.
- Buah-buahan terutama yang dimakan dengan kulitnya seperti jambu
biji, apel, anggur, pir, dsb.
- Minyak, dalam bentuk makanan yang digoreng atau diberi santan, atau
makanan lain yang menggunakan minyak.
- Gula.
- Susu.
- Agar-agar.
- Bumbu yang merangsang: lombok, merica, dsb.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada saluran
pencernaan. Penderita dapat mengalami gangguan pencernaan walaupun penyebab dan
mekanisme terjadinya gangguan tersebut secara pasti belum diketahui secara pasti, namun
gangguan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis.
3.2 Saran
Dalam melakukan diet, hendaknya ditetapkan target waktu dan hasil, penyesuaian
gejala serta diseimbangkan dengan aktivitas olahraga sehingga diet akan tetap sehat.
Penyesuaian gejala utamanya dilakukan saat terjadi gangguan (seperti gangguan saluran
cerna) dan diharuskan melakukan diet, sehingga nantinya diet akan lebih maksimal
memberikan hasil.
25
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Gizi RS Dr. Cipto Mangunkusumo. 1997. Penuntun Diet. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama
Hartono, andry dan Kristiani. 1995. Ilmu gizi dan diet Hubungannya dengan Penyakit-Penyakit
untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta : Yayasan Essentia Medica
26