Contoh Laporan SMD Dan MMD
Contoh Laporan SMD Dan MMD
Disusun Oleh:
Dwi Ayu Lestari (2019717002)
Wa Ode Nur Arfianti (2019717011)
Prita Wahyuni (2019717021)
Oka Wijaya Putra (2019717030)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan berkah, rahmat,
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas yang diberikan berupa makalah tentang
bagaimana melakukan survei mawas diri (SDM) dan musyawarah masyarakat desa (MMD)
sebagai langkah dalam pegorganisasian dan pengembangan masyarakat (PPM), yang kami
lakukan di Kelurahan Kramat Pela, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan tanpa ada hambatan dan
aral melintang yang berarti hingga penyelesaian makalah ini.
Ucapan terimakasih yang setingi-tingginya kami haturkan kepada ibu Dra. Chairunnisa,
M.Kes selaku dosen mata kuliah yang telah memberikan pencerahan dan pembelajaran sebagai
bekal kiprah kami di masyarakat dikemudian hari yang sangat mendukung kami semua sehingga
kami dapat memahami bahwa PPM sebagai salah satu cara untuk memandirikan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya, kami ucapkan terimasih pula kepada semua pihak yang
telah memberikan bantuan baik berupa moril maupun materil yang sangat berarti bagi penulis.
Sehingga atas kerjasama yang terjalin dapat meringankan beban yang ada.
Kami menyadari bahwa makalah yang disusun masih terdapat banyak kekurangan bahkan
kekeliruan. Untuk itu kami mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi
terciptanya hasil makalah yang lebih baik. Karena tidak ada yang layak menyandang
kesempurnaan kecuali Allah SWT.
Harapan kami, semoga makalah yang disusun dapat bermanfaat bagi kami sebagai penulis
maupun bagi pembaca.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelurahan Kramat Pela merupakan kelurahan yang mayoritas masyarakatnya merupan
orang berpendidikan terlihat dari komunitas terbanyak di daerah ini adalah mahasiswa dan
pelajar.
Wilayah kelurahan Kramat Pela sendiri merupakan daerah yang berbatasan dengan kali
grogol yang mengakibatkan daerah ini menjadi daerah rawan banjir dan akhirnya di daerah ini
pula tidak sedikit masyarakatnya mengalami penyakit yang berhubungan dengan hal tersebut.
Kurangnya posyandu untuk lansia di kelurahan ini juga menjadi masalah tersendiri
sehingga para lansia yang ada masih sulit untuk mengontrolkan kesehatannya. Sedangkan kita
tau sendiri usia lansia merupakan usia rentan yang memiliki beberapa macam penyakit.
Dari sekian banyak masalah kesehatan yang ada, kelurahan Kramat Pela memiliki riwat
mengalami masalah penyakit demam berdarah hampir merata setiap RT ataupun RW memiliki
kasus penyakit DBD.
Kasus TBC juga yang masih terus ditemukan di kelurahan ini menjadi masalah tersendiri,
ditambah dengan banyaknya rumah yang masih kurang fentilasi dan lain sebagainya. Perilaku
masyarakat yang masih gemar merokok utamanya di kalangan orangtua yang menyebabkan anak
remaja menjadi ikut – ikutan juga menjadi tantangan terbesar untuk dituntaskan
Menanggapi permasalahan yang terjadi di kelurahan ini, maka petugas berinisiatif
melakukan perorganisasian dan pengembangan kepada masyarakat terhadap masalah yang
dihadapi dengan mengedepankan musyawarah melalu forum MMD (Musyawarah Masyarakat
Desa) dengan mendiskusikan potensi maupun solusi yang bisa dipakai dari permasalahan yang
kita temukan melalu SMD (Survey Mawas Diri).
B. Tujuan
1. Untuk melihat masalah yang ada di wilayah Kelurahan Kramat Pela.
2. Mendorong masyarakat di wilayah kelurahan Kramat Pela untuk lebih berpartisipasi
dalam menentukan masalah yang akan menjadi prioritas
4
3. Untuk mendapatkan solusi terbaik terhadap masalah yang ada di wilayah Kelurahan
Kramat Pela.
C. Sasaran
Kepada seluruh masyarakat Kelurahan Kramat Pela agar lebih berdaya. Dengan mereka
berdaya maka solusi yang didapatkan akan menjadi solusi yang pas dan relevan dengan realita
yang ada di lingkungan mereka sendiri.
5
BAB II
A. Data Geografis
Kelurahan Kramat Pela merupakan daerah tempat tinggal/pemukiman, tidak ada sawah,
tidak ada rawa dan juga tidak ada industri berat. Wilayah kelurahan Kramat Pela merupakan
salah satu dari 10 Kecamatan diwilayah Jakarta Selatan dengan batas wilayah:
Sebelah Utara : Jl. Kyai Maja ( Kelurahan Gunung )
Sebelah Timur : Jl. Sultan Hasanudin ( Kelurahan Melawai )
Sebelah Selatan : Jl. Gandaria 1 ( Kelurahan gandaria Utara )
Sebelah Barat : Kali Grogol ( Kecamatan Kebayoran lama )
6
Kelurahan Kramat Pela mempunyai luas wilayah 123.8 Ha atau 12.38 Km2 terdiri dari
10 (sepuluh ) RW dan 82 RT, serta jumlah penduduk sebanyak 17.597 Jiwa.
Ditinjau dari segi kondisi wilayahnya kelurahan Kramat Pela terletak pada iklim tropis
dimana suhu rata-rata pertahun 27º C dengan kelembaban antara 80 % - 90 %.Curah hujan
rata-rata sepanjang tahun 2000 mm.
Curah hujan tertinggi sekitar bulan Februari dan terendah diperkirakan bulan
September. Daerah Kebayoran Baru mempunyai tingkat elevasi 12 – 22 m diatas permukaan
air laut.
Kelurahan kramat pela mempunyai 1 buah sungai besar di sebelah barat yaitu kali
Grogol. Di kelurahan Kramat Pela terdapat beberapa daerah rawan banjir yang meliputi RW
02, 08, 09 dan 10 yang bersumber dari luapan sungai grogol. Selain itu daerah rawan demam
berdarah terdapat di RW 02, 07, 08 dan RW 09.
B. Data Demografi
Jumlah Penduduk kelurahan Kramat Pela Kota Administrasi Jakarta Selatan tahun 2018
yaitu sebanyak 17.597 jiwa, perincian Laki – laki 8.9272 jiwa, Perempuan 8.668 jiwa dengan
tingkat kepadatan lebih kurang 13,73 jiwa / km2
1. Jumlah Penduduk menurut Komposisi Penyebarannya
WNI WNA JIWA
No RW
Lk Pr Jml Lk Pr Jml JML
1 01 889 941 1830 - - - 1,830
2 02 1245 1275 2520 - - - 2,520
3 03 179 257 436 - - - 436
4 04 524 628 1152 - - - 1,152
5 05 498 528 1026 - - - 1,026
6 06 156 168 324 - - - 324
7 07 484 626 1110 - - - 1,110
8 08 2170 1629 3799 - - - 3,799
9 09 2099 1966 4065 - - - 4,065
10 10 683 638 1321 - - - 1,321
Jumlah Kepala Keluarga yang ada di Kelurahan Kramat Pela sebanyak 5.648 Kartu
Keluarga dengan jumlah per RW sebagai berikut.
1. RW. 01 = 609 KK 6. RW. 06 = 80 KK
7
3. RW. 03 = 90 KK 8. RW. 08 = 1.590 KK
W NI WNA
No Umur Ket
Lk Pr Jumlah Lk Pr Jml
1 0-4 1059 1017 2,076 - - - 2,076
2 4-9 742 675 1,417 - - - 1,417
3 10 14 734 695 1,429 - - - 1,429
4 15 -19 719 680 1,399 - - - 1,399
5 20 - 24 559 569 1,128 - - - 1,128
6 25 -29 602 624 1,226 - - - 1,226
7 30 - 34 781 751 1,532 - - - 1,532
8 35 - 39 756 702 1,458 - - - 1,458
9 40 - 44 620 689 1,309 - - - 1,309
10 45 - 49 687 658 1,345 - - - 1,345
11 50 - 54 591 548 1,139 - - - 1,139
12 55 - 59 432 401 833 - - - 833
13 60 - 64 307 256 563 - - - 563
14 65 - 69 138 140 278 - - - 278
15 70 - 74 108 113 221 - - - 221
16 75 Keatas 91 139
230 - - - 230
8
4. Fasilitas Umum
a. Tempat Ibadah
NO SARANA PERIBADATAN JUMLAH
1 Masjid 8
2 Pesantren 1
3 Gereja 2
Jumlah 11
b. Sarana Pendidikan
NO. URAIA SD MI SDLB SMP SMPLB/C SMA/SMK SMALB/C
N
1 Jumlah 6 0 0 3 0 4 0
sekolah
2 Jumlah 6 0 0 3 0 4 0
sekolah
UKS
3 Jumlah 324 0 0 338 0 1050 0
murid kelas
I
4 Jumlah 6 0 0 3 0 4 0
sekolah
yang
mempunyai
ruang UKS
5 Jumlah 1 0 0 1 0 1 0
sekolah
yang
mempunyai
UKS Kit
6 Jumlah 5 0 0 3 0 4 0
sekolah
yang
mempunyai
kader
9
7 Jumlah
kader di
sekolah
8 Jumlah guru 6 0 0 3 0 4 0
pembina
UKS
9 Jumlah guru 5 0 0 3 0 4 0
pembina
UKS yang
telah dilatih
10 Jumlah 6 0 0 3 0 4 0
sekolah
yang
mendapat
penyuluhan
kesehatan
5. Fasilitas Kesehatan
10
JUMLAH FASILITAS KESEHATAN MENURUT
JMLH
KEPEMILIKAN
NO KELURAHAN
DEPKE
PEMDA BUMN ABRI SWASTA
S
1 PUSKESMAS - 1 - - - 1
RUMAH - - - -
2 - 0
BERSALIN
RUMAH - - - -
3 2 2
SAKIT
PRAKTEK DR. - - - -
4 4 4
DRG
5 APOTIK - - - - 5 5
6 KLINIK KES. - - - - 9 9
7 SIN SHE - - - - - 0
8 BKIA - - - - - -
9 LAIN – LAIN - - - - - 0
JUMLAH - - - - - -
11
Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian
Balita (AKABA), dan Angka Kematian Ibu (AKI)
a. Angka Kematian Neonatal (AKN)
Angka Kematian Neonatal (AKN) adalah jumlah kematian bayi usia sampai 28
hari yang dinyatakan dalam 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Angka
Kematian Neonatal di Kelurahan Kramat Pela Tahun 2019 sebesar 1 per 1000
kelahiran hidup, tidak mengalami perubahan dari Tahun 2018. Kasus kematian
neonatal yang ada di Kelurahan Kramat Pela adalah akibat gawat janin Berat Badan
Lahir Rendah (BL=1000 gr)
Gambar 3.1 AKN di Kelurahan Kramat Pela Tahun 2018 – 2019
1.2
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
2018 2019
Berdasarkan grafik diatas, terlihat setiap tahun terjadi kasus kematian neonatal
di Kelurahan Kramat Pela. Untuk itu perlu dilakukan peningkatan pelayanan ANC
yang berkualitas dan terpadu, meningkatkan pelaksanaan GSI dan P4K,
meningkatkan fungsi Puskesmas dalam memberikan pelayanan neonatal esensial,
peningkatan SDM kesehatan melalui peningkatan keterampilan dan pelatihan,
meningkatkan fungsi keluarga dalam perawatan bayi dan balita melalui kelas ibu
balita, meningkatkan pemanfaatan buku KIA.
b. Angka Kematian Bayi (AKB)
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat bayi lahir sampai satu
hari sebelum ulang tahun pertama. Dari sisi penyebabnya, kematian bayi dibedakan
faktor endogen dan faktor eksogen. Kematian bayi endogen (kematian neonatal)
adalah kejadian kematian yang terjadi pada bulan pertama setelah bayi dilahirkan,
umumnya disebabkan oleh faktor bawaan. Sedangkan kematian eksogen (kematian
12
post neonatal) adalah kematian bayi yang terjadi antara usia satu bulan sampai satu
tahun, umumnya disebabkan oleh faktor yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan.
AKB menggambarkan banyaknya jumlah bayi yang meninggal pada fase antara
kelahiran hingga bayi belum mencapai umur 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada
tahun tertentu di suatu daerah. Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan ias r en
yang sangat berguna tidak hanya terhadap status kesehatan anak, tetapi juga terhadap
status penduduk secara keseluruhan dan kondisi ekonomi dimana penduduk tersebut
bertempat tinggal. Selain itu, program-program kesehatan di Indonesia banyak yang
menitikberatkan pada upaya penurunan Angka Kematian Bayi. AKB tidak hanya
mencerminkan besarnya masalah kesehatan yang berkaitan dengan kematian bayi
seperti akibat diare, infeksi saluran pernafasan, salah gizi, atau penyakit infeksi
lainnya, akan tetapi juga mencerminkan tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan
lingkungan secara umum serta tingkat perkembangan sosial ekonomi masyarakat.
Tidak ada Angka Kematian Bayi (AKB) di Kelurahan Kramat Pela pada tahun 2019.
13
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang meninggal sebelum
mencapai usia 5 (lima) tahun yang dinyatakan sebagai angka per 1.000 kelahiran
hidup. AKABA menggambarkan peluang untuk meninggal pada fase antara kelahiran
dan sebelum umur 5 (lima) tahun. AKABA dapat menggambarkan tingkat
permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap
kesehatan anak seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi, dan kecelakaan. Angka
Kematian Balita di Kelurahan Kramat Pela pada tahun 2019 nihil (0 per 1000
kelahiran hidup), sama dengan Angka Kematian Balita pada tahun 2018.
d. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indicator penting yang
menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat dan pemanfaatan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas. AKI juga menggambarkan jumlah
wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau insidentil) selama
kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan) tanpa
memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu
bersama dengan Angka Kematian Bayi senantiasa menjadi keberhasilan
pembangunan pada kesehatan. AKI berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran
perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan,
tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu
melahirkan dan masa nifas. Angka Kematian Ibu (AKI) di Kelurahan Kramat Pela
pada tahun 2019 adalah nihil (0 per 100.000 kelahiran hidup).
