Anda di halaman 1dari 16

SISTEM INFORMASI KESEHATAN

Oleh :

Mohammad Rizal Fahmi (1440119039)

Nur Faza Naila Muna (1440119048)

Putri Tara Diva (1440119049)

Stevi Mariana (1440119060)

Windi Widiya Agustin (1440119067)

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA


PRODI DIII KEPERAWATAN
KRIKILAN – GLENMORE - BANYUWANGI
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul“SISTEM INFORMASI KESEHATAN”.
Ucapan terima kasih yang tidak terhingga kepada pembimbing kami yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya serta mencurahkan ilmu untuk kami.Dan kami tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua juga semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini.Namun kami
sebagai manusia pasti memiliki banyak kelemahan dan kekurangan sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran agar makalah ini bisa lebih baik lagi dan bisa bermanfaat bagi
semua orang.

Krikilan, 14 September 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB 1..............................................................................................................................................4

A. Latar belakang......................................................................................................................4

B. Tujuan...................................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................6

A. Pengertian SIK......................................................................................................................6

B. Tujuan SIK............................................................................................................................7

C. Peran Manajemen SIK..........................................................................................................7

D. Formasi SIK..........................................................................................................................9

E. Substansi SIK......................................................................................................................11

F. Mekanisme dan Prosedur dari SIK.....................................................................................12

BAB III..........................................................................................................................................15

A. Kesimpulan.........................................................................................................................15

B. Saran...................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang cepat dan
efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Perkembangan teknologi yang semakin pesat
saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi sistem yang terkomputerisasi.
Demikian juga halnya pembayaran pasien pada suatu Rumah Sakit. Rumah sakit sebagai
salah satu institusi pelayanan umum di bidang kesehatan membutuhkan keberadaan suatu
sistem informasi yang akurat, handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan
pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Sistem informasi
rumah sakit digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan data pada rumah sakit.
Sistem ini seharusnya sudah menggunakan metode komputerisasi. Karena dengan
penggunakan metode komputerisasi, proses penginputan data, proses pengambilan data
maupun proses pengupdate-an data menjadi sangat mudah, cepat dan akurat.
Internet merupakan jaringan komputer yang dapat menghubungkan perusahaan dengan
domain publik, seperti individu, komunitas, institusi, dan organisasi. Jalur ini merupakan
jalur termurah yang dapat digunakan institusi untuk menjalin komunikasi efektif dengan
konsumen. Mulai dari tukar menukar data dan informasi sampai dengan transaksi
pembayaran dapat dilakukan dengan cepat dan murah melalui internet.
Kecepatan evolusi teknologi informasi dalam memanfaatkan internet untuk
mengembangkan jaringan dalam manajemen database sangat ditentukan oleh kesiapan
manajemen dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun evolusi tersebut bukan
pula berarti bahwa institusi yang bersangkutan harus secara sekuensial mengikuti tahap demi
tahap yang ada, namun bagi mereka yang ingin menerapkan manajemen database dengan
“aman” dan “terkendali”, alur pengembangan aplikasi secara bertahap merupakan pilihan
yang baik

4
B. Tujuan
1. Agar mahasiswa memahami pengertian SIK
2. Agar mahasiswa memahamiTujuan SIK
3. Agar mahasiswa memahami peran manajemen SIK
4. Agar mahasiswa memahami Formasi SIK
5. Agar mahasiswa memahami substansi SIK
6. Agar mahasiswa memahami formasi dan prosedur SIK

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian SIK

Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan prosedur yang


digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari pengumpulan data sampai pemberian
umpan balik informasi) untuk mendukung pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan,
pelaksanaan dan pemantauan kinerja sistem kesehatan.
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan informasi diseluruh
seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan
kepada masyarakat.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK)  adalah integrasi antara perangkat, prosedur  dan
kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus informasi secara sistematis untuk
mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem pengelolaan data
dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi
untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan
sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi proses
pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah sakit kecil
sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat
yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana
dengan baik.

6
B. Tujuan SIK

Upaya pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan ditujukan ke arah


terbentuknya suatu sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya guna, yang
mampu memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk yang sesuai dengan
kebutuhan untuk :
1. Pengambilan keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam rangka perencanaan,
penggerakan pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian.
2. Mengatasi masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya
penanggulangannya.
3. Meningkatkan peran serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat
untuk menolong dirinya sendiri.
4. Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi
bidang kesehatan.

