Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Dosen Pengampu:
Arief Pratomo,ST . M.Si.
Nama Kelompok :
Indra Purnawan (160254241014)
Dahlia Mei Prista (160254241015)
Hazrul (160254241016 )
Yenny Marsella (160254241017)
Tri Rangga Putra (160254241018 )
NB: nama yang bewarna merah tidak turun lapangan dan tidak mengerjakan laporan
i
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan ………………………………......………………….…………….4
2.2 Pembahasan................................................................................................16
3.1 Kesimpulan...............................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Oceanografi semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang murni, tetapi merupakan
perpaduan dari bermacam-macam ilmu dasar yang lain. Ilmu-ilmu lain yang termasuk di
dalamnya ialah ilmu tanah (geology), ilmu bumi (geography), ilmu fisika (physics), ilmu kimia
(chemistry), ilmu hayati (biology) dan ilmu iklim (metereology) (Hutabarat dan Evans,1985).
Laut seperti halnya daratan dihuni oleh biota, yakni tumbuh-tumbuhan, hewan dan
mikroorganisme hidup. Biota laut menghuni hampir semua bagian laut mulai dari pantai,
permukaan laut sampai dasar laut yang teluk sekalipun. Keberadaan biota laut ini sangat menarik
perhatian manusia, bukan saja karena kehidupannya yang penuh rahasia, tetapi juga karena
manfaatnya yang besar bagi kehidupan manusia (Romimohtarto, 2001).
Seperti halnya bentuk muka bumi,di daratan yang beraneka ragam bentuk muka bumi di lautan
juga beragam. Bedanya bentuk muka bumi di lautan tidak seruncing dan sekasar di daratan.
Keadan ini akibat dari erosi dan penguapan dari air laut (Gentur, 2011).
Ilmu yang mempelajari laut atau lautan disebut Oceanografi. Objek yang dipelajarinya adalah
mengenai keadaan fisik air laut tersebut, arus, gelombang, kedalaman, serta pasang naik dan
pasang surut. Samudra adalah bentangan air asin yang menutupi cekungan yang sangat luas,
sedangkan laut adalah merupakan bagian dari samudra. Permukaan bumi yang ditutupi oleh air
samudra meliputi sekitar 70%. Penyebarannya tidak merata di antara belahan bumi utara dan
selatan. Belahan bumi utara 60% terdiri atas air permukaan dan 40% daratan, sedangkan belahan
bumi selatan 83% terdiri atas air permukaan dan 17% terdiri atas daratan. Di Indonesia
perbandingan antara lautan dan daratan adalah 6 : 4, jadi lebih luas lautan dibandingkan daratan
(Hartono,2007).
Pendahuluan
Dalam praktikum ini mahasiswa akan melakukan pengukuran dan penghitungan beberapa
parameter pasang surut dan arus pasang surut di laut. Diharapkan,pemahaman mahasiswa
tentang aspek pasang surut dan arus pasang surut di laut meningkat.
B. Tujuan
Mengamati dan menghitung besaran parameter pasang surut dan arus pasang surut
dilaut yang meliputi perioda satu siklus, tunjang, amplitudo pasang surut,serta
kedalaman duduk tengah pasang surut hasil pengamatan.
Mengetahui jenis pasang surut jenis hasil pengamatan
Mengamati dan menghitung kecepatan arus pasang surut
Mengetahui waktu saat kecepatan arus terendah, tertinggi, dan perubahan arah arus
pasang surut
Arus
Arus air laut adalah suatu pergerakan massa air yang terjadi secara vertikal dan
horisontal, sehingga menuju keseimbangan pergerakan air yang sangat luas terjadi di
seluruh lautan dunia. Arus juga merupakan gerakan mengalir suatu massa air yang
dikarenakan perbedaan densitas atau pergerakan gelombang panjang. Pergerakan arus
dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain arah angin, perbedaan tekanan air, perbedaan
densitas air, gaya coriolis atau arus ekman, topografi dasar laut dan arus permukaan. Ada
beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya sirkulasi dan arus laut, antara lain angin,
pasang surut air laut, perbedaan kadar garam (salinitas), perbedaan suhu dan kepekatan
air laut (Rambe, 1985).
