Anda di halaman 1dari 16

Vol. I, No.

2, Oktober 2011

OKRASI MELALUI E-GOVERNANCE : PELUANG ATAU TANTANGAN DALAM PELAY


REFORMASI
uddin Mustapa

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Timur


Jl. Rappocini Raya No.171-173 Makassar Telp.
(0411) 421974, Fax (0411) 852111

ABSTRACT

The government will continue to strive to make efforts to reform the bureaucracy, as an integral
part of improving government management and enhance the dignity of the government in the eyes of
the international community and the world. However, increasingly based on that, the reform is not
easy, because he did not take place in a vacuum chamber. Bureaucratic reforms face cultural constraints,
structural and even mental constraints of bureaucracy, in addition to technical constraints. The problems
are now required is a renewed commitment of the leaders or officials at central and local levels to
continue to push reforms through e-government bureaucracy. Important conclusions can be drawn
from this study is that e-government is implemented seriously and consistently will greatly support the
transparency of public services. What also must be understood by government officials is that the use
of e-government still requires consistent monitoring systems. In addition to extensive knowledge of
information technology, e-government must also be supported by good integrity among policy makers
and pelaksannya. Teknoogi information does make many things easier and more efficient.

Keywords: Bureaucracy, E-Government, Information Technology

ABSTRAK

Pemerintah akan terus berusaha melakukan upaya untuk mereformasi birokrasi, sebagai bagian
integral untuk meningkatkan manajemen pemerintahan dan meningkatkan martabat pemerintah di mata
masyarakat internasional dan dunia. Namun, semakin berdasarkan itu, reformasi tidak mudah, karena ia
tidak terjadi dalam ruang vakum. Reformasi birokrasi menghadapi kendala budaya, hambatan struktural
dan bahkan mental birokrasi, di samping kendala teknis. Masalah sekarang yang dibutuhkan adalah
komitmen baru dari para pemimpin atau pejabat di tingkat pusat dan daerah untuk terus mendorong
reformasi melalui e-government birokrasi. Kesimpulan penting yang dapat ditarik dari penelitian ini
adalah bahwa e-government dilaksanakan dengan serius dan konsisten akan sangat mendukung
transparansi pelayanan publik. Yang juga harus dipahami oleh pejabat pemerintah adalah bahwa
penggunaan e-government masih memerlukan sistem monitoring rutin. Selain pengetahuan luas tentang
teknologi informasi, e-government juga harus didukung oleh integritas yang baik di antara pembuat
kebijakan dan pelaksannya. Informasi teknoogi tidak membuat banyak hal lebih mudah dan lebih efisien.

Kata kunci: Birokrasi, E-Government, Teknologi Informasi

146
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

A. PENDAHULUAN melalui internet. Seperti diketahui tugas


utama birokrasi adalah untuk menjalankan
Dukungan pemerintah terhadap perkem- pemerin- tahan dan juga sebagai struktur
bangan e-government di Indonesia mulai tam- yang menja- min kelancaran pemerintahan.
pak pada periode awal tahun 1990-an, mes- Namun pada kenyataannya, birokrasi me-
kipun lembaga-lembaga yang berkompeten miliki kelemahan dalam pelaksanaannya
bagi pengembangan sistem informasi dalam dilapa- ngan, ia memiliki citra buruk yang
organisasi publik sebenarnya sudah ada pada melekat dalam dirinya (the bad sides of
beberapa dasawarsa sebelumnya. Terkait bureaucracy) terutama dalam praktik
dengan pengembangan e-government, peme- pelayanan publik sehari-hari, khususnya di
rintah telah mengeluarkan Inpres No-3 tahun Negara sedang ber- kembang yang mewarisi
2003 mengenai Strategi Pengembangan E- tradisi birokrasi yang korup dan kurang
government. Namun dengan rumusan renca- berpihak pada rakyat yang
na pengembangan e•government yang masih mestinyamerekalayani, dimintaataupuntidak.
abstrak dalam aturan tersebut, tampak-nya Apabila kita bertanya kepada kritikus
masih banyak perbedaan pemahaman di pemerin- tahan tentang penilaian mereka
antara para pejabat pemerintah sendiri. terhadap prak- tik birokrasi, maka kita akan
Dalam pandangan umum, e-government se- mendapatkan gambaran kebalikan dari
jauh ini masih dipahami sebatas sebagai identitas teoritis sebagaimana yang
pembuatan situs web oleh organisasi peme- dikemukakan oleh pengga- gasnya. Kegalauan
rintah. Belum banyak yang memahami secara itu tidak saja dilontarkan oleh ilmuwan
luas bahwa tahap-tahap perkembangan Negara sedang berkembang na- mun juga
pemanfaatan teknologi informasi dalam dalam banyak kasus di Negara maju. Secara
organisasi publik itu bisa berbeda-beda teoritis pun banyak orang mem-
mengikuti tuntutan kebutuhan masyarakat ber penilaian negative, sebagian bagian dari
yang semakin beragam. Tetapi kurang jelas- sifat birokrasi yang kaku dan formalistis,
nya konsep e-government itu dapat dimaklumi sebab tidak semua urusan masyarakat dan
karena cakupan tugas-tugas pemerintah yang pmerintahan bisa didekati dengan pendekatan
sangat luas dengan kebutuhan di masing• formalistis. Contohnya, orang miskin yang
masing daerah yang beragam. belum memiliki stempel miskin dari birokrasi
Secara umum, tahap pengembangan e- lokal. Mereka tidak bisa mendapatkan hak-
government dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: haknya yang asasi misalnya memperoleh pe-
1) tahap informatif, 2) tahap interaktif, dan rawatan dan pengobatan karena dia tak men-
3) tahap transaktif. Tahap informatif mengan- dapati dirinya memiliki kartu keterangan
dung arti bahwa pembukaan situs web oleh miskin. Kritikan itu berisi poin-poin yang
organisasi pemerintah sebatas digunakan umumnya negatif, dapat dilihat seperti
sebagai sarana penyampaian informasi contoh berikut ini : [bureaucracy] evokes the
tentang kegiatan pemerintahan di luar me- slowness, the ponderousness, the routine, the
dia elektronik maupun non-elektronik yang complica- tion of procedures, and the
selama ini ada. Tahap interaktif berarti peng- maladapted re- sponses of bureaucratic
gunaan teknologi internet yang memung- organizations to the needs which they
kinkan kontak antara pemerintah dan masya- should satisfy, and the fustations which their
rakat melalui situs web dapat secara online members, clients, or sub- jects consequently
sehingga memungkinkan interaksi yang endure.
lebih interaktif dan terbuka. Sedangkan tahap Dikatakan bahwa gambaran bagi organi-
transaktif adalah penggunaan teknologi inter- sasi birokratik adalah keadaan yang lamban,
net yang memungkinkan transaksi pelayanan yang membosankan, yang rutin, yang rumit
publik melalui situs web. Misalnya, kemung- prosedunya, dan yang buruk adaptasinya
kinan untuk membayar pajak, melakukan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang harus
permintaan formulir, atau transaksi lainnya mereka penuhi, dan juga mengingatkan kita
akan rasa frustasi yang terus-menerus dira-
sakan oleh para anggotanya, kliennya atau
ReformasiBirokrasiMelaluie-Governance:
PeluangatauTantanganDalamPelayananPublik? - Zainuddin Mustapa
147
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

subyeknya.

ReformasiBirokrasiMelaluie-Governance:
PeluangatauTantanganDalamPelayananPublik? - Zainuddin Mustapa
147
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

Pengidentikan birokrasi dengan berbagai Pengertian tentang e-government telah


hal yang bernada negative memang bukanlah banyak dikemukakan para praktisi maupun
sesuatu hal yang baru. Bagi banyak ahli biro- akademisi sehingga definisi yang ada mengan-
krasi tetap memiliki varriasi konotasi, tergan- dung penekanan yang berbeda-beda. Bank
tung kelompok social yang menyampaikan Dunia (2001) mendefinisikan E-government
keluhan. Golongan tertentu dengan jabatan sebagai penggunaan teknologi informasi oleh
tinggi mengeluh tentang hilangnya keistime- instansi pemerintah seperti Wide Area Net-
waan, yang oleh tradisi ada, bisa dibatasi oleh works (WAN), Internet, mobile computing)
birokrasi. Kalangan pengusaha mengeluhkan yang dapat digunakan untuk membangun
campur tangan birokrasi dalam perdagangan, hubungan dengan masyarakat, dunia usaha,
para seniman mengeluhkan pekerjaan tulis- dan instansi pemerintah lainnya.
menulis mereka yang tak kunjung masuk Sedangkan definisi lain mengatakan bahwa
urusan utama birokrasi, para ilmuwan menge- e-government adalah penggunaan teknologi
luhkan kedunguan para pelaksana tugas atau informasi untuk membuka pemerintah dan
PNS yang bekerja lamban dan seenaknya informasi pemerintah untuk memungkinkan
sendiri, para negarawan mengeluhkan penun- dinas-dinas pemerintah untuk berbagi
daan penyusunan dan pelaksanaan agenda informasi demi kemanfaatan publik, untuk
pemerintahan. Dalam sebuah masyarakat dan memungkinkan terjadinya transaksi secara
ekonomi yang semakin digerakkan oleh online dan untuk mendorong pelaksanaan
inovasi teknologi, birokrasi di Negara-negara demokrasic. Selanjutnya variasi tentang
sedang berkembang harus berhadapan definisi e -government dapat disajikan sebagai
dengan proses tuntutan yang baru yaitu : berikut:
efesiensi, produktifitas, akses rakyat terhadap
informasi yang ada dalam birokrasi serta ■ E-government applies concepts of
tuntutan kepastian dan rasa aman dan rasa electronic commerce (e.g. information and
nyaman (convenience). marketing through Web sites, selling to
Dalam proses Negara yang menuju customers on- line) to government
demokrasi selalu terdapat tuntutan dan bahkan operations.
kebutuhan akan hak-hak “masyarakat yang ■ Refers to the federal government’s use of
diperintah” harus diletakkan seiring dengan informationtechnologies (such as Wide
tujuan-tujuan pembangunan. Secara umum Area Networks, the Internet, and mobile
diketahui bahwa diluar lingkungan birokrasi, com- puting) to exchange information and
secara historis, inovasi-inovasi teknologi telah ser- vices with citizens, businesses, and
menghasilkan kualitas kehidupan yang other arms of government..
meningkat dengan kata lain kalau mau maju ■ Governmentactivitiesthattake place
ya harus ada inovasi. bydigi- tal processes over a computer
Bagi seorang pemimpin pemerintahan network usu- ally use the Internet,
yang baik, pelayanan yang baik adalah visi between the govern- ment and members of
yang selalu ingin diciptakannya dalam the public and enti- ties in the private
menjamin perbaikan pemerintahan secara sector, especially regulated entities. These
keseluruhan. Dan tampaknya dari ber-bagai activities generally involve the electronic
segi pemerintahan ada keyakinan : tak ada exchange of information to ac- quire or
satu cara yang baku, tak ada “cara terbaik” provideproducts or services, to place or
kea rah pemerintahan yang baik. Dan dalam receive orders, to provide or obtain in-
pekembangannya yang sekarang e-govern- formation, or to complete financial trans-
ment berhasil-berhasil menjadi alternative actions. Theanticipatedbenefits of e-
yang umum diterapkan di Negara sedang ber- govern- ment include reduced operating
kembang dalam reformasi pemerintahannya. costs for government institutions and
regulated en- tities, increased availability
B. KONSEP DASAR E-GOVERNMENT since govern- ment services can be
accessed from virtu- ally any location, and
ReformasiBirokrasiMelaluie-Governance:
PeluangatauTantanganDalamPelayananPublik? - Zainuddin Mustapa
148
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

