Anda di halaman 1dari 6

TUGAS INDIVIDU

HUBUNGAN HYGIENE SANITASI DENGAN KUALITAS


BAKTERIOLOGIS DEPOT AIR MINUM (DAM)

Materi Kuliah :
Kesehatan Lingkungan dan K3

Dosen Pembimbing :
Dr. dr. Aragar Putri, MRDM

Disusun Oleh :
Nama : dr. Hasriani Timung
NPM : 02

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
TAHUN 2020
Hubungan Hygiene Sanitasi dengan Kualitas Bakteriologis Depot
Air Minum (DAM)

Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga
perempat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup
lebih dari 4–5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk keperluan industri, pertanian,
pemadam kebakaran, tempat rekreasi, transportasi dan lain-lain.
Di negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 6-120 liter perhari, sedangkan
dinegara-negara berkembang, termasuk Indonesia setiap orang memerlukan air antara 30-60
liter perhari. Kebutuhan air disuatu daerah akan selalu mengalami kecenderungan untuk naik
sejalan dengan pertambahan penduduk dan peningkatan taraf hidup penduduknya.
Banyak negara saat ini menghadapi masalah kesehatan masyarakat yang terkait dengan
degradasi kualitas air. Berkurangnya air bersih disebabkan oleh buruknya sanitasi, serta
kurang memadainya pengelolaan sumber daya air dan lingkungan. Sejalan dengan kemajuan
dan peningkatan taraf kehidupan, maka jumlah penyediaan air selalu meningkat setiap saat.
Pentingnya air bagi kesehatan dapat dilihat dari jumlah air yang ada dalam organ, seperti
80% darah adalah air, kehilangan 15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian.
Kebutuhan akan air minum untuk setiap orang antara 2,1 liter sampai 2,8 liter perhari.
Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung
diminum, syarat kesehatan dimaksud adalah mikrobiologi, kimia, fisik dan radio aktif.9,10,11
Parameter mikrobiologi merupakan salah satu faktor yang harus mendapat perhatian karena
dampaknya yang berbahaya yaitu dapat menimbulkan penyakit infeksius.
Upaya untuk memenuhi kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat saat ini memang
sangat bervariasi dari air sumur sampai airperusahaan daerah air minum (PDAM). Seiring
dengan makin majunya teknologi diiringi dengan semakin sibuknya aktivitas manusia maka
masyarakat cenderung memilih cara yang lebih praktis dan dianggap lebih higienes yaitu air
minum dalam kemasan (AMDK), karena AMDK diproduksi oleh industri melalui proses
otomatis dan disertai dengan pengujian kualitas sebelum diedarkan kemasyarakat.
Keberadaan Depot Air Minum (DAM) terus meningkat sejalan dengan dinamika
keperluan masyarakat terhadap air minum yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi. Meski
lebih murah, tidak semua DAM terjamin produknya, terutama sanitasinya. Salah satu standart
kebersihan dan kesehatan air diukur dengan ada tidaknya bakteri Coliform sebagai
mikroorganisme indikator. Kehadiran mikroorganisme indikator tersebut didalam air
merupakan bukti bahwa air tersebut tercemar oleh tinja dari manusia atau hewan dan
berpeluang bagi mikroorganisme patogen untuk masuk kedalam air tersebut.
Hygiene sanitasi adalah upaya kesehatan untuk mengurangi atau menghilangkan faktor-
faktor yang menjaadi penyebab terjadinya pencemaran terhadap air minum dan sarana yang
digunakan untuk proses pengolahan, penyimpanan dan pembagian air minum.
Persyaratan hygiene sanitasi dalam pengelolaan air minum paling sedikit meliputi
beberapa aspek yaitu air baku, tempat baik itu lokasi atau bangunanya, peralatan dan sanitasi
pekerja depot air minum.

A. Syarat air baku depot air minum yaitu:


1. Harus memenuhi syarat air bersih secara fisik, bakteriologis, dan kimia sesuai
peraturan Menteri Kesehatan yang berlaku, dibuktikan dengan hasil pemeriksaan dari
laboratorium yang terakreditasi.
2. Air baku yang digunakan Depot Air Minum harus memenuhi standar mutu yang
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan.
3. Depot air minum wajib memiliki Surat Jaminan Pasok Air Baku dari PDAM atau
perusahaan yang memiliki Izin Pengambilan Air dari Instansi yang berwenang.
4. Depot air minum wajib memiliki laporan hasil uji air minum yang dihasilkan dari
laboratorium pemeriksaan kualitas air yang ditunjuk pemerintah kabupaten/kota atau
yang terakreditasi
5. Depot Air Minum dilarang mengambil air baku yang berasal dari air PDAM yang
ada dalam jaringan distribusi untuk rumah tangga.
6. Transportasi air baku dari lokasi sumber air baku ke Depot Air Minum harus
menggunakan tangki pengangkut air yang tara pangan (food grade)

B. Syarat lokasi dan bangunan depot air minum:


1. Lokasi berada di daerah yang bebas dari pencemaran lingkungan dan penularan
penyakit.
2. Bangunan kuat, aman, mudah dibersihkan, dan mudah pemeliharaannya.
3. Lantai kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak menyerap debu,
dan mudah dibersihkan, serta kemiringan cukup landai untuk memudahkan
pembersihan dan tidak terjadi genangan air.
4. Dinding kedap air, permukaan rata, halus, tidak licin, tidak retak, tidak menyerap
debu, dan mudah dibersihkan, serta warna yang terang dan cerah.
5. Atap dan langit-langit harus kuat, anti tikus, mudah dibersihkan, tidak menyerap
debu, permukaan rata, dan berwarna terang, serta mempunyai ketinggian yang
memungkinkan adanya pertukaran udara yang cukup atau lebih tinggi dari ukuran
tandon air.
6. Memiliki pintu dari bahan yang kuat dan tahan lama, berwarna terang, mudah
dibersihkan, dan berfungsi dengan baik.
7. Pencahayaan cukup terang untuk bekerja, tidak menyilaukan dan tersebar secara
merata.
8. Ventilasi harus dapat memberikan ruang pertukaran/peredaran udara dengan baik.
9. Kelembaban udara dapat mendukung kenyamanan dalam melakukan
pekerjaan/aktivitas.
10. Memiliki akses fasilitas sanitasi dasar, seperti jamban, saluran pembuangan air
limbah yang alirannya lancar dan tertutup, tempat sampah yang tertutup serta tempat
cuci tangan yang dilengkapi air mengalir dan sabun.
11. Bebas dari vektor dan binatang pembawa penyakit seperti lalat, tikus dan kecoa.

C. Syarat peralatan depot air minum:


1. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan antara lain pipa pengisian air baku,
tandon air baku, pompa penghisap dan penyedot, filter, mikrofilter, wadah/galon air
baku atau Air minum, kran pengisian Air Minum, kran pencucian/pembilasan,
wadah/galon, kran penghubung, dan peralatan desinfeksi harus terbuat dari bahan
tara pangan (food grade) atau tidak menimbulkan racun, tidak menyerap bau dan
rasa, tahan karat, tahan pencucian dan tahan disinfeksi ulang.
2. Mikrofilter dan desinfektor tidak kadaluarsa.
3. Tandon air baku harus tertutup dan terlindung.
4. Wadah/galon untuk air baku atau Air Minum sebelum dilakukan pengisian harus
dibersihkan dengan cara dibilas terlebih dahulu dengan air produksi paling sedikit
selama 10 (sepuluh) detik dan setelah pengisian diberi tutup yang bersih.
5. Wadah/galon yang telah diisi Air Minum harus langsung diberikan kepada konsumen
dan tidak boleh disimpan pada DAM lebih dari 1x24 jam.

D. Syarat sanitasi pekerja depot air minum:


1. Sehat dan bebas dari penyakit menular serta tidak menjadi pembawa kuman patogen
(carrier).
2. Operator / Penjaga Depot Air minum memiliki surat keterangan sehat dari dokter
(periksa berkala 2x /tahun)
3. Berperilaku higienis dan saniter setiap melayani konsumen, antara lain selalu
mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir setiap melayani konsumen,
menggunakan pakaian kerja yang bersih dan rapi, tidak merokok, tidak meludah
sembarang tempat, dan melakukan tindakan lain yang dapat menyebabkan
pencemaran saat melayani konsumen.
4. Operator tidak boleh berkuku Panjang. Operator yang memiliki kuku panjang, itu
merupakan kondisi yang tidak baik dalam pekerjaan mengolah air minum. Kuku
yang panjang dapat sebagai tempat berkembang biak bibit penyakit (bakteri),
mengandung berbagai kotoran. Sehingga seorang operator yang berkuku panjang
dapat mencemarkan air hasil olahan depot. Kebersihan perorangan sebagai operator
syarat mutlak untuk dapat menghasilkan air yang memenuhi syarat. Semua operator
harus memotong kukunya secara kontinue, kalau bisa setiap hari atau paling lama
sekali tiga hari

Adapun dasar hukum tentang hygiene sanitasi depot air minum:


1. Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan
kualitas air.
2. Permenkes RI Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum.
3. Permenkes RI Nomor 736/MENKES/PER/VI/2010 tentang Tata Laksana
Pengawasan Kualitas Air Minum.
4. Permenkes RINo.736/MENKES/PER/VI/2010, tentang Tata Laksana Pengawasan
Kualitas Air Minum Untuk mencapai kualitas air minum sesuai persyaratan yang
ditetapkan harus dilakukan pengawasan eksternal dan pengawasan internal.

Untuk tercapainya hygiene sanitasi depot air minum memerlukan pengawasan dan
pemeriksaan secara berkala oleh tim pemeriksa. Tim Pemeriksa adalah tim yang dibentuk
oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertugas untuk melakukan penilaian
pemenuhan persyaratan teknis usaha DAM sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini.
Dengan pengawasan dan pemeriksaan berkala diharapkan dapat meningkatkan hygiene
sanitasi depot air minum sehingga kualitas air minum yang dihasilkan sesuai standar
Kesehatan air minum.
Kepustakaan :
1. Chandra B. Pengantar Kesehatan Lingkungan.Jakarta: Penerbit buku kedokteran
EGC: 2006
2. Depertemen Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan No.43
Tahun 2014 Tentang Hygiene Sanitasi Depot Air Minum. Jakarta; 2014. Depetemen
Kesehatan Republik Indonesia.
3. Peraturan Menteri Kesehatan No.492/MENKES/PER/IV/2010. TentangPersyaratan
Kualitas Air Minum. Jakarta; 2010.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan. Laporan Pengawasan Kualitas Air Minum.
Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan; 2014

Anda mungkin juga menyukai