Menurut strukturnya, kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dan dapat
pula berupa kalimat majemuk. Kalimat tunggal merupakan kalimat yang terdiri atas satu
subjek dan satu predikat. Pola pembentukan kalimat tunggal, bisa berpola S + P atau P
+ S.
Sedangkan kalimat majemuk merupakan kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau
bahkan lebih. Kalimat majemuk bisa bersifat setara, tidak setara, ataupun campuran.
Gagasan yang tunggal dinyatakan sebagai kalimat tunggal dan gagasan yang lebih dari
satu dapat diungkapkan dengan kalimat majemuk.
Baca juga artikel : Contoh Kalimat Persuasif Terlengkap Sesuai dengan EYD
A. Kalimat Tunggal
500px.com
Kalimat tunggal terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Pada dasarnya, kalau dilihat
dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat yang panjang dalam bahasa Indonesia bisa
dikembalikan kepada kalimat-kalimat yang sederhana.
Kalimat tunggal yang sederhana adalah kalimat yang terdiri dari satu subjek dan satu
predikat. Sehubungan dengan hal itu, kalimat-kalimat yang panjang dapat pula
ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola inilah yang dimaksud dengan pola
kalimat dasar.
1. Pola Kalimat Dasar
Kalimat dasar merupakan kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktur inti dan
hanya mempunyai satu pola kalimat. Sedangkan perkembangannya tidak membentuk
kalimat baru.
Dengan kata lain, kalimat dasar atau kalimat tunggal terdiri dari dua unsur inti, yaitu
subjek dan predikat. Bila kedua unsur ini tidak membentuk sebuah pola baru.
Berdasarkan penelitian, pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia seperti tertera
pada tabel dibawah ini :
sahabatnesia.com
Kelima pola dasar diatas dapat diperluas dengan berbagai penjelasan atau keterangan.
Pola-pola dasar tersebut dapat digabung-gabungkan sehingga kalimat tersebut menjadi
luas dan kompleks.
2. Perluasan Unsur Kalimat Dasar
Unsur kalimat dasar seperti subjek, objek, predikat, pelengkap, atau keterangan dapat
diperluas dan dikembangkan sehingga informasi tentang unsut-unsur yang berkaitan
dengan kalimat menjadi lebih lengkap.
Setiap kalimat tunggal diatas bisa diperluas dengan menambahkan kata-kata pada
unsur-unsurnya. Dengan menambahkan kata-kata pada unsur tersebut, kalimat akan
menjadi lebih panjang dari pada kalimat yang sebelumnya.
Walaupun seperti itu, unsur utamanya masih dapat dikenali.
Perluasan Kata Benda
Kata benda, baik yang berfungsi sebagai subjek, predikat, maupun objek dapat
diperluas dengan menambahkan kata atau frase pada unsur kalimat atau bahkan pada
anak kalimat.
Penambahan ini dapat dilakukan dengan keterangan yang mempunyai konjungtor yang
atau tanpa konjungtor.
Contoh :
Perluasan unsur kalimat dengan frase atau kata tanpa konjungtor yang :
Kalimat Mahasiswa berdiskusi dapat diperluas menjadi kalimat Mahasiswa
semester III berdiskusi.
Perluasan kalimat tersebut merupakan hasil perluasan unsur subjek Mahasiswa dengan
semester III.
Perluasan kata benda dengan konjungtor yang terdapat pada kalimat-kalimat dibawah
ini :
Mahasiswa yang pandai mendapat penghargaan.
Perusahaan yang lemah akan mendapat subsidi.
Anak yang berbakat menggambar mendapat bantuan berupa alat gambar.
Perluasan dengan yang tersebut menunjukkan keterangan yang menjelaskan kata
benda yang menjadi subjek. Terkadang konjungtor yang itu dapat ditiadakan.
Kata benda subjek atau objek dapat diperluas dengan keterangan penjelas tetapi tidak
menggunakan konjungtor yang. Penambahan keterangan ini bisa dilakukan dengan
mengjajarkan unsur keterangan dibelakang subjek atau objek itu sendiri.
Contoh :
Karya tulis ilmiah remaja diperlombakan setiap bulan.
Buku petunjuk penulisan karangan ilmiah telah beredar dikalangan masyarakat.
Perluasan Kata Kerja
Kata kerja pengisi predikat pada kalimat dapat diperluas dengan penambahan frase
atau kata. Kata atau frase memberikan keterangan pada predikat. Contohnya
keterangan aspek atau modalitas.
Keterangan aspek dapat ditandai dengan kata telah, sedang, akan, sudah, masih,
belum yang menerangkan perbuatan yang terjadi pada kata predikat.
Contoh :
Pertandingan itu telah usah beberapa menit yang lalu.
Bintang bulu tangkis masih belum berpindah dari Indonesia
Keterangan modalitas menyatakan sikap pembicara, antara lain menyatakan
kemungkinan, kenyataan, atau keharusan. Keterangan ini ditandai oleh kata hendak,
ingin, mau, harus, barangkali, dan pasti.
Contoh :
Saya ingin belajar bahasa Inggris dengan baik dan benar.
Saya harus benar-benar belajar.
B. Kalimat Majemuk
500px.com
Kalimat majemuk merupakan kalimat yang didalamnya terdapat dua kalimat dasar atau
lebih. Berdasarkan hubungan antara kalimat dasar tersebut, kalimat majemuk dapat
dikelompokkan menjadi kalimat majemuk setara, kalimat majemuk campuran, dan
kalimat majemuk bertingkat.
Baca juga artikel : Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis Kalimat Simpleks dan Kompleks
500px.com
Sebuah tulisan akan jauh lebih efektif jika di samping kalimat yang disusunnya benar.
Apalagi jika penyajiannya retorikanya menarik perhatian pembaca. Walaupun kalimat
yang disusunnya sudah gramatikal, sesuai dengan kaidah, belum tentu tulisan tersebut
dapat memuaskan pembacanya.
Menurut gaya penyampaiannya, kalimat majemuk dapat digolongkan menjadi tiga
macam, yaitu kalimat yang melepas, kalimat yang klimaks, dan kalimat yang
berimbang.
1. Kalimat yang Melepas
Jika sebuah kalimat diawali dengan indu kalimat. gaya penyajian kalimat tersebut
disebut melepas. Unsur anak kalimat seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya dan
walaupun unsur ini tidak dilepaskan, kalimat tersebut sudah mengandung makna.
Contoh :
Saya akan dibelikan motor oleh ayah jika saya lulus ujian nasional dengan nilai
tertinggi.
2. Kalimat yang Klimaks
Jika kalimat tersebut disusun dengan diawali oleh anak kalimat. maka gaya bahasa
kalimat tersebut disebut berklimaks. Pembaca belum dapat memahami kalimat tersebut
jika baru membaca anak kalimatnya. Sebelum kalimat itu selesai, terasa bahwa ada
sesuatu yang kurang, yaitu induk kalimat.
Oleh karena itu, penyajian kalimat yang konstruksinya anak kalimat dengan induk
kalimat terasa berklimaks dan terasa membentuk ketegangan.
Contoh :
Karena motornya mogok dijalan, ia datang terlambat ke kampusnya.
3. Kalimat yang Berimbang
Jika kalimat disusun dalam bentuk majemuk setara atau bahkan majemuk campuran,
maka gaya penyajian kalimat tersebut disebut berikbang. Karena strukturnya
memperlihatkan kesejajaran yang sejalan dan dituangkan ke dalam kalimat yang
bersimetri.
Contoh :
Bursa saham tampaknya semakin bergairah, investor domestik dan asing saling
berlomba melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat dirinci menjadi kalimat pernyataan, kalimat
perintah, kalimat interogasi, dan kalimat seruan. Semua jenis kalimat itu dapat disajikan
dalam bentuk kalimat positif dan negatif.
Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas dapat menjelaskan kapan kita berhadapan
dengan salah satu jenis kalimat tersebut. Dalam bahasan tulisan, perbedaannya
dijelaskan oleh bermacam-macam tanda baca.
1. Kalimat Pernyataan (Deklaratif)
Kalimat pernyataan dapat digunakan jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan
lengkap pada waktu ia ingin menyampaikan informasi kepada lawan bicaranya.
Contoh :
Presiden Gus Dur menyelenggarakan kunjungan ke luar negeri.
Tidak semua bank dapat memperoleh kredit lunak.
2. Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Kalimat pertanyaan digunakan jika penutur ingin memperoleh informasi atau jawaban
yang diharapkan kepada lawan bicaranya. Pertanyaan sering menggunakan kata tanya
seperti apa, dimana, bagaimana, mengapa, berapa, kapan.
Contoh :
Kapan kamu berangkat ke Jepang ?
Mengapa tidak semua orang miskin di negara kita dapat dijamin
kesejahteraannya ?
3. Kalimat Perintah (Imperatif)
Kalimat imperatif biasanya digunakan jika penutur ingin menyuruh atau melarang
seseorang dalam melakukan sesuatu.
Contoh :
Tolong buatkan ayah kopi !
Janganlah kita enggan untuk mengeluarkan zakat jika sudah tergolong orang
yang mampu.
4. Kalimat Seruan
Kalimat seruan digunakan jika penutur ingin mengungkapkan perasaan yang kuat atau
yang mendadak.
Contoh :
Bukan main, gantengnya.
Wah, target KONI di Asian Games XIII di tahun 1998 di Bangkok belum tercapai.
Baca juga artikel : Contoh Kalimat Imperatif, Deklaratif, Interogatif Terlengkap
Berikut adalah penjelasan mengenai kalimat langsung dan kalimat tidak langsung :
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung merupakan kalimat yang menirukan sesuatu yang di ucapkan orang
lain. Bagian kutipan dalam kalimat langsung ada berupa kalimat tanya, kalimat berita,
ataupun kalimat perintah.
Contoh :
“Apakah orang tuamu sehat ?” tanya Arya.
“Jangan mendekat,” bentak penjahat itu.
Baca juga artikel : Pembahasan Kalimat Langsung dan Tidak Langsung
Terlengkap
2. Kalimat Tidak Langsung
Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang memberitahukan sesuatu yang di
ucapkan oleh orang lain. Bagian kutipan dalam kalimat tidak langsung semuanya
berbentuk berita.
Contoh :
Ali menanyakan kabar orang tua saya.
Orang tua zaman dulu berkata bahwa malu bertanya sesat dijalan.
Pencuri itu membentak aku untuk tidak mendekatinya.
Itulah pembahasan singkat mengenai macam macam ka
limat dan jenis jenis kalimat. Semoga dapat menambah wawasan kamu.
Kalimat persuasif merupakan kalimat yang berisi ajakan kepada orang lain untuk
melakukan sesuatu yang kita inginkan. Oleh karena itu, kalimat persuasif sering kali
digunakan dalam bahasa-bahasa promosi, brosur, slogan, dan lain-lain.
Mungkin dari kalian pernah berpikir kalau kalimat persuasif merupakan kalimat perintah.
Akan tetapi kalimat persuasif dan kalimat perintah itu berbeda. Lalu dimana letak
perbedaannya ?
Pada kalimat persuasif, perintah yang disampaikan lebih bersifat mengajak dan tidak
memintanya secara langsung. Sedangkan kalimat perintah disampaikan secara
langsung.
Coba kamu perhatikan kalimat dibawah ini :
1. Makan yang teratur !
2. Makanlah yang teratur !
3. Buang sampah pada tempatnya !
4. Buanglah sampah pada tempatnya !
Kalimat nomor 1 dan 3 merupakan kalimat perintah yang menyuruh secara langsung.
Sedangkan kalimat nomor 2 dan 4 merupakan kalimat persuasif karena bersifat ajakan
secara tidak langsung.
Agar pembaca mau mengikuti apa yang kita sampaikan, biasanya kalimat persuasif
diikuti dengan kalimat-kalimat pendukung yang menarik. Sehingga pembaca ketika
membaca kalimat tersebut merasa yakin dan tertarik untuk melakukannya.
Baca juga artikel : Contoh Autobiografi Panjang Terlengkap !
Seperti kalimat yang lainnya, kalimat persuasif juga mempunyai ciri-ciri. Apa saja ciri-
cirinya ? Berikut adalah ciri-ciri dari kalimat persuasif :
1. Kalimat persuasif bersifat ajakan.
2. Kalimat persuasif biasanya digunakan dalam bahasa promosi, iklan, dan slogan.
3. Kalimat persuasif sering menggunakan kata-kata persuasif, seperti : ayo,
marilah, dan lain-lain.
