Anda di halaman 1dari 26

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR OTOMOTIF
SUB SEKTOR KENDARAAN RINGAN

PELAKSANAAN TEKNIK PEMATRIAN


OTO.KR01.007.03

BUKU INFORMASI

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

DAFTAR ISI

Daftar Isi.......................................................................................................1

BAB I PENGANTAR .....................................................................................2

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ...................................2


1.2. Penjelasan Modul............................................................................2
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)...............................................3
1.4. Pengertian-pengertian Istilah...........................................................4

BAB II STANDAR KOMPETENSI....................................................................5

2.1. Peta Paket Pelatihan .......................................................................5


2.2. Pengertian Unit Standar ..................................................................5
2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ......................................................6
2.3.1. Judul Unit .......................................................................6
2.3.2. Kode Unit ........................................................................6
2.3.3. Deskripsi Unit ..................................................................6
2.3.4. Elemen Kompetensi .........................................................6
2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja .........................................................6
2.3.6. Batasan Variabel .............................................................7
2.3.7. Panduan Penilaian ...........................................................8
2.3.8. Kompetensi Kunci ............................................................8

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ..............................................9

3.1. Strategi Pelatihan .........................................................................9


3.2. Metode Pelatihan .........................................................................10

BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI .............................................................11

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN


KOMPETENSI ....................................................................................23

5.1. Sumber Daya Manusia ..................................................................23


5.2. Sumber-sumber Perpustakaan ......................................................24
5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ................................................25

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 1 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

BAB I
PENGANTAR

1.1. Konsep Dasar Competency Based Training (CBT)

 Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?


Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat
melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh
Kriteria Unjuk Kerja.

 Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?

Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh


keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif
ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2. Penjelasan Modul

Desain Modul
Modul ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual / mandiri :
 Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih.
 Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.

Isi Modul
Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.

Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan
dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual /
mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
 Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan
memahami informasi.
 Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan
peserta pelatihan.
 Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 2 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta
pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan.
 Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan.
 Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
 Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
 Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
 Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

Pelaksanaan Modul
Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :
 Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan.
 Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan.
 Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan
menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :


 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
 Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.
 Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
 Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
 Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)

 Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency)


Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi
terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.

Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah :
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 3 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah

Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

Standarisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.

Penilaian / Uji Kompetensi


Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan
bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.

Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut
ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.

Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.

Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.

Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 4 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

BAB II
STANDAR KOMPETENSI

2.1 Peta Paket Pelatihan


Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul – modul lain
yang berkaitan diantaranya :
2.1.1 Menggunakan dan memelihara Alat Ukur (OTO.KR.01.010.03)
2.1.2 Memelihara / Servis Engine dan komponen – komponennya
(OTO.KR.02.003.03)
2.1.3 Melaksanakan memelihara / servis komponen (OTO.KR.01.001.03)
2.1.4 Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(OTO.KR.01.016.013)

2.2. Pengertian Standar Kompetensi

Apakah Standar Kompetensi?


Setiap Standar Kompetensi menentukan :
a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi.
b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.

Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini?

Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk


“Menerapkan prosedur-prosedur mutu”.

Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan?

Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian


kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan
waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.

Berapa banyak kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi?

Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda
akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda
kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level
yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 5 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

2.3. Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari


Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta
pelatihan atau siswa untuk dapat :
 mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
 mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
 memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
 menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja
telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1 Judul Unit : Pelaksanaan Teknik Pematrian

2.3.2 Kode Unit : OTO.KR.01.007.03

2.3.3 Deskripsi Unit


Unit ini mengidentifikasikan kompetensi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses
pematrian lunak termasuk persiapan bahan dan perlengkapan.

Kemampuan Awal
Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal Pengetahuan fundamental
pengenalan alat ukur dan komponen-komponen mesin.

2.3.4 Elemen Kompetensi


2.3.5 Kriteria Unjuk Kerja
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
Persiapan komponen, 1.1 Persiapan komponen, peralatan dan perlengkapan untuk
peralatan dan pematrian lunak dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan
perlengkapan untuk terhadap komponen atau sistem lainnya.
pematrian lunak. 1.2 Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan
dipahami.
1.3 Bahan/komponen yang dipatri harus bersih dan pemberian bahan
flux/pelancar secukupnya.
1.4 Perlengkapan pematrian lunak dipersiapkan, dibersihkan dan
dipanaskan sebelum pematrian.
1.5 Seluruh kegiatan persiapan dilaksanakan berdasarkan SOP
(Standard Operation Procedures), undang-undang K 3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-
undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan.
Pelaksanaan pematrian 2.1 Pematrian lunak dilaksanakan tanpa menyebabkan kerusakan
lunak terhadap komponen atau sistem lainnya.
2.2 Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik dan
dipahami.
2.3 Kualitas pematrian diuji sesuai tuntutan.
2.4 Seluruh kegiatan pematrian dilaksanakan berdasarkan SOP
(Standard Operation Procedures), undang-undang K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja), peraturan perundang-
undangan dan prosedur/kebijakan perusahaan.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 6 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

2.3.6 Batasan Variabel

Batasan konteks:

Standar kompetensi ini digunakan untuk:


 Jasa pelayanan pemeliharaan/servis & perbaikan bidang perbengkelan.

Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:


 Spesifikasi pabrik kendaraan
 SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan
 Spesifikasi pabrik komponen
 Kebutuhan pelanggan
 Kode area tempat kerja.

Pelaksanaan K 3 harus memenuhi:


 Undang-undang tentang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
 Penghargaan di bidang industri.

Sumber – sumber dapat termasuk:


 Peralatan tangan/hand tools, jenis-jenis bahan flux/pelancar, dan macam-macam
pematrian lunak
 Peralatan bertenaga/power tools, gas
 Perlengkapan pematrian meliputi: listrik, besi pemanas dan kompor.

Kegiatan:
Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus termasuk:
 Pembersihan komponen
 Pemanasan
 Pematrian.

Persyaratan khusus:
 Pada bermacam-macam tipe bahan pematrian lunak
 Pada bermacam-macam ketebalan bahan pematrian lunak.

Variabel terapan lainnya meliputi:


 Perbaikan rangkaian elektrik dan elektronik.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 7 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

2.3.7 Panduan Penilaian


Konteks:
 Pengetahuan dan ketrampilan dasar dapat dinilai melalui pekerjaan dan tidak
melalui pekerjaan.
 Penilaian ketrampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang diawasi dan
pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika kondisi tempat kerja
tidak memungkinkan, penilaian dapat dilakukan melalui simulasi.
 Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan langsung.

Aspek-aspek penting:
Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu menerapkan kompetensi
pada keadaan yang berubah-ubah dan merespon situasi yang berbeda pada beberapa
aspek-aspek berikut:
 Bahan pematrian lunak.

Pengetahuan dasar:
 Undang-undang tentang K 3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
 Prosedur pematrian
 Bahan flux/pelancar dan penggunaannya
 Pematrian lunak dan penggunaannya
 Jenis-jenis dan bahan yang dapat dipatri
 Persyaratan keselamatan diri
 Persyaratan keamanan perlengkapan kerja.

Penilaian praktek:
 Mengakses, memahami dan menerapkan informasi teknik
 Menggunakan peralatan dan perlengkapan yang sesuai
 Menggunakan bahan flux/pelancar dengan benar
 Mematri dengan berbagai bahan.

2.3.8 Kompetensi Kunci

Kompetensi Kunci dalam Unit ini Bobot


Merencanakan dan mengorganisir kegiatan 1
Bekerja dengan orang lain dan didalam kelompok 1
Penggunaan gagasan matematis dan teknis 1
Pemecahan masalah 1
Penggunaan teknologi 1

Unjuk Kerja dari ketrampilan yang diperlukan:


1. Melaksanakan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan dimana kemajuan
ketrampilan seseorang di awasi secara berkala oleh pengawas.
2. Melaksanakan tugas yang lebih luas dan sulit dengan peningkatan kemandirian
dan tanggung jawab individu. Hasil pekerjaan diperiksa oleh pengawas.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 8 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

3. Melaksanakan kegiatan yang kompleks dan tidak rutin; menjadi mandiri dan
bertanggung jawab untuk pekerjaan yang lainnya.

BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Belajar

Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang


sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung
jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan
belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Persiapan / perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.

Permulaan dari proses pembelajaran


a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan Anda.

Pengamatan terhadap tugas praktik


a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau
orang yang telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda
temukan.

Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.

Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 9 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

3.2. Metode Belajar

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai
dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar
dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat
untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur


dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar
memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok
memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan
oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 10 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI

Pelaksanaan Teknik Pematrian

Pematrian atau penyolderan merupakan proses penyambungan dengan menggunakan


logam campuran yang disebut timah solder.
Pada buku ini kita akan mempelajari proses penyolderan halus.
Penyolderan digunakan untuk menyambung tembaga, baja, timah atau seng. Karena itu
penyolderan dipakai secara luas dalam perbaikan listrik otomotif.
Tiga hal yang harus dipenuhi agar diperoleh penyolderan yang baik :
1. Bahan yang bersih.
2. Alat solder yang bersih dengan suhu yang tepat.
3. Timah dan pasta yang tepat.

Penerapan penyolderan dalam otomotif listrik:


1. Menyambung kawat alat ukur.
2. Menyambung terminal sikat pada motor stater atau alternator.
3. Menyambung kabel baterai pada terminal.
4. Memasang komponen pada PCB.

Ada berbagai macam perbandingan logam timah dan timah hitam yang bisa diperoleh,
tergantung bahan yang akan disambung.
Secara umum timah solder harus meleleh pada suhu yang lebih rendah daripada kedua
logam yang disambung.
Perbandingan kandungan logam pada timah solder untuk penyolderan peralatan listrik,
lebih kurang 60% dan 40% timah hitam.
Timah solder tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran:
 Batang.
 Tongkat.
 Kawat padat dan berinti.
 Bubuk.
 Pasta.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 11 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

Timah solder berbentuk kawat biasa dipakai untuk digunakan dalam bidang listrik. Jenis
ini tersedia dalam berbagai ukuran untuk menyesuaikan dengn keperluan, misalnya jika
menyolder komponen yang sangat kecil pada papan rangkaian tercetak ( PCB ) timah
solder berbentuk kawat kecil yang dipakai.
Timah solder berbentuk kawat ada yang padat dan ada yang berinti / berongga. Rongga
tersebut diiisi dengan pasta.

Fluks / pasta solder.


Sebelum dijelaskan apa yang disebut fluks, diterangkan terlebih dahulu mengapa kita
memerlukannya.
Logam yang akan disolder harus benar – benar bersih, misalnya dari karat. Jika
permukaan sebuah logam berhubungan dengan udara maka akan terjadi oksidasi.
Oksidasi adalah pembentukan karat atau bercak yang disebabkan oleh reaksi dengan
udara.
Fluks / pasta solder adalah senyawa kimia yang jika diberikan pada suatu logam akan
mencegah terjadinya proses oksidasi lebih lanjut serta membantu pengaliran timah
solder pada bahan.

Macam – macam fluks


Pada umumnya fluks dibagi menjadi 2 macam:
 Anorganik ( korosif )
 Organik ( non – korosif )

Fluks anorganik biasanya digunakan dalam penyolderan timah, baja lunak, timah hitam
serta berbagai macam logam campuran. Fluks bersifat asam dan bisa menghilangkan
oksid, sesudah penyolderan dengan fluks anorganik semua sisa kotoran harus
dibersihkan untuk mencegah korosi lebih lanjut.
Fluks organik tidak bersifat korosif sebagaimana pada fluks anorganik. Fluks organik
tidak melepaskan oksid dari logam melainkan mencegah terjadinya oksid. Fluks tipe
organik digunakan dalam penyolderan bidang listrik.
Contoh fluks organik:
 Resin
 Tallow / Gemuk

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 12 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

Fluks bisa digunakan pada logam yang disolder setelah dibersihkan terlebih dahulu atau
bisa juga digunakan timah solder berinti resin.
Cara ini cepat dan mudah sehingga menjadi pilihan utama dalam penyolderan pada
sambungan / kawat listrik.
Fluks yang ada dalam timah solder berongga meleleh pada suhu yang lebih rendah
daripada timahnya. Maka fluks leleh dan mengalir pada bahan sebelum timah leleh.

Prosedur Penyolderan

Penyolderan merupakan penyambungan 2 logam dengan menggunakan timah solder.

Timah solder adalah campuran timah dan timah hitam terdapat dalam bentuk dan
ukuran untuk berbagai keperluan.

Fluks dipakai dalam proses penyolderan juga terdapat dalam berbagai bentuk untuk
menyesuaikan dengan keperluan.

Alat solder, penyolderan memerlukan panas (misalnya antara 200 – 400°C ). Pada
umumnya panas tersebut diperoleh dengan menggunakan alat solder.
Alat solder mempunyai berbagai macam jenis dan ukuran. Agar tidak timbul kerusakan
pada bahan maka harus digunakan alat solder yang tepat.

Jenis – jenis alat solder


Bisa dikelompokkan menjadi 2 macam:
Pemanasan dengan gas
Listrik

Alat solder berbeda – beda dalam ukuran, bentuk maupun merk, tetapi fungsinya sama
saja yaitu untuk memanaskan logam dan timah solder pada suhu yang diperlukan.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 13 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

Alat solder dengan pemanas gas


Biasanya digunakan untuk menyolder benda yang relatif besar, misalnya batang
komutator suatu angker dinamo. Sebagai kepala solder digunakan tembaga karena
tembaga merupakan konduktor panas yang baik.

Alat solder macam ini dipanaskan dengan tungku gas atau silinder gas cair.

Alat solder listrik


Alat solder listrik juga menggunakan tembaga untuk menyalurkan panas, bagian
penyalur panas tersebut disebut bit. Agar dapat melakukan berbagai jenis pekerjaan
penyolderan, seringkali bit ( kepala solder ) dapat diganti.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 14 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

Alat solder listrik berbeda – beda dalam nilai watt – nya. Nilai tersebut menunjukkan
seberapa panas yang dapat diberikannya. Ini adalah salah satu kriteria dalam memilih
alat solder yang tepat untuk suatu pekerjaan penyolderan.
Alat solder listrik harus dapat memberikan panas yang tepat untuk suatu keadaan
tertentu.
 Panas yang terlalu rendah akan menghasilkan sambungan yang jelek.
 Panas yang terlalu tinggi akan merusak komponen.
Pengalaman dalam menyolder berbagai jenis logam akan meningkatkan pengetahuan
anda tentang panas yang diperlukan bagi suatu jenis pekerjaan penyolderan.

Pelapisan alat solder dengan Timah ( Tinning )


Apapun juga jenis alat solder yang anda pakai, ’ Gurdi ’ atau ’ ujung solder ’ alat solder
harus dilapisi timah sebelum dipakai.
Pelapisan timah dilakukan dengan melapiskan timah solder pada tip atau kepala solder.
Ini akan mempermudah penyaluran panas antara alat solder dengan bahan yang
disolder.
Cara pelapisan adalah sebagai berikut:
1. bersihkan kepala solder atau tip, jika perlu gunakan kikir untuk meratakan
permukaan yang berlubang.
2. panaskan kepala solder.
3. beri fluks / pasta solder pada kepala solder.
4. lapisi tip dengan timah solder.
5. bersihkan timah yang berlebihan dengan kain lap sehingga terdapat
lapisan timah yang tipis mengkilat.

Pengkabelan
Perbaikan atau pemasangan rangkaian listrik seringkali memerlukan penyambungan
kabel. Untuk itu diperlukan sejumlah alat misalnya tang, konektor dan solder.
Penyolderan sambungan kabel menghasilkan sambungan yang beresistensi sangat
rendah dan juga kuat secara fisik.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 15 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

Prosedur pencegahan terjadinya Wicking


1. Jika menyambung kabel yang terhubung pada sistem listrik kendaraan, lepaskan
dahulu terminal negatif baterai.
2. Amankan dahulu tempat kerja.
a. Jika anda bekerja didalam kendaraan letakkan bahan yang tidak mudah
terbakar di bawah kabel yang akan disolder untuk berjaga – jaga terhadap
tetesan timah.
b. Jika menyolder pada bangku letakkan kabel pada permukaan yang tahan
panas.
c. Ruangan harus berventilasi jangan menghirup asap yang terjadi pada
penyolderan.
d. Pakai pakaian pelindung dan pelindung mata.
3. Kuliti isolasi kabel sekitar 10 mm dari ujungnya.
4. Pilin kabel – kabel ( ini akan menghasilkan kekuatan sambungan )
5. Pilih ukuran alat solder dan timah / fluks yang tepat.
6. Bersihkan tip / kepala solder. Jika tip sudah cukup panas beri sedikit timah untuk
membantu penyaluran panas.
7. Pegang solder dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang timah,
arahkan pada letak penyolderan kabel.

Catatan:
Jangan meletakkan solder terlalu lama pada kabel, panas akan tersalur pada kabel dan
timah bisa berjalan sepanjang kabel sehingga kabel akan mengeras dan tidak lentur. Hal
ini biasa disebut ” Wicking ”.

8. Periksa sambungan setelah dingin secara alami ( jangan menggerakkan


sambungan saat mendingin ).
Sambungan yang baik yang baik akan tampak seperti cermin. Jika tampak tekstur
abu – abu gelap mungkin panas yang timbul terlalu rendah atau terlalu tinggi.
9. Isolasi sambungan.
Catatan:
Selama proses penyolderan hati – hati jangan sampai alat solder menyentuh kendaraan
atau peralatan dan sebagainya.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 16 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

Hati – hati jangan sampai anda terkena solder atau meletakkan sembarangan sehingga
orang lain bisa terkena.

Wicking
Metode berikut ini bisa digunakan untuk mencegah terjadinya wicking.
Gunakan tang sebagai ”heat sink” ( pendingin), panas solder akan diserap logam tang
dan tidak merambat sepanjang serat kabel.
Metode ini efektif dalam menyolder sikat pada motor stater.

Komutator
Kadang – kadang angker dinamo pada motor stater atau generator perlu disolder.
Kumparan angker dinamo terhubung pada segmen komutator melalui penyolderan.
Selama proses bekerja motor atau generator panas berlebihan dapat menyebabkan
sambungan solder ini rusak karena leleh oleh panas atau putaran angker dinamo.
Sambungan – sambungan tersebut dapat disolder kembali.

Prosedur keamanan
Ikuti prosedur keamanan berikut ini:
1. Bersihkan dulu sambungan yang akan disolder mungkin akan diperlukan mesin
bubut. Catatan: jangan menggunakan gerinda dengan roda sikat kawat.
2. Pasang angker dinamo secara horizontal dengan catok atau alat pemegang
lainnya.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 17 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

3. Beri pasta non – korosif pada sambungan.


4. Panaskan solder yang sesuai ( untuk pekerjaan ini diperlukan solder listrik besar
atau solder non – listik dengan kepala tembaga yang besar )
5. beri sedikit timah pada kepala solder untuk membantu penyaluran panas.
6. Letakkan kepala solder pada bagian komutator dan beri timah pada sambungan.

7. Biarkan timah dingin secara alami.


8. Jika perlu bubut komutator dan periksa apakah sambungan tidak menimbulkan
hubungan singkat.
Catatan:
Saat komutator mendingin yakinkan semua orang dibengkel mengetahui bahwa
komponen tersbut panas dan tidak boleh disentuh.

Terminal baterai
Terminal baterai dihubungkan pada kabel baterai dengan menggunakan tang atau
disolder.
Untuk memberikan panas dalam penyolderan sambungan yang diperlukan biasanya
digunakan semburan api.
2 metode yang umum:
 Perlengkapan Oxy – asetilene
 Tabung LPG

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 18 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

Prosedur keamanan yang perlu diikuti:


 Anda harus sudah tahu cara pemakaian alat sebelum menggunakannya.
 Jangan sampai api mengenai benda – benda atau gas yang mudah terbakar
 Jangan menggunakan peralatan yang tidak bekerja dengan sempurna.
 Ruang kerja harus berventilasi baik dan terdapat alat pemadam kebakaran.

