7371 14644 1 SM
7371 14644 1 SM
Oleh
Zul Amri
FBSS Universitas Negeri Padang
Abstract
Male and female are said to speak differently in any communities. Many
studies have made use of oral discourse as the source of the data and it is
very rare found that the studies make use of written discources. This study
is based on the students writing entitled “Experience during Vacation”.
They are the fifth grade of 09 Elementary School Air Tawar Barat
Padang. After analyzing their writings, it is found that female students
produce more words, more verbs, more sentences (verbal or nominal and
simple or embedded) compared to male students. In addition, female
students produce less mistakes in using capital letter and other
mechanical matters. The male students, on the other hand, produce less
words, less verbs, less sentences (verbal or nominal and simple or
embedded) compared to female students. In addition, male students
produce more mistakes in using capital letter and other mechanical
matters. One interesting thing is that even though male students produce
less verbs in numbers, they have more various verbs compared to female
students. Many female students use the same verbs as others and some use
the same verbs repeatedly in their writings. The male students did not
repeat the use of the same words very often.
dimaksudkan untuk menyimpan bahasa bersifat leksikal. Kata penuh ini terdiri
tersebut atau untuk menyampaikan dari nomina (kata benda), verba (kata
kepada orang lain yang berada dalam kerja), adjektiva (kata sifat), adverbia
ruang dan waktu yang berbeda. (kata keterangan), preposisi (kata
Di antara hal-hal yang perlu depan), konjungsi (kata sambung), dan
dikuasai dan diketahui untuk dapat nume-ralia (kata bilangan).
memproduksi bahasa tulis yang baik Beberapa ahli mengemukakan
adalah penguasaan tentang kata dan pengertian kalimat secara berbeda-beda
tentang kalimat. Penguasaan ini akan sesuai dengan pemahaman dan kadar
sangat menentukan dalam menghasilkan keahlian mereka terhadap bahasa dan
suatu karangan. bahasa apa yang mereka maksudkan.
Kata adalah yang selalu diguna- Sibombing dan Kentjono (2005: 132)
kan sehari-hari tapi susah mendefinisi- mengelompokkan kalimat berdasarkan
kannya. Gee (1993: 158-9) menyatakan lima criteria, yakni 1) berdasarkan
bahwa sulit mendefinisikan “kata” itu jumlah dan macam klausa (kalimat
walaupun telah sangat sering digunakan. tunggal, kalimat bersusun, kalimat maje-
Dalam tulisan, kata bahasa Inggris muk atau kalimat setara, dan kalimat
ditulis dengan memberi pemisah majemuk bersusun), 2) berdasarkan
diataranya. Namun bagaimana kalau struktur intern klausa utama (kalimat
bahasa yang tidak mempunyai bahasa lengkap dan kalimat tak lengkap), 3)
tulis? Untuk itu, Gee mendefinisikan berdasarkan jenis tanggapan yang
kata dengan “… any string of sounds diharapkan (kalimat pernyataan, kalimat
that can be separated from what pertanyaan, dan kalimat perintah, 4)
precedes and what follows it in a berdasarkan sifat hubungan pelaku dan
sentence by other words” (serangkaian perbuatan (kalimat aktif, kalimat pasif,
bunyi yang dapat dipisahkan oleh yang kalimat tengah, dan kalimat netral , dan
mendahului dan yang mengikuti dalam 5) berdasarkan ada tidaknya unsur ingkar
sebuah kalimat oleh kata-kata lain). atau unsur negatif di dalam predikat
Pengusasaan tentang kata (kalimat positif dan kalimat negatif).
memegang peranan penting dalam Menurut Chaer (2003: 240),
memproduksi bahasa, baik lisan maupun kalimat adalah “satuan sintaksis yang
tulisan. Penguasaan tehadap kata bukan tersusun dari konstituen dasar, yang
berarti hanya menguasai jumlah kata biasanya berupa klausa, dilengkapi
yang banyak dalam satu bahasa, tetapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta
bagaimana membentuk kata yang disertai dengan intonasi final”. Lebih
diinginkan dari bentuk yang ada, seperti jauh Chaer (2003: 243-53) mengemuka-
membentuk kata benda dari kata kerja kan bahwa kalimat terdiri dari beberapa
dan sebaliknya serta seterusnya. Pema- jenis, yakni, kalimat inti dan kalimat
haman ini akan membantu orang dalam non-inti, kalimat tunggal dan kalimat
memilih jenis kata yang tepat dan majemuk, kalimat mayor dan kalimat
membuat orang lain memahami yang minor, kalimat verbal dan kalimat non-
dimaksudkan. verbal (nomina), dan kalimat bebas dan
Sihombing dan Kentjono (2005: 130) kalimat terikat.
