Anda di halaman 1dari 14

Roby Dwiputra

Preferensi Wisatawan Terhadap Sarana Wisata di Kawasan Wisata Alam Erupsi Merapi
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 24 No. 1, April 2013, hlm.35 – 48

PREFERENSI WISATAWAN TERHADAP SARANA WISATA DI


KAWASAN WISATA ALAM ERUPSI MERAPI

Roby Dwiputra

Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas)


Jalan Taman Suropati No. 2 Jakarta
Email: roby.dwiputra@gmail.com

Abstrak

Kegiatan pariwisata di kawasan Gunung Merapi harus dapat beradaptasi terhadap semua
tuntutan perubahan dengan selalu mendengarkan pendapat dari berbagai pihak khususnya
wisatawan yang memiliki preferensi berbeda dalam melakukan perjalanan wisata. Pariwisata
berhubungan erat dengan perjalanan wisata, yaitu perubahan tempat tinggal sementara
seseorang di luar tempat tinggalnya. Kebutuhan wisatawan, orang yang melakukan
perjalanan, akan mempengaruhi pembangunan sarana wisata di daerah tujuan wisata tertentu.
Sarana wisata merupakan salah satu unsur penting pembentuk produk wisata yang berperan
untuk menunjang kemudahan dan kenyamanan wisatawan dalam perjalanan wisata. Penelitian
ini bertujuan untuk mengidentifikasi preferensi wisatawan terhadap sarana wisata kawasan
gunung merapi. Metode analisis dalam studi ini yaitu analisis deskriptif kuantitatif dan metode
analisis tabulasi silang dengan menggunakan perangkat lunak SPSS. Pengumpulan data
menggunakan metode accidental sampling dengan penyebaran 95 kuesioner kepada
wisatawan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa preferensi wisatawan dalam memilih sarana
wisata dipengaruhi oleh tujuan wisatawan berwisata, lama wisatawan berwisata, dan teman
wisatawan dalam melakukan perjalanan wisata.

Kata Kunci: merapi, pariwisata, preferensi, sarana wisata, wisatawan

Abstract
Tourism activities in the area of Mount Merapi must be able to adapt to all the changes with
always listening to the opinions of various parties, especially tourists who have different
preferences in leisure traveler. Tourism closely linked to tour, that changes a person's
temporary residence in the outside residence. Needs of tourists, people who travel , will
influence the development of tourism facilities in certain destinations . Tourism facilities is one
important element of the tourism product forming role is to support the ease and convenience
of tourists in the tour. This research aims to identify the preferences of travelers to tourist
facilities volcano region. The method of analysis in this study is a quantitative descriptive
analysis and cross tabulation analysis methods using SPSS software. Collecting data using
accidental sampling method with a spread of 95 questionnaires to tourists. The results of this
study indicate that the travelers preference in choosing tourism facilities are affected by the
tourist destination traveled, traveled long travelers, tourists and friends to travel.

Keywords: Merapi, tourism, preferences, tourist facilities, tourist

1. Pendahuluan Gunung Etna di Sicilia, Italia. Di samping itu


tipe erupsi yang khas, dengan luncuran lava
Gunung Merapi merupakan gunung yang paling panas yang kemudian membentuk wedus
aktif di dunia. Hampir setiap tahun terjadi gembel merupakan satu-satunya tipe erupsi
letusan dengan membentuk kubah lava baru. gunung berapi di dunia. Oleh karenanya
Oleh karenanya gunung ini mendapat sebutan Gunung Merapi mempunyai sebutan erupsi tipe
sebagai The Most Active Volcano In The World Merapi atau Merapi Type Eruption. Gunung
(Suyanto,2001). Oleh The International Decade Merapi mempunyai pengaruh besar dalam peri
Natural Disaster Reduction, gunung ini disebut kehidupan manusia, walaupun seringkali
sebagai The Decade Volcano of the World pada menimbulkan bencana, namun dalam
tahun 1994, sama dengan sebutan untuk kegiatannya juga memperlihatkan keindahan
35
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 1 April 2010

alam yang luar biasa. Bila sedang tidak aktif kawasan wisata alam erupsi merapi. Tujuan ini
menciptakan landscape image supranatural dan dapat diturunkan pada sasaran-sasaran
bila sedang terjadi erupsi merupakan Merapi penelitian sebagai berikut:
Type Eruption yang sangat indah di waktu
malam menambah atraksi wisata pada malam 1. Identifikasi karakteristik wisatawan di
hari di Yogyakarta. kawasan wisata alam erupsi merapi
2. Identifikasi preferensi wisatawan terhadap
Kegiatan pariwisata di kawasan gunung merapi sarana wisata di kawasan wisata alam
ini harus mampu beradaptasi terhadap semua erupsi merapi
tuntutan perubahan dengan selalu mendengar
suara dari berbagai pihak yang berkepentingan Penelitian ini terdiri dari lima bagian utama.
khususnya wisatawan yang memiliki preferensi Bagian pertama membahas latar belakang dan
yang berbeda dalam memilih objek-objek tujuan penelitian. Bagian kedua membahas
wisata yang akan dikunjungi. Preferensi tinjauan literature terkait pariwisata di kawasan
wisatawan timbul dari keberagaman fasilitas gunung berapi, wisatawan, sarana wisata, dan
dan kegiatan wisata yang memenuhi kebutuhan persepsi dan preferensi. Bagian ketiga
wisatawan saat melakukan perjalanan wisata. membahas metodologi penelitian. Bagian
Preferensi wisatawan menjadi dasar dalam keempat berisi analisis preferensi wisatawan
memperhitung-kan keinginan dan kebutuhan terhadap sarana wisata di kawasan wisata alam
akan pelayanan fasilitas wisata yang akan erupsi merapi. Bagian terakhir berisi
diterima. kesimpulan.

Adanya kebutuhan untuk mengembangkan 2. Tinjauan Literature


pari-wisata di kawasan gunung merapi,
wisatawan menjadi salah satu aspek penting 2.1 Pariwisata di Kawasan Gunung Berapi
yang perlu menjadi pertimbangan dalam
pengembangan pariwisata. Untuk itu perlu Pariwisata sebagai segala kegiatan dalam
diperhatikan preferensi wisatawan agar cara masyarakat yang berkaitan dengan wisatawan
pengembangan kawasan pariwisata yang sesuai (Soekadijo, 2000). Pariwisata adalah sebuah
dengan keinginan wisatawan diketahui secara perjalanan sementara yang dilakukan orang
tepat. pada suatu tujuan tertentu, dalam jangka
pendek, pada tempat yang bukan merupakan
Sarana wisata merupakan salah satu unsur tempat yang biasa dikunjunginya (tempat
penting pembentuk produk wisata yang tinggal maupun tempat kerja), dan melakukan
berperan untuk menunjang kemudahan dan kegiatan-kegiatan pada tempat tersebut di mana
kenyamanan wisatawan dalam perjalanan terdapat beberapa fasilitas yang disediakan
wisata. Untuk itu persepsi dan preferensi untuk memenuhi kebutuhannya, termasuk di
wisatawan terhadap sarana wisata di wisata dalamnya kunjungan sehari dan darmawisata
alam erupsi merapi perlu diketahui sebagai (Mathieson & Wall, 1982). Pariwisata sebagai
masukan untuk masyarakat setempat agar dapat kegiatan yang mencakup orang-orang yang
menangkap peluang usaha pariwisata. melakukan perjalanan pergi dari rumahnya, dan
perusahaan-perusahaan yang melayani mereka
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dengan cara memperlancar atau mempermudah
preferensi wisatawan terhadap sarana wisata di perjalanan mereka atau membuatnya lebih