Prosedur penyambungan kabel terminal:


1. Kupas lapisan isolasi kabel baterai dengan panjang sesuai yang diperlukan
( Periksa kedalaman lubang terminal untuk menentukannya )

2. Beri pasta pada kabel yang terkupas dan jangan membakar isolasi tersebut,
panasi kawat dan beri timah.
Catatan :
Hindari terjadinya wicking pada kabel.

3. pegang terminal dengan catok, panasi terminal dan beri timah.


4. Arahkan api tetap pada terminal, masukkan kabel yang terlapis timah pada
lubang terminal.
Catatan:
Perpindahan panas pada bangku penjepit dapat diturunkan dengan
menempatkan bahan penahan panas antara penjepit dan terminal.

5. Hentikan pemberian panas / penyemburan api pada sambungan dan pegang


sambungan hingga timah mengeras.
6. Bersihkan sisa pasta dan isolasi sambungan jika diperlukan.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 19 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

Papan rangkaian tercetak ( PCB )


Penggunaan komponen elektronik merupakan hal yang umum dalam otomotif dewasa
ini, sehingga kemampuan menyolder dengan PCB adalah ketrampilan yang berharga.
Panas yang tepat khususnya yang tidak berlebihan merupakan masalah penting dalam
penyolderan komponen elektronik dan PCB.

Penyolderan yang baik komponen pada PCB memerlukan kontrol suhu yang tepat pada
solder, juga batasan waktu PCB lamanya mendapat pemanasan. Panas berlebihan dapat
merusak PCB dan komponen.

Pada umumnya solder yang dipakai untuk PCB berukuran kecil, ringan dan memilki
pengaturan suhu.

Prosedur Pemasangan Komponen pada PCB


1. Tekuk kaki komponen ( misalnya tahanan ) sesuai posisinya pada PCB.
Catatan:
Jangan menekuk kaki komponen pada bagian kaki yang menyentuh tepi
komponen. Gunakan tang seperti gambar dibawah ini.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 20 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

2. Bersihkan dan beri pasta jika perlu.


3. Pasang komponen pada PCB dan tekuk ujung kaki komponen sehingga
terjepit pada PCB.

4. Beri pendingin pada kaki komponen jika perlu ( pendingin akan membantu
menjaga komponen yang sensitif terhadap panas berlebihan ).

5. Panaskan solder pada suhu yang diperlukan, letakkan pada posisinya


sehingga PCB dan komponen mendapat panas.

6. Beri timah sebanyak yang diperlukan.


7. Lepas solder dan biarkan mendingin dengan alami.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 21 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

Catatan:
Jangan menggerakkan sambungan selama terjadi pendinginan

8. Bersihkan sisa pasta dan periksa sambungan.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 22 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN
KOMPETENSI

5.1. Sumber Daya Manusia

Pelatih

Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk
menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

Penilai

Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat


kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.

Teman kerja / sesama peserta pelatihan

Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan
bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini
akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 23 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

5.2. Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi )

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses


pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :
1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis
2. Lembar kerja
3. Diagram-diagram, gambar
4. Contoh tugas kerja
5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber
yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk
menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-
sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.

Sumber – sumber bacaan yang dapat digunakan :


Judul : Buku Informasi 50 – 006 – 2 “ Penyolderan “
Pengarang : IAPSD
Penerbit : IAPSD
Tahun Terbit : 2001

Judul :
Pengarang :
Penerbit :
Tahun Terbit :

Judul :
Pengarang :
Penerbit :
Tahun Terbit :

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 24 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Kendaraan Ringan OTO.KR01.007.03

Daftar Peralatan / Mesin dan Bahan


5.1.1 Bahan yang dibutuhkan
a. Timah
b. Pasta
c. Kain Lap

5.1.2 Alat yang digunakan


a. Solder

Judul Modul: Pelaksanaan Teknik Pematrian


Halaman: 25 dari 25
Buku Informasi Versi: 18-05-2006

Anda mungkin juga menyukai