convenience due to round-the-clock


availabiliry.

ReformasiBirokrasiMelaluie-Governance:
PeluangatauTantanganDalamPelayananPublik? - Zainuddin Mustapa
148
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

Teman-teman di atas apabila direlokasikan ngan penerapan e-government di Indonesia


dengan manfaat yang diperoleh melalui masih sangat banyak di antaranya dari
penerapan e-government masih sangat jauh. segi
Melalui e-government paradigma pelayanan
public bergeser dari paradigma birokratis
menjadi paradigma e-government yang
mengedepankan efesiensi, transparansi, dan
fleksibilitas, yang akhirnya bermuara pada
kepuasan pengguna layanan public. Manfaat
lain e-government dikemukakan oleh Euro-
pean Commision;

■ Transforming government into a dynamic,


productivity-driven conceptand set of
Institu- tions (for example through
re•engineering).
■ Providing interactive user-driven services to
citizens and businesses which maximise
f. u46lment and security, whilst
generating trust and confidence.
■ Using ICT to support good governance so
that democracy is characterised by accoun-
tability, openness and transparency, and
that articulation between the different
parts of society, including government, is
flexible, ef- fective and beneficial to the
common good.
■ Supporting the general role of government
in underpinning and promoting the wealth,
wel- fare and sustainable development of
society.

E -government Indonesia yang masih


dalam tingkatan interaksi belum dapat
mentransformasi pelayanan publik yang
lebih baik. Bahkan untuk komunikasi
eksternal pun masih belum dapat dimanfaat-
kan dengan baik walaupun sarana interaksi
yang ada berupa forum, email, chat, polling,
dan lainnya sudah disediakan pada setiap
website pemerintah. Sarana interaksi belum
dapat ditujukan untuk komunikasi formal
maupun informal, juga untuk umpan balik
langsung yang cepat seperti yang disampai-
kan oleh Alfred dalam tabel di atas, apalagi
untuk sarana providing interactive user-
driven services to citizens and businesses
which maximise fulfilment and security,
whilst generating trust and confidence
sebagaimana pendapat European
Commision.
Keadaaan di atas, menunjukkan tanta-
ReformasiBirokrasiMelaluie-Governance:
PeluangatauTantanganDalamPelayananPublik? - Zainuddin Mustapa
149
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

sumber daya manusia, perangkat keras, dan


organisasi. Kemampuan sumberdaya manu-
sia atau peopleware terutama para pejabat
birokrasi maupun staff dalam menggunakan
Internet yang masih terbatas. Hal ini terbukti
dari masih sangat tergantungnya birokrasi
dalam pengembangan e-government terhadap
pihak luar.
Operasionalisasi e-government juga tidak
berjalan lancar ditandai dengan sarana
interaksi yang disediakan tidak dimanfaatkan
dengan baik. Hal ini membuktikan bahwa
paradigma pelayanan publik berbasis e-
goverment memerlukan persiapan yang lebih
serius, bukan hanya implementasi aplikasi
saja tapi harus bisa melalukan transformasi
budaya, seperti ditekankan oleh Eurepean
Commision: “Adding ICT togovernment services,
however, does not itself produce “e-Government”
- new technologies must be implemented hand in
hand with organisational change and new skills
if convenient, service-oriented services are to
flow”.
Aspek hardware yakni berkaitan dengan
teknologi dan infrastuktur juga menjadi
tantangan. Terbatasnya hardware dan soft-
ware serta masih sedikitnya instansi peme-
rintah yang terhubung pada jaringan baik
lokal (LAN) maupun global (Internet)
menyebabkan perkembangan e-government
tidak dapat berjalan lancar. Sebenarnya
melalui implementasi e-government komuni-
kasi internal antar dinas pernerintah dapat
lebih terjalin, namun demikian karena
keadaan infrastruktur jaringan yang masih
terbatas maka e-government akhirnya hanya
dimanfaatkan untuk komunikasi eksternal
yang juga belum maksimal.
Berdasarkan aspek organisasi atau
organoware, seringkali instansi pemerintah
dalam mengoperasionalkan e-government
menemui kendala dalam aspek organisasi.
Kendala ini ditandai dengan tidak fleksibelnya
Struktur Organisasi dan Tatakerja (SOT)
birokrasi yang dapat mewadahi perkemba-
ngan baru model pelayanan publik melalui e-
government. Para admin e-government di
beberapa daerah yang selalu memonitor
pengaduan masyarakat tidak mempunyai
wewenang dan kemampuan untuk langsung

ReformasiBirokrasiMelaluie-Governance:
PeluangatauTantanganDalamPelayananPublik? - Zainuddin Mustapa
149
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

berinteraksi dengan masyarakat misalnya manajemen pelayanan dan peningkatan mutu


dalam memberikan jawaban. Sedangkan pelayanan publiknya. Dengan kata lain seolah
untuk meminta pejabat atau pegawai yang ada adagium : “tidak aka nada perbaikan
terkait untuk menjawab pertanyaan yang mutu pelayanan publik tanpa inovasi. Tidak
telah diajukan masyarakat, para admin ter- ada inovasi tanpa aplikasi IT dalam
sebut tidak mempunyai wewenang. Ham- birokrasi. Dengan kata lain tidak ada
batan organoware lainnya adalah belum ada- pelayanan yang baik tanpa e-government”.
nya regulasi yang mengijinkan transaksi Kutipan pengertian dibawah ini adalah
melalui media elektronik dapat dianggap sah. contohnya : Government–a publik organization
Walaupun sudah ada Undang-Undang ITE – is part of a broader governance system. It is a
namun belum ada Juklak dan Juknis di means to a goal. These days, government is
samping SOT dan regulasi. Tantangan seen predominantly as a publik organization
organoware berikutnya adalah terbatasnya set up by a society for the purpose of pursuing
dana yang tersedia untuk pengembangan that society’s development objectives. This
dan operasio- nalisasi e-governent di daerah. comprises articulating the society’s
Pemerintah pusat hanya menyediakan development-related demands, proposals and
kerangka kebija- kan dan panduan tidak needs, aggregating them and implementing
disertai dengan alokasi dana sehingga harus respon sive solution. Enjoy- ment of publik
ditanggung oleh daerah yang bersangkutan. consent constitutes the source of government’s
legitimacy. Trans-parency is a con- dition sine
C. E-GOVERNANCE SEBAGAI TREN GLO- qua non for government’s account- ability vis-
BAL MODERNISASI BIROKRASI à-vis its oversight body. E-government is a
gover-nment that applies ICT to transform its
Selama lima tahun belakangan ini, internal and external relationships. Throught
ilmuwan pemerintahan dan juga badan- the application of IT to its operations, a govern-
badan resmi PBB untuk pelayanan publik ment does not alter its functions or its obliga-
terus meng- evaluasi dan sekaligus mencari tion to remain useful, legitimate, transparent
strategi yang jitu dalam rangka and accountable. If anything, this application
mengembangkan standar mutu pelayanan raises society’s expectations about the perfor-
publik bagi Negara-negara berkembang. mance of government, in all respects, to a much
Tidak kurang dari UNPAN higherlevel.
(www.unpan.org) dan World Public Sector Kutipan di atas memberi pengertian seka-
misalnya, selalu saja mengembangkan ide dan ligus penilaian bahwa e-government adalah
menfasilitasi pengembangan sistem baru aplikasi teknologi informasi dan komunikasi
dalam rangka perbaikan pelayanan publik dalam dan dengan pihak luar diharapkan
(better publik services). meningkatkan performance pemerintahan
Mengapa perbaikan pelayanan publik dan memenuhi ekspektasi masyarakat akan
dikaitkan dengan keberanian inovasi dalam peningkatan kualitas pemerintahan. Demikian
birokrasi dan pentingnya introduksi IT (Infor- pula terbukti semakin maju sesuatu Negara
mation Technology) untuk perbaikan sistem semakin tinggi tingkat e-government.
pelayanan, peningkatan produktifitas, efesi-
ensi dan bahkan demokrasi dan apa masalah D. PERAN NEGARA-NEGARA MAJU
yang akan dihadapi Negara-negara berkem- MENUJU E-GOVERNMENT
bang seperti Indonesia?
Dari sisi akademis, seperti telah ada ke- Deskripsi berikut ini akan menampilkan
simpulan umum, bahwa tren aplikasi e-gover- peringkat kesiapan e-government secara global
nment dalam pemerintahan serta hasil yang untuk 25 negara teratas di dunia. Kebanyakan
telah dicapai oleh beberapa Negara maju Negara-negara dengan ekonomi maju dan ber-
mengesankan bahwa Negara yang ingin pendapatan tinggi menduduki peringkat
memperbaiki pelayanan publiknya, sedikit teratas jika dibandingkan dengan rata-rata
atau banyak ia harus berani berinovasi dalam Negara lain. Meski mayoritas Negara tersebut
ReformasiBirokrasiMelaluie-Governance:
PeluangatauTantanganDalamPelayananPublik? - Zainuddin Mustapa
150
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

adalah Negara industry maju, namun beberapa telekomunikasi dan sangat rendahnya indeks
Negara berpendapatan menengah dengan Modal Sumber Daya Manusia.
ekonomi sedang berkembang atau sedang Disparitas dalam tingkat kesiapan e-
beranjak menuju maju, memperlihatkan ada- govern- ment bukan hanya mencerminkan
nya trend “pengejaran akan ketertinggalan”. rendahnya level sumber daya infrastruktur
dan modal sumber daya manusia beberapa
Peringkat Kesiapan E-Government
Secara Global 25 Negara Teatas bagian di seluruh dunia. Disparitas itu juga
menunjuk- kan besaran kesenjangan yang
ada. Indicator- indikator di Amerika Utara dan
Eropa sekitar 5 -10 lebih tinggi dalam hal
basis sumber daya manusianya dan sekitar 4-
20 kali dalam hal pembangunan
infrastrukturnya. Sebagai misal, jika AS
dijadikan pembanding. Bahkan meskipun 40
persen penduduknya tidak on- line, tingkat
kesiapan telekomunikasi di Afrika dan Asia
tengah dan selatan hanya 1/20 dari AS. Asia
tengah dan selatan yang merupakan sepertiga
jumlah penduduk dunia memiliki sekitar 20
persen dari rata-rata kapasitas modal
sumber daya manusia AS. Ebarnya
disparitas ini berakhir pada “kesenjangan
digital” (digital divide).
Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi telah menawarkan solusi untuk
meningkatkan kinerja pelayanan publik yang
lebih berbasis pada good governance. Peman-
faatan e-government bagi birokrasi diharap-
kan dapat menjadi alternatif bagi reformasi
birokrasi menuju pelayanan yang lebih baik.
Untuk mendukung keberhasilan dalam
penerapan e-government, pemerintah pada
tahun 2003 telah mengeluarkan beberapa
panduan yaitu Panduan Pembangunan Infras-
Sumber : United Nations ; World Publik Sector Report truktur Portal Pemerintah, Panduan Manaje-
men Sistem Dokumenen Elektronik Pemerin-
Secara keseluruhan, Amerika Utara dan
tah, Panduan Penyusunan Rencana Pengem-
Eropa memimpin di seluruh dunia. Negara-
bangan e-government Lembaga, Pedoman
negara Asia Tengah-Selatan dan Afrika me-
Penyelenggaraan Diklat ICT dalam Menunjang
miliki kesiapan e-government yang terendah.
e-government, Pedoman tentang Penyelengga-
Tak diragukan bahwa yang mendasari gamba-
raan Situs Web Pemerintah Daerah.
ran ringkas secara agregat ini ialah tingkatan
Kemudian dilengkapi dengan panduan
pembangunan ekonomi, social dan politik
yang dikeluarkan pada tahun 2004 meliputi:
dari Negara-negara yang bersangkutan.
standar mutu dan jangkauan pelayanan serta
Salah satu factor primer turut berperan
pengembangan aplikasi (e-services), kebijakan
dalam menyumbangkan angka kesiapan e-
tentang kelembagaan, otorisasi, informasi dan
government yang tinggi ialah investasi di
keikutsertaan swasta dalam penyelenggaraan,
masa lalu dalam sumber daya telekomunikasi
kebijakan pengembangan pemerintahan yang
dan manusia. Rendahnya kesiapan e-
baik dan manajemen perubahan, panduan
government di Asia tengah-selatan dan Afrika
tentang pelaksanaan proyek dan pengang-
merupakan sebuah cerminan dari sangat
garan e-government aplikasi e-government
rendahnya indeks
ReformasiBirokrasiMelaluie-Governance:
PeluangatauTantanganDalamPelayananPublik? - Zainuddin Mustapa
151
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

pemerintah pusat dan daerah. Kemudian jauh sekalipun. Apabila sistem IT digunakan jam
pada tahun 2006, Pemerintah membentuk
Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Nasional (Detiknas) melalui Keppres C-006
yang salah satu tugasnya untuk
mempercepat proses implementasi e-
government. Namun demikian keberhasilan
penerapan e-government belum terlihat
signifikan.

E. APLIKASI E-GOVERNMENT DI NEGARA


BERKEMBANG

Terdapat harapan bahwa masuknya IT


dalam birokrasi dan terdapatnya keberanian
inovasi dalam berbagai hal akan menghantar
pemerintah pada fase kemajuan seperti yang
dicapai oleh dunia industry, perbankan dan
perguruan tinggi di luar instansi pemerintahan.
Tak bisa dipungkiri bahwa jika sebuah Negara
atau subsistem pemerintahan telah berani
mengintroduksi kegagapan teknologi atau
kesenjangan digital (Digital Divide), hal itu
akan membuka kesempatan yang luas bagi
pen- capaian pembaharuan di subsistem yang
lain.
Hal ini berlaku bagi semua Negara, sebera-
papun level pembangunan ekonomi mereka,
level pembangunan sumber daya manusia
mereka dan apapun konteks social dan cul-
tural yang ada dalam komunitas atau Negara
tersebut. Jika bisa mengatasi GAPTEK dan
berani bertarung melawan cara-cara lama yang
lamban dan birokratis maka harapan akan
kemajuan lain akan tercapai.
Penggunaan dan optimalisasiteknologi
dasar dan menengah dalam birokrasi memung-
kinkan berlangsungnya komunikasi internal
dan eksternal pemerintah secara cepat, tepat,
sederhana berjangkauan luas dan memiliki
kesanggupan menjalin jaringan. Inovasi dan
introduksi IT dalam birokrasi bisa
dimanfaatkan untuk menurunkan biaya dan
meningkatkan efektivitas, yang merupakan
dua fitur yang di- inginkan dari semua kerja
pemerintahan, dan yang terutama dalam hal
pelayanan publik.
Penggunaan dan optimalisasi mesin yang
tepat dalam subsistem birokrasi juga bisa di-
gunakan untuk optimalisasi waktu, dimana
komunikasi dapat dilakukan dari luar jam
kantor sekalipun dan dari jarak yang amat
ReformasiBirokrasiMelaluie-Governance:
PeluangatauTantanganDalamPelayananPublik? - Zainuddin Mustapa
152
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

kerja bisa bertambah 24 jam setiap disadari dan dihadapi sejak awal.
sehari administrasi publik yang berfungsi Infrastruktur harus dinilai ber- dasarkan
24 jam setiap hari selama 7 hari latar belakang kebutuhan dan hasil yang
seminggu, yang memiliki transparansi diinginkan. Keterbatasan infrastruktur akan
dan akuntabilitas, terbentuk jaringan membatasi hasil maupun pengemba- ngan
kerja, dan memiliki mana- jemen iformasi yang direncanakan. Sebaliknya, jika
dan penciptaan pengetahuan. Selain itu, IT berlebihan untuk
bisa memberikan perlengkapan kepada melampaui menjembatani
masyarakat untuk bisa berpartisipasi kebutuhan, ada jurang-jurang yang
secara sungguh-sungguh dalam sebuah bahaya dan akan ada dalam
proses politik yang inklusif sehingga menjadi keterampilan dan
melahirkan dukungan publik yang selalu perlengkapan yang akses. Jika tidak,
mengikuti infor- masi (well-informed) membe- bani kantor baik administrasi
yang merupakan basis yang paling utama yang mahal dan publik maupun
bai legitimasi pemerintahan. Dari sudut mubazir. masya- rakat tak
pandang ini, inovasi di tangan pemerintah Pemimpin sektor akan bisa berharap
bisa menjadi sebuah alat yang efektif publik harus akan bisa melek dan
untuk menambahkan nilai publik. Jelas, berkomit- men sanggup
maksimalisasi nilai publik pada akhirnya terhadap e- menggunakan IT,
akan bergantung pada penentuan government, yang merupakan
mengenai kapan, bagaimana dan dimana memimpin dan bahan penting bagi
memanfaatkan kapa- sitas-kapasitas membangun keberhasilan e-
komunikasi yang baru yang bisa didapat dukungan luas government. Juga
oleh pemerintah lewat aplikasi IT baginya, dan be- rani dalam hal ini
dalam kerja mereka. untuk belajar. Hal ini diperlukan
Masalah lain dalam inovasi dan akan menghadirkan Kemitraan.
peng- gunaan IT khususnya di Negara- tanda-tanda positif Sejak awal,
negara se- dang berkembang seperti yang sangat penting pemerintah
Indonesia adalah terbatasnya yang dibutuhkan harus melihat
keterampilan dan kultur birokrasi sipil. oleh birokrasi sipil organisasi-
Pegawai negeri sipil haruslah sanggup dari pucuk organisasi di luar
dan bersedia untuk mendukung e- pimpinannya. Publik pemerintahan
government atau setidaknya harus harus memiliki sebagai mitranya
bersedia belajar dan berubah. Kultur keterli- batan pribadi dalam ha sumber
yang ada dalam tubuh biro- krasi sipil dalam keuangan,
menentukan penilaian terhadap pengembangan e- peningkatan
kemungkinan kehilangan yang akan govern- ment. Hal ini keterampilan, akses
dihasilkan oleh penerapan e-government harus diperkuat yang lebih baik dan
terhadap individu pegawai negeri sipil dan dengan secara aktif, kapasitas yang
juga terhadap kekua- tan dan efektivitas sungguh-sungguh dan memadai untuk
dari lobi anti-perubahan. kontinyu mengun- membentuk jaringan
Demikian juga dengan masalah dang partisipasi IT. Kemitraan tak
koordinasi. Koordinasi dan upaya yang masyarakat dalam boleh dijalin dengan
dibutuhkan baik dalam maupun antar pengem- bangan mengorbankan
pemerintah haruslah diperkuat terlebih aplikasi e- transparasi,
dulu sebelum aplikasi e- government government sehingga akuntabiltas atau
diterapkan untuk menghindari apli- kasi IT akan kelayan investasi
penggandaan, menjamin interoperabilita membentuk secara ekonomis.
dan memenuhi ekspektasi-ekspektasi para kebiasaan hidup dan Juga perlunya
peng- guna. Kerangka legal, e-government kerja masyarakat. monitoring dan
memun- culkan kebutuhan-kebutuhan Harus ada visi dan evaluasi.
legal yang khusus dan hal ini harus rencana- rencana Menetapkan
ReformasiBirokrasiMelaluie-Governance:
PeluangatauTantanganDalamPelayananPublik? - Zainuddin Mustapa
152
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

