SKRIPSI
WILDAN NASRULOH
5117037
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan
pada industri tekstil dan kertas . Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang
penggunaannya pada makanan melalui Menteri Kesehatan (Permenkes)
No.239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan Rhodamin dalam makanan masih
terdapat di lapangan. Contohnya, BPOM di Makassar berhasil menemukan zat
Rhodamin-B pada kerupuk, sambal botol, dan sirup melalui pemeriksaan pada
sejumlah sampel makanan dan minuman. Rhodamin B ini juga adalah bahan
kimia yang digunakan sebagai bahan pewarna dasar dalam tekstil dan kertas. Pada
awalnya zat ini digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang
untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan sifatnya dapat berfluorensi
dalam sinar matahari.
Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan , iritasi kulit,
iritasi pada mata, mempunyai efek racun, berisiko merusak organ tubuh dan
berpotensi memicu kanker. Akan tetapi sampai sekarang masih banyak produsen
menggunakan rhodamin B dalam produk makanan dan minuman yang dihasilkan
(Butabur S,2007; dalam Widarti, dkk, 2019).
Minuman dingin dalam gerobak yang biasanya dijajakan di tempat-tempat
keramaian memiliki warna yang menarik dan mencolok sehingga banyak
konsumen yang tertarik untuk menikmatinya sebagai pelepas dahaga. Selain
warna yang menarik minuman dingin ini ditawarkan dengan harga yang relatif
murah yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kadar rhodamin B dalam jajanan minuman yang dijual di area
bandung kota dan sekitarnya.
1.2 Idenntifikasi masalah
Terdapat banyak kasus yang paling sering ditemui tentang penyalahgunaan
pewarna sintetis yang dilarang adalah penggunaan pewarna rhodamin B.
Rhodamin B merupakan pewarna sintetis yang menghasilkan warna
kemerahan dan seharusnya digunakan untuk pewarna tekstil. Dalam
masyarakat, rhodamin B biasa digunakan pada produk pangan olahan seperti
kue, saus, kerupuk, terasi, sirup, makanan ringan, dll.
Ciri-ciri pangan yang mengandung rhodamin B antara lain warnanya cerah
mengkilap dan lebih mencolok, terkadang warna terlihat tidak rata, ada
gumpalan warna pada produk, dan bila dikonsumsi rasanya sedikit lebih pahit.
Biasanya produk pangan yang mengandung zat ini tidak mencantumkan kode,
label, merek, atau identitas lengkap lainnya (Nurrohmah, 2018).
Dampak kesehatan yang dapat terjadi jika mengonsumsi rhodamin B
dalam jangka panjang antara lain iritasi saluran pernafasan, kulit, mata,
saluran pencernaan, keracunan dan gangguan hati, serta dalam jangka panjang
kanker dan tumor (Tjiptaningdyah dan Sucahyo, 2017; dalam Tantan
Widiantara, dkk, 2019)
1.3 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut: “apakah jajanan minuman gerobak yang dijual di
area bandung kota dan sekitarnya mengandung Rhodamin B ?”
1.4 Tujuan penelitian
Untuk mengetahui ada atau tidaknya kandunga Rhodamin B pada
jajanan minuman yang di jual di area bandung kota dan sekitarnya.
1.5 Hipotesis penelitian
1.5.1 Hipotesis nol (Ho)
Tidak terdapat kandungan kadar Rhodamin B dalam jajanan
minuman yang dijual di area bandung kota dan sekitarnya.
1.5.2 Hipotesis alternatif (Ha)
Terdapat kandungan Rhodamin B dalam jajanan minuman yang
dijual di area bandung kota dan sekitarnya.
1.6 Manfaat penelitian
1.6.1 Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan/pengetahuan dan informasi tambahan mengenai pengaruh
Rhodamin B yang terdapat dalam jajanan minuman yang dijual di daerah
bandung kota dan sekitarnya.
1.6.2 Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu penulis berharap agar masyarakat
dapat menambah kewaspadaan terkait mengkonsumsi minuman-minuman
yang jual di pinggir jalan.