TAHUN 2020
BAB I
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar
Konsep Dasar Keprawatan Anak
1. Atraumatic Care
a. Pengertian Atraumatic Care
yaitu:
1
2) Meningkatkan kemampuan orang tua dalam mengontrol
kesehatan.
psikologis)
anak.)
menimbulkan gangguann
2
a. Family Center Care (FCC)
penymbuhan.
3
Selain itu Family Center Care juga bertujuan umtuk
fleksibel.
4
a) Kehormatan dan Martabat
keprawatan.
b) Berbagi informasi
c) Partisipasi
d) Kolaborasi
dkk, 2018).
2.2 Konsep Dasar Pertumbuhan dan Perkembangan Pada Anak umur 13-18
tahun
5
a. Prtumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif,
dan otak. Sebagai contoh, hsil dri pertumbuhann otak adalah anak
bntuk ukran bdan, prubahan otot, tlang, kulit, raambut dan kelenjar.
(learning).
6
brbicara, brmain dan brhitung. Prkembangan emsional dapt dilihatt
2018).
atau tidk ptensi yng sdah adaa dalm dri mnusia trsebut ssuai dngan
yaitu:
kandungan)
hmil, fktor mkanis, tksin atau zat kmia, endkrin, rdiasi, infksi,
7
2) Lingkungan Postnatal (lingkungan setelah melahirkan)
rdiasi.
tman sbaya, strss, seklah, cintaa ksih, dan iteraksi ank dngan
orng tuaa.
Anak yng lhir dan dbesarkan dlam lngkungan sttus ssial yng
4) Faktor Nutrisi
8
mneral, vtamin, danair. Apbila kbutuhan trsebut tdak dipenuhi
5) Faktor Kesehatan
dan lingkungan.
9
Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam kurang
di masa pubertas.
sebagai berikut
10
kearah yang lebih kompleks. Perkembangan merupakan hal
(3-6 tahun).
11
prses dentifikasi danmembedakan aagama sbagai dktrin
bagipara penganutnya.
2. 3. 1 Pengertian
2. 3. 2 Anatomi Fisiologi
a. Pembuluh Darah
12
Gambar 2.3 Anatomi Pembuluh Darah (Pearce 2006)
1. Arteri
vasavasorum.
2. Vena
13
Vna (pmbuluh darah balik) mrupakan pmbuluh d4arah yng
3. Kapiler
b. Darah
14
Gambar 2.4 Anatomi Darah (Syaifudin 2011)
keseluruh tbuh.
15
pelepasannya dalam upaya homeostasis suhu (termoregulasi).
1. Sel-sel darah :
a. Eritrosiit
16
menglah bilirubin yang tiba-tiba banyak jumlahnya.
b. Leukosit
17
c. Trombosit
18
darah.
2. Plasma
• Air : 91-92%
retikuloendotelial).
Immunoglobulin merupakan
bentuk globulin.
o Fibrinogen o Protrombin.
19
a) Memprtahankan tekanan osmotik plasma
yang
jaringan.
dalam
pembekuan darah.
2.3.3 Etiologi
disebabkan oleh :
a. Virus Dengue.
empat tipe yaitu virs dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus
yang bersal dari sel – sel mamalia misalnya sel BHK (Babby
20
Albopictuus.
b. Vektor.
1) Demam.
2) Perdarahan.
dan 3 dari demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat
21
perdarahan intradermak / submukosa ) purpura ( perdarahan di
hebat.
3) Anoreksia
4) Mual muntah
6) Nyeri kepala
meskipun pada anak yang kurng gizi hati juga sudah. Bila terjadi
kulit lembab, dingin pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki srta
22
2.3.5 Klasifikasi
• Derajat I
perdarahan(ujitourniquiet positif).
• Derajat II
perdarhan lain.
