Anda di halaman 1dari 12

E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

PENERAPAN 5S PADA DIVISI GUDANG


(STUDI KASUS PT. SUMBER URIP SEJATI)
Miftahul Qowim1, Nina Aini Mahbubah2, M. Zainuddin Fathoni 3
1
Mahasiswa Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Gresik
2,3
Dosen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Gresik Jl. Sumatera No. 101
GKB-Gresik 61121, Jawa Timur, Indonesia
E-mail:mfthlqwm@gmail.com

ABSTRAK
Dalam meningkatkan mutu, selalu ada banyak cara dan alat yang dapat digunakan, mutu untuk
lingkungan tempat kerja 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seketsu, Shitsuke) merupakan salah salah satu metode yang telah
efektif dalam manajemen penataan gudang. PT. sumber urip sejati telah mengimplementasikan pendekatan 5S
pada seluruh devisi. Namun pada devisi gudang tiga tidak dilakukan evaluasi dan assessment 5S. untuk
mengetahui hasil implementasi 5S, maka dilakukan evaluasi dan assesment 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seketsu,
Shitsuke) pada divisi gudang tiga. selain hal tersebut peneliti juga memberikan usulan perbaikan penerapan 5S.
Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mengevaluasi implementasi 5S.Hasil evaluasi dari
penelitian diperoleh kategori evaluasi implementasi 5S adalah Seiri dalam kategori cukup dengan skor 59%,
Seiton dalam kategori cukup dengan skor 49%, Seiso dalam kategori cukup dengan skor 48%, Seiketsu dalam
kategori cukup dengan skor 50%, Shitsuke dalam kategori cukup dengan skor 44%.
Kata kunci: Gudang, Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke,
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi perindustrian telah komponen suku cadang (autoparts) dan importir
memberikan pengaruh besar terhadap budaya sparepart di industi kendaraan. Dalam devisi
lingkungan pekerjanya, sehingga bekerja secara karoseri (body builder) truk, PT. Sumber Urip
produktif dan bermutu akan semakin menjadi Sejati menawarkan berbagai macam jenis
tuntutan, bahkan persyaratan di era globalisasi rancang – bangun kendaraan mulai dari
agar tetap kompetitif dan berkembang (Meri & pemasangan lantai/dek trailer , pembuatan dump
Wijaya, 2016). Dalam meningkatkan mutu, truk, load bak, mixer, dan concrete pump dengan
selalu ada banyak cara dan alat yang dapat berbagai jenis ukuran sesuai yang di butuhkan
digunakan, cara ini tidak hanya digunakan untuk konsumen. Di dalam proses produksinya PT.
mutu perusahaan manufaktur saja, namun juga Sumber Urip Sejati menganut “ Make To Order”
mutu untuk lingkungan tempat kerja(Rostarika, dan perlu ketepatan waktu untuk menyelesaikan
2008). assembling nya.
Pada dasarnya tujuan akhir suatu perusahaan Dalam menjaga kepercayaan pelanggan
adalah memperoleh profit yang besar. Dengan maka semua pesanan konsumen harus
melakukan efesiensi termasuk menekan diselesaikan tepat waktu. Hal tersebut tidak
pemborosan (waste) yang ada, perusahaan dapat lepas dari hasil kerja sama karyawan si semua
menekan pengeluaran sekecil mungkin tanpa department yang turut andil untuk memajukan
mengurangi kualitas suatu produk. perusahaan- perusahaan tersebut. salah satunya adalah devisi
perusahaan di eropa dan amerika Banyak yang gudang , karena aktivitas pada gudang secara
mengadopsi budaya kerja yang telah di langsung membantu kelancaran proses produksi
kembangkan oleh Negara jepang , yaitu seiri rancang bangun kendaraan. Dengan adanya
(ringkas), seiton (rapi), seiso (resik), seiketsu karyawan yang bekerjasama tersebut menjadi
(rawat), shitsuke (rajin) (Meri & Wijaya, 2016). salah satu sumber penting dalam perusahaan dan
Hal ini disebabkan karena merupakan teknik adanya budaya kerja yang terstruktur dapat
dasar manajemen dalam lingkungan kerja yang membantu para karyawan untuk meningkatkan
mudah untuk diterapkan dan mampu komitmen kerja tinggi bagi organisasi. Program
mengurangi pemborosan (Waste) dalam gerakan 5S merupakan dasar bagi mentalitas keryawan
kerja (Osada, 2014). untuk melakukan pebaikan (Improvement) dan
PT. Sumber Urip Sejati adalah salah satu juga untuk mewujudkan kesadaran mutu
perusahaan manufaktur yang berdiri sejak 1981 (Quality Awareness) (Putra & Hariyadi, 2014).
ini berpusat di Surabaya yang bergerak dalam Material yang beraneka ragam dengan
bidang industry Rancang – bangun kendaraan, jumlah yang tidak sedikit menjadi kendala yang
melalui lini produknya yang mencakup di hadapi PT. Sumber Urip Sejati penempatan

49
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Waktu
n Tgl/bln/thn Material
(menit)
1 15-12- 11.00
Nepel chamber
2018
2 15-12- 11.21
Beton izjer
2018
3 15-12- 7.17 Gambar 1.2 Tempat mur, baut dan ring
Pushlock
2018 Pada gambar 1.2 merupakan peletakan
4 15-12- Mur dan baut 10.18 barang yang sembarangan yang bisa saja
2018 untuk ban serep mencederai atau melukai pekerja yang mau
5 15-12- Mur dan baut 10.00 mengambil material tersebut, seperti pada
2018 tangki angin gambar tersebut adalah area tempat material besi
6 15-12- 8.11 yang tidak tertata rapi dan tidak ada
Cat dasar
2018 pemeliharaan sehingga kurang bersih yang
7 15-12- 9.6 membuat material tersebut menjadi karatan.
Skun
2018 Sedangkan, pada gambar 1.3 merupakan
8 15-12- 8.13 peletakan mur , baut dan ring yang tidak di
Chamber
2018 pisahkan berdasarkan ukurannya yang membuat
9 15-12- 5.59 karyawan gudang kesulitan untuk mencarinya
Tabung angin
2018 bila di butuhkan, hal tersebut yang membuat
10 15-12- Mur, baut dan 11.17 pemborosan waktu pencarian barang.
2018 Ring untuk Hal-hal tersebut sangat mempengaruhi
slebor waktu proses produksi karoseri yaitu terjadinya
11 15-12- keterlambatan waktu penyelesaian pada
Nepel emergency 7.52 pengerjaan yang tidak sesuai dengan due date
2018
12 15-12- Batu gerinda pesanan pelanggan. Menurut manajer divisi
8.12 karoseri pada proses perakitan trailer rata-rata
2018 potong
material di gudang belum memiliki tempat yang pengerjaan trailer 40 feet adalah 20 hari namun
tetap, sering membuat pekerja kesulitan mencari kenyataanya pihak perusahaan mampu
dan meletakan material yang dapat di lihat pada memenuhi waktu penyelesaian selama 22 hari
gambar 1.1, sehingga material di letakan sehingga terjadi keterlambatan selama 2 hari.
sembarangan di tempat yang kosong. Dengan demikian maka objek penelitian ini
Berdasarkan gambar 1.1 petugas yang ada di difokuskan pada gudang 3 (tiga).
gudang mencari sperpart yang di butuhkan Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa
pekerja untuk kegiatan proses produksi dalam penataan barang di gudang 3 (tiga), masih
sehingga pekerja menunggu barang di butuhkan kurang tertata dengan baik dan penempatan
tersebut sampai petugas menemukan barang barang digudang belum efesien, sehingga
yang di butuhkan. barang-barang yang di simpan menyebabkan lamanya waktu pencarian barang.
di gudang 3 (tiga) barang-barang seperti: baut 5S merupakan salah satu pendekatan yang
dan mur , nepel,seal tape, tangki angin, welding digunakan untuk mengoptimalkan penggunaan
sick 3,2 mm dan 4 mm, welding wire CO 2, ruangan, 5S dapat diterapkan dalam manajemen
reflector, lampu, cat, dll. gudang untuk penataan penyimpanan barang
dengan memperlihatkan efesiensi, mutu dan
Gambar 1.1 Pencarian Sparepart
keamanan dengan cara penyimpanan yang
optimal(Osada, 2014). Penerapan 5S juga dapat
membantu dalam menciptakan suasana kerja
dan tempat kerja yang nyaman, aman, bersih,
rapi serta kodusif, secara tidak langsung akan
Gambar 1.2 Tempat material besi membentuk budaya kerja, motivasi kerja dan
meningkatkan produktivitas kerja(Meri &
Wijaya, 2016). Maka dari itu di perlukan
penataan-penataan barang yang ada di gudang
dengan metode 5S (seiri, seiton, seiso,seiketsu,
shitsuke) untuk memudahkan dalam pencarian

50
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

barang dan menghilangkan pemborosan (waste) b. Metode Penyimpanan Tetap (Dedicated


waktu dalam pengambilan barang yang Storage)
menghambat aktivitas proses produksi karoseri Barang disimpan pada lokasi tertentu
PT Sumber Urip Sejati. tergantung karakteristik barangnya. Dalam hal
ini barang tidak dapat diletakkan di sembarang
2. TINJAUAN PUSTAKA tempat karena karakteristik barang, seperti
2.1 Gudang dimensi, berat, dan jaminan keamanan pada
Gudang dapat di kenal sebagai fasilitas setiap barang yang tidak sama. Kelebihan dari
penyimpanan produk atau bahan baku untuk metode ini adalah lokasi penyimpanan menjadi
mengantisipasi fluktuasi barang tersebut. lebih teratur dan lebih terorganisir. Kelemahan
gudang dapat di artikan sebagai fasilitas yang metode ini adalah penggunaan ruang yang lebih
berfungsi untuk menyimpan barang yang akan banyak karena tidak setiap jenis barang dapat
di gunakan dalam produksi atau penjualan dimasukkan kedalam area kosong yang tersedia.
(Hadiguna, 2009). Gudang dibutuhkan dalam c. Metode class-based dedicated storage
proses koordinasi penyaluran barang, yang Metode ini merupakan gabungan antara
muncul sebagai akibat kurang seimbangnya random storage dan dedicated storage. Metode
proses permintaan dan penawaran yang classbased dedicated storage membagi setiap
mendorong munculnya persediaan (Inventory), produk yang ada kedalam tiga, empat atau lima
persediaan membutuhkan ruang sebagai tempat kelas berdasarkan perbandingan throughput dan
penyimpanan sementara yang di sebut sebagi rasio storage-nya. Selain itu pengaturan tempat
gudang Lambert dalam (Meri & Wijaya, 2016). dirancang lebih fleksibel dengan cara membagi
Sedangkan menurut Richards dalam (Prayogo & tempat menjadi beberapa bagian, akan tetapi
Sutapa, 2015), gudang adalah bangunan yang di pada setiap tempat tersebut dapat diisi secara
gunakan untuk menyimpan barang, barang- acak oleh beberapa jenis barang yang sudah
barang yang di simpan didalam gudang dapat diklarifikasikan berdasarkan jenis maupun
berupa bahan baku, barang setengah jadi, barang karakteristik dari barang tersebut.
jadi atau suku cadang. d. Metode shared storage
Penyimpanan barang atau produk dalam Merupakan model penyimpanan dimana
suatu gudang (storage) diatur dan ditata sesuai kebutuhan ruang penyimpanan diminimasi.
dengan kebijakan perusahaan yang telah Produk yang berbeda menggunakan slot
ditentukan. Pengaturan dan tata letak suatu penyimpanan yang sama, walaupun hanya satu
gudang dapat dilihat dalam beberapa bentuk produk menempati satu slot ketika satu slot
metode penyimpanan menurut Francis, dkk tersebut diisi.
dalam (Meri & Wijaya, 2016). Berikut, di mana 2.2 Metode 5S
metode terbaik yang akan diambil tergantung 2.2.1 Definisi 5S (Seiri, Seiton, Seiso,
pada karakteristik item. Metode-metode tersebut Seiketsu, Shitsuke)
adalah: 5S adalah suatu metode penataan dan
a. Metode Penyimpanan Acak (Random pemeliharaan wilayah kerja secara intensif yang
Storage) berasal dari jepang. Penerapan budaya kerja 5S
Yaitu penyimpanan item yang datang di juga dapat di gunakan dalam meningkatkan
setiap lokasi yang tersedia, di mana setiap item efesiensi waktu kerja, memlihara ketertiban, dan
mempunyai probabilitas sarana pada setiap disiplin di lokasi kerja sekaligus meningkatkan
lokasi. Penempatan barang hanya hanya kinerja perusahaan secara menyeluruh Hirano
memperhatikan jarak terdekat menuju suatu dalam (Prayogo & Sutapa, 2015). Menurut
tempat penyimpanan, dengan perputaran (Osada, 2014) metode 5S merupakan
penyimpanan mengunakan sistem First in First serangkaian aktivitas ditempat kerja yang terdiri
out (FIFO). Dalam metode ini memiliki dari beberapa aktivitas yaitu: pemilahan,
kelebihan seperti membutuhkan ruang yang penataan, pembersihan, pemeliharaan, dan
lebih sedikit karena setiap lokasi penyimpanan pembiasaan yang diperlukan untuk
dapat dipergunakan untuk setiap jenis barang. melaksanakan pekerjaan dengan baik serta
Kekurangan dari metode ini adalah penempatan untuk menghilangkan pemborosan (waste).
barang menjadi kurang teratur karena tidak Berikut adalah uraian dari 5S :
memperhatikan karakteristik barang serta faktor 1. Seiri (pemilahan)
lain, seperti data keluar masuk barang Umumnya istilah ini berarti mengatur
segala sesuatu, memilah dengan aturan atau

51
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

prinsip tertentu. 5S berarti membedakan antara 2.2.2 Tujuan 5S


yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan, Karena 5S dirancang untuk menghilangkan
mengambil keputusan yang tegas, dan pemborosan, hal tersebut jelas begitu penting
menerapkan manajemen sertifikasi untuk bagi suatu perusahaan. Maka banyak orang yang
membuang yang tidak diperlukan. (Osada, salah berkonsentrasi pada istilah individual
2014). Dalam pemilahan ini berarti yang di seolah-olah hal tersebut merupakan daya tarik
utamakan ialah manajemen stratifikasi dan yang menguntungkan. Tetapi sebenarnya yang
mencari penyebab-penyebab permasalahan harus diingat adalah bahwasanya 5S merupakan
untuk menghilangkan yang tidak diperlukan cara untuk mencapai tujuan tertentu dan harus di
dan menghilangkan penyebab-penyebab terapkan dengan memperhatikan sasaran
masalah sebelum menimbulkan masalah. tertentu itu (Osada, 2014). Berikut adalah
2. Seiton (penataan) tujuan-tujuan 5S yang ada didalam buku Sikap
Seiton berarti menyimpan barang di tempat Kerja 5S (Osada, 2014) :
yang tepat atau dalam tata letak yang benar a. Keamanan
sehingga dapat dipergunakan dalam keadaan Hampir selama puluhan tahun, kedua
mendadak. (Osada, 2014). Hal ini adalah cara kata pemilahan dan penataan menjadi ciri
untuk menghilangkan pemborosan (waste) khas pada poster-poster dan surat kabar
waktu proses pencarian. Yang di utamakan bahkan diperusahaan-perusahaan kecil.
disini adalah manajemen fungsional dan Karena pemilahan dan penataan sangat
penghapusan proses pencarian . berperan besar di dalam masalah
3. Seiso (pembersihan) keamanan.
Umumnya, istilah ini berarti membersikan b. Tempat Kerja yang Tersusun Rapi
barang-barang sehingga menjadi bersih . Tempat kerja yang menerapkan 5S
Dalam istilah 5S, berarti membuang sampah, dengan teliti tidak perlu terus-menerus
kotoran dan benda-benda asing serta membicarakan keamanan, dan kecelakaan
membersihkan segala sesuatu. Pembersihan kerja yang dialami akan lebih sedikit dari
merupakan salah satu bentuk pemeriksaan, pada perusahaan yang hanya
sehingga menciptakan tempat kerja yang tidak mengutamakan peralatan dan prosedur
memiliki cacat dan cela (Osada, 2014). yang amat sedemikian sehingga tidak
4. Seiketsu (pemantapan) mungkin gagal.
Dalam istilah 5S, pemantapan berarti terus- c. Efisiensi
menerus dan secara berulang-ulang Para ahli diberbagai bidang seperti juru
memelihara pemilahan, penataan, dan masak, pelukis, tukang kayu, akan
pembersihannya (Osada, 2014). Dengan menggunakan peralatan yang baik dan
demikian, pemantapan mencakup 3S Seiri, memeliharanya. Mereka tahu waktu yang
Seiton, Seiso tetap berjalan dengan baik agar dipergunakan untuk memelihara peralatan
setiap penyimpanan lebih mudah diketahui. tidak terbuang percuma, bahkan hal itu
Konsep ini harus terus berjalan setelah 3 (tiga) lebih menghemat banyak waktu.
konsep 5S diatas dilaksanakan, hal ini d. Mutu
bertujuan agar semua barang/peralatan, Elektronika dan mesin-mesin modern
pakaian kerja, tempat kerja, dan material memerlukan tingkat presisi dan kebersihan
lainnya tetap dalam kondisi bersih dan rapi. yang sangat tinggi. terkadang untuk
5. Shitsuke (pembiasaan) menghasilkan produk yang baik banyak
Pembiasaan ini berarti pelatihan dan gangguan-gangguan kecil yang dapat
kemampuan untuk melakukan apa yang ingin berakibat terhadap penurunan mutu dari
anda lakukan meskipun itu sulit dilakukan produk yang dikerjakan.
(Osada, 2014). Dalam hal pembiasaan ini e. Kemacetan
memastikan setiap karyawan memiliki Pabrik yang tidak menerapkan 5S akan
kesadaran dan menetapkan program 5S dengan menghadapi berbagai masalah kemacetan
disiplin. Dengan menekankan kebiasaan untuk mulai dari mesin yang disebabkan kotoran
menciptakan tempat kerja yang baik serat yang mengendap ataupun kemacetan dalam
berperilaku baik pula. dengan mengajarkan ingatan karyawan, harus disadari bahwa
kesetiap orang dan memerintahkan untuk ingatan seseorang bisa saja salah, maka
melaksanakannya, maka kebiasaan buruk akan daripada itu diperlukan berbagai petunjuk
hilang dan membentuk kebiasaan yang baik.

52
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

yang melengkapi keterbatasan seorang dilakukan untuk merelisiasikan perancangan


manusia dalam menjalankan tugasnya. metode 5S yang telah dibuat ada 5 aspek yang
Selain sasaran diatas, menurut ( SIEN akan diterapkan yaitu seiri, seiton,seiso,
consultant, 2012 dalam jamaludin,2014) seiketsu, dan shitsuke.
penerapan metode 5R ini bertujuan untuk: 3. METODOLOGI PENELITIAN
1. Memudahkan dalam pencarian 3.1 Pengolahan Data
suatu barang atau peralatan yang Pengolahan data dilakukan menggunakan
diperlukan dalam bekerja sehingga metode 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu,
mengurangi kelelahan bekerja. Shitsuke) dengan diagram alir sebagai berikut:
2. Barang-barang yang sudah tidak
terpakai mudah dikenali
3. System standart mudah dipahami
dan terlihat jelas.
4. Memperbaiki kondisi fisik kerja,
sehingga tidak ada benda yang
berlebihan dan tempat kerja
menjadi luas.
5. Menurunkan tingkat kerusakan
produk dan alat produksi.
6. Mewujudkan citra positif dimata
pelanggan yang tercermin dari
kondisi tempat kerja yang rapih dan
bersih.
Gambar 3.2 Diagram Alur Pengolahan Data
7. Lokasi menjadi lebih teratur ( tidak
berantakan). Dengan Metode 5S
2.3 Tahapan Merancang 5S
Menurut (Osada, 2014) tahapan- tahapan a. Penentuan Jumlah Responden
Menetukan jumlah responden
penerapan 5S adalah sebagai berikut:
1. Perancangan Metode 5S dengan menggunakan Solvin’s forrmula.
Tahap ini merupakan tahap paling awal dari Berikut adalah rumus solvin’s formula
penerapan metode 5S, pada tahap ini dilakukan menurut purwanggono dalam (Nugraha,
2015) :
perancangan metode 5S. Maksud perancangan 𝑁
disini adalah lebih kepada perencanaan apa saja n=
1+𝑁𝑒 2
yang akan dilakukan nantinya pada tahap Keterangan:
penerapan. Misalnya saja menentukan lokasi n = Jumlah sampel
yang dianggap bermasalah, menentukan N = Jumlah responden
peralatan apa saja yang perlu diterapkan metode Ne2 = Tingkat Kesalahan
5S ini serta bagaimana cara untuk pengambilan sampel (menggunakan 1% )
menaggulanginya. b. Penyebaran Kuesioner
2. Sosialisasi Metode 5S. Penyebaran kuesiner ini bersifat
Tahap sosialisasi ini adalah tahapan selanjutnya tertutup dimana pada setiap pertanyaan
setelah perancangan dilakukan. Pada tahap ini terdapat jawaban yang telah
melalui bantuan dari pimpinan perusahaan direncanakan dan responden hanya
dilakukan sosialisasi kepada semua karyawan diminta mengisi sesuai petunjuk.
mengenai penerapan metode 5S yang akan c. Uji Reliabilitas
dilakukan. semua karyawan diberikan Uji reliabilitas merupakan alat ukur
penjelasan tentang pengertian, tujuan serta suatu kuesioner yang merupakan
manfaat dari metode 5S. Selain itu juga indicator dari variable. Suatu kuesioner
diberikan sosialisasi tentang rancangan metode dilkatakan reliable (handal) jika
5S jawaban seseorang terhadap pertanyaan
yang telah dibuat adalah konsisten, Uji reliabilitas untuk
3. Penerapan Metode 5S instrument penelitian ini dengan
Tahapan ini merupakan proses penerapan yang menggunakan Cronbatch Alpha. Suatu
akan dilakukan setelah dilakukan proses variable dikatakan reliable jika
perancangan dan sosialisasi 5S. Tahapan ini memberikan nilai Alpha ≥ 0,06 untuk

53
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

uji reliabelitas dilakukan dengan : 81% - 100% = Sangat Baik


bantuan menggunakan software SPSS : 61% - 80% = Baik
23. : 41% - 60% = Cukup
d. Evaluasi Hasil : 21% - 40% = Buruk
Evaluasi hasil ini dilakukan untuk : 0% - 20% = Sangat Buruk
mengetahui persentase 5S yang di
terapkan pada gudang 3 (tiga) PT Evaluasi Implementasi Seiri 1.Terdapat lebel atau kode
Sumber Urip Sejati. Langkah yang 77% barang disetiap barang yang
71% 71%
dilakukan dengan pemberian skor 80% disimpan di dalam gudang
2. Terdapat material yang
kriteria evaluasi program 5S ( skor 5S) tidak dibutuhkan
60%

% Kategori
untuk setiap pertanyaan berdasarkan 42%
aplikasi atau hasil kuesioner, pemberian 40% 33%
3. Mengetahui cara – cara
melakukan pemilahan yang
skor tersebut mengadopsi (Nugraha, baik dan benar
2015) sebagai berikut: 20% 4. Terdapat Prosedur tertulis
 Skor 5 : 81% - 100% = sangat baik tentang pengambilan barang
atau pengembalian alat
 Skor 4 : 61% - 80% = baik 0%
5. Mudah menemukan barang
 Skor 3 : 41% - 60% = cukup 1 2 3
4 5 yang dicari di dalam gudang
 Skor 2 : 21% - 40% = buruk
 Skor 1 : 0% - 20% = sangat buruk
Gambar 4.1 Hasil Evaluasi
Setelah melakukan uji reliabilitas
Implementasi Seiri
dan mendapatkan jawaban reliable
Berdasarkan gambar 4.1 dapat dilihat
(handal) di setiap pertanyaan variable S
berdasarkan jawaban 9 responden akan diambil
maka dilanjutkan dengan evaluasi hasil
jawaban dengan presentase paling kecil atau
untuk penentuan skor 5S, berikut adalah
kriteria” buruk” yaitu pada pertanyaan yang
rumus penentuan skor 5S (%) (Nugraha,
pertama mendapat kriteria buruk dengan
2015)
𝑋 persentase 33% hal ini dapat di lihat bahwa
% = *100 untuk pelebelan atau kode barang disetiap
𝑌
Diamana : barang yang disimpan di dalam sangat kurang
X = jumlah jawaban 9 hanya terdapat pada beberapa box saja sehingga
responden yang berpengaruh pada pertanyaan no.2 dengan skor
menggunakan skala 42 % dengan kriteria “cukup’, sehingga
likert membuat pekerja tidak mudah untuk
Y = maksimum skor total menemukan barang yang akan di cari. Untuk
4. ANALISIS DAN INTERPRETASI pertanyaan no 2, 3 dan 4 mendapatkan kritreria
4.1 Analisis Implementasi 5S Di Gudang 3 Baik dengan skor > 61% Sehingga hasil evaluasi
(Tiga) implementasi seiri pada gudang dengan total
Analisis yang dilakukan dengan analisis skor dari evaluasi hasil implementasi 5S , total
deskriptif untuk memberikan gambaran skor untuk implementasi seiri pada gudang
(deskripsi) tentang suatu data, seperti 3(tiga) sebesar 59% dengan kriteria cukup.
persentase yang digunakan untuk mengetahui 2. Seiton (Rapi)
variabel-variabel kuisioner. Hasil dari seiton yaitu menyusun dengan rapi dan
pengisian kuisioner dan persentase yang mengenali benda untuk mempermudah
diketahui dengan skor dan kriteria evaluasi penggunaan. Berdasarkan hasil pengolahan data
program 5S (skor 5S) yang telah di olah pada evaluasi implementasi 5S pada gambar 4.3,
BAB sebelumnya. sebagai berikut:
1. Seiri (Ringkas)
adalah memisahkan benda yang
diperlukan dengan yang tidak diperlukan,
kemudian menyingkirkan yang tidak
diperlukan (ringkas). Berdasarkan gambar 4.1
hasil evaluasi implementasi seiri pada gudang
3 (tiga) sebagai berikut:
Keterangan simbol warna pada gambar
4.1, sebagai berikut:

54
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Evaluasi Implementasi Seiton Keterangan simbol warna pada gambar 4.5,


1. Barang sudah sebagai berikut:
diletakkan sesuai dengan
73% tempat dan jenisnya : 81% - 100% = Sangat Baik
80%
64% 2. Gudang sudah tertata
: 61% - 80% = Baik
dengan rapi dan teratur? : 41% - 60% = Cukup
% Kategori

60%
37%40%33% : 21% - 40% = Buruk
3. Tidak terdapat
40%
material/barang di gudang
: 0% - 20% = Sangat Buruk
yang berantakan?
20%
4. Terdapat warna Berdasarkan gambar 4.5 dapat dilihat
pemisah antara jalan,
0% pembatas, dan tempat
berdasarkan jawaban 9 responden akan diambil
1 2 3 4 penyimpanan barang?
5. Tata letak di dalam
jawaban dengan presentase paling kecil atau
5 gudang memudahkan kriteria” buruk” yaitu pata pertanyaan no. 1 dan
untuk menemukan lokasi
barang yang akan di cari 4 denga skor 35% dan 33%. Dari skor dan
kriteria tersebut bahwa Gudang masih kurang
Gambar 4.3 Hasil evaluasi
bersih dari sampah yang berserakan (seperti:
implementasi Seiton
putung rokok, kertas, dll) serta pembersihan
Keterangan simbol warna pada gambar
Barang yang tidak terpakai di gudang masih
4.3, sebagai berikut:
buruk. Sehingga Pada hasil evaluasi
: 81% - 100% = Sangat Baik
implementasi seiso mendapatkan skor total 48%
: 61% - 80% = Baik
dengan kriteria cukup.
: 41% - 60% = Cukup
4. Seiketsu (Rawat)
: 21% - 40% = Buruk
seiketsu adalah terus menerus
: 0% - 20% = Sangat Buruk
mempertahankan 3S yang sebelumnya, yakni
Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat
Seiri, Seiton, dan Seiso. Seiketsu atau rawat,
berdasarkan jawaban 9 responden akan diambil
pada prinsipnya mengusahakan agar tempat
jawaban dengan presentase paling kecil atau
kerja yang sudah menjadi baik dapat selalu
kriteria” buruk” yaitu pada pertanyaan no. 2, 3
terpelihara. Pada proses ini rata-rata nilai hasil
dan 4 dengan skor < 40% dengan kriteria.
penelitian untuk kondisi 3R diatas sudah cukup
Berdasarkan hasil presentase tersebut berarti
baik, tetapi beberapa kali teramati kondisi yang
dalam hal penataan barang di gudang buruk. Hal
kurang baik pada stasiun kerja ini. Berdasarkan
tersebut karena tidak terdapat wana pemisah
hasil pengolahan data evaluasi implementasi 5S
antara jalan, dan tempat penyimpanan barang
gambar 4.8. sebagai berikut :
yang menyebabkan peletakan yang sembarang
Keterangan simbol warna pada gambar 4.8,
dan berantakan. Total skor implementasi seiton
sebagai berikut:
di gudang 3 (tiga) 49% dengan kriteria cukup.
: 81% - 100% = Sangat Baik
3. Seiso (Resik)
: 61% - 80% = Baik
Seiso yaitu selalu membersihkan, menjaga
: 41% - 60% = Cukup
kerapihan dan kebersihan. Berdasarkan hasil
: 21% - 40% = Buruk
pengolahan data evaluasi implementasi 5S. Pada
: 0% - 20% = Sangat Buruk
gambar 4.5 berikut adalah hasil evaluasi
implementasi Seiso pada gudang tiga. Evaluasi Implementasi Seiketsu
Evaluasi Implementasi Seiso 1. Karyawan gudang selalu
1. Gudang bersih dari sampah menjaga kebersihan agar gudang
yang berserakan (seperti: putung terlihat selalu bersih

80%
rokok, kertas, dll) 80%
66% 62% 62% 2. Karyawan gudang selalu
2. Tidak membiarkan sampah 60% 55% menjaga barang/material agar
berserakan
% Kategori

60% 60% terhindar dari kerusakan


% Kategori

44%
35% 33% 3. Penerangan yang cukup pada 40% 33% 3. Di dalam gudang dilengkapi
40% gudang 40% APAR dan P3k sebagai
pencegahan bila terjadi
20% 4. Barang yang tidak terpakai kecelakaan
langsung dibuang ke tempat 20% 4. Karyawan gudang bertanggung
sampah atau di singkairkan dari jawab menjaga peralatan kerja
0% area gudang agar tidak rusak
5. Semua material/barang di 0%
1 2 3 4 gudang dalam keadaan bersih
5 dari debu, kotoran 1 2 3 5. Karyawan gudang telah
4 5 memahami setiap peraturan kerja
yang di buat perusahaan
Gambar 4.5 Evaluasi Hasil Implementasi
Seiso

55
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Gambar 4.8 Hasil Evaluasi Implementasi dan 5 masing-masing dengan 33%, hal ini dapat
Seiketsu dilihat bahwa tidak terdapat membubuhkan
Berdasarkan gambar 4.8 dapat dilihat slogan di gudang untuk simbol-simbol
berdasarkan jawaban 9 responden akan diambil digudang hanya terdapat pada pembungkus
jawaban dengan presentase paling kecil atau barang saja, sehingga persentase jumlah total
kriteria” buruk” pada pertanyaan no. 1 skor implementasi shitsuke 44% dan termasuk
mendapatkan Skor 40% dan pada pertannyaan dalam kategori cukup.
no 3 dengan skor 33%, hal ini bisa dilihat bahwa 4.2 Perbandingan Saat Ini dengan Usulan
Karyawan gudang masih kurang menjaga setelah melakukan pengumpulan dan
kebersihan gudang dan di area gudang belum di pengolahan data pada bab IV, maka dalam
lengkapi APAR dan kotak P3K, sehingga analisis dan interpretasi dapat penulis tunjukan
persentase jumlah total skor implementasi tabel perbandingan antara penemuan atau
seiketsu 50% dan termasuk dalam kriteria kondisi pada saat penelitian dengan usulan
cukup. perbaikan dari hasil penelitian dengan
5. Shitsuke (Rajin) melakukan brainstorming dengan kepala gudang
Shitsuke yaitu metode yang digunakan dan operator gudang PT. Sumber Urip Sejati.
untuk memotivasi pekerja agar terus menerus Berikut adalah tabel perbandingan dapat dilihat
melakukan dan ikut serta dalam kegiatan pada tabel 4.1.
perawatan dan aktivitas perbaikan serta Tabel 4.1 Perbandingan saat ini dengan usulan.
membuat pekerja terbiasa mentaati aturan Metod Saat Ini Usulan
(rajin). Untuk mengetahui tingkat implementasi e 5S
shitsuke dapat di lihat pada gambar 4.9 hasil
Seiri Hasil evaluasi  Diberikannya
dari pengolahan data evaluasi implementasi
implementasi prosedur tertulis
Shitsuke. sebagai berikut :
seiri termasuk pada papan
Keterangan simbol warna pada gambar
dalam pengumuman,
4.9, sebagai berikut:
kategori “ sehingga para
: 81% - 100% = Sangat Baik
CUKUP” karyawan dapat
: 61% - 80% = Baik
dengan memahami dan lebih
: 41% - 60% = Cukup
prosentasi disiplin dalam
: 21% - 40% = Buruk
sebesar 59%, pengambilan barang
: 0% - 20% = Sangat Buruk
di gudang.
 Memberi label dan
Evaluasi Implementasi Shitsuke kode barang pada
1. Terdapat slogan dan symbol-
simbol didalam gudang dan semua box dan pada
pada barang yang di simpan rak sesuai jenis,
70% 62% ukuran dan
2. Karyawan gudang selalu
60% berkomitmen dalam
kegunaanya
48%
46% menjalankan prinsip 5S Seiton Hasil evaluasi  Membuat jadwal dan
50%
% Kategori

33% implementasi melakukan penataan


40% 33% 3. Karyawan gudang
melakukan komunikasi antar
seiri termasuk  pemberian nama
30% sesama karyawan agar dalam pada rak barang dan
membuat lingkungan yang
nyaman kategori “ tempat penyimpanan
20% 4. Papan pengumuman
disekitar area gudang mudah
CUKUP” barang agar mudah
10% dibaca dan terlihat jelas dengan diingat
0% prosentasi  Diberikan garis
1 2 3 4 5. Terdapat jadwal bulanan sebesar 49%, tanda pemisah
5 untuk melakukan kontrol untuk
menciptakan lingkugan kerja seperti cat atau
yang nyaman
lakban warnasebagai
Gambar 4.9 Hasil evaluasi Implementasi tempat pemisah
Shitsuke peletakan barang
Berdasarkan gambar 4.9 dapat dilihat dan jalan, dan diberi
berdasarkan jawaban 9 responden akan diambil label atau visual
jawaban dengan presentase paling kecil atau sebagai ciri khas
kriteria” buruk” yaitu Pada pertanyaan nomor 1