4. Kalimat persuasif menggunakan tanda seru.
5. Kalimat persuasif ditulis semenarik mungkin dan bahkan diberi rima agar orang-
orang yang membacanya akan selalu mengingatnya.
Baca juga artikel : 50 Contoh Kalimat Imperatif, Deklaratif, Interogatif Sesuai
EYD !
Contoh Kalimat Persuasif
www.miung.com
Kalimat simpleks merupakan kalimat yang hanya terdiri dari satu verba utama. Ini
dikarenakan kalimat simpleks hanya mempunyai satu peristiwa, aksi, atau tindakan.
Kalimat simpleks biasanya berpola S-P , S-P-O , S-P-O-K , S-P-O-K-Pel.
Contoh :
Arya membaca novel di ruang tamu (S-P-O-K)
Enggar menyapu rumah (S-P-O)
Ciri – Ciri Kalimat Simpleks
Seperti semua kalimat pada umumnya. Kalimat simpleks juga mempunyai ciri-ciri. Apa
saja ciri-cirinya ? Berikut adalah pembahasannya :
1. Struktur kalimatnya sangat sederhana.
2. Kalimat simpleks tidak menggunakan kata penghubung.
3. Merupakan kalimat tunggal.
Baca juga artikel : 50 Contoh Kalimat Imperatif, Deklaratif, Interogatif Terlengkap !
kalimat kompleks merupakan kalimat yang mempunyai lebih dari satu verba utama atau
predikat karena mempunyai dua aksi, peristiwa, atau kejadian.
Kedua struktur tersebut biasanya dapat dipisahkan dengan tanda koma, konjungsi, atau
bahkan tidak mempunyai tanda atau konjungsi sama sekali.
Contoh :
Arya membeli mobil baru karena dia mempunyai banyak uang (S-P-O-C-S-P-O)
Shafira menyanyi di taman, burung pun bersiul dengan sangat merdu (S-P-K-S-
P-K)
500px.com
Kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat
tunggal yang kedudukannya tidak setara.
Kalimat majemuk bertingkat kedudukan klausa-klausanya bertingkat sebagai hasil
perluasan terhadap salah satu unsur sehingga membentuk pola baru.
Ada salah satu unsur yang berkedudukan sebagai induk kalimat dan unsur yang lainnya
berkedudukan sebagai anak kalimat.
Ciri Ciri Kalimat Majemuk Bertingkat :
Salah satu klausa atau anak kalimat tidak dapat berdiri sendiri. Dengan kata lain
jika dipisahkan tidak memiliki makna.
Kata penghubungnya berupa jika, ketika, walaupun, bagaikan, bahwa, sebab,
sehingga.
500px.com
Kalimat majemuk bertingkat dibagai menjadi beberapa jenis, yaitu :
1. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Waktu
Pada kalimat jenis ini, konjungsi yang paling sering digunakan adalah “ketika”. Karena
memiliki keterkaitan dengan waktu.
Contoh : Saya sedang belajar, ketika ayahku pulang.
2. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Syarat
Pada kalimat jenis ini, konjungsi yang paling sering digunakan adalah “jika”,
“seandainya”, “asalkan”, “apabila”, “andaikan”.
Contoh : Jika saya mendapatkan rangking 1, saya akan mendapatkan sepeda baru.
3. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Tujuan
Pada kalimat jenis ini, konjungsi yang spaling ering digunakan adalah “agar”, “supaya”,
“biar”.
Contoh : Shafira sengaja tidur siang agar dia bisa bangun pagi untuk belajar.
4. Kalimat Majemuk Bertingkat Konsensip
Pada kalimat jenis ini, konjungsi yang paling sering digunakan adalah “walaupun”,
“meskipun”, biarpun”, “kendatipun”.
Contoh : Walaupun Icha sedang sedih, dia tetap selalu tersenyum.
5. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Penyebab
Pada kalimat jenis ini, konjungsi yang paling sering digunakan adalah “sebab”, “karena”,
“oleh karena”.
Contoh : Aku sedang sedih, sebab orang yang aku sayangi tidak menyayangi aku.
6. Kalimat Mejemuk Bertingkat Hubungan Perbandingan
Pada kalimat jenis ini, konjungsi yang paling sering digunakan adalah “ibarat”, “seperti”,
“bagaikan”, “laksana”, “sebagaimana”, “lebih baik”.
Contoh : Dari pada saya bermain, lebih baik saya belajar.
7. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Akibat
Pada kalimat jenis ini, konjungsi yang paling sering digunakan adalah “sehingga”,
“sampai-sampai”, “maka”.
Contoh : Leni begitu berbakat, sehingga dia dapat memenangkan lomba cerdas cermat
itu.
8. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Cara
Pada kalimat jenis ini, konjungsi yang paling sering digunakan adalah “dengan”.
Contoh : Dengan cara menjual koran, dia mendapatkan uang untuk menghidupi
keluarganya.
9. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Sangkalan
Pada kalimat jenis ini, konjungsi yang paling sering digunakan adalah “seolah-olah”,
“seakan-akan”.
Contoh : Indah diam saja, seolah-olah semuanya baik-baik saja.
10. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Kenyataan
Pada kalimat jenis ini, konjungsi yang paling sering digunakan adalah “padahal”,
“sedangkan”.
Contoh : Regina terus belajar, padahal dia sedang sakit.
11. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Hasil
Pada kalimat jenis ini, konjungsi yang paling sering digunakan adalah “makanya”.
Contoh : Doni anak pemalas, makanya nilai ulangannya selalu jelek.
12. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Penjelasan
Pada kalimat jenis ini, konjungsi yang paling sering digunakan adalah “bahwa”.
Contoh : Nilai raportnya menunjukkan bahwa Arya benar-benar siswa yang pandai di
kelasnya.
13. Kalimat Majemuk Bertingkat Hubungan Atribut
Pada kalimat jenis ini, konjungsi yang paling sering digunakan adalah “yang”.
Contoh : Dia yang sedang berlari itu adalah teman saya.
Baca juga artikel : Contoh Program Kerja OSIS Terbaik di Indonesia !
500px.com
Berikut adalah jenis-jenis kalimat majemuk campuran :
1. Kalimat Majemuk Campuran 1 Induk Kalimat dan 2 Anak Kalimat
Pada kalimat ini hanya mempunyai satu kalimat tunggal sebagai induk kalimat atau inti
pokok dari sebuah kalimat.
Contoh :
Mereka telah mengadakan acara peringatan hari kemerdekaan Indonesia yang dihadiri
oleh seluruh masyarakat Balikpapan serta dihadiri oleh seluruh pejabat pemerintahan
Balikpapan.
Inti pokok dari kalimat tersebut adalah mereka telah mengadakan acara peringatan hari
kemerdekaan Indonesia. Sedangkan kalimat yang lainnya merupakan kalimat penjelas
atau yang disebut sebagai anak kalimat.
2. Kalimat Majemuk Campuran 2 Induk Kalimat dan 1 Anak Kalimat
Pada kalimat ini mempunyai dua induk kalimat yang menjadi inti dari sebuah kalimat
dan satu anak kalimat sebagai penjelasannya.
Contoh :
Ayah mengajarkan rasa tanggungjawab dan ibu mengajarkan kasih sayang agar anak-
anak mereka menjadi anak-anak yang baik.
Inti dari kalimat diatas adalah ayah yang mengajarkan rasa tanggungjawab dan ibu
mengajarkan kasih sayang. Sedangkan kalimat selanjutnya merupakan kalimat
penjelas atau yang biasa disebut dengan anak kalimat.
Baca juga artikel : Contoh Essay Singkat Tentang Pendidikan Beserta Tips
Membuatnya !
Kalimat majemuk rapatan merupakan kalimat yang berasal dari kalimat majemuk setara
yang dirapatkan bagian-bagiannya karena kata-kata dalam kalimat tersebut menduduki
posisi yang sama.
Bagian yang dirapatkan bisa jadi subjek atau predikat. Perapatannya dilakukan dengan
cara menghilangkan unsur-unsur yang sama.
Ciri Ciri Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat dapat dipisahkan menjadi dua buah kalimat tunggal atau lebih.
Dipisahkan dengan tanda koma dan konjungsi atau kalimat penghubung.
Contoh :
Saat kebakaran itu terjadi, rumah sedang kosong sehingga tidak ada korban
yang terluka.
Joko selalu sarapan pagi sebelum berangkat kerja, meskipun hanya roti saja.
Arya merupakan anak yang pandai, tetapi sayangnya tidak rajin sehingga
kepandaiannya menjadi sia-sia.