Anda di halaman 1dari 5

MANAJEMEN SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN

INSTITUSI LANJUT

Dosen Pembimbing
Ida Ayu Eka Padmiari, SKM. M.Kes

Oleh:

GUSTI AYU PUTU DIAN SURYANDARI

(P07131217044)

DIV B SEMESTER 5

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN GIZI
TAHUN 2019/2020
A. School Feeding
Sistem pendidikan di Indonesia belakangan ini sedang marak dengan desain
waktu belajar yang lebih panjang (full day), salah satunya pada jenjang pendidikan
Sekolah Dasar dengan model full day diantaranya memiliki fasilitas pemberian makanan
di sekolah (school feeding) berupa makan siang. Secara tidak langsung pemberian
makanan di sekolah memberikan pengaruh terhadap keteraturan pola makan pada anak
yang kebanyakan memiliki kebiasaan yang tidak teratur pada saat sarapan dan makan
siang. Angka Kecukupan Energi untuk anak usia 7-9 tahun sebesar 1850 Kkal dan untuk
usia 10-12 tahun 2050 Kkal. Kandungan zat gizi makanan selingan ditinjau dari besarnya
kandungan energi dan protein sebesar 300 kkal dan 5 gram protein. Angka kecukupan
gizi sangat berpengaruh terhadap status gizi, karena status gizi merupakan ekspresi dari
keseimbangan intake makanan dan pengeluaran dari dalam tubuh (Supariasa dkk, 2002).
Menurut Prasetyowati dan Gunanti (2003) adanya fasilitas makan siang memiliki
kontribusi sebesar 2 per 5 dari total konsumsi makanan dalam sehari dengan asumsi
makan siang lebih besar dari makan pagi (1 per 5) dan sama dengan makan malam (2 per
5). Model school feeding merupakan solusi alternatif penyelesaian masalah gizi kurang
pada anak sekolah. Dengan penyelenggaraan makan yang meliputi snack pagi, makan
siang dan snack sore diharapkan akan menambah asupan gizi bagi anak sekolah (Sunarti,
2013).
School feeding adalah penyediaan makanan atau jajanan sekolah untuk
mengurangi kelaparan pada anak-anak selama melaksanakan pembelajaran di sekolah.
Menurut permenkes nomor18 tahun 2011, tentang pedoman penyediaan makanan
tambahan anak sekolah school feeding adalah kegiatan pemberian makanan kepada
peserta didik dalam bentuk jajanan atau kudapan atau makanan lengkap yang aman dan
bermutu beserta kegiatan pendukung lainnya, dengan memperhatikan aspek mutu dan
keamanan pangan.

Tujuan School Feeding


Tujuan diadakannya School Feeding adalah
a) Meningkatkan kecukupan asupan gizi peserta didik melalui makanan yang
diberikan
b) Meningkatkan ketahanan fisik dan kehadiran peserta didik dalam mengikuti
kegiatan belajar.
c) Meningkatkan kesehatan anak khususnya dalam penanggulangan penyakit
kecacingan
d) Meningkatkan pengetahuan dan perilaku peserta didik untuk menyukai makanan
lokal bergizi, menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan
Lingkungan Bersih dan Sehat (LBS).
e) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan dan pengadaan
pangan lokal.
f) Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam upaya perbaikan gizi
peserta didik, produksi pertanian, pendapatan masyarakat dan kesejahteraan
keluarga.

Manfaat School Feeding


Menurut WFP (2004) School Feeding merupakan program yang efektif untuk menangani
masalah gizi anak sekolah karena :
a) Mengurangi kelaparan jangka pendek. Di sekolah makanan diberikan langsung ke
anak-anak sehingga dapat mengurangi kelaparan jangka pendek dan sebagai
perantara untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.
b) Meningkatkan minat siswa pendaftar di sekolahan, kehadiran siswa dan
mengurangi angka putus sekolah. Baik pemberian makanan di sekolah atau yang
dibawa pulang secara konsisten terbukti efektif dalam meningkatkan minat
pendaftaran, kehadiran dan dapat mengurangi angka anak putus sekolah.
c) Meningkatkan belajar siswa, fungsi kognitif, perilaku di kelas, hasil prestasi
akademik dan kemampuan berkonsentrasi, menyediakan makanan di sekolah
dapat memberikan manfaat dalam proses belajar anak
d) Sebagai perantara untuk suplementasi mikronutrien, penggunaan makanan yang
beragam adalah cara yang efektif untuk mengatasi kebutuhan nutrisi tertentu dan
kekurangan seperti vitamin A, zat besi atau yodium.
e) Berkontribusi terhadap kesejahteraan psikologi anak-anak. Studi terbaru
menunjukkan dua faktor yang dapat menyebabkan depresi masa kecil adalah lapar
dan tidak bersekolah. Pemberian makanan disekolah dapat menyediakan
setidaknya satu makanan bergizi untuk anak-anak miskin.
f) Meningkatkan ketahanan pangan rumah tangga. Keluarga pinggiran yang
termasuk rawan pangan biasanya menghabiskan 65-70 % dari pendapatannya
untuk makanaan. Hal ini sering menjadi alasan untuk tidak menyekolahkan anak
mereka ke full day school, dengan adanya school feding anak akan mendapatkan
makanan di sekolah, sehingga untuk keluarga yang kurang mampu tidak perlu
khawatir menyekolahkan anak mereka.
g) Mempromosikan Partisipasi Masyarakat, school feeding bisa meningkatkan
kontak komunikasi, antara orang tua dan guru, pejabat dan lain-lain, memberikan
kesempatan kepada orang tua untuk menjadi lebih sadar tentang apa yang terjadi
di sekolah, dan bisa berpartisipasi dalam pelayanan untuk menaikkan nilai
pendidikan atau mutu sekolah

B. Penyelenggaraan Makanan Anak Sekolah


Penyelenggaraan makanan anak sekolah merupakan bentuk pelayanan gizi yang
diperlukan untuk memberikan makanan bagi anak sekolah selama berada di sekolah.
Bentuk penyelenggaraan makanan ini merupakan tindakan umum yang dilakukan untuk
memperbaiki status gizi anak sekolah. Setiap hari anak makan di sekolah, yaitu makanan
yang dibawa sendiri maupun makanan yang disiapkan dari sekolah. Makan di sekolah ini
merupakan waktu makan yang penting bagi anak, karena itu perlu diperhatikan agar
makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan anak. Kecuali memberikan tambahan
gizi bagi tubuh anak, program ini juga mempunyai kegunaan lain yaitu berfungsi sebagai
pendidikan (Santoso, 2004).
Tujuan umum penyelenggaraan makanan di sekolah adalah memperbaiki status
gizi anak yang pergi ke sekolah tanpa sarapan dan tanpa membawa bekal, meningkatkan
kehadiran, memperbaiki prestasi belajar, dan mendukung pendidikan gizi di sekolah.
Syarat makanan anak sekolah adalah sebagai berikut :
1) Mengandung zat – zat gizi yang dibutuhkan
2) Higienis dan tidak membahayakan anak.
3) Mudah dan praktis dalam pelaksanaan kegiatan makan yaitu mudah dibawa (tidak
tumpah), dapat dimakan dengan cepat (tidak perlu mengupas yang sulit atau
bertulang/duri halus)
4) Dibuat sama jenis hidangan (bisa beberapa jenis) dan porsi yang standar sehingga
cukup mengenyangkan anak.
5) Efisiensi dan mudah dalam pengolahan program makan, persiapan, pengolahan
dan penyajian.
6) Memenuhi syarat – syarat makan anak usia tertentu.

3. Perbedaan School Feeding dan Penyelenggaraan Makanan Anak Sekolah


School Feeding merupakan kegiatan pemberian makanan kepada peserta didik
dalam bentuk jajanan atau kudapan atau makanan lengkap yang aman dan bermutu
beserta kegiatan pendukung lainnya, dengan memperhatikan aspek mutu dan keamanan
pangan.
Penyelenggaraan makanan sekolah adalah suatu rangkaian kegiatan dari perencanaan
menu sampai dengan pendistribusian makananan pada siswa, dalam rangka pencapaian
status kesehatan yang optimal melalui pemberian makan pagi,siang, dan malam. Tujuan
umum penyelenggaraan makanan di sekolah adalah memperbaiki status gizi anak yang
pergi ke sekolah tanpa sarapan dan tanpa membawa bekal, meningkatkan kehadiran,
memperbaiki prestasi belajar, dan mendukung pendidikan gizi di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai