Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN PRAKTIKUM

GAYA GESEK

DISUSUN OLEH

NAMA : WANDA REZKI RAMADHANI .W


STAMBUK : 093 2020 0140
FREK / KELOMPOK : III/4 B
FAK / JURUSAN : TEKNNOLOGI INDUSTRI/
TEKNIK PERTAMBANGAN

LABORATORIUM FISIKA DASAR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2020
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum gaya didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat mengubah
keadaan gerak suatu benda atau gaya juga disebut suatu tarikan atau dorongan. Suatu
benda dapat bergerak karena mendapat gaya. Gaya juga dapat mempercepat atau
memperlambat gerak benda. Dalam ilmu fisika, gaya adalah apapun yang dapat
menyebabkan sebuah benda bermassa mengalami percepatan. salah satunya adalah
gaya gesek.
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek dapat merugikan dan juga
bermanfaan. Panas pada poros yang berputar, ensel pintu dan sepatu yang aus adalah
contoh kerugian yang disebabkan gaya gesek. Akan tetapi tanda adanya gaya gesek
manusia tidak akan berpindah tempat karena gerakan kakinya hanya akan
menggelincir di atas lantai. Tanpa adanya gaya gesek antara ban mobil dengan jalan,
mobil hanya akan slip dan tidak membuat mobil jalan. tanpa adanya gaya gesek juga
tidak terciptanya parasut.
Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling
bergerak lurus, yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan antara
titik-titik sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti
(menggeser). Untuk benda yang dapat menggelinding, terdapat pula jenis gaya gesek
lain yang disebut gaya gesek menggelinding (rolling friction). Untuk benda yang
berputar tegak lurus pada permukaan atau ber-spin, terdapat pula gaya gesek spin
(spin friction). Gaya gesek antara benda padat dan fluida disebut sebagai gaya
Coriolis-Stokes atau gaya viskos (viscous force).
Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang diaplikasikan tepat
sebelum benda tersebut bergerak. Setiap gaya yang besar dari gaya gesek maksimum
akan menyebabkan gerakan terjadi. Setelah gerakan terjadi, gaya gesek statis tidak
lagi dapat digunakan untuk menggambarkan kinetika benda, sehingga digunakan
gaya gesek kinetis. Gaya gesek kinetis terjadi ketika dua benda bergerak relatif satu
sama lainnya dan saling bergesekan.

Gaya Gesek 1
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Gaya Gesek 2
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

1.2 Tujuan Percobaan


1.2.1 Tujuan Intruksi Umum (TIU)
1. Kami dapat memahami konsep gaya gesek.
2. Kami dapat melakukan pengamatan gaya gesek.
1.2.2 Tujuan Intruksi Khusus (TIK)
1. Kamidapat menjelaskan perbedaan-perbedaan gesekan statis dan koefisien
gesekan kinetik.
2. Kami dapat mengamati koefisien gesek dari berbagai macam benda.
3. Kami dapat menjelaskan kaitan antara koefisien gesek kinetis dengan
percepatan gerak benda dan percepatan gerak gravitasi.

Gaya Gesek 3
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gaya Gesek


Pengertian Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi disebabkan karena
bersentuhannya dua permukaan benda. Contoh dari gaya gesek ini ialah gaya yang
bekerja pada rem sepeda. Pada saat akan berhenti, karet rem yang terdaspat sepeda
akan bersentuhan dengan pelek sepeda sehingga akan terjadi gesekan yang
menyebabkan sepeda tersebut dapat berhenti pada saat dilakukan pengereman. Gaya
gesek tersebut akan terjadi apabila dua buah benda saling bersentuhan serta bergerak
berlawanan arah, relatif satu dengan yang lain. Gaya gesek yang melawan atau juga
menahan gaya tarik/dorong ini berbeda-beda besarnya. Besar gaya gesek itu
tergantung pada keadaan permukaan benda yang saling bersentuhan. Pada
permukaan yang licin besar gaya gesekan akan lebih kecil ketimbang gaya gesek
yang terjadi pada permukaan yang kasar.

Gambar 1.2.1 Gaya Gesek (Sumber : Giancoli 1998)

Bila ditinjau dari sifat geraknya maka kemungkinan harga koefisien statis
(µs) adalah µs <µk. Apabila ditinjau dari sebuah benda pada bidang miring. Pada
saat benda tepat akan bergerak, maka posisi itu berlaku :

Gaya Gesek 4
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

∑Fx = 0 dan ∑Fy=0


.......……………….……….....................................(1.2.1)

Ket : ∑F = Gaya Resultan (N)

Gaya gesek ini merupakan gaya yang berarah melawan gerak benda atau juga
arah kecenderungan benda bergerak. Gaya gesek ini muncul apabila dua (2) buah
benda bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini ini tidak harus berbentuk
padat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah
benda padat contohnya ialah gaya gesek statis serta juga kinetis, sedangkan untuk
gaya antara benda padat serta cairan serta gas ialah gaya Stokes.
Selain dari itu, besar gaya gesek juga tergantung pada berat ringannya benda
yang bergesekan. Menarik/mendorong kursi lebih mudah daripada
menarik/mendorong meja. Hal tersebut menunjukkan bahwa besar gaya gesek pada
benda yang ringan lebih kecil daripada besar gaya gesekan pada benda yang lebih
berat. Selain terjadi antara dua (2) permukaan benda padat yang bersentuhan, gaya
gesek ini juga dapat terjadi antara benda padat dengan zat alir (benda cair atau gas)
atau juga antara lapisan-lapisan zat alir itu sendiri. Besar gaya gesek pada suatu
benda padat yang bergerak di dalam zat alir (cair/gas) itu tergantung pada laju benda
serta luas penampang (penampang lintang) yang berpapasan dengan zat alir. Semakin
besar laju pada suatu benda dalam zat alir, maka semakin besar gaya gesekannya.
Demikian juga pada luas permukaan, semakin luas permukaan suatu benda yang
berpapasan dengan zat alir, maka semakin besar gaya geseknya.
Dikehidupan sehari-hari gaya gesek ini juga dapat merugikan namun tetap
dapat juga enguntungkan. Untuk dapat memudahkan mendorong lemari di atas lantai
kita menginginkan gaya gesek yang kecil. Namun tetapi apabila kita berjalan di atas
lantai kita membutuhkan gaya gesekan yang besar. Apabila tidak, maka kita akan
terpeleset.
2.2 Sifat-Sifat Gaya Gesek
Gaya gesek atau friction force ini memiliki beberapa sifat atau juga
karakteristik yang membedakannya dengan jenis gaya-gaya lain. Dibawah ini
merupakan sifat-sifat gaya gesek dengan secara umum yang sudah penulis rangkum.

Gaya Gesek 5
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

a. Menghambat gerak benda


Arah gaya gesek ini selalu berlawanan dengan arah gaya luar yang bekerja
pada benda sehingga gaya gesek ini bersifat menghambat gerak benda. Contohnya,
apabila gaya luar ke kiri, arah gaya gesek ke kanan. Sebaliknya, jika apabila gaya
luar ke kanan, arah gaya gesek ke kiri.
b. Berlawanan arah
Arah gaya gesek ini selalu berlawanan arah dengan arah gerak benda. Apabila
benda bergerak ke kanan, maka arah gaya gesek ini ke kiri. Jika pada benda bergerak
ke bawah, arah gaya gesek itu ke atas begitupun seterusnya. c. Besar
gaya tergantung tingkat kekerasan Untuk benda
padat yang bergerak di atas benda padat, besarnya gaya gesek itu dipengaruhi oleh
tingkat kekasaran ada permukaan benda yang bersinggungan. Semakin kasar
permukaan suatau benda,maka semakin besar juga gaya gesek dan sebaliknya.
d. Besar
gaya dipengaruhi luas bidang Untuk benda
yang bergerak di udara (ex. gerak jatuh bebas), besarnya gaya gesek yang dialami
benda itu dipengaruhi oleh luas bidang sentuh benda. Semakin luas suaatu
permukaan sentuh, semakin akan besar juga gaya geseknya begitu juga sebaliknya.
2.3
Jenis Gaya Gesek
a. Gaya gesek statis
Gaya gesek statis merupakan gesekan antara dua (2) benda padat yang tidak
bergerak relatif satu sama lainnya. contoh seperti, gesekan statis ini dapat mencegah
benda meluncur ke bawah pada bidang miring.
Menurut Hukum I Newton, pada benda yang diam, resultan gaya yang
bekerja pada suatu benda sama dengan nol. Dengan erdasarkan hukum ini, Pada saat
kalian mendorong sebuah benda yang terletak di atas lantai namun benda tersebut
masih diam, tentunya terdapat gaya lain yang melawan gaya dorong kalian berikan.
Gaya tersebut ialah gaya gesek antara permukaan bawah benda dengan lantai. Gaya
gesek tersebut bekerja pada benda yang diam, sehingga disebut gaya gesek statis (fs).
Jadi gaya gesek statis ini merupakan gaya gesek yang bekerja pada benda yang diam.
Di atas sudah disingung bahwa besarnya gaya gesek ini bergantung pada kekasaran

Gaya Gesek 6
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

permukaan benda serta bidang yang bersentuhan. Tingkat kekasaran ini dinyatakan
dengan koefisien gesekan. Untuk benda diam, koefisien gesekan disebut dengan
koefisien gesek statis, disimbolkan dengan μs. serta pada umumnya lebih besar dari
koefisien gesek kinetis. Selain tingkat kekasaran permukaan benda, besarnya gaya
gesek tersebut juga dipengaruhi oleh besar gaya normal (N) yang diberikan bidang
pada benda. Secara matematis, rumus gaya gesek statis ini ialah sebagai berikut.

