e - I Kadek Alit Antara - Tugas Besar Baja 1
e - I Kadek Alit Antara - Tugas Besar Baja 1
OLEH
1861122027
NIM : 1861122027
Perencanaan meliputi:
1. Pembebanan (beban mati, beban hidup dan beban lateral akibat angin) disesuaikan
dengan SNI 1727-2013,
2. Analisa struktur rangka batang Software SAP,
3. Perencanaan profil/penampang baja menurut SNI 1729-2015,
4. Perencanaan sambungan,
5. Gambar rencana di atas kertas A3 memakai AutoCAD,
6. Rangkuman perancangan dalam bentuk file Corel/Photosop dengan ukuran A4, seperti
contoh terlampir
7. Laporan perencanaan lengkap ditulis/diketik di atas kertas A4 dan dijilid untuk dinilai.
8. Mengumpulkan CD soft file lengkap hasil perencanaan.
Laporan perencanaan dikumpul paling lambat pada saat Ujian Akhir Semester Struktur Baja
1.
NIM : 1861122027
A RUTINITAS ASISTENSI
RERATA NILAI
Pembimbing Tugas
“Om Swastyastu”
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Ida Shang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas Asungkerta WaranugrahaNya, Saya dapat menyelesaikan tugas Struktur Baja
I ini tepat pada waktunya.
Pada tugas Struktur Baja I ini Saya merencanakan struktur rangka atap dengan
menggunakan profil baja double channel pada kuda-kuda dan profil baja lipped channel pada
gordingnya.
Pada kesempatan kali ini Saya juga tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada dosen
pengajar Struktur Baja I, I Wayan Ariyana Basoka,ST.M.Eng, dan juga kepada dosen
pembimbing, Ir. I Made Ardantha, M.T. dan juga teman-teman yang telah banyak membantu
dalam penyelesaian tugas Struktur Baja I ini.
Akhir kata Saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekurangan dan kesalahan
dalam tugas Struktur Baja I ini. Saya sadar bahwa tugas ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu Saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun yang
sekiranya dapat digunakan untuk perbaikan pada perencanaan berikutnya. Untuk itu Saya
ucapkan terimakasih.
“Om Shanti, Shanti, Shanti Om”
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................. v
BAB I DATA PERENCANAAN ........................................................................................... 1
1.1 Ketentuan Konstruksi ....................................................................................................... 1
1.2 Tipe Konstruksi ................................................................................................................. 1
1.3 Bentuk Kuda-kuda ............................................................................................................ 2
1.4 Panjang Batang ................................................................................................................. 4
BAB II KRITERIA PERENCANAAN ................................................................................ 7
2.1 Pembebanan ...................................................................................................................... 7
2.1.1 Beban Mati .............................................................................................................. 8
2.1.2 Beban Hidup ............................................................................................................ 8
2.1.3 Beban Hujan ............................................................................................................. 8
2.1.4 Beban Angin ............................................................................................................ 8
2.1.5 Kombinasi Pembebanan .......................................................................................... 8
2.2 Beban Lentur ..................................................................................................................... 9
2.3 Batang Tarik ................................................................................................................... 11
2.4 Batang Tekan .................................................................................................................. 12
2.5 Sambungan Baut .............................................................................................................. 13
2.5.1 Tata Letak Baut .................................................................................................... 13
2.5.2 Kekuatan Design ................................................................................................... 13
2.5.3 Mutu Baut .............................................................................................................. 14
BAB III PEMBEBANAN .................................................................................................... 15
3.1 Beban Mati ...................................................................................................................... 15
3.1.1 Data Genteng ......................................................................................................... 15
3.1.2 Data Plafon ............................................................................................................ 15
3.1.3 Berat Rangka Plafon .............................................................................................. 16
3.2 Beban Hidup ................................................................................................................... 18
3.3 Beban Hujan ................................................................................................................... 18
1.1.Ketentuan Konstruksi
1. Panjang bentang = 22 meter
2. Kemiringan atap = 30°
3. Jarak antar rangka = 6 meter
4. Penutup rangka = Genteng
5. Tipe sambungan = Baut
6. Jumlah rangka =8
7. Bentuk atap = Pelana
1.2.Tipe Konstruksi
Tipe yang direncanakan adalah tipe
A.
Genteng Kodok
Panjang 28,5 cm
Lebar 23 cm
Tebal 1,5 cm
1 1,2,3,4,5,6,7,8,9,1’,2’,3’,4’,5’,6’,7’,8’,9’ 317,54
2 10,12,14,16,18,10’,12’,14’,16’,18’ 275
3 11,13,15,17,19,11’,13’,15’,17’,19’ 158,77
Perhitungan :
1. Tinggi Atap (TA)
Diketahui :
Bentang kuda-kuda (L) = 22 meter
Sudut (𝛽) = 30◦
Penyelesaian :
TA = tan 𝛽 x ½
= tan 30 x ½ x 22
= 6,350 meter
4. Karena sudut ∠ BMC bersebrangan dalam dengan sudut ∠ IJS makan besar sudut 30◦
Batang S J = 𝛽 × Batang BC
= 30 × 3,17
Batang S J = 2,75
5. Batang CM adalah :
= (3,17) − (2,75)
Batang CM = 1,57 m
KRITERIA PERENCANAAN
2.1. Pembebanan
Perencanaan suatu struktrur untuk keadaan – keadaan stabil batas, kekuatan batas, dan
kemampuan layan bats harus mempertimbangkan pengaruh – pengaruhdari aksi sebagai akibat
dari beban – beban.
Tabel 2.1. Profit Baja Struktural
Tabel 2.1: Sifat Mekanis Baja Struktural
Jenis Tegangan Tegangan Peregangan
Baja putus minimum, leleh minimum, fy minimum ( % )
fu ( MPa)
( MPa)
BJ 340 210 22
34
BJ 370 240 20
37
BJ 410 250 18
41
BJ 500 290 16
50
BJ 550 410 13
55
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang terpasang,
termasuk dinding, lanati, atap, plafon, tangga, dingding partisi tetap, fisihsing, klading
gedung dan komponen arsitektural lainnya serta peraltan layan terpasang lain termasuk berat
keran. Berdasarkan brosur yang didapat, untuk Komponen Gedung Beban penutup genteng
per m2 adalah 1,65 kg/m2 atau 16,5 N/m2
Beban hidup adalah beban yang diakibatkan oleh penggunaan dan penghuni bangunan
gedung atau struktur lain yang tidak termasuk beban kontruksi dab beban lingkungan seperti
angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban mati. (SNI-1726-2013)
Setiap bagian dari suatu atap harus dirancang mampu menahan beban dari semua air
hujan yang terkumpul apabila ditambah beban mereta yang disebabkan kenaikan air diatas
lubang masuk ke system draunase sekunder pada aliran rencana.(SNI-1726-2013)
𝑅 = 0,0098 (𝑑𝑠 + 𝑑ℎ)
Keterangan:
R = Beban air hujan pada atap (Kn/m2)
dh = tambahan kedalaman air (mm)
ds =kedalam pada air atap (mm )
2.1.4. Beban Angin
Beban yang diakibatkan oleh angin, termasuk dengan memperhitungkan bentuk
erodinamika bangunan dan peninjauan terhadap pengaruh angin topan, puyuh dan tornado,
bila diperlukan.
1. D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk
dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap.
2. L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk kejut,
tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain.
3. La adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja,
peralatan, dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda
bergerak.
4. H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air.
5. W adalah beban angina.
6. E adalah beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 03–1726–1989, atau
penggantinya
(Sumber: SNI 1726:2013).
2. Kontrol Lendutan
f ijin = 𝐿
Berdasarkan kelangsingan :
a. Penampang Kompak
Untuk penampang-penampang yang memenuhi λ ≤ λp , kuat lentur
nominal penampang adalah, Mn = Mp = Fy Zx
c. Penampang Langsing
Catatan :
Mp = S. fy
λ =
λp = 0.38
λr = 1.0
kc =
/
Lp = 1.76 ry
.
Lr = 1.95 rts .
+ + 6.76
Dimana :
rts =
b. Untuk kanal : c = → Cw =
1. Bentang Pendek
Bila Lb ≤ Lp, keadaan batas dari tekuk torsi-lateral ini tidak boleh digunakan.
Mn = 𝐶 𝑀 − 𝑀 − 0.7 𝐹 𝑆 ≤𝑀
12,5 × 𝑀
𝐶 =
2,5 × 𝑀 +3×𝑀 +4×𝑀 +3×𝑀
3. Bentang Panjang
Bila Lr ≤ Lb , kuat nominal komponen struktur terhadap lentur adalah :
Mn = Fcr Sx ≤ Mp
F = 1 + 0.078
1. Pu ≤ Ꝋc Pn
Keterangan:
a. Ꝋc adalah factor reduksi kekuatan yaitu 0,90
b. Pn adalah kuat tekan nominal kompenen struktur
2. Perbandingan Kelangsingan
𝐹𝑐𝑟 = 0,877𝐹𝑒
Tegangan kristis untuk elemen langsing:
𝐹𝑐𝑟 = 0,877𝐹𝑒
Keterangan:
Diambil nilai terkecil sesuai jenis gaya yang diterima oleh baut (∅𝑃 ). Jumlah
baut yang dihitung menggunakan rumus :
Dimana :
Data Reng
Genteng + Plafon +
Titik Buhul Berat total rangka Beban Mati (kg/m)
(kg/m2)
Sumber : SAP2000
Beban hujan adalah beban yang diakibatkan oleh air hujan yang mengalir
di atap. Berdasarkan SNI 1723-2013 beban hujan dapat dicari dengan rumus
sebagai berikut :
R = 0,0098(ds + dh)
Dimana :
Direncanakan ds = 30 mm dan dh = 10 mm
R = 0,0098.(30 + 10)
R = 0,0098 ∙ 40
Dari perhitungan tersebut didapat beban air hujan sebesar 0,392 kN/m2
Untuk beban hujan pada gording beban yang bekerja adalah beban merata yang
besarnya sebagai berikut.
A dan K 0,392 berat total × ½ Overstek + ½ jarak antar gording 1,33 135,62
Sumber: Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Strktur Lain, SNI 1727-2013
Kategori Eksposur
Tinggi atap rata” = Tinggi bangunan + ½ kemiringan atap
= 7 + ½ . 15,87 = 14,92 meter
Klasifikasi Ketertutupan
Diasumsikan bagunan adalah bangunan tertutup
Koefifien tekanan internal, GCpi sesuai dengan tabel 3.3
Digunakan GCpi = + 0,18 menuju − 0,18 menjauhi.
Sumber : Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain,
SNI 1727-2013
Tabel 3.5 Koefisien Exsposur Tekanan Velositas, Kz dan Kh
Sumber : Beban Minimum Untuk Perencanaan Bangunan Gedung dan Struktur Lain, SNI 1727-
2013
,
Kz = 2,01 ( )2/a = 2,01 ( ,
)( , ) = 1,063
Sumber : Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain, SNI 1727-
2013
Untuk beban angin pada gording beban yang bekerja adalah beban merata
yang besarnya sebagai berikut :
A. Angin Tekan Tabel 3.7 Angin Tekan
Keterangan :
d = 100 mm
bf = 50 mm
tw = 5 mm
tf = 7,5 mm
Luas = 11,92 cm2
Berat = 9,36 kg/m
Gaya Dalam
Nama Batang Tekan Tarik Kombinasi
(-) kg (+) kg
1 1412,72 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
2 -985,76 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
3 -1961,85 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
4 -1773,7 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
5 -448,67 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
6 -4021,93 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
7 -1901,86 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
8 -922,9 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
9 -1106,84 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
10 -1129,15 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
11 -1702,54 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
12 1777,92 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
13 -1089,6 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
14 817,78 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
15 -501,51 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
16 -172,28 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
17 80,14 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
18 -1137,38 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
19 -809,12 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
1’ 1661,03 1,2D + 1,6R +0,5Wkiri
3. Momen jarak ½ L
MB = 6433855,5 N/mm
Mc = 1246237,74 N/mm
λ= = = 10 𝑚𝑚
Lp = 1,76 × 𝑖 ×
Sx = 37600 mm3
. ,
Cw = = = 15415400 𝑚𝑚
,
c= = =1
rts = = . .