2. Morbiditas
Morbiditas adalah angka kesakitan, baik insiden maupun prevalen dari suatu
penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian penyakit dalam suatu populasi pada kurun
waktu tertentu. Morbiditas juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan
masyarakat. Tingkat kesakitan suatu negara juga mencerminkan situasi derajat kesehatan
masyarakat yang ada didalamnya. Bahkan tingkat morbiditas penyakit menular tertentu
yang terkait dengan komitmen internasional senantiasa menjadi sorotan dalam
membandingkan kondisi kesehatan antar negara. Selain menghadapi transisi demografi,
14
Indonesia juga menghadapi transisi epidemiologi yang menyebabkan beban ganda.
Disatu sisi, kasus gizi kurang serta penyakit-penyakit infeksi, baik reemerging maupun
new-emerging disease masih tinggi. Namun disisi lain, penyakit ias r ent e, gizi lebih
dan gangguan kesehatan akibat kecelakaan juga meningkat. Masalah perilaku tidak sehat
juga menjadi faktor utama yang harus dirubah terlebih dahulu agar beban ganda masalah
kesehatan teratasi. Pada bab ini akan disajikan gambaran morbiditas penyakit-penyakit
menular dan tidak menular yang dapat menjelaskan keadaan derajat kesehatan
masyarakat di Kelurahan Kramat Pela sepanjang tahun 2019.
Pola 10 Besar Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kelurahan Kramat Pela
Berdasarkan laporan Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP),
pola 10 besar penyakit terbanyak di Puskesmas Kelurahan Kramat Pela pada tahun 2019
menunjukkan bahwa kasus terbanyak adalah penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas
dengan jumlah total kasus sebanyak 4031, diikuti penyakit Hipertensi dengan jumlah total
kasus sebanyak 2699, selanjutnya Diabetes Mellitus dengan jumlah total kasus sebanyak
1421. Sedangkan urutan terbawah dari 10 besar penyakit adalah penyakit pada system
otot dan jaringan pariapikal dengan jumlah total kasus sebanyak 202. Gambar berikut
menyajikan pola 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Kelurahan Kramat Pela pada tahun
2019
No Code Nama Penyakit Total
J00, J02, J03,
1 ISPA 4031
J10
2 I10 Penyakit Hipertensi 2699
3 E11 Diabetes Melitus 1421
4 L20-L30 Penyakit kulit alergi 588
5 K04 Penyakit pulpa dan jaringan parifikal 561
6 A09 Diare 494
7 K30 Gastritis 394
8 M79 Myalgia 389
9 L00-L08 Penyakit infeksi kulit 316
10 M13 Penyakit pada system otot dan jaringan pariapikal 202
Gambar 3.3 10 Penyakit terbanyak Puskesmas Kelurahan Kramat Pela Tahun 2019
15
Chart Title
Penyakit pada system ototdanjaringan pariapikal
Penyakit infeksi kulit
Myalgia
Gastritis
Diare
Penyakitpulpadanjaringanparifikal
Penyakit kulit alergi
Diabetes Melitus
PenyakitTekananDarahTinggi
ISPA
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500
3. Status Gizi
Dalam program posyandu (KIA dan gizi) dibutuhkan ketrampilan dalam pengisian
KMS, KMS adalah suatu pencatatan lengkap tentang kesehatan seorang anak. KMS harus
dibawa ibu setiap kali ibu menimbang anaknya atau memeriksa kesehatan anak dengan
demikian pada tingkat keluarga KMS merupakan laporan lengkap bagi anak yang
bersangkutan, sedangkan pada lingkungan kelurahan bentuk pelaporan tersebut dikenal
dengan SKDN. Balok SKDN adalah balok-balok yang memberikan gambaran mengenai
keberhasilan kegiatan program di suatu wilayah kerja (Departemen Kesehatan, 2006).
Tujuan dari balok SKDN adalah:
1. Semua balita yang ada di wilayah kerja terdaftar dan mendapat KMS.
2. Semua hadir untuk di timbang dan semua balita naik berat badannya.
Sehingga S = K =D = N yaitu:
S = Jumlah semua balita berada di wilayah kerja.
K = Jumlah semua baliata yang terdaftar dan telah mendapat KMS.
D = Jumlah balita yang di timbang.
N = Jumlah balita yang naik berat badannya.
SKDN merupakan akronim yang umum dikenal bagi praktisi kesehatan dalam
penyelenggaraan aktivitas penimbangan di posyandu dalam bentuk laporan FII/Gizi
(Lampiran). Indikator SKDN yang memberi gambaran tentang aktivitas program
penanggulangan KEP balita di posyandu adalah K/S, D/S, N/S, D/K, N/D.
K/S = Tingkat liputan program
16
D/S = Tingkat partisipasi masyarakat.
N/S = Tingkat keberhasilan program.
D/K = Tingkat kelangsungan penimbangan
N/D = Tingkat keberhasilan penimbangan
Grafik 1. Hasil Penimbangan Balita Usia 0-59 Bulan di Posyandu Kelurahan Kramat Pela
Tahun 2019
120
100
80
60
Posyandu
40
20
0
I TI S IK
BA A N AR A IA GI ON T
UT AW EL AR G EL PU
R AM B M M ND AN M
R AM GA M
Keterangan:
S : Jumlah seluruh balita yang ada di wilayah kerja Posyandu Kel. Kramat Pela
K : Jumlah balita yang mempunyai KMS dan KMS akan diberi ibu kader bila balita
dating menimbang di Posyandu
D : Jumlah balita yang datang menimbang di Posyandu
N : Jumlah balita ditimbang naik berat badan sesuai dengan standar yang ada di KMS
Dari grafik tersebut, dapat disimpulkan bahwa balita dengan jumlah S terbanyak
yaitu di Posyandu Mawar, yaitu 104 balita, dan terendah di Posyandu Putik yaitu 41
balita.
Grafik 2. Hasil Penimbangan Balita Usia 0-59 Bulan di Posyandu Kelurahan Kramat Pela
17
600
500
400
300
Bulan
200
100
0
ri ar
i
et ril ei ni li us r er r r
ua ru ar Ap M Ju Ju st be ob be be
a n b u m t m m
J F e M A g te Ok ve se
S ep No De
18
120%
100%
80%
60%
40%
20%
0%
RAMBAI R AMBU TAN MAW AR MEL ATI GAND ARIA MANGGI S MEL ON P UTI K
Grafik 3. Analisa Hasil Penimbangan Balita di Posyandu Kelurahan Kramat Pela Tahun
2019
19
N/D tertinggi ada di posyandu putik (81%), terendah ada di posyandu melati (55%).
Sementara Capaian N/D se Kramat Pela nilainya 63%. Hal ini menunjukkan kenaikan
berat badan pada balita yang ditimbang hanya 63%. Nilai N/D juga menunjukan
sebaran kasus munculnya kasus BGM bila tidak tertangani secara dini.
1.5
0.5
0
Rambai Rambutan Mawar Melati Manggis Gandaria Melon Putik
20
Analisa grafik di atas sebagai berikut:
Kasus BGM ada di 4 posyandu, artinya 50% dari jumlah posyandu terdapat kasus
BGM
Kasus BGM terbanyak ada di posyandu rambai dan mawar, masing-masing dengan 2
kasus BGM. Sementara kasus BGM di Melati dan Melon hanya 1 kasus.
Nilai N/D terendah ada di posyandu Melati (55%), kasus BGM di Melati hanya 1
artinya Posyandu melati dapat menindaklanjuti secara dini untuk anak yang tidak naik
BB nya, sehingga kasus BGM tidak bertambah banyak
Nilai N/D di posyandu rambai (67%) dan mawar (56%) sedangkan kasus BGM nya
2.Hal ini menunjukkan pemahaman kader untuk kategori naik atau turun masih
kurang atau penanganan secara dini pada balita yang beratnya tidak naik kurang cepat
sehingga kasus BGM bertambah
21
Tabel 3.4
Perkembangan KP ibu Kelurahan Kramat Pela Tahun 2019
Tabel. Diatas menunjukkan bahwa jumlah KP ibu di Kelurahan Kramat Pela ada 4.
Semua KP ibu aktif.
22
Gambar 3.4
Proporsi TB Paru BTA Positif di antara Suspek di Kel.Kramat Pela Tahun 2019
16
14
12
10
Axis Title
0
januari feb mar apr mei jun jul agus sep okt nov des
Dari Grafik di atas terlihat bahwa Proporsi BTA (+) di antara Suspek TB di
Kelurahan Kramat Pela mencapai 9%. Kisaran Angka Poporsi BTA (+) antara 5%-15%.
b. Angka penemuan pasien baru TB Paru BTA positif (CDR=case detection rate)
Adalah prosentase jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan
diobati dibanding jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan ada dalam
wilayah tersebut. Case Detection Rate menggambarkan cakupan penemuan pasien
baru BTA positif pada wilayah tersebut. Perkiraan jumlah pasien baru TB BTA
positif diperoleh berdasarkan perhitungan angka insidens kasus TB paru BTA
positif dikali dengan jumlah penduduk. Target Case Detection Rate Program
Penanggulangan Tuberkulosis Nasional minimal 70%.