Fs = µs . N …………………...………………………………..........(1.2.2)

Ket : fs = gaya gesek statis


μs = koefisien gesek statis
N = Gaya normal (N)
b. Gaya gesek kinetis
Gaya gesek kinetis (atau dinamis) ini terjadi pada saat dua benda bergerak
relatif satu sama lainnya serta saling bergesekan. Pada saat kalian menendang bola di
atas tanah, bola tersebut akan menggelinding dengan kecepatan tertentu. Namun ,
semakin lama kecepatan bola itu semakin berkurang dan pada akhirnya berhenti.
Bola tersebut dapat bergerak diakibatkan gaya dari tendangan. Namun, saat diwaktu
bola itu bergerak, terdapat gaya yang menghambat gerak bola serta mengurangi
kecepatannya. Gaya yang menyebabkan kecepatan bola itu semakin berkurang
disebut dengan gaya gesek kinetis. Jadi gaya gesek kinetis ini merupakan gaya gesek
yang bekerja pada benda yang bergerak.
Sama seperti gaya gesek statik, besar gaya gesek kinetik ini juga bergantung
pada gaya normal dan juga tingkat kekasaran permukaan benda serta bidang yang
bersinggungan (koefisien gesekan). Koefisien gesekan pada benda yang bergerak
disebut debgab koefisien gesekan kinetis yang disimbolkan dengan μk dan pada
dasarnya akan selalu lebih kecil dari gaya gesek statis untuk material yang sama.
Secara matematis, rumus gaya gesek kinetis ini sebagai berikut.

fk = µk . N
……………………………...………………………………..........(1.2.3)
Ket : fk = Gaya gesek kinetic
μk = Koefisien gesek kinetik
N = Gaya netral (N)

Gaya Gesek 7
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2.4 Hukum I Newton


Benda yang diam akan bergerak jika diberi gaya benda yang sudah bergerak
dengan kecepatan tertentu akan tetap bergerak dengan kecepatan itu jika tidak ada
gangguan (gaya). Hal diatas merupakan dasar hukum yaitu Hukum Newton I. Bunyi
Hukum Newton I adalah “ jika resultan gaya pada benda sama dengan nol maka
benda yang diam akan tetap diam “. Secara sederhanaHukum Newton I menyatakan
bahwa percepatan benda nol jika gaya total (resultan gaya) yang bekerja pada benda
yang sama dengan nol. Maka rumusnya adalah ∑ F=¿Resultan Gaya.
Sebenarnya hukum I newton diatas itu sudah pernah diucpkan oleh Galileo
beberapa tahun sebelum Newton. Ahli Galileo menyatakan bahwa “kecepatan yang
diberikan pada suatu benda akan tetap dipertahankan jika semua gaya tersebut
penghambatnya dihilangkan.
2.5 Hukum II Newton
Hukum Newton II akan membahas keadaan benda jika resultan gaya pada
benda tidak nol. Bayangkan anda mendorong sebuah benda yang gaya F dilantai
yang licin sekali sehingga benda itu bergerak dengan kecepatan 0 menurut hasil
percobaan. Jika gaya tersebut diperbesar dua kali ternyata percepatannya menjadi dua
kali lebih besar. Disini dapat disimpulkan bahwa percepatan sebanding dengan
resultan gaya yang bekerja. “percepatan suatu benda sebanding dengan jumlah gaya
(resultan gaya) yang bekerja pada benda dan berbanding terbalik dengan massanya”.
Contoh Hukum Newton II dalam kehidupan sehari-hari yaitu gaya yang ditimbulkan
ketika menarik gerobak yang penuh dengan padi untuk dipindahkan ke rumah dari
sawah atau mobil yang massanya sama ketika ditarik dengan gaya yang lebih besar
akan mengalami gaya yang lebih besar pula. Serta mobil yang sedang bergerak
dengan massa 1 ton kemudian bergerak dengan percepatan 1 m/s2.
2.6 Hukum III Newton
Dalam kehidupan sehari – hari kamu akan selalu dapat bahwa gaya yang
bekerja pada sebuah benda diperoleh dari benda. Contoh gaya tersebut adalah :
1. Selalu otomatis menarik gerbang
2.  Palu memukul paku, gaya yang diberikan pula pada paku
3.  Temanmu yang mendorog meja, gaya yang diberikan pada meja

Gaya Gesek 8
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Contoh palu memberikan gaya pada paku, paku juga dapat gaya balik (reaksi)
buktinya palu memantul kembali dan setelah mengenai paku. Jadi palu memberikan
gaya kepada paku tetapi sebaliknya oalu memberikan gaya balik kepada paku.
Besarnya gaya aksi sama dengan gaya bereaksi tetspi berlawanan arah, adanya aksi
dan reaksi ini adalah inti dari hukum III nowton yang berbunyi “ketika benda
pertama memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda
pertama”. Hukum tersebut sering disebut dengan hukum gaya reaksi, untuk setiap
gaya aksi akan selalu ada gaya reaksi yang sama besar, tetapi berlawanan arah namun
itu perlu diketahui bahwa gaya aksi itu dan gaya reaksi itu bekerja pada benda yang
berbeda. Persamaan Hukum III Newton yaitu pada gaya gravitasi pembawa gaya
magnet, gaya listrik dan pada saat kita memukul paku itu menggunakan palu. Hukum
tersebut sering disebut dengan hukum gaya reaksi, untuk setiap gaya aksi akan selalu
ada gaya reaksi.
2.7 Perbedaan Gaya Gesek Statis dan Kinetis
Dari penjelasan-penjelasan di atas,maka dapat kita identifikasi beberapa
perbedaan karakteristik atau ciri antara gaya gesek statis dan kinetis, yaitu sebagai
berikut :
Tabel 1.2.1 Perbedaan Gaya Gesek Statis dan Gaya Gesek Kinetik
Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik

Bekerja pada benda yang diam atau tepat dan akan Bekerja pada benda yang
bergerak (hampir bergerak) bergerak

Rumus fs = µSn Rumus = µKn

Nilai koefisien gesekan


Nilai koefisien gesekan lebih besar
lebih kecil

Dari data perbedaan antara gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis di atas,
kita ketahui bahwa koefisien gesekan kinetic selalu lebih kecil daripada koefisien
gesekan statis (µk>µs). Itulah sebabnya mengapa kita perlu mengarahkan gaya yang
lebih besar saat mendorong benda dari keadaan diam dibandingkan dengan ketika
benda sudah bergerak.
Selain itu, besarnya gaya yang harus kita kerahkan bergantung pada keadaan
dua permukaan bidang yang bergesekan. Hal ini di sebabkan besarnyan koefisien

Gaya Gesek 9
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

gesekan bergantung pada sifat alamiah kedua benda yang bergesekan, di antaranya
kering atau basahnya dan kasar atau halusnya permukaan benda yang bergesekan.
Sebagai contoh. Ketika kita mendorong sepatu atau mobil yang diam mula-
mula terasa sangat berat. Namun ketika sepeda motor atau mobil mulai bergerak,
maka kita merasakan sepeda motor atau mobil tersebut tidak seberat ketika sedang
diam fenomen inilah yang menunjukkan mengapa gaya gesek statis selalu lebih besar
dari gaya gesek kinetisnya.
2.8 Hukum tentang Gesekan
Hukum-hukum tentang gesekan adalah hukum yang berdasarkan pengalaman.
Gesekan suatu benda yang menggelinding diatas permukaan dilawan oleh gaya yang
timbul akibat perubahan bentuk permukaan yang bersinggungan. Contoh sebuah
kubus diam pada suatu bidang miring memiliki sudut, kemudian diperbesar sudutnya
maka kubus akan mulai tergelincir (Astuti,1997). Dalam percobaan kali ini akan
berlaku hukum newton I dan II :
1.  Hukum Newton I
Menyatakan “setiap benda akan berada dalam keadaan diam atau bergerak
lurus beraturan kecuali jika dipaksa untuk mengubah keadaan ini oleh gaya-gaya
yang berpengaruh padanya”. Sesungguhnya bahwa dalam hukum newton ini
memberikan pernyataan tentang kerangka acuan. Pada umumnya adanya percepatan
suatu benda bergantung kerangka acuan mana ia diukur.
Hukum ini menyatakan bahwa jika tidak ada benda lain didekatnya (artinya
tidak ada gaya yang bekerja, karena setiap gaya harus dikaitkan dengan benda dan
dengan lingkungannya) maka dapat dicari suatu keluarga kerangka acuan sehingga
suatu partikel tidak mengalami percepatan.
2.  Hukum Newton II
Menyatakan “percepatan yang dialami oleh suatu benda dengan besarnya
gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan massa benda dan a adalah vector
percepatannya.”
Sebagai contoh adalah saat kita mendorong buku yang berada diatas meja
kemudian dilepaskan. Buku itu akan bergeser dan kemudian bergerak. Menurut
hukum Newton II, perubahan gerak ini disebabkan oleh adanya gaya yang arahnya
berlawanan dengan arah gerak buku itu. Kalau gaya itu tidak ada tentulah buku tidak

Gaya Gesek 10
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

bergerak beraturan. Menurut hukum newton I gaya gesekan. Pernyataan itu dapat
ditulis sebagai berikut:

Fgesekan = µN
.............................................................................................(1.2.4)
F = Gaya
µ = mikro/mu
N = Gaya netral (N)
Jika gaya yang kita berikan kecil, gaya gesek statis pun kecil. Makin besar
gaya gesekan statis itu maka makin besar gaya gesekan yang kita berikan. Benda
bergerak kearah gaya yang kita berkan. Benda bergerak kearah gaya yang kita
berikan. Ini berarti gaya gesek tidak dapat bertambah besar lagi. Gaya gesekan statis
mencapai maksimum. Nilai maksimum ini disebutsuatu juga gaya gesekan (statis
maksimum) untuk dua permukaan yang bergesekan. Pada saat gaya gesekan
maksmum benda kan tetap bergerak (Anonim, 2008).
Gaya gesek selalu bekerja pada permukaan benda padat yang saling
bersentuhan sekalipun benda tersebut sangat licin dan permukaan benda juga sangat
licin tetap sangat kasar pada skala mikroskopis. Ketika benda bergerak, tonjolan-
tonjolan mikroskopis ini mengganggu gerak tersebut. Pada tingkat ataom
tonjolanpada permukaan lainnya, sehingga gaya - gaya listrik diantara atom dapat
membentuk ikatan kimia, sebagai penyatu benda bergerak misalnya ketika
mendorong sebuah buku pada permukaan meja, gerakan buku tersebut mengalami
hambatan dan akhirnya akan berhenti. Hal ini disebabkan oleh pembentukan dan
pelepasan ikatan tersebut.
2.9 Percepatan
Percepatan adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu.
Akselerasi sebuah objek disebabkan karena gaya yang bekerja pada objek tersebut
yaitu percepatan yang merupakan besaran vector yakni besaran yang mempunyai
nilai dan arah. Percepatan dapat berupa nilai negative dan juga percepatan dapat
bernilai positif.Percepatan positif apabila kecepatan benda bertambah setiap selang
waktu sedangkan percepatan negative yaitu benda mengalami perlambatan. Percepata
n dapat dinyatakan dengan percepatan positif dan negative (Giancolli, 2001).

Gaya Gesek 11
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2.10 Faktor yang Mempengaruhi Gaya Gesek


Faktor yang mempengaruhi gaya gesek adalah kekuatan permukaan suatu
benda. Gaya gesek ini timbul karena ada permukaan benda yang bersentuhan besar
kecilnya suatu gaya gesek dipengaruhi oleh kasar kecilnya suatu perukaan benda –
benda yang bergesekan. Gesekan menyebabkan mesin cepat akan rusak karena gas
dan gesekan dapat menyebabkan memanjat suatu tali.Akibat permukaan yang tidak
rata tersebut akan saling menumbuk. Hal ini membuat sebagian energi benda hilang
menjadi panas atau bentuk lain dan seakan-akan muncul sebuah gaya yang
memperlambat benda contohnya gabus dan kaca. Mungkin keduanya keduanya tidak
terlalu kasar ,namun karena struktur mikroskopisnya, terjadi gaya gesek yang besar
antar kedua keduanya sehingga gabus sering digunakan untuk sumbat (Elida, 1997).
2.11 Tingkat Kekasaran Permukaan Benda yang Bersinggungan
Bidang yang kasar mempunyai gaya gesekan lebih besar daripada bidang
yang licin. Kasar dan licinnya bidang dinyatakan dengan suatu angka yang disebut
koefisien gesek (μ). Bidang kasar memiliki koefisien gesek yang besar, sedangkan
bidang yang licin sempurna memiliki koefisien gesekan sama dengan nol. Dengan
demikian, rentang nilai koefisien gaya gesek adalah sebagai berikut :

0≤µ≤1
..................................................................................................................(1.2.5)

Ket : µ = Mikro/mu
≤ = Lebih kecil sama dengan
Gaya gesekan berbanding lurus dengan gaya normal (N). Sehingga rumus
atau persamaan gaya gesek ditulis sebagai berikut :
.................................................................................................................(1.2.6)
F=µN

Ket : F = Gaya
µ = Mikro/mu
N = Netral (N)
Dengan F dinyatakan dalam Newton. Persamaan (2) di atas menunjukkan
bahwa gaya gesek tidak dipengaruhi oleh luas permukaan kedua bidang yang
bersinggungan atau bersentuhan (Giancoli, 2001).

Gaya Gesek 12
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2.12 Pengertian Gerak Bidang Miring


Pemisahan Gaya adalah besaran vector yang memiliki besar dan arah dalam
pelukisan gaya harus diperhatikan arahnya. Sebuah bidang miring menurunkan gaya
yang dibutuhkan untuk menaikkan benda ketempat tinggi dan menambah jarak
pemberian gaya yang harus diberikan keposisi tujuan bidang miring besarnya
digunakan pada alat pemotong dan sering menggunakan bidang miring dalam bentuk
baji, baji gerak maju diukur menjadi gerakan yang tegak lurus.
Sekrup pada dasarnya adalah bidang miring yang dibungkus di sekitar tabung
dalam sebuah bidang miring. Gaya lurus dibidang horizontal di ubah menjadi gaya
vertical ketika sekrup kayu diputar ulir sekrup mendorong kayu sebuah gaya reaksi
dan kayu mendorong kembali ulir itu dengan cara ulir sekrup bergerak turun
meskipun kekuatan pemutar sekrup pada bidang horizontal. Berdasarkan hasil
praktikum hubungan antara sudut dengan kecepatan laju gerak benda terletak pada
sudut yang ditentukan. Semakin besar sudut maka semakin kecepatan bidang miring
akan semakin tinggi. Adapun faktor–faktornya adalah kecepatan relati, gaya gesek
maksimum tergantung pada luas permukaan dan gaya normal (Astuti, 1997).

Gaya Gesek 13
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Gambar 1.3.1 Peralatan praktikum gaya gesek (a) Stopwatch, (b) beban pemberat
(anak timbang), (c) benda peluncur, (d) roll meter, (e) benda pemberat, (f) beban
peluncur karpet, (g) beban peluncur kayu, (h) beban peluncur karet.

Gaya Gesek 14
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

3.2 Prosedur Percobaan


Pada gesekan statis bidang datar, timbanglah massa benda dan massa piring,
buat susunan seperti gambar, letakkan anak timbangan diatas piring sedikit demi
sedikit hingga benda A tetap akan bergerak kemudian catat massa anak timbangan
tersebut dapat dilakukan beberapa kali sesuai petunjuk asisten, lakukan prosedur (2)
dan (B) untuk macam benda yang lain.
Kemudian untuk gesekan statis bidang miring, Letakkan benda A diatas
permukaan bidang B, angkatan bidang B perlahan lahan tepat saat benda A akan
bergerak kuncilah bidang B sehingga sudut kemiringannya dan lakukan pada
beberapa kali, lakukan prosedur (1) dan (2) untuk jenis benda yang lain. Untuk
gesekan kinetis, Tentukan posisi kemiringan bidang B sesuai dengan petunjuk asisten
dan letakkan benda A diatas permukaan bidang miring B, ukur dan catat kemiringan,
ukur jarak mulai posisi awal yang telah diukur oleh asisten, lepaskan benda A dan
amati waktu yang diperlukan, ulangi prosedur (1) sampai dengan (4) untuk
kemiringan yang berbeda dan jarak yang tetap, ulangi prosedur (5) untuk macam
benda lainnya.
Kemudian untuk dinamis bidang miring, tentukan sudut bidang miring yang
akan dilakukan percobaan dengan syarat lebih besar sudut kemiringannya dibanding
percobaan (1) dan (2), letakkan benda pelunjur yang berpermukaan kayu diatas
bidang miring dan lepaskan sambil memencet stopwatch, apabila telah sampai
diujung bidang miring hentikan stopwatch dan catat waktunya, ulangi proses (1)
dengan menggunakan benda peluncur yang lain dan catat waktunya.

Gaya Gesek 15
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB IV

TUGAS PENDAHULUAN

4.1 Tabel Pengamatan

Tabel 1.4.1 Keadaan Bidang Datar


No Jenis Benda Massa Massa Anak Timbangan (kg) Keteran
. Peluncur Benda (kg) mt1 mt2 mt3 gan

1.  Kayu   0,1663 0,007  0,005  0,007 

2.  Karpet 0,2054  0,052  0,053  0,053  0,0251  

3.  Karet 0,2056  0,127  0,125  0,122 

Tabel 1.4.2 Keadaan Statis Bidang Miring


No Jenis Benda  Massa Benda
θ1 θ2 θ3
. Peluncur (kg)

1.  Kayu 19o 22o  19o 

2.  Karpet 26o  26o 25o 0,0251

3.  Karet 46o 42o   45o

Tabel 1.4.3 Keadaan Dinamis Bidang Miring


Sudut Waktu (s)
Jenis Benda
No. Jarak (m) Kemiringan
Peluncur t1 t2 t3
(θ)
1.  Kayu 0,40  0,41   0,42
 
2.  Karpet 1,2 46o 0,52  0,53   0,54
   
3.  Karet  0,25 0,28   0,26

Gaya Gesek 16
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Hari,Tanggal Praktikum : Minggu, 18 Oktober 2020

Frekuensi : Frek III

Anggota Kelompok : 1. Iga Mawardi

2. Wiwid Safitri Samsul

3. Muh. Fathurrahman Rajiman

4. Wanda Reski Ramadhani W

5. Muhammad Nur Abdi

6. Riswal

Makassar, 19 Oktober 2020

ASISTEN

( Muhammad Ikhlasul Amal Nur )

Gaya Gesek 17
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB V
PENGOLAHAN DATA

5.1 Penjelasan Tugas Akhir


1. Apakah besarnya gaya gesek antara dua permukaan yang kering tanpa
pelumas di pengaruhi oleh luas kontak yang bergesekan ?
Jawab : Ya, luas kontak benda yang bergesekan sangat memiliki pengaruh
bagi gaya gesekannya, karena semakin besar luas kontak permukaan benda
yang bergesekkan maka semakin sulit benda untuk bergesekan begitupun
sebaliknya.
2. Menghitung nilai μs untuk keadaan statis pada bidang datar dan miring.
a. Keadaan statis bidang datar pada peluncur
mp+ mt
μs =
mb
1. Untuk permukaan kayu

mp+ mt 1
μ s 1=
mb
0,0251+ 0,007
=
0,1663
0,0321
=
0,1663
= 0,193

mp+ mt 2
μ s 2=
mb
0,0251+ 0,005
=
0,1663
0,0301
=
0,1663
= 0,181

mp+ mt 3
μ s 3=
mb
0,0251+ 0,007
=
0,1663

Gaya Gesek 18
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

0,0321
=
0,1663
= 0,193

μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs=
n
0,193+0,181+0,193
=
3
0,567
=
3
= 0,189
2. Untuk permukaan karpet

mp+ mt 1
μ s 1=
mb
0,0251+ 0,052
=
0,2054
0,0771
=
0,2054
= 0,375

mp+ mt 2
μ s 2=
mb
0,0251+ 0,053
=
0,2054
0,0781
=
0,2054
= 0,380

mp+ mt 3
μ s 3=
mb
0,0251+ 0,053
=
0,2054
0,0781
=
0,2054
= 0,380

μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs=
n

Gaya Gesek 19
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

0,375+0,380+0,380
=
3
1,135
=
3
= 0,378
3. Untuk permukaan karet

mp+ mt 1
μ s 1=
mb
0,0251+ 0,127
=
0,2056
0,1521
=
0,2056
= 0,740

mp+ mt 2
μ s 2=
mb
0,0251+ 0,125
=
0,2056
0,1501
=
0,2056
= 0,730

mp+ mt 3
μ s 3=
mb
0,0251+ 0,122
=
0,2056
0,1471
=
0,2056
= 0,715

μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs=
n
0,740+0,730+0,715
=
3
2,185
=
3
= 0,728

Gaya Gesek 20
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Tabel 1.5.1 Hasil Perhitungan pada Keadaan Statis Bidang Datar.