membagi kata kepada dua kelompok Kalimat inti disebut juga dengan
besar, yaitu partikel dan kata penuh. kalimat dasar yang dibentuk dari klausa
Partikel pada suatu bahasa mempunyai inti yang lengkap dengan bersifat
jumlah yang terbatas dan cenderung deklaratif, aktif, dan affirmatif. Kalimat
tidak bertambah jumlahnya. Sedangkan inti tidak ditentukan oleh panjang dan
kata penuh, jumlahnya sangat banyak pendek sebuah kalimat. Kalimat yang
dan cenderung bertambah terus sesuai panjang juga dapat dikatakan kalimat
dengan kebutuhan. Makna kata penuh inti. Misalnya, “Yenni mengikuti
99
Lingua Didaktika Volume 3 Edisi 1 Tahun 3 Desember 2009
104
Lingua Didaktika Volume 3 Edisi 1 Tahun 3 Desember 2009
Tabel 1
Jumlah dan persentase kata yang digunakan
siswa laki-laki dan perempuan
105
Lingua Didaktika Volume 3 Edisi 1 Tahun 3 Desember 2009
Tabel 2
Jumlah Kata Kerja dan Jenis Kata Kerja
Tabel 3
Jumlah kalimat dan jumlah kalimat verbal dan nonverbal
siswa laki-laki dan siswa perempuan
Tabel 4
Jumlah kalimat tunggal dan kalimat majemuk
siswa laki-laki dan siswa perempuan
Dari tabel di atas terlihat bahwa baik digunakan siswa perempuan, 225 di
siswa laki-laki, maupun siswa perem- antaranya adalah kalimat tunggal dan
puan lebih banyak menggunakan kalimat hanya 64 kalimat yang kalimat majemuk.
tunggal dari pada kalimat majemuk dan Kalau dibandingkan jumlah kalimat
ini dapat dipahami karena mereka baru tunggal dan kalimat majemuk siswa
kelas V Sekolah Dasar yang berumur perempuan dan siswal laki-laki, ternyata
sekitar 11 tahun. Dari 230 jumlah jumlah kalimat tunggal siswa perempuan
kalimat yang dihasilkan siswa laki-laki, juga melebihi (225 kalimat) jumlah
182 di antaranya adalah adalah kalimat kalimat tunggal laki-laki (182 kalimat).
tunggal dan hanya 48 kalimat yang Dan jumlah kalimat nominal siswa
kalimat majemuk. Dari 289 kalimat yang perempuan juga melebihi (64 kalimat)
107
Lingua Didaktika Volume 3 Edisi 1 Tahun 3 Desember 2009
jumlah kalimat siswa laki-laki (48 dengan huruf kapital, tetapi siswa tidak
kalimat). melakukannya, maka ditulis dengan
huruf kapital kurang. Sebaliknya, kalau
5. Penggunaan huruf kapital dan seharusnya tidak menggunakan huruf
tanda baca kapital, tapi siswa menggunakan huruf
Kesalahan yang menonjol dalam kapital, maka ditulis sebagai huruf
karangan siswa kelas V SD ini adalah kapital lebih.
penggunaan huruf kapital. Banyak sekali Sementara untuk penggunaan
ditemui bahwa siswa cenderung meng- tanda baca, yang diamati hanya peng-
gunakan huruf kapital untuk huruf gunaan titik dan koma. Sementara yang
tertentu yang berada pada posisi awal lain diabaikan karena kedua tanda baca
kata. Misalnya, kata yang dimulai itu yang dominan dalam menulis suatu
dengan huruf „s‟ cenderung ditulis karangan. Untuk tanda baca hanya
dengan huru kapital. Sementara banyak dilakukan penghitungan dengan men-
permulaan kalimat dan nama kota tidak jumlahkan pelanggaran yang dilakukan
ditulis dengan huruf kapital. Masalah terhadap kedua tanda baca tersebut.
penggunaan huruf kapital dalam tulisan Secara lebih lengkap dapat dilihat tabel
ini dikelompokkan ke dalam dua kelom- berikut.
pok tersebut. Kalau seharusnya ditulis
Tabel 5
Penggunaan huruf kapital dan tanda baca
Siswa laki-laki dan siswa perempuan
Coulmas, F. 2005.Sociolinguistics:
The
Study of Speakers’ Choices. New
York: Cambridge University
Press.