Anda di halaman 1dari 4

1. Mengapa demam meningkat pada sore dan malam hari?

Demam meningkat pada malam hari karena pada malam hari lebih sedikit melakukan
metabolisme sehingga menyebabkan oksigen di dalam tubuh sedikit, sedangkan
salmonella typhii merupakan bakteri yang lebih cepat berkembang biak pada keadaan
anaerob, sehingga bakteri lebih banyak pada malam hari dan tubuh mengkompensasi
dengan cara demam yang suhunya lebih tinggi.

2. Bagaimana mekanisme demam pada kasus?


Berdasarkan anamnesis ditemukan bahwa keluarga BAB di sungai dan air bersih sulit,
dicurigai demam tersebut akibat bakteri salmonella typii. Infeksi dari bakteri salmonella
typhii yang masuk ke saluran cerna melalui makanan dan minuman, sehingga
mengakibatkan peradangan pada saluran cerna. Peradangan ini menyebabkan makrofag
teraktivasi hiperaktif. Saat salmonella typhii di fagosit, maka terjadilah pengeluaran
mediator inflamasi dan sekaligus pirogen dan endoksin bakteri. Keluarnya pirogen ini
menyebabkan terangsangnya hipotalamus, yang kemudian meresponnya dengan
meningkatkan suhu tubuh sehingga pasien mengalami demam.

3. Bagaimana interprestasi hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium?


a. Suhu : 37,8 C (demam)
Normal : 36,5 – 37,5 C
b. Tekana darah : 90/60 mmHg
Normal : 120/80 mmHg
c. Frekuensi nadi : 76x/menit
Normal : 60 – 100 x/menit
d. Frekuensi nafas : 20x/menit
Normal : 16 – 24 x/menit
e. Hb : 12 g/dl
Normal : 12 – 16 gr/dl
f. Trombosit : 170.000/ul
Normal : 200.000 – 400.000
g. Leukosit :11;400/ul

4. Bagaimana dasar pemikiran diagnosis holistic?


a. Aspek Internal
Kepribadian seseorang akan mempengaruhi perilaku. Karakteristik pribadi amat
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, social, ekonomi, kultur,
etnis dan lingkungan
b. Aspek eksternal
Psikososial, dan ekonomi keluarga.
c. Skala fungsi sosial
Skala 1 : Tidak ada kesulitan, dimana pasien dapat hidup mandiri.
Skala 2 : Pasien mengalami sedikit kesulitan.
Skala 3 : Ada beberapa kesulitan, perawatan diri masih bisa dilakukan, hanya dapat
melakukan kerja ringan.
Skala 4 : Banyak kesulitan, tidak melakukan aktivitas kerja, tergantung pada
keluarga.
Skala 5 : Tidak dapat melakukan kegiatan.

Daftar pustaka
1. Widodo, D. Demam Tifoid. Buku Ajar Penyakit Dalam 2009. Jakarta: Interna
Publishing.
2. Prasetyowati. Arista Eka. 2010. Kedokteran Keluarga. Jakarta: PT Rineka Cipta.
3. Prasetyowati. Arista Eka. 2010. Kedokteran Keluarga. Jakarta:
HUBUNGAN KEJADIAN MELASMA DENGAN PEMAKAIAN TABIR
SURYA

PROPOSAL
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
Pendidikan Tahap Akademik Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Semarang

Disusun Oleh:
Nama : Farafita Amuli
NIM : H2A015048

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018

Anda mungkin juga menyukai