36
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 1 April 2010

menyenangkan, dengan maksud melakukan minat khusus sekaligus sebagai upaya perintis
perjalanan tersebut bukan untuk usaha untuk memulihkan pariwisata pasca bencana
melainkan bersantai (Kusmayadi dan Sugiarto, erupsi Merapi.
2000).
Model pengembangan wisata lain dapat juga
Pariwisata gunung berapi melibatkan eksplorasi diterapkan yaitu model paket outbond sebagai
dan studi dari bentang alam, vulkanik aktif, dan paket wisata berbasis edukasi. Model
panas bumi. Pariwisata gunung berapi juga pengembangan pariwisata lain dapat dilakukan
mencakup kunjungan ke daerah terbengkalai melalui wisata lava atau lava tour. Potensi
yang hampir punah dimana sisa-sisa vulkanik wisata ini sangat besar karena lava yang
menarik aktifitas pengunjung yang untuk dihasilkan oleh erupsi Merapi sangat besar dan
melihat dan memahami catata sejarah maupun luas. Wisata tipe ini dapat diikuti ketika status
warisan geologi yang terdapat di gunung berapi Merapi dinyatakan aman.
tersebut.
2.2 Wisatawan
Gunung berapi digambarkan sebagai contoh
perubahan alami yang spektakuler dan Dalam UU No.9 Tahun 1990 Tentang
mengagumkan (Simkin dkk, 1981). Gunung Kepariwisataan dijelaskan bahwa yang
berapi juga disebut sebagai kepunyaan alam dimaksud dengan wisatawan adalah orang yang
yang paling menarik dan ‘mematikan’ dengan melakukan kegiatan wisata. Berdasarkan
ketidakpastian semburan aktifitasnya yang asalnya, wisatawan dibagi menjadi dua (Yoeti,
terlihat menakjubkan (Bourseilier dan Durieux, 1991), yaitu wisatawan nusantara (wisnus) dan
2002). Letusan gunung berapi merupakan wisatawan mancanegara (wisman). Wisatawan
sektor penting dari geotourism, yang mencakup nusantara adalah orang yang berdiam dan
geodiversity dan warisan geologi berupa fitur bertempat tinggal pada suatu negara dan
lanskap yang unik (Dowling dan Newsome, melakukan perjalanan wisata di negara dimana
2006), khususnya dalam atraksi dari gunung dia tinggal, sedangkan wisatawan mancanegara
berapi aktif dan panas bumi, serta tidak jarang adalah orang yang melakukan perjalanan wisata
beberapa wisatawan mencari petualangan lebih yang datang memasuki suatu negara lain yang
dimana mereka merencanakan perjalanan di bukan merupakan negara dimana dia tinggal.
sekitar gunung berapi aktif.
Motivasi Wisatawan
Model pengembangan kepariwisataan pasca Motivasi merupakan hal yang sangat mendasar
bencana erupsi Gunung Merapi sendiri adalah dalam wisatawan dan pariwisata, karena
melalui pengembangan wisata vulcano tracking motivasi merupakan trigger dari proses
di sekitar lereng Gunung Merapi. Wisata jenis perjalanan wisata, walaupun motivasi ini sering
ini merupakan tujuan wisata yang cukup tidak disadari oleh wisatawan itu sendiri
berkembang di kawasan Gunung Merapi. Untuk (Sharpley, 1994). Analisis mengenai motivasi
itu perlu disiapkan segala sarana dan prasarana semakin penting jika dikaitkan dengan
yang menunjang model wisata ini. Perlu dilatih pariwisata dimana perilaku manusia
masyarakat lokal menjadi pemandu wisata dipengaruhi oleh berbagai motivasi.
vulcano tracking. Model wisata vulcano
tracking ini sangat berpotensi untuk menjadi Pada dasarnya perjalanan wisata dimotivasi
daya tarik baru untuk mendatangkan wisatawan oleh beberapa hal yang mendorong perjalanan,

37
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 1 April 2010

motivasi-motivasi tersebut dapat 2. Tempat tinggal asal


dikelompokkan menjadi empat kelompok besar Tempat tinggal asal ini penting untuk
(McIntosh, 1977 dan Murphy, 1985 dalam menentukan pasar wisata. Dari pola ini dapat
Pitana, 2005) sebagai berikut: diketahui apakah ia penduduk Indonesia
1. Physical or physiological motivation (asing atau WNI) atau penduduk negara lain,
(motivasi yang bersifat fisik atau fisiologis), dan negara mana. Maka penting untuk
antara lain untuk relaksasi, kesehatan, mengetahui tempat negara asal, nasionalitas,
kenyamanan, berpartisipasi dalam kegiatan atau golongan penduduk mana.
olah raga, bersantai, dan sebagainya. 3. Maksud kunjungan
2. Cultural motivation (motivasi budaya), yaitu Maksud kunjungan digunakan untuk
keinginan untuk mengetahui budaya, adat, membedakan jenis perjalanan. Maksud
tradisi, dan kesenian daerah lain. Termasuk tujuan ini dibedakan dalam beberapa
juga ketertarikan akan berbagai obyek golongan, yaitu: berlibur, belajar, bertemu
tinggalan budaya (monumen bersejarah) keluarga, olahraga, dan lain-lain.
3. Social motivation atau interpersonal 4. Moda perjalanan
motivation (motivasi yang bersifat sosial), Moda transportasi sering dijadikan dassr
seperti mengunjungi teman dan keluarga, pula untuk perencanaan. Moda ini dibedakan
menemui mitra kerja, ziarah, pelarian dari antara udara, darat, dan laut. Rute perjalanan
situasi yang membosankan, dan sebagainya. ke tempat wisata perlu diketahui juga, untuk
4. Fantasy motivation (motivasi karena menentukan cara menyiapkan tempat wisata
fantasi), fantasi bahwa di daerah lain dalam hal pengadaan gateway, atau untuk
seseorang akan bisa lepas dari rutinitas memudahkan pemasaran.
keseharian yang menjemukan, dan ego-
enhancement yang memberikan kepuasan 2.3 Sarana Wisata
psikologis.
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah
Pola Perjalanan Wisatawan tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani
Pola dasar dari perjalanan pariwisata termasuk kebutuhan wisatawan dalam menikmati
dalam kriteria definisi orang yang melakukan perjalanan wisatanya (Warpani, 2006).
perjalanan (traveller) dalam hubungannya Pembangunan sarana wisata di daerah tujuan
dengan industri perjalanan wisata, yaitu: wisata maupun objek wisata tertentu harus
1. Jarak disesuaikan dengan kebutuhan wisatawan.
Masalah yang timbul adalah untuk Lebih dari itu selera pasar pun dapat
menentukan perjalanan itu perjalanan lokal menentukan tuntutan sarana yang dimaksud.
atau perjalanan pariwisata. Maka diambil Berbagai sarana wisata yang harus disediakan
keputusan bahwa perjalanan pariwisata di daerah tujuan wisata ialah hotel, biro
adalah dari rumah tinggal yang berlokasi perjalanan, alat transportasi, restoran dan rumah
150 km dari tempat wisata (Hadinoto, 1996). makan serta sarana pendukung lainnya. Tidak
Bagi kepariwisataan jarak ini berarti adanya semua objek wisata memerlukan sarana yang
lingkungan yang berbeda dari lingkungan sama atau lengkap. Pengadaan sarana wisata
dimana wisatawan biasanya sehari-hari tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan
berada. Maka sering disebut away from wisatawan.
home.

