Anda di halaman 1dari 7

Makalah

Dosen Pengampu: Dr. Eng.Khairurrijal

MK: Kapita Selekta Elektronik

FITRIYANTI NAKUL

[20214036]

Program Studi Magister Fisika


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Sekolah Pasca Sarjana Institut Teknologi Bandung
2015
I. Deskripsi Umum Baterai
Baterai atau kerap dikenal sebagai akumulator merupakan sel listrik yang berfungsi
menyimpan energi dengan efisiensi yang tinggi. Pada baterai berlangsung proses
elektrokimia yang reversible (dapat berbalikan), yakni di dalam baterai dapat berlangsung
proses pengubahan energy kimia menjadi energy listrik pada saat pemakaian (proses
pengosongan), dan sebaliknya konversi dari energy listrik menjadi energy kimia pada saat
pengisian kembali dengan cara regenerasi dari elektroda-elektroda yang dipakai, yaitu
dengan memberikan arus listrik dalam arah atau polaritas yang berlawanan di dalam sel
baterai. Prinsip sel baterai ini termasuk dalam jenis Storage Battery, merupakan suatu
baterai yang dapat digunakan berulang kali pada keaadaan sumber listrik arus bolak-balik
(AC)terganggu. Adapun jenis-jenis baterai dapat diklasifikasikan berdasarkan
kemampuannya untuk dikosongkan (discharged) dan di isi ulang (recharged), yaitu Baterai
Primer dan Baterai Sekunder.

II. Baterai Litium-Ion


II.1 Karakteristik BateraiLitium-Ion
Baterai ion litium (biasa disebut Baterai Li-ion atau LIB) adalah salah satu anggota
keluarga baterai isi ulang. Baterai lithium merupakan baterai yang menggunakan logam
litium atau paduan litium sebagai elektroda negatif (anoda) dan material lain seperti mangan
dioksida (MnO2), tionil klorida (SOCl2), atau sulfur dioksida (SO2), LiCoO2 sebagai elektroda
positif (katoda). Litium merupakan logam yang paling ringan, rasio elektron/ massa paling
besar, dan potensial elektroda paling negatif sehingga baterai litium mempunyai densitas
energi yang tinggi dan tegangan yang tinggi. Umumnya baterai bekerja dengan mekanisme
mentransfer ion litium di antara dua elektroda (katoda dan anoda) melalui elektrolit cair.
2.2 Prinsip Kerja Baterai Ion-Litium
Baterai litium menggunakan komposit
berstruktur layer, Litium Cobalt Oxide
(LiCoO2), sebagai katoda, dan material
karbon (dimana litium disisipkan diantara
lapisan karbon) sebagai anoda. Susunan
struktur dari baterai litium ion seperti pada
gambar 2. Baterai litium ion sendiri terdiri atas
anoda, separator, elektrolit, dan katoda. Pada
katoda dan anoda umumnya terdiri atas
bagian, yaitu bagian material aktif (tempat

20214036_Baterai Litium-Ion 1
masuk keluarnya ion litium) dan bagian pengumpul elektron (collector current).
Gambar 2. Susunan struktur dari baterai litium ion
Listrik yang dihasilkan pada baterai litium ion dapat dijelaskan sebagai berikut: Jika
anoda dan katoda dihubungkan, maka elektron mengalir dari anoda menuju katoda,
bersamaan dengan itu listrik pun mengalir. Pada bagian dalam baterai, terjadi proses
pelepasan ion litium pada anoda, kemudian ion tersebut berpindah menuju katoda melalui
elektrolit sebagai media transfer. Dan di katoda, bilangan oksidasi kobalt berubah dari 4
menjadi 3, karena masuknya elektron dan ion litium dari anoda. Sedangkan proses
recharging/pengisian ulang, berkebalikan dengan proses ini.

Dari berbagai banyak jenis logam, logam litium merupakan logam yang sangat
menjanjikan untuk anoda karena memiliki potensial standar paling negatif (-3.0 V), paling
ringan (berat atom: 6.94 g), sehingga bila dipakai untuk anoda dapat menghasilkan
kapasitas energi yang tinggi.

2.2 Proses Recharging dan Discharging Baterai ion litium


Baterai lithium-ion memiliki kemampuan penyimpanan energi tinggi per satuan
volume. Energi yang tersimpan merupakan jenis energi elektrokimia. Energi elektrokimia
merupakan jenis energi listrik yang berasal dari reaksi kimia yang terjadi di dalam baterai.
Jenis baterai ini dapat diisi ulang dimana terjadi pergerakan ion litium antara anoda dan
katoda. Pada sel sekunder, anode dan katode bereaksi secara kimia sehingga sel dapat diisi
ulang melalui proses elektrolisis untuk mengembalikan anode dan katode ke kondisi awal.
Pada jenis baterai ini, yang berperan sebagai anoda adalah Ion litium, bukan logam litium,
sehingga reaksi sel yang terjadi di dalam baterai bukanlah reaksi redoks, melainkan hanya
pergerakan ion litium melalui elektrolit dari satu elektrode ke elektrode lainnya.
Cara Kerja :
Pada saat digunakan berkerja sebagai sel volta: Lithium akan mengantarkan
elektron dari anoda menuju alat yang membutuhkan elektron seperti kapasitor dan
processor di handphone atau laptop kemudian berakhir di katoda. Sedangkan proton dari
katoda masuk menembus separator diantara anoda dan katoda (proses interkalasi). Proses
ini berlangsung terus menerus hingga kapasitas penggunaan baterai habis (ditunjukkan
dengan garis atau persentase kapasitas baterai di layar handphone atau laptop).

Tipe baterai Li-ion terbagi atas dua tipe, yaitu Mangan (Mn) dan Kobalt (Co). Berikut
ini merupakan gambaran contoh reaksi yang terjadi saat pemakaian dan pengisian ulang
energi listrik untuk baterai litium-ion (Gbr. 3) dengan elektroda positif (katoda) berupa

20214036_Baterai Litium-Ion 2
LiCoO2 dan elektroda negatif yang terbuat dari karbon grafit (C6), separator yang terbuat dari
lapisan tipis plastik yang dapat dilalui oleh ion-ion, dan larutan elektrolit.

Gambar 3. Struktur Baterai Litium-ion

Pada proses discharge atau saat kita memakai baterai, Li + ion bergerak dari negatif
ke positif melalui separator, sehingga elektron bergerak dengan arah yang sama. Aliran
elektron inilah yang menghasilkan energi listrik.:
a)    Discharging (pemakaian):
Elektroda positif (+) :  Li1-x CoO2  + xLi + xe- ®     LiCoO2  
Elektroda negatif (–) :          CnLi  ®     Cn + xLi + xe-
Reaksi keseluruhan  :   Li1-xCoO2 + CnLiX ® LiCoO2 + Cn E sel = 3.70V

b)    Recharging (pengiisian ulang):


Elektroda positif (+) :   LiCoO2  ® Li1-x CoO2  + xLi + xe-
El
ektroda negatif (–) :    Cn + xLi + xe- ®     CnLi     
Reaksi keseluruhan  :    LiCoO2 + Cn ® Li1-xCoO2 + CnLiX

dengan, x menyatakan jumlah ion litium yang berpindah dari LiCoO2 ke grafit

20214036_Baterai Litium-Ion 3
2.3 Aplikasi Baterai Ion-Litium

Baterai ion litium merupakan jenis baterai isi ulang yang sering dijumpai pada barang-
barang elektronik konsumen. Jenis baterai ini paling popular digunakan untuk peralatan
elektronik portable seperti; telepon seluler, kamera, MP3 Player, laptop/ notebook bahkan
gadget masa kini, karena tidak memiliki efek memori, memiliki kepadatan energy yang baik
dan daya hilang yang lambat sehingga tidak butuh perlakuan apapun jika tidak digunakan
dan dapat menyimpan cadangan energi yang relatif besar dalam waktu yang relatif lama.
Jika dibandingkan dengan baterai dengan bahan nikel, energi baterai Li-Ion lebih
efisien dan tidak memiliki efek memori, tetapi juga lebih mahal harganya. Li-Ion juga sedikit
lebih ringan daripada baterai NiMH dan memiliki umur lebih lama. Sebagai contoh, satu
kilogram baterai Li-Ion mampu menampung 150 watt-jam, sementara satu kilogram baterai
NiMH hanya mampu menampung 100 watt-jam. Baterai Li-Ion juga memiliki umur yang lebih
lama karena hanya kehilangan sekitar 5% dari kapasitasnya setiap bulan dibandingkan
dengan baterai NiMH yang kehilangan hingga 20% kapasitasnya setiap bulannya. Baterai ini
juga dapat bertahan hingga 1000 kali pengisian ulang.
Berikut adalah beberapa contoh baterai lithium yang sering digunakan pada alat –
alat elektronik :

20214036_Baterai Litium-Ion 4
Gambar 7. Contoh baterai Li-ion pada peralatan elektronik portabel

DAFTAR PUSTAKA

[1] Lhitium-Ion Batteries, Journal Issue II, Ul.Com/New Science.


http://newscience.ul.com/wp-content/uploads/2014/04/NS_SE_Journal_Issue_2.pdf
Diakses pada 31/03/2015.
[2] Ritchie, A,G., “Recent Development And Future Prospects For Lithium Rechargeable
Batteries”. Journal of power Sources,Vol 96 (2001) 1 - 4.
[3] Bambang Prihandoko,.Pembuatan Nanomaterial Sebagai Bahan Komponen Baterai
Lithium. Laporan Akhir Program Insentif Peneliti Dan Perekayasa Lipi 2010.
[4] Hori, T., “Gate Dielectric and MOS ULSIs (Principles, Technologies, and
Applications)”, Berlin Heidelberg, Germany, Springer-Verlag (1997).
[5] Dina Permata Sari.2010. Analisis Impedansi Silikon Nanowire Dalam Anoda Baterai
Litium Ion. Makalah Seminar Kimia.
[6] Ade Okta Yurwendra dan Lukman Noerochim. Pengaruh Konsentrasi Karbon
terhadap Performa Elektrokimia Katoda Lifepo4 untuk Aplikasi Baterai Lithium Ion
Tipe Aqueous Electrolyte. Jurnal Teknik POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-
3539 (2301-9271 Print).
[7] Agus Purwanto. Riset Pengembangan Battery Lithium Phospate Di Universitas
Sebelas Maret. http://inovasi.uns.ac.id/wp-content/uploads/2014/10/Dr.-Eng-Agus-

20214036_Baterai Litium-Ion 5
Purwanto-ST-MT.pdf
[8] http://id.wikipedia.org/wiki/Baterai_ion_litium
[9] Etty Marti Wigayati. Pembuatan Dan Karakterisasi Lembaran Grafit Untuk Bahan
Anoda Pada Baterai Padat Lithium. Jurnal Fisika Himpunan Fisika Indonesia Volume
9 No 1 Juni 2009. ISSN No. 0854-3046.
[10 Nazri,(2009), Lithium Batteries: Science and Technology, Springer, Miami in
] Rachman, Mochlesur.

20214036_Baterai Litium-Ion 6

Anda mungkin juga menyukai