Anda di halaman 1dari 13

DESAIN KURIKULUM

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Telaah Kurikulum
Dosen pengampuh: Assist. Prof. Inelda Yulita, S,Pd., M.Pd

Disusun Oleh
Kelompok 4

Cory Alviani 190384204006


Galuh Purnomo 190384204019
Ikhsan 190384204022
Rissaffa Jihan Ningrum 190384204002
Siti Sri Susanti 190384204019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
dan karunianya.Sehingga penulis dapat menyelesaikan dan menyusun tugas makalah yang
berjudul Desain Kurikulum ini tepat pada waktunya.Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Telaah Kurikulum.Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang Desain Kurikulum bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Inelda Yulita, S,Pd., M.Pd. selaku
pengampu mata kuliah Telaah Kurikulum program studi pendidikan kimia dan seluruh
pihak yang telah membantu penulis dalam dalam menyusun makalah ini mudah-mudahan
bermanfaat bagi seluruh pembaca. Dan penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata
sempurna.Oleh karena itu penulis mengharapkan kepada pembaca agar dapat memberikan
masukan,tanggapan,kritik dan saran yang membangun agar penulisan makalah yang akan
datang lebih baik.

Tanjungpinang, 26 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan masalah..........................................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. Pengetian Desain Kurikulum........................................................................................2
B. Bentuk-bentuk Kurikulum............................................................................................2
1 Desain Kurikulum berorientasi pada disiplin Ilmu...................................................2
2 Desain kurikulum berorientasi pada masyarakat.....................................................4
3 Desain kurikulum berorientasi pada siswa...............................................................6
4. Desain kurikulum teknologis.....................................................................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................................9
A. Kesimpulan...................................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Desain kurikulum menyangkut pola pengorganisasian unsur – unsure atau
Komponen kurikulum. Penyusunan desain kurikulum dapat dilihat dari dua dimensi,
yaitu dimensi horizontal dan vertikal. Dimensi horizontal berkenaan dengan penyusunan
dari lingkup isi kurikulum. Susunan lingkup ini sering diintegrasikan dengan proses
belajar dan mengajarnya. Dimensi vertikal menyangkut penyusunan sekuens bahan
berdasarkan urutan tingkat kesukaran. Bahan tersusun mulai dari yang mudah, kemudian
menuju pada yang lebih sulit, atau mulai dengan yang dasar diteruskan dengan yang
lanjutan.
Desain kurikulum ini mendeskripsikan secara terperinci tentang komponen yang
harus ada pada setiap kurikulum serta desain kurikulum yang dapat digunakan untuk
proses pembelajaran wacana tersebut menyebutkan bahwa dalam kurikulum itu terdapat
beberapa komponen, diantaranya adalah tujuan kurikulum, bahan ajar atau materi atau isi
dari kurikulum tersebut, strategi mengajar atau metode mengajar, media mengajar dan
evaluasi pengajaran serta penyempurnaan pengajaran. Komponen-komponen tersebut
saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Setiap komponen mempunyai isi yang
sangat penting sekali bagi kelangsungan kurikulum.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu desain kurikulum?
2. Mengetahui desain kurikulum berorientasi pada disiplin ilmu ( subjek akademis)?
3. Mengetahui desain kurikulum berorientasi pada masyarakat ( rekonstusi sosial)?
4. Mengetahui desain kurikulum berorientasi pada siswa (Humanistik)?
5. Mengetahui desain kurikulum teknolog?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian desain kurikulum.
2. Mengetahui desain kurikulum berorientasi pada disiplin ilmu ( subjek akademis).
3. Mengetahui desain kurikulum berorientasi pada masyarakat ( rekonstusi sosial).
4. Mengetahui desain kurikulum berorientasi pada siswa (Humanistik).
5. Mengetahui desain kurikulum teknologis.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengetian Desain Kurikulum


Desain berarti suatu proses perencanaan dan selesksi elemen, trknik, teknik, dan
prosedur dalam melakukan sesuatu yang mencakup objek, konsep,dan upaya untuk
mencapai tujuan (Pratt, 1980:5).
Dalam arti umum, desain kurikulum adalah sebagian dari hasil suatu pemikiran yang
mendalam tentang hakikat pendidikan dan pembelajaran (Prtt,1980:16)
Desain merupakan peruses sistematik dan reflektif dalam menerjemahkan prinsip
belajar mengajar ke dalam suatu rancangan pembelajaran yang mencakup materi
intruksional, kegiatan belajar, sumber-sumber belajar dan system efaluasi (Richeyb et
al.,2011:2)
Menurut Oemar Hamalik (1993) pengertian desain adalah seuatu petunjuk yang
memberi dasar, arah, tujuan dan teknik yang di tempuh dalam memulai dan
melaksanakan kegiatan.
Menurut Nana S. Sukmadinata desain kurikulum adalah menyangkut pola
pengorganisasian unsur-unsur atau komponen kurikulum. Penyusun desain kurikulum
dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu dimensi horizontal dan vertikal. Dimensi horizintal
berkenaan dengan penyusunan dari lingkup isi kurikulum.sedangkan dimensi vertikal
menyangkut penyusunan sekuens bahan berdasarkan tingkat kesukaran.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa desain kurikulum merupakan suatu
pengorganisasian tujuan, isi, serta peruses belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai
tahap perkembangan pendidikan dalam desain kurikulum akan tergambar unsur-unsur
dari kurikulum hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainya, perinsip-perinsip
pengorganisasian, serta hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaanya.

B. Bentuk-bentuk Kurikulum
Para ahli kurikulum telah banyak merumuskan macam-macam desain pengembangan
kurikulum. Mana kala kita kaji desain pengembangan kurikulum yang dikemukakan para
ahli kurikulum itu memiliki kesamaan-kesamaan. Rusman (2008) dalam buku
Manajemen Pengembangan Kurikulum, sebagian hasil kajian dari beberapa
sumber.diantaranya desain kurikulum,yaitu:
1 Desain Kurikulum Berorientasi pada disiplin Ilmu
Pengembangan desain kurikulum yang beriorientasi pada disiplin ilmu ini adalah
berawal dari sebuah asumsi, bahwa fungsi sekolah pada dasarnya untuk mengembangkan
kemampuan berfikir peserta didik. Maka desain kurikulum model ini dinamakan juga
desain kurikulum subjek akademis.
Menurut Longstreet (1993) sebagimana dikutip oleh Rusman (2009) desain
kurikulum ini merupakan desain kurikulum yang dipusatkan kepada pengetahuan (the
knowledge centered design) yang dirancang berdasarkan struktur disiplin ilmu.
Penekanannya diarahkan untuk pengembangan intelektual peserta didik.
Model kurikulum ini, dikembangkan oleh para ahli mata pelajaran sesuai dengan
disiplin ilmu masing-masing. Mereka menyusun materi pembelajaran sesuai dengan
disiplin ilmu masing-masing.mereka menyusun materi pembelajaran apa yang harus
dikuasai oleh peserta didik terkait data dan fakta, konsep maupun teori yang ada dalam
setiap disiplin ilmu mereka masing-masing . meteri pembelajran tentu saja disusun sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Menurut rusman (2008) paling tidak erdapat tiga bentuk organisasi kurikulum yang
beriorentasi pada disiplin ilmu, yaitu:
a. Subject Centered Curriculum Design
pada Subject Centered Curriculum Design, bahan atau isi kurikulum disusun dalam
bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah.Kewarganegraraan, Kimia,Fisika, Matematika,
Agama, Bahasa,dll. Mata pelajaran itu seolah olah tidak berhubungan satu sama lin. Pada
perkembangan kurikulum di dalam kelas atau bahan keiasaan belajar mengajar, setiap
guru hanya bertanggung jawab pada mata pelajaran yang diberikannya. Walaupun mata
pelajaran itu dberikan oleh guru yang sama, maka hal ini juga dilaksanakan secara
terpisah-pisah. Oleh karena itu organisasi bahan atau isi kurikulum berpusat pada mata
pelaran secara terpisah-pisah, maka kurikulum ini juga dinamakan separated subject
curriculum.

b. Correlated Curriculum Design


pada organisasi Correlated Curriculum Design ini, mata pelajaran tidak disajikan
secara terpisah, akan tetapi mata pelajaran yang memiliki kedekatan atau kesamaan atau
mata pelajaran sejenis dikelompokkan sehingga manjadi suatu bidang studi, sedangkan
misalnya mata pelajaran Biologi, Kimia, Fiska, dikelompokkan menjadi bidang studi
IPA. Demikian juga dengan mata pelajaran Geografi, Sejarah, Ekonomi, dikelompokkan
menjadi bidang studi IPS. Begitu juga mata pelajaran Aqidah Akhlaq, al-Qur’an Hadist,
dan SKI ( tarikh Islam_) menjadi bidang studi Agama Islam dsb.
c. Integrated Curriculum Design
pada organisasi kurikulum yang menggunakan model Integrated Curriculum
Design, tidak lagi menampakkan nama-nama mata pelajaran atau bidang studi.maka
dengan demikian belajar berangkat dari suatu pokok masalah yang harus dipecahkan
masalah tersebut kemudian dinamakan unit.belajar berdasarkan unit bukan hanya
menghafal sejumlah fakta, akan tetapi juga mencari dan menganalisis fakta sebagai
bahan untuk memecahkan masalah. Belajar melalui pemecahan masalah itu diharapkan
perkembangan peserta didik tidak hanya terjadi pada segi intelektual saja akan tetapi
seluruh aspek seperti sikap, emosi atau keterampilan.

2 Desain kurikulum berorientasi pada masyarakat


Rancangan kurikulum yang berorientasi pada masyarakat didasari oleh asumsi bahwa
tujuan dari sekolah adalah untuk melayani masyarakat. Oleh karena itu, kebutuhan
masyarakat harus dijadikan dasar dalam menentukan isi kurikulum. Ada 3 perspektif
desain kurikulum yang berorientasi pada kehidupan masyarakat, yaitu: perspective
status quo (the status quo perspective), perspective reformis (the reformis perspective),
dan perspektif masa depan (the futuristik perspective).
1. Perspektive Status Quo
Rancangan kurikulum ini diarahkan untuk melestarikan nilai-nilai budaya
masyarakat. Dalam perspektif ini, kurikulum merupakan perencanaan untuk
memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik sebagai persiapan
menjadi orang dewasa yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat. Yang dijadikan
dasar oleh para perancang kurikulum adalah aspek-aspek penting kehidupan
masyarakat.
Kegiatan-kegiatan utama dalam masyarakat yang disarankan untuk menjadi isi
kurikulum adalah sebagai berikut:
1.     Kegiatan bahasa atau komunikasi sosial
2.     Kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan
3.     Kegiatan dalam kehidupan sosial seperti bergaul dan berkelompok dengan orang
lain
4.     Kegiatan menggunakan waktu senggang dan menikmati rekreasi
5.     Usaha menjaga kesegaran jasmani dan rohani
6.     Kegiatan yang berhubungan dengan religius
7.     Kegiatan yang berhubungan dengan peran orang tua seperti membesarkan anak,
memelihara kehidupan keluarga yang harmonis.
8.     Kegiatan praktis yang bersifat vokasional atau keterampilan tertentu.
9.     Melakukan pekerjaan sesuai dengan bakat seseorang.
Disamping hal-hal tersebut diatas, perspektif ini juga menyangkut desain
kurikulum untuk memberi keterampilan sebagai persiapan untuk bekerja (profesi).
Oleh sebab itu, sebelum merancang isi kurikulum, para perancang perlu terlebih
dahulu menganalisis kemampuan apa yang perlu dimiliki anak sehubungan dengan
tugas atau profesi tertentu. Dari hasil analisis itu kemudian dirancang isi kurikulum
yang diharapkan lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.