38
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 1 April 2010

Akomodasi 2.4 Persepsi dan Preferensi


Daerah tujuan wisata dapat dipandang sebagai
titik peralihan kedatangan wisatawan menuju Persepsi adalah penginderaan terhadap
lokasi objek wisata. Dengan kata lain, daerah kesanyang timbul dari lingkungannya (Effendy,
tujuan wisata dengan akomodasinya adalah 1984). Daya persepsi seseorang dapat diperkuat
simpul penghimpun wisatawan untuk menuju oleh adanya pengetahuan dan pengalaman.
objek dan/atau melanjutkan perjalanan menuju Semakin sering seseorang menempatkan diri
tujuan lain. Di daerah tujuan wisata tersebut, dalam komunikasi, akan semakin kuat daya
sebelum wisatawan melanjutkan perjalanannya persepsinya. Secara umum persepsi seseorang
menuju objek wisata, diperlukan sarana yang dipengaruhi oleh tiga faktor (Siagian, 1989)
untuk sementara dapat menampung wisatawan yaitu, (1) diri orang yang bersangkutan (sikap,
berupa hotel atau penginapan. motivasi, kepentingan, pengalamandan
harapan); (2) sasaran persepsi (orang, benda
Tempat Makan atau peristiwa); (3) situasi (keadaan
Hampir seluruh hotel menyediakan satu atau lingkungan).
beberapa rumah makan dengan tampilan dan
sajian khas, dengan karakter kebangsaan Preferensi adalah kecenderungan untuk
tertentu dan gaya masing-masing, atau memilih sesuatu yang lebih disukai daripada
sekurang-kurangnya kedai kopi tempat makan yang lain. Preferensi merupakan bagian dari
pagi yang disediakan oleh hotel. Meskipun komponen pembuatan keputusan dari seorang
demikian banyak tamu hotel memilih mencari individu (Porteus, 1977). Secara lengkap
makanan khas daerah di luar hotel. Selain lebih komponen-komponen tersebut adalah: persepsi,
murah dan menawarkan suasana khas daerah, sikap, nilai, kecenderungan. Komponen
makan di luar hotel membuka peluang interaksi tersebut saling mempengaruhi seseorang dalam
sosial dengan masyarakat setempat. mengambil keputusan.

Tempat Belanja Studi perilaku individu dapat digunakan oleh


Berbelanja adalah kegiatan yang tidak dapat ahli lingkungan dan para desainer untuk menilai
dipisahkan dari perjalanan pariwisata, bahkan keinginan pengguna (user) terhadap suatu objek
merupakan salah satu jenis pariwisata yang yang akan direncanakan (Porteus, 1977).
cukup besar artinya bagi suatu daerah tujuan Dengan melihat preferensi dapat memberikan
wisata. Belanja tidak semata-mata hanya masukan bagi bentuk partisipasi dalam proses
melayani wisatawan yang sengaja meniatkan perencanaan.
diri untuk berbelanja, tetapi juga belanja harus
dapat melayani semua wisatawan dan juga 3. Metode Penelitian
masyarakat pada umumnya. Persebaran pusat
perbelanjaan, akomodasi, dan jaringan Survei primer yang dilakukan adalah observasi
pelayanan angkutan harus menjadi bahan langsung ke lapangan dengan menggunakan
perhitungan dalam menata ruang wilayah kuesioner kepada wisatawan. Metode ini
sedemikian rupa sehingga wisatawan merasa digunakan untuk mendapatkan informasi secara
menjadi bagian dari tujuan, bukan sekedar langsung tentang preferensi wisatawan terhadap
sebagai pengunjung. sarana wisata di kawasan wisata alam erupsi
merapi.

