Anda di halaman 1dari 11

DEFENISI KEBUTAAN WHO

• Tajam penglihatan kurang dari 3/60


• Hanya mampu melihat < 3 meter,
• Pada mata terbaik (yang melihat lebih jelas),
• Walaupun sudah menggunakan koreksi (alat bantu) terbaik
• Lapang pandangan kurang 20 derajat

PREVALENSI KEBUTAAN DI DUNIA


• 45 juta orang buta
• 110 juta orang dengan gangguan penglihatan berat
• Setiap menit 12 orang menjadi buta
• 90% berada di negara berkembang

PREVALENSI KEBUTAAN DI INDONESIA


 Populasi Indonesia: 262 Juta Jiwa
 1.6 juta orang buta
 6.4 juta orang gangguan pengelihatan sedang sampai berat
 Total: sekitar 8 juta orang mengalami gangguan pengelihatan
 Prevalensi: 3%
Penyebab kebutaan tersering
1. Katarak = 81.2%
2. Kelainan segmen posterior = 6.1%
3. Gangguan refraksi = 2.7%
4. Glaukoma = 1.8%
5. Pterygium = 0.9%
6. Lain-lain = 7.3%
> 80% penyebab kebutaan dapat dicegah + berkaitan dengan penambahan usia

DATA DEMOGRAFI PENDUDUK INDONESIA


• Angka harapan hidup penduduk semakin meningkat
Tahun 2000 : 68%
Tahun 2010: 71%
Tahun 2020: 74%
Tahun 2030: diperkirakan 76%
• Proporsi penduduk usia >50 tahun
• Tahun 2000 : 14%
• Tahun 2010: 17%
• Tahun 2020: 22%
• Tahun 2030: diperkirakan 28%
• Prevalensi penyakit progresif (seperti DM dan Hipertensi) makin meningkat
Diperkirakan prevalensi kebutaan tahun 2030 akan semakin meningkat bila
tidak dilakukan pencegahan, deteksi dini, dan penanganan yang tepat
PERMASALAHAN YANG DIAKIBATKAN OLEH KEBUTAAN
• Kebutaan dianggap sebagai penyebab utama keadaan cacat & bencana
nasional
• Masih banyak ketidaktahuan penderita untuk datang memeriksakan diri
dan berobat
• Produktivitas penderita menurun, menyebabkan meningkatnya angka
kemiskinan
• Penderita tidak dapat mandiri, sehingga keluarga/orang sekitar menjadi
terbebani
• Bagi anak, mengalami kesulitan dalam belajar, sehingga berpotensi
menurunkan Sumber daya manusia Indonesia

ANGGOTA PERDAMI KALIMANTAN BARAT: 19 ORANG


Sebaran per kabupaten:
• Pontianak: 8 dokter mata
• KKR: 1 dokter mata
• Singkawang: 2 dokter mata
• Sintang: 2 dokter mata
• Sambas: 1 dokter mata
• Bengkayang: 2 dokter mata
• Ketapang: 1 dokter mata
• Melawi: 1 dokter mata
• Ngabang: 1 dokter mata

ROADMAP PROGRAM PENGONTROLAN GANGGUAN PENGELIHATAN DI


INDONESIA
Visi
Pada 2030, setiap orang di Indonesia memiliki pengelihatan yang optimal dan
dapat mengembangkan potensialnya dengan penuh
Sasaran/tujuan
Ketersediaan pelayanan kesehatan mata yang berkualitas untuk semua orang di
Indonesia yang membutuhkan. Tanpa dibatasi oleh kemampuan ekonomi mereka,
sehingga setiap individu di indonesia memiliki pengelihatan yang optimum dan
dapat mengembangkan potensi mereka secara penuh

PRIORITAS PENANGAN
1. Katarak
2. Kelainan refraksi
3. Glaukoma
4. Retinopati Diabetik
5. Childhood Blindness
POIN PENTING KATARAK
 Penyakit degenerasi yang ditandai oleh kekeruhan pada lensa mata
 Data Indonesia
 Insiden 0.1% kebutaan tiap tahun (210.000 orang)
 Sebagian besar berada di daerah dengan ekonomi rendah
 Kemampuan operasi 80.000 mata/tahun
 Backlog (penumpukan) 130.000 kasus/tahun
 Penduduk Indonesia menderita katarak 15 tahun lebih awal
dibandingkan penduduk negara maju
 Kebutaan akibat katarak dapat diatasi  OPERASI

POIN PENTING GLAUKOMA


 Adalah penyakit degenerasi yang ditandai oleh kerusakan nervus optikus
akibat tekanan bola mata yang lebih tinggi dari normal
 Data Indonesia
 500.000 penderita glaukoma mengalami kebutaan
 Disebut juga “pencuri penglihatan” karena penderita tidak
mengalami keluhan buram sampai akhirnya penglihatan hilang
secara total
 Umumnya penderita berusia 40 tahun ke atas
 Memerlukan upaya DETEKSI DINI
POIN PENTING KELAINAN REFRAKSI
 Disebut juga kelainan “kacamata”
 Data Indonesia
 10% dari 66 juta anak usia sekolah (5-19 tahun) menderita kelainan
refraksi
 Hanya 12.5% yang telah menggunakan kacamata
 Memerlukan upaya DETEKSI DINI

POIN PENTING RETINOPATI DIABETIK


 Adalah kerusakan retina akibat kebocoran pembuluh darah yang terjadi
pada diabetes mellitus
 Data Indonesia
 Secara resmi belum ada
 3.9% dari seluruh jumlah kunjungan (poli mata RSCM)
 DM tipe 1
 13% kasus pada pasien yang menderita < 5 tahun
 90% kasus pada pasien yang menderita > 10 tahun
 DM tipe 2
 25% kasus pada pasien yang menderita < 5 tahun
 75% kasus pada pasien yang menderita > 10 tahun
 Memerlukan upaya PREVENTIF dan DETEKSI DINI
BAKTI SOSIAL OPERASI KATARAK PERDAMI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2016:
Total Pasien: 82 orang
Lokasi:
Pontianak (RS Anton Sujarwo Bayangkara, RS Mitra Medika)
Kubu Raya (RSAU dr. M Sutomo)

TAHUN 2017
Total Pasien: 416 orang
Lokasi:
Pontianak (RS UNTAN, RS Mitra Medika)
Kubu Raya (RS Tk.II Kartika Husada)
Sanggau (RSUD M Th Djaman)
Putusibau (RSUD Achmad Diponegoro)

TAHUN 2018
Total Pasien: 330 orang
Lokasi:
Pontianak (RS UNTAN)
Kubu Raya (RS Tk.II Kartika Husada)
Sintang (Optik PVSAT, Aula Korem 121/A)
TAHUN 2019
Total Pasien: 184
Putusibau (RSUD Achmad Diponegoro)
Landak (RSUD Landak)

FASILITAS PELAYANAN MATA DI KALIMANTAN BARAT


No. Nama Alat PTK KKR BKYG SNTG LNDK SNGAU KTPG MLWI SKWG
1 Refraction Set         
2 Autorefraktometer       
3 NCT     Pakai Pakai 
Aplanasi Aplanasi
4 Oftalmoskop       
Indirect
5 Gonioskopi      
6 Slitlamp         
7 USG       
8 Perimetrie 
9 OCT 
10 Argon Laser   
11 Yag Laser   
12 Phacoemulsifikasi   Ada tp   
rusak
13 Vitrektomi 
14 Mikroskop Bedah         
WORLD SIGHT DAY (HARI PENGLIHATAN SEDUNIA)

Peringatan: Hari kamis minggu kedua bulan Oktober dan dikoordinasi oleh VISION
2020

Sejarah: Pertama kali dilakukan oleh Lions Club International Fondation (LCIF)
pada tahun 1988 0dikenal dengan nama “Lions World Sight Day”

LCIF:

- Pemimpin global dalam memberikan dukungan untuk membantu mencegah


kebutaan yang dapat dihindari dan memulihkan penglihatan bagi orang-orang
yang tinggal di seluruh belahan dunia.
- Telah membantu setidaknya 30 juta orang untuk meningkatkan atau
memulihkan penglihatan
- Sepanjang bulan oktober LCIF melakukan proyek terkait penglihatan seperti:
• Skrining penglihatan
• Donasi kacamata
• Operasi restoratif
• Edukasi kesehatan mata
VISION 2020

Sejarah: Diprakarsai oleh The International Agency for the Prevention of Blindness
(IAPB) tahun 1999

Inisiatif Global dari koalisi:

- Organisasi internasional
- Sektor swasta yang bekerja
- WHO

Tujuan: Menghilangkan kebutaan yang dapat dicegah/dihindari, sebagai masalah


kesehatan masyarakat pada tahun 2020

VISION 2020 DAN WSD

- Tahun 2000 - VISION 2020 mengkoordinasi penyelenggaraan WSD


- Tujuan penyelenggaraan WSD: Memusatkan perhatian Dunia terhadap
kebutaan dan gangguan pengelihatan
- Cara:
• Meningkatkan kesadaran publik tentang kebutaan &
gangguan penglihatan sebagai masalah kesehatan masyarakat
internasional utama.
• Mempengaruhi Pemerintah untuk berpartisipasi dan
mengalokasikan dana untuk program pencegahan kebutaan nasional.
• Memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai
pencegahan kebutaan.
- VISION 2020 membuat tema dan materi inti tertentu untuk peringatan WSD
setiap tahunnya
- Anggota dan organisasi pendukung mengelola acara individu (termasuk
perdami Kalbar mengadakan acara talkshow ini masih dalam rangka WSD)
- Tema WSD 2016-2020
• 2016 - Stronger Together
• 2017 - Make Vision Count
• 2018 - Eye Care Everywhere
• 2019 - Vision First
• 2020 - Hope In Sight

TEMA WSD 2020 – HOPE IN SIGHT


- Lebih dari satu miliar orang tidak dapat melihat dengan baik
- 3 dari 4 gangguan penglihatan di dunia bisa dicegah
- WHO – Memasukkan perawatan mata sebagai bagian integral dari
Universal Health Coverage (UHC) – Pencapaian besar untuk kesehatan mata
global  adanya harapan untuk memberikan pengelihatan yang baik bagi
semua orang (Hope in Sight)
- Melalui WSD dengan tema Hope in Sight, VISION 2020 mengajak kita semua
untuk menemukan solusi untuk memastikan bahwa setiap orang, di mana
pun, memiliki akses pelayanan kesehatan mata untuk dapat melihat
dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai