Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim…
Assalaamu’alaikum Wr .Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan
hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang Shalat Fardhu dan Shalat
Sunnah. Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada RISNADA Masjid
Jami’atul Ibadah kepada kami untuk menyelesaikan tugas makalah.
Kami sebagai penyusun makalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca. Dan kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kami
terutama dan juga pembaca sekalian untuk dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Aamiin.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.................................................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................................................. 1
C.     Tujuan Penulisan.............................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN
A.    Shalat Fardhu.................................................................................................................... 2
B.     Shalat Sunnah.................................................................................................................... 4

BAB III PENUTUP


A.    Kesimpulan........................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan umat islam masyarakat meyakini dan mengetahui bahwa shalat
merupakan perintah yang harus di lakukan atau di anjurkan oleh ummat islam itu sendiri.
Didalam pelaksanaan sholat ada beberapa hal yang harus di lakukan seseorang yang hendak
melaksanakan sholat seperti harus berwudhu’, suci tempatnya karena kedua hal tersebut
merupakan salah satu dari syarat shalat sehingga ketika seseorang melakukan shalat dan
keduanya ditinggalkan maka hal tersebut dapat membatalkan shalat seseorang karena ketika
salah syarat shahnya shalat di tinggalkan maka secara langsung shalatnya itu tidak di terima oleh
Tuhan, baik itu shalat yang wajib ataupun shalat sunnah.
Shalat merupakan salah satu bentuk interaksi langsung antara manusia dengan tuhannya,
maka dari itu ketika kita melakukan atau melaksanakan shalat kita di anjurkan untuk khusyuk
dalam shalat yang dia lakukan supaya shalat tersebut bisa di terima oleh tuhan Yang Maha Esa,
selain dari itu shalat memiliki berbagai macam keistimewaan.
B.     Rumusan Masalah

1. Apa itu Sholat Fardhu ?


2. Apa saja Sholat Fardhu itu ?
3. Apa itu Sholat Sunnah ?
4. Apa saja Sholat Sunnah itu?

C.     Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk dapat memenuhi tugas mata kuliah
Fiqih yang dibina oleh bapak H.M.Zuhri, S.HI, M.Pd.I sehingga dengan penulisan makalah ini
kami dapat lebih tahu tentang shalat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Shalat menurut etimologi berarti doa, menurut syara’ menyembah Allah Ta’ala dengan
beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan
salam.
A.    Shalat Fardhu
Shalat Fardhu  adalah shalat dengan status hukum fardhu, yakni wajib dilaksanakan.
Shalat fardhu sendiri menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni :
1.Fardhu 'Ain, yakni yang diwajibkan kepada individu. Termasuk dalam shalat ini adalah shalat
lima waktu dan shalat Jumat untuk pria.
2.Fardhu Kifayah, yakni yang diwajibkan atas seluruh muslim namun akan gugur dan menjadi
sunnat bila telah dilaksanakan oleh sebagian muslim yang lain. Yang termasuk dalam kategori
ini adalah shalat jenazah.
Shalat lima waktu adalah shalat fardhu (salat wajib) yang dilaksanakan lima kali sehari.
Hukum salat ini adalah Fardhu 'Ain, yakni wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim atau muslimah
yang telah menginjak usia dewasa (pubertas), kecuali berhalangan karena sebab tertentu.
ْ ‫ضانَ ُم َكفِّ َراتٌ َما بَ ْينَ ُهنَّ إِ َذا‬
)‫اجتَنَ َب ا ْل َكبَائِ َر‬ َ ‫ ( َو َر َم‬:‫ و في رواية‬.‫ش ا ْل َكبَائِ ُر‬
َ ‫ضانُ إِلَى َر َم‬ َ ‫تُ ْغ‬
Dari Abu Hurairah RA, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda, "Shalat lima waktu
dan shalat Jum'at ke shalat Jum'at berikutnya menjadi pelebur dosa di antara shalat-shalat itu
selama tidak melakukan dosa besar. Puasa Ramadhan hingga Ramadhan berikutnya menjadi
pelebur dosa antara keduanya apabila meninggalkan dosa besar." {Muslim 1/144}
‫صاَل ِة‬َّ ‫سلَّ َم يَقُو ُل َبيْنَ ال َّر ُج ِل َوبَيْنَ الش ِّْر ِك َوا ْل ُك ْف ِر ت َْركَ ال‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو َل هَّللا‬ ُ ‫س ِمعْتُ َر‬ َ ‫عَنْ َجابِ ٍر قَا َل‬.
Dari Jabir RA, ia berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Antara
seorang {muslim} dengan syirik dan kafir adalah meninggalkan shalat.' {Muslim 1/62}
Shalat lima waktu merupakan salah satu dari lima Rukun Islam. Allah menurunkan
perintah shalat ketika peristiwa Isra' Mi'raj. Kelima shalat lima waktu tersebut adalah:
‫ا لَ ْم‬hh‫ ِه َم‬hِ‫ ِل َكطُول‬h‫ ُّل ال َّر ُج‬h‫انَ ِظ‬hh‫س َو َك‬ ُ ‫ ْم‬h‫الش‬ َّ ْ‫ ِر إِ َذا َزالَت‬h‫ظ ْه‬ ُّ ‫ا َل َو ْقتُ ال‬hhَ‫لَّ َم ق‬h‫س‬َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫عَنْ َع ْب ِد هَّللا ِ ْب ِن َع ْم ٍرو أَنَّ َر‬
َ ِ ‫سو َل هَّللا‬
‫ل‬hِ h‫ف اللَّ ْي‬
ِ h‫ص‬ ْ ِ‫صاَل ِة ا ْل ِعشَا ِء إِلَى ن‬ َ ُ‫ق َو َو ْقت‬ ُ َ ‫شف‬ َّ ‫ب َما لَ ْم يَ ِغ ْب ال‬ َ ُ‫س َو َو ْقت‬
ِ ‫صاَل ِة ا ْل َم ْغ ِر‬ ُ ‫ش ْم‬ َّ ‫َصفَ َّر ال‬
ْ ‫ص ِر َما لَ ْم ت‬ْ ‫ص ُر َو َو ْقتُ ا ْل َع‬
ْ ‫ض ْر ا ْل َع‬ ُ ‫يَ ْح‬
‫رنَ ْي‬hْ َ‫ ُع بَيْنَ ق‬hُ‫صاَل ِة فَإِنَّ َها تَ ْطل‬َّ ‫سكْ عَنْ ال‬ ِ ‫س فَأ َ ْم‬ ُ ‫ش ْم‬َّ ‫س فَإ ِ َذا طَلَ َعتْ ال‬ ُ ‫ش ْم‬ َّ ‫وع ا ْلفَ ْج ِر َما لَ ْم تَ ْطلُ ْع ال‬
ِ ُ‫ح ِمنْ طُل‬ ُّ ‫صاَل ِة‬
ِ ‫الص ْب‬ َ ُ‫س ِط َو َو ْقت‬ َ ‫اأْل َ ْو‬
‫ان‬ٍ َ‫ش ْيط‬ َ

2
Dari Abdullah bin Amru bin Al Ash RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, "Waktu
Zhuhur adalah apabila matahari telah condong sedikit ke Barat hingga bayangan seseorang
menyamai panjangnya, selama waktu Ashar belum tiba. Waktu Ashar adalah selama matahari
belum menguning, waktu Maghrib adalah selama mega merah belum menghilang, waktu Isya
adalah hingga separuh malam yang tengah, dan waktu Shubuh adalah sejak terbit fajar sampai
sebelum matahari terbit. Maka jika matahari telah terbit, janganlah kamu lakukan shalat, karena
matahari terbit di antara dua tanduk syetan. {Muslim 2/105}
a.Subuh, terdiri dari 2 raka'at. Waktu Shubuh diawali dari terbirnya fajar, yakni cahaya putih
yang melintang di ufuk timur. Waktu shubuh berakhir ketika terbitnya Matahari.

ِ hُ‫ َل طُل‬h‫لَّى قَ ْب‬h‫ص‬


‫وع‬h َ ‫سلَّ َم يَقُو ُل لَنْ يَلِ َج النَّا َر أَ َح ٌد‬َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫سو َل هَّللا‬ُ ‫س ِمعْتُ َر‬ َ ‫ارةَ ْب ِن ُرؤَ ْيبَةَ عَنْ أَبِي ِه قَا َل‬ َ ‫عَنْ أَبِي بَ ْك ِر ْب ِن ُع َم‬
‫لَّ َم‬h‫س‬
َ ‫ ِه َو‬h‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬h‫ص‬
َ ِ ‫سو ِل هَّللا‬ ُ ‫س ِمعْتَ َه َذا ِمنْ َر‬ َ َ‫ص َر ِة آ ْنت‬ ْ َ‫ص َر فَقَا َل لَهُ َر ُج ٌل ِمنْ أَ ْه ِل ا ْلب‬ْ ‫س َوقَ ْب َل ُغ ُروبِ َها يَ ْعنِي ا ْلفَ ْج َر َوا ْل َع‬
ِ ‫ش ْم‬ َّ ‫ال‬
‫ي َو َوعَاهُ قَ ْلبِي‬ َ ‫س ِم َع ْتهُ أُ ُذنَا‬
َ ‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬َ ِ ‫سو ِل هَّللا‬
ُ ‫س ِم ْعتُهُ ِمنْ َر‬ َ ‫ش َه ُد أَنِّي‬
ْ َ‫قَا َل نَ َع ْم قَا َل ال َّر ُج ُل َوأَنَا أ‬
Dari Abu Bakar bin 'Umarah bin Ru'aibah, dari ayahnya, dia berkata, "Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak akan masuk neraka orang yang melakukan shalat sebelum
matahari terbit dan sebelum terbenamnya {yakni, shalat Subuh dan Ashar}.' Kemudian dia
ditanya oleh seorang laki-laki dari Bashrah, "Apakah kamu mendengar hadits ini dari Rasulullah
SAW.?" Dia menjawab, "Ya". Laki-laki itu berkata, "Saya bersaksi bahwa saya telah
mendengarnya dari Rasulullah SAW dengan dua telinga saya dan dengan sepenuh hati saya."
{Muslim 2/114}
b.Zuhur, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Zhuhur diawali jika Matahari telah tergelincir (condong) ke
arah barat hingga bayangan seseorang menyamai panjangnya, dan berakhir ketika masuk waktu
Ashar.
c.Asar, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Ashar adalah selama matahari belum menguning. Waktu
Ashar berakhir dengan terbenamnya Matahari.
d.Magrib, terdiri dari 3 raka'at. Waktu Maghrib adalah selama mega merah belum menghilang
yang diawali dengan terbenamnya Matahari, dan berakhir dengan masuknya waktu Isya.
e.Isya, terdiri dari 4 raka'at. Waktu Isya adalah hingga separuh malam yang tengah yang diawali
dengan hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit barat, dan berakhir hingga terbitnya fajar
keesokan harinya.
Khusus pada hari Jumat, Muslim laki-laki wajib melaksanakan Shalat Jumat di masjid
secara berjamaah (bersama-sama) sebagai pengganti Salat Zhuhur. Shalat Jumat tidak wajib
dilakukan oleh perempuan, atau bagi mereka yang sedang dalam perjalanan (musafir).
Waktu shalat
Waktu shalat sangat berkaitan dengan peristiwa peredaran semu Matahari relatif terhadap
bumi. Pada dasarnya, untuk menentukan waktu shalat, diperlukan letak geografis, waktu
(tanggal), dan ketinggian. Urutan waktu shalat (dari pagi sampai malam) yaitu, Subuh, Zuhur,
Asar, Maghrib dan Isya.

