Anda di halaman 1dari 7

Available online at AL-KAUNIYAH: Journal of Biology

Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/kauniyah
AL-KAUNIYAH; Journal of Biology, 10(2), 2017, 98-104

DAYA HAMBAT PERAK NITRAT (AgNO3) PADA PERKECAMBAHAN BIJI


KACANG HIJAU (Vigna radiata)
INHIBITION OF SILVER NITRATE (AgNO3) TO SEED GERMINATION OF
MUNG BEEN (Vigna radiata)
Muh. Shofi*
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri, Jl. KH Wahid Hasyim No 6, Kediri 64114
*Corresponding author: kirana_shofi@yahoo.com

Naskah Diterima: 10 Februari 2017; Direvisi: 1 Mei 2017; Disetujui: 22 Mei 2017

Abstrak
Logam berat banyak digunakan dalam kehidupan manusia, di antaranya Hg, Pb, Cr, Zn, dan Ag. Di
antara logam tersebut, logam perak (Ag) banyak digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan sehari-
hari, seperti dalam fotografi, untuk pembuatan cermin perak, dan sebagai reagen dalam analisis.
Logam perak dapat diperoleh dari senyawa AgNO3. Keberadaan logam perak pada tanaman dapat
menghambat proses perkecambahan pada tanaman kacang hijau (Vigna radiata), yang ditandai
dengan penghambatan pemanjangan sel pada akar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh daya hambat terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau dan mengetahui konsentrasi
hambatan (Inhibitory Concentration) dari perak nitrat (AgNO3). Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa terdapat penghambatan pada pembentukan akar dengan rata-rata penghambatan
lebih dari 50% pada konsentrasi 462,27 ppm. Hal ditunjukkan pada panjang akar yang lebih pendek
seiring dengan tingginya konsentrasi AgNO3. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa konsentrasi
AgNO3 berpengaruh pada perkecambahan biji kacang hijau yang ditandai dengan terhambatnya
pemanjangan panjang akar kacang hijau.
Kata kunci: AgNO3; Kacang Hijau; Perkecambahan; Inhibitory Concentration

Abstract
Heavy metals are widely used in human life, including Hg, Pb, Cr, Zn, and Ag. Among these metals,
silver is widely used for human daily activities, such as in photography, for the manufacture of
silver mirror, and as reagents in many analysis. Silver metal can be obtained from AgNO3
compounds. The presence of silver metal in a plant may inhibit the germination process in the green
bean plant (Vigna radiata) which is characterized by inhibition of cell lengthening in the root. The
aims of this research are to investigate the influence of the inhibitory power to green bean growth
and the inhibitory concentration of the silver nitrate (AgNO3). The result showed that there was
inhibition that occurred in the root formation by more than 50% of average inhibition at the
concentration of 462.27 ppm. It was shown that the root was shorter in length along with the high
concentration of AgNO3. From that fenomena, it can be assumed that the concentration of AgNO3
influenced the germination of green bean seeds that were characterized by the inhibition on the
lengthening of their roots.
Keywords: AgNO3, Mung bean, Germination, Inhibitory Concentration
Permalink/DOI: http//:dx.doi.org/10.15408/kauniyah.v10i2.4869

Copyright © 2016, AL-KAUNIYAH: Journal of Biology,


P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 10(2), 2017

PENDAHULUAN (Navarro et al., 2008; Prasad et al., 2016).


Logam berat termasuk kontaminan yang Logam Ag dapat mempengaruhi struktur
unik karena tidak dapat mengalami degradasi kromosom pada sel ujung akar Allium cepa
baik secara biologis maupun kimiawi yang dan Vicia fava hanya pada konsentrasi yang
dapat menurunkan kadar racunnya sehingga lebih tinggi dari 10 mg/L (Kumari et al., 2009;
dampaknya dapat berlangsung sangat lama. Ravindran et al., 2012). Peran kromosom
Kemungkinan yang terjadi adalah logam akan dalam pertumbuhan adalah sebagai pem-
mengalami transformasi sehingga dapat belahan sel. Pembelahan sel yang terganggu
meningkatkan mobilitas dan sifat racunnya. menyebabkan proses pemanjangan selnya akan
Hal ini menjadi perhatian karena dapat menjadi terganggu termasuk pembentukan akar.
potensi polusi pada permukaan tanah maupun Salah satu cara penghitungan
air tanah dan dapat menyebar ke daerah penghambatan logam terhadap pertumbuhan
sekitarnya melalui air, penyerapan oleh tanaman dengan mengetahui nilai Inhibitory
tumbuhan dan bioakumulasi pada rantai Concentration (IC). Penghambatan logam Cd,
makanan. Cr, Cu, Ni, Pb, dan Zn terhadap pertumbuhan
Logam perak (Ag) merupakan logam selama 72 jam dengan nilai IC tertinggi pada
yang banyak digunakan oleh masyarakat untuk Zn 75% (Alves et al., 2017). Penghambatan
perabotan rumah tangga, perhiasan, dan logam perak pada tanaman didapatkan hasil
pembuatan gigi tiruan. Selain mempunyai sebesar 50%, dengan nilai IC50 (Sebaugh,
banyak manfaat, ternyata logam perak 2011).
mempunyai dampak negatif. Dampak negatif Salah satu tanaman yang dapat terganggu
pada manusia antara lain pusing, mual, keram oleh adanya logam perak adalah kacang hijau.
perut dampak kronis terjadinya kerusakan Kacang hijau (V. radiata) merupakan tanaman
organ jaringan seperti gangguan ginjal dan kacang-kacangan (Fabaceae) yang tahan akan
liver (Sekarwati, Murachman, & Sunarto, kekeringan, sehingga mempunyai potensi besar
2015). Logam Ag dapat diperoleh dari untuk dikembangkan. Tanaman kacang hijau
senyawa perak nitrat (AgNO3), yang banyak dimanfaatkan rakyat Indonesia, karena
digunakan dalam banyak keperluan, seperti banyak mengandung zat-zat gizi, antara lain:
dalam fotografi, untuk pembuatan cermin amilum, protein, besi, belerang, kalsium,
perak, dan sebagai reagen dalam analisis minyak lemak, mangan, magnesium, niasin,
(Sianipar, 2011). Keberadaan logam Ag pada vitamin (B1, A, dan E). Manfaat lain dari
tumbuhan dapat menghambat pertumbuhan tanaman ini adalah dapat digunakan untuk
tanaman, pembentukan tunas, dan pengobatan hepatitis, terkilir, beri-beri, demam
perkecambahan biji. Berdasarkan penelitian nifas, pemulihan kesehatan, dan kurang darah
Ratnasari (2010) penambahan AgNO3 ke (Atman, 2007). Selain itu, pemilihan biji
dalam media kultur jaringan dapat kacang hijau sebagai tanaman model karena
menghambat pertumbuhan kalus menjadi tunas biji ini memenuhi kriteria-kriteria sebagai
dan mengurangi jumlah tunas yang terbentuk, organisme uji, yaitu tersedia dalam jumlah
tetapi dapat mencegah terjadinya browning melimpah di alam, mudah didapat, memiliki
pada tanaman Jatropha curcas. pertumbuhan yang cepat dan harga terjangkau.
Nanopartikel merupakan material yang Berdasarkan latar belakang tersebut,
memiliki ukuran 1 sampai 100 nanomater kacang hijau merupakan tanaman budidaya
(Laxman et al., 2016). Material logam Ag yang bernilai ekonomis dan memiliki banyak
dengan ukuran nano dapat menghambat manfaat. Untuk mendapatkan hasil panen yang
perkecambahan biji, pertumbuhan akar, dan maksimal pada penanaman kacang hijau, maka
pertumbuhan tunas tanaman Oryza sativa, faktor-faktor penghambat pertumbuhan harus
Brassica campestris, dan Vigna radiata dikendalikan salah satunya adanya logam berat
(Mazumdar & Ahmed, 2011). Selain itu, Ag. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
adanya logam perak pada tanaman dapat mengetahui pengaruh daya hambat terhadap
mengganggu proses fotosintesis, mengurangi pertumbuhan kecambah kacang hijau dan
pertumbuhan sel, dan produksi klorofil yang mengetahui konsentrasi hambatan dari perak
berakibat tanaman kekurangan nutrisi dan mati nitrat (AgNO3).

Copyright © 2016, AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 99


AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 10(2), 2017

MATERIAL DAN METODE dasarkan persamaan tersebut dapat dihitung


Sampel yang digunakan dalam penelitian IC50 (Inhibitory Concentration 50) AgNO3
ini adalah biji kacang hijau varietas virma yang berdasarkan persamaan linear yang telah
diperoleh dari Balai Penelitian Tanaman Aneka dihitung sebelumnya, dengan cara memasukan
Kacang dan Umbi Kendalpayak Malang nilai probit 50 kedalam persamaan linier yang
sebanyak 10 biji setiap perlakuan. Logam telah diperoleh sebelumnya. IC50
perak yang digunakan adalah AgNO3 yang menghambarkan 50% AgNO3 yang dapat
diencerkan dengan akuades. menghambat panjang akar kecambah kacang
hijau. Data hasil pengamatan berupa panjang
Rancangan Penelitian akar kecambah kacang hijau yang
Rancangan penelitian yang digunakan berkecambah dianalisis menggunakan Analysis
dalam penelitian ini adalah eksperimen dengan of Variance (ANOVA). Jika terjadi pengaruh
rancangan acak kelompok. Konsentrasi larutan nyata dilakukan dengan uji Duncan’s Multiple
AgNO3 sebagai perlakuan yang digunakan Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan
meliputi 900 ppm, 700 ppm, 500 ppm, 300 5%. Analisis statistik berupa ANOVA dan
ppm, 100 ppm, dan 0 ppm sebagai kontrol. nilai regresi dianalisis dengan menggunakan
Masing-masing perlakuan diulang 3 kali. Biji aplikasi SPSS 17.
kacang hijau ditumbuhkan pada cawan petri
dengan medium larutan AgNO3 pada HASIL
konsentrasi 1000 ppm, 100 ppm, 10 ppm, 1 Hasil uji pendahuluan menunjukkan
ppm dan kontrol yang tidak mengandung bahwa pada kontrol, biji kacang hijau dapat
AgNO3. berkecambah seluruhnya. Pada medium yang
ditambah AgNO3 biji kacang hijau
Preparasi Biji Kacang Hijau menunjukkan perkecambahan dengan panjang
Biji kacang hijau disortir berdasarkan akar yang bervariasi. Konsentarsi AgNO3
penampakannya yaitu tidak berlubang. Biji berpengaruh terhadap panjang akar kecambah
direndam dalam air selama 5 menit untuk kacang hijau (Tabel 1). Semakin tinggi
menguji apakah biji masih baik atau tidak. konsentrasi AgNO3 akan menghambat
Sebanyak 10 biji ditata di atas kapas yang telah pemanjangan akar. Berdasarkan analisis
ditambahkan larutan AgNO3 dengan DMRT diketahui bahwa pemaparan AgNO3
konsentrasi yang berbeda pada setiap cawan konsentrasi 900 ppm (0,27 cm), 700 ppm (0,18
petri. Cawan petri diletakkan dalam ruang cm), dan 500 ppm (0,64 cm) tidak berbeda
terbuka dengan pencahayaan lampu yang nyata, namun berbeda nyata pada konsentrasi
intensif selama 24 jam. Selanjutnya dilakukan 300 ppm (2,22 cm), 100 ppm (3,01 cm), dan
pengamatan. Parameter pengamatan antara lain kontrol (4,01 cm). Hal ini berarti terdapat
panjang akar setelah terjadi perkecambahan pengaruh konsentrasi AgNO3 terhadap
dan persentase biji yang berkecambah. perkecambahan biji kacang hijau.
Pengamatan dilakukan selama 3 hari. Gambar 1 memperlihatkan bahwa
semakin tinggi konsentrasi AgNO3 yang
Analisis Data diberikan, semakin tinggi pula tingkat
Data dianalisis berdasarkan persen penghambatan terhadap perkecambahan biji
penghambatannya dari tiap konsentrasi dengan kacang hijau. Nilai regresi sebesar 0,6337
rumus: menunjukkan bahwa persamaan linear tersebut
kurang signifikan kebenarannya, sebab nilai R2
kurang dari 0,99. Berdasarkan grafik tersebut
Kemudian besar persen penghambatan dapat dihitung nilai IC50. Berdasarkan
dikonversi ke nilai probith dan ditampilkan perhitungan nilai IC50 diperoleh nilai IC50
dalam grafik probith dan nilai regresinya. sebesar 462.27 ppm Hal tersebut berarti bahwa
Grafik probith menggambarkan hubungan dengan konsentrasi 462.27 ppm sudah dapat
antara konsentrasi AgNO3 dengan nilai memberikan penghambatan terhadap panjang
probithnya dalam persamaan linear. Ber- akar kacang hijau sebesar 50%.

100 | Copyright © 2016. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 10(2), 2017

Tabel 1. Panjang akar biji kacang hijau setelah terpapar AgNO3


Rerata Panjang Akar Setelah Terpapar Persen Penghambatan
Konsentrasi AgNO3 (ppm)
AgNO3 (cm) (%)
d
0 4,01 0
100 3,01 c 25
300 2,22 b 45
a
500 0,64 84
a
700 0,18 95
900 0,27 a 93
Kerangan: Angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan
berpengaruh nyata (P>0,05) pada uji DMRT taraf 5%, n=3

8
% penghambatan (probith)

7
6 y = 0,0059x + 2,2726
5 R² = 0,6793
Probith
4
Linear (Probith)
3
2
1
0
0 200 400 600 800 1000
Konsentrasi AgNO3 (ppm)

Gambar 1. Grafik Persamaan Linier Penghambatan Panjang Akar Kecambah Kacang Hijau oleh
AgNO3
PEMBAHASAN dengan berkurangnya endosperm sebagai
Perkecambahan merupakan suatu proses cadangan makanan yang berada pada kotiledon
awal pada biji untuk memulai pertumbuhan (Reece et al., 2010).
menjadi tanaman dewasa. Perkecambahan Radikula atau akar embrionik adalah
melibatkan empat proses utama yaitu imbibisi, organ pertama yang muncul pada saat biji
formasi sistem enzim, inisiasi pembentukan berkecambah. Oleh sebab itu, pada penelitian
organ, dan pembentukan tunas hingga muncul ini digunakan akar sebagai parameter untuk
dari permukaan tanah (Bewley, 1997; mengetahui penghambatan perkecambahan
Steinbrecher & Leubner-Metzger, 2017). yang disebabkan oleh adanya AgNO3 pada
Organ tumbuhan yang pertama muncul pada media tanam. Pada awal preparasi biji, salah
proses perkecambahan adalah radikula atau satu cara untuk mensortir biji adalah dengan
akar embrionik sebab akar digunakan untuk perendaman di dalam air. Biji yang rusak
absorbsi hara sehingga proses pertumbuhan biasanya akan terapung di permukaan air. Pada
akan berlanjut. Pada kebanyakan tumbuhan saat ini pula, terjadi imbibisi air ke dalam biji
dikotil, hipokotil tumbuh seperti kait dan kacang hijau. Imbibisi air menyebabkan biji
pertumbuhannya akan mendorong kait tersebut mengembang dan memecahkan kulit
ke atas permukaan tanah. Hipokotil dengan pembungkusnya dan memicu perubahan
rangsangan cahaya akan tumbuh lurus metabolik pada embrio yang menyebabkan biji
mengangkat kotiledon dan epikotil. melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan
Selanjutnya epikotil menyebarkan daun menguraikan bahan-bahan organik yang
pertamanya yang mengembang dan menjadi disimpan dalam endosperm atau kotiledon
hijau. Kotiledon akan layu dan rontok seiring (Reece et al., 2010).

Copyright © 2016, AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 101
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 10(2), 2017

Logam perak merupakan logam yang akar sehingga dapat mempengaruhi


banyak digunakan oleh masyarakat. Adanya pemanjangan akar tanaman kacang hijau.
logam perak mempunyai dampak negatif dan Toksisitas AgNO3 dapat memicu adanya
positif. Adanya dampak negatif dari logam ROS (reactive oxygen species) yang dapat
perak tergantung pada berbagai faktor seperti meningkatkan aktivitas enzim peroksidase dan
konsentrasi, spesies tanaman, dan adsorpsi superoksida dismutase. Hal tersebut
material. Selain itu juga, interaksi biomolekul berdampak pada meningkatnya kadar fenol
lingkungan dan logam perak mempengaruhi yang mengakibatkan pada menurunnya tingkat
toksisitas dari logam perak terhadap tanaman perkecambahan biji. Pernyataan tersebut
(Ravindran et al., 2012). didukung hasil penelitian Yasur & Rani (2013)
Berdasarkan hasil penelitian dapat yang menyatakan bahwa adanya logam perak
diketahui bahwa adanya AgNO3 pada media dapat memicu meningkatnya aktivitas enzim
tanamn dapat mempengaruhi proses peroksidase dan superoksida dismutase pada
perkecambahan dengan ditandai dengan tanaman jarak dan dapat meningkatkan
terhambatnya pemanjangan akar kacang hijau. produksi dari fenol. Selain itu juga, adanya ion
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil perak pada tanaman dapat menggantikan peran
pengamatan, bahwa semakin tinggi konsentrasi dari ion tembaga. Ion tersebut berguna sebagai
AgNO3 panjang akar kacang hijau yang reseptor dari protein dalam sintesis etilen.
berkecambah semakin pendek. Hal tersebut Akibatnya produksi etilen akan terhambat yang
diperkuat dengan hasil analisis ANOVA berakibat pada penurunan pemanjangan sel.
bahwa semakin tinggi konsentrasi AgNO3 Hal tersebut diperkuat dengan penelitian Ouma
berpengaruh pada panjang akar kacang hijau. et al. (2004) melaporkan bahwa adanya
Sebab adanya logam perak yang terkandung AgNO3 dapat menghambat biosintesis etilen
pada AgNO3 dapat menghambat atau merusak dan menyebabkan regenerasi beberapa tunas
dinding sel, sehingga proses pemanjangan sel dari bagian hipokotil kapas juga terhambat.
akan terganggu yang berakibat pada Oleh sebab itu, perlu diwaspadai adanya logam
pemanjangan akar akan terganggu. perak di daerah pertanian karena dapat
Berdasarkan perhitungan persentase mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan
penghambatan AgNO3 terhadap menurunkan produktivitas dari tanaman yang
perkecambahan kacang hijau sebesar 50% tercemar logam perak.
yaitu pada konsentrasi AgNO3 sebesar 462.27 Toksisitas logam Ag pada pekecambahan
ppm, yang artinya pada konsentrasi tersebut biji mempengaruhi diferensiasi sel dan indeks
sudah mampu menghambat perkecambahan mitosis yaitu ganggung pada saat pembelahan
kacang hijau sebesar 50 persen. Hal tersebut akar dan mengubah ekspresi gen yang terkait
didukung oleh penelitian Mazumdar & Ahmed dengan pertumbuhan akar (Kumari et al.,
(2011) menyatakan nanopartikel logam perak 2009). Adanya hambatan tersebut menyebab-
dapat menghambat perkecambahan biji, kan pemanjangan sel akar terganggu, hal
pertumbuhan akar, dan pertumbuhan tunas tersebut dikarenakan rusaknya dinding sel dan
tanaman O. sativa, B. campestris, dan V. vakuola sel akibat adanya logam Ag. Hal
radiata. Adanya Ag pada proses tersebut diperkuat dengan penelitian
perkecambahan akan menghambat produksi Mazumdar & Ahmed (2011a); Nair & Chung,
auksin sehingga proses pemanjangan sel akan (2014) menyatakan bahwa adanya logam Ag
terganggu yang berakibat pada terganggunya pada media tanam dapat merusak dinding sel
pementukan akar (Gusev et al., 2016). Hal dan vakuola pada tanaman padi yang berakibat
tersebut diperkuat dengan penelitian Krishnaraj pada penurunan pemanjangan akar yang
et al. (2012) yang menyatakan bahwa adanya signifikan serta bobot tunas dan akar padi.
logam perak dapat merusak jaringan akar Selain itu, adanya logam Ag yang ikut terserap
berupa rusaknya airenkim, perubahan dan oleh tanaman dapat mengurangi kandungan
ukuran dari xilem. Kerusakan tersebut magnesium, fosfor, dan sulfur yang berakibat
mengakibatkan distribusi air terganggu yang proses pembentukan akar akan terganggu
berakibat pada pasokan air pada sel berkurang (Rizwan et al., 2017; Vittori et al., 2015).
dan mengganggu proses pembentangan sel

102 | Copyright © 2016. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 10(2), 2017

KESIMPULAN 407(19), 5243–5246. https://doi.org/10.


Berdasarkan hasil penelitian dapat 1016/j.scitotenv.2009.06.024
disimpulkan bahwa AgNO3 berpengaruh pada Laxman, V., Larios, A. D., Cledón, M., Kaur,
perkecambahan biji kacang hijau dengan S., Verma, M., & Surampalli, R. Y.
konsentrasi AgNO3 yang dapat menghambat (2016). Science of the Total
lebih dari 50% sebesar 462.27 ppm. Hal Environment Behavior and characteriza-
tersebut terlihat pada biji kacang hijau yang tion of titanium dioxide and silver
banyak tidak berkecambah bila melebih nanoparticles in soils. Science of the
konsentrasi tersebut yang ditandai dengan Total Environment, 563–564, 933–943.
semakin pendek panjang akar kecambah https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2015.1
kacang hijau. 1.090
Mazumdar, H., & Ahmed, G. U. (2011a).
REFERENSI Phytotoxicity effect of silver
Alves, C. M., Ferreira, C. M. H., Soares, E. V., nanoparticles on Oryza sativa.
& Soares, H. M. V. M. (2017). A multi- International Journal of ChemTech
metal risk assessment strategy for natural Research, 3(3), 1494–1500.
freshwater ecosystems based on the Mazumdar, H., & Ahmed, G. U. (2011b).
additive inhibitory free metal ion Synthesis of Silver Nanoparticles and Its
concentration index. Environmental Adverse Effect on Seed Germinations in
Pollution, 223, 517–523. https://doi.org Oryza sativa, Vigna radiata and Brassica
/10.1016/j.envpol.2017.01.053 campestris . International Journal of
Atman. (2007). Teknologi Budidaya Kacang Advanced Biotechnology and Research,
Hijau (Vigna radiata L.) Di Lahan 2(4), 404–413.
Sawah. Jurnal Ilmiah Tambua, 6(1), 89– Nair, P. M. G., & Chung, I. M. (2014).
95. Physiological and molecular level effects
Bewley, J. D. (1997). Seed Germination and of silver nanoparticles exposure in rice
Dormancy. The Plant Cell Online, 9(7), (Oryza sativa L.) seedlings.
1055–1066. https://doi.org/10.1105/tpc.9 Chemosphere, 112, 105–113.
.7.1055 https://doi.org/10.1016/j.chemosphere.20
Gusev, A. A., Kudrinsky, A. A., Zakharova, O. 14.03.056
V., Klimov, A. I., Zherebin, P. M., Navarro, E., Wagner, B., Marconi, F., Kaegi,
Lisichkin, G. V., … Krutyakov, Y. A. R., Odzak, N., Box, P. O., … Behra, R.
(2016). Versatile synthesis of PHMB- (2008). Toxicity of silver nanoparticles
stabilized silver nanoparticles and their to Chlamydomonas reinhardtii.
significant stimulating effect on fodder Environmental Science & Technology,
beet (Beta vulgaris L.). Materials 42(23),8959–64. https://doi.org/10.1021/
Science and Engineering C, 62, 152– es801785m
159.https://doi.org/10.1016/j.msec.2016. Ouma, J. P., Young, M. M., & Reichert, N. A.
01.040 (2004). Optimization of in vitro
Krishnaraj, C., Jagan, E. G., Ramachandran, regeneration of multiple shoots from
R., Abirami, S. M., Mohan, N., & hypocotyl sections of cotton (Gossypium
Kalaichelvan, P. T. (2012). Effect of hirsutum L.). African Journal of
biologically synthesized silver Biotechnology, 3(March), 169–173.
nanoparticles on Bacopa monnieri Prasad, T., Adam, S., Rao, P., Reddy, B., &
(Linn.) Wettst. plant growth metabolism. Krishna, T. (2016). Size dependent
Process Biochemistry, 47(4), 651–658. effects of antifungal phytogenic silver
https://doi.org/10.1016/j.procbio.2012.01 nanoparticles on germination, growth
.006 and biochemical parameters of rice
Kumari, M., Mukherjee, A., & (Oryza sativa L), maize (Zea mays L).
Chandrasekaran, N. (2009). Genotoxicity IET Nanobiotechnology, 1–9.
of silver nanoparticles in Allium cepa. https://doi.org/10.1049/iet-nbt.2015.0122
Science of the Total Environment,

Copyright © 2016, AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720 | 103
AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, 10(2), 2017

Ratnasari, S. (2010). Pengaruh penambahan Sianipar, B. S. (2011). Pra Rancangan Pabrik


silver nitrat (AgNO3) dalam media Pembuatan Ultra Pure Perak Nitrat dari
murashige skoog (MS) terhadap daya Perak Mentah dan Asam Nitrat.
regenerasi kotiledon dua genotipe jarak Universitas Sumatera Utara Medan.
pagar (Jatropha curcas L .). Universitas Steinbrecher, T., & Leubner-Metzger, G.
Negeri Malang, Malang. (2017). The biomechanics of seed
Ravindran, A., Prathna, T. C., Verma, V. K., germination. Journal of Experimental
Chandrasekaran, N., & Mukherjee, A. Botany, 68(4), 765–783.
(2012). Bovine serum albumin mediated https://doi.org/10.1093/jxb/erw428
decrease in silver nanoparticle Vittori Antisari, L., Carbone, S., Gatti, A.,
phytotoxicity: root elongation and seed Vianello, G., & Nannipieri, P. (2015).
germination assay. Toxicological and Uptake and translocation of metals and
Environmental Chemistry, 94(1), 91–98. nutrients in tomato grown in soil polluted
https://doi.org/10.1080/02772248.2011.6 with metal oxide (CeO2, Fe3O4, SnO2,
17034 TiO2) or metallic (Ag, Co, Ni)
Reece, J. B., Urry, L. A., Cain, M. L., engineered nanoparticles. Environmental
Wasserman, S. A., Minorsky, P. V., & Science and Pollution Research, 22(3),
Jackson, R. B. (2010). Campbell Biology 1841–1853. https://doi.org/10.1007/s113
(9th ed.). Redword City England: 56-014-3509-0
Benjamin Cummings Publishing Yasur, J., & Rani, P. U. (2013). Environmental
Company Inc. effects of nanosilver: Impact on castor
Rizwan, M., Ali, S., Qayyum, M. F., Ok, Y. S., seed germination, seedling growth, and
Adrees, M., Ibrahim, M., … Abbas, F. plant physiology. Environmental Science
(2017). Effect of metal and metal oxide and Pollution Research, 20(12), 8636–
nanoparticles on growth and physiology 8648. https://doi.org/10.1007/s11356-
of globally important food crops: A 013-1798-3
critical review. Journal of Hazardous
Materials, 322, 2–16. https://doi.org/10.
1016/j.jhazmat.2016.05.061
Sebaugh, J. L. (2011). Guidelines for accurate
EC50/IC50 estimation. Pharmaceutical
Statistics, 10(2), 128–134.
https://doi.org/10.1002/pst.426
Sekarwati, N., Murachman, B., & Sunarto.
(2015). Dampak logam berat Cu
(Tembaga) dan Ag (Perak) pada limbah
cair industri perak terhadap kualitas air
sumur dan kesehatan masyarakat serta
upaya pengendaliannya di Kota Gede
Yogyakarta. EKOSAINS, 7(1), 64–76.

104 | Copyright © 2016. AL-KAUNIYAH: Journal of Biology, P-ISSN: 1978-3736, E-ISSN: 2502-6720

Anda mungkin juga menyukai