• Derajat III
• Derajat IV
Rnjatan berat dengan nadi tak terba dan tekanan darah yang tidak
dapat diukur
a. Patofisiologi
23
mengakibatkan terjadinya penngkatan permeabilitas dinding
plasma dapat meniurun hingga 30%. Hal ini lah yang dapat
24
PATHWAY DHF ( Sumber : Huda dan Kusuma 2015 )
25
2.3.7 Pemeriksaan Penunjang
a) Darah
• Trombosit menurun
• Hb Meningkat lebih 20 %
• Ht Meningkat Lebih 20 %
• Na dan Cl rendah
b) Rontgen thorax
a. Keperawatan
26
permintaan dokter setiap 4 jam. Perhatikan apakah pasien
kencing / tidak.
lambung.
27
konvulsan. Untuk membantu penurunan suhu dan mencegah
Kontrol TD dan nadi harus lebih sering dan dicatat secara baik
b.Medis
28
suportif
pasien dehidrasi dan harus. Pada pasien ini perlu diberi banyak
teh manis, sirup, susu, dan bila mau lebih baik oralit. Cara
29
(hipotensi, penurunan tekanan nadi), sedangkan turunnya
setiap hari mlai hari ke-3 sakit sampai demam telah turun 1
30
perdarahan gastrointestinal berat dapat diduga apabila nilai
pemberian darah.
2.3.9 Komplikasi
a. Gagal ginjal.
b. Efusi pleura.
c. Hepatomegali.
d. Gagal jantung
2.4.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
orang tua.
2. Keluhan Utama
31
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai
panas terjadi antara hari ke-3 sampai ke-7, dan anak semakin
otot dan persendian, nyeri ulu hati dan pergerakan bola mata terasa
Penyakit apa saja yang pernah diderita pada DHF, anak bisa
6. Riwayat imunisasi
kurang.
8. Kondisi lingkungan
32
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan
baju di kamar).
9. Pola kebiasaan
terjadi hematuria.
f. Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya
umum:
33
1) Grade I : kesadaran composmentis, keadaan umum lemah,
nadi lemah, kecil dan tidak teratur, serta tensi menurun. Grade
(diatas 37,5oC)
7) Mulut
hyperemia pharing.
34
8) Leher : Kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid tidak
mengalami pembesaran
9) Dada / thorak
10) Abdomen
bawah (Soedarmo,2008).
35
12) Genitalia Biasanya tidak ada masalah
13) Ekstremitas
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang. Pada
kuku sianosis/tida
rendah.
• SGOT / SGPT mungkin meningkat.
kering
36
d. Resiko Perdarahan berhubungan dengan gangguaan koagulasi
37
2.4.3 INTERVENSI ( RENCANA KEPERAWATAN )
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan
NO SDKI,2017 TUJUAN SIKI, 2017
1. Hipovolemia berhubungan dengan Setelah dilakukan Manajemen hipovolemia
kehilangan cairan aktif ditandai tindakan Observasi :
dengan mukosa bibir kering keperawatan 1 x 24 jam diharapkan Periksa tanda dan gejala
hipovolemia terpenuhi. Kriteria hipovolemik ( tekanan darah
Hasil : menurun, membrane mukosa
Status Cairan kering, hematocrit meningkat )
• Turgor kulit - Monitor intake
• Perasaan lemah dan output cairan Terapeutik :
• Keluhan haus - Hitung
• Tekanan darah kebutuhan cairan
• Intake cairan membaik - Berikan
• Suhu tubuh posisi
modified
trendelenburg
- Berikan asupan
cairan oral
Edukasi :
- Anjurkan
memperbanyak asupan
cairan oral
- Anjurkan
menghindari perubahan posisi
38
mendadak Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian cairan IV
39
balans cairan 24 jam
- Berikan asupan
cairan,
sesuai
kebutuhan
- Berikan cairan
intravena, jika
perlu
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
diuretik,
jika perlu
40
2. Defisit Nutrisi berhubungan Setelah dilakuan Manajemen nutrisi
dengan psikologis (keengganan tindakan Observasi :
untuk makan) makanan ditandai keperawatan 1 x 24 jam diharapkan - Identifikasi status nutrisi
dengan berat badan menurun ketidakseimbangan nutrisi kurang - Identifikasi alergi dan intoleransi
dari kebutuhan tubuh terpenuhi. makanan
Kriteria Hasil : - Identifikasi makanan yang disukai
Status Nutrisi - Identifikasi kebutuhan kalori dan
• Porsi makanan yang dihabiskan jenis nutrient
sedang - Identifikasi perlunya penggunaan
• Frekuensi makan selang nasogastric
• Nafsu makan cukup membaik - Monitor asupan makanan
• Mermban mukosa sedang - Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaan
laboratorium Terapeutik :
- Lakukan oral hygiene, jika perlu
- Fasilitasi menentukan pedoman
dier ( mis. Piramida makanan )
41
- Sajikan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
- Berikan makanan tinggi serat untuk
menjegah konstipasi
- Berikan makanan tinggi kalori dan
tinggi protein
- Berikan suplemen makanan, jika
perlu
- Hentikan pemberian makan melalui
selang nasogatrik jika asupan oral
dapat ditoleransi
- Berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi Edukasi :
- Anjurkan posisi
duduk
jika mampu
- Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan ( mis. Pereda
nyeri, antiemetic ), jika perlu
- kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
42
Pemantauan nutrisi Observasi
:
- Identifikasi factor
yang
mempengaruhi asupan gizi ( mis.
