Anda di halaman 1dari 14

POPULASI DAN SAMPEL

Kelompok 1 :

1. Ni Nyoman Sri Radhika Krsna Dewi Dasi (08)


2. Ni Komang Trisna Dewi (09)
3. Florensia Deviana Purba (10)
4. Ni Putu Tasya Tirana Charlist (25)

Kelas : A2
Dosen Pengampu : Dr. Ni Ketut Rasmini, S.E.,MSi, Ak, CA

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI...................................................................................................................... i

PETA KONSEP................................................................................................................ ii

PEMBAHASAN

1. Populasi......................................................................................................................... 1
2. Sampel .......................................................................................................................... 1
3. Penelitian Menggunakan Sampel dan Populasi ........................................................... 3
4. Kriteria Sampel yang Baik ........................................................................................... 4
5. Pertimbangan Penentuan Ukuran Sampel .................................................................... 5
6. Ukuran Sampel.............................................................................................................. 5
7. Sumber Kesalahan Sampel .......................................................................................... 6
8. Tahap Pemilihan Sampel ............................................................................................. 7
9. Metode Pengambilan Sampel / Teknik Sampling ........................................................ 8

KESIMPULAN ................................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 12

i
PEMBAHASAN

1. Populasi

Populasi (population), yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu mempunyai
karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut dengan elemen populasi (populasi element).
Masalah populasi timbul terutama pada penelitian opini yang menggunakan metode survey
sebagai tektik pengumpulan data. Penentuan populasi berbeda dengan penentuan unit
analisis, meskipun keduanya berkaitan dengan unit data yang dianalisis, Misal, penelitian
mengenai kinerja dapat menggunakan. Terdapat perbedaan yang mendasar dalam pengertian
antara populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif :

1) Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generelasi yang


térdiri atas objek dan subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi itu.
2) Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi oleh Spradley
dinamakan social situation atau situasi social yang terdiri atas tiga elemen, yaitu
Tempat (Place), pelaku (actors) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara
sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat di rumah berikut keluarga dan aktivitasnya,
orang-orang di sudut-sudut jalan yang sedang ngobrol tentang pelayanan atau produk
mobil baru merk tertentu, atau di tempat kerja, di kota, desa, di perusahaan atau
wilayah suatu Negara. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai objek
penelitian yang ingin dipahami secara lebih mendalam apa yang terjadi di dalamnya.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari subjek dalam populasi yang diteliti, yang sudah tentu
mampu secara representatif dapat mewakili populasinya (Sabar,2007). Menurut Sugiyono
sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila
populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misal
karena keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan mengambil sampel dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betuI-betul representatif
(Sugiyono,2011).

1
Dari beberapa pandangan diatas, dapat disimpulkan bahwa sampel merupakan bagian dari
populasi yang dipilih dengan menggunakan aturan-aturan tertentu, yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi/data yang menggambarkan sifat atau ciri yang dimiliki populasi.
Ada empat parameter yang bisa dianggap menentukan representativeness sampel (sampel
yang benar-benar mencerminkan populasinya), yaitu:

1) Variabilitas populasi, merupakan hal yang sudah given, artinya peneliti harus
menerima sebagaimana adanya dan tidak dapat mengatur atau memanipulasinya.
2) Besar sampel, makin besar sampel yang diambil akan semakin besar atau tinggi taraf
representativeness sampel tersebut. Jika populasinya homogeny secara sempurna,
besarnya sampel tidak mempengaruhi tarag representativeness sampel.
3) Teknik penentuan sampel, makin tinggi tingkat rambang dalam penentuan sampel,
akan makin tinggi pula tingkat representativeness sampel.
4) Kecermatan memasukkan ciri-ciri populasi dalam sampel. Makin lengkap ciri-ciri
populasinya yang dimasukkan ke dalam sampel, akan makin tinggi tingkt
representativeness sampel. Seorang peneliti jarang mengamati keseluruhan populasi
karena beberapa alasan berikut, yaitu:
a) Biaya terlalu tinggi
b) Populasi demikian banyaknya sehingga dalam praktiknya tidak mungkin seluruh
elemen diteliti.
c) Keterbatasan waktu penelitian, biaya, dan sumber daya manusia.
d) Populasi bersifat dinamis, yaitu unsur-unsur populasi bisa berubah dari waktu ke
waktu.

Oleh karena beberapa alasan diatas, maka beberapa peneliti enggan menggunakan
populasi dalam penelitian dan malah lebih beralih menggunakan sampel, hal ini karena
sampel memiliki tiga keuntungan utama dalam pengambilan sampelnya, yaitu:

a. Biaya lebih rendah


b. Pengumpulan data lebih cepat
c. Hal ini mungkin untuk memastikan keseragaman dan untuk meningkatkan akurasi dan
kualitas data karena kumpulan data lebih kecil.

2
3. Penelitian Menggunakan Sampel dan Populasi

Penelitian yang bekerja dengan sampel, berarti hanya mengambil sebagian saja dari
anggota populasi untuk dijadikan sebagai sampel dan selanjutnya berdasarkan analisis sampel
dibuat generalisasi. Faktor penting di sini adalah generalisasi, artinya seberapa jauh simpulan
dari analisis sampel dapat digeneralisasikan. Salah satu kaidah penelitian ilmiah, seperti
generalizability yang artinya hasil penelitian tersebut memiliki kemampuan generalisasi.
Kemampuan generalisasi ini sangat tergantung dari besarnya sampel. Sampel yang
representative (mewakili) memiliki kemampuan generalisasi. Penelitian yang bekerja dengan
populasi tidak perlu menghadapi persoalan generalisasi. Peneliti terhindar dari sampling
karena jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah anggota populasi. Pada penelitian
populasi, peneliti biasanya berhadapan dengan kendala biaya, waktu dan tenaga.

3.1 Alasan Penelitian Sampel

Ada-beberapa faktor yang menjadi alasan peneliti melakukan penelitian sampel


daripada sensus, di antaranya adalah sebagai berikut:

1) Jika jumlah elemen populasi relatif banyak, peneliti tidak mungkin mengumpulkan
seluruh elemen populasi, karena akan memerlukan biaya dan tenaga yang relatif
tidak sedikit.
2) Kualitas data yang dihasilkan oleh penelitian sampel sering lebih baik dibandingkan
dengan hasil sensus, karena proses pengumpulan dan analisis data sampel yang
relatif sedikit daripada data populasi dapat dilakukan relatif lebih teliti.
3) Proses penelitian dengan menggunakan data sampel relative lebih cepat daripada
sensus, sehlngga dapat mengurangi jangka waktu antara saat timbulnya kebutuhan
informasi hasil penelitian dengan saat tersedianya informasi yang diperlukan.

3.2 Hubungan Sampel dan Populasi

Analisis data sampel secara kuantitatif menghasilkan statistik sampel (sample


statistics) yang digunakan untuk mengestimasi parameter populasinya (population
parameters). Statistik merupakan ukuran numeris yang dihitung dari pengukuran sampel.
Parameter adalah ukuran deskripsi numeris yang dihitung dari pengukuran populasi.
Statistik sampel digunakan untuk membuat lnferensi mengenai parameter populasinya.
Deskripsi sampel dan populasinya secara kuantitatif berupa statistik atau parameter yang

3
umumnya mengukur tendensi sentral (rata-rata, median, modus) dan dispersi (deviasi
standar dan varian).

4. Kriteria Sample yang Baik

Penelitian dengan menggunakan sampel yang representatif akan memberikan hasil yang
mempunyai kemampuan untuk digeneralisasi. Kriteria sampel yang representatif tergantung
pada dua aspek yang saling berkaitan yaitu :
1) Akurasi sampel, berkaitan dengan tingkat keyakinan, semakin akurat suatu gampel akan
semakin tinggi tingkat keyakinan bahwa statistik sampel mengestimasi parameter
populasinya dengan tepat.
2) Presesi sampel, sejauh mana hasil penelitian berdasarkan sampel dapat merefleksikan
realitas populasinya dengan teliti. Presesi menunjukkan tingkat ketepatan hasil
penelitian berdasarkan sampel menggambarkan karakteristik populasinya.

4.1 Syarat Sampel yang baik, yaitu :


1) Dalam penyusunan sampel perlu disusun kerangka sampling, yaitu daftar dari semua
unsur sampling dalam populasi sampling, dengan syarat :
a. Harus meliputi seluruh unsur sampel
b. Tidak ada unsur sampel yang dihitung dua kali
c. Harus up to date
d. Batas-batasnya harus jelas
e. Harus dapat dilacak dilapangan
2) Menurut Teken (dalam Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi), ciri-ciri sampel yang
idel adalah :
a. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang
diteliti
b. Dapat menentukan posisi dengan cara menentukan simpangan baku taksiran
yang diperoleh
c. Sesederhana hingga mudah dilaksanakan
d. Dapat memberikan keterangan terbanyak mungkin dengan biaya serendah-
rendahnya

4
5. Pertimbangan Penentuan Ukuran Sample

Ada 4 hal yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya sampel dalam suatu
penelitian:

1) Derajat keseragaman yaitu apabila populasi seragam sempurna, maka satu lamenter
saja dari seluruh populasi sudah sucup representatif untuk diteliti. Dimana jika
populasi yaitu completely heterogenecous maka perhitungan lengkaplah dpat
memberikan gambarah yang representatif.
2) Presepsi yang dikehendaki dalam penelitian yaitu tingkat ketetapan ditentukan oleh
perbedaan hasil sampel dengan hasil perhitungan lengkap, dengan asumsi instrument,
teknik wawancara, kualitas wawancara yang digunakan sama. Dimana secara
kuantitatif presisi diukur dari standar erroe, makin kecil kesalahan buku maka makin
besar tingkat presisi.
3) Rencana analisis yaitu data dengan teknik analisis tertentu sangat menentukan
besarnya sampel yang harus diambil.
4) Tergantung pada ketersediaan biaya, tenaga dan waktu.

6. Ukuran Sample

Berdasarkan atas pertimbangan penentuan ukuran sampel. Peneliti dapat menentukan


ukuran sampel yang dapat dipandang representatif mewakili populasi. Semakin besar jumlah
sampel yang mendekati suatu populasi maka semakin kecil pula peluang kesalahan dan
semakin kecil jumlah sampel yang digunakan maka peluang kesalahan semakin besar.
Jumlah sampel yang dipandang representatif tergantung pada tingkat presisi yang
dikehendaki. Presisi yang dikehendaki dapat dipresentasikan dari derajat kesalahan secara
statistik apakah 1%, 5% atau 10%. Semakin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki, maka
tingkat kesalahan akan kecil. Derajat kesalahan 1% memiliki presisi lebih tinggi daripada
derajat kesalahan 5% atau 10%.

6.1 Pertimbangan

Dalam pengambilan sampel dibutuhkan sebuah pertimbangan dari berbagai aspek,


sehingga sampel yang digunakan dapat mewakili populasi yang diteliti dan lebih efisien.
Contoh ukuran sampel melalui pertimbangan, antara lain :

5
1) Dalam penelitian korelasional jumlah sampel (n) sebanyak 30 individu telah
dipandang cukup besar.
2) Dalam penelitian kausal komperatif dan eksperimental, 15 individu untuk setiap
kelompok yang dibandingkan dipandang sudah cukup memadai.
3) Dalam penelitian survey, sampel sebanyak 100 individu untuk seluruh sampel baru
cukup memadai.

6.2 Kebutuhan sampel besar, terdiri dari :


1) Jika terdapat sejumlah variabel yang tidak bisa dikontrol
2) Jika dalam penelitian terantisipasi adanya hubungan atau perbedaan yang kecil
3) Jika dalam penelitian dibentuk kelompok-kelompok kecil
4) Menghindari penyusutan
5) Jika diharapkan syarat-syarat keabsahan secara statistik dipenuhi
6) Jika dalam penelitian dihadapkan pada populasi yang sangat heterogen
7) Jika reliabilitas dari variabel bebas tidak terjamin

7. Sumber Kesalahan Sample


1) Sampling frame error adalah kesalahan yang terjadi apabila elemen sampel tertentu
tidak diperhitungkan atau apabila seluruh populasi tidak diwakili secara tepat oleh
kerangka sampel. Hal ini disebabkan adanya perbedaan antara elemen-elemen dalam
kerangka sampel dengan elemen-elemen populasi target.
2) Unit Sampling error merupakan penentuan elemen-elemen dalam suatu unit sampel
kemungkinan kurang mewakili karakeristik populasinya. Tingkat heteroginitas
elemen-lemen populasi dapat menyebabkan timbulnya kesalahan dalam unit sampel
yang ditentukan berdasarkan strata atau kelompok tertentu.
3) Random sampling error adalah kesalahan akibat adanya perbedaan antara hasil
sampel dan hasil sensus yang dilakukan dengan prosedur yang sama. Hal ini juga
dapat terjadi karena fluktuasi statistik yang terjadi karena peluang dalam elemen
sampel yng dipilih.
4) Nonresponse error adalah kesalahan akibat perbedaan antara survei yang hanya
memasukkan mereka yang merespon dan tidak mereka yang gagal (tidak merespon).

