Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ILMU DAN TEKNOLOGI MARITIM

DI SUSUN OLEH :

NAMA : NI PUTU ELIS WIDI ASTUTI


NIM : J1A120330
KELAS : F

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas dengan mata kuliah wawasan kemaritiman
yang berjudul “Ilmu dan Teknologi Maritim”.
Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah saya, sehingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan umumnya dan mahasiswa Universitas
Halu Oleo khususnya.
Saya menyadari bahwa masih terdapat kekeliruan dalam pembuatan makalah ini,
maka dari itu saya membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar pada pembuatan
makalah berikutnya dapat lebih baik.

Kendari, 28 Oktober 2020

Penyususn
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................................
1.3 TUJUAN PENULISAN.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
2.1 DEFINISI ILMU DAN TEKNOLOGI MARITIM............................................
2.2 PERBEDAAN KELAUTAN DAN MARITIM...................................................
2.3 POTENSI DAN TANTANGAN RISET MARITIM..........................................
2.4 RISET LAUT ILEGAL.........................................................................................
BAB III PENUTUP...........................................................................................................
3.1 KESIMPULAN .....................................................................................................
3.2 SARAN...................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia bagi banyak Indonesianis asing dari dulu sampai sekarang adalah
sebuah ‘mukjizat’ (miracle). Mengapa? Tidak lain karena bagi mereka sulit membayangkan
Indonesia yang begitu luas dan jarak bentangannya sama dengan antara London dan Istanbul,
bisa bertahan dalam satu kesatuan negara-bangsa. Lihat, berapa banyak negara-bangsa yang
ada di kawasan antara London dan Istanbul. Padahal, wilayah tersebut merupakan daratan
yang menyatu dengan masyarakat yang relatif homogen, baik secara kultural maupun agama.
Tidak hanya itu, Indonesia adalah negara kepulauan; istilah benua maritim yang belakangan
ini dipopulerkan, sementara sebenarnya tidak dapat menutupi kenyataan bahwa wilayah
Indonesia sesungguhnya terpisah satu sama lain oleh lautan dan selat yang demikian banyak.
Hasilnya, Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak kelompok etnis lengkap
dengan sistem sosial, budaya, dan bahasanya masing-masing.
Dewasa ini kita mengetahui bahwa maritime berhubungan dengan laut. Dimana segala
sesuatunya dibahas tentang al positif dan negative yang terjadi dalam dunia maritim. Maritim
merujuk kepada kata maritime yang berasal dari bahasa Inggris yang berarti navigasi atau
maritim.
Pemahaman maritim yaitu segala aktifitas pelayaran dan perniagaan yang berhubungan
dengan kelautan atau biasa disebut dengan pelayaran niaga. Berdasarkan terminologi maritim
berarti ruang/wilayah permukaan laut yang terdapat kegiatan seperti pelayaran, lalu lintas,
jasa-jasa kelautan, dan lain sebagainya.
Kemaritiman menjadi sangat penting bagi kelanjutan pertumbuhan dan perkembangan
bangsa Indonesia. Sebagaimana diketahui, dua periga atau 63% wilayah Indonesia adalah
laut, dengan panjang 81.000 Km. Laut merupakan potensisumber daya maritim yang sangat
kaya. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia.
Indonesia memiliki wilayah laut seluas 5,8 juta km² yang terdiri dari wilayah teritorial
sebesar 3,1 juta km² dan wilayah ZEEI 2,7 juta km², mempunyai 17.480 pulau dan memiliki
garis pantai sepanjang 95.181 km. Dengan potensi yang sedemikian besar, secara otomatis
terkandung keanekaragaman sumberdaya alam laut baik hayati maupun non hayati
menjadikan sektor kelautan sebagai penunjang perekonomian penting bagi Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apakah yang dimaksud dengan ilmu dan teknologi maritim ?
2. Apakah perbedaan kelautan dan maritim ?
3. Bagaiman potensi dan tantangan riset maritim ?
4. Apakah yang dimaksud dengan riset laut ilegal ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui definisi ilmu dan teknologi maritim
2. Untuk mengetahui perbedaan kelautan dan maritim
3. Untuk mengetahui potensi dan tantangan riset maritim
4. Untuk mengetahui riset laut ilegal
BAB II
PEMBAHASAN

2.2 DEFINISI ILMU DAN TEKNOLOGI MARITIM


a. Definisi Ilmu
 Menurut KBBI ilmu bermakna pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara ilmiah yang dapat digunakan untuk menjelaskan dan
menerangkan kondisi tertentu dalam bidang pengetahuan.
 Menurut Mohamad Hatta ilmu ialah sebuah pengetahuan yang teratur
mengenai pekerjaan hukum secara kausal dalam suatu golongan masalah
yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya yang tampak dari luar,
maupun dari dalam.
 Dadang Ahmad S: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Dadang Ahmad S,
adalah suatu proses pembentukan pengetahuan yang terus menerus hingga
dapat menjelaskan fenomena dan keberadaan alam itu sendiri. 
 Mappadjantji Amien: Menurutnya, pengertian ilmu pengetahuan adalah
sesuatu yang berawal dari pengetahuan, bersumber dari wahyu, hati dan
semesta yang memiliki paradigma, objek pengamatan, metode, dan media
komunikasi membentuk sains baru dengan tujuan untuk memahami semesta
untuk memanfaatkannya dan menemukan diri untuk menggali potensi fitrawi
guna mengenal Allah. 
 Syahruddin Kasim: Menurut Syahruddin Kasim, bahwa pengertian ilmu
pengetahuan adalah pancaran hasil metabolisme ragawi sebagai hidayah sang
pencipta yang berasal dari proses interaksi fenomena fitrawimelalui dimensi
hati, akal, nafsu yang rasional empirik dan hakiki dalam menjelaskan
hasanah alam semesta demi untuk menyempurnakan tanggung jawab
kekhalifaan. 
 Helmy A. Kotto: Pengertian ilmu pengetahuan menurut Helmy. A. Kotto
bahwasanya ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan
pengetahuan yang terus menerus sampai menjelaskan fenomena dan
keberadaan alam itu sendiri. 
 Menurut Cornelis Benjamin Menurut Cornelius, ilmu adalah cabang
pendidikan fikrah yang merupakan kajian terstruktur mengenai berbagai
pengetahuan, terutama tentang tata cara atau metode, persepsi, pendapat,
serta berbagai informasi umum mengenai cabang-cabang pengetahuan
intelektual. Cornelius berkata, “Intinya, ilmu adalah pencarian abadi untuk
pemahaman yang cerdas dan terintegrasi dari dunia tempat kita hidup”.
 Dan dalam arti luas, ilmu adalah setiap basis pengetahuan sistematis atau
praktik preskriptif yang mampu menghasilkan prediksi. Ilmu pengetahuan
juga dapat dipahami sebagai teknik atau praktik yang sangat terampil.

b. Definisi Teknologi

 Pada tahun 1987, SARDAR mnyatakan bahwa teknologi merupakan sebuah


sarana dalam memecahkan masalah yang mendasar dari setiap peradaban
manusia.
 Menurut KBBI Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup
manusia.
 Menurut Djoyohadikusumo (1994) mendefinisikan mengenai pengertian
teknologi sebagai suatu bidang yang berkaitan erat dengan ilmu sains dan
ilmu kerekayasaan atau ilmu engineering. Dapat disimpulkan bahwa pada
dasarnya teknologi bisa disebut memiliki dua dimensi, yaitu dimensi
engineering dan juga dimensi science. Kedua dimensi itu akan saling terkaiti
selam perkembangan dan juga penciptaan dari sebuah teknologi dan tidak
bisa terpisahkan.
Istilah technology mulai menonjol pada abad ke-20 bersama dengan
berlalunya Kedua Revolusi Industri. Memahami perubahan technology pada
awal abad ke-20 ketika para ilmuwan sosial Amerika, dimulai oleh Thorstein
Veblen, menerjemahkan ide-ide dari konsep Jerman, Technik, menjadi
technology . Dalam bahasa-bahasa Eropa Jerman dan lain-lain, ada
perbedaan antara Technik dan Technologie, yang nihil dalam bahasa Inggris,
sebagai istilah umumnya diterjemahkan sebagai technology.

Ilmu dan teknologi maritim adalah ilmu yang mempelajari tentang keseluruhan sarana
untuk mencapai tujuan dalam rangka memenuhi kelangsungan dan juga kenyamanan hidup
manusia. yang di pakai di bidang kelautan khususnya berhubungan dengan pelayaran
(navigasi) serta berfokus pada kegiatan ekonomi.

Perkembangan teknologi tidak terlepas dari kehidupan manusia,penggunaan


teknologi mensyaratkan adanya peningkatan kualitas manusia sebagai pelakunya. Bidang
Teknologi Maritim merupakan bidang yang memfokuskan pengkajian kepada penggunaan
teknologi, proses dalam teknologi dan sistem dalam teknologi yang digunakan dalam operasi
maritim.

2.2 PERBEDAAN KELAUTAN DAN MARITIM

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian laut adalah kumpulan air asin
(dalam jumlah yang banyak dan luas) yang menggenangi dan membagi daratan atas benua
atau pulau, sedangkan kelautan hanya dijelaskan sebagai “perihal yang berhubungan dengan
laut”. Berhubungan di sini dapat saja diartikan sebagai dekat, menyentuh, bersinggungan.
Atau, apabila kita merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, berhubungan berarti
bersangkutan (dengan); ada sangkut pautnya (dengan); bertalian (dengan); berkaitan
(dengan): atau bertemu (dengan); mengadakan hubungan (dengan): atau bersambung dengan.
Dari uraian pengertian ini jelas bahwa istilah kelautan lebih cenderung melihat kelautan dan
laut sebagai bentuk fisiknya, sebagai physical entity atau physical property.
Kelautan dalam arti luas mungkin saja dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
mempunyai kepentingan dengan laut sebagai hamparan air asin yang sangat luas yang
menutupi permukaan bumi.
Maritim, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai berkenaan dengan
laut; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Dalam bahasa Inggris, kata
yang digunakan untuk menunjukkan sifat atau kualitas yang menyatakan penguasaan
terhadap laut adalah seapower. Apakah yang kita maksudkan dengan kelautan adalah
seapower dan apakah yang kita maksudkan dengan maritim adalah maritime sesuai
pengertian para ahli strategi maritim? Dalam bahasa Inggris, maritime diartikan sebagai:
“connected with the sea, especially in relation to seafaring commercial or military activity”
atau “li ving or found in or near the sea” atau “bordering on the sea”.
Istilah maritim juga mengandung ambiguitas. Apakah maritim yang dimaksud adalah
maritim dalam pengertian sempit yaitu hanya berhubungan dengan angkatan laut atau
angkatan laut dalam hubungan dengan kekuatan darat dan udara, atau bahkan dalam arti yang
seluas-luasnya, yaitu angkatan laut dan semua kegiatan yang berhubungan dengan
penggunaan komersial nonmiliter terhadap laut.
Dilihat dari sisi tata bahasa, kelautan adalah kata benda, maritim adalah kata sifat.
Dengan demikian, kalau kita ingin menyatakan bahwa Indonesia adalah negara yang harus
memanfaatkan laut, rasanya kata maritim lebih tepat. Indonesia harus menjadi negara
maritim, bukan hanya Negara kelautan. Argumentasinya adalah, negara maritim adalah
negara yang mempunyai sifat memanfaatkan laut untuk kejayaan negaranya, sedangkan
negara kelautan lebih menunjukkan kondisi fisiknya, yaitu negara yang berhubungan, dekat
dengan atau terdiri dari laut.
Dilihat dari arti kata secara luas, kata kelautan mungkin lebih cenderung mengartikan
laut sebagai wadah, yaitu sebagai hamparan air asin yang sangat luas yang menutupi
permukaan bumi, hanya melihat fisik laut dengan segala kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya. Dengan demikian, istilah maritim sesungguhnya lebih komprehensif, yaitu tidak
hanya melihat laut secara fisik, wadah dan isi, tetapi juga melihat laut dalam konteks
geopolitik, terutama posisi Indonesia dalam persilangan antara dua benua dan dua samudra
serta merupakan wilayah laut yang sangat penting bagi perdagangan dunia. Pengertian ini
sesuai pula dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengartikan maritim sebagai
berkenaan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut.
 Mengapa kita perlu mempelajari teknologi maritim ?
Indonesia sebenarnya memiliki beberapa keunggulan dalam pembangunan kelautan
dan perikanan. Indonesia selain kaya keanekaragaman biota laut (marine biodiversity) juga
memiliki posisi geoteknik yang strategis hingga berpotensi terdapatnya banyak titik sumber
minyak dan gas alam. Lalu posisi Indonesia juga dinilai strategis sebagai International Sea
Line. ”Diantara beberapa keunggulan itu, kita punya kewajiban menjaga kesalamatan
lingkungan laut dan menciptakan rasa aman dalam pelayaran,” sehubungan dengan hal itu,
kami sebagai tenaga kesehatan akn menggulkan kesehatan masyarakat yang berada di pesisir
pantai, karena pesisir laut susah akan air bersih.

