GAYA GESEK
DISUSUN OLEH
MAKASSAR
2020
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
Gaya Gesek 1
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gaya Gesek 2
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gaya Gesek 3
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bila ditinjau dari sifat geraknya maka kemungkinan harga koefisien statis
(µs) adalah µs <µk. Apabila ditinjau dari sebuah benda pada bidang miring. Pada
saat benda tepat akan bergerak, maka posisi itu berlaku :
Gaya Gesek 4
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gaya gesek ini merupakan gaya yang berarah melawan gerak benda atau juga
arah kecenderungan benda bergerak. Gaya gesek ini muncul apabila dua (2) buah
benda bersentuhan. Benda-benda yang dimaksud di sini ini tidak harus berbentuk
padat, melainkan dapat pula berbentuk cair, ataupun gas. Gaya gesek antara dua buah
benda padat contohnya ialah gaya gesek statis serta juga kinetis, sedangkan untuk
gaya antara benda padat serta cairan serta gas ialah gaya Stokes.
Selain dari itu, besar gaya gesek juga tergantung pada berat ringannya benda
yang bergesekan. Menarik/mendorong kursi lebih mudah daripada
menarik/mendorong meja. Hal tersebut menunjukkan bahwa besar gaya gesek pada
benda yang ringan lebih kecil daripada besar gaya gesekan pada benda yang lebih
berat. Selain terjadi antara dua (2) permukaan benda padat yang bersentuhan, gaya
gesek ini juga dapat terjadi antara benda padat dengan zat alir (benda cair atau gas)
atau juga antara lapisan-lapisan zat alir itu sendiri. Besar gaya gesek pada suatu
benda padat yang bergerak di dalam zat alir (cair/gas) itu tergantung pada laju benda
serta luas penampang (penampang lintang) yang berpapasan dengan zat alir. Semakin
besar laju pada suatu benda dalam zat alir, maka semakin besar gaya gesekannya.
Demikian juga pada luas permukaan, semakin luas permukaan suatu benda yang
berpapasan dengan zat alir, maka semakin besar gaya geseknya.
Dikehidupan sehari-hari gaya gesek ini juga dapat merugikan namun tetap
dapat juga enguntungkan. Untuk dapat memudahkan mendorong lemari di atas lantai
kita menginginkan gaya gesek yang kecil. Namun tetapi apabila kita berjalan di atas
lantai kita membutuhkan gaya gesekan yang besar. Apabila tidak, maka kita akan
terpeleset.
2.2 Sifat-Sifat Gaya Gesek
Gaya gesek atau friction force ini memiliki beberapa sifat atau juga
karakteristik yang membedakannya dengan jenis gaya-gaya lain. Dibawah ini
merupakan sifat-sifat gaya gesek dengan secara umum yang sudah penulis rangkum.
Gaya Gesek 5
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gaya Gesek 6
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
permukaan benda serta bidang yang bersentuhan. Tingkat kekasaran ini dinyatakan
dengan koefisien gesekan. Untuk benda diam, koefisien gesekan disebut dengan
koefisien gesek statis, disimbolkan dengan μs. serta pada umumnya lebih besar dari
koefisien gesek kinetis. Selain tingkat kekasaran permukaan benda, besarnya gaya
gesek tersebut juga dipengaruhi oleh besar gaya normal (N) yang diberikan bidang
pada benda. Secara matematis, rumus gaya gesek statis ini ialah sebagai berikut.
Fs = µs . N …………………...………………………………..........(1.2.2)
fk = µk . N
……………………………...………………………………..........(1.2.3)
Ket : fk = Gaya gesek kinetic
μk = Koefisien gesek kinetik
N = Gaya netral (N)
Gaya Gesek 7
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gaya Gesek 8
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Contoh palu memberikan gaya pada paku, paku juga dapat gaya balik (reaksi)
buktinya palu memantul kembali dan setelah mengenai paku. Jadi palu memberikan
gaya kepada paku tetapi sebaliknya oalu memberikan gaya balik kepada paku.
Besarnya gaya aksi sama dengan gaya bereaksi tetspi berlawanan arah, adanya aksi
dan reaksi ini adalah inti dari hukum III nowton yang berbunyi “ketika benda
pertama memberikan gaya yang sama besar tetapi berlawanan arah terhadap benda
pertama”. Hukum tersebut sering disebut dengan hukum gaya reaksi, untuk setiap
gaya aksi akan selalu ada gaya reaksi yang sama besar, tetapi berlawanan arah namun
itu perlu diketahui bahwa gaya aksi itu dan gaya reaksi itu bekerja pada benda yang
berbeda. Persamaan Hukum III Newton yaitu pada gaya gravitasi pembawa gaya
magnet, gaya listrik dan pada saat kita memukul paku itu menggunakan palu. Hukum
tersebut sering disebut dengan hukum gaya reaksi, untuk setiap gaya aksi akan selalu
ada gaya reaksi.
2.7 Perbedaan Gaya Gesek Statis dan Kinetis
Dari penjelasan-penjelasan di atas,maka dapat kita identifikasi beberapa
perbedaan karakteristik atau ciri antara gaya gesek statis dan kinetis, yaitu sebagai
berikut :
Tabel 1.2.1 Perbedaan Gaya Gesek Statis dan Gaya Gesek Kinetik
Gaya Gesek Statis Gaya Gesek Kinetik
Bekerja pada benda yang diam atau tepat dan akan Bekerja pada benda yang
bergerak (hampir bergerak) bergerak
Dari data perbedaan antara gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis di atas,
kita ketahui bahwa koefisien gesekan kinetic selalu lebih kecil daripada koefisien
gesekan statis (µk>µs). Itulah sebabnya mengapa kita perlu mengarahkan gaya yang
lebih besar saat mendorong benda dari keadaan diam dibandingkan dengan ketika
benda sudah bergerak.
Selain itu, besarnya gaya yang harus kita kerahkan bergantung pada keadaan
dua permukaan bidang yang bergesekan. Hal ini di sebabkan besarnyan koefisien
Gaya Gesek 9
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
gesekan bergantung pada sifat alamiah kedua benda yang bergesekan, di antaranya
kering atau basahnya dan kasar atau halusnya permukaan benda yang bergesekan.
Sebagai contoh. Ketika kita mendorong sepatu atau mobil yang diam mula-
mula terasa sangat berat. Namun ketika sepeda motor atau mobil mulai bergerak,
maka kita merasakan sepeda motor atau mobil tersebut tidak seberat ketika sedang
diam fenomen inilah yang menunjukkan mengapa gaya gesek statis selalu lebih besar
dari gaya gesek kinetisnya.
2.8 Hukum tentang Gesekan
Hukum-hukum tentang gesekan adalah hukum yang berdasarkan pengalaman.
Gesekan suatu benda yang menggelinding diatas permukaan dilawan oleh gaya yang
timbul akibat perubahan bentuk permukaan yang bersinggungan. Contoh sebuah
kubus diam pada suatu bidang miring memiliki sudut, kemudian diperbesar sudutnya
maka kubus akan mulai tergelincir (Astuti,1997). Dalam percobaan kali ini akan
berlaku hukum newton I dan II :
1. Hukum Newton I
Menyatakan “setiap benda akan berada dalam keadaan diam atau bergerak
lurus beraturan kecuali jika dipaksa untuk mengubah keadaan ini oleh gaya-gaya
yang berpengaruh padanya”. Sesungguhnya bahwa dalam hukum newton ini
memberikan pernyataan tentang kerangka acuan. Pada umumnya adanya percepatan
suatu benda bergantung kerangka acuan mana ia diukur.
Hukum ini menyatakan bahwa jika tidak ada benda lain didekatnya (artinya
tidak ada gaya yang bekerja, karena setiap gaya harus dikaitkan dengan benda dan
dengan lingkungannya) maka dapat dicari suatu keluarga kerangka acuan sehingga
suatu partikel tidak mengalami percepatan.
2. Hukum Newton II
Menyatakan “percepatan yang dialami oleh suatu benda dengan besarnya
gaya yang bekerja dan berbanding terbalik dengan massa benda dan a adalah vector
percepatannya.”
Sebagai contoh adalah saat kita mendorong buku yang berada diatas meja
kemudian dilepaskan. Buku itu akan bergeser dan kemudian bergerak. Menurut
hukum Newton II, perubahan gerak ini disebabkan oleh adanya gaya yang arahnya
berlawanan dengan arah gerak buku itu. Kalau gaya itu tidak ada tentulah buku tidak
Gaya Gesek 10
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
bergerak beraturan. Menurut hukum newton I gaya gesekan. Pernyataan itu dapat
ditulis sebagai berikut:
Fgesekan = µN
.............................................................................................(1.2.4)
F = Gaya
µ = mikro/mu
N = Gaya netral (N)
Jika gaya yang kita berikan kecil, gaya gesek statis pun kecil. Makin besar
gaya gesekan statis itu maka makin besar gaya gesekan yang kita berikan. Benda
bergerak kearah gaya yang kita berkan. Benda bergerak kearah gaya yang kita
berikan. Ini berarti gaya gesek tidak dapat bertambah besar lagi. Gaya gesekan statis
mencapai maksimum. Nilai maksimum ini disebutsuatu juga gaya gesekan (statis
maksimum) untuk dua permukaan yang bergesekan. Pada saat gaya gesekan
maksmum benda kan tetap bergerak (Anonim, 2008).
Gaya gesek selalu bekerja pada permukaan benda padat yang saling
bersentuhan sekalipun benda tersebut sangat licin dan permukaan benda juga sangat
licin tetap sangat kasar pada skala mikroskopis. Ketika benda bergerak, tonjolan-
tonjolan mikroskopis ini mengganggu gerak tersebut. Pada tingkat ataom
tonjolanpada permukaan lainnya, sehingga gaya - gaya listrik diantara atom dapat
membentuk ikatan kimia, sebagai penyatu benda bergerak misalnya ketika
mendorong sebuah buku pada permukaan meja, gerakan buku tersebut mengalami
hambatan dan akhirnya akan berhenti. Hal ini disebabkan oleh pembentukan dan
pelepasan ikatan tersebut.
2.9 Percepatan
Percepatan adalah perubahan kecepatan dalam satuan waktu tertentu.
Akselerasi sebuah objek disebabkan karena gaya yang bekerja pada objek tersebut
yaitu percepatan yang merupakan besaran vector yakni besaran yang mempunyai
nilai dan arah. Percepatan dapat berupa nilai negative dan juga percepatan dapat
bernilai positif.Percepatan positif apabila kecepatan benda bertambah setiap selang
waktu sedangkan percepatan negative yaitu benda mengalami perlambatan. Percepata
n dapat dinyatakan dengan percepatan positif dan negative (Giancolli, 2001).
Gaya Gesek 11
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
0≤µ≤1
..................................................................................................................(1.2.5)
Ket : µ = Mikro/mu
≤ = Lebih kecil sama dengan
Gaya gesekan berbanding lurus dengan gaya normal (N). Sehingga rumus
atau persamaan gaya gesek ditulis sebagai berikut :
.................................................................................................................(1.2.6)
F=µN
Ket : F = Gaya
µ = Mikro/mu
N = Netral (N)
Dengan F dinyatakan dalam Newton. Persamaan (2) di atas menunjukkan
bahwa gaya gesek tidak dipengaruhi oleh luas permukaan kedua bidang yang
bersinggungan atau bersentuhan (Giancoli, 2001).
