D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Nama : Devi Zulianti
Nim : 18010013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karuniaNya sehingga penyusunan Panduan Asuhan Keperawatan Paliatif
di Rumah ini telah dapat diselesaikan.
KATA PENGANTAR i
KATA SAMB UTAN ii
TIM PENY USUN iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR ISTILAH viii
I. PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Panduan 2
C. Landasan Hukum 2
D. Sasa ran 2
II. KO NSE P D AS AR 3
A. Pengertian Perawatan Paliatif 3
B. Prinsip Dasar Perawatan Paliatif 3
C. Tujuan Perawatan Paliatif 4
D. Tim Perawatan Paliatif 4
E. Model Perawatan Paliatif 5
C. Rencana Tindakan 17
D. Pelaksanaan 17
E. Evalu asi 17
F. Diagnosa (Masalah ) keperawatan paliatif yang lazim
ditemukan 18
V. TATALAKSANA KEPERAWATAN PALIATIF DI RUMAH 30
A. Pengorganisasisian 30
B. Mekanisme Pelayanan 34
C. Pemb iayaan 36
VI. PEMANTAUAN DAN PENILAIAN 37
VII. PENGAWASAN DAN PEMBINAAN 38
DAFTAR PUSTAKA 39
LAMPIRAN 40
v
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B
BAB II KONSEP DASAR KEPERAWATAN PALIATIF
Kata paliatif berasal dari bahasa Latin ³pallium³ yang berarti mantel.
Sedangkan dalam bahasa Inggris ³to palliate´ berarti mengurangi
penderitaan atau memberikan kenyamanan
2. Hospis (Hospice)
Adakalanya pasien dalam keadaan tidak memerlukan pengawasan
ketat atau tindakan khusus lagi, tetapi belum dapat dirawat dirumah
karena masih memerlukan pengawasan tenaga kesehatan., pasien
kemudian dirawat di suatu tempat khusus (hospis) yang berada di luar
lingkungan rumah sakit.Unit perawatan ini bisa berada di dalam
lingkungan rumah sakit atau di luar lingkungan rumah sakit yang
pengelolaannya di luar struktur rumah sakit. Bentuk Layanan Hospis
ini belum ada di Indonesia.
1. Pendidik kesehatan
Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien
dan keluarga agar keluarga dapat melakukan program asuhan
secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah
kesehatan keluarga
2. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar
pelayanan yang komprehensif dapat tercapai dan koordinasi juga
sangat diperlukan dalam asuhan keperawatan paliatif
3. Pelaksana
Perawat didalam memberikan asuhan keperawatan pasien di
rumah, juga melaksanakan tindakan keperawatan secara langsung
kepada pasien dan keluarga
4. Konsultan
Perawat sebagai nara sumber bagi pasien dan keluarga didalam
mengatasi masalah kesehatan. Dalam hal ini perawat harus dapat
menjaga hubungan baik dan bersikap terbuka serta dapat dipercaya
5. Kolaborator
Dalam asuhan kerawatan paliatif, perawat harus dapat bekerja sama
dengan anggota tim perawatan paliatif lainnya
6. Fasilitator
Perawat harus dapat memfasilitasi pemenuhan kebutuhan dasar pasien
dalam rangka meningkatkan kualitas hidup pasien
B. FUNGSI
3. Pendidik
a. Mengidentifikasi kebutuhan individu (pasien) dan keluargaakan
pendidikan kesehatan.
b. Memilih metode pembelajaran dan menyiapkan
materipembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan masalah
pasien atau keluarga.
c. Menyusun rencana kegiatan pendidikan kesehatan.
d. Melaksanakan pendidikan kesehatan terkait dengan
masalahkesehatan pasien.
e. Mengajarkan anggota keluarga tentang ketrampilan danstrategi
yang dibutuhkan dalam mengasuh anggota keluarga yang sakit.
f. Menganjurkan keluarga untuk melakukan upaya pemeliharaandan
peningkatan kesehatan seperti perilaku hidup sehat : Nutrisi,
Latihan fisik, Manajemen stress.
g. Melakukan evaluasi pendidikan kesehatan yang telah
dilakukan
h. Mendokumentasikan kegiatan pendidikan kesehatan.
5. Advocate/Pembela
a. Mendemonstrasikan tehnik komunikasi efektif dengan pasien
b. Menyeleksi tindakan dan prosedur pelayanan pasien.
c. Menghormati hak pasien.
d. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan.
e. Melaksanakan fungsi pendampingan ( memberikan supportfisik,
mental dan spiritual pada pasien dan keluarga selama pasien
dalam perawatan ).
f. Memberikan informasi kepada pasien dan keluarga terkaitdengan
sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi
masalah kesehatan.
g. Memfasilitasi pasien untuk dapat memanfaatkan sumber-sumber
yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi masalah kesehatannya.
6. Konselor
a. Membantu menyelesaikan masalah pasien dan keluarga.
b. Membantu anggota keluarga mempertimbangkan berbagaisolusi
dalam rangka menetapkan cara yang lebih baik untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c. Mensupport keluarga untuk melakukan komunikasi yang
efektifuntuk menunjang penyelesaian masalah.
d. Mengkomunikasikan bahwa keluarga bertanggung jawabmemilih
alternatif penyelesaian masalah.
g. Pernafasan
h. Neueosensori
i. Sistem pencernaan
k. Integumen
l. Reproduksi
m. Mobilisasi
n. Makan dan minum
o. Kebutuhan higiene
q. Komunikasi
2. P emeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum dan Kesadaran
b. Tanda-tanda Vital
c. Pemeriksaan Dari Ujung Rambut sampai ujung Kaki
d. Pemeriksaan Khusus pada kasus paliatif : luka, stoma, dekubitus,
udema ekstremitas/ anasarka.
a. Darah lengkap, gula darah, fungsi lever, fungsi ginjal dll. Foto thorax
untuk melihat kondisi jantung / paru.
b. USG : melihat adanya massa dan kelainan organ.
E. EVALUASI
2 Kurang perawatan diri Kebutuhan akan 1. Pasien tampak bersih dansegar 1. Kaji kemampuan pasien 1. Pasien tampak bersih
berhubungan dengan perawatan diri terpenuhi 2. Mulut bersih dan tidak berbau dalammelaksanakan kegiatan dansegar
keterbatasan fungsi fisik 3. Kulit tidak kering seharihari. 2. Mulut bersih dan
dan psikologis 2. Motivasi untuk melakukankegiatan tidakberbau
sehari-hari. 3. Kulit tidak kering
3. Bantu pasien untuk mandi
baikditempat tidur atau
menggunakan shower.
4. Cuci rambut pasien sesuai
dengankebutuhan.
5. Lakukan perawatan kaki.
6. Bantu untuk perawatan perineal.
7. Pantau kondisi kulit.
8. Berikan pelembab/lotion padakulit.
9. Bersihkan tangan pasien
setelahmakan/toileting.
3 Kurang perawatan diri Pasien mau berpakaian 1. Pasien berpakaian denganrapih 1. Kaji kemampuan pasien untuk 1. Pasien berpakaian
(berdandan dan dengan rapih dan 2. Pasien mau berdandan berpakaian dan berdandan denganrapi.
berpakaian) berhubungan berdandan sendiri. 2. Pasien mau berdandan.
dengan gangguan fungsi 2. Demonstrasikan cara berpakaian
fisik dan psikologis pada pasien.
3. Kenakan pakaian pasien setelah
personal higiene selesai.
4. Motivasi pasien untuk
berpartisipasi dalam memilih
pakaian sendiri.
5. Bantu dan motivasi pasien untuk
berdandan.
4 Ketidakmampuan dalam Pasien mampu 1. Pasien mampu 1. Pasien mempunyai 1. Buat jadwal toileting.
memenuhi kebutuhan memakan makanan yang memakanmakanan dalam jadwalBAB/BAK. 2. Anjurkan pasien
nutrisi berhubungan disenangi sesuai dengan jumlah yang adekuat. 2. Pasien BAB/BAK sesuai untukBAB/BAK sesuai
dengan perkembangan jumlah dan waktu nya. 2. Keluarga dapat denganjadwal. dengan jadwal.
penyakit / efek samping menerimakemampuan 3. Bantu pasien
pengobatan (ansietas, pasien untuk makan. untukmelepaskan pakaian
dalam.
iritasi mukosa saluran
4. Bantu
cerna , obstruksi usus, pasienmenggunakan
konstipasi dan toilet/pispot/urinal pada
kompresi lambung). interval waktu tertentu.
5. Jaga privasi pasien
selamaBAB/BAK.
6. Fasilitasi higiene
toiletsetelah selesai
BAB/BAK.
7. Ganti pakaian
pasiensetelah BAB/BAK
kalau perlu.
8. Siram toilet/bersihkan alat.
6 Resiko cedera Pasien tidak mengalami 1. pasien tidak jatuh. 1. Identifikasi kebutuhan rasa 1. Pasien tidak jatuh.
berhubungan dengan cedera. 2. pasien mampu menggunakan amanpasien. 2. Pasien
keterbatasan fisik dan sumber daya yang dimilliki. 2. Identifikasi lingkungan mampumenggunakan
psikologis. yangmembahayakan. sumber daya yang dimilliki.
3. Identifikasi keterbatasan
fisikterhadap jatuh.
4. Pantau kemampuan pasien
untukberjalan.
5. Hindarkan sumber-sumber
yangberbahaya.
6. Atur lingkungan
untukmeminimalkan pasien dari
bahaya.
7. Berikan alat bantu bila
diperlukan.
8. Dekatkan barang-barang
yangdibutuhkan dengan
jangkauan pasien.
9. Gunakan alat pelindung
( penghalang tempat tidur ).
10. Beritahu keluarga
resikoberbahaya dari lingkungan.
11. Atur penerangan yang
cukupadekuat.
12. Anjurkan pasien untuk
memintabantuan jika diperlukan.
