Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL ILMIAH

KASUS PELANGGARAN ETIKA BISNIS PADA PT. PLN

RENTANG WAKTU TAHUN 2019

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Tugas Etika Bisnis Islam

Oleh :

SISKA MALIA
NPM : 18510040

UNIVERSITAS ISLAM KALIMANTAN

MUHAMMAD ARSYAD AL-BANJARI

BANJARBARU

2020/2021
PENGESAHAN ARTIKEL

Nama : Siska Malia

Tempat, Tanggal Lahir : Martapura, 4 Juni 2000

Npm : 18510040

Jurusan : Ekonomi Syariah

Program Pendidikan : Strata 1

Judul : Kasus Pelanggaran Etika Bisnis Pada PT. PLN


PENDAHULUAN

S ebuah perusahaan bisnis yang baik


harus memiliki etika dan tanggung
jawab sosial yang baik. Kata “etika”
berasal dari kata Yunani ethos yang
keputusan dan bertindak
berdasarkan kesadarannya tentang
apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan. Atau mengandung arti
mengandung arti yang cukup luas yaitu, bahwa perusahaan secara bebas
tempat yang biasa ditinggali, kebiasaan, memiliki wewenang sesuai dengan
adaptasi, akhlak, watak, perasaan, sikap bidang yang dilakukan dan
dan cara berpikir. Kata “moralitas” dari pelaksanaannya dengan visi dan
kata lain “moralis” dan merupakan kata misi yang dimilikinya. Kebijakan
abstrak dari “moral” yang menunjuk yang diambil perusahaan harus
kepada baik dan buruknya suatu perbuatan. diarahkan untuk pengembangan
Sedangkan definisi dari etika bisnis adalah visi dan misi perusahaan yang
pengetahuan tentang tata cara ideal berorientasi pada kemakmuran dan
pengaturan dan pengelolaan bisnis yang kesejahteraan karyawan dan
memperhatikan norma dan moralitas yang komunitasnya.
berlaku secara ekonomi/sosial, dan 2. Prinsip kejujuran, Kejujuran
penerapan norma dan moralitas ini merupakan nilai yang paling
menunjang maksud dan tujuan kegiatan mendasar dalam mendukung
bisnis. Apalagi akhir-akhir ini makin
keberhasilan perusahaan. Kejujuran
banyak dibicarakan perlunya tentang
perilaku bisnis terutama menjelang harus diarahkan pada semua pihak,
mekanisme pasar bebas. baik internal maupun eksternal
perusahaan. Jika prinsip kejujuran
  Dalam mekanisme pasar bebas ini dapat dipegang teguh oleh
diberikan kebebasan luas kepada seluruh perusahaan, maka akan dapat
pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan meningkatkan kepercayaan dari
dan mengembangkan diri dalam
lingkungan perusahaan tersebut.
pembangunan ekonomi. Hal ini terjadi
akibat manajemen dan karyawan yang 3. Prinsip tidak berniat jahat, Prinsip
cenderung mencari keuntungan semata ini ada hubungan erat dengan
sehingga terjadi penyimpangan norma- prinsip kejujuran. Penerapan
norma etis. Bahkan, pelanggaran etika prinsip kejujuran yang ketat akan
bisnis dan persaingan tidak sehat dalam mampu meredam niat jahat
upaya penguasaan pasar terasa semakin perusahaan itu.
memberatkan para pengusaha menengah
4. Prinsip keadilan, Perusahaan harus
kebawah yang kurang memiliki
kemampuan bersaing. Oleh karena itu, bersikap adil kepada pihak-pihak
perlu adanya sanksi yang tegas mengenai yang terkait dengan sistem bisnis.
larangan praktik monopoli dan usaha yang Contohnya, upah yang adil kepada
tidak sehat agar dapat mengurangi karywan sesuai kontribusinya,
terjadinya pelanggaran etika bisnis dalam pelayanan yang sama kepada
dunia usaha. Berikut ini adalah prinsip- konsumen, dan lain-lain,menuntut
prinsip etika bisnis menurut Muslich
agar setiap orang diperlakukan
(1998) :
secara sama sesuai dengan aturan
1. Prinsip otonomi, Prinsip otonomi yang adil dan sesuai kriteria yang
adalah sikap dan kemampuan rasional obyektif, serta dapat
manusia untuk mengambil dipertanggung jawabkan.
5. Prinsip hormat pada diri sendiri,
Perlunya menjaga citra baik
perusahaan tersebut melalui prinsip
kejujuran, tidak berniat jahat dan
prinsip keadilan.
Kasus :

PT. Perusahaan Listrik Negara 1. Fungsi PT. PLN sebagai


(Persero) adalah perusahaan pemerintah pembangkit, distribusi, dan transmisi listrik
yang bergerak di bidang pengadaan listrik mulai dipecah. Swasta diizinkan untuk
nasional. Hingga saat ini, PT. PLN masih berpartisipasi dalam upaya pembangkitan
tenaga listrik. Sementara itu untuk distribusi
merupakan satu-satunya perusahaan listrik
dan transmisi tetap ditangani oleh PT. PLN.
sekaligus pendistribusinya. Dalam hal ini Saat ini telah ada 27 Independent Power
PT. PLN sudah seharusnya dapat Producer di Indonesia. Mereka termasuk
memenuhi kebutuhan listrik bagi Siemens, General Electric, Enron, Mitsubishi,
masyarakat, dan dapat Californian Energy, Edison Mission Energy,
mendistribusikannya secara merata. Mitsui & Co, Black & Veath Internasional,
Duke Energy, Hoppwell Holding, dan masih
Usaha PT. PLN termasuk kedalam jenis banyak lagi. Tetapi dalam menentukan harga
monopoli murni. Hal ini ditunjukkan listrik yang harus dibayarkan oleh masyarakat
karena PT. PLN merupakan penjual atau tetap ditentukan oleh PT. PLN sendiri.
produsen tunggal, produk yang unik dan 2. Krisis listrik memuncak saat PT.
tanpa barang pengganti yang dekat, serta Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN)
kemampuannya untuk menerapkan harga memberlakukan pemadaman listrik secara
berapapun yang mereka inginkan. bergiliran di berbagai wilayah termasuk
Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa Jakarta dan sekitarnya, selama periode 11-
sumber daya alam dikuasai negara dan 25 Juli 2008. Hal ini diperparah oleh
dipergunakan sebesar-besarnya bagi pengalihan jam operasional kerja industri
kemakmuran rakyat. sehingga dapat ke hari Sabtu dan Minggu, dalam sekali
disimpulkan bahwa monopoli pengaturan, sebulan. Semua industri di Jawa dan Bali
penyelengaraan, penggunaan, persediaan wajib menaati, dan sanksi bakal dikenakan
dan pemeliharaan sumber daya alam serta bagi para industri yang membandel.
pengaturan hubungan hukumnya ada pada Dengan alasan yang klasik, PLN berdalih
negara. Pasal 33 mengamanatkan bahwa pemadaman dilakukan akibat defisit daya
perekonomian Indonesia akan ditopang listrik yang semakin parah karena adanya
oleh 3 pemain utama yaitu koperasi, gangguan pasokan batubara pembangkit
BUMN/D (Badan Usaha Milik utama di sistem kelistrikan Jawa-Bali,
Negara/Daerah), dan swasta yang akan yaitu di pembangkit Tanjung Jati, Paiton
mewujudkan demokrasi ekonomi yang Unit 1 dan 2, serta Cilacap. Namun, di saat
bercirikan mekanisme pasar, intervensi yang bersamaan terjadi juga permasalahan
pemerintah, serta memberikan pengakuan serupa untuk pembangkit berbahan bakar
terhadap hak milik perseorangan. minyak (BBM) PLTGU Muara Tawar dan
Penafsiran dari kalimat “dikuasai oleh PLTGU Muara Karang.
negara” dalam ayat (2) dan (3) tidak selalu Dikarenakan PT. PLN memonopoli
dalam bentuk kepemilikan tetapi utamanya kelistrikan nasional, kebutuhan listrik
dalam bentuk kemampuan untuk masyarakat sangat bergantung pada PT.
melakukan kontrol dan pengaturan serta PLN, tetapi mereka sendiri tidak mampu
memberikan pengaruh agar perusahaan secara merata dan adil untuk memenuhi
tetap berpegang pada azas kepentingan kebutuhan listrik masyarakat. Hal ini
mayoritas masyarakat dan sebesar- ditunjukkan oleh banyaknya daerah-daerah
besarnya kemakmuran rakyat. yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi
dan juga sering terjadi pemadaman listrik
Berikut ini kasus monopoli yang dilakukan secara sepihak sebagaimana kasus diatas.
oleh PT. PLN adalah: Kejadian ini menyebabkan kerugian yang
tidak sedikit bagi masyarakat, dan investor
menjadi enggan untuk berinvestasi.

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Dari wacana diatas dapat Djiteng Marsudi. 2005. PEMBANGKITAN


disimpulkan bahwa PT. Perusahaan Listrik ENERGI LISTRIK. Jakarta : Penerbit
Negara (Persero) sesungguhnya Erlangga
mempunyai tujuan yang baik, yaitu
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan https://khoyunitapublish.wordpress.com/2
listrik nasional. Akan tetapi tidak diikuti 013/12/10/teori-teori-etika/
dengan perbuatan atau tindakan yang baik, http://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis
karena PT. PLN belum mampu memenuhi
kebutuhan listrik secara adil dan merata
yang menyebabkan kerugian pada
masyarakat. Tindakan PT. PLN ini telah
melanggar Undang-undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 1999 Tentang
Larangan Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.

SARAN

Untuk memenuhi kebutuhan listrik


bagi masyarakat secara adil dan merata,
ada baiknya Pemerintah membuka
kesempatan bagi investor untuk
mengembangkan usaha di bidang listrik.
Akan tetapi Pemerintah harus tetap
mengontrol dan memberikan batasan bagi
investor tersebut, sehingga tidak terjadi
penyimpangan yang merugikan
masyarakat. Atau Pemerintah dapat
memperbaiki kinerja PT. PLN saat ini,
sehingga menjadi lebih baik demi
tercapainya kebutuhan dan kesejahteraan
masyarakat banyak sesuai amanat UUD
1945 Pasal 33.

Anda mungkin juga menyukai