Gaya Gesek 12
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gaya Gesek 13
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
Gambar 1.3.1 Peralatan praktikum gaya gesek (a) Stopwatch, (b) beban pemberat
(anak timbang), (c) benda peluncur, (d) roll meter, (e) benda pemberat, (f) beban
peluncur karpet, (g) beban peluncur kayu, (h) beban peluncur karet.
Gaya Gesek 14
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gaya Gesek 15
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB IV
TUGAS PENDAHULUAN
Gaya Gesek 16
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
6. Riswal
ASISTEN
Gaya Gesek 17
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB V
PENGOLAHAN DATA
mp+ mt 1
μ s 1=
mb
0,0251+ 0,007
=
0,1663
0,0321
=
0,1663
= 0,193
mp+ mt 2
μ s 2=
mb
0,0251+ 0,005
=
0,1663
0,0301
=
0,1663
= 0,181
mp+ mt 3
μ s 3=
mb
0,0251+ 0,007
=
0,1663
Gaya Gesek 18
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
0,0321
=
0,1663
= 0,193
μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs=
n
0,193+0,181+0,193
=
3
0,567
=
3
= 0,189
2. Untuk permukaan karpet
mp+ mt 1
μ s 1=
mb
0,0251+ 0,052
=
0,2054
0,0771
=
0,2054
= 0,375
mp+ mt 2
μ s 2=
mb
0,0251+ 0,053
=
0,2054
0,0781
=
0,2054
= 0,380
mp+ mt 3
μ s 3=
mb
0,0251+ 0,053
=
0,2054
0,0781
=
0,2054
= 0,380
μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs=
n
Gaya Gesek 19
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
0,375+0,380+0,380
=
3
1,135
=
3
= 0,378
3. Untuk permukaan karet
mp+ mt 1
μ s 1=
mb
0,0251+ 0,127
=
0,2056
0,1521
=
0,2056
= 0,740
mp+ mt 2
μ s 2=
mb
0,0251+ 0,125
=
0,2056
0,1501
=
0,2056
= 0,730
mp+ mt 3
μ s 3=
mb
0,0251+ 0,122
=
0,2056
0,1471
=
0,2056
= 0,715
μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs=
n
0,740+0,730+0,715
=
3
2,185
=
3
= 0,728
Gaya Gesek 20
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
0,007 0,193
μ s 3= tan θ3
μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs
´ =
n
μ s 1=tan19 o μ s 2=tan22 o μ s 3=tan19 o
= 0,344 = 0,404 = 0,344
μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs=
´
n
0,344+0,404 +0,344
=
3
1,092
= = 0,364
3
2. Untuk permukaan karpet
μ s 1= tan θ1
μ s 2= tan θ2
μ s 3= tan θ3
Gaya Gesek 21
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs
´ =
n
μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs
´ =
n
0,488+0,488+0,466
=
3
1,442
=
3
= 0,480
3. Untuk permukaan karet
μ s 1= tan θ1
μ s 2= tan θ2
μ s 3= tan θ3
μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs
´ =
n
μ s1 + μ s2 + μ s 3
μs=
´
n
1,035+ 0,900+1
=
3
2,935
=
3
= 0,978
19°0,344
22°0,404
1. 0,364 Kayu
19°0,344
Gaya Gesek 22
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
26°0,488
26°0,488
2. 0,480 Karpet
25°0,466
46°1,035
42°0,900
3. 0,978 Karet
45o 1
3. Bandingkan masing – masing nilaiμs dari sebuah keadaan statis bidang datar
dan keadaan statis bidang miring setiap jenis benda peluncur dari sebuah
benda atau seluruh data. Apakah perbedaan dan persamaannya ?
Jawab :
Persamaan adalah benda peluncur jenis kayu dalam keadaan statis
bidang miring dan datar memiliki gaya gesek lebih kecil dibandingkan
dengan karpet dan karet. Perbedaannya, dalam keadaan statis bidang datar
benda peluncur jenis kayu memiliki massa anak timbangan yang kecil dengan
μs = 0,193 sedangkan benda peluncur jenis karet memiliki massa anak
timbangan yang besar dengan μs = 0,378 dan benda peluncur jenis karet yang
memiliki massa anak timbangan yang lebih besar dari massa anak timbangan
jenis kayu dan karpet dengan nilai μs = 0,728.