7 Gangguan pola tidur Pasien mampu 1. Pasien akan tidur malam 1. Kaji pola tidur dan aktifitas 1. Pasien akan tidur malamhari
berhubungan dengan takut menciptakan kembali haridan terbangun dengan pasien dan terbangun dengan
akan kematian dan pola tidur/istirahat. perasaan enak. 2. Pantau dan catat perasaan enak.
prognosa yang tidak pasti. 2. Pasien/keluarga polatidur/istirahat dan jumlah jam 2. Pasien/keluargamenyebutkan
menyebutkantindakan yang tidur pasien. tindakan yang digunakan
digunakan untuk 3. Kaji faktor yang untuk meningkatkan tidur.
meningkatkan tidur. memperberatmasalah
tidur/istirahat.
4. Berikan
supportemosional/konseling
untuk membantu menghilangkan
11 Kelemahan fisik Pasien mempunyai 1. Pasien mampu 1. Kaji tingkat kelelahan pasien. 1. Pasien mampuberistirahat
berhubungan dengan tenaga yang beristirahatsesuai kebutuhan. 2. Anjurkan pasien sesuai kebutuhan.
perubahan fisiologi maksimal sesuai 2. Pasien akan tetap untukmempertahankan pola 2. Pasien akan
tubuh terhadap kebutuhan. melakukanaktivitas sesuai istirahat dan tidur. tetapmelakukan aktivitas
chemoterapi. kemampuan. 3. Anjurkan pasien sesuai kemampuan.
untukmengekspresikan
perasaannya tentang
keterbatasan yang ada.
4. Bantu pasien
untukmerencanakan aktivitas dan
istirahat.
5. ajarkan pasien tekhnik
relaksasi,distraksi, diet imagary,
relaksasi.
12 Perubahan integritas kulit Tidak terjadi gangguan 1. Gangguan/kerusakan kulit 1. Hindari penekanan yang 1. Gangguan/kerusakan
berhubungan dengan integritas kulit (kulit tidakada (kulit utuh). terusmenerus. kulittidak ada (kulit utuh).
efek tirah baring yang pasien utuh) dan terbebas 2. Kulit bebas dari implamasi 2. Hindari penggunaan talk. 2. Kulit bebas dariimplamasi
lama. dari trauma. daniritasi. 3. Lakukan dan ajarkan dan iritasi.
padakeluarga untuk massage
bagian punggung.
4. Buat jadwal perubahan posisi.
5. Lakukan dan anjurkan
keluargauntuk merubah posisi
pasien sesuai dengan jadwal.
6. Pantau kondisi kulit.
7. Jaga linen tetap bersih, keringdan
bebas dari lipatan.
8. Beritahu pasien/keluarga
untukmelaporkan bila terdapat
tandatanda kemerahan, rasa
tidak nyaman dan nyeri pada
daerah yang tertekan.
13 Perubahan pola seksual Pasien/orang terdekat 1. Pasien menunjukan faktor resiko 1. Ciptakan hubungan 1. Pasien menunjukan faktor
berhubungan dengan kembali untuk terhadap kegagalan terapeutik atas dasar saling resiko terhadap kegagalan
proses percaya dan
N
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL RENCANA TINDAKAN EVALUASI
O
4. perawatan kulit. luka yang
Berikan antibiotik sesuai direkomendasikan.
5. dengan program.
6. Sediakan ventilasi yang cukup.
Berikan kesempatan klien
mengekspresikan penilaian
7 terhadap dirinya.
. Berikan penjelasan sumber
8 bau dan proses terjadinya
. lesi. Berikan kesempatan
menilai perkembangan luka.
17 Perubahan gambaran Pasien dapat menerima 1. Pasien mampu 1. Kaji rencana chemoterapi 1. Pasien mampu
diri berhubungan terhadap perubahan mengidentifikasi terhadap obat yang dapat mengidentifikasi
dengan dampak yang terjadi. tindakantidakan untuk menyebabkan alopesia. Kaji tindakan-tidakan untuk
pengobatan, meminimalkan akibat 2. dampak alopesia terhada meminimalkan akibat
Kehilangan organ tubuh. kehilangan rambut. gaya hidup pasien. Bantu kehilangan rambut.
2. Pasien mampu 3 pasien untuk mendiskusikan 2. Pasien mampu
melakukan perasaan tentang perubahan melakukan
tindakan-tidakan citra tubuh. Identifikasi tindakantidakan
untuk meminimalkan . tindakan untuk mengurangi untuk
dampak rambut rontok.
akibat kehilangan meminimalkan
Anjurkan pasien untuk
rambut. memotong rambut yang akibat kehilangan
4
panjang. rambut.
Bantu pasien untuk
. mendapatkan rambut
7
.
8
.
9
.
Aranda Sanchia and Margaret O¶Connor. (1999) Palliative Care Nursing: A Guide
to Practice. Melbourne , Ausmed Publications.
Djauzi Samsuridjal, dkk. (2003) Perawatan Paliatif Dan Bebas Nyeri Pada Penyakit
Kanker. Rumah Sakit Kanker ´Dharmais´. Jakarta. PT Pelita Mandiri Indonesia.
Hanson S.M.(2001). Family Health Care Nursing : Theory, Practise, and Research.
Philladelphia ; F.A Davis.