Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“PROSES PENELITIAN KUANTITAF,


MASALAH, RUMUSAN MASALAH, VARIABEL
PENELITIAN, MODEL HUBUNGAN ANTAR
VARIABEL”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Metodologi Penelitian Kuantitatif

Dosen Pengampu:
Dr. NURWIANI, M.Si.

Disusun Oleh Kelompok II :

ABDUR ROCHIM (201010)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
KEPENDIDIKAN
PGRI JOMBANG
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga saya mampu menyelesaikan
penyusunan mkalah untuk dapat memenuhi tugas mata kuliah metodologi
penelitian kuantitatif.
Saya menyadari dalam penyusunan Makalah ini banyak kekurangan karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Sehubungan dengan hal tersebut di
atas maka dengan segala kerendahan hati mengharapkan adanya saran dan kritik
yang bersifat membangun diri yang selanjutnya dapat saya jadikan pedoman
untuk menghafalkan pengetahuan.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas bantuan, bimbingan serta kebaikan budi yang telah diberikan dalam
menyusun makalah ini,
1. Yang terhormat Dr. Nurwiani, M.Si., selaku dosen pengampu mata kuliah
metodologi peneltian kuantitatif yang senantiasa membimbing dan
mengarahkan penyusun kearah terselesainya penyusunan makalah ini.
2. Teman-teman seangkatan prodi S2 pendidikan matematika tahun 2020 yang
telah memberikan dorongan baik berupa materiil maupun materiil.
3. Semua pihak yang telah merelakan waktu dan pikirannya untuk membantu
kelancaran dalam penyelesaian makalah ini.

Dengan harapan semoga segala bimbingan dan bantuan yang telah diberikan
dibalas dan dicatat oleh Allah SWT sebagai amal baiknya. Akhirnya, besar
harapan penyusun semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Jombang, 16 Oktober 2020


Penulis,

Metodologi Penelitian ii ABDUR ROCHIM


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
PEMBAHASAN
A. Proses penelitian Kuantitatif.................................................................. 1
B. Masalah..................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah................................................................................... 7
D. Variabel Penelitian ................................................................................. 9
E. Model Hubungan Antar Variabel.......................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

Metodologi Penelitian iii ABDUR ROCHIM


PEMBAHASAN

A. Proses penelitian Kuantitatif


Setiap penelitian kuantitatif berangkat dari masalah. Masalah yang
dibawa oleh peneliti harus sudah jelas. Setelah masalah diidentifikasi dan
dibatasi selanjutnya masalah dirumuskan dan dinyatakan dalam kalimat
pertanyaan. Berdasarkan rumusan masalah maka peneliti menggunakan
berbagai teori untuk menjawabnya. Jawaban terhadap rumusan masalah yang
baru menggunakan teori dinamakan hipotesis.
Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah tersebut selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara
empiris menggunakan data dari lapangan. Untuk itu peneliti melakukan
pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu, bila
populasi terlalu luas maka peneliti menggunakan sampel. Sampel yang
diambil harus representatif dengan teknik Random Sampling jika ingin
membuat generalisasi.
Meneliti adalah mencari data yang akurat. Oleh karena itu peneliti
menggunakan instrumen penelitian. Agar instrumen dapat dipercaya maka
harus diuji validitas dan releabilitasnya. Instrumen untuk pengumpulan data
dapat berbentuk test dan nontest. Data yang telah terkumpul selanjutnya
dianalis. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis
yang diajukan. Analisis data ini menggunakan statistik.
Data hasil analisis selanjutnya dilakukan pembahasan. pembahasan
terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan mendalam dan interpretasi
terhadap data-data yang disajikan. Setelah dilakukan pembahsan selanjutnya
diberi kesimpulan. Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap
rumusan masalah. Selain itu peneliti juga berkewajiban memberi saran-saran.
saran tersebut harus berdasarkan kesimpulan hasil penelitian.
Penelitian kuantitatif yang berdasarkan paradigma positivistik
berlangsung sebagai berikut.
1. Peneliti melakukan penelitian berdasarkan masalah yang ada
2. Masalah diuraikan dan dijawab berdasarkan teori yang ada sehingga
melahirkan hipotesis
3. Melakukan proses pengumpulan data
4. Memilih populasi atau sampel yang representatif
5. Memilih dan membuat instrumen penelitian yang valid dan reliabel
6. Menganalisis data
7. Membuat kesimpulan dan saran-saran

B. Masalah
Seperti telah dikemukakan bahwa pada dasarnya penelitian itu
dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang antara lain dapat
digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian yang akan
dilakukan harus selalu berangkat dari masalah. Seperti dinyatakan oleh
Emory (1985) bahwa, baik penelitian murni maupaun terapan, semuanya
berangkat dari masalah, hanya untuk penelitian terapan, hasilnya langsung
dapat digunakan unruk membuat keputusan.
Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari
masalah, walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian sering
merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian (Tuckman, 1985).
Bila dalam penelitian telah dapat menemukan masalah yang betul-betul
masalah, maka sebenarnya pekerjaan penelitian itu 50% telah selesai. Oleh

Metodologi Penelitian 2 ABDUR ROCHIM


karena itu menemukan masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang
tidak mudah, tetapi setelah masalah dapat ditemukan, maka pekerjaan
penelitian akan segera dapat dilakukan. (Prof. Dr. Sugiyono: 52)
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek,
antara aturan dan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner
(1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari
apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan, antara
apa yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.
1. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan.
Di dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak
diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan dapat menimbulkan masalah.
Orang yang biasanya menjadi pemimpin pada bidang pemerintahan harus
berubah ke bidang pendidikan. Hal ini pada awalnya tentu akan muncul masalah.
Orang atau kelompok yang biasanya mengelola pendidikan dengan sistem
sentralisasi lalu berubah menjadi desentralisasi, atau dengan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) maka akan muncul masalah. Orang biasanya menulis
menggunakan mesin ketik manual harus ganti dengan komputer, maka akan
muncul masalah. Apakah masalahnya sehingga perlu ada perubahan. Apakah
masalahnya dengan sistem sentralisasi, sehingga perlu berubah menjadi sistem
desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, apakah masalahnya
sehingga kebijakan pendidikan selalu berubah, ganti menteri ganti kebijakan?
Apakah masalahnya setelah terjadi perubahan?
2. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan.
Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan
dari rencana tersebut, maka tentu ada masalah. Mungkin masih ingat bahwa pada
era orde baru direncanakan pada tahun 2000 Bangsa Indonesia akan tinggal
lantas tetapi ternyata tidak, sehingga muncul masalah. Dengan adanya reformasi
diharapkan harga-harga akan turun, ternyata tidak, sehingga timbul masalah.
Direncanakan dengan adanya penataran pengawasan melekat, maka akan
menjadi penurunan dalam jumlah KKN, tetapi ternyata tidak sehingga timbul
masalah. Dengan kebijakan MBS, kualitas pendidikan akan meningkat, tetapi
ternyata belum terlihat. Apakah masalahnya sehingga apa yang telah
direncanakan tidak menghasilkan kenyataan. Jadi untuk menemukan masalah

Metodologi Penelitian 3 ABDUR ROCHIM


dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang
direncanakan dengan kenyataan.
3. Adanya pengaduan.
Dalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata
setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang
diberikan, maka timbul masalah dalam organisasi itu. Pikiran pembaca yang
dimuat dalam koran atau majalah yang mengadukan kualitas produk atau
pelayanan suatu lembaga pendidikan, dapat dipandang sebagai masalah, karena
diadukan lewat media sehingga banyak orang yang menjadi tahu akan kualitas
produk dan kualitas pelayanan yang diberikan. Dengan demikian orang tidak
akan membeli lagi atau tidak menggunakan jasa lembaga itu lagi. Demonstrasi
yang dilakukan oleh sekelompok orang terhadap suatu sekolah atau perguruan
tinggi juga dapat menimbulkan masalah. Dengan demikian masalah penelitian
dapat digali dengan cara menganalisis isi pendaduan
4. Ada Kompetensi
Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar, bila
tidak dapat memanfaatkan untuk kerja sama. Perusahan Pos dan Giro merasa
mempunyai masalah setelah ada biro jasa lain yang menerima titipan surat,
titipan barang, ada hand phone yang dapat digunakan untuk SMS, internet, e-
mail. Perusahan Kereta Api memandang angkutan umum jalan raya dengan Bus
sebagai pesaing, sehingga menimbulkan masalah. Tetapi mungkin PT. Telkom
kurang mempunyai masalah karena tidak ada perusahaan lain yang memberikan
jasa yang sama lewat telepon kabel, tetapi menjadi masalah setelah ada saingan
telepon genggam (hand phone). Dalam pendidikan, lembaga-lembaga
pendidikan yang selama ini unggul di dalam negeri, akan timbul masalah setelah
ada perguruan tinggi asing boleh beroperasi di Indonesia.
Kerlinger (1973), Whitney (1969), dan Trelease (1958) dalam Nazir (1988:
134-139) mengemukakan bahwa terdapat beberapa ciri-ciri masalah yang
baik, yakni:
1. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian
Masalah mempunyai nilai penelitian maksudnya masalah tersebut
mempunyai kegunaan tertentu dan dapat digunakan untuk suatu
keperluan. Oleh karena itu, untuk menemukan masalah yang mempunyai
nilai penelitian, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, yakni:

Metodologi Penelitian 4 ABDUR ROCHIM


a. Keaslian masalah
Keaslian disini berarti masalah tersebut merupakan masalah yang up
to date; memiliki nilai ilmiah; merupakan masalah yang signifikan
sehingga peneliti tidak mengangkat hal-hal yang sepele ke dalam
penelitiannya.
b. Masalah yang menyatakan suatu korelasi
Masalah haruslah memiliki suatu hubungan, misalnya masalah A
berhubungan dengan B, atau bagaimana A dan B memiliki hubungan
dengan C, dan lain sebagainya. Selain itu, masalah yang dikaji harus
definitif, padat dan dapat dinyatakan dalam beberapa hipotesa
alternatif.
c. Masalah yang penting
Penting dalam artian tidak hanya dapat digunakan untuk
pengembangan ilmu tertentu saja, melainkan dapat diaplikasikan ke
dalam kehidupan sehari-hari atau kehidupan sosial.
d. Masalah yang dapat diuji
Masalah yang dipilih sedemikian rupa sehingga memberikan implikasi
untuk kemungkinan pengujian secara empiris.
e. Masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan
Masalah yang dipilih dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, dan dibuat
sedemikian rupa sehingga dengan dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan tersebut tidak menimbulkan kerancuan dalam pengertian.

2. Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas


Masalah yang diangkat haruslah dapat dipecahkan (fisibel). Oleh karena
itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Data dan metode
Data dan metode yang digunakan untuk pemecahan masalah harus
tersedia. Hal ini disebabkan data dan metode akan menentukan
masalah yang diangkat tersebut dapat terpecahkan atau tidak.
b. Biaya

Metodologi Penelitian 5 ABDUR ROCHIM


Biaya yang digunakan untuk pemecahan masalah harus sesuai dengan
batas kemampuan. Oleh karena itu biaya untuk pemecahan masalah
haruslah diperhitungkan secara matang.
c. Waktu
Waktu yang digunakan dalam pemecahan masalah haruslah wajar.
Sehingga untuk implementasi pada kehidupan sosial tidak terlalu
menunggu waktu yang terlalu lama.
d. Sponsor harus kuat
Untuk tingkat mahasiswa, sponsor atau adviser sangat membantu
dalam penelitian yang dilakukan. Adviser tersebut haruslah sesuai
dengan bidang ilmu penelitian tersebut.
e. Tidak bertentangan dengan hukum atau adat
Pemecahan masalah tersebut sedapat mungkin tidak bertentangan
dengan hukum negara ataupun hukum adat yang berlaku. Karena bila
hal ini dilanggar secara otomatis, akan menimbulkan berbagai
kesulitan, pertentangan, baik secara individu ataupun secara
kelompok.
3. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
Masalah yang diangkat selain sesuai dengan metode ilmiah dan dapat
terpecahkan, masalah tersebut juga harus sesuai dengan kualifikasi
peneliti. Kriteria yang masuk dalam kualifikasi peneliti, antara lain:
a. Menarik bagi peneliti
Masalah yang menarik dan sesuai dengan bidang studinya, akan
mendorong peneliti menemukan jawaban atas masalah tersebut,
apalagi ditunjang dengan kesesuaian bidang studinya.
b. Sesuai dengan kualifikasi
Sesuai kualifikasi maksudnya sulit atau mudahnya dapat ditentukan
sendiri oleh peneliti tersebut sesuai dengan kemampuan akademisnya,
daya nalar, sensivitas terhadap data, serta kemampuannya dalam
menghasilkan orginalitas.

Metodologi Penelitian 6 ABDUR ROCHIM


C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah sebuah pertanyaan yang dicari jawabanya
dengan mengumpulkan data dalam bentuk berbagai rumusan masalah
berdasarkan penelitian berdasarkan tingkat eksplanasi (Sugiyono:56)
Rumusan masalah yang baik dan benar mempunyai ciri-ciri dibawah ini :
1. Rumusan masalah yang berkualitas dirumuskan dalam bentuk kalimat
tanya.
2. Rumusan masalah jelas, padat, tidak bertele-tele.
3. Dapat memberikan petunjuk atau sebagai titik sentral dalam sebuah proses
penelitian agar memungkinkan menampung data guna menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam sebuah rumusan masalah.
4. Mampu mengarahkan cara berpikir kita terhadap suatu permasalahan.
5. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian.
6. Masalah yang dipilih harus memiliki fisibilitas.
7. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti
Ada 3 jenis perumusan masalah dalam penelitian
1. Masalah deskriftif
Masalah deskriftif merupakan yang berkaitan dengan pertanyaan bagi
adanya variabel mandiri, baik itu satu atau lebih variabel. Jadi dalam
rumusan masalah peniliti tak perlu membandingkan variabel pada sampel
lain, dan juga mencari hubungan variabel dengan variabel lainnya.
Contoh rumusan masalah deskriptif :
a. Bagaimana sikap dari masyarakat mengenai perguruan tinggi yang
memiliki bandan hukum?
b. Seberapa tinggi tingkat kepuasaan dan juga aspirsi masyarakat
pada pelayanan publik di ibu kota?
c. Seberapa baguskah kebijakan yang diterapakan di pemerintah?
2. Masalah komparatif
Masalah komparatif yaitu sebuah permasalahan penelitian yang sifatnya
membandingkan antara variabel satu dengan yang lainnya apakah itu
sama atau berbeda (sampel dan waktu).

Metodologi Penelitian 7 ABDUR ROCHIM


Contoh rumusan masalah komparatif :
a. Apakah ada perbedaannya tingkat produktifitas anatara pegawai
negeri dengan pegawai swasta ?
b. Adakah perbedaan kapabilitas dan kedisiplinan kerja antara
pegawai di perusahaan nasional dan pegawai swasta nasional?
c. Apa ada bedanya antara ketahanan fisik orang kota dengan orang
pedalaman?
3. Masalah asosiatif
Masalah asosiatif ialah pertanyaan pada sebuah penelitian yang sifatnya
memiliki hubungan antar dua variabel atau pun lebih. Bisa dengan
hubungan timbal balik, kausal, atau simetris.
a. Hubungan timbal balik
Hubungan timbal balik yaitu hubungan yang mempengaruhi satu sama
lain. Di sini tidak diketahui antara variabel independen dan variabel
dependen.
Contoh rumusan masalah hubungan timbal balik: hubungan antara
memiliki motivasi tinggi dan prestasi belajar. Pada hal ini dapat
dinyatakan bahwa motivasi berpengaruh terhadap prestasi dan
sebaliknya.
b. Hubungan kausal
Rumusan masalah kausal yaitu memiliki sifat sebab dan akibat. Di
dalamnya terdapat variabel bebas (independen) dan variabel
dependen. Di sini variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen.
Contoh rumusan masalah hubungan kausal, Apakah ada pengaruhnya
antara sistem penggajian dengan kinerja kerja?, Seberapa besarkah
tata ruang kota terhadap kebahagiaan penduduknya?, Adakah
pengaruhnya antara pendidikan yang dilakukan oleh orang tua dengan
prestasi belajar terhadap anak?
c. Hubugan simetris
Hubungan simetris yaitu hubungan diantara dua variabel atau bisa
lebih kebetulan nampak secara bersama.

