Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Otonomi daerah memberikan kewenangan kepada setiap pemerintah

daerah dalam menyelenggarakan semua urusan pemerintahannya. Dalam

pelaksanaannya, pemerintah pusat mengalokasikan sejumlah dana setiap tahunnya

kepada pemerintah daerah sebagai pendapatan daerah untuk menggerakkan roda

pemerintahannya. Dana-dana tersebut nantinya akan menjadi dasar anggaran bagi

pemerintah daerah atau yang lebih dikenal dengan istilah Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah (APBD). Berdasarkan Undang-Undang Pemerintahan Daerah,

yaitu Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dengan perubahan terakhir Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015, APBD adalah rencana keuangan tahunan daerah

yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Selama ini, anggaran merupakan salah satu topik yang selalu menjadi

sorotan masyarakat karena pengelolaannya yang sangat menentukan nasib

mereka. Maka dari itu keberhasilan daerah dalam mengelola anggaran

mencerminkan kinerjanya dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat. Kinerja

secara umum merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian suatu kegiatan

dalam mewujudkan suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya

membutuhkan anggaran atau keuangan sebagai masukkan (input), sehingga

kinerja pemerintah dalam bidang anggaran merupakan sesuatu hal yang sangat

penting dan sebagai penentu kinerja-kinerja dalam bidang lainnya.

1
2

Untuk mengetahui kinerja pada suatu pemerintah daerah khususnya

kinerja dibidang keuangan tentunya membutuhkan suatu alat ukur, salah satunya

dapat dilakukan dengan menggunakan teknik analisis rasio. Menurut Ulum

(2012:30), penggunaan analisis rasio pada sektor publik belum banyak dilakukan,

sehingga secara teori belum ada kesepakatan secara bulat mengenai nama dan

kaidah pengukurannya. Meskipun demikian, dalam rangka pengelolaan keuangan

daerah yang transparan, jujur, demokratis, efektif, dan efisien, penggunaan

analisis rasio terhadap keuangan daerah perlu dilaksanakan walaupun kaidah

pengakuntansian dalam keuangan daerah berbeda dengan laporan keuangan yang

dimiliki sektor swasta.

Penelitian ini menggunakan rasio efektivitas dan rasio pertumbuhan dalam

menganalisis kinerja keuangan daerah karena kedua rasio tersebut dianggap sesuai

dengan unit yang dianalisis, yaitu Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan

Keindahan (DLHKK) Kota Banda Aceh. Rasio efektivitas mencerminkan ukuran

keberhasilan suatu organisasi mencapai tujuan, dalam hal ini tujuan yang

dimaksud yakni penerimaan PAD yang bersumber dari retribusi pelayanan

persampahan/ kebersihan. Selanjutnya rasio pertumbuhan menunjukkan ukuran

yang menggambarkan seberapa besar kemampuan organisasi dalam

mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai dari satu

periode ke periode lainnya.

Adapun permasalahan menyangkut penerimaan retribusi pelayanan

persampahan/kebersihan pada DLHKK Kota Banda Aceh yakni pencapaian target

penerimaannya masih belum maksimal. Akibatnya setiap tahun realisasi


3

pendapatan daerah yang bersumber dari retribusi pelayanan persampahan/

kebersihan selalu dibawah target yang telah ditetapkan, sehingga dikhawatirkan

tidak tercapainya target pertumbuhan pendapatan yang diharapkan. Gambaran

umum target dan realisasi pendapatan DLHKK Kota Banda Aceh selama tahun

anggaran 2016-2018 dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1
Target dan Realisasi Pendapatan Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan
Keindahan Kota Banda Aceh

Target Realisasi
Tahun Selisih Persentase
Pendapatan Pendapatan
2016 6.981.200.000 5.014.150.490 1.967.049.510 71,82%
2017 7.353.500.000 5.345.820.500 2.007.679.500 72,70%
2018 7.413.500.000 5.978.250.300 1.435.249.700 80,64%
Rata-Rata 7.249.400.000 5.446.073.763 1.803.326.237 75,05%
Sumber: DLHKK Kota Banda Aceh, (2019).

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat pencapaian target penerimaan retribusi

pelayanan persampahan/kebersihan pada DLHKK Kota Banda Aceh masih

dibawah target yang ditetapkan, dengan capaian rata-rata selama tahun 2016-2018

sebesar 75,05%. Hal ini mencerminkan kinerja instansi yang masih belum efektif

dalam memungut penerimaan asli daerah (PAD) yang bersumber dari retribusi

pelayanan persampahan/kebersihan. Disamping itu penerimaan retribusi yang

belum maksimal juga berdampak besar terhadap tingkat pertumbuhannya yang

melambat atau bahkan menurun, sehingga menunjukkan perkembangan kinerja

instansi yang melambat/menurun pula.

Berdasarkan hal tersebut, kiranya menarik untuk diteliti mengenai kinerja

keuangan DLHKK Kota Banda Aceh dalam upaya meningkatkan penerimaan

daerah yang bersumber dari retribusi pelayanan persampahan/kebersihan. Oleh


4

karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini, dengan judul “Analisis

Kinerja Keuangan Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Keindahan

Kota Banda Aceh Tahun 2016-2018”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan Dinas

Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Keindahan Kota Banda Aceh tahun 2016-

2018 yang ditinjau dari aspek efektivitas dan pertumbuhan pendapatan retribusi

pelayanan persampahan/kebersihan.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukan, maka yang

menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengevaluasi

kinerja keuangan Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan, dan Keindahan Kota

Banda Aceh tahun 2016-2018 yang ditinjau dari aspek efektivitas dan

pertumbuhan pendapatan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain, yaitu:

1) Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan

DLHKK Kota Banda Aceh, khususnya dalam hal penerimaan retribusi

pelayanan persampahan/ kebersihan. Selain itu, penelitian ini juga


5

memberi manfaat bagi peneliti dan masyarakat sebagai tambahan

pengetahuan dan wawasan mengenai pajak daerah.

2) Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk mendorong

pihak-pihak lain dalam melakukan penelitian sejenis yang lebih baik di

masa yang akan datang. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat

memperkaya khazanah ilmu pengetahuan bidang akuntansi, khususnya

menyangkut dengan keuangan daerah.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini terletak pada unit analisis, yaitu kinerja

keuangan DLHKK Kota Banda Aceh dalam memungut PAD yang bersumber dari

retribusi pelayanan persampahan/kebersihan dengan menggunakan rasio

efektivitas dan pertumbuhan sebagai indikator pengukurannya. Selain itu

penelitian ini juga dibatasi pada jangka waktu pengamatan, yaitu selama tahun

anggaran 2016-2018.

Anda mungkin juga menyukai