Penyimpangan yang juga dapat terjadi yang bukan disebabkan pemakaian sampel (non
sampling error) diantaranya:

6
1) Penyimpangan karena kesalahan perencanaan, seperti tidak tepatnya pemakaian
definisi, kriteria, satuan-satuan ukuran dan lainnya.
2) Penyimpangan karena penggantian sampel
3) Penyimpangan kriteriasalah tafsir petugas maupun responden
4) Penyimpangan karena salah tafsir responden
5) Penyimpangan karena respoden sengaja salah menjawabnya
6) Penyimpangan karena kesalahan dalam pengelolahan data dan penerbitannya.

Kesalahan total adalah penyimpangan yang terjadi karena kesalahan sampel dan kesalahan
non-sampel. Kesalahan sampel dapat diminimalisir dengan pemakaian metode pengambilan
sampel yang tepat. Sedangkan kesalahan non sampel dapat diminimalisir dengan
perencanaan dan pelaksanaan yang teliti dari penelitian yang bersangkutan.

8. Tahap Pemilihan Sample

Setelah jumlah sampel yang representatif dapat ditentukan, langkah selanjutnya adalah
pemilihan sampel. Sebelum dilakukan pemilihan sampel dengan terlebih dahulu perlu
dipahami mengenai unsure sampling dan kerangka sampling. Dalam suatu populasi unsur-
unsur atau elemen yang diambil sebagai sampel disebut unsure sampling. Unsur sampling
diambil dengan menggunakan kerangka sampling. Kerangka sampel (Sample Frame) adalah
representasi fisik dari objek, individu, kelompok yang sangat penting dalam penentuan
sampel. Kerangka sampling merupakan daftar semua unsure sampling dalam populasi
sampling. Tahap Proses Pemilihan Sampel, meliputi:
1) Penentuan Populasi: menentukan apa yang menjadi elemen populasi (individu,
organisasi, produk)
2) Penentuan Unit Pemilihan Sampel: menentukan kelompok-kelompok elemen
berdasarkan desain sampel yang digunakan.
3) Penentuan Kerangka Pemilihan Sampel: menentukan daftar elemen dari setiap unit
pemilihan sampel.
4) Penentuan Desain Sampel: menentukan teknik sampling yang digunakan (probability
sampling atau non probability sampling)
5) Penentuan Jumlah Sampel: menentukan jumlah atau besarnya sampel yang digunakan
dalam penelitian.

7
6) Pemilihan Sampel: menentukan elemen yang akan menjadi sampel dari penelitian
yang dilakukan.

9. Metode Pengambilan Sampel / Teknik Sampling


9.1 Teknik Pengambilan Sampel Secara Acak (Random Sampling/Probability
Sample)
Teknik sampling probabilitas atau random sampling merupakan teknik sampling yang
dilakukan dengan memberikan peluang atau kesempatan kepada seluruh anggota populasi
untuk menjadi sampel. Dengan demikian sampel yang diperoleh diharapkan merupakan
sampel yang representatif. Teknik sampling semacam ini dapat dilakukan dengan cara-
cara sebagai berikut:
1) Teknik sampling secara rambang sederhana atau random sampling. Cara paling
populer yang dipakai dalam proses penarikan sampel rambang sederhana
adalah dengan undian.
2) Teknik sampling secara sistematis (systematic sampling). Prosedur ini berupa
penarikaan sample dengan cara mengambil setiap kasus (nomor urut) yang kesekian
dari daftar populsi.
3) Teknik sampling secara rambang proporsional (proporsional random sampling). Jika
populasi terdiri dari subpopulasi-subpopulasi maka sample penelitian diambil dari
setiap subpopulasi. Adapun cara peng-ambilannya  dapat dilakukan secara undian
maupun sistematis.
4) Teknik sampling secara rambang bertingkat. Bila subpoplulasi-subpopulasi
sifatnya      bertingkat, cara pengambilan sampel sama seperti pada teknik sampling
secara proportional.
5) Teknik sampling secara kluster (cluster sampling) Ada kalanya peneliti tidak tahu
persis karakteristik populasi  yang ingin dijadikan subjek penelitian karena populasi
tersebar di wilayah yang amat luas. Teknik pengambilan sample semacam ini disebut
cluster sampling atau multi-stage sampling.

9.2 Teknik Pengambilan Sampel Acak Stratifikasi (Stratified Random Sampling)


Metode Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan
tertentu. Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer
tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari masing-
masing kelompok tersebut.
8
9.3 Teknik Pengambilan Sampel Acak Bertahap (Multistage Random Sampling)
Proses pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat
dua, tiga atau lebih.

9.4 Teknik Pengambilan Sampel Acak Sistematik (Systematic Random Sampling)


Metode pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam memilih
sampel penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari 100 orang,
maka jumlah kelompok intervalnya 100/10=10. Selanjutnya responden dibagi ke dalam
masing-masing kelompok lalu diambil secara acak tiap kelompok. Contoh Sampel Acak
Sistematis adalah pengambilan sampel pada setiap orang ke-10 yang datang ke
puskesmas. Jadi setiap orang yang datang di urutan 10,20,30 dan seterusnya maka itulah
yang dijadikan sampel penelitian.

9.5 Teknik Pengambilan Sampel Acak Kelompok (Cluster Random Sampling)


Cluster Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan sampel
jenis ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan  metode Cluster Random
Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian yang berbeda di
dalam suatu instansi. Misalnya, penelitian tentang kepuasan pasien di ruang rawat inap,
ruang IGD, dan ruang poli di RS A dan lain sebagainya.

9.6 Probability Proportionate to Size (PPS)


Sampling with Probability Proportional to Size (PPS) adalah suatu prosedur
penarikan sampel dimana peluang terpilihnya suatu unit sampel sebanding dengan
ukuranUkuran yang dimaksud adalah informasi tambahan (auxiliary information) yang
dipertimbangkan sebagai dasar penarikan sampel dan memiliki korelasi yang erat dengan
variabel-variabel yang akan diteliti.

9.7 Teknik Pengambilan Sampel Secara Tidak Acak (Non Random Sampling/Non
Probability Sample)
Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability.
Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya merupakan
gambaran kasar tentana suatu keadaan. Cara ini dipergunakan : Bila biaya sangat sedikit ,
hasilnya diminta segera, tidak memerlukan ketepatan yanq tingqi, karena hanya sekedar

9
gambaran umum saja. Teknik pengambilan sampel secara tidak acak atau non probality
sample ini memiliki beberapa cara yang telah dikenal di dunia penelitian, yaitu :
1) Sampel Dengan Maksud (Purposive Sampling), Pengambilan sampel dilakukan hanya
atas dasar pertimbangan penelitinya saja yang menganggap unsur-unsur yang
dikehendaki telah ada dalam anggota sampel yang diambil.
2) Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling), Sampel diambil atas dasar seandainya
saja, tanpa direncanakan lebih dahulu. Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak
berdasrkan pertimbangan yang dapat dipertanggung jawabkan.
3) Sampel Berjatah (Quota Sampling), Pengambilan sampel hanya berdasarkan
pertimbangan peneliti saja, hanya disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan
lebih dahulu.

10
KESIMPULAN

Populasi (population), yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu


mempunyai karakteristik tertentu. Anggota populasi disebut dengan elemen populasi
(populasi element). Sampel adalah bagian atau jumlah dan karakteritik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misal karena keterbatan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti akan
mengambil sampel dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betuI-betul
representatif. Berdasarkan atas pertimbangan penentuan ukuran sampel. Peneliti dapat
menentukan ukuran sampel yang dapat dipandang representatif mewakili populasi. Semakin
besar jumlah sampel yang mendekati suatu populasi maka semakin kecil pula peluang
kesalahan dan semakin kecil jumlah sampel yang digunakan maka peluang kesalahan
semakin besar.

Kesalahan total adalah penyimpangan yang terjadi karena kesalahan sampel dan
kesalahan non-sampel. Kesalahan sampel dapat diminimalisir dengan pemakaian metode
pengambilan sampel yang tepat. Sedangkan kesalahan non sampel dapat diminimalisir
dengan perencanaan dan pelaksanaan yang teliti dari penelitian yang bersangkutan. Dalam
suatu populasi unsur-unsur atau elemen yang diambil sebagai sampel disebut unsure
sampling. Unsur sampling diambil dengan menggunakan kerangka sampling. Kerangka
sampel (Sample Frame) adalah representasi fisik dari objek, individu, kelompok yang sangat
penting dalam penentuan sampel. Kerangka sampling merupakan daftar semua unsure
sampling dalam populasi sampling.

11
DAFTAR PUSTAKA

Rahyuda, Ketut. 2016. Metodelogi Penelitian Bisnis Edisi Revisi 2017. Bali : Udayana
University Press

Ari Sudjarwaji. 2018. Pertimbangan Penentuan Sampel.


https://docplayer.info/72889824-6-5-pertimbangan-penentuan-ukuran-sampel.html
diakses pada tanggal 16 Oktober 2020

12

Anda mungkin juga menyukai