Metodologi Penelitian 8 ABDUR ROCHIM


Contoh rumusan masalah hubungan simetris, Adakah hubungannya
antara banyak semut di pohon dengan kemanisan buah ?, Apakah ada
hubungannya antara jumlah pengangguran dengan tingkat criminal ?

D. Variabel Penelitian
Secara teoritis variabel dapat didefiisikan sebagai atribut seseorang,
atau objek yang mempunyai “Variasi” antara satu orang dengan yang lain
atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady,1981).
Dinamakan variabel karena ada variasinya.
Menurut Y.W Best yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-
kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti dimanupulasikan,
dikontrol atau dioservasi dalam suatu penelitian. Sedang Direktorat
Pendidikan Tinggii Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel
penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian.
Variabel  adalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah
sehingga mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan
menggunakan variabel, kita akan mmeperoleh lebih mudah memahami
permasalahan. Hal ini dikarenakan kita seolah-olah sudah mendapatkan
jawabannya. Biasanya bentuk soal yang menggunakan teknik ini adalah soal
counting (menghitung) atau menentuakan suatu bilangan. Dalam penelitian
sains, variable adalah bagian penting yang tidak bisa dihilangkan.
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain
maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat di bedakan menjadi:
1. Variabel Independen
Variable ini sering disebut sebagai Variabel Stimulus, Predictor,
Antecedent, Variabel Pengaruh, Variabel Perlakuan, Kausa, Treatment,
Risiko, atau Variable Bebas. Dalam SEM (Structural Equation Modeling)
atau Pemodelan Persamaan Struktural, Variabel Independen disebut juga
sebagai Variabel Eksogen.
Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel Dependen (terikat).

Metodologi Penelitian 9 ABDUR ROCHIM


Dinamakan sebagai Variabel Bebas karena bebas dalam mempengaruhi
variabel lain.
Contoh : “Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan…”
2. Varibael dependen
Sering disebut sebagai Variabel Out Put, Kriteria, Konsekuen, Variabel
Efek, Variabel Terpengaruh, Variabel Terikat atau Variabel Tergantung.
Dalam SEM (Structural Equation Modeling) atau Pemodelan Persamaan
Struktural, Variabel Independen disebut juga sebagai Variabel Indogen.
Variabel Terikat merupakan Variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Disebut Variabel Terikat
karena variabel ini dipengaruhi oleh variabel bebas/variabel independent.
Contoh : “Pengaruh Therapi Musik terhadap Penurunan Tingkat
Kecemasan…”

3. Variabel Moderator
Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (Memperkuat
dan Memperlemah) hubungan antara Variabel Bebas dan Variabel
Terikat. Variabel Moderator disebut juga Variabel Independen Kedua.
Contoh :
hubungan Variabel Independen – Moderator – Dependen :
Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan
dosen dalam menciptakan iklim/lingkungan belajar sangat baik, dan
hubungan semakin rendah bila peranan dosen kurang baik dalam
menciptakan iklim belajar.

Metodologi Penelitian 10 ABDUR ROCHIM


4. Variabel Intervening
Variabel Intervening adalah Variabel yang secara teoritis mempengaruhi
hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat, tetapi Tidak
Dapat Diamati dan Diukur. Variabel ini merupakan variabel
Penyela/Antara yang terletak diantara Variabel Bebas dan Variabel
Terikat, sehingga Variabel Bebas tidak secara langsung mempengaruhi
berubahnya atau timbulnya Variabel Terikat.
Contoh :
Tinggi rendahnya penghasilan akan mempengaruhi secara tidak langsung
terhadap umur harapan hidup. Di sini ada varaibel antaranya yaitu yang
berupa Gaya Hidup seseorang. Antara variabel penghasilan dan gaya
hidup terdapat variabel moderator yaitu Budaya Lingkungan Tempat
Tinggal.