3
Zuhur
Waktu istiwa' (zawaal) terjadi ketika Matahari berada di titik tertinggi. Istiwa' juga
dikenal dengan sebutan "tengah hari". Pada saat istiwa', mengerjakan ibadah salat (baik wajib
maupun sunah) adalah haram. Waktu Zuhur tiba sesaat setelah istiwa', yakni ketika Matahari
telah condong ke arah barat.Biasanya pada jadwal salat, waktu Zuhur adalah 5 menit setelah
istiwa'.
Asar
Menurut mazhab Syafi'i, Maliki, dan Hambali, waktu Asar diawali jika panjang bayang-
bayang benda melebihi panjang benda itu sendiri. Sementara madzab Imam Hanafi
mendefinisikan waktu Asar jika panjang bayang-bayang benda dua kali melebihi panjang benda
itu sendiri.
Magrib
Waktu Magrib diawali ketika terbenamnya Matahari. Terbenam Matahari di sini berarti
seluruh "piringan" Matahari telah "masuk" di bawah horizon (cakrawala).
Isya dan Subuh
Waktu Isya didefinisikan dengan ketika hilangnya cahaya merah (syafaq) di langit,
hingga terbitnya fajar shaddiq. Sedangkan waktu Subuh diawali ketika terbitnya fajar shaddiq,
hingga sesaat sebelum terbitnya Matahari (syuruq).
َ‫صلَّى ا ْلبَ ْر َد ْي ِن د ََخ َل ا ْل َجنَّة‬
َ ْ‫سلَّ َم قَا َل َمن‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫عَنْ أَبِي بَ ْك ِر بن أَبِي موسى األشعري عَنْ أَبِي ِه أَنَّ َر‬
َ ِ ‫سو َل هَّللا‬
Dari Abu Bakar bin Abu Musa Al Asy'ari dari ayahnya, bahwasanya Rasulullah SAW
telah bersabda, "Barang siapa melakukan dua shalat ketika dingin {Isya dan Subuh} maka akan
masuk surga'' {Muslim 2/114}
B.     Shalat Sunah
Shalat sunah disebut juga salat an-nawâfil atau at-tatawwu’. Yang dimaksud dengan an-
nawâfil ialah semua perbuatan yang tidak termasuk dalam fardhu. Disebut an-nawâfil karena
amalan-amalan tersebut menjadi tambahan atas amalan-amalan shalat fardhu.
Menurut Mazhab Hanafi, shalat an-nawâfil terbagi atas 2 macam, yaitu :
1.     Shalat masnûnah ialah shalat-shalat sunah yang selalu dikerjakan Rasulullah, jarang
ditinggalkan, sehingga disebut juga dengan shalat mu’akkad (dipentingkan)
2.     Shalat mandûdah adalah shalat-shalat sunah yang kadang dikerjakan oleh Rasulullah, kadang-
kadang juga tidak dikerjakan, sehingga disebut dengan shalat ghairu mu’akkad (kurang
dipentingkan).
Salat sunah menurut hukumnya terdiri atas dua golongan yakni:
1.   Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan dengan penekanan yang kuat (hampir mendekati
wajib), seperti salat dua hari raya, salat sunah witir dan salat sunah thawaf.
2.  Ghairu Muakad, adalah salat sunah yang dianjurkan tanpa penekanan yang kuat, seperti salat
sunah Rawatib dan salat sunah yang sifatnya insidentil (tergantung waktu dan keadaan, seperti
shalat khusuf yang hanya dikerjakan ketika terjadi gerhana).
4
1.      Pembagian Menurut Pelaksanaan
Salat sunah ada yang dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) diantaranya:
a. Shalat Wudhu
b. Shalat Tahiyyatul Masjid
c. Shalat Taubat
d. Shalat Dhuha
e. Shalat Tahajjud
f. Shalat Rawatib
g. Shalat Istikhoroh
h. Shalat Muthlaq
i. Shalat Safar

Sedangkan yang dapat dilakukan secara berjamaah antara lain:


a. Salat Tarowih
b.      Shalat Dua Hari Raya
c.       Shalat Gerhana
d.      Shalat Istisqo’
e.       Shalat Witir

2.      Macam-macam shalat sunnat :


Salat sunah ada yang dilakukan secara sendiri-sendiri (munfarid) diantaranya:
a.Shalat Sunnat Wudhu’
Shalat sunat wudhu’ atau yang disebut juga dengan shalat syukrul wudhu adalah shalat
yang dikerjakan setelah berwudhu’.Tata cara pelaksanaannya adalah:
1)      Sehabis berwudhu kita disunahkan membaca doa:
‫لَّ َم‬h‫س‬
َ ‫ ِه َو‬h‫لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬h‫ص‬ َ ِ ‫و َل هَّللا‬h‫س‬ ُ ‫أَد َْر ْكتُ َر‬hhَ‫ش ٍّي ف‬ِ ‫عَنْ ُع ْقبَةَ ْب ِن عَا ِم ٍر قَا َل َكانَتْ َعلَ ْينَا ِرعَايَةُ اإْل ِ بِ ِل فَ َجا َءتْ نَ ْوبَتِي فَ َر َّو ْحتُ َها بِ َع‬
َ ُ‫و ُم فَي‬hhُ‫و َءهُ ثُ َّم يَق‬h‫ض‬
‫ ِه‬hِ‫ا بِقَ ْلب‬hh‫ ٌل َعلَ ْي ِه َم‬hِ‫لِّي َر ْك َعتَ ْي ِن ُم ْقب‬h‫ص‬ ُ ‫نُ ُو‬h‫س‬ ِ ‫أ ُ فَيُ ْح‬h‫ض‬
َّ ‫سلِ ٍم يَتَ َو‬ ْ ‫اس فَأ َ ْد َر ْكتُ ِمنْ قَ ْولِ ِه َما ِمنْ ُم‬ َ َّ‫ِّث الن‬ُ ‫قَائِ ًما يُ َحد‬
َ َ َ َ َ
‫ ْد‬hَ‫ا َل إِنِّي ق‬hَ‫ ُر ق‬h‫إِذا ُع َم‬h‫ي يَقُو ُل الَّتِي قَ ْبلَ َها أ ْج َو ُد فنَظ ْرتُ ف‬ َ َ َ َ ُ
َّ ‫َو َو ْج ِه ِه إِاَّل َو َجبَتْ لَهُ ا ْل َجنَّة قَا َل فقُ ْلتُ َما أ ْج َو َد َه ِذ ِه فإِذا قَائِ ٌل بَيْنَ يَ َد‬
َ َ
ِ ‫ ُد هَّللا‬h‫هَ إِاَّل هَّللا ُ َوأنَّ ُم َح َّمدًا َع ْب‬hَ‫ َه ُد أنْ اَل إِل‬h‫ش‬ َ ُ
ْ ‫و ُل أ‬hhُ‫ضو َء ث َّم يَق‬ ُ ‫سبِ ُغ ا ْل َو‬ ْ ُ‫ضأ ُ فَيُ ْبلِ ُغ أَ ْو فَي‬
َّ ‫َرأَ ْيتُ َك ِجئْتَ آنِفًا قَا َل َما ِم ْن ُك ْم ِمنْ أَ َح ٍد يَتَ َو‬
‫اب ا ْل َجنَّ ِة الثَّ َمانِيَةُ يَد ُْخ ُل ِمنْ أَيِّ َها شَا َء‬ ُ ‫سولُهُ إِاَّل فُتِ َحتْ لَهُ أَ ْب َو‬
ُ ‫َو َر‬

5
Dari Uqbah bin Amir RA, dia berkata, "Kami pernah ditugaskan menggembala unta dan
tiba giliran saya, maka di suatu senja unta-unta tersebut saya giring menuju kandang. Tiba-tiba
saya mendapatkan Rasulullah SAW sedang berbicara dengan sekumpulan orang sambil berdiri.
Diantara sabda beliau yang dapat saya ingat adalah, 'Bila seorang muslim berwudhu lalu
menyempurnakan wudhunya, kemudian melakukan shalat dua rakaat dengan hati dan wajah
yang khusyu', maka ia akan masuk surga." Uqbah berkata, "Aku berkata, 'Alangkah bagusnya
ini.' Tiba-tiba ada seorang di dekat saya berkata, "Yang sebelumnya lebih bagus." Setelah saya
melihatnya, ternyata orang yang berkata tersebut adalah Umar RA. Dia berkata, "Saya
memperhatikanmu saat kamu baru tiba." Lalu berkata, "Barang siapa di antara kalian berwudhu
lalu menyempurnakannya kemudian mengucapkan, "Asyhadu alla ilaaha lllallahu wa asyhadu
anna muhammadan 'abduhu wa rasuuluh" (aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan
sesungguhnya Muhammad adalah hamba Allah dan Rasul-Nya) pasti akan dibukakan baginya
delapan pintu surga yang dapat dimasuki dari mana saja ia kehendaki." {Muslim 1/144}
2) Selesai membaca doa tersebut,lalu melaksanakan shalat sunah wudhu 2 rakaat.
3) Shalat ini dikerjakan 2 rakaat sebagaimana shalat yang lain dengan ikhlas sampai salam.

b.Shalat Tahiyyatul Masjid


Shalat Tahiyyatul Masjid adalah Shalat yang dilakukan sebagai penghormatan terhadap
masjid, dilakukan oleh orang yang masuk ke dalam mesjid sebelum ia duduk.dikerjakan dua
raka’at. Cara pengerjaannya sama dengan sholat sunat yang lainnya.

c.Shalat Taubat
Shalat Taubat adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim jika ingin bertaubat
terhadap kesalahan yang pernah ia lakukan. Shalat taubat dilaksanakan dua raka'at dengan waktu
yang bebas kecuali pada waktu yang diharamkan untuk melakukan shalat.
d.Shalat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika matahari
sedang naik. Kira-kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira
pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah raka'at shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12
raka'at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka'at sekali salam.
ِ ‫و ُل هَّللا‬h‫س‬ َ ُ ‫ط َوإِنِّي أَل‬
ُ ‫انَ َر‬hh‫بِّ ُح َها َوإِنْ َك‬h‫س‬ ُّ hَ‫ َحى ق‬h‫الض‬ُّ َ‫ ْب َحة‬h‫س‬ ُ ‫لِّي‬h‫ص‬ َ ُ‫سلَّ َم ي‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو َل هَّللا‬ ُ ‫شةَ أَنَّ َها قَالَتْ َما َرأَيْتُ َر‬ َ ِ‫عَنْ عَائ‬
‫ض َعلَ ْي ِه ْم‬ ُ َّ‫شيَةَ أَنْ يَ ْع َم َل ِب ِه الن‬
َ ‫اس فَيُ ْف َر‬ ْ ‫سلَّ َم لَيَ َد ُع ا ْل َع َم َل َو ُه َو يُ ِح ُّب أَنْ يَ ْع َم َل بِ ِه َخ‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ
Dari Aisyah RA. dia berkata, "Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW melakukan
shalat sunah Dhuha, namun aku selalu melakukannya. Jika Rasulullah SAw meninggalkan suatu
amalan padahal beliau senang melakukannya, itu adalah karena khawatir amalan tersebut
dilakukan oleh orang banyak lalu diwajibkan atas mereka." {Muslim 2/156}

6
e.Shalat Tahajud
Shalat Tahajud  adalah shalat sunat yang dikerjakan pada waktu malam, dimulai selepas
isya sampai menjelang subuh.
Jumlah rakaat pada shalat ini tidak terbatas, mulai dari 2 rakaat, 4, dan seterusnya.
Pembagian Keutamaan Waktu Shalat Tahajud
a)      Sepertiga malam, kira-kira mulai dari jam 19.00 samapai jam 22.00
b)      Sepertiga kedua, kira-kira mulai dari jam 22.00 sampai dengan jam 01.00
c)      Sepertiga ketiga, kira-kira dari jam 01.00 sampai dengan masuknya waktu   subuh
f.Shalat Rawatib
Shalat Rawatib adalah shalat sunah yang dikerjakan menyertai shalat fardu. Shalat sunah
ini terbagi dalam shalat mu’akkad dan ghairu mu’akkad. Adapun yang termasuk dalam shalat-
Shalat Sunah Rawatib adalah sebagai berikut:
‫س ْج َدتَ ْي ِن َوبَ ْع َد‬ َ ‫ب‬ِ ‫س ْج َدتَ ْي ِن َوبَ ْع َد ا ْل َم ْغ ِر‬ َ ‫س ْج َدتَ ْي ِن َوبَ ْع َدهَا‬ ُّ ‫سلَّ َم قَ ْب َل ال‬
َ ‫ظ ْه ِر‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو ِل هَّللا‬ ُ ‫صلَّيْتُ َم َع َر‬ َ ‫عَنْ ا ْب ِن ُع َم َر قَا َل‬
َّ
‫سل َم فِي بَ ْيتِ ِه‬ َ
َ ‫صلى ُ َعل ْي ِه َو‬ ‫هَّللا‬ َّ َّ
َ ‫صليْتُ َم َع النبِ ِّي‬ َّ َ ُ ْ
َ ‫ب َوال ِعشَا ُء َوال ُج ُم َعة ف‬ْ ْ ْ َ َ
ُ ‫س ْج َدتَ ْي ِن فأ َّما ال َمغ ِر‬ ْ َ ‫ا ْل ِعشَا ِء‬
َ ‫س ْج َدتَ ْي ِن َوبَ ْع َد ال ُج ُم َع ِة‬
Dari Ibnu Umar RA, dia berkata, "Saya pernah shalat sunah bersama Rasulullah SAW
dua rakaat sebelum shalat Zhuhur, dua rakaat sesudah shalat Zhuhur, dua rakaat setelah shalat
Maghrib, dua rakaat setelah shalat Isya' dan dua rakaat setelah shalat Jum'at. Adapun shalat
sunah setelah shalat Maghrib, Isya' dan Jum'at tersebut saya lakukan bersama Nabi SAW di
rumah beliau." {Muslim 2/162}
Mu’akkad
·         Dua rakaat sebelum sholat subuh
·         Dua rakaat sebelum sholat zuhur
·         Dua rakaat sesudah sholat zuhur
·         Dua rakaat sesudah sholat maghrib
·         Dua rakaat sesudah sholat isya
Ghairu Mu’akkad
·         Empat rakaat sebelum dan sesudah zuhur
·         Empat rakaat sebelum asar
·         Empat rakaat sebelum maghrib
Masing-masing berdasarkan rincian hadist-hadist berikut:
Dari Ummu Habibah: “Nabi SAW bersabda: Barangsiapa mengerjakan empat rakaat
sebelum Zuhur dan empat rakaat sesudahnya maka Allah mengharamkan baginya dari api
neraka.” (H.R. Tirmizi)
“Dari Ibnu Umar, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: Allah memberi rahmat
kepada orang yang mengerjakan shalat empat rakaat sebelum shalat Asar” (H.R. Tarmizi).
Hadist Nabi Muhammad SAW: “Dari Abdullah bin Mughafal, Nabi SAW bersabda:
Shalatlah kamu sebelum Maghrib, shalatlah kamu sebelum Maghrib. Kemudian Nabi
mengatakan yang ketiga kalinya bagi yang menghendakinya.” (H.R. Bukhari).
7
g.Shalat Istikhoroh
Shalat istikhoroh adalah shalat sunnah yang dikerjakan untuk memohon kepada Allah
agar memberikan pilihan yang lebih baik dari dua perkara (pilihan) atau lebih untuk menghapus
keraguan hati dalam memilih, agar tidak menyesal dilain hari nanti.
Waktu mengerjakannya:
Ialah setiap saat ada kepentingan asalkan tidak waktu yang dilarang untuk mengerjakan
shalat sunnah, baik siang maupun malam hari.Namun utamanya jika dikerjakan dimalam hari
sebagaimana shalat tahajud, pada sepertiga malam yang terakhir.
h.Shalat Muthlaq
Shalat Muthlak adalah shalat yang dikerjakan sewaktu-waktu, kecuali pada yang dilarang
untuk mengerjakan shalat sunnat, misalnya sesudah shalat subuh dan shalat ashar.
Waktu-waktu yang dilarang dalam mengerjakan shalat mutlak:
(a) Disaat matahari akan terbit sampai naik sepenggalah (setinggi tombak).
(b) Disaat matahari berada ditengah-tengah persis sampai tergelincir kebarat     (lingsir).
(c) Disaat matahari akan terbenam sampai terbenam secara sempurna (tiba waktu maghrib).
(d) Setelah shalat ashar sampai matahari terbenam.
(e) Setelah shalat subuh sampai matahari naik sepenggalah (setinggi tombak).
i.Shalat Safar
Apabila seseorang hendak berpergian, sebelum meninggalkan rumah, ia dianjurkan
mengerjakan solat safar dua rakaat; demikian pula sesudah tiba di rumah kembali.
Caranya sama dengan mengerjakan solat subuh, hanya niatnya berlainan, yaitu berniat solat safar
sunnat karena Allah SWT. Selesai solat berdoalah agar perjalanan diridhai, dimudahkan dan
diselamatkan Allah SWT. dalam perjalanan, baik pribadi, tugas maupun keluarga yang
ditinggalkan.
َ‫شة‬
َ ِ‫ي فَقُ ْلتُ لِ ُع ْر َوةَ َما بَا ُل عَائ‬ ُّ ‫ض ِر قَا َل‬
ُّ ‫الز ْه ِر‬ َ ْ‫سفَ ِر َوأُتِ َّمت‬
َ ‫صاَل ةُ ا ْل َح‬ َ ْ‫ضتْ َر ْك َعتَ ْي ِن فَأُقِ َّرت‬
َّ ‫صاَل ةُ ال‬ َ ‫صاَل ةَ أَ َّو َل َما فُ ِر‬ َّ ‫شةَ أَنَّ ال‬ َ ِ‫عَنْ عَائ‬
ُ‫سفَ ِر قَا َل إِنَّ َها تَأ َ َّولَتْ َك َما تَأ َ َّو َل ُع ْث َمان‬
َّ ‫تُتِ ُّم فِي ال‬
Dari Aisyah RA, bahwasanya shalat pertama kali difardhukan adalah dua rakaat, lalu
ditetapkanlah shalat safar {bepergian, dengan dua rakaat} dan disempurnakan bilangan rakaat
shalat orang yang tidak bepergian (empat rakaat). Az-Zuhri berkata, "Saya bertanya kepada
Urwah, 'Bagaimana dengan Aisyah yang menyempurnakan bilangan rakaat dalam shalat safar
(empat rakaat)?" Urwah menjawab, "Aisyah menakwilkan penafsiran seperti Utsman."' (Muslim
3/385)
Sedangkan yang dapat dilakukan secara berjamaah antara lain:
a.Shalat Tarowih
Shalat tarowih adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada malam bulan ramadhan.Waktu
shalat tarowih ialah sesudah shalat isya’ sampai terbit fajar (masuk waktu subuh).

8
b. Shalat Dua Hari Raya
Sholat hari raya adalah shalat sunnat yang dikerjakan pada kedua hari raya, yaitu: hari
raya Fitri (tgl. 1 Syawal) dan hari raya Adlha (kurban tgl. 10 Dzul Hijjah).
Cara mengerjakannya :
1.      Waktu shalat hari raya fitri itu, pada tanggal 1 syawal mulai terbit matahari sampai matahari
tergelincir (datang waktu dhuhur).
2.      Dan shalat hari raya kurban, pada tanggal 10 djul hijjah (bulan haji) mulai terbir matahari
sampai matahari tergelincir (tiba waktu dhuhur).
c.Shalat Dua Gerhana
Shalat dua gerhana adalah shalat yang dikerjakan karena ada gerhana bulan dan matahari.
Cara mengerjakannya :
Cara mengerjakan shalat dua gerhana itu boleh dikerjakan secara sendirian, tetapi utamanya
dikerjakan secara berjama’ah.
d.Shalat Istisqo’
Shalat istisqo’adalah shalat sunnat yang dikerjakan, karena ada keperluan untuk mohon
hujan.
e.Shalat Witir
Shalat witir adalah shalat yang dikerjakan dengan bilangan ganjil. Misalnya : satu raka’at
tiga, lima dan seterusnya.Waktunya setelah shalat shalat isya’ sampai terbit fajar (tiba waktu
subuh).
َّ ‫سلَّ َم فَا ْنتَ َهى ِو ْت ُرهُ إِلَى ال‬
‫س َح ِر‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫شةَ قَالَتْ ِمنْ ُك ِّل اللَّ ْي ِل قَ ْد أَ ْوتَ َر َر‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ َ ِ‫عَنْ عَائ‬
Dari Aisyah RA, dia berkata, "Setiap malam Rasulullah SAW melakukan shalat witir, di
awal atau di tengah atau di akhir malam, maka beliau selesai melakukannya pada waktu sebelum
shalat Subuh." {Muslim 2/168}
Rasulullah s.a.w bersabda :“Ij’aluu akhirosholaatikum bil laili witron.”
Artinya :“Jadikanlah akhir shalatmu pada waktu malam dengan witir.”
(HR.Bukhori dan Muslim yang bersumber dari Ibnu ‘Umar r.a.). 4

BAB III
PENUTUP
A.     Kesimpulan
Shalat merupakan rukun Islam yang kedua setelah dua kalimat syahadat. Shalat terbagi 2
yaitu Shalat Fardhu dan Shalat Sunnat. Shalat Fardhu hukumnya wajib dan mencegah seseorang
dari perbuatan keji dan mungkar. Shalat yang bagaimanakah yang dapat mencegah seseoarang
dari perbuatan keji dan mungkar? Yaitu shalat yang dilakukan dengan hati yang ikhlas serta
khusyu’ dalam pelaksanaannya. Dengan shalat dapat membentuk pribadi yang mempunyai sifat
tawadhu’, pandai bersyukur, slalu tawakal, sabar, tabah dalam mengarungi kehidupan. Membina
muslim agar senantiasa hidup bersih dan suci jiwa dan raga. Shalat merupakan sarana untuk
menyampaikan pernyataan diri manusia kepada Tuhan-Nya secara tulus ikhlas bahwa semua
yang ada pada dirinya, shalat dan ibadahnya, hidup dan matinya hanya milik Allah.
Shalat fardu hukumyan wajib artinya jika dikerjakan berpahala, jika ditinggalkan berdosa.
Shalat fardu terbagi atas 5 waktu, yaitu :
1. Subuh
2. Dzuhur
3. Ashar
4. Maghrib
5. Isya
Rasulullah pernah bersabda: “Shalat itu adalah tiangnya agama, barang siapa yang
mendirikannya maka berarti ia telah mendirikan agama, dan barang siapa meninggalkannya
berarti ia telah meruntuhkan agama” (Al-Hadits).
Bahkan hal ini dipertegas oleh firman Allah SWT.:
َ‫سطَ َوقُ ْو ُم ْوا هَّلِل ِ قَنِتِيْن‬
ْ ‫صلو ِة ا ْل ُو‬ َّ ‫حافِظُ ْوا َعلَى ال‬.
ِ ‫صلَو‬
َّ ‫ت َوال‬ َ
Artinya: “Jagalah (peliharahalah) segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wustha.
Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.” (Al-Baqarah [2]: 238).
Dengan hujjah di atas, dapat kita pahami bahwa begitu pentingnya melaksanakan dan
memelihara shalat (shalat fardhu). Karena melaksanakan shalat merupakan salah satu ciri bagi
orang yang mengaku beriman kepada Allah SWT.
B.SARAN
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca terutama pada dosen mata kuiah ini, agar dapat pembuatan makalah selanjutnya
menjadi lebih baik. Atas kritik dan saranya, penulis ucapkan terima kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal, 1998. Kunci ibadah. Semarang: PT. Karya Toha Putra.
Innayati, S, 2006. Fiqih kelas VII. Solo: Putra Kertonatan.
Suparta, Mundzier, 2006. Pendidikan agama islam fiqih MA Kelas X. Semarang: PT. Karya
Toha Putra.
Rifa’i, Mohammad, 2004. Risalah tuntutan shalat lengkap. Semarang: PT. Karya Toha
Putra.

11

Anda mungkin juga menyukai