RMK KE-3
IFAC DAN PRONOUNCEMETS SERTA ETIKA, ISAS DAN PENGENDALIAN
MUTU
Dosen Pengampu:
Dr. H. M. Rasuli, SE, M.Si, Ak, CA
Disusun oleh:
(KELOMPOK 7; NO. URUT TAMPIL 3)
FIRSKY RIYANDA (1602110146)
FRANS COLONDAM (1602114330)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
2018
Statement of Authorship
Inisiatif IFAC
Di samping inisiatif berupa penerbitan pernyataan dan himpunan pernyataan, IFAC
mempunyai beberapa inisiatif lain yang mempunyai dampak bagi perekonomian dunia
yang ditangani melalui berbagai Committee, diantaranya:
Professional Accountants in Business Committee
Small and Medium Practices Committee
Developing Nations Committee
Transnational Auditors Committee
ETIKA, ISAS, DAN PENGENDALIAN MUTU
Tinjauan Umum
Melaksanakan pengendalian mutu dimulai dari kepemimpinan yang kuat di
dalam KAP, dan partner penugasan. Kepemimpinan yang mempunyai komitmen kuat
terhadap standar etika tertinggi.
Mengapa pemberian audit dan jasa terkait lain yang bermutu, sangat penting?
Beberapa alasannya adalah untuk:
Melindungi kepentingan publik;
Memberikan kepuasan kepada klien;
Delivering value for money (ungkapan ini tidak ada padanannya dalam bahasa
Indonesia, dan mungkin diartikan secara sinis oleh profesi yang umumnya belum/
tidak menikmati fee yang layak, apalagi tinggi);
Memastikan kepatuhan terhadap standar profesi; dan
Mengembangkan dan mempertahankan reputasi profesional
Code of Ethics for Professional Accountants, terbitan IESBA, dalam tahun 2009
yang revisi sudah diterbitkan. Code of Ethics ini (efektif 1 Januari 2011)
mengklarifikasi beberapa ketentuan, kewajiban, dan persyaratan, dan secara signifikan
memperketat ketentuan mengenai independensi, sebagai berikut.
Memperluas ketentuan mengenai independensi untuk audit listed entities
(perusahaan yang terdaftar di pasar modal) ke semua PIE (public-interest entities
atau entitas dengan kepentingan umum)
Mengharuskan adanya “periode pembekuan” sebelum “orang” tertentu dalam KAP
bergabung dengan public-interest audit clients dalam posisi tertentu
Memperluas kewajiban partner-rotation untuk semua key audit partners
Memperketat ketentuan mengenai pemberian jasa non-asurans kepada audit clients,
seperti tax planning.
Mewajibkan pre-or post-issuance review jika total fees dari publics-interest audit
clients melampaui 15% total fees dari KAP tersebut untuk dua tahun berturut-turut
Melarang key audit partners dievaluasi kinerjanya terhadap (atau menerima imbalan
untuk) menjual jasa non-asurans kepada audit clients
Lingkungan Pengendalian
Pemberian jasa berkualitas tingggi dan cost-effective adalah kunci utama
suksesnya KAP. Pemberian jasa berkualitas juga vital bagi akuntan profesional dalam
melaksanakan public-interest responsibilties-nya.
Pemberian jasa berkualitas harus senantiasa menjadi tujuan utama dalam strategi
bisnis KAP; tujuan ini perlu dikomunikasikan kepada semua staf di KAP, secara teratur
dan hasilnya dimonitor. Inilah peran kepemimpinan san akuntabilitas atas apa yang
dijanjikan KAP kepada publik. QC yang buruk menimbulkan kesan tidak profesional,
mendorong pemberian layanan yan buruk, berpotensi tuntutan hukum, sanksi regulator,
dan di atas segala-galanya, kehilangan reputasi.
Kotak 5-1 memerinci “tanda-tanda” ancaman bagi KAP. Sebaliknya, Kotak 5-2
menyajikan contoh-contoh praktik tone at the top yang sehat, melalui kegiatan pimpinan
KAP.
Kotak 5-1
“Tanda-tanda” Ancaman bagi KAP
Mutakhirkan petunjuk QC
Secara berkal, mutakhirkan kebijkan dan prosedur QC untuk menanggapi kelemahan
yang ditemukan dan ketentuan baru.
Sempurnakan terus-menerus
Ambil tindakan secepatnya untuk memperbaiki kekurangan. Kekurangan dan
kelemahan diidentifikasi misalnya melalui pemantauan penugasan, termasuk inspeksi
yang dilakukan dalam tahapan/siklus untuk penugasan yang sudah selesai.
Sistem Informasi
Banyak KAP mempunyai system informasi yang baik untuk memantau klien, waktu dan
pembebanan (time and billing), OPE (out-of-pocket expenditures), staf, dan engagement
file management (pengelolaan file penugasan). Namun, system informasi yang
memantau mutu pekerjaan dan kepatuhan terhadap kendali informasi yang memantau
mutu pekerjaan dan kepatuhan terhadap kendali mutu, kurang berkembang atau bahkan
tidak ada sama sekali.
System informasi juga harus dirancang untuk menangani risiko yang diidentifikasi dan
dinilai sebagai bagian dari proses penilaian risiko KAP.
Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian (control activities) dirancang untuk memastikan terjadinya
kepatuhan terhadap kebijaka dan prosedur yang ditetapkan KAP.
Salah satu cara untuk merancang, mengimplementasikan, dan emantau pengendalian
mutu adalah dengan proses PDCA. PDCA adalah singkatan dari Plan-Do-Check-Act.
Langkah Penjelasan
Plan (rencanakan) Tetapkan tujuan dan proses QC yang diperlukan agar KAP dapat
memberikan output yang diharapkan/memenuhi syarat.
Do (lakukan) Implementasi proses baru, sedapat mungkin dalam skala kecil
dulu.
Check (periksa) Ukur proses baru. Bandingkan hasilnya dengan yang diharapkan
untuk memastikan ada/tidaknya perbedaan.
Act (bertindak) Analisis perbedaan dan jelaskan perbedaannya. Tentukan di mana
perubahan harus diterapkan agar tercapai perbaikan.
KAP perlu mempertimbangkan biaya yang dikeluarkannya untuk kegiatan
pengendalian dan manfaat yang diperolehnya. KAP harus menggunakan kearifan
profesionalnya dan hasil pemilaian atas risiko, untuk menentukan pengendalian apa
yang perlu diimplemetasi. Kegiatan pengendalian dapat dipertimbangkan untuk:
Semua kebijakan dan prosedutr yang didokumentasikan dalam QC manual;
Kebijakan arus kerja kantor
Semua kebijakan dan prosedur operasional
Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan urusan personalia lainnya
Pemantauan
Unsur penting dalam system pengendalian ialah unsur pemantauan atau
monitoring mengenai berfungsinya system itu secara efektif. Ini dapat dicapai dengan
reviu secara independen atas berfungsinya kebijakan/prosedur di tingkat KAP dan
penugasan, secara efektif, dan isnpeksi dari seluruh file audit yang sudah rampung.
Proses pemantauan yang efektif membantu pengembangan budaya
penyempurnaan berkesinambungan, di mana partner dan staf berkomitmen terhadap
pekerjaan bermutu dan memberi penghargaan kepada kinerja yang diperbaiki. Terdapat
dua bagian proses pemantauan, yaitu:
Pemantauan berjalan
Pemantauan berjalan atas QC KAP memastikan kebijakan dan prosedur KAP
adalah relevan, cukup, dan berfungsi efektif. Jika dilaksanakan dan didokumentasikan
setahun sekali, pemantauan ini akan mendukung keharusan berkomunikasi dengan staf
setiap tahun mengenai rencana KAP untuk meningkatkan mutu penugasan.
Inspeksi file yang rampung, berdasarkan siklus
Pertimbangan dan evaluasi yang terus meneurs dibuat ats qc system kap,
termasuk apa yang dikenal sebagai cyclical inspection dari file audit untuk penugasan
yang sudah rampung. Inspeksi ini sekurang-kurangnya atas file audit dari satu
penugasan untuk setiap partner. Hal ini memastikan kepatuhan terhadap kewajiban
professional/hukum, dan bahwa lapran asurans sudah tepat. Cyclical inspection
membantu mengidentifikasi kelemahan dan kebutuhan pelatihan, dan memungkinkan
KAP membuat perubahan/perbaikan, tepat pada waktunya.
Setelah reviu selesai pemantau membuat laporan yang sesudah didiskusikan dengan
para partner dikomuniasikan kepada semua manajer dan audit professional. Komunikasi
juga berisi langkah-langkah yang harus diambil.
Pemantau/Inspektur file
Orang yang ditunjuk untuk menginspeksi file yang penugasannya sudah
rampung, haruslah orang yang tepat dan qualified, dan tidak terlibat dalam pelaksanaan
penugasan tersebut atau dalam pelaksanaan QC atas penugasan tersebut.
Catatan Akhir
Ringkasan mengenai hal-hal baru dalam kode etik IFAC ini diterjemahkan dari
IFAC, Guide to Using International Standards on Auditing in the Audits of Small-and-
Medium Sized Entities, Vol. 1, Edisi 2, hlm. 41
Di awal bab ini digunakan istilah “cost-effective”. Dalam hubungannya dengan
jasa audit, cost-effective berarti manfaat audit tersebut bagi klien itu sepadan dengan
biaya (cost and fee) yang dibebankan oleh KAP kepadanya. Pembaca dapat
menggunakan publikasi kecil IFAC berjudul Tips for Cost-Effective ISQC 1
Application (April 2011) dan sebuah publikasi yang lebih besaryang berjudul Guide to
Quality Control for Small-and Medium-Sized Practices (Implementation Guide, Maret
2009). Kedua publikasi ini dapat diunduh secara cuma-cuma di situs Web IFAC.
Guide to Quality for Small-and Medium-Sized Practices berisi contoh-contoh
QC Manual untuk KAP dengan praktisi tunggal (sole practioner) dan KAP dengan
partner antara dua sampai lima orang. Kap dapat memanfaatkan contoh QC manual
tersebut dengan modifikasi sesuai dengan kondisi Indonesia dan kondisi KAP yang
bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Tuanakotta, Theodorus M. 2013. Auditing berbasis ISA (International Standards On
Auditing). Jakarta: Salemba Empat.