39
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 1 April 2010

Penghitungan jumlah responden sebagai sampel secara faktual. Hasil akhir yang akan dicapai
dari populasi pada penelitian ini ditetapkan dari studi ini adalah gambaran preferensi
dengan menggunakan kriteria penentuan wisatawan terhadap sarana wisata di kawasan
jumlah sampel dengan rumus jumlah sampel wisata alam erupsi merapi secara kuantitatif.
untuk populasi kecil (Rea dan Parker, 1997 dan
Eriyanto, 2007), yaitu: Analisis yang dilakukan adalah analisis
2 deskriptif kuantitatif dan analisis tabulasi
𝑍 (𝑃(1 − 𝑃))𝑁
𝑛=
Z2 (𝑃(1 − 𝑃)) + (𝑁 − 1)𝐸 2 silang. Analisis deskriptif kuantitatif dilakukan
dengan meng-klasifikasikan suatu data variabel
Data pengunjung yang terdata oleh pengelola berdasarkan kelompoknya masing-masing dari
kawasan wisata alam erupsi merapi yaitu pada semula belum teratur dan mudah
bulan Januari - November 2011 adalah 160.580 diinterpretasikan maksudnya oleh orang yang
wisatawan. Dengan menggunakan data yang membutuhkan informasi tentang keadaan
ada kemudian diambil rata-rata per minggu variabel tersebut. Analisis tabulasi silang
sebesar 3345,417 ~ 3346 wisatawan, dianggap dilakukan dengan mentabulasi silangkan
sebagai populasi yang digunakan untuk variabel-variabel preferensi wisatawan dengan
menghitung sampel. Pertimbangan dalam karakteristik wisatawan. Hasil dari tabulasi
menentukan besar sampel adalah pertimbangan silang tersebut diharapkan dapat memberikan
yang menyangkut jumlah minimum sampel karakteristik yang spesifik mengenai preferensi
yang masih menjamin representativitasnya wisatawan terhadap sarana wisata di kawasan
terhadap populasi. Dari penghitungan jumlah wisata alam erupsi merapi.
responden sebagai sampel dengan
menggunakan rumus di atas didapat angka 4. Analisis
sebesar 93,39 kemudian digenapkan menjadi 95
wisatawan untuk menjadi sampel pada Hasil kuesioner menunjukkan responden yang
penelitian ini. Teknik pengumpulan data dalam berkunjung ke Wisata Alam Erupsi Merapi
penelitian ini menggunakan metode accidental memiliki karakteristik yang beragam. Data
sampling, yaitu siapa saja yang secara kebetulan karakteristik wisatawan dapat dilihat pada
bertemu dengan peneliti dapat dijadikan Tabel 1. Dalam analisis karakteristik sosio-
sampel. demografis ini akan dibahas mengenai
karaketeristik wisatawan dari keragaman jenis
Metode penelitian yang dilakukan adalah wisatawan yang terdiri atas wisatawan lokal dan
dengan menggunakan metode deskriptif dengan asing, jenis kelamin, kelompok usia, latar
teknik penelitian survey terhadap sisi belakang pendidikan, daerah asal berdasarkan
ketersediaan sarana wisata dan kebutuhan provinsi, status perkawinan, siklus dalam
wisatawan. Metode penelitian deskriptif adalah berkeluarga, pekerjaan, serta pendapatan
suatu metode yang digunakan untuk wisatawan setiap bulannya.
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi (Sugiyono, 2011).
Sedangkan teknik penelitian survey dilakukan
dengan cara mencari keterangan-keterangan

40
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 1 April 2010

Tabel 1. Karakteristik Sosio-Demografis mancanegara untuk berkunjung, oleh karena itu


Wisatawan. perlu diperhatikan beberapa hal seperti papan
No Identitas Responden Persentase penunjuk dan informasi dengan menggunakan
Jenis Wisatawan nusantara 94.74%
1 bahasa internasional agar dapat dipahami oleh
Wisatawan Wisatawan mancanegara 5.26%
Laki-laki 51.58% wisatawan mancanegara.
2 Jenis Kelamin
Perempuan 48.42%
< 5 tahun 0.00% Untuk jenis kelamin, jumlah pengunjung laki-
5-11 tahun 0.00%
Kelompok 12-17 tahun 26.32%
laki dan perempuan relatif merata, yaitu 51,58%
3
Usia 18-40 tahun 50.53% laki-laki dan 48,42% perempuan. Meskipun
41-65 tahun 21.05%
> 65 tahun 2.11% hasil survey mendapatkan wisatawan dengan
Latar Tidak tamat SD 0.00% jenis kelamin laki-laki lebih banyak namun hal
4 Belakang SD 6.32%
Pendidikan SMP 15.79% itu tidak terlalu signifikan sehingga tidak dapat
SMA 42.11% dikatakan wisata alam erupsi merapi
Latar Diploma 6.32%
5 Belakang Sarjana 23.16% merupakan obyek wisata yang lebih banyak
Pendidikan Magister 5.26%
Doktor 1.05%
diminati oleh laki-laki. Hal ini juga
DI Yogyakarta 33.68% menunjukkan bahwa wisata alam erupsi merapi
Jawa Tengah 33.68%
Jawa Timur 2.11%
merupakan obyek wisata yang dapat dinikmati
6 Daerah Asal
DKI Jakarta 10.53% oleh laki-laki maupun perempuan, sehingga
Banten 2.11%
Jawa Barat 7.37% dalam pengembangannya perlu diperhatikan
Luar Jawa 5.26% juga hal-hal yang dapat dilakukan oleh laki-laki
Luar Indonesia 5.26%
Belum menikah 65.26% maupun perempuan.
Status Menikah 33.68%
7
Perkawinan Bercerai 0.00%
Duda/janda 1.05% Kelompok usia pengunjung pada kelompok 18-
Kanak-kanak 0.00%
Remaja 61.05%
40 tahun lebih banyak dibandingkan dengan
Pasangan baru 4.21% kelompok usia lainnya. Pada kelompok usia ini
Pasangan dengan balita 5.26%
Siklus Pasangan dengan anak- diperkirakan orang lebih suka melakukan
8 6.32%
Keluarga anak perjalanan. Kemudian disusul oleh kelompok
Pasangan dengan anak
11.58% usia 12-17. Hal ini dikarenakan pada kelompok
remaja
Setengah baya 8.42%
Lansia 3.16%
usia tersebut dapat diasumsikan orang lebih
Pegawai negeri/ABRI 8.42% suka mencari pengalaman yang baru dengan
Pegawai swasta/BUMN 13.68%
Pensiunan 2.11% mendatangi tempat yang menarik. Karena
9 Pekerjaan
Pengusaha/ wiraswasta 15.79% wisata alam erupsi merapi ini lebih banyak
Mahasiswa/ pelajar 49.47%
Lainnya 10.53% didatangi oleh kelompok usia muda maka perlu
< 700 ribu 53.68% diperhatikan juga fasilitas-fasilitas penunjang
700 ribu – 1,5 juta 11.58%
Pendapatan yang disukai oleh kelompok usia tersebut.
10 1,5 juta – 2,5 juta 13.68%
/bulan
2,5 juta – 4 juta 14.74%
> 4 juta 6.32%
Sumber: Hasil Analisis, 2012 Menurut latar belakang pendidikan, tingkat
pendidikan SMA relatif cukup banyak sebesar
Responden wisatawan di wisata alam erupsi 42,11% dari responden wisatawan dan disusul
merapi terdiri dari 94,74% wisatawan nusantara oleh tingkat pendidikan Sarjana sebesar
dan 5,26% wisatawan mancanegara. Hal ini 23,16%. Hal ini dapat menjadi salah satu faktor
menunjukkan bahwa obyek wisata ini adalah terhadap permintaan dimana tingkat pendidikan
tempat wisata yang lebih banyak dikunjungi akan mempengaruhi pada aktivitas kegiatan,
oleh wisatawan nusantara, sementara itu obyek pelayanan, dan kualitas fasilitas di obyek
wisata ini juga cukup menarik wisatawan wisata. Untuk wisatawan dengan latar belakang

41
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 1 April 2010

pendidikan SMP sebesar 15,79%, sedangkan itu saat remaja adalah saat dimana orang lebih
Diploma dan SD sama sebesar 6,32%. suka mencari pengalaman baru dan berlibur
bersama teman-teman mereka.
Daerah asal wisatawan di wisata alam erupsi
merapi ini banyak berasal dari DI Yogyakarta Setengah dari total responden wisatawan/
dan Jawa Tengah dengan proporsi seimbang pengunjung wisata alam erupsi merapi adalah
33,68%. Hal ini dapat dikarenakan aksesibilitas mahasiswa/pelajar. Fakta ini berkorelasi
menuju tempat wisata yang mudah ditempuh dengan analisis sebelumnya yang menyebutkan
dari dua daerah tersebut dan jarak yang relatif bahwa wisatawan yang datang ke obyek wisata
dekat jika dibandingkan dengan daerah asal ini mayoritas adalah orang yang suka mencari
selain dari dua daerah tersebut Daerah yang pengalaman baru, yaitu mahasiswa dan pelajar.
berasal dari DI Yogyakarta adalah Yogyakarta, Mahasiswa dan pelajar ini juga banyak
Sleman, Bantul, dan Kulonprogo. Sedangkan berdatangan bersama teman mahasiswa/ pelajar
yang berasal dari Jawa Tengah adalah Solo, lainnya. Disebutkan kembali bahwa dalam
Klaten, Pati, Tegal, Temanggung, Semarang, pengembangan wisata alam erupsi merapi ini
Purworejo, Pekalongan, Wonosobo, Sragen, harus memperhatikan obyek-obyek yang
Batang, dan Magelang. Selain dari DI diminati dan menarik bagi anak muda lebih
Yogyakarta dan Jawa Tengah, wisatawan juga khususnya lagi untuk mahasiswa dan pelajar.
ada yang berasal dari Jakarta, Surabaya,
Pacitan, Tangerang, Bandung, Bekasi, Pendapatan per bulan wisatawan lebih dari
Kuningan, Bali, Samarinda, Sulawesi, dan juga setengah total responden adalah kurang dari
luar Indonesia. Rp700.000,00. Hal ini disebabkan wisatawan
yang datang sebagiannya adalah mahasiswa/
Dilihat dari status perkawinan, tempat wisata ini pelajar yang masih belum memiliki
lebih banyak didatangi oleh wisatawan yang penghasilan. Oleh karena itu paket-paket yang
belum menikah dengan persentase sebesar diberikan dan disediakan oleh obyek wisata ini
65,26% dimana pengunjung banyak yang ada baiknya memperhatikan keuangan
datang bersama teman-teman, dan disisi lain wisatawan dengan menetapkan harga yang
kegiatan wisata di tempat wisata alam erupsi cukup terjangkau oleh mahasiswa / pelajar.
merapi ini dapat diikuti oleh semua orang. Begitu pula hal nya dengan tempat membeli
Kemudian ada juga wisatawan yang sudah oleh-oleh dan cinderamata.
menikah dengan persentase sebesar 33,68%,
pengunjung yang telah menikah bisa jadi datang Hasil survey menunjukkan bahwa lebih dari
bersama keluarga. setengah total responden yang berwisata ke
wisata alam erupsi merapi adalah untuk
Dalam siklus keluarga masa remaja sebanyak berlibur. Dalam analisis sebelumnya
61,05% adalah yang paling banyak berkunjung didapatkan bahwa mayoritas wisatawan adalah
di tempat wisata ini. Hal ini menunjukkan mahasiswa dan pelajar, hal ini cukup
bahwa wisata alam erupsi merapi merupakan berkorelasi dimana banyak mahasiswa dan
tempat wisata yang banyak diminati oleh para pelajar yang berlibur ke tempat wisata ini di
remaja mengingat untuk mencapai tempat sela-sela kesibukan akademik. Selain itu tujuan
(Alm) Mbah Maridjan selain menggunakan wisata berikutnya yang cukup banyak adalah
ojeg wisata adalah dengan berjalan kaki kurang untuk belajar atau penelitian, hal ini dapat juga
lebih 1,5 Km dengan jalanan menanjak. Selain dikaitkan dengan mahasiswa atau pelajar yang

42
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 1 April 2010

berkunjung ke tempat wisata ini dalam rangka sudah kembali hijau dalam waktu sekitar satu
study tour sekolah. tahun untuk memulihkan keindahan alam
setelah terjadi erupsi tanpa benar-benar
Tabel 2. Karakteristik Pola Perjalanan menghilangkan bekas kerusakan erupsi.
Wisatawan.
No Identitas Responden Persentase Informasi mengenai obyek wisata paling
Berlibur 68.42%
Belajar/ Penelitian 20.00% banyak didapat melalui kerabat/rekan sebesar
Tujuan
1 Bertemu keluarga/ rekan 2.11% 43,16% kemudian sumber informasi berikutnya
Wisata
Olahraga 1.05%
Lainnya 8.42% adalah radio/televisi yang didapat melalui berita
Keindahan alam 35.79%
Kerusakan pasca erupsi 50.53%
sebesar 31,58%, hal ini menunjukkan bahwa
Motivasi
2
Wisata
Keunikan budaya 1.05% tempat wisata ini tidak perlu membuat iklan
Catatan sejarah 10.53%
Lainnya 2.11% besar-besaran untuk menarik pengunjung
Kerabat/ rekan 43.16% karena berdasarkan survey didapatkan bahwa
Internet 8.42%
Biro perjalanan wisata 6.32% wisatawan paling banyak tahu tempat wisata ini
Informasi Brosur/ Buku /Majalah / dari teman-teman mereka sendiri dan juga dari
3 4.21%
Wisata Leaflet
Radio/ Televisi 31.58% berita yang ditayangkan di televisi maupun
Pusat informasi
pariwisata
6.32% radio. Selain dari kerabat/rekan dan radio/
4
Cara Mandiri 78.95% televisi, informasi mengenai tempat wisata ini
Berwisata Paket wisata 21.05%
Sendiri 1.05% juga didapat dari internet, pusat informasi
Bersama keluarga 33.68% pariwisata, biro perjalanan wisatawan, dan juga
Teman
5 Bersama rekan/ kerabat 47.37%
Wisata dari brosur/majalah/buku/leaflet dan
Bersama komunitas
17.89%
tertentu
sejenisnya.
1 hari 87.37%
2 hari 6.32%
Lama 3 hari 1.05%
6
Wisata 4 hari 2.11%
Wisatawan yang datang ke wisata alam erupsi
6 hari 2.11% merapi hampir seluruhnya melakukan
8 hari 1.05%
Belum pernah 22.11% perjalanan wisata secara mandiri yaitu sebesar
Frekuensi
1 kali 49.47% 78,95% dari total responden. Mandiri yang
Wisata (1
7 2 kali 16.84%
Tahun dimaksud disini adalah tanpa menggunakan
3 kali 7.37%
Terakhir)
Lebih dari 3 kali 4.21% paket wisata. Wisatawan lebih memilih untuk
Kesediaan Iya 88.42%
8
Kembali Tidak 11.58% melakukan perjalanan wisata secara bebas dan
< 50 ribu 37.89%
50 - 100 ribu 27.37%
tidak diatur. Wisatawan yang menggunakan
9 Biaya/ hari
100 - 150 ribu 17.89% paket wisata ada sebesar 21,05% dari total
> 150 ribu 16.84%
Kendaraan Kendaraan pribadi 53.68% responden wisatawan, meskipun persentase ini
10 Menuju Kendaraan sewa 46.32% lebih kecil dari persentase pengunjung yang
DTW Tidak berkendaraan 0.00%
Sumber: Hasil Analisis, 2012 datang secara mandiri namun jumlah 21,05%
bukanlah jumlah yang sangat sedikit sehingga
Kerusakan pasca erupsi merupakan alasan obyek wisata alam erupsi merapi ini masih tetap
terbanyak wisatawan datang berkunjung ke harus memperhatikan kebutuhan-kebutuhan
wisata alam erupsi merapi mengingat 1,5 tahun yang diperlukan oleh wisatawan yang datang
silam terjadi erupsi merapi dan di tempat wisata dengan menggunakan paket wisata.
ini terdapat beberapa sisa kerusakan pasca
erupsi. Kemudian alasan berikutnya adalah Wisatawan hampir setengahnya datang bersama
keindahan alam, di tempat wisata ini dapat rekan/kerabat sebesar 47,37%. Mengingat
terlihat keindahan alam gunung merapi yang wisatawan yang banyak datang adalah remaja

43
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 1 April 2010

yang merupakan pelajar/mahasiswa, dimana obyek wisata ini merupakan obyek wisata yang
mereka banyak datang bersama teman-teman cukup menarik sehingga wisatawan tidak bosan
mereka. Setelah itu untuk wisatawan yang untuk berkunjung. Analisis sebelumnya juga
datang bersama keluarga juga cukup banyak menyatakan bahwa mayoritas wisatawan sudah
melebih seperempat dari total responden pernah melakukan wisata ke obyek wisata ini
wisatawan yaitu sebesar 33,68%, dapat dalam satu tahun terakhir.
diasumsikan bahwa wisatawan yang datang
bersama keluarga adalah bersama suami atau Dalam berwisata ke wisata alam erupsi merapi
istri mereka. ini sebesar 37,89% wisatawan mengeluarkan
biaya kurang dari 50 ribu dalam satu harinya
Hampir seluruh wisatawan wisata alam erupsi untuk seluruh pengeluaran termasuk makan,
merapi datang selama 1 hari, tidak terlalu souvenir, tiket, dan lainnya. Kemudian disusul
banyak wisatawan yang datang lebih dari 1 hari. oleh pengeluaran yang berkisar antara 50-100
Hal ini menunjukkan bahwa tempat wisata ini ribu sebesar 27,37% untuk keperluan berwisata
tidak terlalu membutuhkan pengembangan dalam satu hari. Hal ini disebabkan oleh
dalam hal akomodasi, mengingat tidak banyak banyaknya wisatawan yang datang berkunjung
yang datang berwisata lebih dari 1 hari. Dalam hanya satu hari sehingga hampir tidak ada
kegiatan wisata di tempat ini tidak perlu wisatawan dengan pengeluaran untuk
membutuhkan waktu yang cukup lama hanya akomodasi. Selain itu dari hasil survey didapat
sekitar beberapa jam. bahwa terdapat beberapa wisatawan yang
membawa bekal dari rumah sehingga dalam
Setengah total responden menyatakan dalam 1 kegiatan wisata tidak mengeluarkan biaya
tahun terakhir ini mengunjungi wisata alam untuk makan dan minum.
erupsi merapi sebanyak 1 kali. Kemudian
sebanyak 16,84% wisatawan sudah datang 2 Kendaraan yang digunakan untuk mencapai
kali dalam satu tahun terakhir, 7,37% tempat wisata mayoritas adalah kendaraan
wisatawan datang 3 kali, dan 4,21% wisatawan pribadi yang digunakan oleh 53,68%
datang lebih dari 3 kali dalam satu tahun wisatawan. Kendaraan pribadi yang digunakan
terakhir. Sedangkan wisatawan yang belum antara lain adalah mobil dan motor, namun
pernah datang ke tempat wisata ini dalam satu berdasarkan observasi dan survey didapat
tahun terakhir hanya 22,11% dari total wisatawan banyak menggunakan motor untuk
responden wisatawan. Hal ini menunjukkan menuju tempat wisata. Untuk wisatawan yang
bahwa hampir seluruh wisatawan pernah menggunakan kendaraan sewa adalah sebesar
mendatangi tempat wisata sehingga mereka 46,32% yaitu menggunakan mobil rental.
sudah mengetahui kegiatan wisata yang ada dan Untuk angkutan umum tidak ada wisatawan
juga fasilitas yang terdapat di tempat wisata. yang menggunakan angkutan umum untuk
menuju tempat wisata, hal ini dikarenakan
Hasil survey mendapatkan sebesar 88,42% dari memang tidak ada kendaraan umum yang
total responden menyatakan kesediaannya melewati tempat wisata.
untuk kembali mengunjungi wisata alam erupsi
merapi, wisatawan berencana untuk kembali
datang berkunjung. Hanya 11,58% wisatawan
yang menyatakan tidak berencana untuk datang
kembali berwisata. Hal ini menunjukkan bahwa

44
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 1 April 2010

Hubungan antara pilihan akomodasi dengan


tujuan wisata dapat dilihat pada tabel tabulasi
silang di atas. Pada analisis sebelumnya telah
35.79% Tidak menginap diketahui bahwa lebih dari setengah total
64.21% Menginap responden wisatawan tidak menginap dalam
perjalanan wisata. Dalam tabel di atas terlihat
bahwa wisatawan yang tidak menginap adalah
wisatawan yang mayoritas berwisata untuk
Gambar 2. Wisatawan yang Menginap.
liburan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan
Sumber: Hasil Analisis
liburan ke wisata alam erupsi merapi tidak perlu
menginap.
Wisatawan di kawasan wisata alam erupsi
merapi mayoritas tidak menginap, sebanyak
Tabel 4. Tabulasi Silang Pilihan Akomodasi
64,21% wisatawan tidak menginap, dan sisanya
dengan Tujuan Wisata.
yang menginap adalah sebesar 35,79% 1 2 3 4 5 6
wisatawan dari total responden. Wisatawan 1 hari 11.60% 5.30% 5.30% 3.20% 1.10% 61.10%
2 hari 1.10% 3.20% 1.10% 1.10% 0,0% 0,0%
yang menginap memiliki preferensi yang 3 hari 1.10% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%
berbeda terhadap pilihan akomodasi mereka. 4 hari 2.10% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%
6 hari 0,0% 1.10% 0,0% 1.10% 0,0% 0,0%
Adapun pertimbangan saat memilih akomodasi 8 hari 0,0% 1.10% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%
antara lain adalah biaya menginap, keamanan, Sumber: Hasil Analisis
fasilitas, serta lokasi dan akses. Sedangkan Keterangan: 1=Hotel, 2=Penginapan, 3=Keluarga,
pilihan akomodasi yang ada untuk menginap 4=Pondok wisata, 5=Lainnya, 6=Tidak menginap;
Asymp. Sig. (2sided): 0,000.
antara lain adalah hotel, penginapan, keluarga,
dan pondok wisata.
Tabel di atas menunjukkan hasil pengolahan
data tabulasi silang antara pilihan akomodasi
Tabel 3. Tabulasi Silang Pilihan Akomodasi
dengan lama wisata. Dapat dilihat bahwa
dengan Tujuan Wisata.
1 2 3 4 5 6
mayoritas wisatawan tidak menginap dan lama
Berlibur 13.70% 6.30% 4.20% 2.10% 0,0% 42.10% wisata selama 1 hari ada sebanyak 58
Belajar/ penelitian 1.10% 4.20% 0,0% 3.20% 0,0% 11.60% wisatawan. Wisatawan memilih untuk tidak
Bertemu
keluarga/ rekan
0,0% 0,0% 1.10% 0,0% 1.10% 0,0% menginap karena lama wisata 1 hari dalam hal
Olahraga 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0% 1.10% dana lebih efisien dengan perjalanan pulang
Lainnya 1.10% 0,0% 1.10% 0,0% 0,0% 6.30%
pergi. Terlebih wisatawan mayoritas berasal
Sumber: Hasil Analisis
dari Jawa Tengah dan DI Yogyakarta sehingga
Keterangan: 1=Hotel, 2=Penginapan, 3=Keluarga,
4=Pondok wisata, 5=Lainnya, 6=Tidak menginap; perjalanan dapat dilakukan tanpa menginap.
Asymp. Sig. (2sided): 0,000.
Wisatawan memiliki preferensi yang berbeda
Dapat dilihat juga preferensi wisatawan terhadap pilihan tempat makan mereka dalam
terhadap pilihan akomodasi berdasarkan perjalanan wisata. Pertimbangan saat memilih
karakteristik wisatawan, dari hasil analisis tempat makan mencakup harga makanan,
didapatkan variabel tujuan wisata, lama wisata, kenyamanan, pelayanan, dan juga kualitas
dan biaya total per hari merupakan variabel makanan. Sedangkan pilihan tempat makan
karakteristik pola perjalanan wisata adalah antara lain adalah rumah makan, jasa boga atau
variabel yang memiliki hubungan dengan katering, kedai makan, dan kafe.
pilihan akomodasi.

45
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 1 April 2010

4.21%
Tabel 5. Tabulasi Silang Pilihan Tempat
8.42%
Makan dengan Teman Wisata.
10.53% Rumah makan
1 2 3 4 5
Kedai makan Sendiri 1.10% 0,0% 0,0% 0,0% 0,0%
43.16%
Tidak makan Bersama keluarga 13.70% 1.10% 10.5% 0,0% 8.40%
33.68% Bersama rekan/ kerabat 22.10% 5.30% 17.9% 1.10% 1.10%
Jasa boga Bersama komunitas
6.30% 2.10% 5.30% 3.20% 1.10%
Kafe tertentu
Sumber: Hasil Analisis
Keterangan: 1=Rumah Makan, 2=Jasa Boga,
Gambar 3. Pilihan Tempat Makan. 3=Kedai Makan, 4=Kafe, 5=Tidak Makan, 6=Tidak
Sumber: Hasil Analisis menginap; Asymp. Sig. (2sided): 0,032.

Pada variabel pilihan tempat makan, 43,16% 4.21%


11.58%
wisatawan memilih rumah makan sebagai
Pedagang kaki lima
tempat makan mereka. Kemudian 33,68% Toko/kios
34.74%
memilih kedai makan, 10,53% membawa 23.16% Pasar tradisional
makan sendiri, 8,42% menggunaka n jasa boga, Tidak belanja
26.32%
serta 4,21% memilih kafe. Dapat dilihat juga Galeri seni
preferensi wisatawan terhadap pilihan tempat
makan berdasarkan karakteristik wisatawan,
Gambar 4. Pilihan Tempat Belanja.
dari hasil analisis didapatkan variabel teman
Sumber: Hasil Analisis
wisata yang merupakan salah satu variabel
karakteristik pola perjalanan wisata adalah Dalam pemililihan tempat belanja, sebesar
variabel yang paling memiliki hubungan 34,74% wisatawan belanja di pedagang kaki
dengan pilihan tempat makan. Hal ini lima, 26,32% di toko/kios, 23,16% di pasar
menunjukkan bahwa dengan siapa wisatawan tradisional, 11,58% memilih tidak belanja, dan
pergi melakukan kegiatan wisata akan 4,21% di galeri seni. Dalam memilih tempat
mempengaruhi pilihan tempat makan mereka. belanja, wisatawan memiliki preferensi yang
berbeda terhadap pilihan tempat belanja
Berdasarkan tabel tabulasi silang berikut dapat mereka. Pertimbangan saat memilih tempat
dilihat hubungan antara pilihan tempat makan belanja mencakup mutu barang yang dijual,
dengan teman wisata. Dari analisis sebelumnya keunikan atau kekhasan daerah, manfaat dan
didapatkan bahwa rumah makan menjadi kegunaan, serta harga barang. Pilihan tempat
pilihan wisatawan terbanyak dalam pilihan belanja antara lain adalah pedagang kaki lima,
tempat makan, dapat dilihat bahwa wisatawan toko atau kios, pasar tradisional, dan galeri seni.
yang memilih rumah makan sebagian besar
melakukan perjalanan wisata bersama Dapat dilihat juga preferensi wisatawan
teman/kerabat. Wisatawan yang datang terhadap pilihan tempat belanja berdasarkan
bersama teman-teman memilih rumah makan karakteristik wisatawan, dari hasil analisis
sebagai pilihan tempat makan karena rumah didapatkan variabel lama wisata yang
makan merupakan tempat yang nyaman. merupakan salah satu variabel karakteristik
pola perjalanan wisata adalah variabel yang
paling memiliki hubungan dengan pilihan
tempat belanja. Hal ini menunjukkan bahwa
lama wisata dalam melakukan perjalanan

46
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 1 April 2010

wisata akan mempengaruhi pada pilihan tempat mayoritas belum menikah dan dalam siklus
wisatawan berbelanja untuk membeli keluarga masih masuk dalam siklus remaja.
cinderamata dan oleh-oleh. Pekerjaan wisatawan didominasi oleh
mahasiswa/pelajar dengan pendapatan per
Tabel tabulasi silang antara pilihan tempat bulan kurang dari Rp700.000,00.
belanja dengan lama wisata di atas
memperlihatkan hubungan antara keduanya. Tujuan wisatawan berwisata adalah untuk
Dalam analisis sebelumnya didapatkan bahwa berlibur serta melihat kerusakan pasca erupsi
pedagang kaki lima merupakan pilihan utama dengan informasi yang banyak didapat dari
yang menjadi tempat belanja wisatawan. Dari kerabat/rekan. Mayoritas wisatawan melakukan
tabel di atas dapat dilihat bahwa wisatawan perjalanan wisata secara mandiri bersama
yang memilih belanja di pedagang kaki lima rekan/kerabat selama 1 hari. Wisatawan
adalah wisatawan yang melakukan perjalanan mayoritas pernah berkunjung ke tempat wisata
wisata selama 1 hari. Hal ini disebabkan tempat dalam satu tahun terakhir dan berencana akan
belanja yang banyak terdapat di tempat wisata kembali berkunjung kembali. Biaya yang
erupsi merapi adalah pedagang kaki lima, dikeluarkan wisatawan per hari kurang dari
sehingga wisatawan yang berkunjung selama 1 Rp50.000,00 untuk keperluan makan dan
hari untuk efisiensi waktu memilih untuk minum, membeli tiket, souvenir, dll. Untuk
belanja di tempat wisata ini sehingga tidak kendaraan yang digunakan menuju tempat
memilih untuk belanja di luar tempat wisata. wisata, wisatawan banyak menggunakan
kendaraan pribadi.
Tabel 6. Tabulasi Silang Pilihan Tempat
Belanja dengan Lama Wisata. Wisatawan sebagian besar tidak menginap
1 2 3 4 5 dalam perjalanan wisata mereka. Sehingga
1 hari 34,7% 24,2% 15,8% 3,2% 9,5%
2 – 4 hari 0,0% 1,1% 6,3% 1,1% 1,1% tidak dapat ditarik simpulan terhadap preferensi
Lebih dari 4 hari 0,0% 1,1% 1,1% 0,0% 1,1% tempat akomodasi. Preferensi wisatawan
Sumber: Hasil Analisis
terhadap tempat makan hampir dari setengah
Keterangan: 1=Pedagang Kaki Lima, 2=Toko/Kios,
total responden memilih untuk makan di rumah
3=Pasar Tradisional, 4=Galeri Seni, 5=Tidak
makan, dan tidak sedikit juga wisatawan yang
Belanja; Asymp. Sig. (2sided): 0,035.
memilih untuk makan di kedai makan.
5. Kesimpulan Preferensi wisatawan terhadap tempat belanja
adalah mayoritas wisatawan memilih untuk
Wisatawan di kawasan gunung merapi belanja membeli cinderamata dan oleh-oleh di
mayoritas adalah wisatawan nusantara, namun pedagang kaki lima.
terdapat juga wisatawan mancanegara yang
berkunjung. Untuk jenis kelamin wisatawan Dalam melakukan perjalanan wisata,
hampir seimbang antara laki-laki dan wisatawan memiliki preferensi yang berbeda
perempuan. Kelompok usia wisatawan dalam memilih sarana wisata yang ada.
mayoritas adalah kelompok usia 18-40 tahun Preferensi wisatawan terhadap sarana wisata
dengan latar belakang pendidikan wisatawan dipengaruhi oleh tujuan wisata, lama wisata,
mayoritas SMA. Daerah asal wisatawan dan teman wisata. Preferensi wisatawan
mayoritas berasal dari DI Yogyakarta dan Jawa terhadap akomodasi dipengaruhi oleh tujuan
Tengah, wisatawan banyak berasal dari wilayah wisata dan lama wisatawan melakukan
sekitar. Untuk status perkawinan wisatawan perjalanan. Preferensi wisatawan terhadap

47
Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota
Vol 21/No. 1 April 2010

tempat makan dipengaruhi oleh teman wisata. Siagian, Sondang P. 1989. Teori Motivasi dan
Preferensi wisatawan terhadap tempat belanja Aplikasinya. Jakarta: Bina Aksara.
dipengaruhi oleh lama wisata. Simkin, T and others. 1981. Volcanoes of the
World: A Regional Directory, Gazetteer,
and Chronology of Volcanism During the
Ucapan Terima Kasih Last 10,000 Years. Stroudsburg:
Hutchinson Ross Publishing Company.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Soekadijo, R.G. 2000. Anatomi Pariwisata,
Arief Rosyidie untuk arahan dan bimbingan Memahami Pariwisata Sebagai Systemic
sehingga artikel ini dapat ditulis. Terima kasih Linkage. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
juga kepada dua mitra bestari yang telah Utama.
memberikan komentar yang berharga. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit
Daftar Pustaka Alfabeta.
Suyanto, Agus. 2001. Pengembangan Wisata
Bourseilier, P and J Durrieux. 2002. Volcanoes. Vulkan Merapi. Jurnal Nasional
New York: Harry N. Abrams, Inc. Pariwisata, no. 1 : 26-33.
Dowling, R and D Newsome (ed). 2006. Yoeti, Oka A. P. 1991. Penuntun Praktis
Geotourism. London: Elsevier Pramuwisata Profesioanl. Bandung:
Butterworth Heinemann. Penerbit Angkasa.
Effendy, O.U. 1984. Ilmu Komunikasi: Teori Warpani, Suwardjoko P dan Indira P
dan Praktek. Bandung: Remaja Warpani.2006. Pariwisata Dalam Tata
Rosdakarya. Ruang Wilayah. Bandung: Penerbit ITB.
Eriyanto. 2007. Teknik Sampling Analisis Opini
Public. Yogyakarta: LKiS Pelangi
Aksara.
Hadinoto, Kusudianto. 1996. Perencanaan
Pengembangan Destinasi Pariwisata.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Kusmayadi dan Endar Sugiarto. 2000.
Metodologi Penelitian dalam Bidang
Kepariwisataan. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Mathieson, A and Wall G. 1982. Tourism:
Economic, Physical and Social Impact.
London: Longman.
Nursusanti, Betty K. 2005. Identifikasi Persepsi
dan Preferensi Wisatawan Terhadap
Objek dan Daya Tarik Wisata di
Kabupaten Cianjur. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Pitana, I Gde dan Putu G. Gayatri. 2005.
Sosiologi Pariwisata. Denpasar: Penerbit
Andi.
Porteus, J.D. 1997. Environment and Behavior.
Planning and Everyday. Urban Life.
Boston: Addison-Wesley.
Rea, L., & Parker, R. 1997. Designing and
Conducting Survey Research (2nd
Edition). San Francisco: Jossey-Bass.
Sharpley, Richard. 1994. Tourism, Tourists and
Society. Huntingdon: Elm Publications.

48

Anda mungkin juga menyukai