5. Variabel Kontrol
Variabel Kontrol adalah Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat tidak
dipengaruhi oleh factor luar yang tidak diteliti.
Variabel Kontrol sering dipakai oleh peneliti dalam penelitian yang
bersifat membandingkan, melalui penelitian eksperimental.

Metodologi Penelitian 11 ABDUR ROCHIM


Contoh :
Pengaruh jenis pendidikan terhadap ketrampilan dan mengetik. Variabel
independennya jenis pendidikan (SMU dan SMK), variabel kontrol yang
ditetapkan sama , Misalnya: naskah yang diketik sama, mesin tik sama,
ruang tempat mengetik sama. Dengan adanya variabel kontrol tersebut
maka besarnya pengaruh jenis pendidikan terhadap ketrampilan mengetik
dapat diketahui lebih pasti.

Metodologi Penelitian 12 ABDUR ROCHIM


E. Model Hubungan Antar Variabel
Pola hubungan antar variabel yang akan diteliti disebut paradigma
penelitian. Paradigma penelitian dalam hal ini diartikan pola pikir yang
menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti sekaligus
mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui
penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan
jumlah hipotesis, dan teknik analisis data yang digunakan.
Bentuk-bentuk paradikma penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:
1. Paradigma sederhana
Paradigma penelitian ini terdiri atas satu variabel indepenten dan
dependen.

Contoh:
X = kualitas Guru
Y = Prestasi Belajar Siswa
2. Paradigma sederhana berurutan
Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel tetapi hubungannya
masih sederhana.

Contoh:
X1 = Kualitas Siswa
X2 = Kualitas Pembelajaran
X3 = Kualiats Lulusan
Y = Kualitas Jenis Pekerjaan
3. Paradigma ganda dengan dua variabel independen
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen dan satu
dependen.

Metodologi Penelitian 13 ABDUR ROCHIM


Contoh:
X1 = Kompetensi Guru
X2 = Lingkungan Sekolah
Y = Prestasi Belajar Siswa
4. Paradigma ganda dengan tiga variabel independen
Dalam paradigma ini terdapat tiga variabel independen dan satu
dependen.

Contoh:
X1 = Kualitas Mesin
X2 = Pengalaman Kerja
X3 = Etos Belajar
Y = Produktivitas Kerja
5. Paradigma ganda dengan dua variabel dependen
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel dependen dan satu
independen.

Metodologi Penelitian 14 ABDUR ROCHIM


Contoh:
X1 = Tingkat Pendidikan
Y1 = Disiplin Kerja
Y2 = Karier ditempat Kerja
6. Paradigma ganda dengan dua variabel independen dan dua variabel
dependen
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen dan dua dependen.

Contoh:
X1 = Keindahan Kampus
X2 = Pelayanan sekolah
Y1 = Kualiats Jumlah Pendaftar
Y2 = Kepuasan Pelayanan
7. Paradigma Jalur
Dalam paradigma ini terdapat variabel yang berfungsi sebagai jalur
antara. Dengan adanya variabel antara ini akan dapat digunakan untuk
mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati variabel
antara atau bisa langsung ke sasran akhir.

Metodologi Penelitian 15 ABDUR ROCHIM


Contoh:
X1 = Status Sosial Ekonomi
X2 = IQ
X3 = Motivasi Berprestasi
Y = Prestasi Belajar

Metodologi Penelitian 16 ABDUR ROCHIM


DAFTAR PUSTAKA

Nazir, Moh. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia


Sugiyono. 2007. Metode Penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/sumber-masalah-
penelitian/ diakses 16 Oktober 2020
http://www.levinayanti.com/2014/10/macam-macam-variabel-dalam-
penelitian.html diakses 16 Oktober 2020

Metodologi Penelitian 17 ABDUR ROCHIM

Anda mungkin juga menyukai