DI SUSUN OLEH :
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas dengan mata kuliah wawasan kemaritiman
yang berjudul “Ilmu dan Teknologi Maritim”.
Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah saya, sehingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan umumnya dan mahasiswa Universitas
Halu Oleo khususnya.
Saya menyadari bahwa masih terdapat kekeliruan dalam pembuatan makalah ini,
maka dari itu saya membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar pada pembuatan
makalah berikutnya dapat lebih baik.
Penyususn
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................
1.3 TUJUAN PENULISAN.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 DEFINISI ILMU DAN TEKNOLOGI MARITIM............................................
2.2 PERBEDAAN KELAUTAN DAN MARITIM...................................................
2.3 POTENSI DAN TANTANGAN RISET MARITIM..........................................
2.4 RISET LAUT ILEGAL.........................................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
3.1 KESIMPULAN .....................................................................................................
3.2 SARAN...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia bagi banyak Indonesianis asing dari dulu sampai sekarang adalah
sebuah ‘mukjizat’ (miracle). Mengapa? Tidak lain karena bagi mereka sulit membayangkan
Indonesia yang begitu luas dan jarak bentangannya sama dengan antara London dan Istanbul,
bisa bertahan dalam satu kesatuan negara-bangsa. Lihat, berapa banyak negara-bangsa yang
ada di kawasan antara London dan Istanbul. Padahal, wilayah tersebut merupakan daratan
yang menyatu dengan masyarakat yang relatif homogen, baik secara kultural maupun agama.
Tidak hanya itu, Indonesia adalah negara kepulauan; istilah benua maritim yang belakangan
ini dipopulerkan, sementara sebenarnya tidak dapat menutupi kenyataan bahwa wilayah
Indonesia sesungguhnya terpisah satu sama lain oleh lautan dan selat yang demikian banyak.
Hasilnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kelompok etnis lengkap
dengan sistem sosial, budaya, dan bahasanya masing-masing.
Dewasa ini kita mengetahui bahwa maritime berhubungan dengan laut. Dimana segala
sesuatunya dibahas tentang al positif dan negative yang terjadi dalam dunia maritim. Maritim
merujuk kepada kata maritime yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti navigasi atau
maritim.
Pemahaman maritim yaitu segala aktifitas pelayaran dan perniagaan yang berhubungan
dengan kelautan atau biasa disebut dengan pelayaran niaga. Berdasarkan terminologi maritim
berarti ruang/wilayah permukaan laut yang terdapat kegiatan seperti pelayaran, lalu lintas,
jasa-jasa kelautan, dan lain sebagainya.
Kemaritiman menjadi sangat penting bagi kelanjutan pertumbuhan dan perkembangan
bangsa Indonesia. Sebagaimana diketahui, dua periga atau 63% wilayah Indonesia adalah
laut, dengan panjang 81.000 Km. Laut merupakan potensisumber daya maritim yang sangat
kaya. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km² yang terdiri dari wilayah teritorial
sebesar 3,1 juta km² dan wilayah ZEEI 2,7 juta km², mempunyai 17.480 pulau dan memiliki
garis pantai sepanjang 95.181 km. Dengan potensi yang sedemikian besar, secara otomatis
terkandung keanekaragaman sumberdaya alam laut baik hayati maupun non hayati
menjadikan sektor kelautan sebagai penunjang perekonomian penting bagi Indonesia.
b. Definisi Teknologi
Ilmu dan teknologi maritim adalah ilmu yang mempelajari tentang keseluruhan sarana
untuk mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kelangsungan dan juga kenyamanan hidup
manusia. yang di pakai di bidang kelautan khususnya berhubungan dengan pelayaran
(navigasi) serta berfokus pada kegiatan ekonomi.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian laut adalah kumpulan air asin
(dalam jumlah yang banyak dan luas) yang menggenangi dan membagi daratan atas benua
atau pulau, sedangkan kelautan hanya dijelaskan sebagai “perihal yang berhubungan dengan
laut”. Berhubungan di sini dapat saja diartikan sebagai dekat, menyentuh, bersinggungan.