tanggung jawab pengguna potensial masyarakat akan pen- danaan


yang jelas dan tolak e-government bisa pelayanan publik yang tersebut harus
ukur yang realistis betul- betul baik, proses dipandang sebagai
bagi pengem- memanfaatkannya pembangunan yang sebuah investasi
bangan e- secara mudah dalam mengharus- kan bisnis dan bisa
government hal waktu, biaya, keterlibatan diharapkan
merupakan dan usaha. Solusi- pemerintah, akan menghasilkan
sebuah bahan masyarakat dan kembalian.
solusi imajinatif
penting bagi bagi peningkatan synergy dunia luar.
keberhasilan yang Penerapan e- F. CATATAN
level kemudahan
akan dicapai dan government AKADEMIK E-
penggunaan ini
bagi pembangunan palingbaik GOVERNMENT
haruslah menjadi
transparansi dan jikadilakukandalambi DAN
bagian dari setiap
akuntabilitas dang-bidang yang PELAYANAN
rencana
secara menyeluruh dianggap sebagai PUBLIK
pengembangan e-
dalam sector government. Solusi- terkait erat dengan
publik. prioritas. Kebutuhan- Menurut hemat
solusi tersebut
Alasan kebutuhan kita, upaya dalam
harus
mendesak bagi pembangu- nan rangka untuk
dipertimbangkan,
para pengguna e- olehmasyarakat. memperbaiki
namun sekaligus
government adalah Alasanlainmengapa birokrasi kita, sistem
mentrasendensi,
persepsi akan nilai tingkat akses dan harus inovatif ialah
tambah. Setiap keterampilan tuntutan efisiensi dan
rancangan individu. efektivi- tas sebagai
pengembangan e- Privasi dan criteria kunci sukses
govern- ment keamanan. Factor pemerintah. Namun
haruslah keamanan dan harus diakui banyak
memasukkan privasi apapun masalah terjadi kalau
sebuah perhitu- pendefinisiannya IT diterapkan
ngan nilai tambah secara cultural– ditengah setanah
yang bisa haruslah seperti yang kita lihat
diberikannya ditegaskan sejak bahwa kemampuan
kepada individu awal se- cara pemerintah untuk
penggunanya. Hal terbuka dan menggunakan IT
ini paling bisa ditangani secara dalam gerak kerjanya
dicapai jika potensial. Publik dibatasi oleh kondisi
perhitungan dibatasi untuk tidak keter- sediaan
tersebut dengan melanggar wilayah pendanaan (awal).
perhitungan para privasidan rahasia Bukan operasi awal
pengguna. Akses ini dan setiap proyek percontohan
dan kete- rampilan. berita(bahkan yang e-government harus
Penerapan e- bersifat informal) dimulai dengan
government harus dibatasi agar pemahaman yang
haruslah dilakukan tidak menjadi baik mengenai biaya
sedemikian rupa sebuah yang dibutuhkan dan
sehingga para kemunduran yang dengan menjamin
besar yang memiliki pendanaan setelah
konsekuensi- dilakukan analisis
konsekuensi jang- yang seksama
ka panjang. Seperti terhadap biaya pene-
kita ketahui, rapan. Manakala
didalam desa- kan mungkin dan layak,
ReformasiBirokrasiMelaluie-Governance:
PeluangatauTantanganDalamPelayananPublik? - Zainuddin Mustapa
152
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

birokrasi, pembenahan personel maupun Kedua, oleh siapakah atau lembaga apakah
budaya yang melingkupinya, dan aplikasi IT yang bertanggung jawab sebagai pelaksana
dalam birokrasi memang penting. Cepat atau dalam kaitan transformasi jiwa wirausaha ini
lambat Indonesia akan mengejar efisiensi dan dalam sistem birokrasi?. Sebab selama ini,
produktifitas pelayanan publiknya sesuai instansi yang terdekat dengan tugas pembena-
dengan demand masyarakat sekitarnya. Den- han, semisal Depdagri, Menkominfo, Lem-
gan kata lain fasilitas e-government di tingkat baga Administrasi Negara (LAN), Kemente-
pusat dan propinsi di Indonesia memang rian Negara Peningkatan Aparatur Negara,
perlu mendapat dukungan yang pantas. atau bahkan induk-induk departemen belum
Pengalaman banyak Negara mengisyarat- tampak secara institusional mengagendakan
kan, bahwa apabila dalam periode yang terlalu transformasi jiwa entrepreneur ini sebagai-
panjang, suatu birokrasi tak kunjung menam- mana yang diidealkan dan diangankan banyak
pakkan kesungguhannya termasuk dalam orang. Walaupun, dimeja-meja diskusi mereka
peningkatan pelayanan publiknya maka trust menyetujui ide ini.
kepada pemerintah akan turun dan pemerintah Ketiga, sudah adakah atau apa sajakah isi
akan selalu tertinggal dalammemperbaiki diri. (content) dari proses transformasi itu, yang
Di Indonesia, pembenahan birokrasi biasa- dapat dijadikan bahan rujukan spesifik dari
nya dilakukan melalui pendekatan incremental, proses dalam birokrsai kita?. Persoalan yang
perubahan yang sedikit demi sedikit, dengan muncul kemudian adalah, belum adanya me-
harapan antara lain agar didapatkan peruba- kanisme transformasi inovasi dan IT ini dalam
han yang terencana (guidance development). sistem kelembagaan pemerintah dimana
Demikian pula introduksi IT dalam pemerin- mereka bekerja. Jadi justru tataran sistemnya
tahan akan menyertai pembenahan pening- yang belum siap menerima usulan ini. Masuk-
katan mutu pelayanan. Terlalu tinggi nafsu nya jenis-jenis tugas-tugas baru dalam peme-
untuk mentransformasikan birokrasi tradi- rintahan; yaitu industrialisasi, perdagangan
sional dengan modernitas akan bisa berakibat antar Negara, investasi asing, pengelolaan
ongkos social politik yang terlalu mahal, mi- bantuan luar negeri, hal-hal baru yang yang
salnya robohnya berupa jaminan kelanjutan berkaitan dengan otonomi daerah, meng-
tersedianya lapangan kerja dalam pemerin- haruskan pejabat di daerah bekerja dengan
tahan yang tak tergantikan oleh mesin. Tapi, kemampuan yang optimal. Apabila prasyarat
masalahnya ialah, transformasi semangat diatas dapat terpenuhi maka harapan akan
pemerintahan yang modern dengan meng- peningkatan pelayanan publik akan dapat
gunakan teknologi komunikasi dan informasi diti- ngkatkan dalam waktu cepat.
ke dalam kalangan birokrasi, tidaklah simple.
Ia akan menghadapi berbagai pintu-pintu G. KESIMPULAN
(barier) antara lain, berupa pertanyaan
berikut ini; Kinerja e -government Indonesia belum
Pertama, mulai dari manakah transformasi dapat dirasakan secara signifikan baik oleh
itu dilakukan? Sebab pada prakteknya nanti, pihak internal maupun eksternal pemerintah.
orang akan dihadapkan pilihan-pilihan yang Beberapa tantangan dan hambatan masih
beragam. Sebab adalah sulit mentransformasi banyak yang harus dihadapi. Namun demikian
ide itu pada semua level birokrasi, desa/ke- seiring dengan telah disahkannya Undang-
lurahan, kecamatan, kabupaten/kotamadya, undang tentang Informasi dan Transaksi
level propinsi, level pusat atau keseluruhan se- Elektronik (UU ITE) maka terbesit harapan e-
cara berbarengan. Dan, pilihan-pilihan stra- government akan dapat lebih dirasakan oleh
ting point itu akan membawa konsekuensi- masyarakat. Di samping itu pemerintah juga
konsekuensi sendiri. Pilihan harus dimulai sudah mengeluarkan statemen yang akan
secara berbarengan, umpamanya, membawa menurunkan tarif Internet sampai 40%, hal
konsekuensi: mudah diucapkan, sulit dilak- ini akan semakin memberikan peluang yang
sanakan karena mekanisme evaluasi jadi bias. lebih besar bagi penerapan e-government
untuk masa yang akan datang.
ReformasiBirokrasiMelaluie-Governance:
PeluangatauTantanganDalamPelayananPublik? - Zainuddin Mustapa
154
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

Menjadi sangat DAFTAR an. Seminar Anonim. (2007). “Ada


penting sekarang PUSTAKA Good Gover- TI Ada
ini adalah nance di Reformasi
pembaharuan Albrow, Martin, Bappenas. Biro- krasi”,
komitmen para 1970. majalah e-
pemimpin atau Bereaucrac Indonesia, Vol
pejabat di tingkat y, New III (20).
pusat maupun York,
daerah untuk terus Praeger Garson, D. (1999).
mendorong Publisher Information
reformasi birokrasi Technology
melalui e- Luthans, 1989. and Computer
government. Fred Applications in
Kesimpulan penting Organizatio Public Adminis-
yang dapat ditarik nal tration: Issues
dari studi kasus Behaviour, and Trends,
kedua kota ini ialah 4th Edition. Hershey: Idea.
bahwa e- Mc Graw–
government yang Hill Series Senn, J A. (1990).
dilaksanakan secara in Man- Information
serius dan agement. Systems in
konsisten akan Man-
sangat menunjang Said, M. Mas’ud, agement,
transparansi 1987. California:
pelayanan public. Perspektif Wadsworth.
Yang juga harus perilaku
dipahami oleh para birokrasi. Wilcoks, L. & Harrow,
pejabat pemda Jakarta J. (eds.)
ialah bahwa Rajawali (1992) Redis-
pemanfaatan e- covering
government tetap ———————— Public Service
me- merlukan ——, 1997. thlana-
sistem pengawasan Debirokrasi gement,
yang konsisten. Birokrasi London:
Selain pengetahuan Indonesia, McGraw-Hill.
yang luas tentang UMM Press
teknolo- gi Malang, Yusof, M.M. (2005).
informasi, e- Information
government juga ——————— Systems and
harus diduku- ng ———,20 Executives’Role:
oleh integritas 07. The Pre-
yang baik di antara Birokrasi electronic
para perumus di Negara Govern- ment
kebijakan dan Birokratis, Era Experience,
pelaksannya. UMM Press Selangor:
Tekno- logi Malang. Utusan.
informasi memang
membuat banyak Thoha, Miftah, Heeks, R. (2005). The
hal semakin mudah 2002, Implementatio
dan semakin Reformasi n of Infor-
efisien. birokrasi mation
Pemerintah Systems in
ReformasiBirokrasiMelaluie-Governance:
PeluangatauTantanganDalamPelayananPublik? - Zainuddin Mustapa
155
Vol. I, No. 2, Oktober 2011

Public of Authority”,
Organisation Regula-tion &
s. Governance
(2007) 1, pp
Indrajit, R.E. (2002). 88–97.
Electronic
Government, Rouben, L. (ed.).
Yogyakarta: (1999)
Andi Offset. Citizens and
the New
Kumorotomo, W& Governance:
Margono, S.A. Beyond New
(2004). Public Man-
Sistem agement,
Informasi Amsterdam:
Manajemen IOS Press.
dalam
Organisasi Starling, G. (2006).
Publik, Managing
Yogyakarta: the Public
Gama Press. Sec- tor,
Boston:
Rosenau, James N Wadsworth
(2007), Publishing.
“Governing
The Un- Stiglitz, J. (2005).
governable: Globalization
The Challenge and Its
Of AGlobal Discon-
Dis- tents, New
aggregation York: New
Harper.

*
*
*
*
*
*
*
*
*

ReformasiBirokrasiMelaluie-Governance:
PeluangatauTantanganDalamPelayananPublik? - Zainuddin Mustapa
156

Anda mungkin juga menyukai