Anda di halaman 1dari 6

Program Studi D3 Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta


2019

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DIABETES


MELITUS TIPE II DALAM PEMENUHAN
KEBUTUHAN KEAMANAN

Hayu Nur Fitriani1, Agik Priyo Nusantoro2


1
Mahasiswa Prodi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
hayunur1998@gmail.com
2
Dosen Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
agik_nusantoro@stikeskusumahusada.ac.id

ABSTRAK

DM tipe 2 atau dikenal dengan non insulin dependent diabetes melitus (NIDDM) atau
diabetes yang tidak tergantung insulin, yang disebabkan ketidakmampuan tubuh
menggunakan insulin secara efektif. Pada pasien DM akan mengalami gangguan
kebutuhan keamanan yaitu ansietas. Anisietas pada pasien dm terjadi karena pada
umumnya psikologis penderita dm tidak dapat menerima penyakit DM yang
dideritanya dan terjadinya penurunan kemampuan diri dan kenyataan bahwa
penyakit DM tidak dapat disembuhkan tujan dari kasus ini untuk mengetahui
gambaran asuhan keperawatan pada pasien diabetes melitus tipe 2 dalam
pemenuhan kebutuhan keamanan. Jenis studi kasus ini adalah deskriptif dengan
mengggunakan studi kasus. Subyek studi kasus menggunakan satu pasien dm
yang mengalami ansietas di ruang Flamboyan 8 RSUD Dr. Moewardi. Hasil studi
kasus dengan masalah keperawatan ansietas yang dilakukan tindakan relaksasi
nafas dalam selama 3 hari, frekuensi 3 kali sehari dan durasi 15 menit per satu
sesinya, menunjukkan terjadinya penurunan tingkat kecemasan dari cemas berat
hingga tidak cemas/ normal. Rekomendasi tindakan relaksasi nafas dalam
dilakukan pada pasien diabetes melitus tipe 2 dalam masalah kebutuhan
keamanan.
Kata kunci : DM tipe 2, ansietas, relaksasi nafas dalam

PENDAHULUAN memproduksi insulin secara adekuat


Diabetes Melitus (DM) atau karena tubuh tidak dapat
merupakan penyakit kronis yang menggunakan insulin yang diproduksi
ditandai dengan hiperglikemia dan secara efektif atau kedua-duanya.
intoleransi glukosa yang terjadi (Kurniawati E et al, 2016). Diabetes
karena kelenjar pankreas tidak dapat melitus tipe 2 disebabkan oleh
kegagalan relatif sel β dan resisten penyakit DM yang dideritanya,
insulin (Hardinsyah dan Dewa. 2017). dengan berbagai alasan yang
Angka kejadian penderita menyebabkan munculnya masalah
diabetes mellitus pada tahun 2015 di keperawatan ansietas.
seluruh dunia mencapai 415 juta jiwa Ansietas adalah perasaan was-
(WHO, 2016). Menurut International was, khawatir, atau tidak nyaman
Diabetic Federation(IDF) (2015) seakan-akan terjadi sesuatu yang
penderita diabetes mellitus di dirasakan sebagai ancaman (Keliat,
Indonesia menempati urutan ke-7 di 2012). Mengendalikan ansietas pada
seluruh dunia dengan 8,5 juta jiwa. pasien dengan terapi relaksasi lebih
Profil Kesehatan Provinsi Jawa efektif untuk penderita diabetes tipe
Tengah (2013) menyatakan, jumlah II, karena stress memblokir tubuh dari
kasus Diabetes Melitus tergantung pelepasan insulin pada pasien
insulin di Provinsi Jawa Tengah pada diabetes tipe II, sehingga memotong
tahun 2013 sebesar 9.376 kasus, stres lebih bermanfaat bagi pasien
Sedangkan Jumlah kasus DM tidak tipe ini (Ebrahem S. et al, 2017).
tergantung insulin lebih dikenal Teknik relaksasi merupakan
dengan DM tipe II yaitu 142.925 suatu tindakan untuk membebaskan
kasus. Kasus DM tidak tergantung mental maupun fisik dari ketegangan
insulin tertinggi di Kota Surakarta dan stres (Andarmoyo, 2013).
(22.534 kasus). Relaksasi napas dalam yaitu bentuk
Menurut Laporan Kinerja latihan napas yang terdiri dari
RSUD Dr. Moewardi pada Mei 2017 pernapasan abdominal (diafragma)
penyakit Non Insulin Dependent DM dan pursed lip breathing (Lusianah,
tanpa komplikasi menempati urutan Indaryani, & Suratun, 2012).
ke-6 dari sepuluh besar penyakit Dibuktikan oleh hasil dari penelitian
rawat inap dengan jumlah pasien jurnal Indriyani R.M dan Ambarwati
yaitu 138 pasien. Kasus DM di RSUD yaitu dengan dilakukan terapi
Dr. Moewardi termasuk tinggi jika relaksasi nafas dalam pada pasien
dibandingkan dengan Rumah Sakit cemas dapat menurunkan kecemasan
Islam Surakarta dengan jumlah 17 dari berat menjadi ringan dan
pasien yang terjadi setiap bulannya pengaruhnya terhadap hasil
pada tahun 2015 (Ampow, et al, pemeriksaan kadar gula darah
2018). terdapat penurunan (Indriyani R.M et
Diabetes melitus terjadi akibat al, 2017).
adanya gangguan metabolisme yang Terapi relaksasi nafas dalam
ditandai dengan hiperglikemi oleh bertujuan untuk mencapai keadaan
karena penurunan produksi insulin. relaks, menurunkan kecemasan,
Pada keadaan stress dapat mengatur frekuensi pola napas,
mempengaruhi kadar glukosa darah memperbaiki fungsi diafragma,
dengan menghambat produksi insulin, meningkatkan relaksasi otot,
sehingga terjadi peningkatan kadar mengurangi udara yang terperangkap,
glukosa darah. Berdasarkan memperbaiki kekuatan otot-otot
penelitian Kresnasari, Budhiarta & pernapasan, dan memperbaiki
Saraswati. (2011) pasien Dm mobilitas dada dan vertebra thorakalis
cenderung tidak dapat menerima
(Lusianah, Indaryani dan Suratun. diabetes melitus tipe II dapat
2012). menyebabkan kecemasan pada pasien
karena pasien cenderung tidak dapat
METODE STUDI KASUS menerima penyakit DM yang
Studi kasus ini menggunakan dideritanya.
cara wawancara, observasi dan Diagnosa keperawatan yang
angket. Studi kasus ini dilakukan ditegakkan berdasarkan data
untuk mengetahui gambaran asuhan pengkajian diatas adalah ansietas
keperawatan pasien diabetes melitus berhubungan dengan ancaman pada
tipe II dalam pemenuhan kebutuhan status terkini. Penulis mengangkat
keamanan. diagnosa ansietas berdasarkan dari
Subyek dalam studi kasus ini analisa data dimana setelah dilakukan
adalah satu pasien diabetes melitus pengkajian, didapatkan data pasien
tipe II dalam pemenuhan kebutuhan mengatakan cemas dengan
keamanan. Tempat pengelola studi kondisinya yang sekarang,
kasus ini di ruang Flamboyan 8 mengeluhkan mudah marah, mudah
RSUD Dr. Moewardi Surakarta lelah, berdebar dan gemetar. Pasien
selama 3 hari dalam tenggang waktu tampak gelisah dan kontak kurang
26 Februari – 28 Februari 2019. dengan perawat. Penulis mengangkat
masalah keperawatan ansietas sebagai
HASIL DAN PEMBAHASAN fokus diagnosa karena adanya
Subyek bernama Tn. N keluhan pasien cemas dengan
berjenis kelamin laki-laki dengan usia penyakit dan kondisinya sekarang
59 tahun, diagnosa medis diabetes terkait dengan adanya komplikasi
melitus ulkus. Hasil pengkajian yang diderita yaitu dari 2 diagnosa
didapatkan data berdasarkan keluhan keperawatan yang lain dalam studi
pasien yaitu cemas dengan penyakit kasus ini.
dan kondisinya yang sekarang terkait Intervensi keperawatan pada
dengan adanya komplikasi yang studi kasus ini yang berfokus pada
diderita pasien. Keluhan lain diagnosa ansietas berhubungan
didapatkan pasien mudah marah, dengan ancaman pada status terkini
mudah lelah, berdebar dan gemetar. berdasarkan NIC yaitu pengurangan
Hasil pemeriksaan tekanan darah : kecemasan (5820) dengan rencana
140/80 mmHg, nadi 82 ×/ menit, RR : identifikasi terjadinya perubahan
22 ×/ menit, suhu : 36,3ºC, dan hasil tingkat kecemasan, berikan informasi
pemeriksaan GDS : 235 mgdL, dan faktual terkait penyakitnya,
hasil pengkajian tingkat kecemasan instruksikan klien untuk
Zung didapatkan skor 60 (kecemasan menggunakan teknik relaksasi. Terapi
sedang). Saat dilakukan pengkajian relaksasi (4860) dengan rencana
kontak pasien kurang dengan perawat gambarkan rasionalisasi dan manfaat
dan menunjukkan perasaan gelisah. relaksasi serta jenis relaksasi yang
Pasien mendapat terapi insulin 4-4-4 tersedia, dorong klien untuk
IU untuk mengontrol gula darah. Data mengambil posisi yang nyaman
tersebut sesuai dengan teori dengan pakaian longgar dan mata
Kresnasari, Budhiarta & Saraswati tertutup, tunjukkan dan praktikkan
(2011) yang menyampaikan bahwa teknik relaksasi pada klien. Hal ini
bertujuan, setelah dilakukan tindakan Tabel Evaluasi terapi
keperawatan 3x24 jam masalah relaksasi nafas dalam pada perubahan
ansietas pasien dapat berukurang tingkat kecemasan
dengan kriteria hasil pasien dapat
beristirahat dengan baik, tidak terjadi Evaluasi tingkat Hari
peningkatan tekakanan darah, nadi kecemasan Ke Ke Ke
dan pernapasan pada pasien (NIC – -1 -2 -3
NOC, 2015). Pra Normal - - -
Menurut Ebrahem S. M. et al, Ringan - 56 45
(2017) relaksasi nafas dalam Sedang 60 - -
memunculkan keadaan rileks Berat - - -
sehingga menurunkan kecemasan, Post Normal - - 40
menurunkan denyut jantung, Ringan 58 49 -
menurunkan kecepatan metabolisme Sedang - - -
tubuh sehingga mencegah Berat - - -
peningkatan kadar glukosa darah.
Implementasi keperawatan Keterangan :
dilakukan sesuai intervensi yang Normal (20-44)
disusun sebelumnya. Implementasi Ringan (45-59)
yang dilakukan pada diagnosa Sedang (60-74)
keperawatan ansietas berhubungan Berat (75-80)
dengan ancaman pada status terkini
yaitu mengidentifikasi terjadinya Diagram Evaluasi terapi
perubahan tingkat kecemasan, relaksasi nafas dalam pada perubahan
memberikan informasi faktual terkait tingkat kecemasan
penyakitnya, menginstruksikan klien
untuk menggunakan teknik relaksasi,
80
menggambarkan rasionalisasi dan
60 58 56
manfaat relaksasi serta jenis relaksasi 60 49
yang tersedia, mendorong klien untuk 45
40
mengambil posisi yang nyaman 40
dengan pakaian longgar dan mata 20
tertutup, menunjukkan dan praktikkan hari ke-1hari ke-2hari ke-3
teknik relaksasi pada klien.
Implementasi keperawatan pra post
yang dilakukan selama 3 hari
didapatkan hasil sebelum dan sesudah
dilakukan terapi relaksasi nafas dalam Hasil diatas sudah sesuai
terjadi penurunan kecemasan. dengan jurnal Indriyani, R. M. dan
Perubahan tingkat kecemasan dari Ambarwati (2017) tindakan terapi
tingkat sedang menjadi normal/ tidak relaksasi nafas dalam yang dilakukan
cemas membuktikan terapi relaksasi secara rutin 3 kali sehari dengan
nafas dalam efektif untuk durasi 15 menit per sesinya mampu
menurunkan kecemasan. menurunkan tingkat kecemasan dari
tingkat sedang dengan skor 60
menjadi tingkat normal/ tidak cemas dalam pemenuhan kebutuhan
dengan skor 40. kecemasan.
Hasil dari akhir evaluasi yang
dapat dicapai setelah dilakukan DAFTAR PUSTAKA
tindakan keperawatan selama 3×24 Ampow, et al (2018). Gambaran
jam, masalah ansietas dapat teratasi, karies gigi penyandang
dibuktikan dengan hasil pemeriksaan Diabetes melitus di RS
tingkat kecemasan Zung pada Kalooran Amurang. Volume 6
evaluasi hari terakhir hasilnya Nomor 2
menunjukkan tingkat kecemasan
normal/ tidak cemas dengan skor 40. Andarmoyo, Sulistyo. (2013). Konsep
Menurut Ebrahem S. M. et al, dan Proses Keperawatan Nyeri.
(2017) terapi relaksasi nafas dalam Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
dapat mengontrol gula darah pasien.
Terbukti dengan terjadinya penurunan Ebrahem, S.M. dan Samah E.M.
kecemasan pasien setelah dilakukan (2017). Effect of relaxation
terapi relaksasi nafas dalam pada terapy on depression, anxiety,
studi kasus ini, pasien mengalami stress and quality of life among
penurunan kecemasan dari tingkat diabetic patients. Volume 5
sedang (skor 60) menjadi tingkat Nomor 1
normal (skor 40) dan berpengaruh
juga terhadap penurunan gula darah Hardinsyah dan Dewa N.S. (2017).
pasien. Ilmu gizi : Teori dan Aplikasi.
Jakarta : EGC
KESIMPULAN DAN SARAN
Pengelolaan asuhan IDF. IDF Diabetes Atlas Seventh
keperawatan pasien diabetes melitus Edition: International Diabetes
tipe II dalam pemenuhan kebutuhan Federation. (2015).
keamanan dengan masalah
keperawatan ansietas berhubungan Indriyani, R.M. dan Ambarwati
dengan ancaman pada status terkini (2017). Terapi Relaksasi Teknik
yang dilakukan tindakan mandiri Nafas Dalam (Deep Breathing)
keperawatan terapi relaksasi nafas dalam Menurunkan Kadar Gula
dalam dengan frekuensi 3 kali sehari Darah Pada Pasien Diabetes
dan durasi 15 menit per sesinya Melitus Tipe II. Volume 4
selama 3 hari berturut-turut Nomor 2
didapatkan hasil terjadi penurunan
tingkat kecemasan dari tingkat sedang Keliat, B.A dan Akemat. (2012).
(skor 60) menjadi tingkat normal Model Praktik Keperawatan
(skor 40) dan berpengaruh juga Profesional Jiwa. Jakarta : EGC
terhadap penurunan gula darah
pasien. Rekomendasi tindakan Kresnasari, Budhiarta & Saraswati.
tekhnik terapi relaksasi nafas dalam (2011). Hambatan awal terapi
sangat efektif untuk diaplikasikan insulin pada penderita diabetes
pada pasien diabetes melitus tipe II melitus tipe 2 di RSUP Sanglah
Denpasar. Divisi Endokrinologi
dan Metabolik, Bagian Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas
Udayana/Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah Denpasar.

Kurniawati, E. dan Bella Y. (2016).


Faktor- Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian
Diabetes Melitus Tipe II.
Volume 5 nomor 2

Laporan Kinerja RSUD Dr.


Moewardi pada Mei 2017

Lusianah, Indaryani, E. D. dan


Suratun. (2012). Prosedur
Keperawatan. Jakarta : Trans
Info Media

Nursing Outcomes Classification


edisi kelima dan Nursing
Interventions Classification
(NIC) edisi keenam

WHO. Global Report On Diabetes.


France: World Health
Organization. (2016).

Anda mungkin juga menyukai