4. Menghitung nilai μk untuk keadaan dinamis ini pada bidang miring
a. Untuk jenis benda peluncur kayu pada jarak
X = 1,2 m
T ¿
T = 1+¿
T 2+¿ T
3
¿
n
0,40+0,41+0,42 1,23
= = = 0,41
3 3
T2 = 0,168
θk=46 ° cos θk=0,695 tanθk=1,035
2x
μk =tanθ−¿ 2
g +t . cos θk
2(1,2)
= 1,035−
9,81+0,168 . 0,695
Gaya Gesek 23
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2,4
=1,035−¿
9.972
= 0,794
0,52+0,53+0,54
=
3
1,59
=
3
= 0,53
T2 = 0,281
θk=46 ° cos θk=0,695 tanθk=1,035
2x
μk ==tanθ−¿ 2
g +t . cos θk
2(1,2)
= 1,035−
9,81+0,281 . 0,695
2,4
=1,035−¿
10,005
= 0,795
0,25+0,28+0,26 0,79
= = = 0,263
3 3
T2 = 0,069
θk=46 ° cos θk=0,695 tanθk=1,035
2x
μk =tanθ−¿ 2
g +t . cos θk
2(1,2)
=1,035−¿
9,81+0,069 . 0,695
2,4
= 1,035−
9,858
Gaya Gesek 24
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
= 0,792
Gaya Gesek 25
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB VI
ANALISA PENGOLAHAN DATA
No Mb Mt mpμs μs
´ Jenis Peluncur
0,007 0,193
0,052 0,375
0,127 0,740
19°0,344
22°0,404
1. 0,364 Kayu
19°0,344
26°0,488
26°0,488
2. 0,480 Karpet
25°0,466
46°1,035
42°0,900
3. 0,978 Karet
45o 1
Tabel 1.6.3 Keadaan Dinamis Bidang Miring
Gaya Gesek 26
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Gaya Gesek 27
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Dalam percobaan ini dapat disimpulkan bahwa gaya gesek adalah gaya yang
diberikan oleh dua buah benda yang saling bergesekan. Gaya gesek terbagi menjadi
dua yaitu gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis. Gaya gesek statis adalah gaya
sebelum benda bergerak sedangkan gaya gesek kinetis adalah gaya setelah benda
bergerak. Dalam percobaan ini terdapat tiga benda jenis benda peluncur yang
digunakan yaitu kayu, karpet dan karet yang akan memiliki tingkat kebesaran
berbeda pada permukaan masing – masing benda. Dimana kayu memiliki kekasaran
kecil, karpet memiliki kekasaran sedang dan karet dengan tingkat kekasaran yang
tinggi atau besar.
7.2 Saran
7.2.1 Laboratorium
-
7.2.2 Asisten
Saran saya untuk asisten yaitu sebaiknya asisten bisa menentukan jam untuk
asistensi agar kita dapat menyesuaikan waktu, dan untuk selebihnya saya rasa sudah
bagus karena asisten juga cepat respon dan penjelasan dari asisten mudah dipahami.
Gaya Gesek 28
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
LABORATORIUM FISIKA DASAR
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DAFTAR ISI
Anonim. 2008.Teori-Teori Gesekan. Jakarta : Gramedia
Astuti, Asri. 1997. Diktat Fisika Dasar 1. Jember : Universitas jember
Faradah, Inang. 1987. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Francis. 1998. Fisika Jilid 2. Jakarta : Erlangga
Giancoli. 1998. Fisika Edisi 5 Jilid 2.Jakarta : Erlangga
Tim Fisika Dasar. 2015. Panduan Praktikum Fisika Dasar. Jambi : Universitas Jambi
Gaya Gesek 29