Pengetahuan, ketersediaan
makanan,
agama/kepercayaan, budaya,
mengunyah tidak adekuat,
gangguan menelan, penggunaan
obat-obatan atau pascaoperasi )
- Identikasi perubahan berat badan
- Identifikasi kelainan pada kulit
- Identintifikasi kelainan eliminas
( mis. Kering, tipis, kasar, dan
mudah patah )
- Identifikasi pola makan ( mis.
Kesukaan/ketidaksukaan makanan,
konsumsi makanan cepat saji,
makan terburu-buru )
- Identifikasi kelainan pada kuku
( mis. Diare, darah, lender, dan
eliminasi yang tidak teratur )
- Identifikasi kemampuan menelan (
mis. Fungsi motoric wajah, reflex
43
menelan, dan reflex gag )
44
- Jelaskan tujuan
prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu
3. Defisit Pengetahuan berhubungan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan Observasi
dengan gangguan fungsi kognitif tindakan :
ditandai dengan kurang informasi keperawatan 1 x 24 jam diharapkan - Identifikasi kesiapan dan
deficit pengetahuan meningkat. kemampuan menerima informasi
Kriteria Hasil : - Identifikasi faktor-faktor
Tingkat Pengetahuan yang dapay
• Kemampuan menjelaskan meningkatkan
pengetahuan tentang suatu dan menurunkan
topik meningkat motivasi
• Pertanyaan tentang masal;ah perilaku hidup
yang dihadapi meningkat bersih dan sehat Terapeutik :
- Sediakan materi dan media
pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan
untuk bertanya
Edukasi :
- Jelaskan factor risiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
45
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
46
decubitus
- Hindari pengukuran suhu rektal
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan
gejala perdarahan
- Anjurkan menggunakan kaus kaki
saat ambulasi
- Anjurkan meningkatkan asupan
untuk menghindari konstipasi
- Anjurkan menghindari aspirin atau
antikoagulan
- Anjurkan meningkatkan asupan
makanan dan vitamin K
- Anjurkan segera melapor jika
terjadi perdarahan Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika perlu
- Kolaborasi pemberian
produk
darah, jika perlu
- Kolaborasi pemberian
pelunak
tinja
47
proses infeksi virus dengue tindakan - Identifikasi penyebab hipertemia
keperawatan 1 x 24 jam diharapkan ( mis. Dehidrasi, terpapar
hipertermi membaik. lingkungan panas, penggunaan
Kriteria Hasil : incubator )
- Monitor suhu tubuh
Termoregulasi - Monitor kadar elektrolit
• Menggigil - Monitor haluan urine
• Kulit merah - Monitor komplikasi akibat
• Kejang hipertermia Terapeutik :
• Pucat - Sediakan lingkungan yang dingin
• Suhu tubuh - Longgarkan atau lepaskan pakaian
• Tekanan darah - Basahi dan kipasi permukaan
tubuh
- Berikan cairan oral
- Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika mengalami
hyperhidrosis ( keringat berlebihan
)
- Lakukan pendinginan eksternal
( mis. Seliput hipotermia atau
kompres dingin di dahi, leher,
dada, abdomen, aksila )
- Hindari pemberian antipiretik atau
aspirin
- Berikan oksigen jika perlu
48
Edukasi :
- Anjurkan tiring baring Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
cairan
elektrolit intravena, jika perlu
6. Intoleransi aktivitas berhubungan Setelah dilakukan Manajemen energi Observasi :
dengan kelemahan fisik tindakan - Identifikasi gangguan fungsi tubuh
keperawatan 1 x 24 jam diharapkan yang mengakibatkan kelelahan
intoleransi aktivitas meningkat. - Monitor kelelahan fisik
Kriteria Hasil dan emosional
Toleransi aktivitas - Monitor pola dan jam tidur
• Frekuensi nadi - Monitor lokasi dan
• Kemudahan dalam ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas melakukan aktivitas Terapeutik
seharihari :
- Sediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus ( mis. Cahaya,
suara, kunjungan )
- Lakukan latihan rentang gerak
pasif atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempay
49
tidur, jika tidak dapat berpindah
atau berjalan Edukasi
:
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawatb
jika tanda dan gejala kelelahan
tidak berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk
mengurangi kelelahan Kolaborasi :
- Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara meningkatkan asupan
makanan
50
2.4.4 Implementasi Keperawatan
2.4.5 Evaluasi
jenis yaitu :
51
3.3 INTERVENSI ( RENCANA KEPERAWATAN )
Tabel 3.6 Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Hipovolemia berhubungan dengan Setelah dilakukan Manajemen hipovolemia
Peningkatan permeabilitas kapiler tindakan Observasi :
ditandai dengan mukosa bibir
kering keperawatan 3 x 24 jam diharapkan - Periksa tanda dan gejala hipovolemik
hipovolemia membaik. ( tekanan darah menurun, membrane
Kriteria Hasil : mukosa
Status Cairan kering, hematocrit meningkat )
• Turgor kulit - Monitor intake dan output cairan
• Perasaan lemah Terapeutik :
• Intake cairan membaik - Berikan asupan cairan oral Edukasi :
• Suhu tubuh - Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis ( misalnya : RL )
Pemantauan cairan Observasi
:
- Monitor berat
badan
- Monitor hasil
pemeriksaan laboratorium
Terapeutik :
- Berikan cairan
intravena Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian diuretik
2. Defisit Nutrisi Setelah dilakuan tindakan Manajemen nutrisi Observasi
keperawatan 3 x 24 jam diharapkan :
berhubungan dengan psikologis ketidakseimbangan nutrisi kurang - Identifikasi alergi
dari kebutuhan tubuh terpenuhi. - Identifikasi
(keengganan untuk makan) ditandai
dengan berat badan menurun Kriteria Hasil : makanan yang disukai Terapeutik :
Status Nutrisi - Berikan
• Porsi makanan yang dihabiskan makanan tinggi
sedang serat untuk
• Frekuensi makan mencegah konstipasi Edukasi :
- Anjurkan posisi
duduk jika
mampu
3.4
prosedur pemantauan (ibu
tujuan pemantauan nutrisi agar
nutrisi
klien
terpenuhi)
Adriana, D. 2013. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika
Aini. Kasiati. Rahayu. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Balita Yang dirawat Inap
Di
Ambarwati, Fitri Respati dan Nita Nasution. 2012. Buku Pintar Asuhan
Medika.
Kemenkes RI. 2011. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta:
https//id.scribe.com
MediAction.
61
Potter & Perry. 2009. Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta : Salemba
Medika
Potter, P.A, Perry, A.G, 2015 Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep
https//repository.unei.ac.id
Sagung Seto
122.
Suriadi, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak Edisi 2. Jakarta: CV Agung
Seto.
Susilaningrum, R. 2013. Asuhan Keperawatan Bayi dan anak untuk Perawat dan
Supartini, 2000. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak, EGC, Jakarta
62
63