Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

NUTRISI

Disusun Oleh:

Kelompok 6

1. Putri Utami (113120050)


2. Lia Laudya (113120037)
3. Rizal Dwi Irianto (113120052)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN 2020
LAPORAN PENDAHULUAN NUTRISI

A. Pengertian

Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan
atau bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk
aktivitas penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan
sebagai ilmu tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan
keseimbangan yang berhubungan dengan kesehatan dan penyakit. ( Wartonah, 2010 ).
Menurut Alimul (2015), nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat
makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas
tubuh. Fungsi utama nutrisi adalah untuk memberi energi bagi aktivitas tubuh,membentuk
struktur kerangka dan jaringan tubuh, serta mengatur berbagai  proses kimia di
dalam tubuh (Mubarak, 2008:27).

Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang
sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala
aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh sendiri,
seperti glikogen, yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak dalam
jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari-hari dimakan
oleh manusia. Menurut NANDA (2012-2014) ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
B. Fisiologi
Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk fungsi organ dan
pergerakan badan, untuk menyediakan material mentah, untuk fungsi enzim, pertumbuhan,
penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua reaksi
biokimia dalm tubuh. Proses metabolic dapat menjadi anabolic (membangun) atau
katabolic (merusak). Energy adalah kekuatan untuk bekerja, manusia membutuhkan
energy untuk terus menerus berhubungan dengan lingkungannya.
1. Pemasukan energi
Pemasukan energi merupakan energy yang dihasilkan selama oksidasi makanan.
Makanan merupakan sumber utama energi manusia. Besarnya energy yang dihasilkan
dengan satuan kalori. 1 kalori juga disebut 1 kalori besar ( K ) atau kkal adalah jumlah
panas yang di butuhkan untuk menaikkan suhu 1 kg air sebesar 1 °c. 1 kkal = 1 K atau
sama dengan 1000 kalori.
2. Pengeluaran energi
Pengeluaran energi adalah energi yang digunakan oleh tubuh untuk men- support
jaringan dan fungsi-fungsi organ tubuh. Cadangan energi tubuh berbentuk
senyawa phospat seperti ATP. Kebutuhan energi seseorang ditentukan oleh BMR dan
aktivitas fisik.
3. Basal metabolisme rate (MBR)
Basal Metabolisme Rate adalah energy yang digunakan tubuh pada saat istirahat yaitu
untuk kegiatan fungsi tubuh seperti pergerakan jantung, perbafasan,
peristaltic usus, kegiatan kelenjar- kelenjar tubuh. Makanan di dalam tubuh mengalami
beberapa proses. Mulai dari pencernaan, absorbsi, metabolisme, dan penyimpanan
hingga eliminasi.
C. Etiologi
Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor
biologi, psikologi atau ekonomi.
1. Faktor predisposisi
Faktor pencetus dari gangguan nutrisi adalah karena berkurangnya nafsu makan yang
disebabkan oleh:
a. Rasa nyeri
b. Anxietas
c. Depresi
d. Perubahan situasi/ lingkungan
e. Perbedaan makanan
f. Gangguan pemasukkan makanan
g. Waktu pemberian makanan dan pemberian obat tidak tepat

D. Tanda dan Gejala


1. Defisit Nutrisi
A. Data Mayor
a) Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal
B. Data Minor
a) Cepat kenyang setelah makan
b) Kram atau nyeri abdomen
c) Nafsu makan menurun
d) Bising usus hiperaktif
e) Otot pengunyah lemah
f) Otot menelan lemah
g) Membran mukosa pucat
h) Sariawan
i) Serum albumin turun
j) Rambut rontok berlebihan
k) Diare
2. Berat badan lebih
A. Data Mayor
a) IMT > 25 kg/m2 ( pada dewasa ) atau berat dan panjang badan lebih dari
persentil 95 ( pada anak 2-18 tahun )
B. Data Minor
a) Tebal lipatan kulit trisep > 25 mm

E. Pathways
F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Fungsi Sistem

Menurut Alimul (2015) faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah


sebagai berikut:
1) Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola
konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga
dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2) Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah, tempe merupakan
sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang layak untuk
dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut dapat
merendahkan derajat mereka.
3) Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
dapat memengaruhi status gizi.Misalnya di beberapa daerah, terdapat larangan makan
pisang dan papaya bagi para gadis remaja.Padahal, makanan tersebut merupakan
sumber vitamin yang sangat baik.Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak karena
ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein
yang sangat baik bagi anak-anak.
4) Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kekurangan variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang
dibutuhkan secara cukup.Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja
bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan.
5) Ekonomi
Status ekonomi dapat memengaruhi perubahan status gizi karena penyediaan makanan
bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.Oleh karena itu, masyarakat
dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi kebutuhan gizi
keluargannya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

G. Macam-Macam Gangguan Yang Mungkin Terjadi

1. Kerusakan gigi adalah proses erosif yang diakibatkan oleh kerja bakteri pada
karbohidrat yang dapat difermentasi di dalam mulut, yang pada waktunya

menghasilkan asam-asam yang melarutkan email gigi.

2. Kanker rongga mulut

3. Akalasia adalah tidak adanya atau tidak efektifnya peristaltik esofagus distal disertai

dengan kegagalan sfingter esofagus untuk rileks dalam respon terhadap menelan.

4. Gastritis akut (inflamasi mukosa lambung) sering akibat diet yang sembrono.

5. Ulkus peptikum adalah ekskavasi (area berlubang) yang terbentuk dalam dinding

mukosa lambung, pilorus, duodenum atau esofagus.

6. Diare adalah kondisi dimana terjadi frekuensi defekasi yang abnormal (lebih dari 3

kali/hari), serta perubahan dalam isi (lebih dari 200g/hari) dan konsistensi (feses

cair)

7. Peritonitis adalah inflamasi peritonium-lapisan membran serisa rongga abdomen dan

meliputi visera.

H. Komplikasi

1. Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada

tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai

dengan kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan

makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan

otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain-

lain.

2. Diabetes mellitus

Diabetes Melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya

gangguan metabolism karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan

karbohidrat secara berlebihan.

3. Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah

pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan

kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.

4. Penyakit jantung koroner

Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan

oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung

koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidak sehat,

obesitas dan lain-lain.

5. Kanker

Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian

lemak secara berlebihan.

I. Pemeriksaan Penunjang

Pemerikasaan diagnose dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium dengan


ketentuan nilai normal yakni sebagai berikut:

a) Albumin (N: 4-5,5 mg/100 ml).


b) Ransferin (N: 170-25 mg/100 ml).Hb (N: 12 mg %).
c) BUN (N: 10-20 mg/100 ml).
d) Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N: laki-laki: 0,6-1,3 mg/100 ml,wanita: 0,5- 1,0 mg/100
ml).

J. Masalah Keperawatan/Kolaboratif

Ketidakseimbangan nutrisi

K. Penatalaksanaan Keperawatan/Medis

Pelaksanaan (Tindakan) yang dapat dilakukan pada klien yang mengalami


ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah sebai berikut:

1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral


Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara
membantu memberikan makan/nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.
Alat dan Bahan
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pangalas
8. Jenis diet
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi pasien.
4. Pasang pengalas.
5. Anjurkan pasien untuk berdoa sebelum makan.
6. Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan secara sedikit demi
sedikit dan berikan minum sesudah makan.
7. Setelah selesai, bersihkan mulut pasien dan anjurkan untuk duduk sebentar.
8. Catat hasil atau respons pemenuhan terhadap makan.
9. Cuci tangan.
2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung

Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan keperawatan yang


dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral atau
tidak mampu menelan dengan cara memberi makanan melalui pipa lambung atau pipa
penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.

Alat dan Bahan

1. Pipa penduga dalam tempatnya


2. Corong
3. Spuit 20 cc
4. Pengalas
5. Bengkok
6. Plester, gunting
7. Makanan dalam bentuk cair
8. Air matang
9. Obat
10. Stetoskop
11. Klem
12. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13. Vaselin
Prosedur Kerja
1. Cuci tangan.
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
3. Atur posisi semifowler.
4. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada.
5. Letakkan bengkok di dekat pasien.
6. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastrium
sampai hidung kemudian dibengkokkan ke telingan dan beri tanda batasnya.
7. Berikan vaselin atau pelican pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu
masukkan melalui hidung secara perlahan-lahan sambil pasien dianjurkan untuk
menelannya.
8. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara
sebagai berikut.
a. Masukkan ujung slang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem
dibuka), perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jika tidak
ada gelembung maka pipa masuk ke lambung. Setelah itu diklem atau dilipat
kembali.
b. Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan
dengarkan dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa
tersebut sudah masuk, setelah itu dikeluarkan udara yang ada di dalam sebanyak
jumlah yang dimasukkan.
9. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemeberian makanan dengan cara pasang
corong atau spuit pada pangkal pipa.
10. Masukkan air matang ± 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya.
11. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada masukkan obat
dan beri minum lalu pipa penduga diklem.
12. Catat hasil atau respons pasien selama pemberian makanan.
13. Cuci tangan
3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral

Pemeberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan


infus yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui dara vena, baik secara sentral (untuk
nutrisi parenteral total) ataupun vena perifer ( untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian
nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bisa makan melalui oral atau
pipa nasogastric dengan tujuan untuk menunjang nutrisi enteral yang hanya memenuhi
sebagian kebutuhan nutrisi harian.

Metode Pemberian

a) Nutrisi parenteral parsial


Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yang digunakan untuk memenuhi
sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien kerena pasien masih dapat menggunakan
saluran pencernaan. Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau
cairan asam amino.
b) Nutrisi parenteral total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yakni kebutuhan nutrisi sepenuhnya
melalui cairan infus karena keadaan saluran pencernaan pasien tidak dapat digunakan.
Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung asam amino seperti Pan
Amin G, dan cairan yang mengandung lemak seperti intralipid.
c) Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka waktu lama
dan melalui vena perifer(Hidayat dan Uliyah, 2005).

L. Diagnosa Keperawatan Utama Yang Muncul

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)

2. Obesitas (00232)

3. Risiko Overweight (00234)


M. Rencana Tindakan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh (00002)

Diagnosa Rencana Keperawatan

Keperawatan/Masalah Tujuan dan Kriteria Hasil I

Keperawatan

Ketidakseimbangan nutrisi NOC: - Kaji adanya alergi m

kurang dari - Nutritional status: Adequacy of - Kolaborasi dengan a

kebutuhan tubuh nutrient jumlah kalori dan n

Berhubungan dengan : - Nutritional Status : food and - Yakinkan diet yang d

- Ketidakmampuan untuk Fluid Intake serat untuk menceg

memasukkan atau mencerna - Weight Control - Ajarkan pasien bagai

nutrisi oleh karena faktor makanan harian.

biologis, psikologis atau Setelah dilakukan tindakan - Monitor adanya penu

ekonomi. keperawatan selama….nutrisi - Monitor lingkungan

kurang teratasi dengan indikator: - Jadwalkan pengobat

DS : - Albumin serum jam makan

- Nyeri abdomen - Pre albumin serum - Monitor turgor kulit

- Muntah - Hematokrit - Monitor kekeringan,

- Kejang perut - Hemoglobin Hb dan kadar Ht

- Rasa penuh tiba-tiba setelah - Total iron binding capacity - Monitor mual dan m

makan - Jumah limfosit


DO: - Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan

- Diare jaringan konjungtiva

- Rontok rambut yang - Monitor intake nuntrisi

berlebih - Informasikan pada klien dan keluarga tentang

- Kurang nafsu makan manfaat nutrisi

- Bising usus berlebih - Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan

- Konjungtiva pucat suplemen makanan seperti NGT/ TPN sehingga

- intake cairan yang adekuat dapat dipertahankan.

- Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama

makan

- Kelola pemberan anti emetik:.....

- Anjurkan banyak minum

- Pertahankan terapi IV line

- Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila

lidah dancavitas oval

Obesitas (00232)

Diagnosa Rencana Keperawatan

Keperawatan/Masalah
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Keperawatan

Obesitas Berhubungan
dengan : NOC : NIC :
- Intake yang berlebihan - Nutritional Status : food and Weight Management

terhadap kebutuhan Fluid Intake - Diskusikan bersama pasien mengenai hubungan

metabolisme tubuh - Nutritional Status : nutrient antara intake makanan, latihan, peningkatan BB

Intake dan penurunan BB

DS : - Weight control - Diskusikan bersama pasien mengani kondisi medis

- Laporan adanya sedikit yang dapat mempengaruhi BB

aktivitas atau tidak ada Setelah dilakukan tindakan - Diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan

aktivitas keperawatan selama …. Ketidak gaya hidup dan factor herediter yang dapat

DO: seimbangan nutrisi lebih teratasi mempengaruhi BB

- Lipatan kulit tricep > 25 mm dengan kriteria hasil: - Diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang

untuk wanita dan > 15 mm - Mengerti factor yang berhubungan dengan BB berlebih dan penurunan

untuk pria BB 20 % di atas meningkatkan berat badan BB

ideal untuk tinggi dan - Mengidentfifikasi tingkah laku - Dorong pasien untuk merubah kebiasaan makan

kerangka tubuh ideal dibawah kontrol klien - Perkirakan BB badan ideal pasien

- Makan dengan respon - Memodifikasi diet dalam waktu

eksternal (misalnya : situasi yang lama untuk mengontrol Nutrition Management


sosial, sepanjang hari) berat badan - Kaji adanya alergi makanan

- Dilaporkan atau diobservasi - Penurunan berat badan 1- 2 - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
adanya disfungsi pola pounds/mgg jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
makan (misal : - Menggunakan energy untuk - Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe

aktivitas sehari hari


memasangkan makanan - Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan

dengan aktivitas yang lain) vitamin C

- Konsentrasi intake makanan - Berikan substansi gula

pada menjelang malam - Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi

serat untuk mencegah konstipasi

- Berikan makanan yang terpilih ( sudah

dikonsultasikan dengan ahli gizi)

- Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan

makanan harian.

- Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

- Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi

- Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan

nutrisi yang dibutuhkan

Weight reduction Assistance

- Fasilitasi keinginan pasien untuk menurunkan BB

- Perkirakan bersama pasien mengenai penurunan

BB

- Tentukan tujuan penurunan BB


- Beri pujian/reward saat pasien berhasil mencapai

tujuan
- Ajarkan pemilihan makanan

Risiko Overweight (00234)

Diagnosa Rencana Keperawatan

Keperawatan/Masalah Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

Keperawatan

Obesitas Berhubungan dengan : NOC : NIC :

- Intake yang berlebihan - Nutritional Status : food and Weight Management

terhadap kebutuhan Fluid Intake - Diskusikan bersama pasien mengenai hubungan

metabolisme tubuh - Nutritional Status : nutrient antara intake makanan, latihan, peningkatan BB

Intake dan penurunan BB

DS : - Weight control - Diskusikan bersama pasien mengani kondisi medis

- Laporan adanya sedikit yang dapat mempengaruhi BB

aktivitas atau tidak ada Setelah dilakukan tindakan - Diskusikan bersama pasien mengenai kebiasaan
aktivitas keperawatan selama …. Ketidak gaya hidup dan factor herediter yang dapat

DO: seimbangan nutrisi lebih teratasi mempengaruhi BB

- Lipatan kulit tricep > 25 mm dengan kriteria hasil: - Diskusikan bersama pasien mengenai risiko yang

untuk wanita dan > 15 mm - Mengerti factor yang berhubungan dengan BB berlebih dan penurunan

untuk pria BB 20 % di atas meningkatkan berat badan BB

ideal untuk tinggi dan - Mengidentfifikasi tingkah laku - Dorong pasien untuk merubah kebiasaan makan

kerangka tubuh ideal dibawah kontrol klien - Perkirakan BB badan ideal pasien
N. Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/37010637/LP_NUTRIDI

https://www.academia.edu/382086622/LAPORAN_PENDAHULUAN_NUT

RISI

http://id.scribd.com/doc/247992526/Pathway-Nutrisi

Anda mungkin juga menyukai