= 13,056 mm
. . ,
.
Lr = 1,95 rts + + 6.76
.
, , . .
= 1,95 . 13,056 . + + 6,76
. . . , . ,
= 8696,06mm
Lb = 6000 mm
12,5 × (−9970962,12)
=
2.5 × (−9970962,12) + 5591891,16 + 4 × 6433855,5 + 3 × 1246237,74
𝐶 = 9,570
, . , . ,
= 1 + 0,078 , . , ,
( )^
,
Fcr = 34777,3622
Mn = 34777,3622 x 37600
13076288,19 ≤ 7896000
Sehingga digunakan nilai Mn = Mp = 7896000 Nmm
4.4.3 Kontrol Penampang Gording
= 7246511,3 kgf-cm
Mu ≤ Mn
𝑓 = .L
= .6
= 0,0285 m
Control : fijin ≥ f
0,0285 ≥ 519078,209m
λ= = = 10 𝑚𝑚
Lp = 1,76 × 𝑖 ×
𝐽 = 1 3 . 2. 𝐵 . 𝑡 + 𝐴 . 𝑡
Sx = 37600 mm3
. ,
Cw = = = 15415400 𝑚𝑚
,
c= = =1
rts = = . .
= 13,056 mm
. . ,
, , . .
= 1,95 . 13,056 . + + 6,76
. . . , . ,
= 8696,06 mm
L = 6000 mm
Lp < Lb < Lr = 803,858732 < 6000 < 8696,06, Jadi bentang menengah.
Mn = Fcr Sx
12,5 × 𝑀
𝐶 =
2,5 × 𝑀 +3×𝑀 +4×𝑀 +3×𝑀
12,5 × (−91979,24 )
=
2.5 × (−91979,24 ) + 3 × 241908,87 + 4 × 130612,84 + 3 × 19316,8
𝐶 = -1,0683
, . , . ,
= 1 + 0,078 , . , ,
( )^
,
Fcr = -1227,413
Mn = -12274,13x 37600
= -461507288
Mn ≤ 𝑀
-461507288 ≤ 7896000
Sehingga digunakan nilai Mn = Mp = 7896000 Nmm
Kontrol :
< λr
,
𝜆 = ,
= 34,13913765
Kontrol :
𝜆 ≤ 200
34,14 < 200 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . OK!!!!!
≤ 139,98
2058,59 200000
≤ 139,98
35,8 210
= 57,50251397 ≤ 4319,876586
Jadi untuk mencari nilai 𝐹 menggunakan rumus 𝐹 = 0.877
𝐹
𝜋 𝐸
𝐹𝑒 =
𝐾𝐿
𝑟𝑥
, .
= , . ,
,
= 57761,27155
𝐹 = 0.877 𝐹
= 0,877 . 57761,27155
= 50656,63515 N/mm2
2058,59 200000
≤ 139,98
60,3 210
= 34,139 ≤ 4319,87
Jadi untuk mencari nilai 𝐹 = 0.658
𝜋 𝐸
𝐹𝑒 =
𝐾𝐿
𝑟𝑦
, .
= , . ,
,
= 596,37
𝐹 = 0.658 Fy
= 202,796 N/mm2
Untuk arah X
λx > 1,2λ1
Kontrol:
34,14 > 28,87 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . OK!!!!!
untuk arah y
λy > 1,2λ1
Kontrol:
Maka ≥ 10
4218750 17220000
≥ 10
128,1 686,0033
32933,25527 ≥ 251019,2006
C. Tegangan Geser
1. Gaya lintang yang dipikul pelat kopel
Du = 0,02 x Pu
= 0,02 x 22774,96 N
= 455,4992 N
𝜏 =
455,4992 607450,2
=
17220000 ,
= 2,142 N/mm2
3. Gaya geser yang dipikul pelat kopel
Vu =𝜏𝑥𝐿
= 2,2386 x 686,0033
= 1535,686987 N
D. Pemeriksaan Pelat Kopel
a. Luas penampang pelat kopel
A = 150 x 7,5 = 1125 mm2
𝜏 =
,
𝜏 = = 1,365 N/mm2
𝜏ijin = 0,58 x fy
𝜏ijin = 0,58 x 210 = 121,8 N/mm2
Kontrol geser : 𝜏 ≤ 𝜏
A. Baut ∅12,7 mm
1. Jarak minimum antar baut =𝑆 = 3 𝑑 = 3 . 12,7 = 38,1 mm
2. Jarak maksimum antar baut = 𝑆 = 15𝑡 = 15 . 7,5 = 112,5 mm
3. Jarak minimum baut ke tepi = 𝑆′ = 1,5𝑑 = 1,5 . 12,7 = 19,05 mm
4. Jarak maksimun baut ke tepi = 𝑆′ = 12 𝑡 = 12 . 7,5 = 90 mm
B. Baut ∅8 mm
1. Jarak minimum antar baut =𝑆 = 3 𝑑 = 3 . 8 = 24 mm
2. Jarak maksimum antar baut = 𝑆 = 15𝑡 = 15 .7,5 = 112,5 mm
3. Jarak minimum baut ke tepi = 𝑆′ = 1,5𝑑 = 1,5 . 8 = 12 mm
4. Jarak maksimun baut ke tepi = 𝑆′ = 12 𝑡 = 12 .7,5 = 90 mm
C. Baut ∅20 mm
1. Jarak minimum antar baut =𝑆 = 3 𝑑 = 3 .20 = 60 mm
2. Jarak maksimum antar baut = 𝑆 = 15𝑡 = 15 .7,5 = 112,5 mm
3. Jarak minimum baut ke tepi = 𝑆′ = 1,5𝑑 = 1,5 . 20 = 30 mm
4. Jarak maksimun baut ke tepi = 𝑆′ = 12 𝑡 = 12 .7,5 = 90 mm
Dimana :
∅ : factor reduksi kekuatan
t : tebal bagian yang di sambung
fub : tegangan tarik putus baut
db : diameter baut
∅V = ∅𝑓. 𝑚. 𝑟 . 𝑓 . 𝐴
= 62673,261 N
Kekuatan tumpuan :
∅V = ∅𝑓. 𝑚. 𝑟 . 𝑓 . 𝐴
= 62673,262 N
Kekuatan tarik :
∅Tn = 0,75 × 0,75 × fub × Ab
= 0,75 × 0,75 × 825 × ( × 3,14 × (12,7) )
= 58756,18 N
Kekuatan tumpuan :
∅R = 0,75 . n . 𝑓 𝑝 . db .tp
Kekuatan Baut
Tebal Jumlah
Nomor dbaut
Batang
Pu (N) Plat baut yang Kontrol
(mm) Kekuatan
(mm) Kekuatan Kekuatan digunakan
Tumpuan
Geser (N) Tarik (N)
(N)
6.1 Kesimpulan
Struktur rangka atap baja merupakan struktur yang banyak digunakan pada dewasa
ini. Setelah melakukan perencanaan seperti di atas maka perencaan suatu rangka atap baja
haruslah berpatokan pada Tata Cara Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung
SNI 03-1729-2015 untuk mendapatkan suatu struktur yang baik dan sesuai standar yang
berlaku. Dari hasil analisis dan perencanaan di atas maka didapat kesimpulan :
1. Dalam perencanaan rangka atap baja di atas digunakan baja dengan mutu Bj 34.
2. Rangka kuda-kuda memiliki bentang 22 m dengan profil Double Channel
berukuran 2C 150 x 75 x 6,5 x 10.
3. Gording menggunakan profil Channel berukuran 100 x 50 x 5 x 7,5
4. Menggunakan penutup atap genteng.
6.2 Saran
Dalam perencanaan suatu rangka atap baja haruslah mengacu pada Tata Cara
Perhitungan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2015. Pada tahap
perencanaan juga diharapkan mampu membuat suatu struktur yang baik dan ekonomis
namun juga kuat. Untuk kedepannya diharapkan pula pembebanan yang direncanakan
lebih lengkap seperti penambahan beban gempa, agar struktur yang didapat lebih baik lagi.