Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN STASE KEPERAWATAN JIWA

GANGGUAN KONSEP DIRI

OLEH

Hanifa Ilmiati, S.Kep

2014901110033

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM PROFESI NERS

BANJARMASIN, 2020
LAPORAN PENDAHULUAN DAN STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN

GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH


I. Pengertian
Menurut Schult & videbeck (1998) penilaian negative seseorang terhadap diri dan
kemampuan yang diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung. Harga diri
rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang
berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri.
Adanya perasaan hilang percaya diri , merasa gagal karena karena tidak mampu
mencapai keinginan sesuai ideal diri (keliat. 1998).

II. Rentang Respon


Respon adaptif Respon maladaptif

aktualisasi diri konsep diri harga diri rendah kerancuan depersonalisasi


positif kronis identitas

sumber: Keliat (1999)


Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial,
secara umum yang berlaku di masyarakat terdiri dari :
1. Aktualisasi diri
Pernyataan tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang pengalaman
yang sukses.
2. Konsep diri positif.
Klien mempunyai pengalaman yang dalam perwujudan dirinya dapat
mengidentifikasikan kemampuan dan kelemahan secara jujur dalam menilai
masalah sesuai norma-norma sosial dan kebudayaan suatu tempat
Jika menyimpang, hal ini merupakan respon maladaptif. Yang termasuk didalamnya
adalah
3. Harga diri rendah
Transisi antara respon adaptif dan maladaptif sehingga individu cenderung
berpikir ke arah negatif.
4. Keranuan identitas
Kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas masa kanak-kanak ke
dalam kematangan psikologis dan kepribadian pada masa dewasa yang harmonis.

5. Depersonalisasi
Perasaan yang tidak realistik dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan
dengan kecemasan, kepanikan dan tidak dapat membedakan dirinya dengan orang
lain sehingga mereka tidak mengenal dirinya sendiri.

III. Faktor Predisposisi


Terjadinya karena penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri
yang tidak realistis

IV. Faktor Presitipasi


a. Situasional
Disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya harus dioperasi,
mengalami kecelakaan, menjadi korban perkosaan, atau menjadi narapidana
sehingga harus masuk penjara.
b. Kronik
Berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau dirawat. Klien
mempunyai pikiran negative sebelum dirawat dan meningkat saat dirawat

Pohon Masalah
Risiko Tinggi (Risti) Perilaku Kekerasan
 
Effect Perubahan Persepsi sensori: Halusinasi

Core Problem Harga diri rendah Kronis

Causa Koping individu tidak efektif

V. Manifestasi Klinis/tanda dan gejala


1. Mengkritik diri sendiri
2. Perasaan tidak mampu
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Tidak menerima pujian
5. Penurunan produktivitas
6. Penolakan terhadap kemampuan diri
7. Kurang memperhatikan perawatan diri
8. Berpakaian tidak rapi
9. Selera makan berkurang
10. Tidak berani menatap lawan bicara
11. Lebih banyak menunduk
12. Bicara lambat dengan nada suara lemah

VI. PROSES KEPERAWATAN


6.1 Pengkajian
1) Identitas klien
Nama, usia, jenis kelamin, alamat, suku/bangsa, status pernikahan, agama,
pekerjaan, diagnose medik, nomer RM, tanggal masuk, serta penanggung
jawab.
2) Keluhan utama
Menanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan
keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk
mengatasi masalah dan perkembangan yang akan dicapai.
3) Faktor Prepitasi dan Predisposisi
Menanyakan pada klien / keluarga, apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami,
penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam
keluarga dan tindakan criminal
Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang mungkin
mengakibatkan terjadinya gangguan :
a. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien.
b. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan
perkembangan individu pada prenatal, neonatus dan anak-anak.
c. Sosial budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan,
kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang menumpuk.
d. Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan
keluhan fisik yang dialami oleh klien.
e. Aspek psikososial
 Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang
dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang
terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
 Konsep diri
 Citra tubuh: mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian
yang disukai dan tidak disukai
 Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan
klien terhadap status dan posisinya dan kepuasan klien sebagai
laki-laki / perempuan.
 Peran: tugas yang diemban dalam keluarga / kelompok dan
masyarakat dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas
tersebut.
 Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan
dan penyakitnya.
 Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan
penghargaan orang lain terhadap dirinya, biasanya terjadi
pengungkapan kekecewaan terhadap dirinya sebagai wujud harga
diri rendah.
 Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan,
kelompok yang diikuti dalam masyarakat.
 Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.
f. Status Mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas
motorik klien (sedih, takut, khawatir), afek klien, interaksi selama
wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran,
memori, tingkat konsentrasi dan berhitung
g. Kebutuhan persiapan pulang
 Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
 Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC,
membersikan dan merapikan pakaian.
 Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi
 Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat beraktivitas didalam
dan diluar rumah
 Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar.

h. Mekanisme koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakannya
pada orang orang lain (lebih sering menggunakan koping menarik diri)
i. Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
j. Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap bagian
yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
k. Aspek medik
Diagnosa medis yang telah dirumuskan dokter. Terapi yang diterima klien
bisa berupa terapi farmakologi, psikomotor, TAK, dan rehabilitasi

6.2 Diagnosa Keperawatan


Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

6.3 Rencana Tindakan Keperawatan


 Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien. Untuk
membantu pasien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang
masih dimilikinya , perawat dapat :
 Diskusikan bahwa sejumlah kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien seperti kegiatan pasien di rumah sakit, di rumah, dalam keluarga
dan lingkungan adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien.
 Beri pujian yang realistik/nyata dan hindarkan setiap kali bertemu
dengan pasien penilaian yang negatif.
 Membantu pasien menilai kemampuan yang dapat digunakan. Untuk tindakan
tersebut, saudara dapat :
 Diskusikan dengan pasien kemampuan yang masih dapat digunakan saat
ini.
 Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
 Perlihatkan respon yang kondusif dan menjadi pendengar yang aktif
 Membantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah :
 Diskusikan dengan pasien beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dan
dipilih sebagai kegiatan yang akan pasien lakukan sehari-hari.
 Bantu pasien menetapkan kegiatan mana yang dapat pasien lakukan
secara mandiri
 Melatih kemampuan yang dipilih pasien. Untuk tindakan keperawatan tersebut
saudara dapat melakukan:
 Diskusikan dengan pasien untuk melatih kemampuan yang dipilih
 Bersama pasien memperagakan kegiatan yang ditetapkan
 Berikan dukungan dan pujian pada setiap kegiatan yang dapat dilakukan
pasien.
 Membantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih. Untuk
mencapai tujuan tindakan keperawatan tersebut, saudara dapat melakukan hal-
hal berikut:
 beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang telah
dilatihkan
 Beri pujian atas kegiatan/kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap
hari
 Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan
setiap kegiatan
 Susun jadwal untuk melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
 Berikan kesempatan mengungkapkan perasaanya setelah pelaksanaan
kegiatan

VII. Strategi Pelaksanaan Tindakan


Strategi Pelaksanaan

Pasien Keluarga
Diagnosa

Gangguan SP 1 p SP 1 k
konsep
1. Mendiskusikan 1. Mendiskusikan
diri: HDR kemampuan dan aspek masalah yang di
positif yang dimiliki rasakan keluarga
pasien dalam merawat pasien
2. Membantu pasien menilai 2. Menjelaskan
kemampuan yang masih pengertian, tanda
dapat digunakan gejala, proses
3. Membantu pasien terjadinya HDR yang
memilih/menetapkan di alami pasien
kemampuan yang akan
dilatih 3. Menjelaskan cara
4. Melatih kemampuan yang merawat pasien
sudah dipilih dengan HDR
5. Memberikan pujian yang 4. Latih keluarga
wajar terhadap memberi tanggung
keberhasilan pasien jawab kegiatan
6. Menyusun jadwal pertama yang dipilih
7. pelaksanaan kemampuan klien: bimbing dan
yang telah dilatih dalam beri pujian.
rencana harian 5. Anjurkan membantu
klien sesuai jadwal
harian yang dibuat

SP 2 p SP 2 k
1. Mengevaluasi jadwal 1. Melatih keluarga
kegiatan SP 1 pasien mempraktekkan cara
2. Melatih kemampuan merawat pasien
kedua yang dipilih klien dengan masalah HDR
3. Menganjurkan pasien 2. Melatih keluarga
memasukan dalam melakukan cara
kegiatan harian merawat pasien
dengan masalah HDR
langsung pada pasien
3. Anjurkan membantu
klien sesuai jadwal
dan memberi pujian.
Sp 3 p SP 3 k

1. Mengevaluasi jadwal 1. Evaluasi kegiatan


kegiatan kegiatan 1 dan keluarga dalam
kegiatan 2 pasien membimbing klien
2. Melatih kemampuan dalam kegiatan
ketiga yang dipilih klien pertama dan kedua
3. Menganjurkan pasien yang dipilih dan
memasukan dalam dilatih klien, berikan
kegiatan harian: dua pujian.
kegiatan masing-masing 2. Bersama keluarga
dua kali per hari melatih klien dalam
melakukan kegiatan
ketiga yang dipilih
klien.
3. Anjurkan membantu
klien sesuai jadwal
dan memberi pujian.
SP 4 SP 4

1. Evaluasi kegiatan
1. Evaluasi kegiatan
keluarga dalam
keluarga dalam
membimbing klien
membimbing klien dalam dalam kegiatan
kegiatan pertama, kedua, pertama, kedua dan
dan ketiga yang dipilih ketiga yang dipilih
dan dilatih klien, berikan dan dilatih klien,
pujian. berikan pujian.
2. Bersama keluarga melatih 2. Bersama keluarga
klien dalam melakukan melatih klien dalam
kegiatan keempat yang melakukan kegiatan
dipilih klien. keempat yang dipilih
3. Anjurkan membantu klien klien.
sesuai jadwal dan memberi 3. Jelaskan follow up ke
pujian: dua kegiatan RSJ/ PKM tanda
masing-masing dua kali kambuh dan rujukan.
per hari. 4. Anjurkan membantu
klien sesuai jadwal
dan memberi pujian.
SP 5 SP 5
1. Evaluasi kegiatan latihan
1. Evaluasi kegiatan
dan berikan pujian
keluarga dalam
2. Latih kegiatan dilanjutkan
membimbing klien
sampai tak terhingga
melakukan kegiatan
3. Nilai kemampuan yang
yang dipilih oleh
telah mandiri
klien dan berikan
4. Masukan nilai apakah
pujian
harga diri klien meningkat
2. Nilai kemampuan
keluarga dalam
membimbing klien

3. Nilai kemampuan
keluarga melakukan
kontrol ke RSJ/ PKM
SP1 Klien : Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien,
membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan, membantu
klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih kemampuan
yang sudah dipilih dan menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang telah
dilatih dalam rencana harian
 Orientasi
“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya Marfuah , biasa dipanggil Fuah, saya
mahasiswa UMB yang sedang praktik diruangan ini., Bagaimana keadaan ibu
hari ini ? ”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan
kegiatan yang pernah ibu lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang
masih dapat ibu dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk
kita latih” ”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ?
Bagaimana kalau 20 menit ?
 Kerja
” Ibu, apa saja kemampuan yang ibu miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat
daftarnya ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa ibu lakukan?
Bagaimana dengan merapihkan kamar? Menyapu ? “ Wah, bagus sekali ada lima
kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki “. ” ibu dari lima kegiatan/kemampuan
ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat, yang
pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya ada 3 yang masih bisa
dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah
sakit ini. ”Sekarang, coba ibu pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di
rumah sakit ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu,
bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur ibu”. Mari kita
lihat tempat tidur ibu Coba lihat, sudah rapikah tempat tidurnya?”. “Nah kalau
kita mau merapikan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya.
Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah, sekarang
kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah
kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal,
rapihkan, dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah
letakkan sebelah bawah/kaki. Bagus !”. ” ibu sudah bisa merapihkan tempat tidur
dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“Coba ibu lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau ibu
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan ibu
(tidak) melakukan.
 Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapikan
tempat tidur ? Yah, ternyata ibu banyak memiliki kemampuan yang dapat
dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya, merapikan tempat tidur, yang sudah
ibu praktekkan dengan baik sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di
rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadwal harian. Ibu mau berapa kali sehari
merapikan tempat tidur? Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu
sehabis istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Ibu masih ingat kegiatan
apa lagi yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya
bagus, cuci piring.. kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi
di dapur ruangan ini sehabis makan pagi Sampai jumpa ya”

SP2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan kemampuan
pasien.
 Orientasi
“Assalammua’laikum, bagaimana perasaan ibu pagi ini ? Wah, tampak cerah ”
”Bagaimana ibu, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ Tadi pag?
Bagus (kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan
kemampuan kedua. Masih ingat apa kegiatan itu ibu?” ”Ya benar, kita akan
latihan mencuci piring di dapur ruangan ini” ”Waktunya sekitar 15 menit. Mari
kita ke dapur!”
 Kerja
“ibu, sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu
sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan
air untuk membilas., ibu bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh
ya jangan lupa sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan.
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya” “Setelah semuanya perlengkapan
tersedia, ibu ambil satu piring kotor, lalu buang dulu sisa kotoran yang ada di
piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian ibu bersihkan piring tersebut dengan
menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan sabun pencuci piring. Setelah
selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun sedikitpun
di piring tersebut. Setelah itu ibu bisa mengeringkan piring yang sudah bersih
tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai… “Sekarang coba ibu yang
melakukan…”“Bagus sekali,ibu dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik.
Sekarang dilap tangannya
 Terminasi
”Bagaimana perasaan ibu setelah latihan cuci piring ?” “Bagaimana jika kegiatan
cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari ibu. Mau berapa kali ibu
mencuci piring? Bagus sekali ibu mencuci piring tiga kali setelah makan.”
”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat
tidur dan cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan
mengepel” ”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”

DAFTAR PUSTAKA

Keliat,Budi A. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2. Jakarta: EGC.


Purwaningsih, Wahyu. Karlina, Ina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jogjakarta: Nuha
Medika Press.

Laporan pendahuluan tentang Harga Diri Rendah ini telah dikonsultasikan oleh ners muda
dan disetujui oleh preseptor klinik.
Banjarmasin, 2 November 2020

Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

(Meti Agustini, Ns, M.Kep) (Umi Mufliha, AMK)

Anda mungkin juga menyukai