NIM : F0317041
1. Menurut opini kami, laporan keuangan terlampir menyajikan secara wajar, dalam semua hal
yang material, posisi keuangan, PT ABC tanggal 31 Desember 2010, serta kinerja keuangan
dan arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan di Indonesia
yaitu menjelaskan tentang konsep berbagai kesatuan usaha yang harus berdiri sendiri dan
sudah terpisah dari satu usaha atau individu lain. Jadi, segala hal yang berhubungan dengan
pencatatan akuntansi tentunya tidak diperkenankan dicampur adukkan dengan pencatatan
usaha atau individu lain bahkan itu jika adalah pemiliknya sendiri. Misalkan : Bank dan
Aktiva tetap yang tercantum dalam neraca sehingga diakui sebagai asset perusahaan adalah
bank atau aktiva tetap atas nama perusahaan sendiri.
Artinya adalah hanya sekedar mencatat transaksi yang telah dinyatakan dalam mata uang.
Mutu layanan pelanggan, prestasi pegawai dan lain-lain yang tidak bisa dinyatakan dalam
mata uang (Non kuantitif) tidak dapat dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan.
adalah penyajian laporan keuangan yang harus informatif (Relevan dan mudah untuk
dipahami).
Anggapan bahwa suatu entitas ekonomi berjalan berkesinambungan tanpa ada kejadian
pembubaran kecuali jika terdapat peristiwa tertentu yang dapat menyangkalnya.
7. Prinsip Mempertemukan
Biaya dipertemukan dengan pendapatan karena terdapat adanya biaya yang sudah
dimaksudkan. Konsep inilah yang akan menghasilkan nilai berupa penghasilan bersih selama
periode tertentu. Konsep ini sudah diterapkan umumnya ketika akan membuat jurnal
penyesuaian di mana akan ada pengakuan dan biaya yang sesungguhnya.
adalah Pendapatan merupakan kenaikan harta karena telah terjadinya kegiatan usaha seperti
penjualan, persewaan, penerimaan bagi hasil, dan lain sebagainya.
9. Prinsip Materialitas :
Materialitas berkaitan dengan dampak dari suatu item terhadap penyajian laporan keuangan
secara keseluruhan. Prinsip ini yang memungkinkan akuntan untuk menggunakan
pertimbangan profesionalnya dalam menentukan apakah suatu item tersebut termasuk
material atau tidak. Secara teori, suatu item akan dianggap sebagai material jika pencantuman
atau pengabaian item tersebut sudah mempengaruhi atau mengubah penilaian dari seorang
pengguna laporan keuangan.
Prinsip ini mengakui biaya yang mungkin akan terjadi tetapi tidak mengakui pendapatan
yang belum terjadi. “Pesimistis bagi seorang akuntan”.
untuk prinsip ini transaksi yang sejenis haruslah dicatat dan dilaporkan dengan metode yang
sama pada periode berikutnya. Kegunaan dari penerapan prinsip ini adalah agar laporan
keuangan dapat diperbandingkan (memiliki daya banding tersendiri). Hal ini tidak berarti
bahwa metode tersebut tidak boleh diubah. Jika perubahan metode dilakukan, sifat pengaruh
perubahan tersebut serta alasannya harus diungkapkan dalam catatan laporan keuangan pada
periode terjadinya perubahan.
Prinsip-prinsip akuntansi ini seharusnya sudah terlihat dalam laporan keuangan, sehingga
kualitas laporan keuangan belum dapat dipertanggungjawabkan dan digunakan seoptimal
mungkin dalam hal pengambilan keputusan.
Contoh : Perusahaan asuransi cenderung memiliki inherent risk tinggi terhadap akun beban
dan claim utang dikarenakan sudah diketahui kedua akun tersebut (akun beban dan claim
utang) memiliki inherent risk yang tinggi, maka auditor harus memastikan bahwa internal
control yang berlaku itu sudah baik atau belum, jika belum maka auditor akan melakukan
pengujian substantive dan pengujian bukti transaksi akan menjadi lebih banyak
4.
a. Kertas Kerja Pemeriksaan Pra Penugasan
1. INSTRUKSI UMUM
Daftar pertanyaan ini terdiri dari 22 pertanyaan umum mengenai kondisi-kondisi
yang berhubungan dengan risiko perikatan dan lingkungan pengendalian. Setiap
jawaban “YA” pada kolom “risiko perikatan” maupun “lingkungan pengendalian”
menunjukan keberadaan risiko perikatan atau kondisi-kondisi lingkungan
pengendalian yang memerlukan pertimbangan dan penjelasan lebih lanjut. beberapa
kondisi-kondisi berpengaruh baik terhadap penilaian risiko perikatan maupun
pemahaman lingkungan pengendalian namun beberapa kondisi mungkin hanya
berhubungan dengan satu kondisi saja. Oleh karenanya, kotak tanggapan telah
dihilangkan untuk beberapa pertanyaan guna menunjukkan bahwa kondisi tersebut
hanya relevan terhadap risiko perikatan atau dengan lingkungan pengendalian saja.
Jawaban atas pertanyaan umum ini harus didasarkan atas tanya jawab (yang mungkin
dapat didukung oleh pengamatan dan pemeriksaan), prosedur analitis dan
pengamatan.
2. INFORMASI TAHUN LALU
Ketika menggunakan informasi tahun lalu auditor harus mengidentifikasi apakah
telah terjadi perubahan penting yang rele&an dengan penugasan tahun ini.
3. KARAKTERISTIK DAN INTEGRITAS MANAJEMEN ATAU PEMILIK-
PENGELOLA
Apakah pengecekan latar belakang telah dilakukan pada saat membuat keputusan
menerima klien untuk suatu klien audit baru, atau ketika ada perubahan pada pemilik
untuk klien audit yang telah ada?
Risiko Lingkungan
No. Berdampak pada: Perikatan Pengendalian
Ya Tidak Ya Tidak
Karakteristik dan Integritas
Apakah auditor telah melakukan tanya
jawab mengenai karakteristik atau
integritas dari satu atau lebih anggota
1. manajemen atau pemilik pengelola
sehingga setiap representasi
manajemen atau pemilik-pengelola
dapat percaya?
Keseluruhan Komitmen terhadap
Laporan Keuangan yang Akurat
Apakah ada keraguan terhadap
komitmen manajemen atau pemilik
2.
pengelola atas pelaporan keuangan
yang dapat dipercaya?
Komitmen untuk Merancang dan
Memelihara suatu Proses Akuntansi
dan Sistem Informasi yang dapat
Dipercaya
Apakah ada pertimbangan yang
harus diperhatikan mengenai
komitmen dari manajemen untuk
3. merancang dan memelihara suatu
proses akuntansi dan sistem informasi
yang dapat dipercaya atau pengawasan
intern yang efektif?
4. ORGANISASI DAN STRUKTUR MANAJEMEN
Risiko Lingkungan
No. Berdampak pada: Perikatan Pengendalian
Ya Tidak Ya Tidak
Struktur Organisasi
Apakah struktur organisasi tidak
1. memadai dalam hubungannya dengan
ukuran dan sifat dari bisnis?
Struktur Manajemen dan Proses
Pengawasan, Supervisi, dan
Monitor
Apakah proses pengendalian
manajemen tidak memadai untuk
ukuran dan sifat bisnis, dan apakah
ada keraguan mengenai kemampuan
2. supervisi manajemen atau pemilik
pengelola dalam memonitor operasi
secara efektif serta mengendalikan
otoritas yang didelegasikan kepada
orang lain?
Metode pada saat Mengalihkan
Otoritas dan Tanggung Jawab
Apakah metode pada saat
mengalihkan otoritas dan tanggung
3.
jawab tidak sesuai dengan ukuran dan
sifat dari bisnis?
Metode Pengendalian Manajemen
Senior
Apakah auditor meragukan metode
pengendalian yang dilakukan oleh
4.
manajemen senior atau pemilik
pengelola?
Dampak dari Otomasi
5. Apakah sifat dan kegunaan otomasi
secara luas tidak sesuai dengan ukuran
dan sifat bisnis?
Aktivitas dari
Penanggungjawab/Dewan Direktur
atau Komite Audit
Apakah badan usaha ini mempunyai
suatu komite audit atau
6. penanggungjawab/dewan direktur
yang tidak sesuai dengan ukuran dan
sifat badan usaha tersebut?
6. HASIL KEUANGAN
Risiko Lingkungan
No. Berdampak pada: Perikatan Pengendalian
Ya Tidak Ya Tidak
Hasil Keuangan
Apakah manajemen atau pemilik
pengelola berada di bawah tekanan
1.
untuk melaporkan hasil keuangan
tertentu?