Laut nusantara terdapat arus laut musiman, yang terdiri dari dua arus yaitu arus laut
musim timur dan arus laut musim barat. Arus laut musim timur berlangsung antara bulan
juni – agustus. Pada bulan itu belahan bumi utara (daratan benua Asia) berada dalam
musim panas, sedangkan di Australia musim dingin. Arus laut musim barat berlangsung
pada tiap bulanan ketika belahan bumi utara sedang musim dingin dan Australia musim
panas. Angin dari barat menyebabkan arus laut mengalir sebagai kebalikan arah arus laut
musim timur (Brotowidjoyo,1995).
Pasang Surut
Pasang surut adalah perubahan ketinggian air laut karena pengaruh gravitasi bulan dan
matahari pada perputaran bumi. Periode terjadi begitu lama, pasang surut air laut adalah
gelombang panjang yang merambat seperti gelombang air dangkal. Dalam
perambatannya pasang surut dipengaruhi oleh hidrografi lepas pantai, gesekan,
percepatan Corolis, dan efek resonansi (Praktikto,1997).
Ada tiga sumber gaya yang saling berinteraksi: laut, matahari, dan bulan. Pasang laut
menyebabkan perubahan kedalaman perairan dan mengakibatkan arus pusaran yang
dikenal sebagai arus pasang, sehingga perkiraan kejadian pasang sangat diperlukan dalam
navigasi pantai. Wilayah pantai yang terbenam sewaktu pasang naik dan terpapar
sewaktu pasang surut, disebut mintakat pasang, dikenal sebagai wilayah ekologi laut
yang khas. Periode pasang laut adalah waktu antara puncak atau lembah gelombang ke
puncak atau lembah gelombang berikutnya (Hutabarat dan Evans, 1985).
Metoda Pelaksanaan
Pendekatan pelaksanaan praktikum ini adalah praktikum kelompok mandiri dimana
kelompok dapat menentukan lokasi waktu pengamatan secara bebas dengan tanpa harus
didampingi oleh dosen atau asisten
A. Pengamatan Pasang-Surut
- Letakkan batang pasang surut pada perairan dengan syarat tidak lewat kering saat perairan
mengalami surut rendah dan tidak lewat terandam saat perairan mengalami pasang tinggi
- Perhatikan sifat dinamika gelombang saat pengukuran pasang surut, bila tinggi gelombang
terlalu besar maka hasil ukur harus merupakan hasil rata-rata (10 kali ulangan)
BAB II
ISI
A Hasil
Lokasi : Pantai sri Arjana ,gerai amk ya,desa tanjung siambang
Tanggal pengamatan: 13 mei 2017- 14 mei 2017
Hari pelaksanaan: sabtu-minggu
Panjang tali yang digunakan: 5 M
Titik acuan arah yang digunakan: pulau yang sejajar dengan tonggak pengukur
Tabel 1 Data Pengamatan Arus Pasang Surut
Tabel diatas menunjukan data hasil pengamatan kecepatan arus dengan menggunakan botol
plastic yang diikat dengan tali rafia dan catat waktunya sampai tali raffia lurus. Data tersebut
menunjukan hasil yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor seperti angin dan
kuat arus. Arus dibentuk oleh angin, dan angin juga yang membuat arus tersebut kuat atau pelan,
semakin kuat angin maka arus semakin kuat dan tali raffia juga akan semakin cepat lurus.
Arus laut (sea current) adalah gerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat lain baik secara
vertikal (gerak ke atas) maupun secara horizontal (gerakan ke samping). . Arus di permukaan
laut terutama disebabkan oleh tiupan angin, sedang arus di kedalaman laut disebabkan oleh
perbedaan densitas massa air laut. Selain itu, arus di permukan laut dapat juga disebabkan oleh
gerakan pasang surut air laut atau gelombang. Arus laut dapat terjadi di samudera luas yang
bergerak melintasi samudera (ocean currents), maupun terjadi di perairan pesisir (coastal
currents).