No Mb Mt mpμs μs
´ Jenis peluncur

0,007 0,193

1.          0,1663 0,005 0,0251 0,181 0,189 Kayu


0,007 0,193
0,052 0,375

2.         0,2054 0,053 0,0251 0,380 0,378 Karpet


0,053 0,380
0,127 0,740

3.        0,204 0,125 0,2056 0,730 0,728 Karet


0.122 0,715

b. Keadaan statis pada bidang miring pada benda peluncur tan θ 1


1. Untuk permukaan kayu
μ s 1= tan θ1
μ s 2= tan θ2

μ s 3= tan θ3
μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs
´ =
n
μ s 1=tan19 o μ s 2=tan22 o μ s 3=tan19 o
= 0,344 = 0,404 = 0,344

μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs=
´
n
0,344+0,404 +0,344
=
3
1,092
= = 0,364
3
2. Untuk permukaan karpet
μ s 1= tan θ1
μ s 2= tan θ2
μ s 3= tan θ3

Gaya Gesek 21
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs
´ =
n

μ s 1=tan26 o μ s 2=tan26 o μ s 3=tan 25o


= 0,488 = 0,488 = 0,466

μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs
´ =
n
0,488+0,488+0,466
=
3
1,442
=
3
= 0,480
3. Untuk permukaan karet
μ s 1= tan θ1
μ s 2= tan θ2
μ s 3= tan θ3

μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs
´ =
n

μ s 1=tan 46o μ s 2=tan 42o μ s 3=tan 45o


= 1,035 = 0,900 =1

μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs=
´
n
1,035+ 0,900+1
=
3
2,935
=
3
= 0,978

Tabel 1.5.2 Hasil Perhitungan pada Keadaan Statis Bidang Miring.


Noθ μs μ́sJenis peluncur

19°0,344

22°0,404
1. 0,364 Kayu
19°0,344

Gaya Gesek 22
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

26°0,488

26°0,488
2. 0,480 Karpet
25°0,466

46°1,035

42°0,900
3. 0,978 Karet
45o 1
3.  Bandingkan masing – masing nilaiμs dari sebuah keadaan statis bidang datar
dan keadaan statis bidang miring setiap jenis benda peluncur dari sebuah
benda atau seluruh data. Apakah perbedaan dan persamaannya ?
Jawab :
Persamaan adalah benda peluncur jenis kayu dalam keadaan statis
bidang miring dan datar memiliki gaya gesek lebih kecil dibandingkan
dengan karpet dan karet. Perbedaannya, dalam keadaan statis bidang datar
benda peluncur jenis kayu memiliki massa anak timbangan yang kecil dengan
μs = 0,193 sedangkan benda peluncur jenis karet memiliki massa anak
timbangan yang besar dengan μs = 0,378 dan benda peluncur jenis karet yang
memiliki massa anak timbangan yang lebih besar dari massa anak timbangan
jenis kayu dan karpet dengan nilai μs = 0,728.
4. Menghitung nilai μk untuk keadaan dinamis ini pada bidang miring
a. Untuk jenis benda peluncur kayu pada jarak
X = 1,2 m

T ¿
T = 1+¿
T 2+¿ T
3
¿
n

0,40+0,41+0,42 1,23
=  = = 0,41
3 3
T2 = 0,168
θk=46 ° cos θk=0,695 tanθk=1,035
2x
μk =tanθ−¿ 2
g +t . cos θk
2(1,2)
= 1,035−
9,81+0,168 . 0,695

Gaya Gesek 23
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2,4
=1,035−¿
9.972
= 0,794

b. Untuk jenis benda peluncur karpet pada jarak


X = 1,2 m
T ¿
T = 1+¿
T 2+¿ T
3
¿
n

0,52+0,53+0,54
=
3
1,59
=
3
= 0,53
T2 = 0,281
θk=46 ° cos θk=0,695 tanθk=1,035
2x
μk ==tanθ−¿ 2
g +t . cos θk
2(1,2)
= 1,035−
9,81+0,281 . 0,695
2,4
=1,035−¿
10,005
= 0,795

c. Untuk jenis benda peluncur karet pada jarak


X = 1,28 m
T ¿
T = 1+¿
T 2+¿ T
3
¿
n

0,25+0,28+0,26 0,79
= = = 0,263
3 3
T2 = 0,069
θk=46 ° cos θk=0,695 tanθk=1,035
2x
μk =tanθ−¿ 2
g +t . cos θk
2(1,2)
=1,035−¿
9,81+0,069 . 0,695
2,4
= 1,035−
9,858

Gaya Gesek 24
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

= 0,792

Tabel 1.5.3 Keadaan dinamis pada bidang miring


No Jenis Benda XθtanθcosθTt 2 μk
1. Kayu 1,2 46 1,035 0,695 0,41 0,168 0,794
2.     Karpet 1,2 46 1,035 0,695 0,53 0,281 0,795
3.    Karet 1,2 46 1,035 0,695 0,263 0,069 0,792

Gaya Gesek 25
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA

6.1 Tabel Hasil Pengolahan Data

Tabel 1.6.1 Keadaan Statis Bidang Datar

No Mb Mt mpμs μs
´ Jenis Peluncur
0,007 0,193

1.          0,1663 0,005 0,0251 0,181 0,189 Kayu


0,007 0,193

0,052 0,375

2.         0,2054 0,053 0,0251 0,380 0,378 Karpet


0,053 0,380

0,127 0,740

3.        0,204 0,125 0,2056 0,730 0,728 Karet


0.122 0,715

Tabel 1.6.2 Keadaan Statis Bidang Miring


Noθ μs μ́sJenis peluncur

19°0,344

22°0,404
1. 0,364 Kayu
19°0,344

26°0,488

26°0,488
2. 0,480 Karpet
25°0,466

46°1,035

42°0,900
3. 0,978 Karet
45o 1
Tabel 1.6.3 Keadaan Dinamis Bidang Miring

Gaya Gesek 26
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

No Jenis Benda XθtanθcosθTt 2 μk

1. Kayu 1,2 46 1,035 0,695 0,41 0,168 0,794

2.     Karpet 1,2 46 1,035 0,695 0,53 0,281 0,795

3.    Karet 1,2 46 1,035 0,695 0,263 0,069 0,792

6.2 Pembahasan Hasil Pengolahan Data


Pada keadaan statis bidang datar terdapat tiga buah benda peluncur yaitu
kayu, karpet dan karet. Pada benda peluncur kayu menghasilkan gaya gesek kecil
yaitu μs=¿0,189. Ada jenis benda peluncur karpet menghasilkan gaya gesek sedang
yaitu μs=¿0,378. Pada karet menghasilkan gaya gesek yang besar karena
permukaannya kasar dengan nilai μs=¿0,728.
Pada keadaan statis bidang mirng ketiga benda peluncur akan dicari derajat
kemiringannya ketika diberi gaya. Benda kayu yang permukaan halus memiliki
kemiringan 68,65° dan benda karpet dengan derajat 61,31° sedangkan benda karet
memiliki permukaan kasar memiliki derajat kemiringan 12,04°.
Pada keadaan dinamis bidang miring ketiga benda peluncur dihitung
kecepatan bendanya. Dimana telah ditentukan sudut kemiringan dan jaraknya. Pada
benda peluncur kayu waktu yang dibutuhkan adalah μk = 0,794 sedangkan pada
benda karpet waktu yang dibutuhkan μk = 0,795. Pada benda peluncur karet waktu
yang dibutuhkan μk = 0,792.

Gaya Gesek 27
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Dalam percobaan ini dapat disimpulkan bahwa gaya gesek adalah gaya yang
diberikan oleh dua buah benda yang saling bergesekan. Gaya gesek terbagi menjadi
dua yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek statis adalah gaya
sebelum benda bergerak sedangkan gaya gesek kinetis adalah gaya setelah benda
bergerak. Dalam percobaan ini terdapat tiga benda jenis benda peluncur yang
digunakan yaitu kayu, karpet dan karet yang akan memiliki tingkat kebesaran
berbeda pada permukaan masing – masing benda. Dimana kayu memiliki kekasaran
kecil, karpet memiliki kekasaran sedang dan karet dengan tingkat kekasaran yang
tinggi atau besar.

7.2 Saran
7.2.1 Laboratorium
-
7.2.2 Asisten
Saran saya untuk asisten yaitu sebaiknya asisten bisa menentukan jam untuk
asistensi agar kita dapat menyesuaikan waktu, dan untuk selebihnya saya rasa sudah
bagus karena asisten juga cepat respon dan penjelasan dari asisten mudah dipahami.

7.3 Ayat yang berhubungan


(Qs. Al-Furqon : 61)Yang Artinya :
“Maha melimpah anugrah dia yang menjadikan langit gagasan – gagasan
bintang dan dia menjadikan padanya sinar dan bulan bercahaya”.
Pembahasan:
Dari ayat ini kita tau bahwa gesekan itu sangat berpengaruh dalam hidup dan
rumus rumus yang telah di tetapkan itu akan digunakan sesuai pada soal yang
berkaitan, atau bias dikatakan rumus rumus tersebut sudah jelas bahwa masing-
masing akan beredar pada garis edarannya. Begitupun dengan yang dijelaska ayat ini.

Gaya Gesek 28
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

DAFTAR ISI
Anonim. 2008.Teori-Teori Gesekan. Jakarta : Gramedia
Astuti, Asri. 1997. Diktat Fisika Dasar 1. Jember : Universitas jember
Faradah, Inang. 1987. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Francis. 1998. Fisika Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Giancoli. 1998. Fisika Edisi 5 Jilid 2.Jakarta : Erlangga
Tim Fisika Dasar. 2015. Panduan Praktikum Fisika Dasar. Jambi : Universitas Jambi

Gaya Gesek 29

Anda mungkin juga menyukai