2. Apakah ada faktor yang menunjukkan
bahwa badan usaha ini mungkin tidak
dapat melanjutkan usahanya secara
berkesinambungan pada masa yang
akan dating?
5. Secara umum audit teknologi informasi adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari
infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat
berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan
pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis.
Terdapat standar dan panduan audit, diantaranya “audit charter, organisational indepence,
professional indepence, reasonable expectation, due professional care, proficiency, asertions,
criteria, engagement planning”
Jenis jenis prosedur audit :
Prosedur Audit Keuangan (TI)
a) Perencanaan audit (Audit Planning)
Langkah pertama dalam perencanaa audit adalah untuk menetapkan ruang lingkup dan
tujuan pemeriksaan. Pada audit laoran keuangan, pemeriksaan dilakukan oleh editor
(akuntan) ekstern dan independen terhadap laporan keuangan perusahaan, ditujukan kepada
para pemegang saham pihak lain terkait. Tujuan audit untuk menilai kelayakan atau
kewajaran (fairness) laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan.
b) Pemahaman sistem dan struktur pengendalian internnya
Pada tahap ini yang dilakukan adalah pemahaman terhadap sasaran yang akan ddiaudit,
pengumpulan informasi awal, dan identifikasi resiko, antara lain:
· Pemahaman sistem informasi untuk pelaksanaan transaksi
· Penentuan kemungkinan salah saji dalam tiap tahap pelaksanaan transaksi
· Penentuan aktivitas pengendalaian untuk deteksi salah saji
· Penentuan prosedur audit untuk deteksi efektivitas aktiviasi pengendalian
· Penyusunan program audit pengendalian
c) Pengumpulan bukti audit
Bukti audit dikumpulkan dengan sejumlah instrumen audit, pengujian, dan prosedur yang
bermacam-macam
d) Evaluasi bukti pemeriksaan
Setelah bukti-bukti audit dikumpulkan, auditor mengevaluasi bukti audit tersebut sesuai
dengan tujuan dari audit dan kemudian:
· Dilakukan tests of controls yang bertujuan untuk mengetahui apakah pengendalian yang
ada telah dilakukan dengan prosedur yang telah ditetapkan.
· Dilakukan substantive test, yang terdiri dari:
a. Tests of transactions yang bertujuan untuk mengevaluasi apakah terdapat kekeliruan
atau kesalahan
b. Tests of balances or overall results yang bertujuan untuk menjamin laporan keuangan
yang dihasilkan adalah benar dan akurat
e) Komunikasi hasil pemeriksaan
Segera setelah pekerjaan pemeriksaan diselesaikan dan diperoleh kesimpulan pendapat
auditor, perlu disiapkan laporan hasil audit mengenai temuan-temuan dan rekomendasi-
rekomendasinya. Dalam penyelesaian audit (completion of the audit) dibuat kesimpulan dan
rekomendasi untuk dikomunikasikan pada manajemen.
6. A. Saldo persediaan barang dagang yangg wajar disajikan adalah sebesar Rp.10.000.000,
karena brg konsinyasi bukan merupakan kepemilikan kita shingga harus dikeluarkan, dan
barang rusak berarti suadah tidak bisa dijual sehingga harus dibebankan
Perhitungan HPP :
Persediaan awal (1/1) Rp 5.000.000
Pembelian Rp 15.000.000
Barang tersedia untuk dijual Rp 20.000.000
Persediaan akhir (31/12) (Rp 10.000.000)
HPP Rp 10.000.000
B. Jurnal Koreksi
HPP Rp 11.000.000
Persediaan Rp 11.000.000
Penghapusan
Persediaan Rp 11.000.000
HPP Rp 11.000.000
Perhitungan saya
HPP Rp 10.000.000
Persediaan Rp 10.000.000
7. Sebagai seorang akuntan yang memiliki kode etik profesi, praktik rekayasa pelaporan yang
menyalahi aturan PABU dan mengandung unsur kesengajaan dalam kekeliruan tidak dapat
dibenarkan. Maka saya sebagai akuntan tidak akan bersedia melakukan hal tersebut, karena
resiko di kemudian hari, jika kesalahan tersebut terungkap, maka kredibilitas saya sebagai
akuntan akan terancam, dan sangat mungkin izin praktik profesi juga dicabut bahkan dapat
diknai sanksi pidana. Hal ini tidak sebanding dengan imbalan 5 juta untuk melakukan
pelaporan tersebut.
