Anda di halaman 1dari 9

TUGAS IPA

DISUSUN OLEH
NAMA :AISYA YUNIZA
KELAS:VIII-3
ABSEN:21

MTsN 1 MATARAM
A.Dampak Penggunaan Zat Aditif

Zat aditif yang ada pada makanan tidak selalu secara sengaja ditambahkan untuk
tujuan tertentu. Namun, ada juga zat aditif yang diperoleh secara tidak sengaja
muncul pada makanan. Zat aditif tersebut biasanya muncul pada proses
pengolahan makanan. Secara keseluruhan, penggunaan zat- zat aditif untuk
campuran makanan dapat berdampak positif dan negatif. Berikut ini adalah
uraiannya. Ayo cermati.

1.        Dampak Positif Penggunaan Zat Aditif

Berbagai macam penyakit dapat muncul dari kebiasaan manusia mengkonsumsi


makan yang kurang memperhatikan keseimbangan gizi. Misalnya, penyakit
gondok yang berupa pembengkakan kelenjar pada leher. Penyakit gondok
disebabkan karena tubuh kurang mendapatkan zat iodin. Penyakit gondok dapat
dicegah dengan mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung zat iodin. Zat
iodin dapat kita peroleh dari garam dapur yang biasa digunakan untuk
memberikan rasa asin pada makanan. Selain penyakit gondok, kekurangan iodin
dapat pula menyebabkan penyakit kretinisme (kekerdilan).

Orang yang memiliki penyakit diabetes melitus (kencing manis) perlu menjaga


kestabilan kadar gula dalam darahnya. Penyakit ini dapat disebabkan karena pola
hidup yang tidak  sehat. Untuk menjaga kestabilan kadar gula dalam darah, bagi
penderita diabetes melitus disarankan untuk mengkonsumsi sakarin (pemanis
buatan) sebagai pengganti gula.

Kekurangan konsumsi makanan yang mengandung vitamin dapat menimbulkan


berbagai penyakit pada manusia, misalnya penyakit Xerophtalmia.
Penyakit Xerophtalmia merupakan penyakit yang menyerang mata, yaitu
terjadinya kerusakan pada kornea mata. Penyakit ini jika tidak diatasi, maka
dapat menimbulkan kebutaan. Untuk menghindari penyakit Xerophtalmia, perlu
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A.

2.        Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif

Kemajuan teknologi di bidang pangan dapat memacu manusia untuk menciptakan


bahan makanan dengan kualitas yang makin baik. Kualitas makanan yang baik
tidak dapat dilihat dari bentuk tampilan luarnya saja, akan tetapi yang paling
penting adalah kandungan gizi dalam makanan tersebut.

Saat ini telah banyak ditemukan makanan yang unggul karena telah melalui
berbagai proses produksi sehingga memiliki ketahanan yang lebih lama jika
dibandingkan dengan kondisi normalnya. Misalnya, ikan sarden dalam kemasan
kaleng dapat bertahan berbulan-bulan, bahkan hingga satu  tahun lamanya tanpa
mengalami pembusukan. Ikan sarden tersebut dapat bertahan lama setelah
ditambahkan zat pengawet pada proses produksi makanan tersebut. Namun, bahan
makanan yang menggunakan zat pengawet tidak dapat dikonsumsi setelah
melewati masa kadaluarsa.

Beberapa bahan makanan yang berdampak negatif terhadap orang yang


mengkonsumsinya adalah sebagai berikut:

a)    Boraks dan formalin yang digunakan sebagai pengawet makanan jika
dikonsumsi secara terus-menerus dapat mengganggu fungsi organ pencernaan.

b)    CFC dan tetrazine yang digunakan sebagai zat pewarna dapat merusak organ
hati dan ginjal.

c)    Siklamat dan sakarin yang digunakan sebagai zat pemanis dapat
menyebabkan penyakit kanker.

d)    Penggunaan Monosodium Glutamat (MSG) sebagai bahan penyedap dapat


menimbulkan kerusakan pada jaringan saraf.

