Anda di halaman 1dari 24

TUGAS RESUME MODUL 4,5,6

PENDIDIKAN PKN DI SD

NAMA : JEREMIA TARIGAN

NIM : 856041312

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2020
MODUL 4

KONSEP SERTA PRINSIP KEPRIBADIAN NASIONAL, SEMANGAT


KEBANGSAAN, CINTA TANAH AIR DAN BELA NEGARA

KEGIATAN BELAJAR 1 

Konsep Dan Prinsip Kepribadian Nasional

A.  keanekaragaman bangsa Indonesia sebagai  kepribadian nasional

Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dapat dilihat dari dua sudut pandang
yaitu secara horizontal dan vertikal horizontal, yakni adanya perbedaan, tetapi tidak
menunjukkan tingkatan seperti berikut ini

1.  perbedaan fisik atau ras

2.  perbedaan suku bangsa

3.  perbedaan jenis kelamin

B. Latar Belakang Kemajemukan Bangsa Indonesia

Latar belakang historis, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan
(Cina Selatan). Perpindahan itu terjadi pada zaman es (Quartair), di mana saat itu 
daratan Kalimantan, Jawa, dan Sumatera bersatu dengan Asia, sedangkan daratan
Papua bersatu dengan Australia. Secara geografis, kondisi kepulauan di Indonesia
berbeda agama seperti perbedaan iklim, curah hujan, suhu, kelembaban udara, jenis
tanah, morfologi tata air, flora dan fauna nya.

  Secara sosiologis dan kultural dampak teknologi manusia yang berkembang


selama berabad-abad menghasilkan peradaban yang berbeda. 
C. Keanekaragaman Kebudayaan Yang Merupakan Unsur Kebangsaan Dan
Kepribadian Nasional

1. Kebudayaan daerah sebagai unsur kebudayaan nasional

Pasal 32 UUD 1945 menegaskan: “ Pemerintah memajukan kebudayaan


Nasional Indonesia”, artinya Kebudayaan Nasional tumbuh dari kebudayaan
daerah dan unsur-unsur kebudayaan asing yang dapat mengembangkan dan
memperkaya kebudayaan nasional. Perubahan kedua UUD 1945 pasal 28 I (3)
Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.

2.  Pengenalan keanekaragaman budaya di Indonesia

Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Budaya, yang berarti
akal. Jadi kebudayaan artinya semua hasil karya manusia yang berdasarkan cipta,
rasa, karsa dan karya. 

Ciri-ciri umum kebudayaan daerah di Indonesia, di antaranya berikut ini

1.  Kesenian,

2.  Bahasa,

3.  Sistem Kemasyarakatan,

4.  Pencaharian,

5.  Religi/ Kepercayaan,

6.  Peninggalan Sejarah

Arti dari kebudayaan nasional sebagai jati diri bangsa, bahwa kebudayaan
nasional merupakan alat penghubung antar daerah dan antar budaya alat lambang
identitas  nasional, lambang kebanggaan nasional pemersatu berbagai suku bangsa
dengan suku bangsa lain Bahasa Indonesia alat pemersatu bangsa Indonesia serta
ciri khas bangsa Indonesia. 

3. Suku-suku bangsa Indonesia


a. Di Pulau Sumatera terdapat suku Aceh, Batak, Minangkabau, lampung,
bengkulu.

b. Di Pulau Jawa ada suku Sunda, Jawa dan Madura

c. Di Kalimantan Suku Banjar  dan Dayak

d. Di Sulawesi terdapat Suku Bugis, Makassar, Toraja dan Manado

e. Di Nusa Tenggara  ada suku Bali ,Lombok, Sumbawa, Bima dan Timor

f. Di Irian ada suku  Domas  dan Suku Dani

g. Di Maluku ada suku Ambon, Ternate, Sangihe dan Halmahera

4. Membina dan melestarikan budaya daerah dan nasional

Mengembangkan kesadaran Membina dan melestarikan budaya daerah dan


nasional antara lain mempelajari kebudayaan dari berbagai daerah baik secara
formal maupun nonformal, menyaring kebudayaan yang datang dari berbagai

D. Bhinneka Tunggal Ika dan Integrasi Nasional

Konsep Bhineka Tunggal Ika lahir dilatarbelakangi oleh Keanekaragaman


suku bangsa Indonesia yang ingin bersatu dalam wadah Negara Kesatuan RI.

Untuk mewujudkan Kesatuan Nasional tersebut dikenal dengan istilah


integrasi nasional, yaitu suatu proses dan hasil kehidupan sosial yang dicapai melalui
beberapa tahap; akomodasi, kerja, koordinasi, dan asimilasi. integrasi sosial bisa
terwujud apabila berikut ini.

1. Bahasa nasional.

2. Pancasila sebagai dasar negara.

3. Kesadaran dan solidaritas kelompok.

4. Perundang-undangan yang bersifat nasional

E. Landasan Hukum Bhinneka Tunggal Ika

1.  Pancasila sila ke-3


2. Pembukaan UUD 1945 alinea kedua
3. batang tubuh UUD 1945
4. pembinaan kebudayaan

F. Misi Bangsa Indonesia di Era Global

Bangsa Indonesia di era global, antara lain sebagai berikut

1.  pengamalan Pancasila

2.  penegakan kedaulatan rakyat

3.  peningkatan pengalaman ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari

4.  menjamin kondisi aman, damai, tertib, dan ketentraman

5.  perwujudan sistem hukum nasional

6.  perwujudan kehidupan sosial budaya

7.  pemberdayaan masyarakat dan seluruh kekuatan ekonomi nasional

8.  perwujudan otonomi daerah

9.  perwujudan Kesejahteraan Rakyat

10.  perwujudan aparat negara

11. perwujudan sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan
bermutu

12.  perwujudan politik luar negeri yang berdaulat, bermanfaat, Beb bagi
kepentingan dalam menghadapi global

KEGIATAN BELAJAR 2

Konsep Dan Prinsip Semangat Kebangsaan

A. Pengertian dan unsur terbentuknya bangsa

Dalam istilah bahasa Indonesia nation berarti bangsa,Yang digunakan untuk


terjemahan (Race) dan Volk.Secara politis berbeda makna; nation adalah
bangsa.Masalah bangsa dalam arti antropologis, yakni  Berketurunan sama ( Yahudi,
Arab, Asia atau Melayu).Volk Adalah sekelompok orang yang secara sosiokultural
sama. 

Adapun unsur-unsur yang merupakan faktor-faktor penting bagi pembentukan bangsa


Indonesia, antara lain sebagai berikut ini.

1. Persamaan asal keturunan bangsa( etnik)

2. persamaan pola kebudayaan

3. Persamaan tempat tinggal

4.  persamaan nasib kesejarahannya

5. persamaan cita-cita

B. Menunjukkan Semangat Kebangsaan( Nasionalisme Dan Patriotisme)

Prinsip nasionalisme yang dikandung dalam Pancasila bukanlah nasionalisme


yang sempit dan berlebihan. kita Mencintai bangsa Indonesia, bukan berarti
mengagung-agungkan bangsa sendiri saja. kita tetap mencintai bangsa kita tetapi juga
menghargai bangsa-bangsa lain, mereka mempunyai hak hidup yang sama seperti
bangsa Indonesia, oleh sebab itu, kita harus saling menghargai antar bangsa di dunia
yang sangat luas ini, Indonesia merupakan bagian dari nya, demikian pula bangsa-
bangsa lain.

1. Bangsa Indonesia berpandangan

a. Monodualistik, yaitu suatu paham yang menganggap bahwa hakikat


sesuatu merupakan 2 unsur yang terikat menjadi suatu kebulatan.

b. Monopluralis, ya itu mengaku bahwa bangsa Indonesia terdiri dari


berbagai unsur yang beraneka ragam Walaupun demikian keseluruhan
unsur yang berbeda itu tetap merupakan satu kesatuan yang utuh, yaitu 
bagian dari bangsa Indonesia.

c.  integralistik, kebersamaan, ke kekeluargaan.

2. Bhinneka Tunggal Ika


Masyarakat Indonesia memeluk agama yang berbeda-beda sesuai
dengan keyakinan masing-masing. Agama yang disahkan di Indonesia oleh
pemerintah Adalah agama  Islam, Kristen, atau, Hindu, dan Buddha. 

Prinsip-prinsip nasionalisme sangat berhubungan dengan prinsip


wawasan nusantara yang mengandung makna sebagai berikut

a. Indonesia merupakan satu kesatuan politik. 

b. Indonesia merupakan satu kesatuan sosial budaya.

c. Indonesia merupakan satu kesatuan ekonomi.

d. Indonesia merupakan pertahanan. 

C. Paham Yang Bertentangan Dengan Nasionalisme

Suknisne, yaitu paham kecintaan yang berlebihan terhadap suku bangsa serta
berusaha memisahkan diri dari kehidupan suku-suku lain. Chauvinisme,Yaitu rasa
cinta tanah air yang berlebihan dengan mengagung-agungkan bangsa sendiri, dan
Merendahkan bangsa lain. Ekstremisme,Yaitu tindakan suatu golongan atau kelompok
yang berusaha menggulingkan pemerintah yang sah melalui cara-cara yang tidak
konstitusional.

Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang


diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa, Seperti berikut ini.

1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan Dan keselamatan bangsa dan


negara diatas kepentingan pribadi atau golongan. 

2.  menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.

3. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri.

4.  Mengakui persamaan derajat, Persamaan hak dan kewajiban antara sesama


manusia dan sesama bangsa.

5.  menumbuhkan Sikap saling mencintai sesama manusia.

6.  mengembangkan Sikap tenggang rasa.


7.  tidak semena-mena terhadap orang lain.

8.  Senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

9.  Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.

10.   Berani membela kebenaran dan keadilan.

11.  Merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat
manusia.

12. Menganggap pentingnya Sikap saling menghormati dan bekerjasama dengan


bangsa lain.

D. Patriotisme Sebagai Wujud Sikap Dan Perilaku Kebangsaan

Patriotisme diartikan sebagai pecinta/ Pembela tanah air, seorang pejuang


sejati; Pembela bangsa yang mempunyai semangat mad, sikap, dan perilaku cinta
tanah air,.

Patriotisme mengandung makna yang dalam bagi bangsa Indonesia, yaitu sebagai
berikut

1. Merupakan ciri khas kepribadian bangsa Indonesia yakni bangsa yang cinta
tanah air, bangsa dan negara.

2.  Merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia, sebagaimana tercermin dalam


nilai moral yang terkandung pada sila ke-3 Pancasila.

3. Merupakan alat pemersatu seluruh rakyat Indonesia dalam mewujudkan cita-


cita bangsa yang merdeka bersatu, berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan
Pancasila, dan salah satu faktor pendukung pembangunan.

Hubungan Patriotisme dengan cinta tanah air/ kebangsaan , antara lain sebagai berikut ini.

1.  Patriotisme mencerminkan dari rasa cinta tanah air, bangsa, dan negara.

2. Patriotisme melandasi semangat persatuan dan kesatuan.

3.  Patriotisme mendorong mengutamakan kepentingan,Keselamatan bangsa dan


negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.
4.  Patriotisme memotivasi munculnya semangat rela berkorban untuk
kepentingan umum, bangsa, dan negara.

5. Merupakan alat untuk mewujudkan rasa cinta tanah air dan bangsa

6.  Patriotisme merupakan bukti rasa bangga sebagai bangsa Indonesia dan


bertanah air Indonesia.

7.  Patriotisme mendorong tumbuhnya semangat pergaulan demi persatuan dan


Akesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

8. Patriotisme mendorong tumbuhnya kesetiakawanan sosial. 

E. Nilai-Nilai Semangat Kebangsaan

Nilai-nilai yang terdapat di dalam perjuangan bangsa Indonesia dapat


disimpulkan menjadi nilai persatuan, nilai kecintaan, nilai kebanggaan dan nilai
pengorbanan.

F. Kondisi Yang Diperlukan Untuk Sikap Terbuka Dalam Kehidupan


Berbangsa Dan Bernegara

1. Kondisi yang diperlukan untuk Sikap terbuka dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara

a. Terwujudnya nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa

b. Terwujudnya sila persatuan Indonesia

c. Terwujudnya penyelenggara negara

d. Terwujudnya demokrasi

e. Terselenggaranya otonomi daerah secara adil

f. Kepercayaan masyarakat kepada penyelenggara negara dan antar sesama


masyarakat
g. Peningkatan profesional dan pulihnya kembali Citra Tentara Nasional
Indonesia dan kepolisian negara Republik Indonesia dia

h. Terbentuknya sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas dan


mampu bekerja sama serta berdaya saing 

2. Arah kebijakan nasional yang transparan

a. Menjadikan nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa sebagai sumber etika
kehidupan berbangsa dan bernegara dalam rangka memperkuat akhlak dan
moral penyelenggara negara dan masyarakat

b.  menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara yang terbuka

c.  meningkatkan kerukunan sosial antara pemeluk agama Suku, dan kelompok-


kelompok masyarakat lainnya melalui dialog dan kerjasama

d.  menegakkan Supremasi hukum dan perundang-undangan secara konsisten dan


bertanggung jawab

e.  meningkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat

f. Memberdayakan masyarakat melalui perbaikan sistem politik yang demokratis

g.  mengatur   peralihan kekuasaan

h.  menata kehidupan  politik

i.  memberlakukan Kebijakan otonomi daerah

j.  meningkat  integritas, profesionalisme, dan tanggung jawab

k.   MengefektifkanTentara Nasional Indonesia sebagai alat negara yang berperan


dalam bidang pertahanan dan kepolisian negara Republik Indonesia sebagai alat
negara yang berperan dalam bidang keamanan serta mengembalikan jati diri
Tentara Nasional Indonesia dan kepolisian negara Republik Indonesia sebagai
bagian dari rakyat

l.  mengingatkan  kemampuan sumber daya manusia Indonesia 

KEGIATAN BELAJAR 3
Konsep Serta Prinsip Tanah Air dan Bela Negara

A. Konsep dan Prinsip Cinta Tanah Air


Sikap sadar dan bertanggung jawab atas nilai-nilai Pancasila adalah pencerminan
kepribadian warganegara yang setia kepada Dasar Negara Pancasila dan UUD 1945 serta
memili kecintaan terhadap tanah air dan bangsa.
1. Mengamalkan Nilai-nilai yang Berkaitan dengan Rasa Cinta Tanah Air
a. Cinta tanah air dan hubungan dengan sila-sila Pancasila
1. Pengertian Cinta Tanah Air
Cinta Tanah Air dan bangsa merupakan suatu sikap batin yabg
dilandasi oleh ketulusan dan keikhlasan yang diwujudkan dalam
perbuatan demi kekayaan tanah air dan kebahagian bangsa.
2. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa
Setiap warga Negara Indonesia wajib mempunyai rasa cinta terhadap
tanah airdan bangsanya
3. Nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Manusia menurut kodratnya lahir sebagai makhluk pribadi sekaligus
makhluk sosial. Disamping itu, kita juga menyadari bahwa manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, terdiri dari jasmani dan
rohani yang merupakan satu kesatuan (monodualisme).
4. Nilai Persatuan Indonesia
Unsur-unsur yang merupakan faktor penting bagi pembentukan
“Bangsa”.
1. Persamaan asal keturunan bangsa (etnik),
2. Persamaan pola kebudayaan,
3. Persamaan tempat tinggal,
4. Persamaaan nasib kesejarahan
5. Persamaan cita-cita
5. Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dala
Permusyawaratan/Perwakilan
Sila ke-4 ini memiliki nilai yang sangat tinggi untuk mewujudkan
kedaulatan rakyat dalam sistem demokrasi Pancasila
6. Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dengan memahami sila Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia, kita dapat menunjukkan rasa cinta tanah air melalui
perbuatan yang mencerminkan sikan dan suasana kekeluargaan dan
gotong royong.
b. Tinjauan beberapa aspek tuntunan tingkah laku
1. Aspek sosial
2. Aspek budaya dan adat istiadat
3. Aspek Hankamnas (Pertahanan Keamanan Nasional)
c. Pengamalan dan tingkah laku cinta tanah air dan bangsa
1. Di lingkungan keluarga
2. Di lingkungan sekolah
3. Di lingkungan masyarakat
4. Di lingkungan pekerjaan
d. Cara menanamkan tingkah laku cinta tanah air dan bangsa
1. Keteladanan
2. Pembinaan
2. Nilai Budi Pekerti Cinta Tanah Air
Cinta Tanah Air, dari makna yang terkandung didalamnya, semestinya bukanlah
sekedar selogan belaka. Ia merupakan ungkapan yang mencerminkan kecintaan
mendalam kepada tumpah darah, rakyat, bangsa, dan Negara.
B. Konsep dan Prinsip Bela Negara
Upaya untuk Usaha Pembelaan Negara Kesatuan RI
a. Kewajiban warga Negara dalam membela Negara
Warga Negara dalam upaya bela Negara diwujudkan dalam
keikutsertaannya pada segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan
Negara, keutuhan wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia, dan
keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa dan Negara.
Upaya bela Negara adalah sikap dan perilaku warganegara yang dijiwai
dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan Negara.
b. Peraturan perundang-undangan tentang wajib bela Negara
Pada masa orde baru dan reformasi, bentuk-bentuk ancaman yang dihadapi
berupa tantangan non-fiksi dan gejola sosial.
c. Tindakan yang mewujudkan upaya membela Negara
1. Contoh Tindakan Upaya Membela Negara
Keikutsertaan setiap warga Negara dalam upaya membela Negara
bukan hanya merupakan hak, tetapi juga kewajiban yang harus
dipenuhi.
2. Mewujudkan Kekuatan Pertahanan dan Keamanan
a. Perlawanan bersenjata
b. Perlawanan tidak bersenjata
c. Bagian pendukung perlawanan bersenjata dan tidak bersenjata.
3. Upaya Peningkatan Pertahanan dan Keamanan
Hak dan kewajiban warga negara dalam bela Negara diatur didalam
UUD 1945 pasal 30, ayat (1) dan (2).
d. Partisipasi dalam usaha pembelaan Negara dilingkungannya
1. Keluarga
2. Sekolah
3. Masyarakat dan negara
MODUL 5
KONSEP HAK ASASI MANUSIA
DALAM UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Kegiatan Belajar 1
A.   PENGERTIAN HAM
·         Deklarasi Universal HAM (universal  Declaration of Human Right) pada tanggal 10
Desember 1948, pengertian HAM yaitu pengakuan harkat dan martabat manusia yang menyatu
dalam diri manusia yang meliputi kebebasan, keadilan dan perdamaian dunia.
·         UU RI No.39 Tahun 1999 pasal 1 ayat(1) menyatakan HAM adalah seperangkat hak yang
melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Mha Esa dan
anugerahNya wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, dan
pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan pperlindungan dan martabat manusia.
·         HAM adalah hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia yang telah diperoleh dan dibawa
bersamaan dengan kelahirannya di masyarakat.

Cirri khas HAM


a.    Kodrat, artinya Ham adalah pemberian Tuhan kepada setiap manusia agar hidupnya tetap
terhormat.
b.   Hakikki,artinya HAM melekat di setiap manusia tanpa melihat latar belakang kehidupan dan
status sosialnya.
c.    Universar, artinya HAM berlaku umum, tidak membeda-bedakan manusia satu dengan yang
lainnya.
d.   Tidak dapat dicabut, artinya dalam keaadaan apapun hak asasi setiap orang pasti ada.
e.    Tidak dapat di bagi, artinya HAM tidak dapat diwakilkan atau dialihkan kepada orang lain.

B.   NILAI-NILAI DASAR HAM  


a.    Kebebasan/kemerdekaan
b.   Kemnusiaan/perdamaian
c.    Keadilan/kesederajatan/persamaan

Kegiatan Belajar 2
HAM Dalam Undang-Undang Dasar 1945
UUD 1945 hanya memuat aturan-aturan pokok saja, sedanggkan aturan operasional dibentuk:
1.   TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang HAM
2.   UU RI No.39 Tahun 1999 tentang pengadilan HAM
3.   Kepres No.50 Tahun 1993 tentang komisi nasional HAM

Semua ketentuan perundang-undangan tersebut dibentuk untuk menjamin dalam upaya


penegakan HAM dapat berjalan secara efisien dan efektif yang di dukung oleh penyelenggara
Negara, pemimpin pemerintahan dan semua lapisan masyarakat umumm bersama menekakkan
HAM.
Pasal-Pasal mengenai HAM
1.   Pasal 28 UUD 1945
Kemerdekaan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat (28 A s/d 28 J)
2.   Pasal 29 UUD 1945
Hak memeluk agama
3.   Pasal 30 UUD 1945
Hak usaha pertahanan dan keamanan Negara
4.   Pasal 31 UUD 1945
Hak mendapat pendidikan
5.   Pasal 32 UUD 1945
Negara menjamin kebebasan memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya
6.   Pasal 33 UUD 1945
Perekonomian disusun sebagai usaha bersma atas dasr asas kekeluargaan
7.   Pasal 34 UUD 1945
Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara.

HAM dalam UUD 1945


a.    Alinea pertama
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa, dan oeh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan karena tidak sesuai denganperikemanusiaan dan perikeadilan.
b.   Alinea 4
Tertuang dalam rumusan dasar Negara pancasila
1.   Hak memeluk agama/kepercayaan.
2.   Hubungan antarmanusia dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara diatur agar
dilaksanakan berlandaskan moralitas adil dan beradap.
3.   Sikap toleransi dalam perbadaan di lingkungan sekitar.
4.   Demokrasi berdasarkan pancasila dan mengedepankan keputusan musyawarah.
5.   Kebersamaan dalam upaya mencapai cita-cita masyarakat adil dan makmur.
HAM dalam UU RI No.39 tahun 1999
1.   Hak untuk hidup
2.   Hak berkeluarga
3.   Hak mengembangkan diri
4.   Hak memperoleh keadilan
5.   Hak kebebasan pribadi
6.   Hak atas rasa aman
7.   Hak atas kesejahteraan
8.   Hak turut serta dalam pemerintahan
9.   Hak wanita
10. Hak anak
 UU RI No.7 1984 tentang retifikasi Konvensi PBB tentang penghapusan segala bentuk
diskriminasi terhadap perempuan.
 Kepres No.36 Tahun 1990 tentang pengesahan konvensi tentang Hak-hak anak.
  Majelis Umum PBB siding ke-44 Desember 1989 tentang penegakan factor umum setiap
orang di bawah 18 tahun.
 Deklarasi PBB tahun 1959 tentang Hak-hak anak
 UU RI No.8 Tahun 1998 tentang konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan atau
penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia.

Keiatan Belajar 3
Kasus-Kasus yang berkaitan dengan HAM
Ciri-ciri pelaksanaan HAM menurut Lukman Soetrisno adalah :
   a. Politik
Berupa kemauan pemerintah dan masyarakat untuk mengakui pluralism pendapat dan
kepentingan dalam masyarakat.
   b. Sosial
Ditandai adanya perlakuan yang sama dimata hokum terhhadap siapa saja dan adanya
toleransi dalam masyarakat terhadap perbedaan agama dan ras warga Indonesia
   c. Ekonomi
Tidak adanya monopoli dalam system ekoonomi yang berlaku

Penegakan HAM dalam Negara Hukum Republik Indonesia diatur dalam UU RI No.39 Tahun
1999 tentang HAM
1.   Pasal 2 ayat (2)
Setiap manusia sama derajatnya untuk hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam
semangat persaudaraan.
2.   Pasal 2 ayat (20)
Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan,perlakuan dan perlindungan hokum.
3.   Pasal 6 ayat (1)
Hokum adat dipertahankan dan dilindungi oleh hokum masyarakat dan pemerintah.
4.   Pasal 8
Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan HAM terutama menjadi tanggung jawab
pemerintah.

Komisi Nasional HAM


Dibentuk melalui Kepres No.50 Tahun 1993 tanggal 7 Juni 1993. Tujuan Komnas HAM dimuat
dalam UU RI No. 93 Tahun 1993, yaitu:
1.   Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan HAM sesuai dengan pancasila,
UUD 1945, dan piagam PBB serta Deklarasi Universal HAM
2.   Meningkatkan perlindungan dn penegakan HAM guna berkembangnya pribadi manusia
Indonesia seutuhnya. 

Selain Komnas HAM, dibentuk pula Komisi Anti Kekerasan terhadap perempuan yang bersifat
independen. Kemudian terbentuknya Lembaga Swadaya Masyarakat seperti YLBHI, KONTRAS
dan ELSAM

Upaya untuk menegakkan HAM diadakannya Peradilan Adhoc bagi para pelanggar HAM.
MODUL 6
Konsep Penegakan Hukum di Indonesia

KEGIATAN BELAJAR 1
Pengertian Hukum

A. PENGERTIAN HUKUM MENURUT PARA AHLI


Menurut Kisch. Mr. Dr. Dalam karangannya “Rectswetenschap” mengatakan bahwa
oleh karena hukum itu tidak dapat dilihat/ditangkap oleh pancaindra, maka sukarlah untuk
membuat suatu defenisi tentang “hukum” yang memuaskan umum.
Prof. Sudiran dalam “pengantar Tata Hukum di Indonesia” : “Hukum adalah
pikiran/anggapan orang tentang adil dan tidak adil mengenai hubungan antarmanusia.
J.C.T Simorangkir, S.H dan Woeryono Sastropranoto, S.H dalam bukunya “Pelajaran
Hukum Indonesia”, mengemukakan : “Hukum itu ialah peraturan-peraturan yang bersifat
memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat
oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi
berakibatkan diambilnya tindakan, yaitu dengan hukum tertentu”.
Dikemukakan beberapa defenisi tentang hukum sebagai pegangan: “Hukum adalah
himpunan peraturan-peraturan hidup yang bersifat memaksa, berisikan suatu perintah, larangan
atau izin untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata
tertib dalam kehidupan bermasyarakat”.
“Hukum adalah peraturan-peraturan hidup = peraturan-peraturan yang mengadakan tata
tertib dalam pergaulan hidup manusia dalam masyarakat sehari-hari”. Berbicara tentang hukum
sesungguhnya sama saja berbicara tentang kehidupan manusia-manusia dalam masyarakat
dilihat/disorot dari sudut tertentu, yaitu sebagai kehidupan masyarakat yang tertib.