8. PERSAMAAN
A.Auditor dalam laporan auditnya harus prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip.
B. Auditor dalam laporan auditnya harus mengidentifikasi mengenai keadaan dimana
prinsip akuntansi tidak secara konsisten diikuti selama periode berjalan dibandingkan
dengan periode sebelumnya.
C.Jika auditor menetapkan bahwa pengungkapan secara informatif belum memadai,
auditor harus menyatakannya dalam laporan audit.
D.Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau menyatakan bahwa suatu pendapat tidak dapat diberikan. Jika
auditor tidak dapat memberikan suatu pendapat, auditor harus menyebutkan alasan-
alasan yang mendasarinya dalam laporan auditor. Dalam semua kasus jika nama seorang
auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, auditor ini harus secara jelas (dalam laporan
auditor) menunjukkan sifat pekerjaannya, jika ada, serta tingkat tanggung jawab yang
dipikul oleh auditor bersangkutan
PERBEDAAN
Untuk audit pertama kali bisa dibedakan sebagai berikut:
A. Jika tahun sebelumnya perusahaan sudah di audit oleh kantor akuntan lain, saldo awal
aset tetap bisa dicocokkan dengan laporan akuntan terdahulu dan kertas kerja
pemeriksaan akuntan tersebut.
B. Jika tahun-tahun sebelumnya perusahaan belum pernah di audit, akuntan publik harus
memeriksa mutasi penambahan dan pengurangan aset tetap sejak awal berdirinya
perusahaan, untuk mengetahui apakah pencatatan yang dilakukan perusahaan untuk
penambahan dan pengurangan aset tetap, serta metode dan perhitungan penyusutan aset
tetap dilakukan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia (SAK/ETAP/
IFRS). Tentu saja pemeriksaan mutasi tahun-tahun sebelumnya dilakukan secara test
basis dengan mengutamakan jumlah yang material.
Ketika mengaudit klien lama, fokus hanya pada aktivitas tahun berjalan karena
aset yang didapat di tahun-tahun terdahulu telah menjadi subjek dari prosedur audit
pada waktu perolehan.
9. AUDIT KEUANGAN
1. Standar Umum
Standar umum berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya sehingga
bersifat pribadi. Standar ini mencakup tiga bagian diantaranya:
1. Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang mempunyai keahlian dan
pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor.
Seorang auditor diharapkan senantiasa bertindak sebagai seorang yang ahli dalam
bidang akuntansi dan pada bidang audit. Keahlian auditor bisa didapat melalui pendidikan
formal ditambah dengan pengalaman-pengalaman yang didapatkan saat mengikuti pelatihan
teknis yang cukup. Auditor junior atau asisten auditor yang baru memasuki karir bidang
auditing harus mendapatkan pengalaman profesionalnya dengan mendapatkan supervisi
yang memadai serta review atas pekerjaan yang diterima dari atasan yang lebih
berpengalaman.
Pelatihan yang didapatkan maksudnya mencakup pelatihan kesadaran untuk secara terus
menerus mengikuti perkembangan yang terjadi pada bidang bisnis dan profesinya. Auditor
harus mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan baru dalam prinsip akuntansi dan
standar auditing yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia.
2. Auditor harus mempertahankan mental dari segala hal yang berhubungan dengan
perikatan, independensi.
Pada standar ini mewajibkan bagi auditor bersikap independen dalam arti seorang auditor
tidak boleh dipengaruhi oleh oknum tertentu karena pekerjaannya sangat berguna untuk
kepentingan umum. Masyarakat umum pun memberikan kepercayaan atas sikap
independensi auditor yang sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik.
Sikap intelektual dan jujur sangat dijunjung tinggi sebagai profesi auditor. Profesi
akuntan publik telah menetapkan aturan yang disebut sebagai Kode Etik Akuntan Indonesia
agar setiap anggota menjaga diri dari kehilangan kepercayaan dan persepsi independensi
dari masyarakat. Sebenarnya sikap independensi secara intristik adalah masalah mutu
pribadi, sehingga buan merupakan aturan yang dirumuskan untuk diuji secara objektif.
2. Tak hanya memperhatikan standar auditing saja, pemahaman yang memadai atas
pengendalin intern sangat dibutuhkan untuk merencanakan audit dan menentukan
sifat
AUDIT KINERJA
1. Standar Audit
Terdapat tiga pembahasan mengenai standar audit yaitu : standar umum, standar
pekerjaan lapangan audit kinerja dan standar pelaporan audit kinerja.
a. Standar Umum
1) Standar Umum Pertama ( Persyaratan kemampuan atau keahlian )
“Staf yang ditugasi melaksanakan audit harus secara kolektif memiliki kecakapan
profesional yang memadai untuk tugas yang disyaratkan”.
Staf harus memiliki pengetahuan yang mendalam tentang audit pemerintahan,
keadaan khas yang diaudit, serta kaitannya dengan sifat dari jenis audit yang
dilaksanakan.
2) Standar Umum Kedua ( independensi )
“Dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan audit, organisasi atau lembaga
audit dan auditor, baik pemerintah maupun akuntan publik harus independen (secara
organisasi maupun pribadi), bebas dari gangguan independensi, baik yang bersifat
pribadi atau yang berasal dari luar pribadinya (eksternal), serta harus dapat
mempertahankan sikap dan penampilan yang independen”
Organisasi atau lembaga audit dan para auditornya bertanggungjawab untuk
dapat mempertahankan independensinya sedemikian rupa sehingga pendapat,
kesimpulan, pertimbangan atau rekomendasi dari audit dipandang tidak memihak
oleh pihak ketiga yang memiliki pengetahuan mengenai hal itu.
3) Standar Umum Ketiga (penggunaan kemahiran secara cermat dan seksama)
“Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya secara cermat dan saksama”.
Penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan saksama berarti
menggunakan pertimbangan yang sehat dalam menentukan lingkup audit, memilih
metodologi dan memilih pengujian serta prosedur untuk melaksanakan audit.
4) Standar Umum Keempat ( pengendalian mutu )
“Setiap organisasi atau lembaga audit yang melaksanakan audit berdasarkan SAP
harus memiliki sistem pengendalian internal yang memadai. Sistem tersebut harus
ditinjau oleh pihak lain yang kompeten (pegendalian mutu eksternal)”.
Penilaian atas pengendalian mutu audit oelh pihak luar yang kompeten adalah
untuk menentukan apakah sistem pengendalian internal atas mutu audit sudah dibuat
dan dilaksanakan dengan efektif, sehingga dapat memberikan keyakinan yang
memadai bahwa kebijakan dan prosedur audit yang telah ditetapkan dan standar audit
yang berlaku dipatuhi.
b. Standar Pekerjaan Lapangan Audit Kinerja
1) Standar Pekerjaan Lapangan Pertama ( perencanaan )
“Pekerjaan harus direncanakan secara memadai”
2) Standar Pekerjaan Lapangan Kedua ( supervisi )
“Staf harus diawasi (disupervisi) dengan baik”
3) Standar Pekerjaan Lapangan Ketiga ( kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan)
“Apabila hukum, peraturan perundang-undangan, dan persyaratan kepatuhan
lainnya merupakan hal yang signifikan bagi tujuan auditor, maka auditor harus
merancang audit tersebut untuk memberikan keyakinan yang memadai mengenai
kepatuhan tersebut. Dalam sistem audit kinerja, auditor harus waspada terhadap
situasi atau transaksi yang dapat menjadi indikasi akan adanya unsur perbuatan
melanggar/melawan hukum atau penyalahgunaan wewenang”
4) Standar Pekerjaan Lapangan Keempat (pengendalian manajemen)
“Auditor harus benar-benar memahami pengendalian manajemen yang relevan
dengan audit. Apabila pengendalian manajemen signifikan terhadap tujuan audit,
maka auditor harus memperoleh bukti yang mencukupi untuk mendukung
pertimbangannya mengenai pengendalian tersebut”
Hal ini dilakukan untuk tetap memisahkan pos2 kegiatan operasional dengan nonoperasional
agar pelaporan lebih relevan
Hal ini dilakukan untuk tetap memisahkan pos2 kegiatan operasional dengan nonoperasional
agar pelaporan lebih relevan
Namun karena piutang pemegang saham sudah 5 tahun belum juga dibayar, sangat
dianjurkan untuk dilakukan pula pencadangan piutang tak tertagih
Jurnal:
Cadangan kerugian piutang Rp10.000.000
Piutang lain2 Rp10.000.000
Hal ini dilakukan untuk menampilkan adanya besar kemungkinan piutang tidak tertagih
sehingga proporsi jumlah piutang tertagih dapat dilaporkan secara wajar