 Asas Penyelenggaraan Kelautan


Keberlanjutan, konsistensi, keterpaduan, kepastian hukum, kemitraan, pemerataan,
peran serta masyarakat, keterbukaan, desentralisasi, akuntabilitas, dan keadilan.
1) Keberlanjutan; adalah pemanfaatan sumber daya kelautan yang tidak
melampaui daya dukung dan memiliki kemampuan mempertahankan
kebutuhan generasi yang akan datang.
2) Konsistensi; adalah konsistensi dari berbagai instansi dan lapisan
pemerintahan dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian
untuk melaksanakan program pengelolaan sumber daya kelautan.
3) Keterpaduan; adalah integrasi kebijakan kelautan melalui perencanaan
berbagai sektor pemerintahan secara horizontal dan vertikal antara pemerintah
dan pemerintah daerah.
4) Kepastian hukum; adalah seluruh pengelolaan dan pemanfaatan kelautan yang
didasarkan pada ketentuan hukum.
5) Kemitraan; adalah kesepakatan kerjasama antar pihak yang berkeontingan
berkaitan dengan pengelolaan sumber daya kelautan.
6) Pemerataan; adalah pemanfaatan potensi sumber daya kelautan yang
dilakukan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dan kesejahteraan
masyarakat.
7) Peran serta masyarakat; maksudnya adalah agar masyarakat mempunyai peran
dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian dalam
penyelenggaraan kelautan.
8) Keterbukaan; adalah adanya keterbukaan bagi masyarakat untuk memperoleh
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif mengenai
penyelenggaraan kelautan dari tahap perencanaan, pemanfaatan, pengawasan,
dan pengendalian dengan tetap memperhatikan pelindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.
9) Desentralisasi; adalah pelimpahan sebagian urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan pemerintah kepada gubernur sebagai wakil pemerintah,
kepada instansi vertikal di wilayah tertentu, dan/atau kepada gubernur dan
bupati/walikota sebagai penanggung jawab urusan pemerintah umum.
10) Akuntabilitas; adalah penyelenggaraan kelautan dilakukan secara terbuka dan
dapat dipertanggungjawabkan.
11) Keadilan; adalah materi muatan UU No. 32/2014 harus mencerminkan hak
dan kewajiban secara proposional bagi setiap warga negara.
 Tujuan penyelenggaraan Kelautan
1) Mengaskan Indonesia sebagai negara kepulauan berciri nusantara dan maritim;
2) Mendayagunakan sumber daya kelautan dan/atau kegiatan di wilayah laut
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan  dan hukum laut
internasional demi tercapainya kemakmuran bangsa dan negara;
3) Mewujudkan laut yang lestari serta aman sebagai ruang hidup dan ruang juang
bangsa Indonesia;
4) Memanfaatkan sumber daya kelautan secara berkelanjutan untuk sebesar-
besarnya kesejahteraan bagi generasi sekarang tanpa mengorbankan
kepentingan generasi mendatang;
5) Memajukan budaya dan pengetahuan kelautan bagi masyarakat;
6) Mengembangkan sumber daya manusia di bidang kelautan yang profesional,
beretika, berdedikasi, dan mampu mengedepankan kepentingan nasional dalam
mendukung pembangunan kelautan secara optimal dan terpadu;
7) Memberikan kepastian hukum dan manfaat bagi seluruh masyarakat sebagai
negara kepulauan;
8) Mengembangkan peran Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam
percaturan kelautan global sesuai dengan hukum laut internasional untuk
kepentingan bangsa dan negara.
 Ruang lingkup peraturan kelautan
Berdasarkan azas dan tujuan penyelenggaraan kelautan sebagaimana tersebut di atas,
sehingga dirumuskan ruang lingkup penyelenggaraan kelautan Indonesia sebagaimana
disebutkan dalam Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014 tentang
Kelautan, meliputi:

1. Wilayah laut.
2. Pembangunan kelautan.
3. Pengelolaan laut.
4. Pengembangan kelautan.
5. Pengelolaan ruang laut dan pelindungan lingkungan laut.
6. Pertahanan, kemananan, penegakan hukum, dan keselamatan di laut.

2.3 POTENSI DAN TANTANGAN RISET MARITIM

a. Potensi Maritim

Indonesia secara geografis merupakan sebuah negara kepulauan dengan dua pertiga
luas lautan lebih besar daripada daratan. Hal ini bisa terlihat dengan adanya garis pantai di
hampir setiap pulau di Indonesia (± 81.000 km) yang menjadikan Indonesia menempati
urutan kedua setelah Kanada sebagai negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia.
Kekuatan inilah yang merupakan potensi besar untuk memajukan perekonomian Indonesia.

Dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (3)

 Disebutkan, bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat.
Meskipun begitu tidak dapat dipungkiri juga bahwa kekayaan alam khususnya
laut di Indonesia masih banyak yang dikuasai oleh pihak asing, dan tidak
sedikit yang sifatnya ilegal dan mementingkan kepentingan sendiri.

Dalam hal ini, peran Pemerintah (government will) dibutuhkan untuk bisa menjaga
dan mempertahankan serta mengolah kekayaan dan potensi maritim di Indonesia. Untuk
mengolah sumber daya alam laut ini, diperlukan perbaikan infrastruktur, peningkatan SDM,
modernisasi teknologi dan pendanaan yang berkesinambungan dalam APBN negara agar bisa
memberi keuntungan ekonomi bagi negara dan juga bagi masyarakat.

Indonesia sangat potensial menjadi negara maritim dengan kekayaan laut dan pulau
yang dimilikinya. Sejalan dengan misi menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia,
Pemerintahan RI yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo sangat memfokuskan bidang
maritim untuk meningkatkan perekonomian. Mengapa dapat meningkatkan perekonomian ?
bayangkan saja indonesia memeiliki pulau yang sangat indah yang dapat menarik wisatawan,
dengan peluang tersebut maka dapat meningkatkan perokonomian negara.

Potensi ekonomi maritim Indonesia terdiri dari kekayaan laut yang berupa sumber
daya alam yang dapat diperbarui seperti perikanan, terumbu karang, hutan mangrove, rumput
laut, dan produk-produk bioteknologi. Selanjutnya ada sumber daya alam yang tak dapat
diperbarui seperti minyak dan gas bumi, timah, bijih besi, bauksit, dan mineral lainnya.
Terdapat juga potensi energi kelautan; pasang-surut, gelombang, angin, dan OTEC atau
Ocean Thermal Energy Conversion.

Potensi perikanan tangkap Indonesia sebesar 6,5 juta ton/tahun, sekitar 8 persen dari
total potensi produksi lestari ikan laut dunia (90 juta ton/ tahun). Lebih dari itu, Indonesia
memiliki keanekaragaman genetik, spesies, maupun ekosistem laut tertinggi di dunia yang
dikenal sebagai mega-marine biodiversity. Secara potensial, nilai ekonomi total dari produk
perikanan dan produk bioteknologi kelautan Indonesia diperkirakan sekitar Rp984 triliun per
tahun.
Hampir 70 persen produksi minyak dan gas bumi berasal dari kawasan pesisir dan
laut. Berdasarkan data geologi diketahui Indonesia memiliki 60 cekungan potensi yang
mengandung minyak dan gas bumi. Dari seluruh cekungan tersebut diperkirakan mempunyai
potensi sebesar 11,3 miliar barel yang terdiri atas 5,5 miliar barel cadangan potensial dan 5,8
miliar barel berupa cadangan terbukti. Selain itu diperkirakan cadangan gas bumi adalah
101,7 triliun kaki kubik yang terdiri dari cadangan terbukti 64,4 triliun dan cadangan
potensial sebesar 37,3 triliun kaki kubik.

Untuk potensi ekonomi bisnis jasa perhubungan laut diperkirakan sekitar Rp168
triliun per tahun. Sejak akhir abad ke-20 pusat kegiatan ekonomi dunia telah bergeser dari
Poros Atlantik ke Poros Asia-Pasifik. Hampir 70 persen total perdagangan dunia berlangsung
di antara negara-negara di Asia-Pasifik. Lebih dari 75 persen dari barang-barang yang
diperdagangkan ditransportasikan melalui laut, terutama melalui Selat Malaka, Selat
Lombok, Selat Makasar, dan laut Indonesia lainnya dengan nilai sekitar Rp15.600 kuadriliun
setiap tahunnya.

Pemerintah Indonesia fokus mengembangkan riset kelautan untuk mendukung


pemetaan wilayah laut lebih mendalam. Salah satu target yang ingin dikejar, adalah
membangun teknologi kelautan yang hingga kini belum dimiliki Indonesia. Langkah untuk
mengejar target tersebut, adalah dengan fokus mengembangkan riset kelautan di berbagai
sektor.

Dari data diatas diketahui begitu besarnya potensi sektor maritim Indonesia, maka
akan sangat disayangkan jika potensi ini tidak dapat dimanfaatkan sepenuhnya. Langkah-
langkah yang bisa dilakukan oleh pemerintah adalah membuat masterplan yang memuat
perencanaan sistematis dan target pembangunan dan pengembangan sektor maritim untuk
jangka pendek, menengah, dan panjang. Membangun dan mengembangkan industri maritim,
untuk mengembangkan sektor industri maritim pemerintah bisa memulai dari wilayah
Indonesia timur, karena wilayah ini memiliki banyak potensi sumber daya alam yang berasal
dari laut.