B.Dampak penggunaan zat adiktif


Zat Adiktif
               
Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan
ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug
dependence). Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat yang berasal
dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai
menghilangkan rasa sakit, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Jenis zat
adiktif yaitu :

1. Narkotika
.
Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah: zat atau obat yang berasal dari
tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika terdiri dari 3 golongan :
1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh
Narkotika golongan I terdiri dari 26 macam, antara lain opium mentah, candu,
kokain, ganja, THC, dan heroin.

2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan


terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Petidin. Narkotika golongan II terdiri dari 87 macam, contohnya
morfin dan opium,dan Petidin.

3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan


dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.. Narkotika golongan III terdiri dari
14 macam, contohnya etil morfin dan kodein.

Zat Adiktif Lainnya :

Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh
psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
1. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh
menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia
sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan
Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh
manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :
a. Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House, Johny
Walker ).
2. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,
kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem,
Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
3. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas
di masyarakat.Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian
rokok dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya
pencegahan, karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk
penyalahgunaan NAPZA lain yang berbahaya.
2. Psikotropika
Menurut UU RI No 5 / 1997, Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah
maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh
selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktifitas mental dan perilaku.

Psikotropika terdiri dari 4 golongan :


1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat
mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi. Zat psikotropika
golongan I terdiri dari 26 macam
2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Amphetamine. Zat
psikotropika golongan II terdiri dari 14 macam.
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi
sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Phenobarbital. . Zat
psikotropika golongan III terdiri dari 9 macam.
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ). . Zat psikotropika golongan IV terdiri dari
60 macam.

Jenis-jenis psikotropika:
1. Psikotropika yang tidak digunakan untuk tujuan pengobatan dengan
potensi ketergantungan yang  sangat kuat. Contoh : LSD,MDMA, dan
mascalin.
2. Psikotropika yang berkhasiat tetapi dapat menimbulkan ketergantungan
seperti Amfetamin.
3. Psikotropika dari kelompok hipnotik sedative, seperti Barbiturat. Efek
ketergantungan sedang.
4. Psikotropika yang efek ketergantungannya ringan,seperti
Diazepam,Nitrazepam.
Dampak zat adiktif dari bebagai segi ,,,
Zat adiktif memiliki beberapa dampak penggunaan oleh manusia yang dapat
dibagi menjadi 3,yaitu dampak  pada fisik  & mental,dampak sosial,dan dampak
ekonomi.

1. A.       Dampak  pada fisik  & mental

                
Dampak bagi  fisik & mental  akibat penggunaan zat adiktif dan psikotropika
sebagai berikut :

1. Mengurangi kemampuan darah dalam menyimpan oksigen karena zat ini


mengandung racun yang berbahaya.
2. Mengakibatkan kanker.
3. Menyebabkan kesulitan dalam bernapas.
4. Penurunan daya ingat.
5. kerusakan hati/kanker hati.
6. menimbulkan rasa kesibukan (rushing sensation).
7. Menimbulkan semangat.
8. Merasa waktu berjalan lambat.
9. Pusing,kehilangan keseimbangan tubuh/ mabuk.
10. Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung.
11. Menimbulkan euphoria.
12. Mual,muntah,sulit buang air besar.
13. Kebingungan (konfusi).
14. Berkeringat.
15. Pingsan dan jantung berdebar-debar.
16. Gelisah dan berubah suasana hati.
17. Denyut nadi melambat.
18. Tekana darah menurun.
19. Otot-otot menjadi lemah.
20. Pupil mengecil dan gangguan penglihatan.
21. Mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri.
22. Banyak bicara.
23. Gangguan kebiasaan tidur..
24. Gigi rapuh,gusi menyusut karena kekurangan kalsium.
25. Tekanan darah meningkat.
1. B.      Dampak sosial (lingkungan)
Dampak sosial (lingkungan) yang dapat ditimbulkan akibat penggunaan zat
adiktif dan psikotropika,sebagai berikut :

1. Susah dalam bersosialisasi.


2. Tidak percaya diri.
3. Sulit pengendalian diri.
4. Susah menyambung pembicaraan.
5. Berpikiran negatif pada diri sendiri.
6. Bergembira secara berlebihan.
7. Lebih banyak berdiam diri.
8. Dikucilkan dalam masyarakat dan pergaulan orang baik-baik. Selain itu
biasanya tukang candu narkoba akan bersikap anti sosial.
9. keluarga akan malu besar karena punya anggota keluarga yang memakai
zat terlarang.
10. Kesempatan belajar hilang dan mungkin dapat dikeluarkan dari sekolah
atau perguruan tinggi alias DO / drop out.
11. Tidak dipercaya lagi oleh orang lain karena umumnya pecandu narkoba
akan gemar berbohong dan melakukan tindak kriminal.
12. Dosa akan terus bertambah karena lupa akan kewajiban Tuhan serta
menjalani kehidupan yang dilarang oleh ajaran agamanya.
13. Bisa dijebloskan ke dalam tembok derita / penjara yang sangat menyiksa
lahir batin..
14. Mendorong pemakainya untuk melakukan tindak kriminal karena
harganya mahal dan sudah ketergantungan terhadap obat itu,sehingga
pemakai akan memaksakan diri untuk mengkonsumsi obat itu.
1. C.      .Dampak Ekonomi
  Dampak dalam bidang ekonomi akibat dari penggunaan zat adiktif dan zat
psikotropika sebagai berikut :

1. Akan banyak uang yang dibutuhkan untuk penyembuhan dan perawatan


kesehatan pecandu jika tubuhnya rusak digerogoti zat beracun.
2. Masalah keuangan. Obat-obatan yang dikonsumsi biasanya mahal.Namun,
bila sudah kecanduan maka pengguna akan melakukan apa saja untuk
mendapatkannya. Mereka bisa menjual barang pribadi atau mengambil
milik orang lain dan keluarga.
3. Pemakai tidak akan dapat menabung dan memenuhi kebutuhan pokoknya
sebagai manusia biasa,karena pemakai akan lebih mementingkan obat itu
daripada kebutuhan pokoknya.
Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika
Kita telah mempelajari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika. Zat-zat ini
sering disalahgunakan untuk tujuan non-medis. Penggunaan non-medis biasanya
untuk kesenangan penggunanya. Namun, harus diingat bahwa zat-zat tersebut
dapat menimbulkan kecanduan. Lagi pula, pemakaiannya yang melebihi batas
(overdosis) dapat mengakibatkan kematian. Penyalahgunaan zat adiktif dan
psikotropika. seperti minuman keras dan obat-obatan terlarang, dapat disebabkan
oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari diri sendiri maupun
dari keluarga dan lingkungan. Berikut beberapa contohnya:

Faktor yang berasal dari diri sendiri:


• Kurangnya keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini
menyebabkan seseorang cenderung melarikan diri ke hal-hal negatif bila
menghadapi masalah.

• Kurangnya pengetahuan mengenai bahaya zat adiktif dan psikotropika.


Penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalam jangka waktu lama dapat merusak
kesehatan. bahkan mengancam jiwa penggunanya.

• Rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Hal ini dapat menyebabkan seseorang selalu
mencoba hal-hal yang barn. termasuk mengkonsumsi zat adiktif dan psikotropika.

Faktor yang berasal dari keluarga dan lingkungan:


• Ketidakharmonisan dalam keluarga. Hubungan yang tidak harmonis dalam
keluarga dapat mendorong seseorang untuk berpaling ke hal-hal negatif, termasuk
mengkonsumsi zat adiktif dan psikotropika.

• Kurang komunikasi dan kasih sayang dalam keluarga. Hal ini dapat disebabkan
kesibukan masing-masing anggota keluarga sehingga kurang memberikan
perhatian dan kasih sayang kepada anggota keluarga yang lain.

• Lingkungan pergaulan yang kurang baik. Bujukan dari teman yang


menyalahgunakan zat adiktif dan psikotropika dapat menjerumuskan seseorang
untuk ikut menyalahgunakan zat tersebut.
• Kondisi lingkungan sekolah yang tidak mendukung. Sekolah yang tidak
menerapkan aturan tegas, tidak disiplin, dan tidak mendorong siswanya
melakukan kegiatan positif berpotensi menjadi sasaran peredaran zat adiktif dan
psikotropika.

Seseorang yang sudah terlanjur menjadi pecandu zat adiktif dan psikotropika akan
melakukan apa saja agar dapat mengkonsumsi obat yang mereka butuhkan. Hal
ini tenth menimbulkan masalah bagi dirinya dan orang lain.

Beberapa masalah tersebut digambarkan sebagai berikut:


• Pecandu akan kekurangan gizi karena obat tersebut mengurangi nafsu makan.
Tubuh pecandu biasanya kurus kering, tidak segar, mata terlihat cekung. dan
tatapan matanya kosong.

• Masafah keuangan. Obat-obatan yang dikonsumsi biasanya mahal. Namun, bila


sudah kecanduan maka pengguna akan melakukan apa saja untuk
mendapatkannya. Mereka bisa menjual barang pribadi atau mengambil milik
orang lain. Hal ini tentu mendorong penggunanya untuk melakukan tindakan
kriminal.

• Infeksi penyakit. Penggunaan jarum suntik yang dilakukan oleh para pecandu
secara bergantian dapat menimbulkan infeksi, misalnya infeksi virus HIV
(penyebab AIDS) dan hepatitis (penyakit kerusakan hati).

Mengingat besarnya bahaya penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika, maka


sebaiknya kita tidak mengkonsumsinya. Penggunaan zat adiktif dan psikotropika
dapat dilakukan untuk tujuan medis. Itu pun hams di bawah pengawasan ketat dari
dokter yang berwenang.

Untuk mencegah penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika, di bawah ini


ada beberapa tips:
• Tingkatkan keimanan dan ketagwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Iman yang
kuat menjadikan mental kita sehat sehingga tidak mudah tergoda untuk
mengkonsumsi obat-obatan terlarang.

• Jangan pemah mencoba. Pengguna obat terlarang biasanya memulai dari


keinginan untuk sekedar mencoba. Kemudian, ia mencoba lagi sehingga menjadi
ketagihan. Dalam hal ini. pengaruh lingkungan khususnya teman sangat
menentukan. Teman sejati tidak akan menjerumuskan kita untuk melakukan
halhal yang tidak baik, seperti memakai obat terlarang. Untuk itu, jika kita
ditawari obat-obatan terlarang, maka katakan dengan tegas: “tidak” dan jangan
pernah tergoda untuk mencobanya.

• Meningkatkan komunikasi dan menjaga hubungan yang harmonis dalam


keluarga Jika kita sedang menghadapi suatu masalah. maka ungkapkan kepada
keluarga, seperti ayah, ibu. paman, bibi. atau kakak. Masalah yang kita anggap
berat sekali pun. niscaya akan dapat terpecahkan. Jika ada suatu masalah jangan
sampai kita tergiur untuk mengkonsumsi obat terlarang. Pemakaian obat tersebut
memang dapat membuat kita berhalusinasi sehingga kita bisa melupakan masalah
tersebut. Tetapi ingat, itu hanya untuk sementara waktu. Penggunaan obat
terlarang tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Namun, itu hanya akan
menambah masalah baru dan merusak diri kita.

• Ikut mengawasi peredaran obat-obatan terlarang. Bila kamu mengetahui ada


teman atau orang lain yang menggunakan obat terlarang. maka sampaikan hal itu
kepada gurumu. Selanjutnya, gurumu yang akan melaporkannya kepada pihak
yang berwajib

Anda mungkin juga menyukai