Tugas Modul Penglihatan Semester 5 oleh dr. Nurhaida Djamil, Sp.M Minggu ke-1
1. Jelaskan Perbedaan Konjungtivitis menurut Etiologi
a) Konjungtivitis Bakteri Konjungtivitis bakteri adalah inflamasi konjungtiva yang disebabkan oleh Staphylococcus, Streptococcus, Pneumococcus, dan Haemophillus. b) Konjungtivitis Virus Konjungtivitis virus merupakan penyakit umum yang disebabkan oleh berbagai jenis virus, dan berkisar antara penyakit berat yang dapat menimbulkan cacat hingga infeksi ringan yang dapat sembuh sendiri dan dapat berlangsung lebih lama daripada konjungtivitis bakteri. Konjungtivitis ini biasanya disebabkan adenovirus tipe 3,4 dan 7 dan penyebab yang lain yaitu organisme Coxsackie dan Pikornavirus namun sangat jarang. c) Konjungtivitis Alergi Konjungtivitis alergi merupakan bentuk alergi pada mata yang paling sering dan disebabkan oleh reaksi inflamasi pada konjungtiva yang diperantarai oleh sistem imun. Konjungtivitis alergi dibedakan atas lima subkategori, yaitu konjungtivitis alergi tumbuh-tumbuhan yang biasanya dikelompokkan dalam satu grup, keratokonjungtivitis vernal, keratokoknjungtivitis atopic dan konjungtivitis papilar raksasa. d) Konjungtivitis Jamur Konjungtivitis jamur biasanya disebabkan oleh Candida albicans dan merupakan infeksi yang jarang terjadi. Selain candida sp, penyakit ini juga bisa disebabkan oleh Sporothtrix schenckii, Rhinosporidium serberi, dan Coccidioides immitis walaupun jarang. 2. Jelaskan Patofisiologi Konjungtivis Bakteri Mikroorganisme imenyebabkan kelopak mata terinfeksi sehingga kelopak mata tidak dapat menutup dan membuka sempurna. Karena mata menjadi kering sehingga terjadi iritasi menycbabkan konjungtivitis. Pelebaran pembuluh darah disebabkan karena adanya peradangan ditandai dengan konjungtiva dan sklera yang merah, edema, rasa nyeri dan adanya sckret mukopurulen. Konjungtiva, karena posisinya terpapar pada banyak organisme dan faktor lingkungan lain yang mengganggu. Ada beberapa mekanisme melindungi permukaan mata dari substansi luar,seperti air mata. Adanya agen perusak, menyebabkan cedera pada epitel konjungtiva yang diikuti edema epitel, kematian sel dan eksfoliasi, hipertropi epitel atau granuloma. Mungkin pula terdapat edema pada stroma konjungtiva (kemosis) dan hipertropi lapis limfoid stroma atau pembentukan folikel. Sel- sel radang bermigrasi melalui epitel ke permukaan. Sel-sel ini kemudian bergabung dengan fibrin dan pus dari sel goblet, membentuk eksudat konjungtiva yang menyebabkan perlengketan tepian palpebra pada saat bangun tidur. Adanya peradangan pada konjungtiva ini menyebabkan dilatasi pembuluh-pembuluh mata konjungtiva posterior, menyebabkan hiperemi yang tampak paling nyata pada formiks dan mengurang kearah limbus. Pada hiperemi konjungtiva ini biasanya didapatkan pembengkakan dan hipertropi papilla yang sering disertai sensasi benda asing dan sensasi tergores, panas atau gatal. Sensasi ini merangsang sekresi air mata. Transudasi ringan juga timbul dari pembuluh darah yang hiperemi dan menambah jumlah air mata.
3. Jelaskan Konjungtivitis pada bayi
Infeksi konjungtivitis yang terjadi pada bayi berumur sampai satu bulan dikenal dengan istilah oftalmia neonatorum. Kondisi ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus dan agen toksis kimia. Insiden oftalmia neonatorum tinggi di daerah yang tinggi angka kejadian penyakit menular seksual. Penyebab dari oftalmia neonatorum yang paling berbahaya adalah bakteri Neisseria gonorrhoeae yang merupakan bakteri diplokokus intraselular gram negatif. Onsetnya bersifat hiperakut dan dapat menimbulkan gejala klinis berupa kemosis berat, sekret mata yang purulen, keterlibatan kornea berupa ulkus dan perforasi bola mata. Konjungtivitis gonore mengenai bayi yang ditularkan oleh ibunya dimana infeksi terjadi pada saat bayi melewati jalan lahir. Infeksi juga dapat terjadi secara tidak langsung, yaitu dapat melalui tangan, sapu tangan, handuk atau sebagai auto infeksi pada orang-orang yang menderita uretritis atau servisitis gonoroika. Oftalmia neonatorum biasanya menyerang kedua mata secara serentak, sedang pada bentuk yang lainnya, biasanya menyerang satu mata kemudian menjalar ke mata yang lainnya. Pada umumnya akan terlihat akumulasi pus, kelopak mata bayi bengkak dan lengket akibat akumulasi pus di bawahnya, dan konjungtiva hiperemi dan kemosis. Durasi konjungtivitis dapat mengarahkan dugaan bakteri penyebab. Neisseria gonorrhoeae menyebabkan konjungtivitis hiperakut yang terjadi kurang dari 12 jam. Bakteri lain yang menyebabkan konjungtivitis hiperakut antara lain Neisseria kochii dan Neisseria meningitidis. Onset konjungtivitis neonatorum muncul saat bayi berumur 3-4 hari kehidupan namun dapat juga saat berumur 3 minggu. Dibedakan menjadi 3 stadium: a. Stadium Infiltratif Berlangsung 1-3 hari. Ditandai dengan palpebra bengkak, hiperemi, tegang, blefarospasme. Konjungtiva palpebra hiperemi, bengkak, infiltrative, mungkin terdapat pseudomembran di atasnya. Pada konjungtiva bulbi terdapat injeksi konjungtival yang hebat, kemotik. Terdapat sekret, serous, terkadang berdarah. b. Stadium Supuratif atau Purulen Berlangsung 2-3 minggu. Gejala tak begitu hebat. Palpebra masih bengkak, hiperemis, tetapi tidak begitu tegang. Blefarospasme masih ada. Sekret bercampur darah, keluar terus menerus. Kalau palpebra dibuka, yang khas adalah sekret akan keluar dengan mendadak, oleh karenanya harus hati-hati bila membuka palpebra, jangan sampai mengenai mata pemeriksa. c. Stadium Konvalesen (penyembuhan), hipertrofi papil Berlangsung 2-3 minggu. Gejala tidak begitu hebat lagi. Palpebra sedikit bengkak, konjungtiva palpebra hiperemi, tidak infiltrative. Konjungtiva bulbi: injeksi konjungtiva masih nyata, tidak kemotik. Sekret jauh berkurang.