NIM : E0019087 KELAS : KRIMINOLOGI KELAS H DOSEN PEMBIMBING : WINARNO BUDYATMOJO, S.H., M.S. 1. Perbedaan kriminologi dengan hukum pidana Hukum Pidana Mempelajari kejahatan dari segi yuridis Membicarakan tentang pembunuhan hanya mempelajari unsur-unsur seperti menghilangkan nyawa orang lain jika sudah terpenuhi unsurnya lalu dijatuhi hukuman kemudian tindak kejahatan tersebut selesai dengan cepat. Obyeknya adalah aturan-aturan hukum yang mengenai kejahatan atau yang bertalian dengan pidana. Tujuannya adalah agar dapat mengerti dan mempergunakannya dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya peraturan hukum pidana yang berlaku. Tugas ilmu hukum pidana adalah untuk menjelaskan hukum pidana, mengkaji norma hukum pidana dan menerapkan ketentuan yang berlaku terhadap suatu tindak pidana yang terjadi. Kriminologi Mempelajari kejahatan dari sisi yang lebih luas seperti sisi sosiologis dan sisi yuridis. Membicarakan tentang pembunuhan mempelajari seperti apa penyebab melakukan pembunuhan, yang mendukung sehingga melakukan pembunuhan. Meneliti gejala sosial apapun yang dapat menyebabkan tindak kejahatan sehingga menjadi objek kajian kriminologi. Obyeknya adalah orang yang melakukan kejahatan itu sendiri. Tujuannya adalah agar menjadi mengerti apa sebab-sebabnya sehingga sampai berbuat kejahatan tersebut. Apakah karena memang bakatnya adalah jahat, ataukah karena dorongan keadaan masyarakat di sekitarnya, baik keadaan sosiologis maupun ekonomis ataukah karena sebab-sebab lain. Sehingga apabila sebab-sebab seseorang tersebut melakukan tindak kejahatan telah diketahui, maka di samping pemidanaan, dapat dilakukan tindakan-tindakan yang tepat, agar orang tersebut tidak lagi berbuat kejahatan, atau agar orang-orang lain tidak akan melakukannya. Tugas kriminologi adalah untuk mencari dan menentukan sebab-sebab dari kejahatan serta menemukan cara-cara pemberantasannya. 2. Jelaskan kriminologi menurut para ahli P. Topinard “Crimen” yaitu kejahatan atau penjahat, “Logos” yaitu ilmu pengetahuan. Sehingga kriminologi merupakan ilmu tentang kejahatan atau penjahat. Bonger Kriminologi sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya. Sutherland Kriminologi sebagai keseluruhan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan perbuatan kejahatan sebagai gejala sosial 3. Contoh kasus bahwa kriminologi sebagai alat pidana Kehidupan berumah tangga selalu merupakan tempat yang aman. Tetapi menurut penelitian kekerasan banyak terjadi di dalam kehidupan keluarga. Dari 217 juta penduduk, setidaknya 24 juta penduduk perempuan mengalami kekerasan khususnya di daerah pedesaan. Kekerasan dalam rumah tangga itu, seperti penganiayaan, pemerkosaan dan pelecehan seksual. Dari gambaran di atas, studi ini mengelaborasi aspek kriminologi yang berkaitan dengan kasus-kasus kekerasan pada masyarakat Kota Kupang di Pulau Timor Bagian Barat khususnya mengenai kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Berdasarkan latar belakang di atas, kemudian didapatkan beberapa permasalahan seperti bagaimana gejala kasus-kasus KDRT di Kota Kupang; bagaimana fenomena kasuskasus KDRT di Kota Kupang dikaji dari aspek kriminologi dan bagaimana pandangan masyarakat Kota Kupang mengenai KDRT dan penyelesaian kasus-kasus tersebut. Penelitian ini menggunakan metode yuridis empiris. Pendekatan yuridis dimaksudkan untuk melakukan studi kriminologi dan hukum adat dalam konteks penegakan hukum, dan pendekatan empiris dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana perspektif masyarakat Kota Kupang mengenai KDRT dan faktor- faktor penyebabnya. KDRT dapat terjadi karena faktor-faktor ekonomi, kecemburuan dan minuman keras. Jadi selain penyelesaian menurut adat, juga menggunakan hukum Negara yang diatur di dalam UU KDRT. Apapun bentuk penyelesaiannya, tindak kekerasan dalam rumah tangga jika dilihat dari aspek kriminologi tetap dipandang sebagai tindak kriminal. Oleh karena itu penyelesaiannyapun tetap berpedoman pada hukum pidana, misalnya penyelesaian secara adat berupa taloitan tafani tetap menerapkan sanksi pidana berupa denda sebagai salah satu upaya pemulihan nama baik, serta harkat dan martabat, terutama perempuan sebagai korban.