C. Peran Manajemen SIK


Dalam Peraturan Pemerintah 43 telah ditetapkan bahwa SIK Nasional dikelola oleh unit kerja
pada Kementerian. Unit kerja pada Kementerian Kesehatan yang berfungsi khusus di bidang
TIK adalah Pusdatin, yang berada langsung di bawah Menteri Kesehatan. Dengan demikian
semua peran penyelenggaraan kementerian terkait TIK berada dalam koordinasi Pusdatin,
mencakup antara lain :
1. Menjamin hak pasien atas informasi, integritas, dan kerahasiaan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Memperhatikan efektifitas biaya, efisiensi dan manfaat atas keterbatasan sumber daya
untuk kepentingan pengembangan potensi ke depan.
3. Eksploitasi terhadap struktur yang ada dengan pendekatan pengembangan secara
bertahap.
4. Pengembangan teknologi, standardisasi, dan integrasi.
5. Kolaborasi dan konsultasi dengan semua stakeholder terkait.

7
6. Kepemimpinan dan mekanisme tata kelola yang kuat.
7. Memastikan ketersediaan sumber daya manusia lokal yang terampil (SDM) untuk
menjamin keberlanjutan dari solusi e-Kesehatan.
8. Memastikan kesinambungan bisnis untuk menerapkan sistem e-Kesehatan.
9. Penetapan kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan kesehatan

10. Koordinasi lintas sektoral

11. Perencanaan strategis dan penulisan program kesehatan

12. Penganggaran dan alokai sumber daya finansal

13. Pengorganisasian sistmen, termasuk mekanisme rujukan

14. Pengembangan tenaga kesehatan, termasuk pendidikan berkelanjutan

15. Managemen sumber daya, mencakup keuangan, tenaga kesehatan, dan informasi

16. Manajemen dan distribusi peraltan, bahan dan obat

17. Surveilans penyakit

18. Penyehatan lingkungan

19. Pengawasan terhadap pelayanan-pelayanan kesehatan.

Peraturan pemerintah ini mengisyaratkan suatu tanggung jawab yang harus dicermati
secara holistik. Pemikiran ini memiliki kesamaan dengan anjuran maupun hasil studi yang
dilakukan oleh WHO4 tentang bagaimana memadukan kegiatan antara sektor kesehatan
dan non-kesehatan, publik dan swasta maupun masyarakat untuk kepentingan bersama. Hal
ini membutuhkan seperangkat sinergi kebijakan, yang sebagian berada di luar sektor
kesehatan maupun pemerintah, dan harus tetap didukung oleh struktur dan mekanisme
yang memungkinkan kolaborasi. Dengan cara ini akan terbangun legitimasi yang kuat
sebagai dasar bagi semua pemangku kepentingan terkait untuk berkolaborasi sesuai peran
baru mereka dalam berkontribusi untuk mencapai sasaran pembangunan kesehatan.

8
D. Formasi SIK
Secara umum domain sistemin formasi kesehatan dapat dikelompokkan menjadi dua
berdasarkan karakteristik intergrasi sistem informasi : (Prestanti, 2014)
1. Sistem informasi yang mempunyai derajar ingtegritasi internal yang tinggi :
a. Sistem informasi rekam medis elektronik
Sistem informasi rekam medis elektronik atau disebut dengan virtual patient
record/elektronik medical record ini digunakan untuk mengelola informasi rekam
medis pasien, sehingga memudahkan dalam menelusur-balik informasi, termasuk
sejarah penyait dan tindakan medis yang pernah diterima, dan menggunakannnya
untuk mengambil tindakan medis yang tepat.Secara umum, sistem ini dapat
didefinisikan sebagai informasi kesehatan individu yang disimpan dalam bentuk
digital yang mempunyai sebuah penanda untuk setiap individu.
b. Sistem informasi manajemen dokumen
Jika sistem informasi RM elektronik digunakan untuk mengelola informasi pasien, sistem
informasi manajemen dokumen (disebut juga enterprise/eletronik conten
managemen/document managemen system) digunakan untuk mengelola dokumen secara
umum untuk mendukung management dalam perencanaan , pengendalian, pengambilan
keputusan. Termasuk dalam sistem informasi ini ada pengarsipan dokumen secara digital,
workflow, pemrosesan formulir elektronik dan penyimpanan dalam kapasitas besar
(9mass storage)
c. Sistem informasi farmasi
Sistem ini digynakan di instalasi farmasi untuk mengelola pemesanan, persediaan, dan
distribusi obat-obatan dan sediaan medis lainnya. Sistem ini dapat dihubungkan dengan
sistem informasi lain di rumah sakit, seperti sistem informasi rekam medis, sistem
informasi kinis, dan sistem informasi keuangan.
d. Sistem informasi geografis
Secara umum sistem ini menggabungkan gambar dan informasi, contohnya penggunaan
SIG adalah untuk memonitor perkembangan sebuah penyakit yang memerlukan
penanganan khusus dan cepat, seperti flu atau demam berdarah.

