Anda di halaman 1dari 39

INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.

dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

TUGAS BASIC ENGINEERING DESIGN PACKAGE

“PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA SUKAWINATAN


SISTEM KOLAM KOTA PALEMBANG”

DISUSUN OLEH :
1. Salma Abd Rasyid (17250711)
2. Zabrina Nabila (17250828)

TEKNIK LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA

2020
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan jumlah penduduk suatu wilayah tentunya akan meningkatkan
kebutuhan masyarakat terhadap pemukiman, peningkatan ini akan berpengaruh terhadap
jumlah buangan air limbah yang dihasilkan dari aktifitas pemukiman. Air limbah yang
berasal dari aktifitas domestic (rumah tangga), berupa aktifitas cucian, kamar mandi,
toilet. Berdasarkan pada kasus yang terjadi di wilayah Kota Palembang pada tahun 2009
sekitar 70% sumur tercemar oleh bakteri Escheria Coli.
Lumpur tinja merupakan sumber pencemar yang terdiri atas padatan terlarut di
dalam air yang sebagian besar mengandung material organic. Lumpur tinja juga
mengandung berbagai macam mikroorganisme seperti: bakteri, virus dan lain sebagainya.
Lumpur tinja diketahui memiliki karakteristik umum dengan TSS 4.000-100.000 mg/L,
COD 5.000-80.000 mg/L, BOD5 2.000-30.000 mg/L, dan total coliforms 56-8,03x107
CFU/100 mL.
Tercemarnya air tanah akan menimbulkan berbagai macam penyakit, sehingga
perlu dilakukan perbaikan dalam pelayanan sanitasi kota dan membangun tangki septik
yang kedap air. Pembangunan tangki septik yang tidak memenuhi syarat seringkali
mengalami kebocoran dan mencemari air tanah. Dalam upaya menghindari timbulnya
permasalahan lain saat kapasitas tangki septik telah mencapai batas maksimum, perlu
dilakukan pengurasan tangki septik secara berkala, waktu pengurasan berkisar antara 1–3
tahun. Pengurasan lumpur pada tangki septik dilakukan dengan penyedotan
menggunakan truk tinja, kemudian truk tinja akan membawa lumpur ini ke instalasi
pengolahan lumpur tinja.
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) adalah instansi pengolahan air limbah
yang dirancang hanya meneriman dan mengolah lumpur tinja yang akan diangkut melalui
mobil truk tinja. Pengolahan lumpur tinja di IPLT merupakan pengolahan lanjutan karena
lumpur tinja yang telah diolah di tangki septik, belum layak dibuang di media
lingkungan. Lumpur tinja yang terakumulasi di cubluk dan tangki septik yang secara
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
reguler dikuras atau dikosongkan kemudian diangkut ke IPLT dengan menggunakan truk
tinja. IPLT merupakan salah satu upaya terencana untuk meningkatkan pengolahan dan
pembuangan limbah yang akra lingkungan.
Kota Palembang telah mempunyai Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang
terletak di Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Sukarame. Luas lahan yang dikelolah untuk
IPLT ± 6 Ha. Lokasi IPLT berada dalam satu wilayah dengan lokasi Tempat
Pembuangan Akhir (TPA). IPLT Sukawinatan dibangun pada tahun 1996 sampai tahun
1997 melalui sumber dana yang berasal dari APBD. IPLT Sukawinatan melayani seluruh
kecamatan yang ada di Kota Palembang. Proses dimulai dengan menerima panggilan dari
warga yang membutuhkan jasa pengurasan lumpur tinja. Truk tinja akan langsung datang
dan menguras lumpur tinja yang berada di dalam septik tank. Lumpur tinja yang telah
dikuras akan langsung dibuang ke kolam yang disediakan oleh IPLT. Proses yang terjadi
setelah lumpur tinja dimasukan kedalam kolam adalah proses pengendapan dimana
lumpur tinja hanya diendapkan di kolam, setelah kolam lumpur tinja dirasa telah penuh
akan dilakukan pengerukan dengan alat berat.
Seiring dengan bertambahnya tahun diikuti juga dengan pertambahan jumlah
penduduk volume lumpur tinja yang direncanakan tidak lagi sama dengan volume
lumpur tinja yang dihasilkan oleh penduduk Kota Palembang saat ini. Oleh karena itu,
perlu adanya perhitungan volume yang dihasilkan penduduk Kota Palembang saat ini
dengan kapasitas atau daya tampung yang dapat ditampung oleh IPLT Sukawinatan serta
perhitungan desain perencanaan dimensi IPLT yang dengan tata cara perencanaan IPLT
sistem kolam.

1.2 Tujuan
Perancangan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja Sukawinatan dengan sistem kolam
memiliki tujuan, yaitu:
1. Mengetahui teknologi pengolahan yang tepat dan ekonomis serta mendapatkan
rancangan pengolahan untuk Instalasi pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
2. Mengetahui analisis kelayakan ekonomi teknologi pengolahan yang akan
direncanakan serta layak atau tidaknya pra rancangan IPLT Sukawinatan tersebut untuk
didirikan.
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
3. Mendesain perencanaan dimensi IPLT Sukawinatan yang sesuai dengan tata cara
perencanaan IPLT sistem kolam , CT/AL/RE-TC/001/98.
1.3 Rumusan Masalah
Rumusan masalah mengenai Perancangan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja
Sukawinatan dengan sistem kolam, diantaranya:
1. Bagaimana desain teknis pra rancangan pengolahan untuk IPLT serta teknologi
pengolahan yang tepat dan ekonomis untuk IPLT Sukawinatan?
2. Bagaimana analisa kelayakan ekonimi teknologi pengolahan yang akan direncanakan
serta layak atau tidaknya pra rancangan IPLT tersebut untuk didirikan?
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

BAB II
METODE PRA RANCANGAN

2.1 Objek Pra-Rancangan

Objek pra-rancangan ini dikhususkan membahas rancangan pengolahan lumpur tinja


IPLT Sukawinatan dengan Sistem Kolam.

2.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data berasal dari data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil
penelitian terdahulu atau data yang diperoleh dari browsing di internet. Dalam hal ini
yaitu jumlah penduduk yang akan dilayani, kriteria desain alat, hasil pemeriksaan
kualitas effluent, dan lain-lain.

2.3. Langkah Kerja Pra Rancangan

2.3.1 Karakteristik Lumpur Tinja


Berdasarkan pemeriksaan di laboratorium, karakteristik lumpur tinja yang akan
diolah yaitu tertera dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1 Karakteristik Lumpur Tinja
No Parameter Inlet Baku Mutu (PERMEN Satuan
. LHK No 68 Tahun
2016)
1 BOD5 7.000 30 mg/L
2 COD 15.000 100 mg/L
3 TSS 15.000 30 mg/L
4 Total 50.000.00 3.000 Jml/100 ml
Coliform 0
5 pH 6 6-9
Sumber : Data Sekunder, 2017

2.3.2 Data Jumlah Penduduk yang Dilayani


a. Database jumlah penduduk menurut BPS Sumatera Selatan
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

Tabel 2. Proyeksi Penduduk Pada 5 Tahun terakhir.


Kota / Jumlah Penduduk (Jiwa)
Kabupaten
2015 2016 2017 2018 2019

Seberang Ulu I 349.787 354.488 359.092 363.617 367.865


Sumber : Data Sekunder, 2020

b. Presentasi layanan IPLT = 60 %


c. Laju timbulan tinja = 0,5 L/jiwa/hari
d. Desain perencanaan = 10 tahun
e. Debit lumpur tinja (Q) = % layanan x jumlah penduduk x laju timbulan
tinja. (Berdasarkan permen PU tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem
Pengelolaan Air limbah, Sistem Pengolahan Air
Limbah Setempat)
2.3.3 Pemilihan Teknologi Pengolahan
Teknologi yang digunakan untuk menurunkan kadar BOD5, COD, TSS, dan total
coliform adalah teknologi pengolahan sistem off site sanitation, yang terdiri dari
tangka Imhoff, kolam stabilisasi anaerobic 1, kolam stabilisasi anaerobik 2, kolam
stabilisasi fakultatif, dan kolam maturasi.

2.3.4 Alasan Pemilihan Teknologi Pengolahan


Teknologi pengolahan yang dipilih adalah pengolahan dengan sistem off site
sanitation, hal ini dikarenakan pengolahan dengan menggunakan sistem ini
mempunyai kelebihan dan kekurangan antara lain :

Kelebihan penggunaan teknologi pengolahan dengan sistem off site sanitation:


a. Menyediakan pelayanan yang terbaik
b. Sesuai daerah dengan kepadatan tinggi
c. Pencemaran terhadap badan air dan air tanah dapat dihindari
d. Memiliki masa guna lebih lama
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
Kekurangan penggunaan teknologi pengolahan dengan sistem off site sanitation:
a. Memerlukan biaya investasi, operasi, dan pemeliharaan yang tinggi
b. Menggunakan teknologi tinggi
c. Tidak dapat dilakukan oleh perseorangan
d. Waktu yang lama dalam perencanaan dan pelaksanaan
e. Perlu pengelolaan, operasi dan pemeliharaan yang baik

2.3.5 Diagram Alir Pengolahan dan Deskripsi Proses


a. Diagram Alir Pengolahan

3
1 2 4 5 6 7

: Supernatan
: Sludge
8

Gambar 1 Diagram Alir Pengolahan

Keterangan :
1. Truk Tinja
2. Bak Equalisasi (Equalizing Unit)
3. Kolam Imhoff
4. Kolam Stabilisasi Anaerobik I
5. Kolam Stabilisasi Anaerobik II
6. Kolam Stabilisasi Fakultatif
7. Kolam Maturasi
8. Sludge Drying Bed
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
b. Deskripsi Proses
Pengolahan lumpur tinja yang menggunanan teknologi sanitasi terpusat (Off site
sanitation) atau biasa disebut dengan sistem kolam bertujuan untuk mereduksi
kandungan BOD, COD, TSS dan Total Coliform. Pengolahan lumpur tinja akan
dilakukan melalui beberapa tahap yaitu: lumpur tinja yang berasal dari limbah
domestik diangkut menggunakan truk tinja dan dibawa ke IPLT, lumpur yang
berasal dari truk tersebut dikumpulkan kedalam Bak Equalisasi untuk
dihomogenkan. Setelah homogen lumpur tinja akan dialirkan secara grafitasi
menuju kolam Imhoff untuk menurunkan kebutuhan oksigen biokimia dan
suspended solid, serta pembusukan dari lumpur. Kemudian lumpur tinja menuju ke
kolam anaerobik 1 dan 2 dengan sistem grafitasi yang bertujuan agar solid
mengendap di dasar kolam. Apabila telah memenuhi waktu tinggal, maka lumpur
tinja akan di alirkan lagi ke kolam fakultatif untuk menurunkan kandungan
TSSnya. Dalam proses-proses tersebut solid yang mengendap di bawah kolam akan
di bawa ke bak pengering lumpur (sludge drying bed), sedangkan supernatantnya
akan dibawa menuju ke kolam maturasi untuk pengecekan layak atau tidaknya
supernatant tersebut saat dibuang ke lingkungan.

2.3.6 Effisiensi Alat


Setiap komponen pada proses pengolahan limbah lumpur tinja mempunyai fungsi
tertentu untuk menurunkan kandungan bahan perncemar yang ada di dalam limbah
tersebut. Effisiensi pereduksi kandungan pencemar dalam proses pengolahan
lumpur tinja di IPLT Sukawinatan menggunakan system off site sanitation dapat
dilihat pada tabel berikut ini
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
Tabel 3 Effisiensi Pereduksi Unit Pengolahan
Effisiensi Pereduksi (%)
Parameter
Unit Pengolahan pH TSS BOD5 COD Total
Coliform
Bak Equalisasi - 60 40 - -
Tangki Imhoff - 40-60 ≥ 30 40-60 ≥ 95
Kolam Anaerobik - 40-60 ≥ 60 40-60 ≥ 96
Kolam Fakultatif - 40-60 ≥ 70 40-60 ≥ 97
Kolam Maturasi - 40-60 ≥ 70 40-60 ≥ 98
Sumber : Data Sekunder, 2018

2.3.7 Spesifikasi Alat


a. Bak Equalisasi (Equalizing Unit)
Tangki ekualisasi berfungsi untuk menghomogenkan lumpur tinja yang masuk
ke IPLT, mengingat karakteristik lumpur tinja yang tidak selalu seragam antar
tangki septik.
b. Tangki Imhoff
Tangki imhoff adalah bangunan konstruksi dari beton bertulang kedap air
berfungsi untuk menurunkan kebutuhan oksigen biokimia dan suspended solid,
serta pembusukan dari lumpur yang terendapkan dari efluen lumpur tinja bak
pengumpul. Di dalam tangki imhoff terjadi proses pengendapan dan pencernaan
secara anaerobik, melalui zona sedimentasi, zona netral dan zona lumpur.
Kriteria Desain :
1. Jumlah kompartemen dalam satu tangki, maksimum 2 unit
2. Kedalaman tangki total, sekitar (6-9) m, dengan rincian sebagai berikut:
a) Zona sedimentasi = (1,5-2) m;
b) Zona netral ≥ 0,54 m;
c) Zona lumpur harus dikalkulasi, dan ditambahkan pada zona-zona
sedimentasi dan netral.
3. Zona sedimentasi:
a) Tinggi jagaan = (0,20-0,30) m;
b) Panjang = (7-30) m;
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
c) Rasio panjang dan lebar = (2-4) : 1;
d) Kemiringan dasar tangki = (50-60)° atau ≥ 1,2 (V) : 1 (H);
e) Lebar slot = (15-20) cm;
f) Overhang = (20-25) cm;
g) Kecepatan aliran horizontal < 1 cm/det;
h) Beban permukaan ≤ 30 m3/(m2.hari)
i) Waktu detensi ≥ 1,5 jam;
j) Efisiensi pemisahan TSS = (40-60) %.
4. Zona lumpur:
a) Dapat dibuat menjadi beberapa unit ke arah memanjang tangki yang
dilengkapi penampung lumpur dan pipa pengambilan lumpur;
b) Penampung lumpur hanya dipisahkan oleh sekat beton yang berfungsi juga
sebagai penyangga bak pengendap; dan di sebelah bawah sekat diberi
sebuah lubang penghubung;
c) Kemiringan penampung lumpur, minimal 30° atau ≥ 1 (V) : 1,7 (H);
d) Laju endapan lumpur = 0,06 l/orang/hari;
5. Ventilasi gas:
a) Luas permukaan total ventilasi gas (25-30) % terdapat luas permukaan bak
pencerna;
b) Lebar ventilasi gas pada satu sisi (45-60) cm, dan/atau luas permukaan total
ventilasi gas ≥ 20% dari luas total permukaan tangki imhoff.
6. Pipa lumpur:
a) Diameter minimal 15 cm;
b) Kemiringan pipa pembuangan dan penyalur lumpur (underflow), minimal
12%;
c) Jarak vertikal antara outlet pembuangan lumpur dan level permukaan air,
minimal 1,8 m;
d) Pipa lumpur vertikal diperluas ke atas permukaan air ± 30 cm dalam
keadaan terbuka, dan di sebelah ujungnya (di dasar tangki) diberi blok
beton).
c. Kolam Anaerobik
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
Kolam ini beroperasi tanpa adanya oksigen terlarut karena beban organik masih
sangat tinggi, sehingga bakteri membutuhkan banyak oksigen untuk menguraikan
limbah organik. Rumus menghitung volume kolam anaerob.
Kriteria Desain :
1. Kedalaman air = (1,8-2,5) m;
2. Jagaan = (0,3-0,5) m;
3. Beban BOD volumetrik = (500-800) g BOD/(m3.hari)
4. Rasio panjang dan lebar = (2-4) : 1;
5. Efisiensi pemisahan BOD ≥ 60%
d. Kolam Fakultatif
Di dalam sistem kolam fakultatif, air limbah berada pada kondisi aerobik dan
anaerobik pada waktu yang bersamaan. Zona aerobik terdapat pada lapisan atas atau
permukaan sedangkan zona anaerobik berada pada lapisan bawah atau dasar kolam.
Waktu tinggal di dalam kolam fakultatif 6-10 hari. Rumus menghitung luas area
kolam fakultatif.
Kriteria Desain :
1. Kedalaman air = (1,2-1,8) m;
2. Tinggi jagaan = (0,3-0,5) m;
3. Beban BOD volumetrik = (40-60) g BOD/(m3.hari)
4. Rasio panjang dan lebar = (2-4) : 1;
5. Efisiensi pemisahan BOD ≥ 70%;
6. BOD influen ≤ 400 mg/l;
7. BOD efluen > 50 mg/l.

e. Kolam Maturasi
Tahap terakhir dari kolam stabilisasi adalah kolam maturasi atau disebut juga kolam
pematangan. Menghitung jumlah bakteri coliform di kolam maturasi.
Kriteria Desain :
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
1. Kedalaman air = (0,8-1,2) m;
2. Tinggi jagaan = (0,3-0,5) m;
3. Beban BOD volumetrik = (40-60) g BOD/(m3.hari);
4. Rasio panjang dan lebar = (2-4) : 1;
5. Efisiensi pemisahan BOD ≥ 70%;
6. Efisiensi pemisahan E. Coli ≥ 95% (termasuk kolam-kolam sebelumnya).
f. Bak Pengering Lumpur (Sludge Drying Bed)
Bak pengering lumpur berfungsi untuk mengeringkan lumpur yang dihasilkan dari
kolam anaerobik, kolam fakultatif dan kolam maturasi. Lamanya waktu yang
diperlukan untuk mengeringkan lumpur antara 1-2 minggu, tergantung pada
ketebalan lumpur yang tertampung.
Kriteria Desain :
1. Lebar sebuah bak = (4,50-7,50) m;
2. Panjang sebuah bak = (3-6) x lebar;
3. Ketinggian dinding bak = 45 cm di atas pasir;
4. Tinggi jagaan = (15-25) cm;
5. Dinding bak bisa dibuat dari beton, pasangan bata dengan spesi semen;
6. Pipa pemberi yang membawa sludge ke tepi bak berdiameter ≥ 150 mm dan dari
bahan GI;
7. Pipa distributor mempunyai kriteria sebagai berikut:
a) Dipasang di atas (di salah satu sisi) dinding memanjang tiap kompartemen;
b) Diameter ≥ 150 mm;
c) Bahan GI;
d) Bila menggunakan bahan pipa dari PVC harus ditanam dalam dinding;
8. Pipa pembuang dipasang pada drainase bak dengan diameter minimal 15 cm;
9. Kadar air lumpur kering optimal = (70-80) %;
10. Tebal lumpur kering di atas pasir = (20-30) cm;
11. Tebal lumpur basah di atas pasir = (30-45) cm;
12. Media pasir yang dipasang pada lapisan teratas mempunyai kriteria seperti
berikut:
a) Ukuran efektif = (0,30-0,50) mm;
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
b) Koefisien keseragaman ≤ 5;
c) Tebal pasir = (15,0-22,5) cm;
d) Kandungan kotoran ≤ 1 % terhadap volume pasir.
13. Media kerikil yang dipasang dalam dua lapis di bawah asir dengan urutan dari
atas sebagai berikut:
a) Diameter (3-6) mm dipasang 15 cm di atas dasar bak;
b) Diameter (20-40) mm dipasang setebal 15 cm di atas pipa penangkap di
kanan-kiri pipa penangkap setebal diameternya (10-15) cm.
14. Pipa peluap dengan diameter (100-150) mm dipasang pada dinding bak.

Kriterian perencanaan bak pengering lumpur :


1. Lebar salah satu sisi tanggul minimal 2,5 m sebagai jalan operasi;
2. Kemiringan dinding tanggul bagian dalam 1 (V) : 2,5 (H) dan bagian luar 1
(V) : 1,5 (H);
3. Kepadatan konstruksi tanggul mempunyai densitas kering maksimal sebesar
90% yang ditentukan dengan tes modifikasi proktor. Shrinkage tanah yang
terjadi pada saat pemadatan harus sekitar (10-30)%. Koefisien permeabilitas
tanggul padat tidak boleh lebih dari 10-7 m/detik.
4. Persyaratan permeabilitas tanah untuk penyediaan lining:
a) k ≥ 10-6 m/detik, seluruh kolam perlu dilining;
b) k = (10-7-10-6) m/detik. Kolam primer dan sekunder perlu dilining;
c) k ≤ 10-8 m/detik, kolam tidak perlu diberi lining.
g. Inlet dan Outlet Kolam
Kriteria Desain :
1. Panjang pipa inlet kolam stabilisasi dipasang hingga 1/3 panjang kolam atau
maksimal 15 m;
2. Konstruksi interkoneksi antar kolam dimudahkan untuk pengambilan sampel air
limbah.
h. Profil Hidrolis
Kriteria Desain :
1. Beda elevasi muka air antar kolam (5-10) cm;
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
2. Elevasi dasar pengering lumpur harus lebih tinggi daripada muka air kolam
stabilisasi anaerobik I atau kolam aerasi aerobik;
3. Elevasi muka air tangki imhoff harus lebih tinggi minimal 1,8 m di atas pipa inlet
pengering lumpur;
4. Elevasi muka air sumur pompa harus lebih tinggi daripada muka air di kolam
stabilisasi anaerobik I atau kolam aerasi aerobik;
5. Elevasi muka air maksimal badan air penerima 0,50 m di bawah outlet kolam
maturasi atau lebih dalam.

2.3.8 Rencana Perhitungan Desain


a. Bak Equalisasi
Rumus menghitung volume :
1
Luas= π D 2
4
Volume=Q× t d
Vol ume× 4
Kedalaman ( H ) =
π × D2
b. Kolam Imhoff
c. Kolam Stabilisasi Anaerobik
Rumus menghitung volume :
V a =p × l× H
Va
Waktu tinggal (t d )=
Q
d. Kolam Stabilisasi Fakultatif
Rumus menghitung volume :
V a =p × l× H
Va
Waktu tinggal (t d )=
Q
e. Kolam Maturasi
Rumus menghitung volume :
V a =p × l× H
Va
Waktu tinggal (t d )=
Q
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
f. Bak Pengering Lumpur
Rumus menghitung luas area kolam maturasi :
2 Q× t d
Am =
2 D+0,001 e t d

2.4 Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


Instalasi pengolahan lumpur tinja (IPLT) adalah instalasi pengolahan air limbah yang
didesain hanya menerima lumpur tinja melalui mobil (truk tinja). Lumpur tinja diambil
dari unit pengola limbah tinja seperti tangki septik dan cubluk tunggal ataupun endapan
lumpur dari underflow unit pengolahan air limbah lainya. IPLT dirancang untuk
mengolah lumpur tinja sehingga tidak membahayakan bagi kesehatan masyarakat dan
lingkungan sekitarnya.

a. Tujuan Pengolahan Lumpur Tinja

Pengolahan lumpur tinja dilakukan dengan tujuan utama, yaitu :


1. Menurunkan kandungan zat organik dari dalam lumpur tinja.
2. Menghilangkan atau menurunkan kandungan mikroorganisme patogen (bakteri,
virus, jamur dan lain sebagainya)
b. Penentuan Kapasitas (Debit) IPLT
Debit lumpur tinja= Persentasi pelayanan x jumlah penduduk daerah layanan x laju
timbulan lumpur tinja.
c. Penentuan Sistem Pengolahan
Alternatif pilihan sistem pengolahan berdasarkan tata cara perencanaan IPLT sistem
kolam , CT/AL/RE- TC/001/98, yaitu :
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
1. Alternatif pilihan 1 digunakan untuk pelayanan maksimal 50.000 orang dan jarak
IPLT ke permukiman terdekat minimal 500 m.

Gambar 2. Alternatif Pilihan 1

2. Alternatif pilihan 2 digunakan untuk pelayanan 50.000-100.000 orang dan jarak


IPLT ke permukiman terdekat minimal 250 m.

Gambar 3. Alternatif Pilihan 2

3. Alternatif pilihan 3 digunakan untuk pelayanan >100.000 orang dan jarak IPLT
ke permukiman terdekat minimal 250 m.
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

Gambar 4. Alternatif Pilihan 3

2.5 IPLT Sukawinatan


IPLT Sukawinatan dibangun untuk memenuhi kebutuhan dan pengembangan
sarana dan prasarana sanitasi di Kota Palembang. Pemerintah pusat melalui Pemerintah
Kota Palembang pada tahun anggaran 1996/1997 telah mengalokasikan pembangunan
unit pengolahan lumpur tinja yang berlokasi di Kelurahan Sukajaya Kecamatan
Sukarame Palembang melalui sumber dana yang berasal dari APBD. IPLT Sukawinatan
terletak di jalan TPA Sukawinatan No.156 Kelurahan Sukajaya dengan luas lahan untuk
TPA 19 Ha dan luas lahan untuk IPLT 6 Ha. IPLT Sukawinatan saat ini melayani
permitaan jasa pengurasan lumpur tinja di wilayah Kota Palembang sebagai daerah
pelayananan utama. Truk penguras lumpur tinja milik Pemkot (Perintah Kota) dengan
kapasitas 3000 L ada 4 unit, sedangkan dari pihak swasta 10 unit truk pembawak lumpur
tinja. Dalam satu hari, truk lumpur tinja yang masuk ke IPLT Sukawinatan 2-3 unit truk
lumpur tinja.
Saat ini, IPLT Sukawinatan mempunyai 6 buah kolam pengendapan, yang
masing-masing memiliki panjang 25 m dengan lebar 20 m sementara kedalaman kolam ±
1,5 m. Fungsi utama dari kolam pengendapan adalah mengendapkan lumpur tinja yang
dibawah oleh truk lumpur tinja.
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
BAB III
DESAIN PRA RANCANGAN
3.1 Neraca Massa
Ditetapkan :

Tabel 3.1 Rasio Pertumbuhan Penduduk


No Tahun Jumlah Pertambahan Penduduk
.
      Jiwa % Ket.
1. 2015 349.787      
2. 2016 354.488 4.701 1,33  
3 2017 359.092 4.604 1,28  
4. 2018 363.617 4.525 1,24  
5. 2019 367.865 4.248 1,15  
    Jumlah 18.078 5  
      r 1,25 %
Sumber : Data Sekunder, 2020

Tabel 5 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk


Selama 10 Tahun
Tahun Yogyakarta
2019 367.865
2020 372.463
2021 377.119
2022 381.833
2023 386.606
2024 391.439
2025 396.332
2026 401.286
2027 406.302
2028 411.381
2029 416.523
Sumber : Data Sekunder, 2020
Debit lumpur tinja Kabupaten Seberang Ulu I yang akan diolah, adalah :
Q lumpur tinja =%layanan × jumlah penduduk ×laju timbulan tinja
L
0,5
jiwa
¿ 60 % × 416.523 jiwa ×
hari
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
L
¿ 124.957
hari

¿ 125 m3 /hari

m3 1
a. Konversi waktu (jam) ¿ 125 × jam
hari 24
¿ 5,208 m3 / jam
b. Over design 20% dari 125 m3/hari
m3
Kapasitas dengan over design ¿ 125 ×1,2
hari
3
¿ 150 m /hari
c. Densitas lumpur tinja sama dengan densitas air 1000 kg/m3
m3 kg
Maka debit lumpur tinja ¿ 5,208 ×1000 3
jam m
¿ 5.208 kg / jam
d. Parameter pengolahan : (data sekunder)
1. TSS = 15.000 mg/L
2. BOD5 = 7.000 mg/L
3. COD = 15.000 mg/L
4. Total Coliform = 50.000.000 Jlm/100ml

3.2 Neraca Massa Seluruh Sistem


TSS = 15.000 mg/L
BOD5 = 7.000 mg/L
COD = 15.000 mg/L
+
Total = 37.000 mg/L
Sehingga :
mg
15.000
L kg kg
1. TSS ¿ ×5.208 =2.111
mg jam jam
37.000
L
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
mg
7.000
L kg kg
2. BOD5 ¿ ×5.208 =985
mg jam jam
37.000
L
mg
15.000
L kg kg
3. COD ¿ ×5.208 =2.111
mg jam jam
37.000
L
3.3 Neraca Massa Komponen
Neraca massa komponen diperlukan untuk menentukan dimensi dan bentuk dari setiap
unit proses sehingga proses pengolahan berjalan optimal. Neraca massa komponen dalam
pengolahan lumpur tinja Kabupaten Seberang Ulu I adalah sebagai berikut :
3.3.1 Neraca Massa Bak Equalisasi
Debit lumpur tinja yang diolah 125 m3/hari (5,208 m3/jam) dan mengalir secara
gravitasi menuju bak equalisasi. Dalam bak equalisasi ditambah pengencer
berupa air sebanyak 20 m3/hari.

Tabel 6 Effisiensi Pereduksi Kandungan Pencemar di Bak Equalisasi


Effisiensi Pereduksi (%)
Unit Pengolahan Parameter
pH TSS BOD5 COD Total Coliform
Bak equalisasi - 60 60 - -

Hasil perhitungan neraca massa di bak equalisasi ini dapat dilihat pada table 7
Tabel 7 Perhitungan neraca massa di bak equalisasi
Paramete Removal
Input Akumulasi Output Ket.
r (%)
Ph - - - - -
TSS 60 2.111 1.267 844 kg/jam
BOD 60 985 591 394 kg/jam
COD - 2.111 - 2.111 kg/jam
Total 50.000.00
- - 50.000.000 Jml/100ml
Coliform 0
Total Q 5.207 1.858 3.349 kg/jam

Diagram alir kuantitatif bak pengurai anaerob dapat dilihat pada gambar 2

Bak
Equalisasi
Influent Effluent
TSS= 2.111 kg/jam TSS= 844 kg/jam
BOD5= 985 kg/jam BOD5= 394 kg/jam
COD= 2.111 kg/jam COD= 2.111 kg/jam
TSS= 1.267 kg/jam
BOD5= 591 kg/jam
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

Gambar 2 Neraca massa bak equalisasi

3.3.2 Neraca Massa Bak Imhoff


Besarnya effisiensi pereduksi kandungan perncemar pada tangki imhoff dapat
dilihat pada table 8
Tabel 8 Effisiensi Pereduksi Kandungan Pencemar di Tangki Imhoff
Effisiensi Pereduksi (%)
Unit Pengolahan Parameter
pH TSS BOD5 COD Total Coliform
Tangki Imhoff - 60 60 60 95

Hasil perhitungan neraca massa di tangka imhoff ini dapat dilihat pada table 9
Tabel 9 Perhitungan neraca massa di tangki imhoff
Remova
Paramete Akumulas
l Input Output Ket.
r i
(%)
pH - - - - -
TSS 60 844 506 338 kg/jam
BOD 60 394 236 158 kg/jam
COD 60 2.111 1.267 844 kg/jam
Total 50.000.00 47.500.00 2.500.00 Jml/100m
95
Coliform 0 0 0 l
Total Q 3.349 2.009 1.340 kg/jam

Diagram alir kuantitatif bak pengurai anaerob dapat dilihat pada gambar 3

Tangki
Imhoff
Influent Effluent
TSS= 844 kg/jam TSS= 338 kg/jam
BOD5= 394 kg/jam BOD5= 158 kg/jam
COD= 2.111 kg/jam COD= 844 kg/jam
Tot. Coli= 50 juta Jml/100ml Tot. Coli= 2,5 juta Jml/100ml

TSS= 506 kg/jam


BOD5= 236 kg/jam
COD= 1.267 kg/jam
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

Gambar 3 Diagram alir tangki imhoff

3.3.3 Neraca Massa Kolam Stabilisasi Anaerobik 1


Besarnya effisiensi pereduksi kandungan perncemar pada kolam anaerobik 1
dapat dilihat pada table 10
Tabel 10 Effisiensi Pereduksi Kandungan Pencemar di Kolam Anaerobik 1
Effisiensi Pereduksi (%)
Unit Pengolahan Parameter
pH TSS BOD5 COD Total Coliform
Bak Anaerobik 1 - 40 60 40 95

Hasil perhitungan neraca massa di kolam anaeorik ini dapat dilihat pada table 11
Tabel 11 Perhitungan neraca massa di kolam anaerobik 1
Paramete Removal
Input Akumulasi Output Ket.
r (%)
pH - - - - -
TSS 40 338 135 203 kg/jam
BOD 60 158 95 63 kg/jam
COD 40 844 338 506 kg/jam
Total
95 2.500.000 2.375.000 125.000 Jml/100ml
Coliform
Total Q 1.340 568 772 kg/jam

Diagram alir kuantitatif kolam anaerobik 1 dapat dilihat pada Gambar 4

Kolam
Anaerobik 1
Influent Effluent
TSS= 338 kg/jam
TSS= 203 kg/jam
BOD5= 158 kg/jam
BOD5= 63 kg/jam
COD= 844 kg/jam
COD= 506 kg/jam
Tot. Coli= 2,5 juta Jml/100ml
Tot. Coli= 125.000 Jml/100ml

TSS= 135 kg/jam


BOD5= 95 kg/jam
COD= 338 kg/jam
Tot. Coli= 2.375.000 Jml/100ml
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

Gambar 4 Diagram alir kolam anaerobik 1

3.3.4 Neraca Massa Kolam Stabilisasi Anaerobik 2

Besarnya effisiensi pereduksi kandungan perncemar pada kolam anaerobik 2


dapat dilihat pada table 12
Tabel 12 Effisiensi Pereduksi Kandungan Pencemar di Kolam Anaerobik 2
Effisiensi Pereduksi (%)
Unit Pengolahan Parameter
pH TSS BOD5 COD Total Coliform
Bak Anaerobik 1 - 40 60 40 95

Hasil perhitungan neraca massa di kolam anaerobik ini dapat dilihat pada table 13
Tabel 13 Perhitungan neraca massa di Kolam Anaerobik 2
Paramete Removal
Input Akumulasi Output Ket.
r (%)
pH - - - - -
TSS 40 203 81 122 kg/jam
BOD 60 63 38 25 kg/jam
COD 40 506 304 202 kg/jam
Total
95 125.000 118.750 6.250 Jml/100ml
Coliform
Total Q 772 423 349 kg/jam

Diagram alir kuantitatif kolam anaerobik 2 dapat dilihat pada Gambar 5

Kolam
Anaerobik 2
Influent Effluent
TSS= 203 kg/jam TSS= 122 kg/jam
BOD5= 63 kg/jam BOD5= 25 kg/jam
COD= 506 kg/jam COD= 202 kg/jam
Tot. Coli= 125.000 Jml/100ml Tot. Coli= 6.250 Jml/100ml

TSS= 81 kg/jam
BOD5= 38 kg/jam
COD= 304 kg/jam
Tot. Coli= 118.750 Jml/100ml
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

Gambar 5 Diagram alir kolam anaerobik 2

3.3.5 Neraca Massa Kolam Stabilisasi Fakultatif

Besarnya effisiensi pereduksi kandungan perncemar pada kolam fakultatif dapat


dilihat pada table 14
Tabel 14 Effisiensi Pereduksi Kandungan Pencemar di Kolam Fakultatif
Effisiensi Pereduksi (%)
Unit Pengolahan Parameter
pH TSS BOD5 COD Total Coliform
Bak Anaerobik 1 - 50 70 50 95

Hasil perhitungan neraca massa di kolam fakultatif ini dapat dilihat pada table 15
Tabel 15 Perhitungan neraca massa di Kolam Fakultatif
Paramete Removal
Input Akumulasi Output Ket.
r (%)
pH - - - - -
TSS 50 122 61 61 kg/jam
BOD 70 25 18 7 kg/jam
COD 50 202 101 101 kg/jam
Total
95 6.250 5.938 313 Jml/100ml
Coliform
Total Q 349 180 169 Kg/jam

Diagram alir kuantitatif kolam fakultatif dapat dilihat pada Gambar 6

Kolam
Fakultatif
Influent Effluent

TSS= 122 kg/jam TSS= 61 kg/jam


BOD5= 25 kg/jam BOD5= 7 kg/jam
COD= 202 kg/jam COD= 101 kg/jam
Tot. Coli= 6.250 Jml/100ml Tot. Coli= 313 Jml/100ml

TSS= 61 kg/jam
BOD5= 18 kg/jam
COD= 101 kg/jam
Tot. Coli= 5.938 Jml/100ml
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

Gambar 6 Diagram alir kolam fakultatif

3.3.6 Neraca Massa Kolam Maturasi


Besarnya effisiensi pereduksi kandungan perncemar pada kolam maturasi dapat
dilihat pada table 16
Tabel 16 Effisiensi Pereduksi Kandungan Pencemar di Kolam Fakultatif
Effisiensi Pereduksi (%)
Unit Pengolahan Parameter
pH TSS BOD5 COD Total Coliform
Bak Anaerobik 1 - 50 70 50 95

Hasil perhitungan neraca massa di kolam fakultatif ini dapat dilihat pada table 17
Tabel 17 Perhitungan neraca massa di Kolam Fakultatif
Paramete Removal
Input Akumulasi Output Ket.
r (%)
pH - - - - -
TSS 50 61 31 30 kg/jam
BOD 70 7 5 2 kg/jam
COD 50 101 51 50 kg/jam
Total
95 313 297 16 Jml/100ml
Coliform
Total Q 169 87 82 Kg/jam

Diagram alir kuantitatif kolam maturasi dapat dilihat pada Gambar 7

Kolam
Maturasi
Influent Effluent

TSS= 61 kg/jam TSS= 30 kg/jam


BOD5= 7 kg/jam BOD5= 2 kg/jam
COD= 101 kg/jam COD= 50 kg/jam
Tot. Coli= 313 Jml/100ml Tot. Coli= 16 Jml/100ml

TSS= 31 kg/jam
BOD5= 5 kg/jam
COD= 51 kg/jam
Tot. Coli= 297 Jml/100ml
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

Gambar 7 Diagram alir kolam maturase

3.3.7 Neraca Massa Sludge Drying Bed


Debit lumpur tinja yang masuk ke dalam sludge drying bed dapat dilihat di tabel
18 berikut

Tabel 18 Debit di Sludge Drying Bed


Akumulasi
Sumber Input Output Ket.
(30%)
Tangki Imhoff 2.009 603 1.406 kg/jam
Kolam Anaerobik 1 568 170 398 kg/jam
Kolam Anaerobik 2 423 127 296 kg/jam
Kolam Fakultatif 180 60 120 kg/jam
Total Q 3.180 960 2.220 kg/jam

Diagram alir kuantitatif Sludge Drying Bed dapat dilihat pada Gambar 8

Akumulasi 30%
Q = 960 kg/jam

Sludge
Influent Drying Bed
Q = 3.180 kg/jam

Effluent Q = 2.220 kg/jam

Gambar 8 Diagram alir sludge drying bed


INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
3.4 Neraca Massa
a. Neraca Massa Kuantitatif

TSS= 844 kg/jam TSS= 203 kg/jam TSS= 61 kg/jam


BOD5= 394 kg/jam BOD5= 63 kg/jam BOD5= 7 kg/jam
COD= 2.111 kg/jam COD= 506 kg/jam COD= 101 kg/jam
Tot. Coli= 50jt Jml/100ml Tot. Coli= 125rb Jml/100ml Tot. Coli= 313 Jml/100ml
TSS= 338 kg/jam TSS= 122 kg/jam
TSS= 2.111 kg/jam
BOD5= 158 kg/jam BOD5= 25 kg/jam TSS= 30 kg/jam
BOD5= 985 kg/jam
COD= 844 kg/jam COD= 202 kg/jam BOD5= 2 kg/jam
COD= 2.111 kg/jam
Tot. Coli= 2,5jt Jml/100ml Tot. Coli= 6.250 Jml/100ml COD=50 kg/jam
Tot. Coli= 50jt Jml/100ml
Tot. Coli= 16 Jml/100ml

TI
ZA1 ZA2 KF KM
T BE

TSS= 506 kg/jam


BOD5= 236 kg/jam
COD= 1.267 kg/jam
Tot. Coli= 47,5jt Jml/100ml

TSS= 135 kg/jam SB


BOD5= 95 kg/jam
COD= 338 kg/jam
Tot. Coli= 2,375jt Jml/100ml
TSS= 61 kg/jam
TSS= 81 kg/jam BOD5= 18 kg/jam
BOD5= 38 kg/jam COD= 101 kg/jam
COD= 304 kg/jam Tot. Coli= 5.938 Jml/100ml
Tot. Coli= 118.750 Jml/100ml : Supernatan
TSS= 31 kg/jam
: Sludge BOD5= 5 kg/jam
COD=51 kg/jam
Tot. Coli= 297 Jml/100ml

Gambar 9 Diagram Alir Kuantitatif


Keterangan diagram alir kuantitatif dapat dilihat pada tabel 19

Tabel 19 Keterangan diagram alir kuantitatif


Kode Keterangan Alat
T Tangki Tinja
TI Tangki Imhoff
BE Bak Equalisasi
ZA1 Zona Anaerobik 1
ZA1 Zona Anaerobik 2
KF Kolam Fakultatif
KM Kolam Maturasi
SB Sludge Drying Bed
P Pompa

b. Neraca Massa Kualitatif

P = 1 atm
T = 30⸰C P = 1 atm P = 1 atm
P = 1 atm P = 1 atm
T = 30⸰C T = 30⸰C
T = 30⸰C T = 30⸰C P = 1 atm
T = 30⸰C
T BE ZA1 ZA2 KF KM
P

INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA P = 1 atm No.dok :


(STTL “YLH”) T = 30⸰C
Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN : Supernatan
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM : Sludge
Hal : 1 – 17

KOLAM KOTA PALEMBANG SB

Gambar 10 Diagram Alir Kulitatif


Keterangan diagram alir kualitatif dapat dilihat pada tabel 20

Tabel 20 Keterangan diagram alir kualitatif


Kode Keterangan Alat
T Tangki Tinja
TI Tangki Imhoff
BE Bak Equalisasi
ZA1 Zona Anaerobik 1
ZA1 Zona Anaerobik 2
KF Kolam Fakultatif
KM Kolam Maturasi
SB Sludge Drying Bed
P Pompa

3.5 Process Engineering Flow Diagram (PEFD)


P = 1 atm
P = 1 atm T = 30⸰C P = 1 atm P = 1 atm P = 1 atm
T = 30⸰C 2 T = 30⸰C T = 30⸰C T = 30⸰C P = 1 atm
3 4 5 T = 30⸰C
6
TI 7

T BE ZA1 ZA2 KF KM
P

1 P = 1 atm
T = 30⸰C
8

: Supernatan
: Sludge
SB
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

Gambar 11 PEFD

Keterangan PEFD dapat dilihat pada tabel 21

Tabel 21 Keterangan PEFD


Kode Keterangan Alat
T Tangki Tinja
TI Tangki Imhoff
BE Bak Equalisasi
ZA1 Zona Anaerobik 1
ZA1 Zona Anaerobik 2
KF Kolam Fakultatif
KM Kolam Maturasi
SB Sludge Drying Bed
P Pompa
Nomor Arus

Digambar Dikoreksi Disetujui

Ir. Prayitno, M.Eng Ria Gusnita, ST,M.Eng

Paramete Arus 1 Arus 2 Arus 3 Arus 4 Arus 5 Arus 6 Arus 7


r (kg/jam) (kg/jam) (kg/jam) (kg/jam) (kg/jam) (kg/jam) (kg/jam)
TSS 2.111 844 338 203 122 61 30
BOD 985 394 158 63 25 7 2
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
COD 2.111 2.111 844 506 202 101 50
Jumlah 5.207 3.349 1.340 772 349 169 82

3.6 Neraca Massa Total


Neraca massa total pada pengolahan lumpur tinjan dengan sistem off site sanitation dapat
dilihat pada Gambar 12 dan data influen dan effluen dapat dilihat pada Tabel 23

X4 = 772 kg/jam X6 = 169 kg/jam


X2 = 3.349 kg/jam

X3 = 1.340 kg/jam X5 = 349 kg/jam


X1 = 5.207 kg/jam X7 = 82 kg/jam

TI
ZA1 ZA2 KF KM
T BE

X8 = 3.180 kg/jam

: Supernatan
: Sludge
SB

Gambar 12 Necara Massa Total

Tabel 23 Data Influent dan Effluent


Influent (kg/jam) Effluents (kg/jam)
X1 X2+ X3+X4+X5+X6+X7
5.207 6.061

3.7 Perhitungan Kapasitas Alat


Kapasitas pengolahan yaitu sebesar 125 m 3/hari dengan over design 20 % dengan sistem
off site sanitation. Proses pengolahan dengan off site sanitation ini merupakan penerapan
dari pengolahan system kolam. Pengolahan lumpur tinja dengan sistem ini terdiri dari
beberapa bagian yakni bak equalisasi, tangka Imhoff, kolam anaerobik 1, kolam
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
anaerobik 2, kolam fakultatif, kolam maturasi dan sludge drying bed. Adapun
perhitungan masing-masing unit pengolahan dan alat adalah sebagai berikut :
3.7.1 Unit Pengolahan
a. Bak Equalisasi
Bak equalisasi yang direncanakan adalah tipe gravitasi sederhana yang
dilengkapi dengan bar screen pada bagian inletnya.
Kapasitas pengolahan dengan over design 20 %
m3
¿ 125 ×1,2
hari
m3 hari
¿ 150 ×
hari 24 jam
m 3 1000 L
¿ 6,2 5 ×
jam m3
L jam
¿ 6.2 50 ×
jam 60 menit
L
¿ 104,17
menit

Kriteria perencanaan : Retention time = 4-8 jam

Volume bak yang diperlukan ¿ Q ×t d

m3
¿ 6,2 5 ×6 jam
jam

¿ 37,5 m3

Asumsi kedalaman bak (t) = 2D


1
Volume= π × D 2 ×t
4
1
37,5 m 3= ×3,14 × D2 × 2 D
4
37,5 m 3=1,57 D 3

37,5 m3
D=

3

1,57
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
D=2,85m

Dimensi bak equalisasi adalah

Diameter bak = 2,85 m


Tinggi bak = 5,7 m
Tinggi ruang bebas = 0,5 m
Tebal dinding = 0,2 m
Konstruksi = Beton K275
Volume bak = 37,5 m3
Waktu detensi = 6 jam
Harga pembuatan bak equalisasi = Rp 28.500.000,

b. Tangki Imhoff
Kapasitas tangka Imhoff
m 3 24 jam m3
Debit influent ¿ 3,349 × =80,38
jam hari hari
Zona Sedimentasi

Kedalaman air efektif =2m


Panjang (P) = 10 m
Lebar (L) =5m
Rasio (P/L) =2
Kemiringan dasar = 60⸰
Lebar slot = 20 cm
Overhang = 20 cm
Zona Lumpur