Atau, apabila kita merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, berhubungan berarti
bersangkutan (dengan); ada sangkut pautnya (dengan); bertalian (dengan); berkaitan
(dengan): atau bertemu (dengan); mengadakan hubungan (dengan): atau bersambung dengan.
Dari uraian pengertian ini jelas bahwa istilah kelautan lebih cenderung melihat kelautan dan
laut sebagai bentuk fisiknya, sebagai physical entity atau physical property.
Kelautan dalam arti luas mungkin saja dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
mempunyai kepentingan dengan laut sebagai hamparan air asin yang sangat luas yang
menutupi permukaan bumi.
Maritim, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai berkenaan dengan
laut; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Dalam bahasa Inggris, kata
yang digunakan untuk menunjukkan sifat atau kualitas yang menyatakan penguasaan
terhadap laut adalah seapower. Apakah yang kita maksudkan dengan kelautan adalah
seapower dan apakah yang kita maksudkan dengan maritim adalah maritime sesuai
pengertian para ahli strategi maritim? Dalam bahasa Inggris, maritime diartikan sebagai:
“connected with the sea, especially in relation to seafaring commercial or military activity”
atau “li ving or found in or near the sea” atau “bordering on the sea”.
Istilah maritim juga mengandung ambiguitas. Apakah maritim yang dimaksud adalah
maritim dalam pengertian sempit yaitu hanya berhubungan dengan angkatan laut atau
angkatan laut dalam hubungan dengan kekuatan darat dan udara, atau bahkan dalam arti yang
seluas-luasnya, yaitu angkatan laut dan semua kegiatan yang berhubungan dengan
penggunaan komersial nonmiliter terhadap laut.
Dilihat dari sisi tata bahasa, kelautan adalah kata benda, maritim adalah kata sifat.
Dengan demikian, kalau kita ingin menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang harus
memanfaatkan laut, rasanya kata maritim lebih tepat. Indonesia harus menjadi negara
maritim, bukan hanya Negara kelautan. Argumentasinya adalah, negara maritim adalah
negara yang mempunyai sifat memanfaatkan laut untuk kejayaan negaranya, sedangkan
negara kelautan lebih menunjukkan kondisi fisiknya, yaitu negara yang berhubungan, dekat
dengan atau terdiri dari laut.
Dilihat dari arti kata secara luas, kata kelautan mungkin lebih cenderung mengartikan
laut sebagai wadah, yaitu sebagai hamparan air asin yang sangat luas yang menutupi
permukaan bumi, hanya melihat fisik laut dengan segala kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya. Dengan demikian, istilah maritim sesungguhnya lebih komprehensif, yaitu tidak
hanya melihat laut secara fisik, wadah dan isi, tetapi juga melihat laut dalam konteks
geopolitik, terutama posisi Indonesia dalam persilangan antara dua benua dan dua samudra
serta merupakan wilayah laut yang sangat penting bagi perdagangan dunia. Pengertian ini
sesuai pula dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan maritim sebagai
berkenaan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut.
Mengapa kita perlu mempelajari teknologi maritim ?
Indonesia sebenarnya memiliki beberapa keunggulan dalam pembangunan kelautan
dan perikanan. Indonesia selain kaya keanekaragaman biota laut (marine biodiversity) juga
memiliki posisi geoteknik yang strategis hingga berpotensi terdapatnya banyak titik sumber
minyak dan gas alam. Lalu posisi Indonesia juga dinilai strategis sebagai International Sea
Line. ”Diantara beberapa keunggulan itu, kita punya kewajiban menjaga kesalamatan
lingkungan laut dan menciptakan rasa aman dalam pelayaran,” sehubungan dengan hal itu,
kami sebagai tenaga kesehatan akn menggulkan kesehatan masyarakat yang berada di pesisir
pantai, karena pesisir laut susah akan air bersih.
1. Wilayah laut.
2. Pembangunan kelautan.
3. Pengelolaan laut.
4. Pengembangan kelautan.
5. Pengelolaan ruang laut dan pelindungan lingkungan laut.
6. Pertahanan, kemananan, penegakan hukum, dan keselamatan di laut.
a. Potensi Maritim
Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan dua pertiga
luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat dengan adanya garis pantai di
hampir setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km) yang menjadikan Indonesia menempati
urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia.
Kekuatan inilah yang merupakan potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia.
Disebutkan, bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.
Meskipun begitu tidak dapat dipungkiri juga bahwa kekayaan alam khususnya
laut di Indonesia masih banyak yang dikuasai oleh pihak asing, dan tidak
sedikit yang sifatnya ilegal dan mementingkan kepentingan sendiri.
Dalam hal ini, peran Pemerintah (government will) dibutuhkan untuk bisa menjaga
dan mempertahankan serta mengolah kekayaan dan potensi maritim di Indonesia. Untuk
mengolah sumber daya alam laut ini, diperlukan perbaikan infrastruktur, peningkatan SDM,
modernisasi teknologi dan pendanaan yang berkesinambungan dalam APBN negara agar bisa
memberi keuntungan ekonomi bagi negara dan juga bagi masyarakat.
Indonesia sangat potensial menjadi negara maritim dengan kekayaan laut dan pulau
yang dimilikinya. Sejalan dengan misi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia,
Pemerintahan RI yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo sangat memfokuskan bidang
maritim untuk meningkatkan perekonomian. Mengapa dapat meningkatkan perekonomian ?
bayangkan saja indonesia memeiliki pulau yang sangat indah yang dapat menarik wisatawan,
dengan peluang tersebut maka dapat meningkatkan perokonomian negara.
Potensi ekonomi maritim Indonesia terdiri dari kekayaan laut yang berupa sumber
daya alam yang dapat diperbarui seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput
laut, dan produk-produk bioteknologi. Selanjutnya ada sumber daya alam yang tak dapat
diperbarui seperti minyak dan gas bumi, timah, bijih besi, bauksit, dan mineral lainnya.
Terdapat juga potensi energi kelautan; pasang-surut, gelombang, angin, dan OTEC atau
Ocean Thermal Energy Conversion.
Potensi perikanan tangkap Indonesia sebesar 6,5 juta ton/tahun, sekitar 8 persen dari
total potensi produksi lestari ikan laut dunia (90 juta ton/ tahun). Lebih dari itu, Indonesia
memiliki keanekaragaman genetik, spesies, maupun ekosistem laut tertinggi di dunia yang
dikenal sebagai mega-marine biodiversity. Secara potensial, nilai ekonomi total dari produk
perikanan dan produk bioteknologi kelautan Indonesia diperkirakan sekitar Rp984 triliun per
tahun.
Hampir 70 persen produksi minyak dan gas bumi berasal dari kawasan pesisir dan
laut. Berdasarkan data geologi diketahui Indonesia memiliki 60 cekungan potensi yang
mengandung minyak dan gas bumi. Dari seluruh cekungan tersebut diperkirakan mempunyai
potensi sebesar 11,3 miliar barel yang terdiri atas 5,5 miliar barel cadangan potensial dan 5,8
miliar barel berupa cadangan terbukti. Selain itu diperkirakan cadangan gas bumi adalah
101,7 triliun kaki kubik yang terdiri dari cadangan terbukti 64,4 triliun dan cadangan
potensial sebesar 37,3 triliun kaki kubik.
Untuk potensi ekonomi bisnis jasa perhubungan laut diperkirakan sekitar Rp168
triliun per tahun. Sejak akhir abad ke-20 pusat kegiatan ekonomi dunia telah bergeser dari
Poros Atlantik ke Poros Asia-Pasifik. Hampir 70 persen total perdagangan dunia berlangsung
di antara negara-negara di Asia-Pasifik. Lebih dari 75 persen dari barang-barang yang
diperdagangkan ditransportasikan melalui laut, terutama melalui Selat Malaka, Selat
Lombok, Selat Makasar, dan laut Indonesia lainnya dengan nilai sekitar Rp15.600 kuadriliun
setiap tahunnya.
Dari data diatas diketahui begitu besarnya potensi sektor maritim Indonesia, maka
akan sangat disayangkan jika potensi ini tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya. Langkah-
langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah membuat masterplan yang memuat
perencanaan sistematis dan target pembangunan dan pengembangan sektor maritim untuk
jangka pendek, menengah, dan panjang. Membangun dan mengembangkan industri maritim,
untuk mengembangkan sektor industri maritim pemerintah bisa memulai dari wilayah
Indonesia timur, karena wilayah ini memiliki banyak potensi sumber daya alam yang berasal
dari laut.
Pelabuhan yang berkualitas bukan hanya pelabuhan yang berfungsi sebagai lokasi
untuk bongkar-muat barang saja, tetapi pelabuhan juga harus memiliki fungsi sebagai pusat
pengolahan barang dan jasa (value added). Untuk mewujudkan itu dibutuhkan pemanfaatan
teknologi terbaru di bidang maritim. Teknologi menjadi syarat yang harus terpenuhi untuk
bisa bersaing dengan negara-negara yang sudah mengembangkan industri maritim.Singapura
menjadi pemain industri maritim yang sangat tangguh di kawasan Asia-Tenggara, bahkan
saat ini Port of Singapore tercatat sebagai pelabuhan yang paling efisien di dunia.
Selain itu , teknologi juga berperan penting dalam eksplorasi potensi yang ada di laut.
Untuk meningkatkan hasil dari potensi laut di Indonesia, teknologi untuk industri perikanan
harus mengikuti perkembangan. Teknologi tersebut antara lain, adalah seperti yang sudah
diterapkan dalam pembuatan kapal pelat datar yang menggunakan baja tanpa lekukan.
Disamping itu, ada beberapa tantangan riset maritim yang perlu di perhatikan :
Tantangan lain yang harus dihadapi Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia
adalah tantangan infrastruktur maritim, antara lain meliputi aspek industri manufaktur
maritim dan industri pelayaran nasional.Peningkatan industri manufaktur maritim di sejumlah
lokasi, seperti distribusi dan industri galangan kapal nasional masih menjadi suatu tatangan.
Indonesia juga perlu memerhatikan beberapa aspek penting terkait ketahanan maritim,
seperti hal-hal yang terkait dengan peraturan, kebijakan, dukungan anggaran, dan
infrastruktur maritim yang masih perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi dinamika dan
ancaman di wilayah maritim yang semakin meningkat.
Untuk menjadi negara maritim, Indonesia harus dapat mengelola dan memanfaatkan
kekayaan dan ruang lautnya, termasuk memahami berbagai jenis laut di Indonesia dengan
berbagai sumber dayanya.
Ini berarti di samping masalah maritim di dalam negeri, Pemerintah Indonesia juga
harus memberikan perhatian kepada isu-isu maritim di kawasan, terutama Asia Tenggara.
Kegiatan tersebut tanpa sadar membawa konsekuensi bocornya data negara yang
seharusnya dirahasiakan. Informasi tentang medan laut dapat digunakan pihak asing untuk
menentukan taktik dan strategi militer, jika mereka ingin menguasai wilayah
Indonesia.Sebenarnya negara telah memiliki peraturan kerjasama internasional di bidang
penelitian dan pengembangan, dengan adanya PP (Peraturan Pemerintah) No 41 tahun 2006,
tentang perizinan kegiatan penelitian dan pengembangan oleh pihak asing di Indonesia.
Selain itu, kapal survei asing yang akan digunakan di Indonesia juga harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan Kementerian Pertahanan. Karena kapal riset asing bukan sekadar
lewat, tetapi membawa data informasi kondisi laut Indonesia. Jika tidak berhati-hati data laut
Indonesia bisa berpindah tangan.
Birokrasi yang rumit serta panjangnya waktu untuk proses perizinan inilah yang
menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku (mitra kerja dan lembaga penjamin di
Indonesia) pemenang tender mencari jalan pintas dengan cara mengambil celah-celah hukum
agar survei laut tetap “legal”, tanpa melewati prosedur. Hal ini terjadi, karena bagi mereka
yang dipikirkan adalah benefit yang harus diperoleh. Memotong jalur birokrasi berarti
menghemat waktu dan biaya yang harus dikeluarkan.Perusahan penjamin PT.HIE misalnya,
mitra pelaksana kegiatan survei migas lepas pantai asing yang beralamat di bilangan
Kuningan, Jakarta Selatan ini lebih senang memuluskan kegiatan survei melalui perizinan
dari Dirjen Migas dibandingkan melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Padahal untuk
urusan survei laut yang menggunakan tenaga ahli asing dan kapal asing diwajibkan
mendapatkan pertimbangan dari tim yang berada di bawah Kemenristek sebelum akhirnya
memperoleh persetujuan Security Clearance dari Kemenhan.
Sejak era reformasi, survei dan pemetaan laut yang dilakukan pihak asing semakin
marak terjadi. Mulai dari kedok kerjasama institusi pemerintah dengan pihak asing, sampai
dengan yang jelas-jelas ilegal alias tidak memiliki izin dari pernerintah Indonesia. Kegiatan
tersebut tanpa sadar membawa konsekuensi bocornya data negara yang seharusnya
dirahasiakan. Informasi tentang medan laut dapat digunakan pihak asing untuk menentukan
taktik dan strategi militer, jika mereka ingin menguasai wilayah Indonesia.
Bukti inilah yang menunjukkan pihak mana yang seharusnya diwaspadai melihat
peluang besar bocornya informasi data laut Indonesia. Disebutkan sumber, bahwa kapal-
kapal seismik (kapal riset) bisa sangat leluasa menyapu bersih informasi dasar laut Indonesia.
Datanya pun langsung dikirim via satelit ke negara di mana perusahaan tersebut memenangi
tender.
Apalagi fakta menunjukkan sejak dulu Indonesia memegang peranan penting dalam
jalur perdagangan dunia. Semakin meningkatnya ketergantungan dunia akan laut, perairan
Indonesia menjadi incaran penguasaan negara asing, terutama negara yang industrinya sangat
tergantung pada minyak burni dan transportasi laut.
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ilmu kelautan, adalah cabang ilmu Bumi yang mempelajari samudra atau lautan.
Sedangkan Teknik kelautan (Inggris: Ocean Engineering atau Marine engineering) adalah
cabang ilmu teknik atau rekayasa yang mempelajari bangunan dan struktur yang
berhubungan dengan laut.
Kelautan dalam arti luas mungkin saja dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
mempunyai kepentingan dengan laut sebagai hamparan air asin yang sangat luas yang
menutupi permukaan bumi. Sedangkan, Maritim, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai berkenaan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di
laut.
Teknik kelautan pada dasarnya mempelajari tentang rekayasa pada bidang Offshore
( Lepas pantai ) dan pantai. Sedangkan Teknologi Kelautan pada dasarnya adalah ilmu yang
mepelajari rekayasa yang ditujukan untuk memanfaatkan laut seperti media transportasi dan
sumber daya dan ruang.
3.2 SARAN
Diharapkan kepada pembaca agar senantiasa menjaga budaya – budaya luhur yang
Tuhan berikan kepada bangsa kita yang tercinta ini. Maka sepatutnyalah kita sebagai generasi
penerus bangsa menjaga laut dari ancaman budaya – budaya asing dan mengembang ilmu
dan teknologi kelautan (maritim).
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu#:~:text=Ilmu%2C%20sains%2C%20atau%20ilmu
%20pengetahuan,segi%20kenyataan%20dalam%20alam%20manusia.
Power point yang diberikan bapak dosen, diakses pada tanggal 28 oktober 2020