2. Perspektif Pembaharuan (The Reformist Perspective)


 Dalam perspektif ini, kurikulum dikembangkan untuk lebih meningkatkan kualitas
masyarakat itu sendiri. Kurikulum reformis menghendaki peran serta masyarakat
secara total dalam proses pendidikan. Pendidikan dalam perspektif ini harus berperan
untuk mengubah tatanan sosial masyarakat.
Menurut pandangan para reformis, dalam proses pembangunan pendidikan sering
digunakan untuk menindas masyarkat miskin untuk kepentingan elit yang berkuasa
atau untuk mempertahankan struktur sosial yang sudah ada. Dengan demikian,
masyarakat lemah a-an tetap berada dalam ketidakberdayaan. Oleh sebab itu, menurut
para reformis, pendidikan harus mampu mengubah keadaan masyarakat itu. Baik
pendidikan formal maupun pendidikan non formal harus mengabdikan diri demi
tercapainya orde sosial baru berdasarkan pembagian kekuasaan dan kekayaan yang
lebih adil dan merata.

3. Perspektif Masa Depan (the futurist perspective)


Perspektif masa depan sering dikaitkan dengan kurikulum rekonstruksi sosial, yang
menekankan kepada proses mengembangkan hubungan antara kurikulum dan
kehidupan sosial, politik, dan ekonomi masyarakat. Model kurikulum ini lebih
mengutamakan kepentingan sosial daripada kepentingan individu. Setiap individu
harus mampu mengenali berbagai permasalahan yang ada di dalam masyarakat yang
senantiasa mengalami perubahan yang sangat cepat. Dengan pemahaman tersebut,
maka akan memungkinkan individu dapat mengembangkan masyarakatnya sendiri.
Tujuan utama kurikulum dalam perspektif ini adalah mempertemukan siswa dengan
masalah-masalah yang dihadapi umat manusia. Ada 3 kriteria yang harus diperhatikan
dalam proses mengimplementasikan kurikulum ini. Ketiganya menurut pembelajaran
nyata (real), berdasarkan pada tindakan (action), dan mengandung nilai (values).
Ketiga kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
1.     Siswa harus memfokuskan pada satu aspek yang ada di dalam masyarakat yang
dianggapnya perlu untuk diubah.
2.     Siswa harus melakukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi masyarakat itu.
3.     Tindakan siswa harus didasarkan pada nilai (values), apakah tindakan itu patut
dilaksanakan atau tidak; apakah memerlukan kerja individual atau kelompok atau
bahkan keduanya

3 Desain kurikulum berorientasi pada siswa

Kurikulum ini memiliki asumsi bahwa pendidikan diselenggarakan untuk membantu


anak didik. Kurikulum yang berorientasi pada siswa menekankan kepada siswa sebagai
sumber isi kurikulum. Dalam mendesain kurikulum yang berorientasi pada siswa,
Alice Crow (Crow & Crow, 1955) menyarankan hal-hal sebagai berikut:

a. kurikulum harus disesuaikan dengan perkembangan anak;


b. isi kurikulum harus mencakup keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang
dianggap berguna untuk masa sekarang dan masa yang akan datang;
c. anak hendaknya ditempatkan sebagai subjek belajar yang berusaha untuk
belajar sendiri, artinya siswa didorong untuk melakukan berbagai aktivitas belajar,
bukan sekedar menerima informasi guru;
d. diusahakan apa yang dipelajari siswa sesuai dengan minat, bakat dan tingkat
perkembangan anak. Artinya apa yang seharusnya dipelajari bukan ditentukan dan
dipandang baik dari sudut guru atau orang lain tetapi ditentukan dari sudut anak itu
sendiri.

Desain kurikulum yang berorientasi pada siswa dapat di lihat minimal dua
Perspektif desain yaitu :

1. Perfektif kehidupan anak di masyarakat (the child-in-society- perspective)


Fancis parker, seorang tokoh yang menganjurkan siswa sebagai sumber kurikulum
percaya bahwa hakekat belajar bagi siswa adalah apabila siswa belajar secara real
dari kehidupan bermasyarakat. Kurikulum berorientaasi pada anak dalam
perspektif kehidupan dimasyarakat, mengharapakan materi kurikulum yang
dipelajari disekolah serta pengalaman belajar didesain sesuai dengan kebutuhan
anak sebagai persiapan anak  agar mereka hidup di masyarakat. Anak di tuntut
bukan mempelajari berbagai macam teori yang bersifat abstrak akan tetapi teori
atau berbagai konsep yang dihubungkan dengan kehidupan nyata. Dengan
demikian apa yang di pelajari disekolah relavan pada kenyataan di masyarakat.

2. Perfektif Psikologi (the psychological curiculum perspective)


Dalam perspektif psikologis desain kurikulum yang berorientasi pada siswa sering
diartikan juga sebagai kurikulum yang bersifat humanistik, yang muncul sebagai reaksi
terhadap proses pendidikan yang hanya mengutamakan segi intelektual. Kurikulum
humanistik menekankan kepada adanya hubungan emosional yang baik antara guru dan
siswa . ada tiga yang harus dilakukan guru dalam mengimplementasikan kurikulum ini.
Pertama, dengarkan secara menyeluruh berbagai ungkapan siswa.Kedua, bersikaplah
respek terhadap siswa. Ketiga, bersikaplah wajar dan alamiah jangan mengada-
mengada dan penuh berpura-pura.

4. Desain kurikulum teknologis

Model desain kurikulum teknologi difokuskan kepada efektivitas program, metode, dan
bahan-bahan yang dianggap dapat mencapai tujuan. Perspektive teknologi telah banyak
dimanfaatkan pada berbagai konteks, misalnya pada program pelatihan di lapanganindustri
dan militer. Desain sistem intruksional menekankan kepada pencapaian tujuan yang mudah
diukur, aktivitas, dan tes, serta pengembangan bahan-bahan ajar. Teknologi mempengaruhi
kurikulum dapat dilihat dari dua sisi, yaitu sisi penerapan hasil-hasil teknologi dan
penerapan teknologi sebagai suatu sistem.
Sisi pertama yang berhubungan dengan penerapan teknologi adalah perencaan yang
sistematis dengan menggunakan media atau alat dalam kegiatan pembelajaran. Penggunaan
dan pemanfaatan alat tersebut semata-mata untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi
pelanajaran. Dengan penerapah hasil-hasil teknologi sebagai alat, diasumsikan pembelajaran
akan lebih berhasil secara efektif dan efesien. Contoh penerapan hasil-hasil teknologi itu
diantaranya adalah pembelajaran dengan bantuan komputer (computer assisted-instruction),
pembelajaran melalui radio, gilm, video dan lain sebagainya. Pernahkan anda mempelajari
materi pelajaran Bahasa Inggris melalui kaset? Nah, itu adalah model desain kurikulum
dengan menggunakan media dalam bentuk pembelajaran individual. Dalam pembelajaran
Bahasa Inggris melalui kaset, anda belajar tahap demi tahap. Dalam setiap tahapan sudah
ditentukan tujuan yang harus dicapai, materi/pelajjaran yang harus dipelajari, cara
bagaimana mempelajarainya sampai pada menentukan evaluasi keberhasilan.
Teknologi sebagai suatu sistem, menekankan kepada penyususnan program pembelajaran
dengan menggunakan pendekatan sistem yang ditandai dengan perumusan tujuan khusus
sebagai tujuan tingkah laku yang harus dicapai. Proses pembeljaran diarahkan untuk
mencapau tujuan. Dengan demikian, keberhasilan pembelajaran itu diukur dari sejauh mana
siswa dapat menguasai atau mencapai tujuan khusus tersebut. jadi, penerapan teknologi
sebagai suatu sistem tidak ditentukan oleh penerapan hasil-hasil teknologi akan tetapi
begaimana merancang implementasi kurikulum dengan pendekatan sistem.
Seperti yang telah kita pelajari sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama
lain saling berkaitan secara fungsional untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian,
akhir suatu proses pembelajaran adalah ketercapaian tujuan yang dirumuskan sebelumnya.
Segala daya upaya yang dilakukan guru diarahkan untuk mencapai tujuan. Untuk melihat
efektivitas proses dalam suatu sistem, maka tujuan yang dirumuskan harus dapat diukur,
bukan tujuan tang bersifat abstrak dan umum; semakin tujuan itu jelas dan spesifik, maka
semakin jelas juga merancang proses pembelajaran serta semakin jelas pula menetapkan
kinerja keberhasilan.
Kurikulum teknologi, banyakdipengaruhi oleh psikologi belajar behavioristik. Salah satu
dari ciri teori belajar ini adalah menekankan pola tingkah laku yang bersifat mekanis seperti
yang digambarkan dalam teori stimulus-respons. Lebih lanjut dalam pandangannya tentang
belajar kurikulum ini memiliki karakteristik seperti berikut:
1. Belajar dipandang sebagai proses respon terhadap rangsangan
2. Belajar diatur berdasarkan langkah-langkah tertentu dengan sejumlah tugas
yang harus dipelajari
3. Secara khusus siswa belajar secara individual, meskipun dalam hal-hal
tertentu bisa saja belajar secara kelompok.
Menurut McNail (1990), tujuan kurikulum teknologis ditekankan kepada pencapaian
perubahan tingkah laku yang dapat diukur. Oleh karena itu tujuan umum dijabarkan
kedalam tujuan-tujuan khusus. Tujuan-tujuan itu biasanya diambil dari setiap mata pelajaran
(disiplin ilmu). Semua siswa diharapkan dapat menguasai secara tuntas tujuan pengajaran
yang telah ditentukan.
Sebagaimana tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, maka organisasi bahan
pelajaran kurikulum teknologis memiliki ciri-ciri: pertama, pengorganisasian materi
kurikulum berpatokan pada rumusan tujuan; kedua, materi kurikulum disusun secara
berjenjang; dan ketiga, materi kurikulum disususn dari mulai yang sederhana menuju yang
kompleks.
Selanjutnya untuk efektivitas dan keberhasilan implementasi kurikulum teknologi
hendaklah memeprhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut
1.  Kesadaran akan tujuan, artinya siswa perlu memahami bahwa pembelajaran
diarahkan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, siswa perlu diberi
penjelasan apa yang harus dicapai.
2. Dalam pembelajaran siswa diberi kesempatan mempraktikan kecakapan
sesuai dengan tujuan.
3. Siswa perlu diberi tahu hasil yang telah dicapai. Dengan demikian siswa
perlu menyadarai apakah pembelajaran sudah dianggap cukup atau masih
perlu bantuan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desain berarti suatu proses perencanaan dan selesksi elemen, trknik, teknik, dan
prosedur dalam melakukan sesuatu yang mencakup objek, konsep,dan upaya untuk
mencapai tujuan (Pratt, 1980:5). Dalam arti umum, desain kurikulum adalah sebagian
dari hasil suatu pemikiran yang mendalam tentang hakikat pendidikan dan pembelajaran
(Prtt,1980:16). Desain merupakan peruses sistematik dan reflektif dalam menerjemahkan
prinsip belajar mengajar ke dalam suatu rancangan pembelajaran yang mencakup materi
intruksional, kegiatan belajar, sumber-sumber belajar dan system efaluasi (Richeyb et
al.,2011:2)
Para ahli kurikulum telah banyak merumuskan macam-macam desain
pengembangan kurikulum. Mana kala kita kaji desain pengembangan kurikulum yang
dikemukakan para ahli kurikulum itu memiliki kesamaan-kesamaan. Rusman (2008)
dalam buku Manajemen Pengembangan Kurikulum, sebagian hasil kajian dari beberapa
sumber.diantaranya desain kurikulum,yaitu:
1. Desain kurikulum berorientasi pada disiplin ilmu.
2. Desain kurikulum berorientasi pada masyarakat.
3. Desain kurikulum berorientasi pada siswa.
4. Desain kurikulum teknologi.

B. Saran
Sebagai generasi penerus dan calon pendidik, tentunya kita haris memahami
apa,bagaimana dan mengapa pengembangan kurikulum harus di lakukan, setidaknya kita
turut adil dan berpartisipasi mensukseskan program pemerintah demi terwujudnya
pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

https://ibahrul042.blogspot.com/2018/04/makalah-desain-kurikulum.html

https://misbahusurur24.blogspot.com/2018/10/makalah-desain-kurikulum.html

http://www.anaziz.com/2015/07/desain-kurikulum-berorientasi-pada-siswa.html

http://rosiapril.blogspot.com/2016/11/desain-kurikulum-teknologis.html

https://nevianaindriani.wordpress.com/2014/11/04/desain-kurikulum/

Anda mungkin juga menyukai