Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN-B DALAM

JAJANAN MINUMAN GEROBAK YANG DIJUAL DI


AREA BANDUNG KOTA DAN SEKITARNYA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh


Gelar Sarjana Terapan Kesehatan

WILDAN NASRULOH
5117037

PROGRAM STUDI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS KESEHATAN INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG

2020
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Setiap
orang memiliki hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang
optimal. Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat maka
pemerintah telah mengusahakan berbagai cara dan upaya sebagaimana dijelaskan
dalam Undang Undang No. 23 tahun 1992 yaitu menyelenggarakan upaya
kesehatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 yang dilakukan melalui berbagai
kegiatan, dimana salah satu kegiatan itu adalah pengamatan makanan dan
minuman (Depkes RI,1992: 2, dalam Rini Astuti Nur Ridwan, 2013).
Makanan yang kita konsumsi biasanya selain makanan pokok ada juga
makanan jajanan. Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang
dipersiapkan dan dijual oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat
keramaian umum lainnya yang langsung dimakan atau dikonsumsi tanpa
pengolahan dan persiapan lebih lanjut. Minuman jajanan ini umumnya memiliki
bentuk, cita rasa yang berbeda dan warna yang mencolok yang dapat menarik
perhatian dan mempengaruhi anak-anak.
Semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan
perubahan yang sangat besar dalam hal pengolahan pangan. Pada saat sekarang
ini, banyak bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam makanan dan minuman
untuk berbagai tujuan. Bahan-bahan yang ditambahkan ke dalam makanan
tersebut disebut Bahan Tambahan Makanan (BTM). Bahan tambahan makanan
bukan merupakan bagian dari bahan baku makanan atau minuman, tetapi
ditambahkan ke dalam makanan atau minuman untuk mempengaruhi sifat atau
bentuk makanan atau minuman seperti bahan pewarna, pengawet, pemanis,
pengental (Winarno, 1993; dalam Rini Astuti Nur Ridwan, 2013).
Tujuan penggunaan bahan tambahan makanan adalah untuk memperbaiki
tekstur, cita rasa agar menjadi lebih menarik konsumen. Pewarna adalah salah
satu bahan tambahan makanan. Pewarna makanan banyak di gunakan untuk
berbagai jenis makanan terutama produk jajanan pasar serta makanan olahan yang
dibuat oleh industri besar. Mutu sumber daya manusia dan teknologi saat ini
menjadikan zat warna semakin berkembang dengan pesat. Keterbatasan zat warna
alami membuat industri tekstil menggunakan zat warna buatan (sintetik) sebagai
pewarna bahan tekstil, karena zat warna sintetik lebih banyak memiliki warna,
tahan luntur dan mudah cara pemakaiannya didandingkan zat warna alamai yang
kian sulit diperoleh. Zat pewarna makanan digunakan untuk mengubah warna asli
suatu makanan atau minuman, juga obat-obatan.
Selain itu, karena keamanannya, zat pewarna ini juga digunakan pada
berbagai jenis aplikasi non makanan, seperti kerajinan rumah tangga atau mainan
edukatif (Cahyadi, 2009).

Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis yang biasa digunakan
pada industri tekstil dan kertas . Zat ini ditetapkan sebagai zat yang dilarang
penggunaannya pada makanan melalui Menteri Kesehatan (Permenkes)
No.239/Menkes/Per/V/85. Namun penggunaan Rhodamin dalam makanan masih
terdapat di lapangan. Contohnya, BPOM di Makassar berhasil menemukan zat
Rhodamin-B pada kerupuk, sambal botol, dan sirup melalui pemeriksaan pada
sejumlah sampel makanan dan minuman. Rhodamin B ini juga adalah bahan
kimia yang digunakan sebagai bahan pewarna dasar dalam tekstil dan kertas. Pada
awalnya zat ini digunakan untuk kegiatan histologi dan sekarang berkembang
untuk berbagai keperluan yang berhubungan dengan sifatnya dapat berfluorensi
dalam sinar matahari.
Rhodamin B dapat menyebabkan iritasi saluran pernapasan , iritasi kulit,
iritasi pada mata, mempunyai efek racun, berisiko merusak organ tubuh dan
berpotensi memicu kanker. Akan tetapi sampai sekarang masih banyak produsen
menggunakan rhodamin B dalam produk makanan dan minuman yang dihasilkan
(Butabur S,2007; dalam Widarti, dkk, 2019).
Minuman dingin dalam gerobak yang biasanya dijajakan di tempat-tempat
keramaian memiliki warna yang menarik dan mencolok sehingga banyak
konsumen yang tertarik untuk menikmatinya sebagai pelepas dahaga. Selain
warna yang menarik minuman dingin ini ditawarkan dengan harga yang relatif
murah yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui kadar rhodamin B dalam jajanan minuman yang dijual di area
bandung kota dan sekitarnya.
1.2 Idenntifikasi masalah
Terdapat banyak kasus yang paling sering ditemui tentang penyalahgunaan
pewarna sintetis yang dilarang adalah penggunaan pewarna rhodamin B.
Rhodamin B merupakan pewarna sintetis yang menghasilkan warna
kemerahan dan seharusnya digunakan untuk pewarna tekstil. Dalam
masyarakat, rhodamin B biasa digunakan pada produk pangan olahan seperti
kue, saus, kerupuk, terasi, sirup, makanan ringan, dll.
Ciri-ciri pangan yang mengandung rhodamin B antara lain warnanya cerah
mengkilap dan lebih mencolok, terkadang warna terlihat tidak rata, ada
gumpalan warna pada produk, dan bila dikonsumsi rasanya sedikit lebih pahit.
Biasanya produk pangan yang mengandung zat ini tidak mencantumkan kode,
label, merek, atau identitas lengkap lainnya (Nurrohmah, 2018).
Dampak kesehatan yang dapat terjadi jika mengonsumsi rhodamin B
dalam jangka panjang antara lain iritasi saluran pernafasan, kulit, mata,
saluran pencernaan, keracunan dan gangguan hati, serta dalam jangka panjang
kanker dan tumor (Tjiptaningdyah dan Sucahyo, 2017; dalam Tantan
Widiantara, dkk, 2019)
1.3 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan
masalah sebagai berikut: “apakah jajanan minuman gerobak yang dijual di
area bandung kota dan sekitarnya mengandung Rhodamin B ?”
1.4 Tujuan penelitian
Untuk mengetahui ada atau tidaknya kandunga Rhodamin B pada
jajanan minuman yang di jual di area bandung kota dan sekitarnya.
1.5 Hipotesis penelitian
1.5.1 Hipotesis nol (Ho)
Tidak terdapat kandungan kadar Rhodamin B dalam jajanan
minuman yang dijual di area bandung kota dan sekitarnya.
1.5.2 Hipotesis alternatif (Ha)
Terdapat kandungan Rhodamin B dalam jajanan minuman yang
dijual di area bandung kota dan sekitarnya.
1.6 Manfaat penelitian
1.6.1 Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
wawasan/pengetahuan dan informasi tambahan mengenai pengaruh
Rhodamin B yang terdapat dalam jajanan minuman yang dijual di daerah
bandung kota dan sekitarnya.
1.6.2 Manfaat praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu penulis berharap agar masyarakat
dapat menambah kewaspadaan terkait mengkonsumsi minuman-minuman
yang jual di pinggir jalan.

Anda mungkin juga menyukai