9
e. Sistem pendukung pengambilan keputusan kesehatan
Secara umun sistem pendukung pengambilan keputusan adalah bentuk khusus sistem
informasi yang di dalamnhya terdapat mesin inferen yang memungkinkan pengguna
mendapatkan masukan dari sistem setelah mengelola informasi atau pengetahuan awal
yang dimiliki oleh sistem.Sistem ini dalam bidang kesehatan bersifat individual dan
kelompok. Salah satu contoh sistem ini adalah sistem untuk mendiagnisa suatu penyakit
dengan cara mengenali gejal-gejala yang ada.
f. Sistem informasi eksekutif
Sistem ini merupakan jenis khusus sistem informasi dengan pengguna khusus, para
eksekutif atau managemen puncak.
g. Data warehouse dan datamining
Data warehouse (gudang data) dan datamaining (penambangan data) adalah dua konsep,
metode dan teknologi yang saling terkait. Yang pertama dapat didefinisikan sebagai
“pembuatan ruang penyimpanan data besar yang digunakan untuk pengambilan
keputusan straegi”. Data detamaining adalah proses ekstraksi data dalam jumlah besar
dengan metode tertentu untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk
pengambilan keputusan. Secara umum datamaining dikembangkan untuk
mengidentifikasi pola tersembunyi yang menggambarkan keterkaitan antar data.
2. Sistem informasi yang mempunyai derajat integritas eksternal yang tinggi
a.Sistem informasi kesehatan publik
Cakupan sistem informasi kesehatan publik melintasi batas lembaga.
b.Internet, intranet, ekstranet
Internet adalah jaringan kompiter yang tersebar diseluruh dunia yang berkomunikasi
dengan protokol TCP/IP.Sedangkan intranet adalah jaringan komputer yang tidak
dapat diakses oleh pengguna diluar cakupan intranet yang biasanya dibatasi dalam
sebuah gedung atau lembaga. Internet, intranet, dan ekstranet akan sangat membantu
dalam membangun sistem informasi kesehatan yang ditujukan unutk bisa diakses oleh
banyak pengguna. Khusus untuk internet dan ekstranet sangat bermanfaat untuksistem
informasi yang digunakan oleh pengguna yang tersebar secara geografis.
c.Telemedicine

10
Secara umum telemedicine adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
yang digabungkan dengan kepakaran medis untuk memberikan layanan kesehatan
mulai dri konsultasi, diagnosa, dan tindakan medis tanpa terbatas ruang atau
dilaksanakan jarak jauh.
Sistem ini mwmbutuhkan teknologi komunikasi yang memungkinkan transfer data
berupa video, suara, dan gambar secara interaktif yang sering dilakukan secara
realtime yang dapat diintegritaskan dalam teknologi pendukung video-conference.
Informasi kesehatan dapat dibagi menjadi lima domain yang berbeda, yaitu:
1) Penentu kesehatan, yang meliputi faktor risiko, perilaku, keturunan, lingkungan,
sosial ekonomi da demografi.
2) Input sistem kesehatan, yang meliputi informasi, kemampuan pelayanan dan
kualitas.
3) Output sistem kesehatan, meliputi informasi, kemampuan pelayanan dan kualitas.
4) Hasil sistem kesehatan, meliputi pemanfaatan pelayanan.
5) Status kesehatan meliputi angka kematian, kesakita atau ketidakmampuan dan
kesejahteraan.
E. Substansi SIK
Pemerintah menggunakan system informasi kesehatan berlandaskan kepada keterbukaan
yang bertujuan untuk keakuratan dan mendukung operasi dalam informasi maupun tindakan
lainnya dalam kesehatan.Dengan adanya keterbukaan, diharapkan mampu mempermudah
dalam pengakuratan data yang dikumpulkan dengan banyaknya partisipan yang mengkoreksi
data tersebut. (Kusnadi, 2014)
Berhubungan dengan Sistem informasi kesehatan, kesehatan itu sendiri merupakan
sebuah substansi yang mempelajarai tingkat individu sampai tingkat ekosistem. Seta
perbaikan fungsi setiap unit dalam system hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub
sampai dengan system. Sedangkan system informasi kesehatan itu sendiri:
1. Sarana sebagai penunjang pelayanan ilmu kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
2. Dukungan informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang
3. Bukan hanya data namun juga semua informasi yang lengkap, tepat, akurat dan cepat
yang dapat disajikan dengan adanya system informasi kesehatan.

11
Dengan sistem informasi kesehatan, maka tindakan kesehatan dapat dilakukan dengan
tepat, akurat dan cepat. Selain itu manfaat yang penting dari SIK ini akan lebih hemat (nilai
ekonomis) terhadap anggaran, sebagaimana telah dilakukan oleh orang-orang barat yang
lebih dahulu menggunakan system ini.
SIK ini dinilai sangat berperan penting sekali untuk proses perkembangan atau pelayanan
kesehatan kedepannya. Akan tetapi pada kenyataannya pemikiran positif ini hanya berlaku
bagi beberapa kalangan yang resfek saja, beberapa kalangan justru menganggap ini sebagai
sebuah hal yang sangat mengganggu.Beberapa tenaga kesehatan memandang dengan adanya
hal ini berarti mereka juga harus melakukan pembelajaran kembali khususnya dibidang SIK
ini. Selain itujuga, SDM tenaga kesehatan sekarang ini sangat sedikit yang menguasa
dibidang TI sehingga akan sangant mempengaruhi dalam proses penggunannya. Bukan
hanya itu, infestasi yang dilakukan untuk menerapkan sistem ini juga terbilang tinggi di
awalnya sehingga memerlukan biaya yang lebih. (Kusnadi, 2014)

F. Mekanisme dan Prosedur dari SIK


Pengguna sistem informasi terlibat dalam 3 tahap yaitu pemasukan data, pemrosesan dan
pengeluaran informan.Tahap pemasukan data menggunakan formulir data atau lembar data
yang bisa jadi belum memiliki arti. Sistem kemudian akan mengolah data ini menjadi
informasi yang lebih berarti. (Hidayah, 2015)
Para pengguna akan memanfaatkan sistem untuk berbagai kebutuhan. Dalam pelayanan
kesehatan, para pengguna ini bisa meliputi memberi pelayanan (provider) kesehatan, manajer
data kesehatan, teknisi, petugas register kanker, uni keskretariatan, manajer kasus, dan unit
lain yang ikut memasukan data kedalam rekam kesehatan pasien. Karena sistem informasi
harus bisa memenuhi berbagai kebutuhan ini, makan para pengguna seharusnya ikut terlibat
dalam perencanaan sistem tersebut.
Sistem informasi berikutnya dilakukan kegiatan proses. Proses yang dimaksud disini
adalah kebijakan dan prosedur yang harus di ikuti dan dilaksanakan oleh para pengguna
sistem. Kebijakan dan prosedur ini bisa berupa hal yang formal maupun informal.
Pembicaraan mengenai sistem informasi kesehatan sering kali dikaitkan dengan kegiatan
pengumpulan data penyakit maupun keluaran (output) pelayanan kesehatan. Namun,
Sauerborn dan Lippeveld (2000) menyarankan menggunakan pendekatan yang dilakukan

12
oleh sektor industri untuk memahami sistem informasi kesehatan.Di jajaran kesehatan
terdapat bebagai macam sistem informasi yang selama ini belum terintegrasi dengan baik
dalam suatu Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Oleh karena itu, maka strategi
pertama yang perlu dilakukan dalam rangka pengembangan SIKNAS adalah pengintegrasian
sistem informasi tersebut.Terhadap sistem informasi lainnya, pengintegrasian lebih berupa
pengembangan pembagian tugas, tanggung jawab dan otoritas serta mekanisme saling-
hubung. Pembagian tugas dan tanggung jawab akan memungkinkan data yang dikumpulkan
memiliki kualitas dan validitas yang baik. Otoritas akan menyebabkan tidak adanya duplikasi
dalam pengumpulan data, sehingga tidak akan terdapat informasi yang berbeda beda
mengenai suatu hal. Mekanisme-saling hubung, khususnya dengan Pusat Data dan Informasi
Departemen Kesehatan akan menjamin dapat dilakukannya pengolahan data dan analisis data
secara komperhensif.
Dengan integrasi ini diharapkan semua sistem informasi yang ada akan bekerja secara
terpadu dan sinergis membentuk suatu SIKNAS. Yang dimaksud dengan Sistem Informasi
Kesehatan Daerah (SIKDA) mencakup SIK yang dikembangkan di unit – unit pelayanan
kesehtan (khususnya Puskesmas dan rumah sakit), SIK kabupaten/kota, dan SIK provinsi.
(Hidayah, 2015)
SIK di Puskesmas memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan- kegiatan:
1. Mencatat dan mengumpulkan data, baik kegiatan dalam gedung maupun luar gedung,
2. Megolah data,
3. Membuat laporan berkala ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
4. Memelihara bank data,
5. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan manajemen
unit Puskesmas, serta;
6. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak pihak yang
berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah kerjanya.
SIK di rumah sakit memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan:
1. Memantau indikator kegiatan kegiatan penting rumah sakit dalam (penerimaan pasien,
lama rawat, pemakaian tempat tidur, mortalitas, waktu tunggu, dll.),
2. Memantau kondisi finansial rumah sakit (cost recovery)
3. Memantau pelaksanaan sistem rujukan,

13
4. Mengolah data,
5. Mengirim laporan berkala ke Dinas Kesehatan/Pemerintah Daerah setermpat,
6. Memelihara bank data,
7. Mengupayakan penggunaan data dan informasi untuk manajemen pasien dan manajemen
unit rumah sakit, serta
8. Memberikan pelayanan data dan informasi kepada masyarakat dan pihak pihak yang
berkepentingan lainnya (stakeholders) di wilayah kerjanya. (Hidayah, 2015)

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem informasi kesehatan ditingkat pusat merupakan bagian dan sistem ksehatan
nasional, ditingkat provinsi merupakan bagian dari sistem kesehatan provinsi, dan ditingkat
kabupaten/kota merupakan bagian dari sistem kesehatan kabupaten/kota. SIKNAS dibangun
dari himpunan atau jaringa sistem-sistem informasi kesehatan provinsi dan sistem informasi
kesehatan provinsi dibangun dari himpunan atau jaringan sistem-sistem informasi kesehatan
kabupaten/kota. Di setiap tingkat, sistem informasi kesehatan juga merupakan jaringan yang
memiliki pusat jaringan dan anggota-anggota jaringan. Pengembangan jaringan komputer
sistem informasi kesehatan nasional (SIKNAS) online ini telah ditetakan melalui keputusan
menteri kesehatan (KEPMENKES) No.837 tahun 2007.

B. Saran

Penulis sangat berharap adanya berbagai kalangan terutama yang memiliki keahlian
dalam hal pendokumentasian tentang SIK untuk memberikan saran dan kritik agar kiranya
memperluas pengetahuan kami. Apabila para pembaca masih kesulitan dalam memahami materi
ini dapat ditanyakan kepada ahlinya atau mencari referensi lain, karena penulis membuat
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Kami mengharap kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

15
DAFTAR PUSTAKA

PP nomor 46 tahun 2016 tentang sistem informasi kesehatan

Roadmap sistem informasi kesehatan tahun 2011-2014

Kusuma dewi.sri. 2009. Informasi kesehatan.graha ilmu. Yogyakarta

Kemenkes RI. 2009. UU Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

Kepmenkes RI. 2002. keputusan menteri kesehatan RI nomor 511 tahun 2002 tentang kebijakan
dan strategi pengembangan sistem informasi kesehatan nasional (SIKNAS)

16

Anda mungkin juga menyukai