Anda di halaman 1dari 13

PEMERIKSAAN AKUNTANSI 1

RMK KE-3
IFAC DAN PRONOUNCEMETS SERTA ETIKA, ISAS DAN PENGENDALIAN
MUTU

Dosen Pengampu:
Dr. H. M. Rasuli, SE, M.Si, Ak, CA

Disusun oleh:
(KELOMPOK 7; NO. URUT TAMPIL 3)
FIRSKY RIYANDA (1602110146)
FRANS COLONDAM (1602114330)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS RIAU
2018
Statement of Authorship

Saya/kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa


RMK/makalah/tugas terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak
ada pekerjaan orang lain yang saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk
makalah/tugas pada mata ajaran lain kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa
saya/kami menggunakannya.
Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat
diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

Mata kuliah : Pemeriksaan Akuntansi I


Judul RMK/Makalah/Tugas :IFAC dan Pronouncemets serta Etika, ISAs dan
Pengendalian Mutu
Tanggal : 26 Februari 2018
Dosen : Dr. H. M. Rasuli, SE, M.Si, Ak, CA

Nama : Firsky Riyanda


NIM : 1602110146

Nama : Frans Colondam


NIM : 1602114330

Materi RMK Ke-3 :


1. IFAC (International Federation Of Accountants) dan PRONOUNCEMENTS
2. Etika, Isas, Dan Pengendalian Mutu
IFAC (International Federation Of Accountants) dan
PRONOUNCEMENTS

Pengertian International Federation of Accountants (IFAC)


International Federation of Accountants merupakan organisasi yang membidangi
standar-standar akuntansi, kode etik, kendali mutu, dan lain-lain, pada tatanan global.
IFAC didirikan pada tanggal 7 Oktober 1977 di Munich, Jerman, pada saat
berlangsungnya World Congress of Accountants (Kongres Akuntan Sedunia) yang ke
XI.

Visi dan Misi IFAC


a) Visi
Profesi akuntansi global diakui kepemimpinannya dalam nilai-nilai luhur dalam
mengembangkan organisasi, pasar uang dan modal, dan perekonomian yang kuat
dan berkesinambungan.
b) Misi
Melayani kepentingan umum dengan; menyumbang pengembangan, pengadopsian,
dan penerapan standar serta petunjuk internasional yang bermutu tinggi;
menyumbang pengembangan organisasi profesional akuntansi dan kantor akuntan,
dan kepada praktik-praktik bermutu tinggi oleh akuntan profesional; mendorong
nilai-nilai luhur akuntan professional; menjadi corong tentang isu-isu yang menjadi
kepentingan umum di mana kepakaran profesi akuntansi sangat relevan.

Pembuat Standar IFAC


IFAC mempunyai beberapa badan pembuat standar (independent standard-setting
boards) seperti:
 The International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB);
 The International Accounting Education Standards Board (IAESB);
 The International Ethics Standards Board for Accountants (IESBA); dan
 The International Public Sector Accounting Standars Board (IPSASB).
Semua badan pembuat standar yang independen itu (IAASB, IAESB, IESBA, dan
IPSASB) mempunyai Consultative Advisory Groups yang memberikan sudut pandang
kepentingan umum, dan terdiri atas masyarakat luas.

Himpunan Pernyataan IFAC


Himpunan pernyataan IFAC terdiri dari:
 International Standards on Auditing (disingkat ISAs) yang diterapkan dalam audit
atas informasi keuangan masa lalu (historical financial information).
 International Standards on Review Engagements (disingkat ISREs) yang diterapkan
dalam reviu atas informasi keuangan masa lalu (review of historical financial
information).
 International Standards on Assurance Engagements (disingkat ISAEs) yang
diterapkan dalam penugasan asurans yang berkenaan dengan hal-hal yang bukan
informasi keuangan masa lalu (assurance engagements dealing with subject matters
other than historical financial information).
 International Standards on Related Services (disingkat ISRSs) yang diterapkan
dalam perikatan kompilasi (compilation engagements), perikatan yang menerapkan
prosedur yang disepakati (engagements to apply agreed upon procedures to
information) dan perikatan lainnya yang berkaitan (other related services
engagement) yang ditetapkan IASSB.
 International Standards on Quality Control (disingkat ISCQCs) yang diterapkan
pada semua jasa dalam lingkung ISAs, ISAEs,dan ISRSs.