Kapasitas = 360 m3
Kedalaman =6m
Kemiringan penampung = 30⸰
Beban hidrolik permukaan

m3
Q
hari
Surface Loading rate=
A m2
80,38 m3 /hari
¿
( 10× 5 ) m2
m3 m3
¿ 1,61 . hari ≤30 .hari
m2 m2
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG
Kecepatan aliran horizontal

m3
Q
hari
v=
A m2

80,38 m3 /hari
¿
( 10× 5 ) m2

m 100 cm hari
¿ 1,61 × ×
hari m 8.640 detik

−3 cm cm
¿ 1,86 ×10 ≤1
detik detik

Suspended solids=60 % × Debit influent

m3
¿ 60 % × 80,38
hari

m3
¿ 48,23
hari

m3 m3
Debit effluent =80,38 −48,23
hari hari

m3
¿ 32,15
hari

Harga pembuatan tangka Imhoff = Rp 24.434.000,-

c. Kolam Anaerobik I
kg
Kapasitas lumpur tinja yang akan diolah ¿ 1.340
jam
kg
1.340
jam
¿
1000 kg/m3
¿ 1,34 m3 / jam
Retention time (td) = 1 – 2 hari
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

Volume kolam anaerobik ¿ Q ×t d


m3
¿ 1,34 × 24 jam
jam
¿ 32,16 m3
Over design 20% ¿ 38,88 m 3 ×1,2=38,59 m3
Asumsi perbandingan dimensi p : l : t = 2 : 1 : 1
Volume= p× l× t
38,59 m 3=2 l×l ×1 l
38,59 m3=2 l3
38,59 m3
l=

3

2
l=2,7 m

Dimensi Kolam Anaerobik 1

Panjang bak = 5,40 m


Lebar bak = 2,70 m
Tinggi bak = 2,70 m
Tinggi ruang bebas = 0,5 m
Tebal dinding = 20 cm
Konstruksi = Beton K275
Volume bak = 48,59 m3
Waktu detensi = 1 hari 12 menit
Harga pembuatan kolam anaerobik 1 = Rp 36.928.400,-

d. Kolam Anaerobik 2

kg
Kapasitas lumpur tinja yang akan diolah ¿ 772
jam

kg
772
jam
¿
1000 kg/m3
¿ 0,77 m3 / jam

Retention time (td) = 1-2 hari


INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

Volume kolam anaerobik ¿ Q ×t d

m3
¿ 0,77 × 24 jam
jam
¿ 18,48 m3

Over design 20% ¿ 18,48 m 3 ×1,2=22,176 m 3

Asumsi perbandingan dimensi p : l : t = 2 : 1 : 1

V olume= p× l× t

3
22,176 m =2 l× l ×1 l
¿ 22,176 m3=2 l 3
22,176 m3
l=

3

2
l=2 , 21 m
Dimensi Kolam Anaerobik 2

Panjang bak = 4,42 m


Lebar bak = 2,21 m
Tinggi bak = 2,21 m
Tinggi ruang bebas = 0,5 m
Tebal dinding = 20 cm
Konstruksi = Beton K275
Volume bak = 22,176 m3
Waktu detensi = 1 hari
Harga pembuatan kolam anaerobic 2 = Rp 16.853.760,-

e. Kolam Fakultatif

kg
Kapasitas lumpur tinja yang akan diolah ¿ 349
jam

kg
349
jam
¿
1000 kg/m3
¿ 0,35 m3 / jam
Retention time (td) = 4-6 hari
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

Volume kolam fakultatif ¿ Q ×t d


m3
¿ 0,35 × 96 jam
jam
¿ 33,6 m3
Over design 20% ¿ 33,6 m 3 × 1,2=40,32 m 3
Asumsi perbandingan dimensi p : l = 2 : 1, Tinggi = 1,8 m
Volume= p× l× t
40,32 m 3=2 l× 1l ×1,8 m
22,4 m2=2 l 2
22,4 m2
l=
√ 2
l=3,35 m
Dimensi Kolam Fakultatif

Panjang bak = 6,70 m


Lebar bak = 3,35 m
Tinggi bak = 1,8 m
Tinggi ruang bebas = 0,5 m
Tebal dinding = 20 cm
Konstruksi = Beton K275
Volume bak = 40,32 m3
Waktu detensi = 4 hari
Harga pembuatan kolam fakultatif = Rp 30.643.200,-

f. Kolam Maturasi

kg
Kapasitas lumpur tinja yang akan diolah ¿ 169
jam

kg
169
jam
¿
1000 kg/m3
¿ 0,17 m3 / ja m

Retention time (td) = 5-10 hari

Volume kolam maturasi ¿ Q ×t d


INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

m3
¿ 0,17 × 120 jam
jam
¿ 20,4 m 3

Over design 20% ¿ 31,2 m3 ×1,2=24,48 m3

Asumsi perbandingan dimensi p : l = 2 : 1, Tinggi = 1,2 m

V olume= p× l× t

24,48 m3=2 l×1 l ×1,2 m


20,4 m2=2 l 2
20,4 m2
l=
√ 2
l=3,19 m

Dimensi Kolam Maturasi

Panjang bak = 6,38 m


Lebar bak = 3,19 m
Tinggi bak = 1,2 m
Tinggi ruang bebas = 0,5 m
Tebal dinding = 20 cm
Konstruksi = Beton K275
Volume bak = 24,48 m3
Waktu detensi = 6 hari
Harga pembuatan kolam maturasi = Rp 18.604.800,-

g. Sludge Drying Bed

kg
Kapasitas lumpur tinja yang akan diolah ¿ 3.180
jam

kg
3.180
jam
¿
1000 kg/m3
¿ 3 , 18 m 3 / ja m
Retention time (td) = 1-2 minggu
INSTITUT TEKNOLOGI YOGYAKARTA No.dok :
(STTL “YLH”) Revisi :
Jl.Janti km 4 Gedong Kuning, Yogyakarta
Tanggal : 15 Mei 2020
PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN
Hal : 1 – 17
LUMPUR TINJA SUKAWINATAN SISTEM
KOLAM KOTA PALEMBANG

Volume kolam anaerobik ¿ Q ×t d


m3
¿ 3 , 18 × 168 ja m
jam
534,24 m3
¿
12
¿ 44,52 m3
Over design 20% ¿ 44,52 m 3 × 1,2=53,424 m 3
Asumsi perbandingan dimensi p = 3l, l = 4,50
Volume= p× l× t
53,424 m3=3(4,50)× 4,50 ×t
53,424 m 3
t=
60,75 m 2
t=0,88 m
Dimensi Sludge Drying Bed

Panjang bak = 13,50 m


Lebar bak = 4,50 m
Tinggi bak = 0,88 m
Tinggi ruang bebas = 0,25 m
Tebal dinding = 20 cm
Konstruksi = Beton K275
Volume bak = 53,424 m3
Waktu detensi = 1 minggu
Harga pembuatan Sludge drying = Rp 40.602.240,-
bed
Harga 12 Sludge drying bed = Rp 487.226.880,-

3.7.2 Peralatan

3.7.3 Unit
3.7.4 Unit
3.8

Anda mungkin juga menyukai