-Hukum Adat merupakan seperangkat norma dan aturan adat/kebiasaan yang berlaku di suatu wilayah.
Misalnya di perkampungan pedesaan terpencil yang masih mengikuti hukum adat. Hukum adat juga
berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakatnya dari zaman ke zaman, namun proses dalam
perkembangan itu berbeda-beda. Ada yang cepat dan ada pula yang lambat sesuai dengan
perkembangan masyarakat tertentu.
-Sistem hukum adat bersumber dari peraturan-peraturan hukum yang tidak tertulis dan tumbuh
berkembang lalu dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya.
-Sistem Hukum adat secara tidak sadar dibuat oleh masyarakat itu sendiri, karena berasal dari tingkah
laku yang dilakukan secara terus-menerus dan berulang.
-Sistem Hukum adat hanya terdapat dalam lingkungan kehidupan sosial di Indonesia dan negara-negara
asia lainnya seperti Cina, India, Jepang, dan negara lainnya.
Hukum adat ini mengatur tentang susunan dari dan ketertiban dalam persekutuan-persekutuan hukum
(rechtsgemenschappen) serta susunan dan lingkungan kerja alat-alat perlengkapan, jabatan-jabatan dan
pejabatnya.
C. Hukum perhutangan (hak-hak atasan, transaksi-transaksi tentang benda selain tanah dan jasa)
Memuat peraturan-peraturan tentang berbagai delik dan reaksi masyarakat terhadap pelanggaran
hukum pidana itu.
-Yang berperan dalam melaksanakan sistem hukum adat adalah pengemuka adat. Pengemuka adat
sebagai pemimpin yang disegani mempunyai pengaruh besar terhadap lingkungan bermasyarakat.
Pengemuka adat dianggap sebagai orang yang paling mampu menjalankan dan memelihara peraturan
serta selalu ditaati oleh anggota masyarakatnya
-Perkembangan sistem hukum adat dipengaruhi oleh penjajahan Belanda karena pada saat itu
mengalami banyak perubahan sebagai akibat dari politik Hukum yang ditanamkan oleh pihak Belanda.
Hukum Islam
-Agama Islam dengan sengaja diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril kepada nabi Muhammad
dengan maksud menyusun ketertiban dan keamanan serta keselamatan umat manusia. Dasar-dasar
hukum islam mengatur mengenai segi pembangunan, politik, sosial ekonomi, dan budaya.
1. Qur'an
Merupakan kitab suci dari kaum muslimin yang diwahyukan oleh Allah kepada nabi Muhammad rasul
Allah dengan perantara malaikat Jibril.
2. Sunnah Nabi
Tata cara hidup dari nabi Muhammad atau cerita-cerita (hadis) mengenai nabi Muhammad
3. Ijma
Kesepakatan para ulama besar tentang suatu hal dalam cara bekerja
4. Qiyas
Analogi dalam mencari sebanyak mungkin persamaan antara dua kejadian. Hal itu dilakukan dengan
menciptakan atau menarik suatu garis hukum baru dari garis hukum lama dengan maksud
pemberlakuan baru kepada suatu keadaan karena persamman yang ada didalamnya.
-Sistem hukum Islam awalnya dianut oleh masyarakat Arab, kemudian berkembang ke negara-negara
lain yang terletak di Asia, Afrika, Eropa, dan Amerika secara individual maupun kelompok.
-Berdasarkan sumber hukumnya, sitem hukum islam dalam "Hukum Fikh" terdiri dari dua pokok hukum,
yaitu:
Cara-cara menjalankan upacara tentang kebaktian terhadap Allah seperti puasa, shalat, zakat, dan
menjalankan haji. Kelima kegiatan menjalankan upacara kebaktian kepada Allah itu disebut "Al-Arkanul
Islam Al-Hamzah"
A. Muamalat
Tata tertib hukum dan peraturan mengenai hubungan antarmanusia dalam bidang jual beli, sewa-
menyewa, perburuhan, hukum tanah, hukum perikatan, hak milik, hak kebendaan dan hubungan
ekonomi pada umumnya.
B. Nikah
Membentuk sebuah keluarga yang terdiri dari syarat-syarat dan rukun-rukunnya, hak dan kewajiban,
dasar-dasar perkawinan monogami dan akibat akibat hukum perkawinan.
C. Jinayat
Hukum pidana yang meliputi ancaman hukuman terhadap hukum Allah dan tindak pidana kejahatan.
-Lalu dalam perkembangan Hukum Islam, lahir cabang hukum lainnya, yaitu:
1. Aqdiyah
Peraturan hukum pengadilan meliputi kesopanan hakim, saksi, beberapa hak peradilan, dan cara-cara
memerdekakan budak belian (kalau masih ada)
2. Al-Khilafah
Mengatur mengenai kehidupan bernegara, meliputi bentuk negara dan dan dasar-dasar pemerintahan,
hak dan kewajiban warga negara, kepemimpinan, dan pandangan Islam terhadap pemeluk agama lain.
Alasan sistem Civil Law menganut paham kodifikasi adalah karena kepentingan politik Imperium
Romawi, dan kepentingan-kepentingan lainnya di luar itu. Kodifikasi diperlukan untuk menciptakan
keseragaman hukum dan agar kebiasaan yang telah ditetapkan sebagai hukum berlaku umum, bisa
berubah menjadi peraturan yang tertulis. Pada saat itu kekaisaran romawi dipimpin oleh Justianus.
Menurut pendapat Paul Scholten "maksud pengorganisasian organ-organ negara Belanda tentang
adanya pemisahaan antar kekuasaan membuat undang-undang, kekuasaan peradilan dan sistem kasasi
serta kekuasaan eksekutif, dan tidak dapatnya kekuasaan yang satu mencampuri urusan kekuasaan
lainnya, dengan cara tersebut maka terbentuklah yurisprudensi".
Pada sistem ini hakim mempunyai peran besar dalam mengarahkan dan memutus suatu perkara. Hakim
bersifat aktif dalam menemukan fakta hukum dan cermat dalam penilaian bukti. Hakim di dalam sistem
Hukum Perdata berusaha untuk mendapatkan gambaran lengkap dari peristiwa yang dihadapainya sejak
awal. Sistem ini mengandalkan profesionalisme dan kejujuran hakim.
Dalam perbincangan mengenai peraturan perundang-undangan terdapat adanya hierarki dan asas
prefensi. Hierarki merujuk pada tata urutan peraturan perundang-undangan yang berada pada urutan
lebih tinggi. Adapun asas prefensi merujuk pada dua peraturan yang berada di urutan sama tetapi satu
bersifat khusus dan satunya bersifat umum.
-Civil law diterapkan pada Benua Eropa, Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan beberapa negara
lainnya, seperti Indonesia, Finlandia, Jerman, Belanda, dan lain sebagainya. Sitem hukum civil law
meeupakan
-Perkembangan sistem hukum civil law dipengaruhi oleh Renaissance dibidang filsafat, hukum, teologi
dan studi hukum romawi yang terjadi pada abad XI dan XII. Pada waktu Renaissance ini adanya kuliah
untuk pertama kalinya.
-Civil Law adalah sistem yang menggunakan pembagian dasar ke dalam hukum perdata dan hukum
publik.
1. Menganut Yurisprudensi
A. Alasan Psikologi
Setiap orang yang mempunyai tugas untuk menyelesaikan perkara, ia cenderung sedapat-dapatnya
mencari alasan pembenar atas putusannya dengan mengacu pada putusan yang telah ada sebelumnya
dari pada memikul tanggung jawab atas putusan yang dibuatnya sendiri.
B. Alasan Praktis
Diharapkan adanya putusan yang terjadi karena adanya jaminan bahwa hukum harus mempunyai
keadilan pada setiap kasus konkrit.
C. Sistem common law, menempatkan undang-undang sebagai acuan utama merupakan suatu
perbuatan yang berbahaya karena aturan undang-undang itu merupakan hasil karya kaum teoretisi yang
bukan tidak mungkin berbeda dengan fakta dan tidak sinkron dengan kebutuhan. Lagi pula dengan
berjalannya waktu, undang-undang itu sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan yang ada, sehingga
memerlukan intrepretasi pengadilan.
Doktrin ini mengandung makna bahwa hakim yang terikat untuk mengikuti dan menerapkan putusan
pengadilan terdahulu, baik yang ia buat sendiri atau oleh pendahulunya untuk kasus serupa.
Meskipun dalam sistem common law , dikatakan tersedia doktrin Stare Decisis. Bukan berarti tidak
memungkinkan penyimpangan terjadi pada pengadilan dengan melakukan pembedaan.
3. Adversary System
Kedua belah pihak yang bersengketa masing-masing menggunakan pengacara di depan hakim. Para
pihak masing-masing menyusun strategi yang rupa dan mengemukakan dalil-dalil dan alat-alat bukti
sebanyak-banyaknya di pengadilan. Jadi yang berperkara lawan antar satu dengan yang lainnya yang
dipimpin oleh pengacara masing-masing. Apabila diperlukan jury, hakim tidak memberikan putusan
mana yang benar atau mana yang salah atau tertuduh bersalah atau tidak bersalah. Hakim
memerintahkan jury untuk memberi keputusan.
Pada sistem common law yurisprudensi adalah sumber hukum utama. Yurisprudensi adalah adalah
keputusan-keputusan dari hakim terdahulu untuk menghadapi suatu perkara yang tidak diatur di dalam
UU dan dijadikan sebagai pedoman bagi para hakim yang lain untuk menyelesaian suatu perkara yang
sama.
-Sitem common law berasal dari Inggris dan diterapkan di banyak negara berbahasa Inggris seperti
Australia, Kanada, Amerika Serikat, Wales, dan negara-negara lainnya.
Refrensi
https://business-law.binus.ac.id/2018/12/21/sistem-hukum-pengaruhnya-terhadap-keputusan-
peradilan/ diakses pada 30-09-2020, 15.20
https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/27/161655069/apa-itu-sistem-hukum-eropa-
kontinental?page=1 diakses pada 30-09-2020, 16.15
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/nvieira/5d1e0224097f3622b949b017/per
bedaan-antara-sistem-hukum-anglo-saxon-dan-sistem-hukum-eropa-kontinental diakses pada 30-09-
2020 diakses pada 30-09-2020, 17.00
NIM: 20040704194