Kami melakukan pengukuran arus selama 25 jam dimana pengukuran dimulai pada tangal 13
mei 2017 dari jam 06.00 am yang diukur pada setiap jam parameter yang kami ukur yaitu
waktu,arah,dan ketinggian arus pada setiap jamnya
selama pengukuran dengan botol plastic pasang tertinggi terjadi pada pukul 12.40 dengan
ketinggian sampai 196 cm dan surut terendah pada pukul 07.00 dengan ketinggian 5 cm.
waktu terlama sampai tali tegang membutuhkan waktu 850 s sedangkan waktu tercepat sampai
tali tegang 18 s ini menunjukkan kecepatan angin mempengaruhi cepat atau lambatnya tali dapat
tegang.
Pengamaatan pasuut dilakukan secara langsung yang dilakukan pada tanggal 13-14 mei 2017
selama 25 jam dari 13 Mei 2017 pukul 06.00 WIB– 14 Mei 2107 pukul 19.00 WIB di Pantai Sri
Arjana Gerai Mak Ya, Tanjung Siambang Dompak Tanjung Pinang Kepulauan Riau Indonesia
Dalam pengamatan yang kami lakukan wilayah pantai sri arjana dapat ditentukan bahwa masuk
kedalam tipe Campuran Condong Harian Ganda (Mixed Tide predominantly Semi-diurnal
Tide). Karena di perairan dompak cenderung terjadi dua kali pasang dan dua kali surut
Data pada grafik ini menunjukkan bahwa terjadi pasang tertinggi pertama terjadi perbedaan yang
cukup signifikan dan surut yang tidak jauh seperti pada surut pertama.
250
200
150
Series 3
100
50
Pengaruh bulan purnama juga mempengaruhi terhadap pasang surut yang kami amati terlihat
terjadinya pasang surut tertinggi karena adanya posisi bumi-bulan matahari berada pada satu
garis (konjungsi) sehingga kekuatan gaya tarik bulan dan matahari berkumpul menjadi satu
menarik permukaan bumi. Permukaan bumi yang menghadap ke bulan mengalami pasang naik
besar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah praktikum dilaksanakan di Pantai Sri Arjana
pada tanggal 13 Mei – 14 Mei 2017. Disana kami melakukan pengambilan data arus dan
pasang-surut.
Dari pengolahan data tersebut yang kami peroleh, hasil bahwa jenis perairan tersebut
memiliki tipe pasang surut Campuran Condong Harian Ganda (Mixed Tide
predominantly Semi-diurnal Tide), arus di perairan tersebut bergerak dari arah barat
menuju timur karena angin dipengaruhi angin Muson Barat (bulan Oktober-Mei) yang
menyebabkan Benua Australia musim panas, sehingga bertekanan rendah. Sedangkan
Benua Asia lebih dingin, sehingga tekanannya tinggi. Gelombang pada perairan tersebut
tidak terlalu besar karena topografi perairan yang landai merupakan perairan pantai utara
yang tenang.
DAFTAR PUSTAKA
1. http://perie-anugraha.blogspot.co.id/2012/06/laporan-pratikum-oseanografi-fisika.html
2. adzriair.blogspot.com/2011/04/pasang-surut.html
Pertanyaan pengamatan Arus
1. Bagaimana arus yang terjadi dilokasi pengamatan di lokasi pengamatan kalian?
Jawab: arus yang terjadi dilokasi praktikum kami arusnya cukup tenang sedikit
berombak dengan berjalan mengikuti arah geraknya dan kecepatan arusnya
terkadang berubah-ubah pada setiap waktu terlihat dari waktu stopwatch ada yang
kecepatan arusnya cepat dan lambat dilihat dari setiap 3 kali ulangan setiap 20 menit
yang kami lakukan.
2. Bagaimana kondisi perairan yang terdapat di lokasi pengamatan kalian ?
Jawab: 1.Kondisi perairannya tenang tidak berarus tinggi.
2.kondisi airnya keruh yang diakibatkan aktifitas masyarakat dan pembuangan limbah
yang langsung menuju kelaut.
3. termasuk perairan dangkal karena dari data yang kami dapatkan kenaikan air ketika
pasang tidak terlalu tinggi dan ketika surut ,jarak dari bibir pantai sampai batas
pasang surut sangat jauh.
-kedua pengisian botol dengan ¾ air lalu diikatkan pada tali 5 m yang sudah diikatkan
pada tonggak pengukur
-Ketiga dalam satu jam kami melakukan 3 kali percobaan dengan pelemparan botol
untuk menentukan kecepatan arus dan arah arus (kami memakai patokan jam dengan
titik acuan pulau yang sejajar dengan tonggak pengukuran kami menetapkan pulau
sebagai jam 12.00) ketika botol dilempar dihitung menggunakan stopwatch sampai
tali tegang setelah tali tegang matikan stopwatch lalu lihat arah jarum jam berapa
botol tersebut tegang
-Lalu masukkan data yang didapat kedalam table yang sudah dibuat untuk
memudahkan pembuatan laporan
5. Gambarkan data hasil pengamatan kedalam bentuk grafik scalar (dalam bentuk
diagram batang) dan grafik vector ( menginformasikan mengenai arah dan kecepatan
berdasarkan data dari salah satu patokan yang digunakan,baik itu patokan yang
digunakan jam ataupun patokan dari compass ) ?
Jawab:
800
700
600
500
400
300
200
100
Grafik diagram batang diatas menunjukkan hubungan antara grafik menuju pasang
pertama hingga pasang berikutnya dan waktu untuk rata rata ketinggian setiap
jamnya menunjukkan terjadi pasang tertinggi pertama yang berbeda dengan tinggi
pasang berikutnya juga waktu yang tidak stabil sampai tali tegang ini menunjukkan
bahwa angin mempengaruhi waktu dalam pengukuran arus.
2. Berapakah nilai tunggang pasut berdasarkan data hasil pengamatan yang kalian lakukan
dilokasi pengamatan tersebut? (ingat bahwa tunggang pasut merupakan nilai dari pasang
tertinggi dan pasang terendah)
Jawab: : pasang tertinggi 194 cm dan pasang terendah 152 Jadi tunggang pasut pada
lokasi praktikum kami 194+152=346 :2 = 173 cm
3. Berapakah nilai duduk tengah pasut berdasarkan data hasil pengamatan yang kalian
lakukan dilokasi pengamatan tersebut?( ingat bahwa duduk tengah pasut merupakan hasil
tunggang pasut dibagi dua)
Jawab: duduk tengah pasut berdasarkan data yang kami dapatkan 173, yang didapat dari
173
hasil nilai tungang pasut dibagi dua ( = 86,5 )
2
4. Pada system pengamatan fase bulan pada pengamatan pasut,fase bulan tersebut terjadi
pada penanggalan hijriah yang keberapa?
Jawab: 13-14 hijriah dengan fase bulan Semi Purnama
5. Apa kaitannya fase bulan yang terjadi dengan dengan pasut tersebut?
Jawab: posisi bumi-bulan matahari yang berada pada satu garis (konjungsi) sehingga
kekuatan gaya tarik bulan dan matahari berkumpul menjadi satu menarik permukaan
bumi. Permukaan bumi yang menghadap ke bulan mengalami pasang naik besar.
Sehingga membuat dan mempengaruhi pasang tertinggi pada fase bulan semi purnama
6. Fenomena apa saja yang terjadi pada saat kalian melakukan pengamatan tersebut?
Jawab: air laut tampak terang akibat dari sinar bulan purnama yang menyinari laut yang
berpengaruh juga terhadap aktivitas ikan,sehingga ikan tertarik naik ke atas permukaan
air laut akibat cahaya yang ditimbulkan oleh sinar bulan tersebut.
7. Buatlah grafik scalar berdasarkan data hasil pengamatan tersebut? (grafik dibuat
menggunakan miliblock paper)