56
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Seiso Hasil evaluasi  Tambahkan tempat cukp baik n ke tempat


implementasi sampah yang layak baik tapi di yang khusus
seiri termasuk  Dilakukannya luar ruangan untuk
dalam pembersihan barang- masih barang-
kategori “ barang yang tidak terdapat barang yang
CUKUP” diperlukan dengan barang yang tidak
dengan membuang pada tidak di digunakan
prosentasi tempat sampah atau gunakan
sebesar 48%, tempat khusus masih ada
barang yg tidak Cara -
terpakai Mengetah pemilahan
Seikets Hasil evaluasi  Memberi APAR dan ui cara – barang
u implementasi kotak P3K digudang cara sudah di
seiri termasuk  Di terapkan larangan melakuka kelopokan
dalam merokok di area 3 n sesuai
kategori “ gudang pemilahan tempat (rak)
CUKUP” yang baik sesuai jenis,
dengan dan benar ukuran dan
prosentasi kegunaanya
sebesar 50%,
Terdapat Sudah ada -
Shitsu Hasil evaluasi  Memberi slogan Prosedur prosedur
ke implementasi dan symbol tentang tertulis tertulis
seiri termasuk karakteristik bahan tentang tentang
dalam pada dinding 4 pengambil pengambilan
kategori “ gudang an barang barang atau
CUKUP”  Merencanakan dan atau pengembalia
dengan membuat jadawal pengemba n alat
prosentasi bulanan untuk tetap lian alat
sebesar 44%, melakukan 3S di Mudah tapi Semua box
awal pekerja dan rak di
Mudah
harus beri label
4.3 Evaluasi implementasi 5S digudang 3 menemuk
membawa barang untuk
(tiga) an barang
contoh mengetahui
1. Seiri 5 yang
barang nama ,
Tabel 4.2 evaluasi implementasi seiri dicari di
tersebut ukuran dan
Pertanyaa Usulan dalam
No Temuan untuk jenis barang
n perbaikan gudang
mencocokan tersebut
Terdapat Label atau Semua box nya
lebel atau kode barang dan rak di
kode terdapat beri label 2. seiton
barang pada box dan barang untuk Tabel 4.3 evaluasi implementasi seiton
disetiap rak tapi tidak mengetahui Pertanyaa
1 No Temuan Usulan
barang semua box nama barang n
yang atau rak di tersebut Barang -
disimpan beri label sudah
di dalam atau kode diletakkan Barang di gudang
gudang barang sesuai sudah baik di
Di dalam Menyingkirk 1 dengan letakan sesuai
Terdapat
rungan an barang tempat tempat dan
material
gudang yang tidak di dan jenisnya
yang tidak
2 barang asing gunakan dari jenisnya
dibutuhka
atu materil area gudang
n
yang tidak 3(tiga) atau
dibutuhkan memindahka

57
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Barang di dalam membua Gudang


Gudang ruangan sudah di t jadwal bersih Gudang
sudah letakan sesuai dan dari tersebut cukup
Menyingkirk
tertata tempat tapi melakuk sampah bersih dari
an barang
2 dengan penataan yang ada an yang putung rokok
asing tersebut
rapi dan di luar ruangan penataan 1 berseraka tapi masih ada
dari area
teratur? pada rak besi barang n (seperti: barang asing
penyimpanan
penataan barang di luar putung berupa kardus
barang
masih kurang rapi ruangan rokok, atau pun
membua kertas, potongan besi
t jadwal dll)
Tidak dan Gudang
Tidak
terdapat Barang di dalam melakuk tersebut sudah
membiark Memberi
material/b ruangan cukup an ada tempat
an tempat
arang di rapi tapi barang penataan 2 sampah tap
3 sampah sampah yang
gudang yang ada di luar untuk tempat sampah
berseraka sesuai
yang rungan masih merapik tersebut terlalu
n
berantaka berantakan an kecil
n? barang Penerang
di luar an yang
Penerangan di
ruangan cukup
3 gudang sudah -
Membua pada
baik
t garis gudang
Terdapat
pembata
warna
s antara Barang
pemisah Tidak terdapat
jalan dan yang
antara warna pemisah
tempat tidak melakukan
jalan, antara jalan,
penyimp terpakai pembersihan
4 pembatas, pembatasdan
anan langsung Masih terlihat pada benda
dan tempat
barang dibuang beberapa asing tersebut
tempat penyimpanan 4
dengan ke tempat barang asing di dan
penyimpa barang
cat sampah area gudang menyingkirka
nan
berwarn atau di n dari area
barang?
a yang singkirka gudang
cerah n dari area
Tata letak - gudang
di dalam Semua Melakukan
Material di
gudang material/b pembersihan
Tata letak di gudang sudah
memudah arang di debu dengan
gudang cukup cukup bersih
kan untuk gudang cara menyapu
mudah dari debu tap
5 menemuk 5 dalam atau
menemukan material yang
an lokasi keadaan membersihka
barang yang di ada di luar
barang bersih nnya dengan
cari ruangan kotor
yang akan dari debu, kain atau
dan berdebu
di cari kotoran kemoceng

4. Seiketsu
3. seiso Tabel 4.5 evaluasi implementasi seiketsu
Tabel 4.4 evaluasi implementasi seiso Pertanyaa
No Temuan Usulan
Pertanyaa n
No Temuan Usulan
n

58
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Operator gudang perusahaa kepada yang


Karyawan sudah menjaga n melanggar
Sebaiknya
gudang Kebersihan aturan
operator
selalu gudang cukup tersebut.
gudang juga
menjaga baik terutama
memperhati
kebersiha yang di dalam 5.Shitsuke
1 kan
n agar ruangan tapi Tabel 4.6 evaluasi implementasi shitsuke
kebersihan
gudang yang di luar
gudang yang No petanyaan Temuan Usulan
terlihat ruang masih Symbol
ada di luar
selalu kurang di Terdapat barang hanya Memasang
ruangan
bersih perhatikan slogan dan terdapat pada symbol-
kebersihannya symbol- pembungkus simbol pada
Sebaiknya simbol barang saja area gudang
operator 1 didalam untuk di dalam agar
Karyawan gudang gudang dan atau area karyawan
gudang Melakukan pada barang gudang tidak pengguna
Operator gudang yang di terdapat bisa berhati-
selalu pengecekan
kurang simpan slogan atau hati
menjaga barang
melakukan symbol
2 barang/ma untuk
pengecekan Karyawan Kurang
terial agar antisipasi Karyawan
terhadap gudang sudah terlaksana
terhindar barang gudang
material melakukan tersebut
dari tersebut selalu
kerusakan rusak atau 2 berkomitmen komitmen 5S dikarenakan
tidak bisa di tapi dalam kurangnya
dalam
gunakan lagi pelaksaan dukungan
menjalankan
kurang dari kepala
Di dalam prinsip 5S
terlaksana gudang
gudang
Karyawan
dilengkapi
gudang
APAR dan
Sebaiknnya melakukan Semua
P3k Sudah ada kotak
gudang di komunikasi karyawan
3 sebagai P3K tapi belum
tambahkan antar sesama sudah
pencegaha ada APAR 3 -
APAR karyawan melakukan
n bila
agar komunikasi
terjadi
membuat dengan baik
kecelakaa
lingkungan
n
yang nyaman
Karyawan
Karyawan Papan
gudang
gudang sudah pengumuman
bertanggu Terdapat
cukup baik disekitar area
ng jawab pengumuman
melakukan 4 gudang -
4 menjaga - yang diletakan
pengecekan mudah
peralatan di depan kaca
ketika ada yang dibaca dan
kerja agar
mengembalikan terlihat jelas
tidak
alat Terdapat
rusak Sebaiknya
jadwal
Sebaiknya Sudah penegcekan
Karyawan Kayawan yang bulanan
diterapkan dilakukan atau kontrol
gudang menggunakan untuk
atau di pengecekan bulanan
telah fasilitas gudang melakukan
tegaskan 5 oleh kepala dilakukan
memaham terkadang masih kontrol untuk
5 peraturan gudang namun kepala
i setiap melanggar menciptakan
tersebut jarang gudang
peraturan peraturan: lingkugan
seperti dilakukan dengan rutin
kerja yang seperti merokok kerja yang
memberi tiap bulan
di buat didalam gudang nyaman
hukuman

59
E-ISSN : XXXXX JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

 Merencanakan jadawal bulanan untuk


5. KESIMPULAN meeting agar komunikasi antar karyawan
1. Berdasarkan hasil Analisis perusahaan berjalan dengan baik
sudah menerapkan 5S pada manajemen
penataan gudang namun pada pelaksanaan 6. DAFTAR PUSTAKA
masih kurang baik atau terbilang cukup Akbar, L. (2017). Implementasi Metode 5s
berdasarkan hasil evaluasi implementasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan
5S pada gudang 3 tiga PT. Sumber Urip Devisi Warehouse Sparepart Di Pt. Ispat
Sejati sebagai berikut : evaluasi Panca Putera. Gresik : Universitas
implementasi Seiri termasuk dalam Muhammadiyah Gresik
kategori cukup dengan skor 59%, evaluasi Hadiguna, R. A. (2009). Manajemen Pabrik:
implementasi Seiton termasuk dalam Pendekatan Sistem Untuk Efesiensi Dan
kategori cukup dengan skor 49%, evaluasi Efektivitas. Jakarta: Bumi Aksara.
implementasi Seiso termasuk dalam Kartika, M., & Rinawati, I. D. (2016). Analisa
kategori cukup dengan skor 48%, evaluasi Penerapan 5s (Seiri, Seiton, Seiso,
implementasi Seiketsu termasuk dalam Seketsu, Shitsuke) Pada Area Warehouse
kategori cukup dengan skor 50%, evaluasi Cv Sempurna Boga Makmur Semarang.
implementasi Shitsuke termasuk dalam Program Studi Teknik Industri, Fakultas
kategori cukup dengan skor 44%, Teknik, Universitas Diponegoro .
2. Usulan perbaikan dari hasil Evaluasi Meri, M., & Wijaya, H. (2016). Analisa
implementasi 5S sebagai berikut: Penerapan 5s Di Warehouse Studi Kasus
Usulan perbaikan untuk Seiri Warehouse Proyek Indarung Vi Pt.
 Diberikannya prosedur tertulis pada Semen Padang. Jurnal Teknologi Vo. 6,
papan pengumuman, sehingga para No. 1, Juni 2016, Hal. 64 - 73 Issn : 2301-
karyawan dapat memahami dan lebih 4474 , 64.
disiplin dalam pengambilan barang di Nugraha, A. S., Desrianty, A., & Irianti, L.
gudang. (2015). Usulan Perbaikan Berdasarkan
 Memberi label barang Metode 5s (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu,
 Pengelompokan data barang sesuai jenis, Shitsuke) Untuk Area Kerja Lantai
ukuran dan kegunaanya Produksi Di Pt.X*. Jurnal Online Institut
Usulan perbaikan untuk seiton Teknologi Nasional Reka Integra Issn:
 Membuat jadwal dan melakukan penataan 2338-5081 ©Jurusan Teknik Industri
 pemberian nama pada rak barang dan Itenas | No.04 | Vol.03 , 219-229.
tempat penyimpanan barang agar mudah Osada, T. (2014). Sikap Kerja 5s. Jakarta: Ppm.
diingat Prayogo, A., & Sutapa, I. N. (2015). Upaya
 membuat garis tanda pemisah seperti cat Peningkatan Kinerja Departemen
atau lakban warna sebagai tempat Warehouse Di Pt. X. Jurnal Titra, Vol.3,
pemisah peletakan barang dan jalan, dan No. 2, Juli 2015, Pp. 241-246 , 241.
diberi label atau visual sebagai ciri khas Wiratmani, E. (2013). Analisis Implementasi
Usulan perbaikan untuk seiso Metode 5s Untuk Pemeliharaan Stasiun
 Menambahkan tempat sampah Kerja Proses Silk Printing Di Pt. Mandom
Indonesia Tbk. Wiratmani - Analisa
 Dilakukannya pembersihan barang-
Implementasi Metode 5s Issn: 1979-276x
barang yang tidak diperlukan dengan
, 298-308.
membuang pada tempat sampah atau
tempat khusus barang yg tidak terpakai

Usulan perbaikan untuk seiketsu


 Memberi APAR dan P3K di gudang
 Di terapkanlarangan merokok di area
gudang
Usulan perbaikan Shitsuke
 Memberi slogan dan symbol tentang
karakteristik bahan pada dinding gudang

60

Anda mungkin juga menyukai