(BENDING)
Oleh:
Asisten Praktikum:
LAMPUNG SELATAN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Melalui uji bending ini, kita dapat melihat perilaku material yang mengalami
jenis pembebanan tersebut. Standar pengujian lentur untuk material logam
yang berbentuk pelat mengacu pada ASTM E Pengujian bending dilakukan
khusus untuk material yang getas, karena material getas tidak cocok
digunakan untuk uji tarik.
Bentuk spesimen uji tarik terlalu rentan untuk material getas. Selain itu, grip
pada uji tarik dapat membuat material getas patah terlebih dahulu. Oleh karena
itu pengujian bending ini perlu dilakukan. Contoh nyata dari benda yang
mengalami bending sendiri yaitu jembatan
penyebrangan, meja, kursi, chassis mobil, excavator, dan lain-lain.
1.2 Tujuan Praktikum
LANDASAN TEORI
...................1
σ 12 FLh
flexural= ....................
8 b h3
Dimana :
σ = Flexural stress (MPa)
F = Force /Load (N)
L = Panjang Span / Support span(mm)
b = Lebar/ Width (mm)
h = Tebal / Depth (mm)
Dimana :
= Flexural strain (%)
s = Defleksi (mm)
L = Panjang Span / Support span(mm)
h = Tebal / Depth (mm)
Penentuan gaya geser aksial pada sebuah irisan balok harus memenuhi dua
syarat statika yang harus dipenuhi oleh segmen yaitu Fx = 0 dan Fy = 0.
Selain itu ada pula syarat M = 0 yang harus dipenuhi dengan menbuat
sebuah kopel atau momen perlawanan dalam pada luas penampang dari
irisan untuk menghadapi momen akibat gaya-gaya luar. Dengan merujuk
syarat yang harus dipenuhi maka diperoleh bahwa besar momen
perlawanan dalam adalah sama dengan momen luar. Momen ini cenderung
melenturkan balok sehingga disebut momen lentur. Untuk menentukan
momen ini perlu dijaga keseimbangan segmennya, tidak terkecuali gaya V
dan P. Misalkan terdapat sebuah batang ditumpu pada titik A dan B
menerima beban transfersal P ditunjukkan
Alat uji bending adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengujian
kekuatan lengkung ( bending ) pada suatu bahan atau material. Pada
umumnya alat uji bending memiliki beberapa bagian utama, seperti:
rangka, alat tekan, point bending dan alat ukur. Rangka berfungsi sebagai
penahan gaya balik yang terjadi pada saat melakukan uji bending. Rangka
harus memiliki kekuatan lebih besar dari kekuatan alat tekan, agar tidak
terjadi kerusakan pada rangka pada saat melakukan pengujian
Alat tekan berfungsi sebagai alat yang memberikan gaya tekan pada benda
uji pada saat melakukan pengujian. Alat penekan harus memiliki kekuatan
lebih besar dari benda yang di uji (ditekan). Point bending berfungsi
sebagai tumpuan benda uji dan juga sebagai penerus gaya tekan yang
dikeluarkan oleh alat tekan. Panjang pendek tumpuan point bending
berpengaruh terhadap hasil pengujian. Alat ukur adalah suatu alat yang
yang menunjukan besarnya kekuatan tekan yang terjadi pada benda uji.
Benda uji adalah suatu benda yang di uji kekuatan lengkungnya dengan
menggunakan alat uji bending. Jenis material benda uji yang digunakan
sebagai benda uji sangatlah berpengaruh dalam pengujian bending. Karena
tiap jenis material memiliki kekuatan lengkung yang berbeda beda, yang
nantinya berpengaruh terhadap hasil uji bending itu sendiri. Point bending
adalah suatu sistem atau cara dalam melakukan pengujian lengkung
( bending ). Point bending ini memiliki 2 tipe, yaitu:three point bending
dan four point bending.
Perbedaan dari kedua cara pengujian ini hanya terletak dari bentuk dan
jumlah point yang digunakan, three point bending menggunakan 2 point
pada bagian bawah yang berfungsi sebagai tumpuan dan 1 point pada
bagian atas yang berfungsi sebagai penekan sedangkan four point bending
menggunakan 2 point pada bagian bawah yang berfungsi sebagai tumpuan
dan 2 point (penekan) pada bagian atas yang berfungsi sebagai penekan.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
a. Universal Testing Machine Zwick Roell All Round Z250SR (250 kN)
Gambar 3.1 Universal Testing Machine Swick Roell All Round Z250SR
2. Pre-Load
Digunakan untuk mengatur kekuatan awal sebelum pengujian, atau
angka minimal yang ter record pada aplikasi.
3. Spesimen Data :
4. Test
Pada menu ini kita dapat mengatur kecepatan masing-masing pada
saat modulus young, yield point atau kita dapat mengatur kecepatan
konstan pengujian tarik.
5. End of test
Force shutdown threshold merupakan ambang batas untuk
mematikan paksa % Fmax.
7. Break investigation
Berisi Number of capture for break detection yakni seberapa banyak
titik yang akan di deteksi, force transition, negatif elogation step dan
positif elogation step.
12. Report
13. Export interfaces
SPESIFIKASI MESIN
Mesin : Universal Testing Machine
Merk/Type : Universal Testing Machine Zwick Roell All Round Z250SR
Serial Number : 255863
Beban Skala Penuh 250 kN
Test Speed :2 mm/min
Grip to Grip : 64 Bentuk
Material Uji : Plastik Bentuk Plat spesifikasi DIN EN
ISO 178
Dimensi material
Length (L) : 64 mm Width (b) : 10 mm Thickness (h) : 4 mm
3PL
f
Rumus : 2bh 2
3 82, 20433 64
flexural 49,32 Mpa
Perhitungan : 2 10 42
2. Flexural Strain
Diketahui : S = 2.9761 , h = 4 , L = 64
600sh
f
Rumus : L2
600 2,9761
f % 1, 74%
Perhitungan : 642
3. Modulus Elastis
f 49,32 Mpa
Diketahui : f 1,74%
f
E
Rumus : f
49,32
E 28,34
Perhitungan : 1, 74
4.3 Pembahasan
Pada kurva terlihat bahwa peningkatan force yang meningkat secara bertahap
hingga mencapai titik maksimum benda tersebut ter deforrmasi plastis hingga
membuat nilai pada variabel di grafik turun kembali.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adapun saran dari praktikum kali agar praktikum selanjutnya menjadi lebih
baik adalah adalah sebagai berikut:
1. Praktikum uji bending akan lebih baik jika spesimen yang di gunakan
lebih beragam material dan bentuknya dan memperluas pengetahuan
praktikan
2. Sebaiknya praktikan diberikan kebebasan dan diizinkan untuk
menggunakan mesin penguji.
3. Praktikum akan lebih efektif ketika mahasiwa dapat ikut melaksanakan
praktikum semua untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA