Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
34-38
https://journal.unpak.ac.id/index.php/ekologia e-ISSN: - ; p-ISSN: 1411-9447
ABSTRAK
Biji kurma merupakan limbah dari pengolahan buah kurma yang belum dimanfatkan
secara optimal. Biji kurma mengandung senyawa flavonoid yang diketahui dapat berperan
sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas antioksidan dan
flavonoid ekstrak metanol yang dilakukan secara soxhletasi dan hasil fraksinasinya. Biji kurma
dibuat menjadi simplisia, diekstrak dengan soxhlet dengan pelarut metanol, kemudian ekstrak
metanol difraksinasi bertingkat secara partisi cair-cair dengan pelarut n-heksan, etil asetat, dan
n-butanol. Setiap fraksi dan ekstrak ditentukan aktivitas antioksidannya dengan metode DPPH
dan flavonoidnya ditentukan secara spektrofotometri. Fraksi etil asetat mempunyai aktivitas
antioksidan terkuat dengan nilai IC50 paling rendah yaitu sebesar 5,74±0,05μg/mL, diikuti
ekstrak metanol sebesar 9,55±0,53 μg/mL, fraksi n-butanol 19,73±0,58 μg/mL, dan fraksi n-
heksan sebesar 289,59±10,52 μg/mL, sedangkan nilai IC50 untuk vitamin C sebagai kontrol
positif adalah sebesar 4,29±0,74 μg/mL. Flavonoid tertinggi dihasilkan dari fraksi etil asetat
yaitu sebesar 1484,33±161,47 mg Quersetin Equivalent (QE)/100 g, diikuti secara bertutut-turut
oleh ekstrak metanol sebesar 282,84±13,72 mg QE/100 g, fraksi n-butanol sebesar 199,25±7,39
mg QE/100 g, dan fraksi n-heksan sebesar 64,92±3,17 mg QE/100 g.
36 EKOLOGIA is licencedunder:
Ekologia : Jurnal Ilmiah Ilmu Dasar dan Lingkungan Hidup Volume 19, Nomor 1, April 2019, Hal.34-38
lemah (Warnasih et al., 2019). Berdasarkan ekstrak metanol dan fraksi-fraksi yang
hal tersebut maka mtode ekstraksi biji lainnya. Pada penelitian sebelumnya total
kurma tidak berpengaruh terhadap aktivitas flavonoid pada ekstrak metanol biji kurma
antioksidsan ekstrak dan fraksi biji kurma, diperoleh berbeda-beda tergantung
walaupun jika dibandingkan aktivitas varietasnya, 1211±81 mg QE/g varietas
antioksidan ekstrak biji kurma dengan Deglet Nour, 1210±63 mg QE/g pada
metode Soxhletasi lebih tinggi daripada varietas Ruchdi, 1270±112 mg QE/g pada
yang dihasilkan dari proses ekstraksi secara varietas Ftimi, dan 1450±153 mg QE/g pada
maserasi. Hal ini dapat disebabkan karena varietas Kentichi (Allouche et al., 2016).
ekstraksi menggunakan Soxhletasi
merupakan ekstraksi secara panas sehingga Tabel 3. Flavonoid ekstrak biji kurma
kemungkinan ada senyawa volatile yang Sampel Flavonoid (mg QE/100
bisa menguap. g)
Ekstrak metanol 282,84a±13,72
Tabel 1. Aktivitas antioksidan ekstrak biji Fraksi n-heksan 64,92a±3,17
kurma Fraksi etil asetat 1484,33b±161,47
IC50 (μg/mL) Fraksi n-butanol 199,25a±7,39
Metode Metode *
Nilai yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan
Sampel Soxhletasi maserasi
perlakuan berbeda nyata pada uji Duncan (α = 0,05)
(Warnasih
et al., 2019)
Ekstrak 9,55a±0,53 5,02a±0,98 Berdasarkan hasil pengolahan data
methanol dengan metode analisis sidik ragam
Fraksi n- 289,59c±10,52 248,42c±12,68 (ANOVA) menggunakan SPSS bahwa
heksan ekstrak metanol, fraksi n-butanol, dan n-
Fraksi etil 5,74a±0,05 3,72a±0,44
asetat heksan terdapat perbedaan yang nyata
Fraksi n- 19,73b±0,58 6,60a±0,07 (p<0,05), sehingga dengan uji lanjut Duncan
butanol didapatkan bahwa flavonoid pada fraksi etil
Vitamin C 4,29a±0,74 4,25a±0,87 asetat berada pada kelompok yang berbeda,
*Nilai yang diikuti huruf yang berbeda menunjukkan sedangkan flavonoid ekstrak metanol, fraksi
perlakuan berbeda nyata pada uji Duncan (α = 0,05)
n-butanol, dan n-heksan berada pada satu
Tabel 2. Penggolongan antioksidan kelompok yang sama.
(Molyneux, 2004)
Konsentrasi IC50 Penggolongan KESIMPULAN
IC50 ≤ 50 µg/mL Sangat kuat
Pada hasil penelitian ini, fraksi etil
50 µg/mL< IC50 ≤ 100 µg/mL Kuat
asetat mempunyai aktivitas antioksidan dan
kandungan flavonoid tertinggi dibandingkan
100 µg/mL< IC50 ≤ 150 µg/mL Sedang
ekstrak metanol, fraksi n-butanol, dan n-
150 µg/mL< IC50 ≤ 200 µg/mL Lemah
heksan. Metode ekstraksi Soxhletasi yang
IC50>200 µg/mL Sangat lemah
dipakai pada penelitian ini tidak
mempengaruhi hasil aktivitas antioksidan
Flavonoid dari ekstrak yang dihasilkan. Penelitian
Penentuan flavonoid dalam ekstrak lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk
biji kurma menggunakan pereaksi menentukan adanya korelasi antara senyawa
Alumunium (III) Klorida 10% dengan flavonoid, total fenol, dengan aktivitas
kuersetin sebagai standar. Hasil penentuan antioksidan dari biji kurma.
flavonoid disajikan pada Tabel 3.
Berdasarkan Tabel 3 fraksi etil asetat
mempunyai kandungan flavonoid yang UCAPAN TERIMA KASIH
paling tinggi sebesar 1484,33±161,47 mg Terima kasih kepada Kementerian
QE/100 gram fraksi dibandingkan dengan Riset dan Teknologi Pendidikan Tinggi
37 EKOLOGIA is licencedunder:
Siti Warnasih, dkk: Aktivitas Antioksidan Dan Flavonoid Ekstrak Biji Kurma (Phoenix Dactylifera) .....
38 EKOLOGIA is licencedunder: