Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA


PADA KELAS XI DI SMA N 2 YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:
Ringgi Kurniasih
201510104408

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA
PADA KELAS XI DI SMA N 2 YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar


Sarjana Sains Terapan
Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan
di Universitas „Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun oleh:
Ringgi Kurniasih
201510104408

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2017
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA
PADA KELAS XI DI SMA N 2 YOGYAKARTA
Ringgi Kurniasih2, Menik Sri Daryanti 3
Email : kurniasihringgi@gmail.com

Latar Belakang: Hasil wawancara dengan 10 siswa SMA N 2 Yogyakarta


mengatakan belum mengetahui tentang pengertian HIV/AIDS, tanda dan gejala
HIV/AIDS, dan cara penanganan HIV/AIDS. Belum tersedianya PIK-KRR (Pusat
Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) dan belum ada sosialisasi
tentang HIV/AIDS. Tujuan: Mengetahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan
tentang HIV/ AIDS terhadap pengetahuan remaja pada siswa kelas XI di SMA N 2
Yogyakarta tahun 2017. Metode Penelitian: Menggunakan pre experimental dengan
desain one group pretest-posttest design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas XI SMA N 2 Yogyakarta yang berjumlah 110 orang dan sampelnya sebanyak
100 orang dengan kriteria inklusi eklusi. Tehnik sampling menggunakan total
sampling. Tehnik analisa bivariat menggunakan paired t test. Hasil: Pengetahuan
tentang HIV/AIDS pada remaja kelas XI SMA N 2 Yogyakarta sebelum dan setelah
diberikan pendidikan kesehatan HIV/AIDS yaitu nilai rata – rata dari 72,23 menjadi
90,52 terdapat selisih rerata sebesar 18,29. Uji statistik paired t test menghasilkan
nilai signifikasi p value pengaruh antara pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan
tentang HIV/AIDS sebesar 0,000 dengan p value 0,000 < 0,05. Simpulan dan
Saran: Terdapat Pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan HIV/AIDS pada remaja kelas XI di SMA N 2 Yogyakarta. Siswa SMA
N 2 Yogyakarta diharapkan lebih aktif lagi dalam menggali informasi yang benar
tentang kesehatan reproduksi remaja khususnya tentang HIV/AIDS.

Background: The results of interviews with 10 high school students of


SMAN 2 Yogyakarta said that they did not know about the definition of HIV / AIDS,
signs and symptoms of HIV / AIDS, and how to deal with HIV / AIDS. The
unavailability of PIK-KRR (Center for Information and Adolescent Reproductive
Health Counseling) and there has been no socialization about HIV / AIDS.
Objective: To know the influence of health education about HIV / AIDS on
adolescent knowledge in grade XI students at SMA N 2 Yogyakarta in 2017.
Methodology: Used was pre experimental with one group pretest-posttest design.
The population in this study were students of grade XI of SMA N 2 Yogyakarta, in
the amount of 110 people and a the sample numbers of 100 people with inclusion
exclusion criteria. The sampling technique used was total sampling. Bivariate
analysis technique used was paired t test. Results: Knowledge about HIV / AIDS in
adolescent of grade XI SMA N 2 Yogyakarta before and after given health education
of HIV / AIDS namely the average value from 72,23 to 90,52 there was an average
difference of 18.29. The paired t test statistical yielded the significance value of p
value influence between health education on the knowledge about HIV / AIDS by
0.000 with p value of 0,000 <0,05. Conclusion: There was a significant influence
between health education on HIV / AIDS knowledge in adolescent grade XI of SMA
N 2 Yogyakarta. Suggestion: Students of SMA N 2 Yogyakarta are expected to be
more active in elaborating the correct information about adolescent reproduction
health especially about HIV / AIDS.
PENDAHULUAN Salah satu penyakit menular
Menurut WHO (World Health seksual yang dapat menyebabkan
Organization), remaja adalah kematian adalah HIV/ AIDS. Penyakit
penduduk dalam rentang usia 10-19 infeksi HIV/AIDS (Human
tahun, menurut peraturan Menteri Immunodeficiency Virus/Aquired
Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014, Immuno Deficiency Syndrome)
remaja adalah penduduk dalam merupakan masalah kesehatan terbesar
rentang usia 10-18 tahun dan menurut di dunia dewasa ini, terdapat hampir di
Badan Kependudukan dan Keluarga dunia tanpa kecuali Indonesia.
Berencana (BKKBN) rentang usia Masalah yang berkembang
remaja adalah 10-24 tahun dan belum sehubungan dengan penyakit infeksi
menikah. Jumlah kelompok usia 10-19 HIV/AIDS adalah angka kejadian
tahun di Indonesia menurut sensus yang cenderung terus meningkat
penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta dengan angka kematian yang tinggi
atau sekitar 18 % dari jumlah (Nasronudin, 2007).
penduduk. Di dunia diperkirakan Upaya promosi dan pencegahan
kelompok remaja berjumlah 1.2 milyar masalah reproduksi juga perlu
atau 18 % dari jumlah penduduk dunia diarahkan pada masa remaja dimana
(WHO, 2014). terjadi peralihan dari masa anak
Masa SMA khususnya pada menjadi dewasa, dan perubahan-
kelas XI adalah termasuk dalam pada perubahan dari bentuk tubuh dan
masa remaja. Dalam ilmu psikologi, fungsi tubuh terjadi dalam waktu
remaja dikenal dengan istilah puberteit relatif cepat. Hal ini ditandai dengan
atau adolescence yang berasal dalam berkembangnya tanda seks sekunder
bahasa latin adolescere yang berarti dan berkembangnya jasmani secara
bertumbuh menuju kematangan, baik pesat, menyebabkan remaja secara
matang secara fisik, sosial, maupun fisik mampu melakukan fungsi proses
psikologi (Kumalasari dan reproduksi tetapi belum dapat
Andhyantoro, 2012). mempertanggungjawabkan akibat dari
Dalam kaitannya dengan proses reproduksi tersebut. Informasi
kesehatan reproduksi, masalah yang dan penyuluhan, konseling dan
terpenting adalah perilaku seksual pelayanan klinis perlu ditingkatkan
remaja yang berakibat meningkatnya untuk mengatasi masalah kesehatan
prevalensi aborsi, pernikahan usia reproduksi remaja ini (Taufan dan
muda, keluarga yang tidak diharapkan, Ari, 2010).
melahirkan diluar nikah, kematian ibu Pengaruh media massa
dan bayi, depresi pada gadis yang menimbulkan penyimpangan perilaku
terlanjur melakukan hubungan seksual remaja. Fenomena di
seksual, serta memberi peluang Indonesia didapatkan 10,53% remaja
menyebarnya penyakit menular mengaku pernah melakukan ciuman
seksual dan HIV/AIDS (Widyastuti, bibir, 5,6% melakukan ciuman dalam
2009). Penyakit menular seksual (petting dan oral seks) dilakukan
adalah bagian dari Infeksi Saluran remaja ini menimbulkan masalah
Reproduksi (ISR) yang disebabkan seperti didapatkan 62,7% dari remaja
oleh kuman seperti jamur, virus, dan putri hamil pranikah, 21,2% remaja
parasit yang masuk dan berkembang putri melakukan aborsi, dan 16,8%
biak di dalam tubuh yang ditularkan remaja atau sebanyak 441 remaja dari
melalui hubungan seksual (Kumalasari seluruh remaja di Indonesia terinfeksi
dan Andhyantoro, 2012).
penyakit menular seksual (PMS) permasalahannya. Kementerian
(Hendra, 2009). Kesehatan Republik Indonesia
Di Yogyakarta sendiri kasus mengeluarkan kebijakan untuk
HIV dari tahun ke tahun semakin menanggulangi berbagai permasalahan
meningkat. Pada tahun 2012 sebanyak remaja melalui berbagai prorgam
272 kasus, meningkat pada tahun 2013 remaja, salah program tersebut yaitu
yaitu sebanyak 489 dan meningkat lagi program PKPR (Pelayanan Kesehatan
pada tahun 2014 yaitu sebanyak 614 Peduli Remaja) dimana program ini
kasus. Data terbaru menyebutkan menjadi tanggung jawab Dinas
tercatat 349 orang Kesehatan yang pelaksanaanya
terinveksi HIV/AIDS di Yogyakarta, dilakukan oleh Puskesmas.PKPR
sedangkan setiap tahun rata-rata 10 adalah suatu program yang
orang meninggal akibat penyakit dikembangakan oleh Kementerian
tersebut. (Profil Dinkes Yogyakarta) Kesehatan Republik Indonesia,
Sekolah adalah tempat yang sebagai upaya untuk meningkatkan
paling tepat untuk meningkatkan status kesehatan remaja yang
minat baca yang berhubungan dengan menekankan kepada Puskesmas.
penyakit menular seksual dan Pengertian PKPR sendiri adalah suatu
pengetahuan remaja tentang masalah pelayanan yang ditujukan dan dapat
kesehatan, karena sekolah merupakan dijangkau oleh remaja, peka akan
perpanjangan tangan dari keluarga kebutuhan terkait kesehatannya, dapat
dalam meletakkan dasar perilaku menjaga rahasia, efektif dan efisien
untuk kehidupan anak selanjutnya, dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
sehingga sekolah sangat berperan Singkatnya, PKPR adalah pelayanan
dalam proses penyampaian informasi kesehatan yang ditujukan untuk
kesehatan kepada remaja remaja, dimana pelayanannya dapat
(Notoatmodjo, 2007). diakses oleh semua golongan remaja,
Upaya yang dilakukan dapat diterima, sesuai, komprehensif,
pemerintah melalui Departemen efektif dan efisien. Program ini dalam
Kesehatan RI dan lembaga-lembaga pelaksanaannya, diharapkan petugas
lainnya dalam mengurangi penderita Puskesmas mempunyai kepedulian
HIV/AIDS dilakukan melalui edukasi yang tinggi, mau menerima remaja
dan promosi yaitu penyuluhan dengan permasalahnnya dan dapat
melaluikampanye, media massa, menciptakan suasana konseling yang
penyebaran leaflet dan kampanye menyenangkan tanpa adanya stigma
penggunaan kondom. Tetapi upaya dan diskriminasi terhadap remaja
tersebut masih saja kurang atau belum tersebut. Lokasi pelayanan PKPR
menurunkan angka HIV/AIDS. Hal harus mudah dijangkau, nyaman,
lain yang dilakukan oleh LSM adalah aman, kerahasiaan remaja dijaga tanpa
memberdayakan individu penderita ada diskriminasi dan stigma
HIV/AIDS untuk bisa mandiri dan (Kemenkes RI, 2011),
siap menghadapi kehidupan. Bidan Pendidikan kesehatan sekolah
berperan dalam penanggulangan merupakan masalah penting yang
masalah remaja yaitu sebagai perlu mendapatkan perhatian semua
fasilitator dan konselor. Sebagai media pihak, sekolah merupakan langkah
konseling bagi remaja untuk yang strategis dalam upaya
memecahkan masalahnya, bidan harus meningkatkan kesehatan masyarakat
memiliki pengetahuan dan wawasan karena sekolah merupakan lembaga
yang baik dan benar tentang kesehatan yang sengaja didirikan untuk membina
reproduksi remaja dan berbagai dan meningkatkan sumber daya
manusia baik fisik, mental, moral pengertian HIV/AIDS, tanda dan gejala
maupun intelektual. Pendidikan HIV/AIDS, dan cara penanganan
kesehatan melalui sekolah paling HIV/AIDS. Di SMA N 2 Yogyakarta
efektif diantara usaha kesehatan juga belum tersedia PIK- KRR (Pusat
masyarakat yang lain, karena usia 6-19 Informasi dan Konseling Kesehatan
tahun mempunyai prosentase paling Reproduksi Remaja)dan dari pihak
tinggi dibandingkan dengan kelompok puskesmas setempat belum ada
umur yang lain (Notoatmodjo, 2007). sosialisasi tentang HIV/AIDS.
Acquired Immune Deficiency Sehingga hal tersebut memungkinkan
Syndrome, secara harfiah Acquired siswa untuk menerima informasi yang
artinya didapat bukan keturunan. belum tentu benar tentang kesehatan
Immune artinya sistem kekebalan. reproduksi remaja dan HIV/AIDS.
Deficiency adalah kekurangan, dan Kesimpangsiuran tanggapan
Syndrom meyakini kumpulan gejala masyarakat sekolah tentang
penyakit. Sedangkan secara HIV/AIDS masih ada, siswa
terminologi AIDS merupakan menganggap orang dapat tertular
kumpulan gejala penyakit yang HIV/AIDS hanya dengan bersentuhan
menyerang atau merusak sistem dengan penderita HIV/AIDS. Selain
kekebalan tubuh manusia melalui HIV itu pemahaman siswa tentang konsep
(Human Immune Virus). Sampai saat HIV/AIDS belum sepenuhnya benar,
ini belum ada vaksin yang mampu mereka belum menyadari tentang
mencegah HIV( mungkin hanya bahaya HIV/AIDS. Pemahaman yang
sebatas mencegah penyebarannya rendah menimbulkan persepsi yang
melalui ARV). Orang yang terinfeksi salah mengenai penyakit HIV/AIDS
HIV akan menjadi karier selama seperti mengucilkan para ODHA
hidupnya, firman Allah s.w.t. yang (Orang dengan HIV/AIDS). Hal itu
berbunyi: yang melatarbelakangi skripsi saya
“dan sesungguhnya akan kami yang berjudul “Pengaruh Pendidikan
berikan cobaan kepadamu dengan Kesehatan tentang HIV/ AIDS
sedikit kelaparan, ketakutan,…dan terhadap Pengetahuan Remaja pada
berikanlah berita gembira bagi orang- Siswa Kelas XI di SMA N 2
orang sabar.” (Al-Baqarah:155). Yogyakarta tahun 2017”.
Berdasarkan informasi yang
diperoleh di SMA 2 Yogyakarta METODE PENELITIAN
didapatkan data jumlah siswa SMA 2 Menggunakan pre experimental
Yogyakarta Tahun 2017 terdiri atas 855 dengan desain one group pretest-
siswa, dimana siswi perempuan posttest design. Populasi dalam
sebanyak 339 orang dan siswa laki-laki penelitian ini adalah siswa kelas XI
sebanyak 516 orang. Untuk kelas XI SMA N 2 Yogyakarta yang berjumlah
sendiri jumlah siswanya sebanyak 287 110 orang dan sampelnya sebanyak
orang yang terdiri atas 9 kelas dengan 2 100 orang dengan kriteria inklusi
jurusan yaitu banyak 8 kelas dan IPA eklusi. Tehnik sampling menggunakan
dan IPS. Jurusan IPA sebanyak 8 kelas
total sampling. Tehnik analisa bivariat
dan jurusan IPS sebanyak 1 kelas. Hasil
wawancara dengan 10 siswa
menggunakan paired t test.
mengatakan belum mengetahui tentang
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengetahuan N Mean Min Max

Tabel 4.1 Distribusi Pengetahuan Pengetahuan 100 90,52 71 100


Siswa Sebelum dan Sesudah Posttest
Diberikan Pendidikan Kesehatan Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Pengetahuan F % Berdasarkan tabel 4.2
Meningkat 95 95 pengetahuna posttest menunjukan
Tetap 1 1 bahwa sampel sebanyak 100
Menurun 4 4 responden dengan nilai mean posttest
Sumber: Data Primer, diolah tahun 90,52 nilai minimal 71 dan nilai
maksimal 100. Hasil nilai dari
2017
responden meningkat setelah
Berdasarkan tabel 4.1 di atas mengikuti pendidikan kesehatan. Hal
menunjukkan bahwa dari 100 ini dikarenakan pendidikan kesehatan
responden setelah diberikan meningkatkan pengetahuan, sikap dan
pendidikan kesehatan sebagian besar perilaku responden dalam memelihara
mengalami peningkatan pengetahuan dan meningkatkan kesehatan mereka
yaitu sebanyak 96 responden (96 %), sendiri.
pengetahuan tetap sebanyak 1
responden (1%) dan menurun Tabel 4.3 Pengetahuan remaja tentang
sebanyak 4 responden (4 %). HIV/AIDS sebelum dan setelah
pendidikan Kesehatan pada remaja
Tabel 4.2 Pengetahuan Remaja tentang kelas XI SMA N 2 Yogyakarta
HIV/AIDS Sebelum Mengikuti
Pendidikan Kesehatan pada Remaja Indikator M M Rata- P
Kelas XI di SMA N 2 Yogyakarta Pre Post rata
Pengetahuan 72,23 90,52 18,29 0,000
Pengetahuan N Me Min Max
Pengetahuan 100 72,23 39 89
Pretest Sumber: Data Primer Diolah, 2017
Sumber: Data Primer Diolah, 2017 Hasil penelitian berdasarkan
Berdasarkan tabel 4.4 tabel diatas diketahui bahwa nilai
pengetahuan pretest menunjukan mean pretest sebesar 72,23 dan
bahwa sampel sebanyak 100 posttest sebesar 90,52 dengan selisih
responden dengan nilai mean pretest rerata 18,29. Hasil statistik
72,23 nilai minimal 39 dan nilai membuktikan ada pengaruh
maksimal 89. Hasil nilai diatas pendidikan kesehatan terhadap
menunjukkan nilai yang cukup baik pengetahuan remaja HIV/AIDS pada
sebelum mengikuti pendidikan siswa kelas XI SMA N 2 Yogyakarta
kesehatan dikarenakan sebagian dimana nilai p-value 0,000.
responden sudah mengetahui tentang 1. Pengetahuan Remaja tentang
HIV/AIDS yang didapatkan antara HIV/AIDS Sebelum Mengikuti
lain dari media massa seperti televisi Pendidikan Kesehatan pada
dan internet, dari tenaga kesehatan, Remaja Kelas XI di SMA N 2
guru, saudara, dan orang tua Yogyakarta
Hasil penelitian tentang
Tabel 4.2 Pengetahuan Remaja pengetahuan HIV/AIDS sebelum
tentang HIV/AIDS Setelah Pendidikan diberikan pendidikan kesehatan pada
Kesehatan pada Remaja Kelas XI siswa kelas XI SMA N 2 Yogyakarta
SMA N 2 Yogyakarta. menunjukan nilai rata–rata yaitu
sebesar 72,23 dengan nilai minimal 39
dan maksimal 89. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang seseorang. Adanya informasi baru
sangat penting untuk terbentuknya mengenai sesuatu hal memberikan
tindakan seseorang. Pengetahuan landasan kognitif baru bagi
seseorang tentang suatu objek terbentuknya pengetahuan terhadap
mengandung dua aspek yaitu aspek hal tersebut
positif dan aspek negatif. 2. Pengetahuan Remaja tentang
(Notoatmodjo ,2007). HIV/AIDS Setelah Mengikuti
Berdasarkan hasil penelitian Pendidikan Kesehatan pada
tersebut dapat diketahui bahwa nilai Remaja Kelas XI di SMA N 2
rata– rata responden sebelum Yogyakarta.
diberikan pendidikan kesehatan sudah Hasil penelitian pengetahuan
cukup baik yaitu 72,23 %, walaupun setelah diberikan pendidikan
ada salah seorang yang pengetahuan kesehatan HIV/AIDS mengalami
nya masih kurang, hal ini ditunjukan peningkatan yaitu dari nilai rata – rata
dengan nilai minimum atau terendah responden 72, 23 dengan nilai minimal
responden sebesar 39. Hal ini 39 dan maksimal 89 menjadi nilai
dikarenakan ada beberapa faktor yang rata-ratanya 90,52 dengan nilai
mempengaruhi pengetahuan antara minimum 71 dan maksimum 100.
lain pendidikan, media massa / Data tersebut menunjukkan adanya
informasi, sosial budaya dan ekonomi, peningkatan pengetahuan siswa
Lingkungan, Pengalaman, dan usia tentang HIV/AIDS. Seperti yang
(Notoatmodjo, 2007). dikemukakan Tribowo dan
Media massa sebagai sarana Pusphandani (2015) bahwa pendidikan
komunikasi berbagai bentuk seperti kesehatan merupakan semua kegiatan
televise, surat kabar, majalah dan lain untuk memberikan dan atau
– lain yang mempunyai pengaruh meningkatkan pengetahuan, sikap, dan
dalam menambah pengetahuan. Hal ini praktik masyarakat dalam memelihara
sejalan dengan yang dikemukakan dan meningkatkan kesehatan mereka
Notoatmodjo (2007), bahwa media sendiri. Hal ini sejalan dengan
massa mempengaruhi pengetahuan. penelitian yang dilakukan oleh
Informasi yang diperoleh baik dari Xiaohui Gao, et. al, mengungkapkan
pendidikan formal maupun non formal bahwa setelah intervensi, semua siswa
dapat memberikan pengaruh jangka memiliki perbaikan yang signifikan
pendek (immediate impact) sehingga dalam pengetahuan dan sikap tentang
menghasilkan perubahan atau HIV/AIDS (p = 0,05), hal ini
peningkatan pengetahuan. Majunya
menunjukkan bahwa intervensi
teknologi akan tersedia bermacam-
macam media massa yang dapat pendidikan meningkatkan
mempengaruhi pengetahuan pengetahuan siswa secara signifikan
masyarakat tentang inovasi baru. dan mengubah sikap positif. Melalui
Sebagai sarana komunikasi, berbagai pendidikan kesehatan maka akan
bentuk media massa seperti televisi, memberikan kemudahan untuk
radio, surat kabar, majalah, memahami materi tentang HIV/AIDS
penyuluhan dan lain-lain mempunyai yang dapat berpengaruh terhadap
pengaruh besar terhadap pembentukan sikap pencegahan responden. Sesuai
opini dan kepercayan orang. Dalam dengan teori Triwibowo dan
penyampaian informasi sebagai tugas Pusphandi (2015) bahwa dalam proses
pokoknya, media massa membawa pendidikan kesehatan terdapat tahap
pula pesan-pesan yang berisi sugesti motivasi yang berarti diharapkan
yang dapat mengarahkan opini individu/masyarakat memiliki
motivasi untuk melaksanakan perilaku
dan sikap yang dianjurkan pada ia percayai dan sesuai dengan sistem
kegiatan tersebut yang mengarah pada nilai yang dianutnya (Azwar, 2008).
sikap pencegahan HIV/AIDS. Siswa Hal ini sesuai dengan penelitian
yang memiliki pengetahuan yang baik yang dilakukan Kimani, Kara, and
tentang HIV/AIDS maka selanjutnya Nyala (2012), mengemukakan bahwa
akan dapat terbentuk sikap yang lebih pendidikan kesehatan HIV/AIDS
baik. Faktor pengetahuan yang dapat memberikan pengaruh yang
dimiliki responden memegang peranan bermakna pada pengetahuan tentang
penting dalam penentu sikap yang praktik perilaku seksual dalam
utuh. Pengetahuan tersebut akan mencegah penyakit, mencegah
membentuk kepercayaan yang sifatnya penyalahgunaan obat serta menunda
akan memberikan dasar pembentukan untuk melakukan hubungan seksual.
sikap, maka harus memberikan kesan Pendidikan kesehatan yang efektif
yang kuat. menjadi tanggung jawab bagi individu
Berdasarkan analisa penelitian untuk mencapai kesehatannya.
terdapat peningkatan nilai rata – rata, Program pendidikan kesehatan yang
nilai minimum dan nilai maksimum diperlukan individu dapat memberikan
responden sesudah diberikan informasi yang diperlukan dalam
pendidikan kesehatan tentang mengambil keputusan tentang
HIV/AIDS. Dari uraian diatas dapat kesehatan reproduksinya. Hal ini
disimpulkan bahwa pemberian sesuai dengan hasil penelitian yang
perlakuan berupa pendidikan dilakukan oleh Jung, Arya, and
kesehatan mempengaruhi Viswanath (2013), mengemukakan
pengetahuan seseorang. bahwa pendidikan kesehatan
3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan mempunyai pengaruh yang positif
Terhadap Pengetahuan Remaja pada kesadaran tentang HIV/AIDS
tentang HIV/AIDS pada dan peningkatan pengetahuan cara
Remaja Kelas XI SMA N 2 penularan dan sikap pencegahan
Yogyakarta HIV/AIDS. Artinya semakin baik
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan yang diberikan
pendidikan kesehatan tentang semakin baik pengetahuan seseorang
HIV/AIDS berpengaruh terhadap terhadap pencegahan HIV/AIDS.
pengetahuan remaja tentang Peran tenaga kesehatan akan
HIV/AIDS pada remaja kelas XI SMA pentingnya pendidikan kesehatan
N 2 Yogyakarta Hal ini dapat dilihat sangat penting untuk meningkatkan
dari peningkatan rerata nilai sebelum pengetahuan, sikap dan perilaku
pendidikan kesehatan dengan nilai seseorang. Pendidikan kesehatan
72,23 dan rerata nilai sesudah tentang kesehatan reproduksi sangat
diberikan pendidikan kesehatan penting diberikan oleh remaja. Hal ini
dengan nilai 90,52 dengan selisih sesuai yang dikemukakan oleh Marmi
rerata 18,29. Hasil uji statistik juga (2014) bahwa masa remaja yang
menunjukkan nilai p value  0,05, merupakan masa transisi dari masa
sehingga dapat disimpulkan bahwa anak – anak ke dewasa membuat rasa
ada pengaruh pendidikan kesehatan ingin tahu mereka tinggi. Pengetahuan
terhadap pengetahuan remaja tentang yang kurang akurat tentang kesehatan
HIV/AIDS. Peningkatan yang terjadi reproduksi remaja terutama tentang
menyatakan bahwa individu menerima seksual termasuk HIV/AIDS yang
pengaruh dan bersedia bersikap membuat masalah pada remaja dan
menuruti pengaruh itu dikarenakan akan berpengaruh terhadap sikap
sikap tersebut sesuai dengan apa yang remaja. Jika remaja dapat memberikan
sikap positif maka dapat 0,000 sehingga p value < 0,05.
meminimalisir terjadinya HIV/AIDS Nilai selisih rata – rata antara
pada remaja. sebelum dan sesudah mengikuti
Pengetahuan merupakan faktor pendidikan kesehatan cukup banyak
penentu yang penting untuk mengubah yaitu hanya 18,29 begitu juga dengan
perilaku kesehatan (Viswanath, nilai minimal dan maksimal sebelum
Ramanadhan, and Kontos, 2007). Ada dan sesudah dilakukan pendidikan
hubungan yang signifikan antara kesehatan. Hal ini dikarenakan ada
penggunaan media pembelajaran pada beberapa faktor yang mempengaruhi
pendidikan tentang HIV/AIDS dan pengetahuan antara lain pendidikan,
dapat meningkatkan pengetahuan media massa / informasi, sosial
remaja tentang penyakit HIV/AIDS budaya dan ekonomi, Lingkungan,
(Adekola, 2010). Pentingnya media Pengalaman, dan usia (Notoatmodjo,
massa dalam promosi kesehatan dalam 2007). Faktor yang menyebabkan
pencegahan penyakit, penggunaan selisih nilai responden antara pretest
media sangat berpengaruh terhadap dan posttest yang tidak begitu jauh
peningkatan pengetahuan dan antara lain dari media massa karena
perubahan perilaku kesehatan (Li, responden sudah pernah terpapar
Rotheram-Borus, Lu, Wu, Lin, et al. media massa sebelumnya dan melalui
2009). Okoli (2008), menyatakan media massa mereka mendapatkan
bahwa pendidikan akan mencapai informasi tentang HIV/AIDS yang
tujuan lebih baik bila didukung atau dapat meningkatkan pengetahuan
menggunakan media pembelajaran. mereka.
Sharma (2008), mengemukakan
bahwa program pendidikan tentang SIMPULAN DAN SARAN
HIV/AIDS bisa meningkatkan Simpulan
pengetahuan masyarakat tentang 1. Pengetahuan tentang HIV/AIDS
HIV/AIDS pada remaja kelas XI SMA N 2
Penelitian yang dilakukan oleh Yogyakarta, sebelum diberikan
Medley, Kennedey dan Sweat (2009) pendidikan kesehatan nilai rata –
menyatakan bahwa efektivitas ratanya adalah 72,23 nilai
program pendidikan kesehatan dalam minimum 39 dan nilai maksimum
meningkatkan pengetahuan remaja 89.
Nigeria tentang HIV/AIDS 2. Pengetahuan tentang HIV/AIDS
memberikan pengaruh yang positif pada remaja kelas XI SMA N 2
karena hasil uji statistik menunjukkan Yogyakarta setelah diberikan
p value 0,000. Dampak perubahan pendidikan kesehatan nilai rata –
sikap setelah diberikan pendidikan ratanya adalah 90,52 nilai
kesehatan karena dapat meningkatkan minimum 71 dan nilai maksimum
pengetahuan seseorang sehingga orang 100.
tersebut dapat memahami tentang 3. Pengetahuan tentang HIV/AIDS
sikap pencegahan HIV/AIDS. pada remaja kelas XI SMA N 2
Penelitian ini dari hasil kuesioner Yogyakarta sebelum dan setelah
pretest dan posttest peneliti diberikan pendidikan kesehatan
menemukan adanya pengaruh HIV/AIDS yaitu nilai rata – rata
pendidikan kesehatan terhadap dari 72,23 menjadi 90,52 terdapat
pengetahuan remaja tentang selisih rerata sebesar 18,29
HIV/AIDS pada remaja kelas XI SMA 4. Ada pengaruh yang signifikan
N 2 Yogyakarta. Dari hasil uji statistik antara pendidikan kesehatan
menggunakan paired t test nilai p = terhadap Pengetahuan tentang
HIV/AIDS pada remaja kelas XI Arikunto, S. 2010. Prosedur
SMA N 2 Yogyakarta hal ini Penelitian Suatu Pendekatan
ditunjukkan dari hasil uji statistik Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
menggunakan paired t test nilai p Azwar, S., 2008. Sikap Manusia Teori
value sebesar 0,000 < 0,05. dan pengukurannya, Pustaka
Saran Pelajar, Yogyakarta.
1. Remaja Budiarto, E. 2010. Biostatistik Untuk
Diharapkan remaja termasuk Kedokteran dan Kesehatan
siswa SMA N 2 Yogyakarta Masyarakat. Jakarta: EGC
diharapkan lebih aktif lagi dalam Emilia, O. 2008. Promosi Kesehatan
menggali informasi yang benar Dalam Lingkup Kesehatan
tentang kesehatan reproduksi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka
remaja khususnya tentang Cendekia
HIV/AIDS. Adanya informasi yang Ganga Mahat, Mary Ann Scoloveno
jelas dan benar akan meningkatkan dan Cynthia Ayres. (2011).
pengetahuan yang baik pada remaja HIV/AIDS Knowledge and Self-
tentang HIV/AIDS sehingga kasus Efficacy Among Nepalese
HIV/AIDS pada remaja dapat Adolescents: A Peer Education
diminimalisir. Program, Research and Theory
2. Bagi Insitusi Tempat Penelitian for Nursing Practice: An
Diharapkan SMA Negeri 2 International Journal, Vol. 25,
Yogyakarta dapat memberikan No. 4, 2011.
fasilitas pendidikan kesehatan Hidayat, A. A. 2011. Metode
reproduksi remaja salah satunya Penelitian Kebidanan Dan Teknik
mengenai HIV/AIDS melalui Analisis Data. Jakarta: Salemba
bimbingan konseling yang telah Medika.
ada. Kegiatan ekstrakulikuler yang Jung M, Arya M, dan Viswanath K.
berhubungan dengan kesehatan (2013). Effect of Media Use on
seperti PMR dapat dimanfaatkan HIV/AIDS-Related Knowledge
misalnya dengan memberikan and Condom Use in Sub-Saharan
pendidikan kesehatan tentang Africa: Media Use and HIV/AIDS,
kesehatan reproduksi termasuk International Journal Sub-
HIV/AIDS yang merupakan salah Saharan Africa, 8. (7).
satu upaya pencegahan HIV/AIDS. Kimani, GN. Kara, ML. dan Nyala,
3. Bagi Insitusi Pendidikan ML. (2012). Students’ Sexual
Diharapkan hasil penelitian ini Behaviour in the Context of
dapat dijadikan sebagai bahan HIV/Aids Education in Public
bacaan dan bahan referensi bagi Secondary Schools: A Case for
perpustakaan Universitas „Aisiyah Kangudo Division, Kenya,
Yogyakarta. International Journal of
Humanities and Social Science, 2
DAFTAR PUSTAKA (23) December.
Li L. Rotheram-Borus, M.J. Lu Y. Wu
Adekola G. 2010. The Impact of
Z. Lin C., 2009. Mass media and
Instructional Media on the
HIV/AIDS in China. J Health
Education of Youths on HIV/AIDS
Commun, (14), p. 424–38.
in Nigeria Urban Communities.
Lukaningsih, Z., 2010.Pengembangan
International Journal of Scientific
KepribadianUntuk Mahasiswa
Research in Education, 3 (1), p.
Kesehatan dan Umum, Nuha
64–72.
Medika, Yogyakarta.
Medley A, Kennedy C, O‟Reilly Swarjana, I. K. 2013. Metodologi
K. dan Sweat M. (2009). Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Effectiveness of Peer Education Penerbit Andi.
Interventions for HIV Prevention Swenson, Rebecca R, et all. 2010. HIV
in Developing Countries: A
Systematic Review and Meta- Knowledge and Its Contribution
Analysis, AIDS Education and to Sexual Health Behaviors of
Prevention, Guilford Press, Low-Income African American
21(3), 181–206. Adolescents .http://www.journaln
Mustikasari, E. N. Faktor ma.org/article/S0027-
Pencegahan HIV/AIDS Akibat 9684(15)30772-0/pdf diakses
Perilaku Berisiko Tertular pada tanggal 4 April 2016 pukul
pada Siswa SLTP. Fakultas 22.12 WIB
Ilmu Keperawatan Universitas Triwibowo, C dan Pusphandani, M E.,
Indonesia.
http://journal.ui.ac.id/index.php/ 2015. Pengantar Dasar Ilmu
hea lth/article/viewFile/360/356 Kesehatan Masyarakat Untuk
diakses pada tanggal 12 Mahasiswa Kesehatan Masyarakat,
Februari 2016 pukul 15.58 WIB Keperawatan, dan Kebidanan, Nuha
Notodmodjo. 2012. Metodologi Medika, Yogyakarta.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Viswanath K, Ramanadhan S, Kontos
Rineka Cipta. EZ. 2007. Mass media. In: Galea
Okoli NJ.2008. HIV/AIDS and S, (eds.). Macrosocial Determinants
Youths: Teaching of Population
Methods/Techniques, Awareness
Campaign and Community Health. NY: Springer.
Service in University of Port Wawan, dan Dewi. 2010.
Harcourt and Environs. A Paper Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku
Presented at the Workshop on Manusia. Yogyakarta: Nuha
the Integration of HIV/AIDS Medika.
into University Curriculum on Xiaohui Gao, et., al. (2011).
22nd July, 2008, at the Effectiveness of School-based
University of Port Harcourt Education on HIV/AIDSKnowledge,
Sharma M. 2008. Impact of Attitude, and Behavior among
Educational Intervention on SecondarySchool Students in Wuhan,
Knowledge Regarding HIV/AIDS
among Adults. J Nepal China. Plos One Volume 7 Issue 9
Health Res Counc, 6 (2).

Anda mungkin juga menyukai