B. KONSEP NEGARA HUKUM MENURUT PARA AHLI


Negara yang berdasarkan atas hukum pada hakikatnya adalah suatu “negara hukum”
Negara hukum adalah negara yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi warganya.
Maksudnya adalah segala kewenangan dan tindakan alat-alat perlengkapan negara dan penguasa,
semata-mata berdasarkan hukum atau dengan kata lain diatur oleh hukum.
Ditinjau dari sejarah perkembangannya, konsep negara hukum menurut yang
dikemukakan oleh Immanuel Kant, yaitu yang dikenal sebagai negara hukum liberal atau negara
hukum dalam arti kata sempit yang diistilahkan dengan “nachtwakerstaat”.
Dikatakan negara hukum liberal karena konsep Kant bernapaskan paham liberal yang menentang
kekuasaan absolut para raja waktu itu. Merupakan “negara hukum dalam arti kata sempit” karena
pemerintah hanya bertugas membuat dan mempertahankan hukum dengan maksud menjamin
serta melindungi kepentingan golongan yang disebut “menshen von besitz and bildung”, yakni
kaum beruis liberal. Dan sebagai “nachtwakerstaat”, karena negara hanya berfungsi seperti
‘penjaga malam’ yang menjamin/menjaga keamanan dalam sempit. Sedangkan negara hukum
dalam arti sempit maksudnya bahwa pemerintah hanya bertugas membuat dan mempertahankan
hukum yang bersifat dan menjaga keamanan dan keselamatan warganya. Negara berfungsi
sekedar penjaga yang dikenal dengan istilah Negara Penjaga Malam (nachtwakerstaat). Disebut
pula negara hukum liberal karena berdasarkan paham liberal yang menitikberatkan kepada
individu atau perseorangan.

C. CIRI-CIRI DAN MACAM-MACAM PEMBAGIAN HUKUM


Untuk dapat mengenal hukum itu, kita harus dapat mengenal ciri-ciri hukum, yaitu
sebagai berikut:
a. Adanya perintah dan/atau larangan.
b. Perintah dan/atau larangan itu harus ditaati oleh setiap orang.
Hukum dapat dibagi dalam beberapa golongan hukum menurut berberapa asas
pembagian, sebagai berikut:
1. Menurut Sumbernya : Hukum Undang-Undang, Hukum Kebiasaan (adat), Hukum
Traktat, Hukum Yurisprudensi.
2. Menurut Bentuknya : Hukum Tertulis, Hukum Tak Tertulis.
3. Menurut Tempat Berlakunya : Hukum Nasional, Hukum Internasional, Hukum asing,
Hukum Gereja.
4. Menurut Waktu-berlakunya : Ius Constitutum (hukum positif), Ius Constituendum,
Hukum Asasi (Hukum Alam).
5. Menurut Cara Mempertahankannya dan Fungsinya : Hukum Materiil, Hukum Formil.
6. Menurut Sifatnya atau Daya Kerjanya atau Sanksinya : Hukum yang Memaksa (dwigen
recht), Hukum mengatur.
7. Menurut Isinya : Hukum Publik (public law), Hukum Privat (private law).

D. HUKUM NORMATIF – HUKUM IDEAL – HUKUM WAJAR


Berkenaan dengan pengertian hukum, perlu diperhatikan rumusan-rumusan yang dikemukakan
oleh Zinsheimer dalam bukunya. “Rechtsociologie” dengan mengadakan perbedaan-perbedaan
sebagai berikut :
1. Hukum Normatif : hukum yang nampak dalam peraturan perundangan serta juga hukum
yang tidak tertulis dalam peraturan perundangan, tetapi toh diindahkan/ditaati oleh
masyarakat karena keyakinan bahwa peraturan hidup itu sudah sewajarnya wajib ditaati.
2. Hukum Ideal : hukum yang dicita-citakan. Hukum ini pada hakikatnya berakar pada
perasaan murni manusia dari segala bangsa. Hukum ini ialah hukum yang dapat
memenuhi perasaan keadilan semua bangsa di seluruh dunia. Hukum ini adalah benar-
benar objektif.
3. Hukum Wajar : hukum seperti yang terjadi dan nampak sehari-hari. Tidak jarang hukum
yang nampak sehari-hari menyimpang dari hukum normatif (yang tercantum dalam
peraturan perundangan) karena tidak diambil tindakan oleh alat-alat kekuasaan
Pemerintah maka pelanggaran tersebut oleh masyarakat yang bersangkutan lambat laun
dianggap biasa (kendaraan malam tanpa lampu misalnya).
KEGIATAN BELAJAR 2
Penegakan Hukum di Indonesia
Berkenaan dengan kaidah-kaidah atau norma kita mengenal berbagai kaidah atau norma
yang meliputi norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma adat dan norma hukum.
Norma agama bertujuan untuk mencapai suatu kehidupan yang beriman. Ajaran agama
atau kepercayaan dalam masyarakat sangat menunjang tata tertib dalam kehidupan
bermasyarakat. Perintah dan larangan ajaran agama akan menebalkan Iman setiap penganutnya.
Norma kesusilaan bertujuan agar manusia hidup berakhlak atau mempunyai hati nurani
bersih. Norma kesusilaan adalah sekumpulan Peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati
nurani setiap manusia.
Norma kesopanan bertujuan agar pergaulan hidup berlangsung dengan menyenangkan,
kaidah kesopanan sudah barang tentu amat bersifat subjektif apa yang dikatakan sopan dan tidak
sopan oleh suatu kelompok masyarakat tertentu tidak selamanya dianggap demikian oleh
masyarakat yang lainnya.
Norma adat Merupakan sekumpulan Peraturan hidup yang tumbuh dan berkembang pada
suatu masyarakat dan ditaati serta dilaksanakan oleh masyarakat yang bersangkutan karena
dirasakan sebagai suatu kewajiban.
Norma hukum bertujuan untuk mencapai kedamaian dalam pergaulan hidup kedamaian
akan tercapai dengan menciptakan suatu keserasian antara ketertiban (yang bersifat lahiriyah)
dengan ketentraman (yang bersifat batiniah).
Untuk menjalankan hukum sebagaimana mestinya akan dibentuk lembaga penegakan
hukum (law inforcers), yaitu Kepolisian, yang berfungsi utama sebagai lembaga penyidik;
Kejaksaan, yang fungsi utamanya sebagai lembaga penuntut; Kehakiman, yang berfungsi sebagai
lembaga pemutus atau pengadilan dan lembaga penasehat atau bantuan hukum.
A. KEPOLISIAN
Kepolisian negara ialah alat penegak hukum yang terutama bertugas memelihara
keamanan di dalam negeri. Dalam kaitannya dengan hukum, khususnya hukum acara pidana,
Kepolisian Negara bertindak sebagai penyelidik dan penyidik.
B. KEJAKSAAN
Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai penuntut umum serta
melaksanakan keputusan pengadilan bila memperoleh kekuatan hukum tetap. Kejaksaan adalah
lembaga pemerintahan yang melaksanakan kekuasaan negara dibidang penuntutan. Sedangkan
yang dimaksud penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara ke
Pengadilan Negeri yang berwenang dalam hal dan menuntut cara yang diatur dalam hukum acara
pidana dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh Hakim di sidang pengadilan.
C. KEHAKIMAN
Kehakiman merupakan suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk mengadili sedangkan
Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk
mengadili. Dalam upaya menegakkan hukum dan keadilan serta kebenaran Hakim diberi
kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan. Artinya, Hakim tidak boleh
dipengaruhi oleh kekuasaan-kekuasaan lain dalam memutuskan perkara. Apabila Hakim
mendapat pengaruh dari pihak lain dalam memutuskan perkara maka cenderung keputusan
hakim itu tidak adil, yang pada akhirnya akan meresahkan masyarakat dan Wibawa hukum dan
hakim akan pudar.

KEGIATAN BELAJAR 3
Kasus-Kasus yang Berkaitan dengan Hukum
Dalam uraian kegiatan belajar ini akan menyajikan contoh-contoh kasus yang berkaitan
dengan hukum.
1. Kasus Pencurian Uang Melalui ATM
Pasal yang mengatur tentang pencurian adalah pasal 362 KUHP, yang menyatakan bahwa
barang siapa yang mengambil sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain
dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena pencurian dengan pidana
penjara atau denda.

2. Kasus Perampokan
Terhadap kasus perampokan dan sertai dengan kejahatan terhadap nyawa maka syarat
pelaku atau tersangka diancam juga dengan ancaman pidana bagi kejahatan terhadap nyawa atau
setidak-tidaknya ancaman pada bagi pelaku tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan
matinya orang lain sehingga pelaku tersangka dalam kasus ini dapat dijatuhi pidana berdasarkan
pasal 339, pasal 354, atau kalau penganiayaan itu direncanakan terlebih dahulu dapat dikenai
pasal 355. Terhadap tindak pidana perampokan nya bisa dikenai pasal 368 Jo pasal 365 ayat
kedua dan ketiga KHUP.
Pasal 339 KHUP, menyatakan bahwa pembunuhan yang diikuti, disertai atau didahului
oleh suatu perbuatan pidana, yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau
mempermudah pelaksanaannya, atau untuk melepaskan diri sendiri peserta lainnya dari pidana
dalam hal tertangkap tangan ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya
secara melawan hukum, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu
tertentu paling lama 20 tahun.
Kemudian, dalam pasal 355 KHUP disebutkan bahwa penganiayaan berat yang dilakukan
dengan rencana terlebih dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama 12 tahun. Pasal 365
ayat ke-2, kedua menyatakan bahwa diancam dengan pidana penjara paling lama 12 tahun,
apabila perbuatan itu dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu ayat ketiganya
menyatakan bahwa jika perbuatan mengakibatkan mati maka akan dikenakan pidana penjara
paling lama 15 tahun.

Anda mungkin juga menyukai