Anda di halaman 1dari 4

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA

DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA


UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS
KECAMATAN MARONGE
JalanLingkar Selatan DesaSukaDamai Km.17 Kec. MARONGE

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MARONGE


NOMOR 91 TAHUN 2019
TENTANG
BUDAYA MUTU KESELAMATAN PASIEN DALAM PELAYANAN KLINIS
KEPALA PUSKESMAS MARONGE,

Menimbang : a. Bahwa untuk menjamin peningkatan mutu layanan klinis dan


keselamatan pasien tidak hanya ditentukan oleh system pelayanan
tetapi juga perilaku pemberi layanan;
b. Bahwa untuk meningkatkan mutu layanan klinis dan keselamatan
pasien, perlu dilakukan evaluasi dan perbaikan perilaku pemberi
layanan klinis;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b perlu menetapkan Keputusan Kepala Unit Pelaksana
Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat Kecamatan Maronge tentang
budaya mutu keselamatan pasien dalam pelayanan klinis;
Mengingat : 1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik Mandiri
Dokter, Dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang
4. Pedoman manajemen puskesmas;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSAT
KESEHATAN MASYARAKAT KECAMATAN MARONGE TENTANG
BUDAYA MUTU KESELAMATAN PASIEN DALAM PELAYANAN
KLINIS
KESATU : Budaya mutu keselamatan pasien seperti yang tertera dalam lampiran
surat keputusan ini.
KEDUA : Keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan Masyarakat
Kecamatan Maronge ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Kecamatan Maronge
Pada tanggal 26 Januari 2019

KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS


PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS
KECAMATAN MARONGE,

SRI KUSMINI

Tembusan :
1. Yth. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumbawa di Sumbawa Besar sebagai
laporan;

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS KECAMATAN
MARONGE
NOMOR : 91 TAHUN 2019
TANGGAL : 26 Januari 2019

BUDAYA MUTU KESELAMATAN PASIEN DALAM PELAYANAN KLINIS


1. Kesadaran ( Awareness)
Seluruh staf Puskesmas harus sadar untuk bekerja dengan berhati-hati.
Seluruh staf Puskesmas mampu mengenali kesalahan dan belajar dari kesalahan
tersebut, serta mengambil tindakan untuk memperbaikinya.
2. Terbuka danAdil
Bagian yang fundamental dari organisasi dengan budaya keselamatan adalah
menjamin adanya keterbukaan dan adil, berbagi informasi secara “terbuka dan
bebas”, perlakuan yang .
Adapun konsekuensi menjadi “terbuka dan adil” adalah :
 Staf harus terbuka tentang insiden yang melibatkan mereka
 Staf dan Puskesmas harus akuntabelter hadap tindakan mereka
 Staf merasa mampu berbicara kepada kolega dan atasannya tentang
insiden yang terjadi
 Puskesmas terbuka dengang pasien, masyarakat dan staf
 Staf diperlakukan adil dan didukung bila terjadi insiden
3. Pendekatan Sistem
Memiliki budaya keselamatan akan mendorong terciptanya lingkungan yang
mempertimbangkan semua komponen sebagai faktor yang ikut berkontribusi terhadap
insiden yang terjadi. Hal ini menghindari kecenderungan untuk menyalahkan individu
dan lebih melihat kepada system dimana individu tersebut bekerja.Inilah yang disebut
pendekatan system (systems approach).

KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS


PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS
KECAMATAN MARONGE,

SRI KUSMINI

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA


DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA
UNIT PELAKSANA TEKNIS PUSKESMAS
KECAMATAN MARONGE

BUDAYA MUTU KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS MARONGE

1. Kesadaran (Awereness )
a. Seluruh staf puskesmas harus sadar untuk bekerja dengan hati-hati.
b. Seluruh staf puskesmas mampu mengenali kesalahan dan belajar dari kesalahan
tersebut, serta mengambil tindakan untuk memperbaikinnya.
2. Terbuka dan adil bagian yang fundamental dari organisasi dengan budaya keselamatan
adalah menjamin adanya keterbukaan dan adil, berbagi informasi secara “terbuka dan
terbatas”, perlakuan yang adil terhadap staf waktu terjadi insiden, adapun konsekuensi
menjadi “terbuka dan adil“ adalah :
a. Staf harus terbuka dengan insiden yang melibatkan mereka.
b. Staf dan puskesmas harus akuntabel terhadap tindakan mereka
c. Staf merasa mampu berbicara kepada kolega dan atasannya tentang insiden yang
terjadi .
d. Pusesmas terbuka dengan pasein, masyarakat dan staf.
e. Staf diperlakukan adil dan didukung bila terjadi insiden.
f. Pendekatan system memiliki budaya keselamatan akan mendorong terciptanya
lingkungann yang mempertimbangakan semua komponen sebagai factor yang ikut
berkontrubuksi terhadap insiden yang terjadi. Hal ini menghindari kecendrungan
untuk menyalahkan individu dan lebih melihat kepada system dimana individu
tersebut bekerja. Inilah yang disebut pendekatan symtem (symtem approach).

KEPALA UNIT PELAKSANA TEKNIS


PUSAT KESEHATAN PUSKESMAS
KECAMATAN MARONGE,

SRI KUSMINI

Anda mungkin juga menyukai