Pelabuhan yang berkualitas bukan hanya pelabuhan yang berfungsi sebagai lokasi
untuk bongkar-muat barang saja, tetapi pelabuhan juga harus memiliki fungsi sebagai pusat
pengolahan barang dan jasa (value added). Untuk mewujudkan itu dibutuhkan pemanfaatan
teknologi terbaru di bidang maritim. Teknologi menjadi syarat yang harus terpenuhi untuk
bisa bersaing dengan negara-negara yang sudah mengembangkan industri maritim.Singapura
menjadi pemain industri maritim yang sangat tangguh di kawasan Asia-Tenggara, bahkan
saat ini Port of Singapore tercatat sebagai pelabuhan yang paling efisien di dunia.

Langkah selanjutnya adalah penguatan kompetensi sumber daya manusia;


pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi di bidang kemaritiman. Sumberdaya
manusia yang memiliki kapabilitas di sektor maritim mutlak dibutuhkan, saat ini Indonesia
masih kekurangan sumberdaya manusia yang memiliki spesialisasi keahlian dibidang
maritim. Pemerintah juga harus melakukan penyegaran dan mendesain kembali kurikulum
politeknik dan sekolah menengah kejuruan perikanan yang berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan industri maritim. Sedangkan di level universitas perlu dibukanya jurusan atau
konsentrasi ekonomi maritim yang berorientasi pada riset dan pengembangan industri
maritim.

Selain itu , teknologi juga berperan penting dalam eksplorasi potensi yang ada di laut.
Untuk meningkatkan hasil dari potensi laut di Indonesia, teknologi untuk industri perikanan
harus mengikuti perkembangan. Teknologi tersebut antara lain, adalah seperti yang sudah
diterapkan dalam pembuatan kapal pelat datar yang menggunakan baja tanpa lekukan.

Adapun potensi Maritim lainnya yaitu : Industri Bioteknologi kelautan, perairan


dalam (deep ocean water), wisata bahari, energi kelautan, mineral laut pelayaran, pertahanan,
serta indutri maritim.

Disamping itu, ada beberapa tantangan riset maritim yang perlu di perhatikan :

Infrastruktur dan fasilitas riset tidak memadai


Keterbatasan biaya penelitian
Lemahnya peran kelembagaan
Riset tidak terintegrasi
Riset dikomersialkan
Tidak ada grand design sebagai acyan riset nasional
Kurangnya SDM terdidik dan terampil
Kurang komitmen politik
Tantangan riset maritim
Salah satu tantangan yang harus dihadapi Indonesia adalah perkara geografis, di mana
Indonesia memiliki provinsi-provinsi kepulauan yang dikelilingi oleh laut sehingga
memerlukan area penghubung.

Tantangan lain yang harus dihadapi Indonesia untuk menjadi poros maritim dunia
adalah tantangan infrastruktur maritim, antara lain meliputi aspek industri manufaktur
maritim dan industri pelayaran nasional.Peningkatan industri manufaktur maritim di sejumlah
lokasi, seperti distribusi dan industri galangan kapal nasional masih menjadi suatu tatangan.

Indonesia juga perlu memerhatikan beberapa aspek penting terkait ketahanan maritim,
seperti hal-hal yang terkait dengan peraturan, kebijakan, dukungan anggaran, dan
infrastruktur maritim yang masih perlu ditingkatkan untuk mengantisipasi dinamika dan
ancaman di wilayah maritim yang semakin meningkat.

Untuk menjadi negara maritim, Indonesia harus dapat mengelola dan memanfaatkan
kekayaan dan ruang lautnya, termasuk memahami berbagai jenis laut di Indonesia dengan
berbagai sumber dayanya.

Indonesia juga harus mengikuti dan menghormati peraturan internasional atas


perairan dalam upaya memberantas praktik-praktik ilegal dan semua bentuk tindakan
pelanggaran hukum di wilayah perairan Indonesia.

Indonesia pun harus mampu mengelola perbatasan-perbatasan maritim dengan


negara-negara tetangga dan menjaga keamanan bersama serta mampu menjaga keselamatan
pengiriman melalui dan di perairan Indonesia.

Ini berarti di samping masalah maritim di dalam negeri, Pemerintah Indonesia juga
harus memberikan perhatian kepada isu-isu maritim di kawasan, terutama Asia Tenggara.

2.4 RISET LAUT ILEGAL


POTENSI dan kekayaan alam Indonesia yang luar biasa, wilayah nusantara menjadi
surga riset ilegal kapal asing. Tujuannya tidak lain adalah untuk kepentingan perusahaan,
lembaga atau negara yang ingin menguasai bumi khatulistiwa. Banyak data dan potensi
sumber daya alam dicuri karena ketidaktahuan dan ketidakpedulian bangsa ini. Sejak era
reformasi, survei dan pemetaan laut yang dilakukan pihak asing semakin marak terjadi. Mulai
dari kedok kerjasama institusi pemerintah dengan pihak asing, sampai dengan yang jelas-jelas
ilegal alias tidak memiliki izin dari pemerintah Indonesia.

Kegiatan tersebut tanpa sadar membawa konsekuensi bocornya data negara yang
seharusnya dirahasiakan. Informasi tentang medan laut dapat digunakan pihak asing untuk
menentukan taktik dan strategi militer, jika mereka ingin menguasai wilayah
Indonesia.Sebenarnya negara telah memiliki peraturan kerjasama internasional di bidang
penelitian dan pengembangan, dengan adanya PP (Peraturan Pemerintah) No 41 tahun 2006,
tentang perizinan kegiatan penelitian dan pengembangan oleh pihak asing di Indonesia.

Peraturan pemerintah ini menetapkan ketentuan, persyaratan, kewajiban dan larangan


yang harus ditaati lembaga atau peneliti asing, mitra serta lembaga penjamin kegiatan
penelitian. Peraturan tersebut harus dilaksanakan pemerintah untuk melindungi masyarakat,
bangsa dan negara dari kemungkinan kerugian yang ditimbulkan penelitian pihak
asing.Seluruh penelitian harus mendapat izin dari lembaga penanggung jawab, yaitu
Kementerian Riset dan Teknologi, melalui tim yang dibentuk Sekretariat Perizinan Peneliti
Asing (TKPIPA). Tim ini merupakan pokja interdept yang anggotanya terdiri dari
Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan, Mabes POLRI, BIN, LIPI, BPPT, serta
kementerian lain yang disesuaikan dengan misi riset.

Selain itu, kapal survei asing yang akan digunakan di Indonesia juga harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan Kementerian Pertahanan. Karena kapal riset asing bukan sekadar
lewat, tetapi membawa data informasi kondisi laut Indonesia. Jika tidak berhati-hati data laut
Indonesia bisa berpindah tangan.

Namun, pemerintah sendiri tidak konsekuen menjalankan peraturan tersebut. Kondisi


ini diperparah dengan terjadinya benturan antar peraturan yang ada. Sebagai contoh, Undang-
undang No 22 tahun 2001 yang mengatur tentang minyak dan gas. Aturan ini memberikan
peluang bagi pihak asing untuk melakukan kegiatan survei dan pemetaan lepas pantai dengan
cara mudah, yaitu cukup memperoleh izin dari Dirjen Migas tanpa koordinasi dengan pihak-
pihak yang berkepentingan, seperti yang diatur peraturan sebelumnya. Padahal, sudah sangat
jelas bahwa penggunaan peneliti dan kapal asing harus mendapat persetujuan Security
Clearance dari pihak Kementerian Pertahanan.

Birokrasi yang rumit serta panjangnya waktu untuk proses perizinan inilah yang
menjadi bahan pertimbangan bagi para pelaku (mitra kerja dan lembaga penjamin di
Indonesia) pemenang tender mencari jalan pintas dengan cara mengambil celah-celah hukum
agar survei laut tetap “legal”, tanpa melewati prosedur. Hal ini terjadi, karena bagi mereka
yang dipikirkan adalah benefit yang harus diperoleh. Memotong jalur birokrasi berarti
menghemat waktu dan biaya yang harus dikeluarkan.Perusahan penjamin PT.HIE misalnya,
mitra pelaksana kegiatan survei migas lepas pantai asing yang beralamat di bilangan
Kuningan, Jakarta Selatan ini lebih senang memuluskan kegiatan survei melalui perizinan
dari Dirjen Migas dibandingkan melalui Kementerian Pertahanan (Kemenhan). Padahal untuk
urusan survei laut yang menggunakan tenaga ahli asing dan kapal asing diwajibkan
mendapatkan pertimbangan dari tim yang berada di bawah Kemenristek sebelum akhirnya
memperoleh persetujuan Security Clearance dari Kemenhan.

 Riset Laut Legal Marak

Sejak era reformasi, survei dan pemetaan laut yang dilakukan pihak asing semakin
marak terjadi. Mulai dari kedok kerjasama institusi pemerintah dengan pihak asing, sampai
dengan yang jelas-jelas ilegal alias tidak memiliki izin dari pernerintah Indonesia. Kegiatan
tersebut tanpa sadar membawa konsekuensi bocornya data negara yang seharusnya
dirahasiakan. Informasi tentang medan laut dapat digunakan pihak asing untuk menentukan
taktik dan strategi militer, jika mereka ingin menguasai wilayah Indonesia.

Bukti inilah yang menunjukkan pihak mana yang seharusnya diwaspadai melihat
peluang besar bocornya informasi data laut Indonesia. Disebutkan sumber, bahwa kapal-
kapal seismik (kapal riset) bisa sangat leluasa menyapu bersih informasi dasar laut Indonesia.
Datanya pun langsung dikirim via satelit ke negara di mana perusahaan tersebut memenangi
tender.

Apalagi fakta menunjukkan sejak dulu Indonesia memegang peranan penting dalam
jalur perdagangan dunia. Semakin meningkatnya ketergantungan dunia akan laut, perairan
Indonesia menjadi incaran penguasaan negara asing, terutama negara yang industrinya sangat
tergantung pada minyak burni dan transportasi laut.

Meningkatnya kebutuhan minyak bumi dibuktikan dengan semakin intensifnya survei


seismik asing guna mencari wilayah- wilayah baru potensi minyak dan gas di dasar laut
Indonesia. Wilayah nusantara pun menjadi terbuka dari segala arah dan rentan terhadap
perkembangan lingkungan, baik global, regional maupun nasional. Mengutip apa yang
pernah ditulis Oseanolog Prof Illahude, keunikan dan kompleksitas perairan Indonesia telah
menjadi daya tarik para peneliti asing dari berbagai negara. Hampir semua tipe dasar
topografi ditemukan di Indonesia, seperti continental shelves, continental , insular slope,
basin laut dalam, palung dan relung.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Ilmu kelautan, adalah cabang ilmu Bumi yang mempelajari samudra atau lautan.
Sedangkan Teknik kelautan (Inggris: Ocean Engineering atau Marine engineering) adalah
cabang ilmu teknik atau rekayasa yang mempelajari bangunan dan struktur yang
berhubungan dengan laut.

Kelautan dalam arti luas mungkin saja dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang
mempunyai kepentingan dengan laut sebagai hamparan air asin yang sangat luas yang
menutupi permukaan bumi. Sedangkan, Maritim, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan sebagai berkenaan dengan laut; berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di
laut.

Teknik kelautan pada dasarnya mempelajari tentang rekayasa pada bidang Offshore
( Lepas pantai ) dan pantai. Sedangkan Teknologi Kelautan pada dasarnya adalah ilmu yang
mepelajari rekayasa yang ditujukan untuk memanfaatkan laut seperti media transportasi dan
sumber daya dan ruang.

Teknologi maritime di Indonesia mempunyai potensi besar dalam jalur perdangangan


di asia maupun di dunia. Tentunya hal ini membutuhkan strategi dalam menjaga keamanan
dan perbatasan indonesia melihat potensi besar yang dimiliki indonesia. Diplomasi Indonesia
akan lebih efektif jika didukung dengan kekuatan militer yang handal dan memadai.

3.2 SARAN

Diharapkan kepada pembaca agar senantiasa menjaga budaya – budaya luhur yang
Tuhan berikan kepada bangsa kita yang tercinta ini. Maka sepatutnyalah kita sebagai generasi
penerus bangsa menjaga laut dari ancaman budaya – budaya asing dan mengembang ilmu
dan teknologi kelautan (maritim).
DAFTAR PUSTAKA

https://suwarnoode.blogspot.com/2017/05/ilmu-dan-teknologi-maritim.html diakses pada


tanggal 28 oktober 2020

Anshoriy, Nasruddin. Negara Maritim Nusantara, Jejak Sejarah Yang Terhapus. Yogyakarta; Tiara


Wacana, 2008.

https://id.wikipedia.org/wiki/Ilmu#:~:text=Ilmu%2C%20sains%2C%20atau%20ilmu
%20pengetahuan,segi%20kenyataan%20dalam%20alam%20manusia.

Power point yang diberikan bapak dosen, diakses pada tanggal 28 oktober 2020

Diakses pada tanggal 28 oktyober 2020

https://www.cryptowi.com/pengertian-ilmu/ diakses pada tanggal 28 oktober 2020

Anda mungkin juga menyukai