23
Grafik angka penemuan pasien baru TB paru BTA postif (CDR) Di kel kramat pela tahun 2019
16
14
12
10
0
target capaian
CDR di Kelurahan Kramat Pela tahun 2019 mencapai 66%, angka tidak mencapai
target nasional maupun target Pemprov DKI Jakarta. Hal ini disebabkan :
Penjaringan hanya dilakukan di poli umum
Skrining aktif ke wilayah terkendala dengan tenaga yang tersedia
Banyaknya warga yang berobat TB di RS
Koordinasi jejaring yang masih kurang
24
angka kesembuhan telah mencapai 85%, hasil pengobatan lainnya tetap perlu
diperhatikan, yaitu berapa pasien dengan hasil pengobatan lengkap, meninggal,
gagal, default, dan pindah.
Angka default tidak boleh lebih dari 5%, karena akan menghasilkan proporsi
pasien pengobatan ulang yang tinggi di masa yang akan datang yang disebabkan
karena penanggulangan Tuberkulosis yang tidak efektif.
Peningkatan kualitas penanggulangan TB akan menurunkan proporsi kasus
pengobatan ulang antara 10-20 % dalam beberapa tahun.
Sedangkan angka pengobatan gagal untuk pasien baru BTA positif tidak boleh lebih
dari 2% untuk daerah yang belum ada masalah resistensi obat, dan tidak boleh lebih besar
dari 10% untuk daerah yang sudah ada masalah resistensi obat.
Gambar 3.7
Cure rate di Puskesmas Kramat Pela 2019
6
0
bta pos bta sembuh
Berdasarkan gambar di atas, angka kesembuhan (cure rate) pengobatan kasus baru
TB Paru BTA positif tahun 2019 menunjukan mencapai 100%. Angka ini melebihi target
yaitu 85%.
2. Pneumonia
25
Pneumonia merupakan penyakit utama penyebab kematian bayi dan balita terbesar
di Indonesia. Sekitar 80 – 90 % dari kasus kematian Infeksi Saluran Pernafasan Atas
disebabkan oleh Pneumonia. Kondisi tersebut umumnya terjadi pada balita terutama pada
kasus gizi kurang dengan kondisi lingkungan yang tidak sehat (asap rokok, polusi).
Cakupan penemuan pneumonia balita pada tahun 2019 sebesar 100 % dengan
jumlah kasus yang ditemukan sebanyak 75 kasus.
0
jan feb mar apr mei jun jul agus sept okt nov des
26
Berdasarkan grafik diatas, dapat ditarik kesimpulan:
Jumlah Kasus DBD tahun 2019 sebanyak 24 kasus, mengalami peningkatan di
banding tahun 2018 ( 8 kasus). Hal ini disebabkan karena perubahan musim,
dimana musim penghujan lebih memanjang dibanding dengan kemarau
Kasus DBD terbanyak di bulan Februari dan Maret karena tingginya curah hujan
di bulan tersebut. Curah hujan yang tinggi menyebabkan banyaknya perindukkan
jentik nyamuk terutama di tempat t terbuka seperti taman, botol bekas yang
terbuka.
Gambar 3.11
Incidens Rate (IR) Kasus DBD di Kec. Kebayoran Baru Tahun 2019
160
140
120
100
80
60
40
20
0
senayan gunung selong rabar petog melawai krampel gandut pulo ciput
27
3. PSN belum dilaksanakan secara optimal di 7 tatanan.
4. Belum optimalnya peran serta masyarakat terhadap pelaksanaan PSN 30 menit
setiap Jum’at.
b. Diare
Penderita diare di Puskesmas setiap tahun jumlahnya cukup tinggi. Namun
demikian hal ini belum dapat menggambarkan prevalensi keseluruhan dari penyakit
diare karena banyak dari kasus tersebut yang tidak terdata oleh sarana pelayanan
kesehatan (pengobatan sendiri atau pengobatan di praktek swasta).
Tabel 3.1.
Penemuan Diare Di Kelurahan Kramat pela Tahun 2019
482
481
480
479
478
477
476
target capaian
28
Upaya pencegahan dan penanggulangan kasus diare dilakukan melalui
penyuluhan ke masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) dalam kehidupan sehari-hari, karena secara umum penyakit diare sangat
berkaitan dengan hygiene sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
29
Pelayanan pusk lama
Puskesmas sering lupa jadwal
posyandu
Banyak lansia dgn HT dan DM
Sosialisasi ke wrga utk kontrol
3 penyakit DM & HT nya Terdapat 1 jumantik per RT
Bergabung dgn posyandu RW
lainnya
Kualitas air kurang bagus
Kesulitan untuk masuk di rumah
besar saat PSN Terdapat 1 jumantik per RT
Peserta posyandu masih sedikit
Terdapat Posyandu Lansia
4 Banyak warga merokok
Ada ortu khawatir anaknya di suntik Terdapat Posyandu Balita
saat BIAS Terdapat lapangan voley
Tidak ada olah raga bersama secara
rutin
5 Banyak warga Merokok Jumantik, Terdapat Klinik swasta
6 Tidak ada masalah
Ada kasus DBD Terdapat 1 jumantik per RT
7 Ketersediaan stick GDS dan
kolesterol
Ada BGM Terdapat 1 jumantik per RT
WC cemplung Terdapat 1 posyandu lansia
Warga banyak merokok Terdapat 1 posbindu
8 Narkoba Terdapat 2 posyandu balita
Tidak ada olah raga rutin bersama
Ketersediaan stick GDS dan
kolesterol
TBC Terdapat 1 jumantik per RT
Antivaksin Terdapat 2 pos lansia
Ada BGM Terdapat 2 posyandu balita
Daerah banjir
9 Lansia stroke
WC cemplung
Narkoba
Banyak warga merokok
Puskesmas lama pelayanannya
Daerah banjir
10 Terdapat 1 jumantik per RT
Banyak kasus HT
30
Banyak warga merokok
Posyandu lansia Terdapat Posyandu Balita
N
o Masalah Wilayah
1 Kasus DBD Tinggi RW 01,02,07
Rendahnya
2 Penemuan Kasus RW 09
TBC
Terdapat Lansia
3 RW 02,03,08,09,10
DM & Ht
Kurang
4 Ketersediaan stick RW 07,09
GDS & kolesterol
Dicurigai ada warga
5 Rw 08,09
pengguna Narkoba
6 Terdapat BGM RW 08
7 Daerah banjir RW 02,09,10
Terdapat WC
8 RW 02,08,09
cemplung
Kualitas air kurang
9 RW 04
baik
Terdapat Anti
10 RW 02,09
vaksin
RW
Banyak warga
11 02,04,05,07,08,09,1
merokok
0
Belum ada olah raga
12 Rw 04,08
rutin
13 Ada yg tdk ber KB RW 02
B. Pelaksanaan MMD
31
Sebelum kita melakukan MMD petugas merasa perlu menerangkan mekanisme
musyawarah yang kita lakukan sehingga prosesnya menjadi lebih terarah, yakni sbb :
a. Peserta MMD
MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas Puskesmas, dan sektor terkait
di tingkat desa dan kecamatan (seksi-seksi pemerintahan, tokoh masyarakat, tokoh Agama, tokoh
organisasi masyarakat, kader dan lain-lain).
b. Tempat dan waktu pelaksanaan MMD
MMD dilaksanakan di Balai kelurahan Kramat Pela, pada hari ini sabtu, 30 Mei 2020 atau
tepat 1 bulan setelah kami melakukan SMD.
c.Cara pelaksanaan, yaitu :
1. Pembukaaan oleh lurah
2. Perkenalan peserta dipimpin oleh Kader
3. Penyajian hasil SMD oleh kader selaku tim pelaksana
4. Perumusan dan penentuan prioritas masalah dengan rekomendasi teknis dari bidan/nakes.
5. Menggali potensi dan menemukan potensi yang ada (Covert maupun overt)
6. Menyusun RenKer Penanggulangan dipimpin lurah
7. Menyimpulkan hasil MMD berupa penegasan tentang RenKer oleh lurah
8. Penutup.
d. Prioritas Masalah
No Masalah U S G Jumlah Urutan
1 Kasus DBD 2 3 3 8 9
2 Kasus TBC 5 5 3 13 1
3 Lansia dengan DM & HT 3 2 2 7 8
4 Ketersesdiaan stick GDS dan kolesterol 2 3 2 7 10
5 Narkoba 3 3 2 8 7
6 BGM 3 3 3 9 6
7 Daerah banjir 4 4 4 12 3
8 WC cemplung 5 4 4 13 2
9 Kualitas air kurang baik 3 3 4 10 5
32
10 Ada warga anti Vaksin 2 2 1 5 11
11 Banyak warga merokok 5 3 4 12 4
12 Belum ada olahraga rutin 2 1 2 5 12
1. Kasus TBC
2. WC cemplung
3. Daerah banjir
4. Banyak warga merokok
5. Kualitas air kurang baik
6. BGM
7. Narkoba
8. Lansia dengan DM & HT
9. Kasus DBD
10. Ketersesdiaan stick GDS dan kolesterol
11. Ada warga anti Vaksin
12. Belum ada olahraga rutin
13. Ada yang tidak berKB
1.Kasus TBC
33
Tabel. Alternative solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi masalah kasus TBC di wilayah
kelurahan Kramat Pela
34
penyakitnya ke puskesmas
Warga yang petugas
masih berobat di puskesmas
Peningkatan V RT/RW dan
RS
edukasi Petugas
puskesmas
Tenaga Perekrutan tenaga V Puskesmas
kesehatan yang sesuai porsi yang
terbatas dibutuhkan
2.WC Cemplung
35
Tabel. Alternative solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi masalah WC cemplung di
wilayah kelurahan Kramat Pela
36
Rumah bukan milik Ketua RT dan RW V RT/RW
pribadi/mengontrak akan
menghimbau
kepada pemilik
rumah secara
langsung untuk
memastikan
mempunyai
septictank
Rumah dekat Memasang V RT/RW dan
dengan sungai larangan Masyarakat
WC Cemplung
'mencemari
sungai/membuat
tinja ke sungan'
Kesadaran warga Memberikan RT/RW
yang kurang akan penyuluhan, V masyarakat
pentingnya pemicuan dan dibantu
septictank pendampingan petugas
kepada warga puskesmas
Tidak ada biaya membuat WC V RT/RW
untuk membuat komunal dengan masyarakat
septictank iuran warga
membuat RT/RW
proposal untuk masyarakat
meminta bantuan
CSR dari pihak ke
3
3. Daerah Banjir
37
Tabel. Alternative solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi masalah banjir di wilayah
kelurahan Kramat Pela
38
Jumlah dan Kepadatan V RT/RW dan
Daerah Banjir kepadatan penduduk disebar masyarakat
penduduk merata
39
4. Banyak Warga Merokok
Tabel. Alternative solusi yang bisa diterapkan untuk mengatasi masalah masih banyaknya warga
merokok di wilayah kelurahan Kramat Pela
40
Tidak ada program Diadakan RT/RW
efek jera ke perokok program untuk V
aktif memberi efek
Banyak Warga jera perokok
Merokok
41
Dari kecil terbiasa Dibuatkan sanki V RT/RW dan
melihat orang untuk orang masyarakat
dewasa merokok dewasa yang
merokok di depan
umum
Poin yang kita dapatkan dalam forum diskusi MMD ini selain alternative pemecahan
masalah dan bagian – bagian yang bertanggung jawab dalam hal kegiatan yang akan dilakukan
untuk pemecahan masalah yang telah kita dapatkan, seluruh komponen dalam forum juga
bersepakat untuk pelaksanaan kegiatan dilakukan 1 minggu setelah MMD ini yaitu 6 Juni untuk
kegiatan pertama dalam pemecahan prioritas masalah pertama dalam hal ini TBC dan kemudian
akan terus berkesinambungan sampai waktu 2 bulan untuk pemecahan 1 masalah prioritas. Jadi
dengan kata lain forum menyepakati untuk target pemecahan per 1 prioritas masalah adalah 2
bulan. Setelah masalah pertama selesai maka akan dilanjutkan ke pemecahan prioritas masalah
kedua.
42
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari kegiatan survey mawas diri yang dilakukan di kelurahan Kratam Pela maka ditemukan
beberapa masalah yang sebelumnya beberapa warga sendiri belum mengetahui tetapi dengan
kegiatan ini akhirnya semua masyarakat menjadi tahu.
Dari hasil survey mawas diri ini ditemukan beberapa prioritas masalah, sesuai dengan
kesepakatan forum 4 masalah yang kita angkat terlebih dahulu diantaranya :
1. Kasus TBC
2. WC cemplung
3. Daerah banjir
4. Banyak warga merokok
Dari ke empat prioritas maslah ini maka ditentukanlah alternative pemecahan masalahnya
dengan pihak – phak terkait yang terlibat seperti RT/RW, masyarakat dan Puskesmas.
Dari keseluruhan alternative pemecahan masalah yang ditemukan lebih dominan tentang
penambahan pengetahuan. Dengan pemahaman yang baik akan masalah yang ada maka
masyarakat, RT/RW maupun puskesmas bisa lebih paham akan penyelesaian masalah tersebut.
Masalah yang akan dituntaskan ini merupakan kerjasama dari seluruh masyarakat, RT/RW
dan puskesmas kelurahan Kramat Pela, sehingga solusi yang dihasilkan bisa relevan dengan
kehidupan mereka sehari-hari di tempat tersebut.
B. Saran
1. Untuk mayarakat kelurahan Kramat Pela harus selalu tanggap terhadap permasalahan
yang ada di sekitarnya agar bisa dilakukan penanganan sedini mungkin
2. Penanganan masalah yang ada di kelurahan Kramat Pela akan lebih efektif jika dilakukan
bersama sesuai dengan potensi apa yang ada di masyarakat.
3. Solusi yang sudah ditemukan tetap dilaksanakan dengan baik, jangan sampai terputus dan
bila perlu terus berkesinambungan
43
44
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Umar Fahmi. 2010. Jendela Epidemiologi Demam Berdarah. Jakarta: Kementerian
Kesehatan.
Kesehatan.
Ina Herawati. 2010. Pedoman Respon Cepat Penanganan Gizi Buruk. Jakarta: Kementerian
Kesehatan.
Kepmenkes. 2006. Pedoman Pelaksanaan dan Pengembangan Desa Siaga. Jakarta: Kemenkes.
https://dinkes.demakkab.go.id/survey-mawas-diri-smd-puskesmas/
45