Sistematika Pernyataan IFAC


Ada lima pokok bahasan pernyataan IFAC, diantaranya:
1. Audits of Historical Financial Information (audit atas informasi keuangan historis).
2. Audits and Reviews of Historical Financial Information (audit dan reviu atas
informasi keuangan historis).
3. Assurance Engagements other than Audits or Reviews of Historical Financial
Information (penugasan asurans yang bukan merupakan audit atau reviu atas
informasi keuangan historis).
4. Related Services (jasa-jasa terkait).
5. International Standards On Quality Control (standar internasional mengenai
pengendalian mutu).

Inisiatif IFAC
Di samping inisiatif berupa penerbitan pernyataan dan himpunan pernyataan, IFAC
mempunyai beberapa inisiatif lain yang mempunyai dampak bagi perekonomian dunia
yang ditangani melalui berbagai Committee, diantaranya:
 Professional Accountants in Business Committee
 Small and Medium Practices Committee
 Developing Nations Committee
 Transnational Auditors Committee
ETIKA, ISAS, DAN PENGENDALIAN MUTU

Tinjauan Umum
Melaksanakan pengendalian mutu dimulai dari kepemimpinan yang kuat di
dalam KAP, dan partner penugasan. Kepemimpinan yang mempunyai komitmen kuat
terhadap standar etika tertinggi.
Mengapa pemberian audit dan jasa terkait lain yang bermutu, sangat penting?
Beberapa alasannya adalah untuk:
 Melindungi kepentingan publik;
 Memberikan kepuasan kepada klien;
 Delivering value for money (ungkapan ini tidak ada padanannya dalam bahasa
Indonesia, dan mungkin diartikan secara sinis oleh profesi yang umumnya belum/
tidak menikmati fee yang layak, apalagi tinggi);
 Memastikan kepatuhan terhadap standar profesi; dan
 Mengembangkan dan mempertahankan reputasi profesional
Code of Ethics for Professional Accountants, terbitan IESBA, dalam tahun 2009
yang revisi sudah diterbitkan. Code of Ethics ini (efektif 1 Januari 2011)
mengklarifikasi beberapa ketentuan, kewajiban, dan persyaratan, dan secara signifikan
memperketat ketentuan mengenai independensi, sebagai berikut.
 Memperluas ketentuan mengenai independensi untuk audit listed entities
(perusahaan yang terdaftar di pasar modal) ke semua PIE (public-interest entities
atau entitas dengan kepentingan umum)
 Mengharuskan adanya “periode pembekuan” sebelum “orang” tertentu dalam KAP
bergabung dengan public-interest audit clients dalam posisi tertentu
 Memperluas kewajiban partner-rotation untuk semua key audit partners
 Memperketat ketentuan mengenai pemberian jasa non-asurans kepada audit clients,
seperti tax planning.
 Mewajibkan pre-or post-issuance review jika total fees dari publics-interest audit
clients melampaui 15% total fees dari KAP tersebut untuk dua tahun berturut-turut
 Melarang key audit partners dievaluasi kinerjanya terhadap (atau menerima imbalan
untuk) menjual jasa non-asurans kepada audit clients

QC System (Sistem Kendali Mutu)


QC System dalam suatu KAP dapat dipetakan menurut kelima unsur
pengendalian internal. Merupakan kewajibabn auditor mengevaluasi kelima unsur
pengendalian internal, sebagai bagian dari pemahaman atas entitas yang diauditnya.
Dalam KAP, kelima unsur pengendalian internal ini juga dapat diterapkan untuk QC
System itu sendiri, maupun untuk hal-hal di luar QC System, misalnya untuk
pemrosesan time and billing, office workflow, expense control, dan kegiatan pemasaran
(marketing).
Tabel 5-3 memetakan unsur pengendalian internal yang ada di ISQC 1 dan ISA
220 dengan kelima unsur pengendalian intern yang ada di ISA 315, yang berlaku untuk
semua entitas yang diaudit.
Tabel 5-3
QC System dan Unsur-unsur Pengendalian Intern

Unsur-unsur Unsur-unsur QC di Tingkat KAP Unsur-unsur QC di


Pengendalian (ISQC 1) Tingkat Penugasan (ISA
Internal (ISA 315) 220)
Control Tanggung jawab pimpinan atas Tanggung jawab
Environment mutu di dalam KAP pimpinan atas mutu di
(Tone At The Top) Kewajiban etika yang relevan dalam KAP
Sumber daya manusia Kewajiban etika yang
relevan
Penetapan anggota tim
audit
Risk Assessment Menerima dan melanjutkan Menerima dan
(What Could Go hubungan dengan klien dan melanjutkan hubungan
Wrong?) penugasan yang spesifik dengan klien dan
penugasan audit
Risiko bahwa laporannya
mungkin tidak tepat
dalam situasinya
Information Dokumentasi QC system Dokumentasi audit
Systems
(Tracking
performance)
Contol Activities Pelaksanaan penugasan Pelaksanaan penugasan
(Prevent &
detect/correct
controls)
Monitoring Pemantauan berjalan atas Terapan hasil
(Are objectives kebijakan dan prosedur QC di pemantauan berjalan atas
being met?) KAP tersebut penugasan audit yang
spesifik

Lingkungan Pengendalian
Pemberian jasa berkualitas tingggi dan cost-effective adalah kunci utama
suksesnya KAP. Pemberian jasa berkualitas juga vital bagi akuntan profesional dalam
melaksanakan public-interest responsibilties-nya.
Pemberian jasa berkualitas harus senantiasa menjadi tujuan utama dalam strategi
bisnis KAP; tujuan ini perlu dikomunikasikan kepada semua staf di KAP, secara teratur
dan hasilnya dimonitor. Inilah peran kepemimpinan san akuntabilitas atas apa yang
dijanjikan KAP kepada publik. QC yang buruk menimbulkan kesan tidak profesional,
mendorong pemberian layanan yan buruk, berpotensi tuntutan hukum, sanksi regulator,
dan di atas segala-galanya, kehilangan reputasi.
Kotak 5-1 memerinci “tanda-tanda” ancaman bagi KAP. Sebaliknya, Kotak 5-2
menyajikan contoh-contoh praktik tone at the top yang sehat, melalui kegiatan pimpinan
KAP.

Kotak 5-1
“Tanda-tanda” Ancaman bagi KAP

Sikap tak acuh


 KAP hampir selalu/terus-menerus dalam krisis
 Penugasan dan kegiatan tanpa perencanaan merupakan norma kerja
 Tidak ada komitmen terhadap kualitas atau kepatuhan terhadap standar etika
tertinggi
 Tidak peduli ekspektasi publik dan pemangku kepentingan (stakeholders) lainnya,
mengenai mutu
 Menganggap perubahan dalam standar auditing sekedar urusan regulator serta KAP
dan entitas besar
 Yang berubah Cuma terminologi dan istilah yang digunakan, seolah-olah
menunjukkan kepatuhan, tanpa substansi;praktik audit yang lama tetap lestari
 Yakin bahwa audit entitas kecil, tidak berisiko. Moto: audit kecil, prosedur sedikit.
 Pekerjaan audit sepadan dengan fee yang diterima (fee rendah), bukan risiko yang
melekat pada penugasan
 Klien dianggap oleh partner, “sama sekali tidak bisa dipercaya”
 Minimkan atau hindari sama sekali QC reviews
 Anggapan bahwa karena klien kecil yang bayar fee, mereka tahu apa yang mereka
mau.
 Partner menerima dan mempertahankan klien audit, semata-mata karena
pertimbangan fee, sekalipun berisiko tinggi bagi KAP
 Partner enggan mengadopsi QC system
 Minta staf mematuhi QC System, tetapi partner mengabaikannya

Abaikan pelatihan dan pengembangan SDM


Melaksanakan audit bermutu sangat tergantung pada kemapuan KAP mempertahankan
partner/staf yang qualified dan kompeten. Ini memerlukan pelatihan, pengembangan,
penilaian kerja semua partner dan staf, secara berkesinambungan.

Tidak ada/rendahnya disiplin


Gagal mendisiplinkan partner atau staf ketika kebijakan KAP diabaikan/dilanggar
mengirimkan pesan yang sangat jelas kepada seluruh personalia KAP tersebut bahwa
tertulis dan QC System tidak penting. Ini meningkatkan risiko bagi KAP.
Kotak 5-2
Praktik Tone at the Top yang Sehat
Tetapkan tujuan, priotas, dan nilai-nilai KAP
 Komitmen yang tidak diragukan terhadap mutu dan standar etika tertinggi
 Investasi dalam pelatihan dan peningkatan keterampilan staf
 Investasi dalam sumber daya manusia, teknologi, dan keuangan
 Kebijakan yang sehat mengenai penugasan dan aspek keuangannya
 Toleransi terhadap risiko, untuk pembuatan keputusan

Komunikasi secara teratur


Ingatkan kembali kepada para staf, nilai-nilai dan komitmen KAP dengan komunikasi
yang teratur (lisan dan tertulis). Komunkasi menekankan kebutuhan mengenai
integritas, objejtivitas, independensi, skeptisisme profesional, pengembangan staf, dan
akuntabilitas publis. Komunikasi dilakukan melalui sistem penilaian kinerja, partner
updates, emails, pertemuan, dan buletin.

Mutakhirkan petunjuk QC
Secara berkal, mutakhirkan kebijkan dan prosedur QC untuk menanggapi kelemahan
yang ditemukan dan ketentuan baru.

Tetapkan tanggung jawab dan minta pertanggungjawaban


Tetapkan tanggung jawab dengan jelas kepada partner dan staf; siapa bertanggung
jawab untuk apa dalam hal-hal QC. Minta pertanggungjawaban pada waktunya.

Tingkatkan kompetensi staf dan berikan penghargaaan untuk pekerjaan bermutu


Kembangkan staf melalui:
 Uraian tugas yang jelas dan dokumentasikan penilaian kerja tahunan/berkala yang
menekankan pekerjaan bermutu sebagai prioritas
 Berikan insentif/hadiah/penghargaan untuk pekerjaan bermutu
 Tindakan disipliner, jika kebijakan KAP dilanggar

Sempurnakan terus-menerus
Ambil tindakan secepatnya untuk memperbaiki kekurangan. Kekurangan dan
kelemahan diidentifikasi misalnya melalui pemantauan penugasan, termasuk inspeksi
yang dilakukan dalam tahapan/siklus untuk penugasan yang sudah selesai.

Penilaian Risiko KAP


Pengelolaan risiko (risks management) adalah proses yang berkesinambungan.
Pengelolaan risiko di KAP (seperti juga pada klien), membantu KAP mengantisipasi
peristiwa negative, mengembangkan kerangka pembuatan keputusan yang efektif, dan
mendayagunakan sumber daya KAP.
Kebanyakan KAP mengelola risiko, dengan bentuk dan cara yang bervariasi.
Yang sering dipraktikkan KAP ialah manajemen risiko yang informal dan tidak
didokumentasikan. Para partner secara sendiri-sendiri (dan belum menjadi kebijakan
KAP) mengidentifikasi risiko dan menanggapinya melalui keterlibatan langsung partner
tersebut dengan klien-kliennya. Memformalkan dan mendokumentasikan proses ini di
KAP secara keseluruhan (bukan masing-masing partner secara sendiri-snediri) lebih
bersifat proaktif dan lebih efektif. Implementasinya juga tidak usah memakan banyak
waktu atau merepotkan. Bahkan, manajemen risiko yang efektif mengurangi stress bagi
para partner dan staf, menghemat waktu dan biaya, dan meningkatkan peluang untuk
mencapai tujuan dan sasaran KAP.

Proses Manajemen Risiko Sederhana untuk KAP


Kegiatan Penjelasan
Tetapkan bagi KAP, Toleransi ini bisa berupa jumlah/kuantitatif (seperti write-
toleransi terhadap risiko offs yang diperkenalkan) atau factor kualitatif (ciri klien
seperti apa yang tidak bisa diterima KAP). Sekali
dietapkanj, toleransi ini menjadi acuan untuk partner dan
staf dalam membuat keputusan (seperti write-offs, client
acceptance, dan lain-lain).
Identifikasi kesalahan apa Apa event (atau risk factors atau exposures) yang membuat
yang bisa terjadi KAP tidak mencapai tujuan dan sasaran yang
ditetapkannya? Langkah ini menyiratkan bahwa KAP
sudah menetapkan dengan tujuan dan sasaran, serta
komitmen untuk melaksanakan pekerjaan bermutu.
Prioritaskan risiko Mengguakan risks tolerances yang ditetapkan di atas,
prioritaskan events yang diidentifikasi berdasarkan
penilaian atas peluang terjadinya (likelihood) dan dampak
moneter dari risiko tersebut.
Tanggapan apa yang Kembangakan tanggapan yang tepat terhadap assassed
diperlukan? risks untuk mengurangi dampaknya dalam batas acceptable
tolerances KAP. Potential events (risks) dengan prioritas
tertinggi akan mendapat perhatian pertama.
Tetapkan tanggung jawab Untuk semua risiko yang memerlukan tindakan atau
pantauan, tugaskan dengan tanggung jawab mengambil
tindakan yang tepat dan mengelola risiko dari hari ke hari.
Pantau kemajuan Minta laporan berkala yang sederhana dari setiap orang
ditugaskan mengelola risiko atas nama KAP (ini bisa
berurusan dengan penanganan kepatuahn terhadap prosedur
pengendalian, kewajiban pelatihan, penilaian staf, dan
masalah independensi).

Sistem Informasi
Banyak KAP mempunyai system informasi yang baik untuk memantau klien, waktu dan
pembebanan (time and billing), OPE (out-of-pocket expenditures), staf, dan engagement
file management (pengelolaan file penugasan). Namun, system informasi yang
memantau mutu pekerjaan dan kepatuhan terhadap kendali informasi yang memantau
mutu pekerjaan dan kepatuhan terhadap kendali mutu, kurang berkembang atau bahkan
tidak ada sama sekali.
System informasi juga harus dirancang untuk menangani risiko yang diidentifikasi dan
dinilai sebagai bagian dari proses penilaian risiko KAP.

Kegiatan Pengendalian
Kegiatan pengendalian (control activities) dirancang untuk memastikan terjadinya
kepatuhan terhadap kebijaka dan prosedur yang ditetapkan KAP.
Salah satu cara untuk merancang, mengimplementasikan, dan emantau pengendalian
mutu adalah dengan proses PDCA. PDCA adalah singkatan dari Plan-Do-Check-Act.
Langkah Penjelasan
Plan (rencanakan) Tetapkan tujuan dan proses QC yang diperlukan agar KAP dapat
memberikan output yang diharapkan/memenuhi syarat.
Do (lakukan) Implementasi proses baru, sedapat mungkin dalam skala kecil
dulu.
Check (periksa) Ukur proses baru. Bandingkan hasilnya dengan yang diharapkan
untuk memastikan ada/tidaknya perbedaan.
Act (bertindak) Analisis perbedaan dan jelaskan perbedaannya. Tentukan di mana
perubahan harus diterapkan agar tercapai perbaikan.
KAP perlu mempertimbangkan biaya yang dikeluarkannya untuk kegiatan
pengendalian dan manfaat yang diperolehnya. KAP harus menggunakan kearifan
profesionalnya dan hasil pemilaian atas risiko, untuk menentukan pengendalian apa
yang perlu diimplemetasi. Kegiatan pengendalian dapat dipertimbangkan untuk:
 Semua kebijakan dan prosedutr yang didokumentasikan dalam QC manual;
 Kebijakan arus kerja kantor
 Semua kebijakan dan prosedur operasional
 Kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan urusan personalia lainnya

Pemantauan
Unsur penting dalam system pengendalian ialah unsur pemantauan atau
monitoring mengenai berfungsinya system itu secara efektif. Ini dapat dicapai dengan
reviu secara independen atas berfungsinya kebijakan/prosedur di tingkat KAP dan
penugasan, secara efektif, dan isnpeksi dari seluruh file audit yang sudah rampung.
Proses pemantauan yang efektif membantu pengembangan budaya
penyempurnaan berkesinambungan, di mana partner dan staf berkomitmen terhadap
pekerjaan bermutu dan memberi penghargaan kepada kinerja yang diperbaiki. Terdapat
dua bagian proses pemantauan, yaitu:
Pemantauan berjalan
Pemantauan berjalan atas QC KAP memastikan kebijakan dan prosedur KAP
adalah relevan, cukup, dan berfungsi efektif. Jika dilaksanakan dan didokumentasikan
setahun sekali, pemantauan ini akan mendukung keharusan berkomunikasi dengan staf
setiap tahun mengenai rencana KAP untuk meningkatkan mutu penugasan.
Inspeksi file yang rampung, berdasarkan siklus
Pertimbangan dan evaluasi yang terus meneurs dibuat ats qc system kap,
termasuk apa yang dikenal sebagai cyclical inspection dari file audit untuk penugasan
yang sudah rampung. Inspeksi ini sekurang-kurangnya atas file audit dari satu
penugasan untuk setiap partner. Hal ini memastikan kepatuhan terhadap kewajiban
professional/hukum, dan bahwa lapran asurans sudah tepat. Cyclical inspection
membantu mengidentifikasi kelemahan dan kebutuhan pelatihan, dan memungkinkan
KAP membuat perubahan/perbaikan, tepat pada waktunya.
Setelah reviu selesai pemantau membuat laporan yang sesudah didiskusikan dengan
para partner dikomuniasikan kepada semua manajer dan audit professional. Komunikasi
juga berisi langkah-langkah yang harus diambil.

Siapa yang Diangkat Sebagai Pemantau?


Pemantauan kebijakan tingkap KAPs
Pemantau kepatuhan terhadap kebijakan KAP haruslah orang yang tepat dan
qualified. Idealnya ia bukan orang yang bertanggung jawab mengelola atau
mengembangkan QC di KAP itu. Namun, ISQC 1 memahami bahwa hal ini tidak selalu
mungkin di kap kecil, karena self-monitoring diperkenankan. Alternatifnya ialah,
seseorang di luar KAP, dengan kompetensi dan kemampuan bertindak sebagai partner
penugasan. Alternative ini meningkatkan independensi dan objektivitas KAP.

Pemantau/Inspektur file
Orang yang ditunjuk untuk menginspeksi file yang penugasannya sudah
rampung, haruslah orang yang tepat dan qualified, dan tidak terlibat dalam pelaksanaan
penugasan tersebut atau dalam pelaksanaan QC atas penugasan tersebut.

Kepatuhan terhadap ISAs yang Relevan


Kutipan ISA 200 dan 230—Kepatuhan terhadap ISAs
Acuan Penjelasan Acuan yang Bersangkutan
ISA 200.18 Auditor wajib mematuhi semua ISAs yang relevan dnegan audit. Suatu
ISA adalah relevan denan audit jika ISA sudah berlaku dan situasi yang
ditangani ISA (memang) ada.
ISA 200.22 Dengan memerhatikan alinea 23, auditor wajib mematuhi setiap
ketentuan/persyaratan/kewajiban dari suatu ISA kecuali, jika (untuk)
situasi dalam audit itu:
a) Seluruh ISA tidak relevan; atau
b) Ketentuan/persyaratan/kewajiban (dari ISA itu) tidak relevan karena
bersyarat (conditional) dan syaratnya (the condition) tidak eksis.
ISA 200.23 Dalam situasi istimewa, auditor mungkin/dapat berpendapat perlunya
menyimpang dari (depart from) suatu ketentuan/persyaratan/kewajiban
yang relevan dalam suatu ISA. Dalam situasi ini, auditor wajib
melaksanakan prosedur audit alternative untuk mencapai tujuan
ketentuan/persyaratan/kewajiban tersebut. Kebutuhan auditor untuk
menyimpang dari ketentuan/persyaratan/kewajiban yang relevan
diharapkan akan timbul hanya jika ketentuan/persyaratan/kewajiban
adalah untuk suatu prosedur spesifik yang harus dilaksanakan dan,
dalam situasi spesifik dari audit tersebut, prosedur itu akan tidak efektif
untuk mencapai tujuan ketentuan/persyaratan/kewajiban tersebut.
ISA 230.12 Jika dalam situasi istimewa, auditor berpendapat perlunya menyimpang
dari suatu ketentuan/persyaratan/kewajiban yang relevan dalam suatu
ISA, auditor wajib mendokumentasikan bagaimana prosedur audit
alternative yang dilaksanakan, mencapai tujuan
ketentuan/persyaratan/kewajiban tersebut, dan alasan penyimpangan.

Catatan Akhir
Ringkasan mengenai hal-hal baru dalam kode etik IFAC ini diterjemahkan dari
IFAC, Guide to Using International Standards on Auditing in the Audits of Small-and-
Medium Sized Entities, Vol. 1, Edisi 2, hlm. 41
Di awal bab ini digunakan istilah “cost-effective”. Dalam hubungannya dengan
jasa audit, cost-effective berarti manfaat audit tersebut bagi klien itu sepadan dengan
biaya (cost and fee) yang dibebankan oleh KAP kepadanya. Pembaca dapat
menggunakan publikasi kecil IFAC berjudul Tips for Cost-Effective ISQC 1
Application (April 2011) dan sebuah publikasi yang lebih besaryang berjudul Guide to
Quality Control for Small-and Medium-Sized Practices (Implementation Guide, Maret
2009). Kedua publikasi ini dapat diunduh secara cuma-cuma di situs Web IFAC.
Guide to Quality for Small-and Medium-Sized Practices berisi contoh-contoh
QC Manual untuk KAP dengan praktisi tunggal (sole practioner) dan KAP dengan
partner antara dua sampai lima orang. Kap dapat memanfaatkan contoh QC manual
tersebut dengan modifikasi sesuai dengan kondisi Indonesia dan kondisi KAP yang
bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
Tuanakotta, Theodorus M. 2013. Auditing berbasis ISA (International Standards On
Auditing). Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai