Anda di halaman 1dari 19

Struktur dan Fungsi Sel Tubuh Manusia

Anisa Aulia Reffida


102013553/D4
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Telepon: (021) 5694-2061 (hunting), Fax: (021) 563-1731
Email: nisareffida@ymail.com

Abstrak

Sel adalah unit atau unsur terkecil dari tubuh yang dimiliki oleh semua bagian. Secara
struktural, terdapat dua jenis sel, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Sel dapat
bereproduksi dengan cara pembelahan sel, yaitu mitosis dan meiosis. Melalui proses
pembelahan sel inilah, tubuh akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan.

Sebuah sel mempunyai struktur yang terdiri atas membran plasma (pembungkusnya),
sitosol (isinya), serta sejumlah organel di dalam sitosol. Untuk mengamati struktur sel yang
sangat kecil dibutuhkan mikroskop.

Kata kunci : sel, pembelahan sel, struktur sel, mikroskop

Abstract

Cells are the smallest units or elements of the body that is shared by all parts.
Structurally, there are two types of cells: prokaryotic and eukaryotic cells. Cells can
reproduce by means of cell division, namely mitosis and meiosis. Through this process of cell
division, the body will undergo a process of growth and development.

A cell has a structure consisting of the plasma membrane (wrapper), cytosol


(contents), as well as a number of organelles in the cytosol. To observe a very small cell
structures needed microscope.

Keywords: cell, cell division, cell structure, the microscope

1|Page
Pendahuluan

Tubuh terbentuk atas banyak jaringan dan organ, masing-masing dengan fungsinya
yang khusus untuk dilaksanakan. Sel adalah unit atau unsur terkecil dari tubuh yang dimiliki
oleh semua bagian. Sel disesuaikan dengan fungsi yang harus dilaksanakan atau dengan
jaringan dimana sel itu berada. Beberapa sel, misalnya yang berada dalam sistem saraf dan
otot, memang sangat khas. Beberapa lainnya seperti yang ada dalam jaringan ikat
perkembangannya tidak sesempurna yang di otot atau saraf. Pada umumnya semakin khusus
tugas suatu sel, semakin kecil daya tahannya menghadapi kerusakan dan paling sukar
diperbaiki atau diganti.

Sel merupakan unit dasar semua makhluk hidup. Berbagai jenis aktivitas hidup yang
berlangsung didalam tubuh organisme pada dasarnya berlangsung didalam sel dengan
mekanisme sistem yang sangat harmonis. Aktivitas satu sel menunjang aktivitas sel yang lain
membentuk suatu sistem yang sangat harmonis untuk menunjang sebuah kehidupan yang
fungsional. Pada saat sel membelah, kromosom umumnya dapat dilihat dengan bantuan
mikroskop. Kromosom berbentuk seperti untaian yang mengandung unit pewarisan sifat yang
disebut gen.

Pembahasan

Definisi Sel

Sel adalah suatu satuan yang dinamis oleh karena selalu mengalami perubahan.
Perubahan sel dapat berupa pertambahan ukuran dan volume, karena adanya proses
pertumbuhan, maupun perubahan fungsi, misalnya karena proses diferensiasi.1

Secara struktural, terdapat dua jenis sel, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Walaupun jauh dari sederhana, sel prokariotik (termasuk bakteri dan archae) umumnya
berukuran lebih kecil dan mempunyai struktur lebih sederhana daripada sel eukariotik. Sel
eukariotik juga mempunyai organel-organel bermembran lain di dalam sitoplasma (suatu
daerah antara nukleus dan membran plasma). Sebagian sel eukariotik mempunyai
mitokondria yang mengandung enzim dan mekanisme untuk respirasi aerob dan fosforilasi
oksidatif.2

Sel merupakan unit dasar dari kehidupan. Berdasarkan organisasi struktur selnya,
semua sel hidup dibagi menjadi dua kelompok, prokariotik dan eukariotik. Hewan,

2|Page
tumbuhan, jamur, protozoa, dan alga, semuanya memiliki tipe sel eukariotik. Hanya bakteri
yang memiliki tipe sel prokariotik. Sel prokariotik umumnya lebih kecil dan lebih sederhana
daripada sel eukariotik. Sel prokariotik strukturnya lebih sederhana karena ukurannya lebih
kecil. Pada sel eukariotik yang lebih besar memiliki area permukaan yang lebih sempit bila
dibandingkan dengan volumenya artinya tidak cepat berdifusi kebagian dalam sel.1

Teori Sel

Sel berasal dari kata cellula yang berarti ruang kecil. Pada 1665 seorang ilmuwan
Inggris, Robert Hooke, meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop. Robert Hooke melihat
bahwa sayatan gabus tersebut tersusun atas ruangan-ruangan kecil. Hooke memberi nama
ruangan-ruangan kecil tersebut dengan nama sel.

Pada 1835, ahli biologi berkebangsaan Perancis, FeIix Dujardin, menemukan bahwa
banyak mikroorganisme yang tersusun atas satu sel saja. Dujardin juga mengamati bahwa
bahan atau substansi dan semua sel hidup adalah sama.

Tiga tahun kemudian, seorang ahli Botani Jerman, Matthias Jakob Schielden,
menyatakan bahwa semua tumbuhan tersusun atas sel-sel. Tidak lama kemudian, ahli Zoologi
Jerman, Theodor Schwann, menyimpulkan bahwa semua hewan tersusun atas sel-sel pula.
Shcleiden dan Schwan kemudian menduga bahwa sel adalah komponen dasar dari seluruh
makhluk hidup.

Dua puluh lima tahun kemudian, Rudolf Virchow, ahli biologi Jerman, membuat
tulisan bahwa “tubuh adalah sebuah negara dan setiap sel adalah warganya”. Dari
penelitiannya tentang pembelahan sel, Virchow menyimpulkan bahwa sel berasal dari sel
lainnya.

3|Page
Hasil observasi dari para ilmuwan selama bertahun-tahun, membentuk suatu teori
yang dinamakan teori sel. Teori sel tersebut menyatakan bahwa sel merupakan unit struktural
paling dasar dari makhluk hidup. Sel adalah unit fungsional dari makhluk hidup dan semua
sel berasal dari sel lainnya melalui proses pembelahan.3

Fungsi Sel

Sel memiliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu :

1. Sel mempertahankan suatu membran plasma diantara sitoplasma dan lingkungan


ekstraselular. Semua zat yang masuk atau keluar sel harus melewati membran plasma.
2. Sel yang berisi materi hereditas membawa instruksi dalam bentuk kode untuk proses
sintesis sebagian besar komponen selular.
3. Sel melakukan aktifitas metabolik yang dikatalis reaksi kimia sehingga terjadi proses
sintesis dan penguraian molekul organik.

Struktur Sel

Bentuk sel :

1. Bentuk Dasar
Dari sel yang diisolasi adalah bulat, seperti sel darah, sel lemak dan sel telur.
2. Bentuk Sferikal
Biasanya berubah karena spesialisasi sel berdasarkan fungsinya, contoh : sebuah sel
saraf berbentuk seperti bintang dengan proses yang panjang dan sel otot polos
berbentuk seperti spindel.
3. Penggepengan
Terjadi karena kontak dengan permukaan. Bentuk permukaan sel terjadi akibat
tekanan dari banyak permukaan.

Sebuah sel terdiri atas membran plasma (pembungkusnya), sitosol (isinya), serta
sejumlah organel di dalam sitosol. Organel itu adalah inti, retikulum endoplasma, apparatus
golgi, lisosom, mitokondria, mikrofilamen dan mikrotubul.4

A. Membran plasma : Suatu sel dibatasi oleh lapisan tipis yang disebut membran sel
(plasmalema). Membran sel tersusun atas molekul-molekul protein, lapisan senyawa
lemak (fosfolipid), air, karbohidrat, dan sedikit kolesterol. Setiap lapisan senyawa lemak,

4|Page
tersusun atas gugus lipid dan fosfat. Gugus lipid dari fosfolipid bersifat tidak suka air
(hidrofobik), sedangkan gugus fosfat bersifat suka air (hidrofilik). Gugus lipid sering
disebut ekor dan gugus fosfat disebut kepala. Setiap fosfolipid akan saling berpasangan
sehingga membentuk dua lapisan (bilayer) fosfolipid yang saling berlawanan.

Membran plasma terdiri atas dua lapis fosfolipid dengan molekul-molekul protein
terbenam diantaranya. Permukaan luar membran bersifat hidrofilik (menarik air) dan
permukaan dalamnya hidrofobik (menolak air).4

Membran plasma (sel) memisahkan bagian interior sel dari lingkungan ekstraselular.
Model cairan mozaik adalah konsep terbaru mengenai membran. Struktur: Membran plasma
tersusun dari lapisan ganda molekul lipid dengan beberapa protein globular yang tertanam
didalamnya. Tebal lapisan ini sekitar 6 sampai 10 nm. (1 nanometer (nm) sama dengan 10 -9
meter).

a. Fosfolipid adalah lipid yang paling sering ditemukan dalam membran. Lipid lainnya
adalah kolesterol dan glikolipid yang merupakan gabungan karbohidrat dan lipid.
b. Protein dibagi dalam dua kategori : integral dan perifer. Protein intergral membentuk
mayoritas protein membran. Molekul ini menembus dan tertanam dalam lapisan
ganda, terikat pada bagian ekor nonpolar. Protein perifer terikat longgar pada
permukaan membran dan dapat dengan mudah terlepas dari membran tersebut.
Fungsinya tidak begitu diketahui seperti fungsi protein integral. Protein ini
kemungkinan terlibat dalam struktur pendukung dan perubahan bentuk membran saat
pembelahan atau pergerakan sel.
c. Karbohidrat juga berkaitan dengan molekul lipid atau protein. Glikolipid dan
glikoprotein yang dihasilkan dipercaya dapat memberikan sisi pengenal permukaan
untuk interaksi antar sel, seperti mempertahankan sel-sel darah merah agar tetap
terpisah atau memungkinkan penggabungan sel-sel yang sama untuk membentuk
sebuah jaringan.

Fungsi membran plasma. Selain fungsi sisi reseptor dan komunikasi sel yang dijelaskan
diatas, membran plasma juga berfungsi sebagai suatu barrier permeable yang selektif untuk
mengatur aliran zat kedalam dan keluar sel.5

Membran sel. Kulit sel bukanlah selaput yang mati. Banyak fungsi penting berhubungan
dengannya, khususnya ia bekerja sebagai saringan selektif yang mengizinkan beberapa bahan

5|Page
tertentu masuk sel atau menghindarkan bahan lain masuk. Dengan demikian ia merupakan
bagian penting untuk mempertahankan komposisi (susunan) kimia yang tepat dari
protoplasma.6

Membran plasma ditemukan oleh Singer dan Nicolson. Di dalam membran plasma lebih
banyak protein. Maka dari itu kita diharuskan untuk memakan protein yang cukup karena di
dalam sel banyak kegiatan yang membutuhkan protein.

B. Inti sel (Nukleus). Organel pertama yang diteliti oleh para ilmuwan adalah inti sel
(nucleus). Nukleus adalah struktur berbentuk bulat dan biasanya terletak di tengah-tengah
sel. Nukleus adalah bagian terpenting bagi kehidupan sel sebab nukleus mengendalikan
seluruh akitivitas sel.

Nukleus dibatasi oleh dua lapisan membran yang disebut membran inti. Membran inti
memiliki struktur yang mirip dengan membran sel. Membran inti memiliki pori-pori yang
hanya bisa dilalui oleh substansi tertentu. Membran inti memiliki fungsi sebagai pelindung
inti sel dan sebagai tempat pertukaran zat antara materi inti dan sitoplasma. Inti sel memiliki
bagian-bagian di dalamnya, seperti berikut ini.

1) Cairan Inti (Nukleoplasma). Cairan inti merupakan suatu cairan kental berbentuk jeli.
Cairan inti ini mengandung senyawa kimia yang sangat kompleks. Selain itu, di dalam
cairan inti terdapat enzim, ion, protein, dan nukleotida. Nukleoplasma adalah matriks
yang menyelubungi kromatin. Matriks ini tersusun dari protein, metabolit dan ion.5
2) Anak Inti (Nukleolus). Anak inti adalah suatu struktur berbentuk bulat yang tersusun
atas filamen-filamen dan butiran-butiran. Secara kimiawi, anak inti mengandung
DNA, RNA, dan protein. Nukleolus berperan dalam pembentukan ribosom.
Nukleolus adalah struktur sferikal yang tersusun dari RNA dan protein. Ukuran dan
jumlah nukleolus yang terdapat bervariasi pada setiap jenis sel yang berbeda. Pada
sel yang tidak mensintesis protein, misalnya spermatozoa, tidak ditemukan
nukleolus.5
3) Kromatin. Kromatin adalah struktur berupa benang-benang halus yang mengandung
DNA. DNA merupakan bahan atau substansi genetika dari suatu organisme. Pada saat
pembelahan sel kromatin akan memendek dan melingkar membentuk kromosom.3
4) Membran nuklear disusun dari membran ganda yang dipisah oleh ruang perinuklear.5
C. Komponen sitoplasma. Organel adalah komponen tetap sitoplasma. Sebgaian besar
organel dibungkus semacam membran yang mirip dengan membran plasma. Membran

6|Page
tersebut memisahkan organel dari lingkungan sitoplasma di sekitarnya dan
memungkinkan pembentukan kompartemen untuk aktivitas metabolik.
a) Mitokondria
Mitokondria ditemukan pada hampir semua sel, tetapi tidak ditemukan dalam
sel darah merah. Jumlahnya dalam sel berhubungan dengan konsumsi energi sel.
Mitokondria menggunakan oksigen molekular untuk membakar molekul gula dan
asam lemak kecil untuk memproduksi ATP, suatu komponen yang digunakan untuk
menggerakan semua reaksi sel yang membutuhkan energi.
Mitokondria adalah struktur berbentuk sosis dalam sitoplasma, kadang disebut
sebagai gudang energi sel, karena terlibat dalam proses pembentukan ATP di dalam
sel.4
(i) Struktur :
a. Mitokondria tampak seperti batang atau filamen yang bergerak dengan
konstan dalam sebuah sel hidup.
b. Setiap mitokondria terdiri dari membran terluar halus dan membran
terdalam yang membentuk lipatan disebut krista. Krista menonjol
menyerupai rak ke dalam mitokondria dan menambah bidang permukaan
membran bagian dalam.
c. Ruang antar krista dipenuhi matriks, yang berisi protein, DNA, RNA, dan
ribosom.
(ii) Fungsi
a. Mitokondria sering disebut sebagai pembangkit tenaga sel karena fungsi
terpentingnya adalah memproduksi energi dalam bentuk ATP.
b. Energi tersebut dihasilkan dari penguraian nutrient seperti glukosa, asam
amino, dan asam lemak.
c. Enzim yang dibutuhkan untuk melepaskan energi secara kimia,
terlokalisasi dalam matriks mitokondrial dan partikel kecil pada krista.
b) Ribosom
Ribosom berfungsi dalam pembuatan protein. Ukuran ribosom pada
prokariotik lebih kecil daripada ribosom yang terdapat pada sitoplasma eukariotik,
tetapi mempunyai ukuran dan struktur yang mirip mitokondria dan kloroplas
eukariotik. Ribosom sel eukariotik yang berasosiasi dengan retikulum endoplasma
(RE) menyebabkan RE tampak bergranular sehingga disebut RE kasar.2
(i) Struktur

7|Page
a. Ribosom adalah granula kecil berwarna hitam (berdiameter 25 nm), yang
tersusun dari RNA ribosomal dan hampir 80 jenis protein.
b. Ribosom ditemukan sebagai granula individual atau dalam kelompok
disebut poliribosom.
c. Ribosom bisa bebas dalam sitoplasma (ribosom bebas) atau melekat pada
membran retikulum endoplasma.
(ii) Fungsi
a. Ribosom merupakan tempat sintesis protein
b. Ribosom bebas terlibat dalam sintesis protein untuk dipakai sel itu sendiri
misalnya, dalam pembaharuan enzim dan membran. Ribosom yang
berikatan merupakan tempat berlangsungnya sintesis protein yang
merupakan produk sekretori yang akan dikeluarkan sel.
c) Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma adalah tempat perakitan protein oleh ribosom dan
bersama apparatus golgi, melakukan proses pascatranslasi pada protein yang baru
terbentuk. Retikulum endoplasma juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan ion
Ca2+ intraselular dan merupakan tempat utama produksi lipid dalam sel.
Ada dua jenis retikulum, yang licin dan yang kasar, yang licin mensintesis
protein otot dan hormon steroid, yang kasar ditaburi ribosom, yaitu RNA, dan
mensintesis protein untuk dikeluarkan, misalnya enzim dan hormon.4
(i) Struktur
a. Retikulum endoplasma tersusun dari jaring-jaring rongga (sisternal) datar
yang dilapisi membran, yang menyambung membran plasma dan membran
nuklear.
b. Ada dua jenis retikulum endosplasma : retikulum endoplasma kasar
(glanural), yang membrannya memiliki ribosom, dan retikulum
endoplasma halus (agranular), yang tidak memiliki ribosom. Dalam sel
yang mengandung kedua jenis retikulum endoplasma tersebut, retikulum
endosplasma kasar bersambung dengan retikulum endoplasma halus.
(ii) Fungsi
a. Retikulum endoplasma merupakan tempat utama sintesis produk sel dan
juga berperan dalam transport dan penyimpanannya.
b. Retikulum endoplasma kasar menonjol dalam sel yang khusus untuk
sekresi protein seperti enzim pencernaan.

8|Page
c. Retikulum endoplasma halus banyak terdapat dalam sel beberapa kelenjar
endokrin yang mensintesis hormon dan dalam sel hati, tempat retikulum
endoplasma terlibat dalam sintesis lipid dan kolesterol serta pemecahan
glikogen
d. Pada sel otot, retikulum endoplasma halus disebut retikulum sarkoplasma
dan turut berperan dalam proses kontraksi.
d) Pada 1898, seorang ahli biologi berkebangsaan Italia, Camilli Golgi menemukan
suatu organel yang tersusun atas tumpukan kantung pipih. Organel tersebut kemudian
diberi nama badan golgi. Badan golgi membentuk vesikula (kantong) yang akan
membawa zat-zat yang dihasilkan oleh retikulum endoplasma kasar dan retikulum
endoplasma halus menuju membran sel. Zat-zat yang dihasilkan RE biasanya
berbentuk protein. Di dalam badan golgi, protein tersebut mengalami perubahan-
perubahan lebih lanjut. Badan golgi biasanya berjumlah banyak dan aktif pada sel-sel
sekresi, seperti pankreas dan kelenjar ludah.3
Aparatus golgi ada dalam sebagian besar sel, tetapi paling banyak dibentuk
dan dipelajari pada sel glandular.5
Aparatus golgi terdiri atas tumpukan kantung gepeng bermembran. Terutama
banyak di dalam sel yang mensintesis dan mengekspor protein. Protein itu berpindah
dari retikulum endoplasma ke apparatus golgi, tempat dibungkus menjadi vesikel
sekresi, juga disebut granul sekresi. Vesikel ini bergeser ke membran plasma,
kemudian dikeluarkan.4
(i) Struktur
a. Apparatus golgi mengandung 6 sampai 7 kantong datar yang terikat
membran atau sisterna, masing-masing bentuknya agak melekuk. Kantong
tersebut tersusun seperti mangkuk terbalik.
b. Permukaan konveks susunan menghadap ke retikulum endoplasma dan
nukleus permukan konkaf menghadap ke permukaan eksternal sel.
c. Biasanya ada banyak vesikel transport di sisi perifer tonjolan dan ada
sedikit penebalan vakuola yang berukuran lebih besar pada salah satu
kutub.
(ii) Fungsi
a. Apparatus golgi merupakan tempat akumulasi, konsentrasi,
pembungkusan, dan modifikasi kimia produk sekretori yang disintesis
dalam retikulum endoplasma kasar.

9|Page
b. Apparatus golgi memproses protein yang berfungsi secara intraseluler,
seperti enzim lisosom.
e) Beberapa vesikula yang berasal dari badan golgi tetap berada di dalam sitoplasma.
Vesikula tersebut dinamakan lisosom, yaitu organel berbentuk oval atau bulat yang
dilapisi oleh satu lapis membran. Lisosom mengandung enzim yang dapat mencerna
polisakarida, fosfolipid, lipid, dan protein. Selain itu lisosom juga berfungsi
mencernakan dan menguraikan organel sel yang tua atau telah rusak. Lisosom pun
berperan di dalam proses kematian sel (autolysis).3
Lisosom ditemukan pada sel, kecuali sel-sel darah merah dan sel kulit yang
telah terkeratinisasi sempurna pada permukaan tubuh.5
Lisosom adalah badan bulat atau lonjong yang menghasilkan sejumlah enzim
pemecah molekul besar di dalam sel menjadi partikel-partikel lebih kecil yang
dikeluarkan dari sel berupa produk limbah.4
Lisosom yang baru dibentuk disebut lisosom primer. Adapun lisosom yang
telah ikut dalam proses pencernaan sel disebut lisosom sekunder. Contoh lisosom
sekunder adalah lisosom primer yang telah bergabung dengan vakuola fagositik.3
Lisosom mengandung beberapa enzim asam hidrolase yang secara kolektif
mampu mengkatabolisis setiap makromolekul selular, dan bekerja optimal pada pH
5,0.7
(i) Struktur
a. Lisosom adalah vesikel kecil yang terikat membran, mengandung hampir
50 jenis enzim hidrolitik, yang mampu menguraikan hampir semua jenis
makromolekul (protein, lipid, karbohidrat, asam nukleat, dll).
b. Lisosom primer hanya mengandung enzim lisosom sekunder mengandung
enzim dan materi terdegradasi.
(ii) Fungsi
a. Fungsi utama lisosom adalah untuk pencernaan intraselular lisosom
memegang peranan dalam proses normal dan patologis.
b. Pada sel fagosilitik, agen yang berpotensi membahayakan seperti bakteri,
virus, atau toksin akan dimakan sel tersebut. Agen tersebut akan melebur
dengan lisosom primer untuk membentuk lisosom sekunder yang
kemudian dicerna.
c. Lisosom juga berperan dalam pertumbuhan dan perbaikan selular normal
dengan cara memindahkan komponen selular yang sudah rusak atau

10 | P a g e
berlebihan. Produk yang dicerna kemudian didaur ulang dalam sel untuk
memungkinkan terjadinya pembaharuan dan rekonstruksi isi sel.
d. Kerusakan sel akibat sejumlah pengaruh fisik atau kimia dapat
menyebabkan membran lisosom hancur dan enzim terlepas kedalam
sitoplasma. Autolisis (auto=sendiri) atau pencernaan sel yang dihasilkan
menjadikan lisosom disebut kantong bunuh diri untuk sel.
e. Beberapa penyakit metabolik, dikenal sebagai penyakit penyimpanan
(storage disease) (penyakit Tay-Sachs, penyakit Gaucher, penyakit Fabry),
disebabkan factor kongenital (bawaan lahir) yaitu tidak adanya salah satu
enzim lisosom. Akibatnya, terjadi akumulasi abnormal dari zat yang dapat
mengganggu fungsi normal sel.
f) Mikrobodi.
Mikrobodi merupakan organel dengan struktur yang mirip dengan lisosom.
Contoh mikrobodi adalah peroksisom. Peroksisom adalah organel yang mengandung
banyak enzim katalase. Enzim katalase berfungsi menguraikan senyawa beracun
peroksida (H2O2). Hasil penguraian peroksida berupa air (H2O) dan oksigen (O2).3
(i) Struktur. Peroksisom adalah organel kecil, sferikal yang terikat pada membran
serta mengandung enzim destruktif.
(ii) Fungsi. Peroksisom berfungsi untuk melindungi sel dari pengaruh hidrogen
peroksida yang merusak. Peroksisom juga berfungsi daam metabolisme lipid.
g) Mikrofilamen dan mikrotubula. Bagian ini adalah struktur kontraktif dalam
sitoplasma yang terlibat dalam gerakan sel dan organel di dalam sel, gerakan silia dan
mungkin pengorganisasian protein dalam membran plasma. Mereka juga
mempertahankan bentuk sel.
(i) Mikrofilamen struktur
a. Mikrofilamen adalah benang silinder solid yang terbuat dari protein dan
ditemukan di berbagai tempat dalam sel.
b. Mikrofilamen biasanya ditemukan dalam bentuk berkas yang disebut fibril,
terletak tepat dibawah membran plasma.
(ii) Fungsi mikrofilamen
a. Mikrofilamen bertanggung jawab atas kontraktilitas sel. Yang merupakan
sifat semua sel tetapi berkembang dengan baik pada sel-sel otot.
b. Kontraktilitas bertanggung jawab untuk daya gerak sel dan gerakan yang
berkaitan dengan fagositosis, pinositosis, dan pembelahan sel.

11 | P a g e
(iii) Struktur mikrotubulus
a. Mikrotubulus merupakan pipa berongga, panjang 20 nm sampai 25 nm,
tersebar dalam sitoplasma semua sel.
b. Mikrotubulus tersusun dari molekul tubulin protein.
(iv) Fungsi mikrotubulus
a. Mikrotubulus berkontribusi dalam sitoskeleton, atau elemen penunjang
sel.
b. Mikrotubulus juga terlibat dalam pembelahan sel, pergerakan sel, dan
transport zat dari satu area sel ke area lain.
(v) Struktur sentriol
a. Pada sel yang tidak membelah, dua sentriol berada di dekat nukleus dan
apparatus golgi disebuah bidang khusus yang disebut sentrosom.
b. Dua anggota pasangan sentriol, yang satu sama lain tersusun
perpendicular, disebut diplosom.
c. Dinding setiap sentriol mengandung sembilan susun mikrotubulus yang
masing-masing terdiri dari tiga submit yang disebut triplet.
(vi) Fungsi sentriol
a. Sentriol berfungsi dalam pembelahan sel dan juga menjadi pembentukan
sillia dan flagella.
b. Sentriol bereplikasi dan membelah sendiri sebelum pembelahan sel.
Setelah bereplikasi, setiap sentriol asli dan tiruannya pindah ke kutub
nuklear yang berlawanan untuk memulai pembentukan apparatus spindel
saat pembelahan.
c. Badan basal adalah bentuk sentriol yang berada dalam membran plasma
pada sel yang memiliki sillia dan flagella. Badan basal mengatur
pembentukan mikrotubulus yang membuat sillia dan flagella.

Setiap manusia pasti didalam tubuhnya terdapat sel. Banyak kaitannya protein dengan
sel, karena protein adalah salah satu penyusun sel. Contohnya dalam membran plasma
penyusunnya protein dan lipid. Sebuah sel terdiri dari plasma, sitosol, serta sejumah organel
didalam sitoplasma. Organel itu adalah inti, retikulum endoplasma, apparatus golgi, lisosom,
mitokondria, dan mikrotubul.

12 | P a g e
Pembelahan Sel

Pembelahan sel adalah suatu proses yang membagi satu sel induk menjadi dua atau
lebih sel anak. Pembelahan sel biasanya merupakan bagian kecil dari suatu siklus sel yang
lebih besar. Pada manusia, seluruh sel membelah untuk memperbanyak jumlahnya, kecuali
pada sel testis dan ovarium.8 Melalui proses pembelahan sel inilah, tubuh akan mengalami
proses pertumbuhan dan perkembangan. Misalnya bertambah tinggi dan kuku bertambah
panjang, mencapai kematangan fungsi organisme, dsb. Bukan hanya itu, pembelahan sel juga
memiliki peran dalam memperbaiki jaringan-jaringan yang rusak.

Menurut sifat dan letak terjadinya pembelahan, pembelahan sel dibagi menjadi dua,
yaitu mitosis dan meiosis. Mitosis adalah proses pembelahan sel somatik (sel tubuh),
sementara meiosis adalah proses pembelahan sel gamet (sel kelamin) yang berupa sperma
dan ovum.9 Kedua macam pembelahan tersebut memiiki fase-fase pembelahan meliputi
profase, metafase, anafase, dan juga telofase.

1. Mitosis
Pembelahan secara mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi melalui
tahapan-tahapan tertentu. Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan. Setiap
sel anakan mengandung jumlah kromosom yang sama pada induknya. Pembelahan
mitosis terjadi pada sel eukariotik. Jika sel induk yang membelah mengandung
kromosom (2n). Sel anakan yang dihasilkan dari pembelahan mitosis adalah dua sel
anakan yang juga diploid (2n). Dengan kata lain, pembelahan mitosis menghasilkan
dua sel anakan identik. Siklus sel terdiri dari empat fase, yaitu tiga fase pertama
merupakan interfase (G1, S, G2) dan fase yang keempat adalah mitosis (mitosis terdiri
dari profase, metafase, anafase, telofase).
1.1. Interfase
Fase G1 (gap 1) adalah tahap persiapan sel untuk melakukan replikasi DNA
dengan mensintesis protein baru dan mengaktifkan komponen sitoskeleton
(mikrotubulus, filament intermediet, dan mikrofilamen). 10 Secara metabolik dapat
dikatakan bahwa sel sangat aktif karena semua komponen sel disintesis dan sel
tumbuh dengan cepat. Perlu diingat bahwa pada tahap ini, di dalam nukleus setiap
kromosom merupakan dobel heliks DNA tunggal yang belum tereplikasi. 11 Dengan
kata lain dapat dikatakan bahwa DNA yang ada masih berjumlah 1 salinan (1c) dan
diploid (2n).

13 | P a g e
Fase S (sintesis) merupakan tahap dimana sel mulai melakukan replikasi
(duplikasi) DNA. Dengan demikian, pada setiap kromosom akan berisi dua dobel
heliks DNA identik yang disebut kromatid, menyatu pada sentromer. 11 Dapat
disimpulkan bahwa hasil dari tahapan ini adalah terbentuknya 2 salinan DNA yang
diploid (2c, 2n).
Fase G2 (gap 2) merupakan periode yang dapat dikatakan sangat penting
dalam metabolisme dan pertumbuhan sel sebelum mengalami mitosis. Karena pada
tahap ini, sel memiliki kesempatan kedua untuk menghentikan tahap siklus sel apabila
terjadi kesalahan dalam replikasi DNA, dengan melakukan perbaikan atau pemberian
rangsangan untuk mengalami apoptosis (kematian sel terprogram).10 Pada fase ini,
dapat dilihat bahwa kromosom belum mengalami penebalan dan masih dalam bentuk
panjang, sementara sentriol mulai membelah dan spindel yang dihasilkan dari
mikrotubulus mulai terbentuk untuk persiapan pembelahan. 11 Tahapan terakhir yang
masih tergolong dari tahap interfase adalah G0. Tahapan ini dapat disebut sebagai
tahap istirahat. Apabila sel mendapat rangsangan untuk melewati tahap G 0, sel
tersebut akan maju ke tahap lain, bila tidak demikian, maka sel akan tetap berada pada
tahap G0.10
1.2. Profase
Pada tahap awal profase, kromosom yang sebelumnya telah bereplikasi akan
berkondensasi (menjadi lebih pendek dan lebih tebal dengan cara penggulungan serat
DNA) menjadi dua kromatid yang bergabung pada sentromer.8 Dengan menebalnya
kromosom, maka kromosom menjadi pilinan yang kuat dan besar serta menjadi
mudah terlihat di mikroskop. Kemudian, pasangan sentriol akan berpisah dan mulai
bergerak ke sisi nukleus yang berlawanan, dan apabila telah sampai di sisi nukleus,
sentriol akan membentuk benang- benang spindel.11
Selanjutnya adalah tahap akhir profase, dimana nukleolus melebur dan
membran nukleus menghilang, sehingga memungkinkan benang-benang spindel
memasuki nukleus. Mikrotubulus yang muncul dari kinektokor (bagian kromosom
yang merupakan tempat pelekatan benang-benang spindel selama pembelahan inti –
struktur pada sentromer), dapat berinteraksi dengan benang spindel.11
1.3. Metafase
Metafase adalah tahap dimana kromosom yang secara jelas tampak menjadi
dua set pasangan berada di tengah-tengah sel (bidang ekuator).10 Sentromer pada
semua kromosom akan saling berikatan dengan benang spindel untuk kemudian

14 | P a g e
ditarik ke masing-masing kutub. Kinektokor memisah dan kromatid mulai bergerak
menjauh.11
1.4. Anafase
Anafase adalah tahap dimana mikrotubulus mulai menarik pasangan
kromosom agar terpisah.10 Pergerakan ini dapat terjadi karena pemendekan dan
pemanjangan mikrotubulus yang membentuk spindel. 8 Akhir anafase ditandai dengan
adanya dua set kromosom lengkap yang berkumpul pada kedua kutub sel.11
1.5. Telofase
Pada tahap telofase, pada ujung-unjung sel terdapat masing-masing satu set
kromosom lengkap.8 Kromosom mulai merenggang dan kembali menjadi masa
kromatin. Dengan demikian, dua nukleus kembali terbentuk, diikuti dengan melebur
dan terurainya kromosom serta terbentuknya membran nukleus dan terbentuknya
kembali nukleolus. Pada akhirnya, sel akan mengalami sitokinesis yaitu pembelahan
sitoplasma. Pembelahan sitoplasma berada tepat di pertengahan masa kromosom, lalu
berlanjut di sekitar sel hingga akhirnya membelah sel tersebut menjadi dua sel
terpisah.
2. Meiosis
Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi dalam pembentukan sel-sel
kelamin (sel telur dan sperma).11 Berbeda dengan mitosis, jumlah kromosom sel hasil
pembelahan adalah setengah dari sel induknya (n = haploid). Pembelahan meiosis ini
memiliki tujuan untuk menghasilkan sel telur maupun sel sperma yang matang.
Meiosis melibatkan replikasi DNA dalam sel serta diikuti dua kali pembelahan
sel (meiosis I dan meiosis II). Nantinya, akan terbentuk empat sel anakan yang
masing-masing memiliki 23 kromosom. Pada pria, keempat sel anakan hidup dan
berdiferensiasi menjadi sperma matang. Sementara pada wanita, hanya akan ada satu
sel anakan yang hidup dan menjadi sel telur yang matang. Apabila sel sperma dan sel
telur bertemu, maka akan menghasilkan embrio dengan kromosom total 46 (23 pasang
kromosom).10
Fase-fase meiosis adalah sebagai berikut: interfase, meiosis I (profase I,
metafase I, anafase I, dan telofase I), interkinase, dan yang terakhir adalah meiosis II
(profase II, metafase II, anafase II, dan telofase II). Fase-fase tersebut sedikit berbeda
dari fase-fase pada pembelahan mitosis.
2.1. Interfase

15 | P a g e
Pada interfase, sel berada pada tahap persiapan untuk melakuan pembelahan.
Sama seperti pada interfase mitosis, persiapan yang dimaksud adalah proses sintesis
protein dan replikasi DNA. DNA akan direplikasi dari satu salinan menjadi dua
salinan. Sel yang akan membelah mereplikasi DNA di setiap kromosomnya sehingga
terbentuk dua kromatid yang bergabung pada sentromer (kromosom homolog).8,11
2.2. Meiosis I
Meiosis I terdiri dari profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I.
Tahap Profase I ini merupakan tahap yang paling menentukan dalam proses
meiosis karena dalam tahap ini terjadi beberapa perubahan mendasar diantaranya
adalah pembentukkan pasangan kromosom homolog, pertukaran bahan-bahan
genetik, dsb.12 Oleh karena itu, tahap ini memakan waktu yang paling lama dan juga
merupakan tahap yang paling kompleks berbeda dengan tahap profase dalam tahap
mitosis. Tahap profase I ini dibedakan menjadi 5 bagian, yaitu : leptonema, zigonema,
pakhinema, diplonema, dan diakinesis.12,13
a. Leptonema : kromosom diploid yang jumlahnya 4 tampak sebagai benang
panjang, tunggal dan tipis.13
b. Zigonema : keempat kromosom itu saling berdekatan dan membentuk
pasangan yang disebut sinapsis.13
c. Pakhinema : kromosom menjadi pendek dan tebal.13
d. Diplonema : masing-masing kromosom membelah memanjang sehingga
membentuk kromatid. Empat kromatid itu dinamakan tetrad.13
e. Diakinesis : kromatid-kromatid yang tidak serupa (dari sentromer yang
lain) dapat bersilang. Tempat persilangan ini disebut khiasma (jamak:
khiasmata). Di tempat khiasmata itu kromatid akan putus dan segmen dari
satu kromatid akan bersambung dengan potongan segmen kromatid yang
lain. Peristiwa penukaran segmen dari kromatid yang tak serupa (nonsister
chromatids) dalam kromosom homolog itu dinamakan pindah silang
(crossing over). Dengan adanya pindah silang, maka terjadilah penukaran
gen-gen, sehingga terbentuk kombinasi baru.13

Tahap Metafase I ini kromosom-kromosom yang masih berpasangan


menempatkan diri di bidang ekuatorial dari sel. Dinding inti menghilang. Kromosom-
kromosom masih dalam keadaan diploid.13

16 | P a g e
Tahap Anafase I, setiap kromosom yang homolog masing-masing mulai
ditarik oleh benang spindel menuju ke kutub yang berlawanan arah. Dengan
demikian, didapati bahwa satu kelompok kromosom haploid (n) telah tersusun
disetiap kutub. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dari anafase yaitu untuk membagi isi
kromosom diplod menjadi haploid.

Pada tahap Telofase I, terbentuklah dua sel anakan, masing-masing memiliki


separuh dari jumlah kromosom sel asalnya. Terjadilah pembelahan reduksi karena
setiap sel anakan akan memiliki satu kromosom dari tiap pasangan kromosom
homolog. Dinding inti sel timbul kembali.13

2.3. Interkinesis
Interkinesis adalah tahap di antara dua pembelahan meiosis. Pada tahap ini
tetap terjadi sintesis protein namun tidak terjadi replikasi DNA. Perlu diingat kembali
bahwa hasil dari pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel anakan yang haploid (n)
namun masih berisi sepasang kromatid yang mengartikan bahwa kandungan DNAnya
masih rangkat (2c). Oleh karena itu, akan dilakukan pembelahan meiosis II yang
bertujuan untuk membagi kedua salinan tersebut pada sel anakan yang baru.14
2.4. Meiosis II
Pada meiosis II, terdapat empat tahap yang sama dengan meiosis I. Tahap
yang pertama adalah profase I. Pada tahap ini peristiwa yang terjadi sama dengan
peristiwa pada profase mitosis. Sentriol akan memisah dan bergerak ke kutub yang
berlawanan, dan mikrotubulus dari setiap sentromer melekat pada benang dari sentriol
di kutub berlawanan.
Tahap yang kedua adalah metafase II. Pada tahap ini, kromatid berbaris ada
pada bidang ekuator sel. Kromatid yang ada tersusun berpasangan namun tidak lagi
dalam bentuk tetrad melainkan disebut dengan dyad. Tahap berikutnya adalah anafase
II, pada tahap ini sentromer membelah dan kromatid terpisah menjadi kromosom.
Berbeda dengan pembelahan mitosis, kromatid yang terpisah tidak identik secara
genetik akibat persilangan atau kombinasi ulang. Pada akhirnya, sel akan memasuki
tahapan akhir yang disebut telofase II. Di telofase II, membrane nukleus terbentuk
kembali, kromosom melebur, dan terjadi sitokinesis. Sel yang dihasilkan akan bersifat
haploid.

17 | P a g e
Metode Pengamatan Sel
Untuk mengamati struktur sel yang sangat kecil dibutuhkan mikroskop. Mikroskop
dibedakan berdasarkan pada kenampakan objek yang diamati. Jenis ini dibedakan menjadi
dua yaitu mikroskop dua dimensi atau mikroskop cahaya dan mikroskop tiga dimensi atau
mikroskop stereo. Selain itu, ada juga mikroskop elektron, mikroskop ini menggunakan
berkas elektron sebagai pengganti cahaya. Mikroskop ini juga mempunyai perbesaran hingga
seratus ribu kali.15

a. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali. Mikroskop
mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar dapat berdiri dengan stabil.
Mikroskop ini menggunakan cahaya polikromatis sebagai sumber cahaya. Cahaya
dari luar yang dikumpulkan dan dipantulkan oleh cermin, akan mengenai spesimen
sehingga menghasilkan bayangan dari spesimen yang akan dibesarkan oleh lensa dan
kemudian diterima oleh mata.16 Mikroskop cahaya menggunakan tiga lensa, yaitu
lensa obyektif, okuler, dan kondensor. Lensa okuler pada mikroskop bisa berbentuk
lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Di ujung bawah mikroskop
terdapat tempat dudukan lensa obyektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Di
bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat.
Lensa ketiga adalah kondensor, kondensor disini berfungsi untuk menerangi obyek
dan lensa-lensa mikroskop yang lain.
b. Mikroskop Stereo
Mikroskop jenis ini dipakai untuk mengamati benda tebal maupun tipis,
transparan, maupun tidak tembus cahaya. Mikroskop stereo merupakan jenis
mikroskop yang hanya bisa digunakan untuk benda yang berukuran relatif besar.
Mikroskop stereo dibuat agar dapat mengamati bayangan secara tiga dimensi dan
tidak terbalik. Daya resolusi relative lemah dengan lapangan pemandangan yang luas.
Pembesaran biasanya x 1,5 sampai 2,5.17 Benda yang diamati dengan mikroskop ini
dapat terlihat secara tiga dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hampir sama
dengan mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa obyektif.
Beberapa perbedaan dengan mikroskop cahaya adalah: ruang ketajaman lensa
mikroskop stereo jauh lebih tinggi dibandingkan dengan mikroskop cahaya sehingga
dapat terlihat bentuk tiga dimensi benda, sumber cahaya berasal dari atas sehingga
obyek yang tebal dapat diamati.
c. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron pertama kali dibuat oleh M. Knoll dan E. Ruska di Berlin
pada 1928. Ada dua jenis mikroskop elektron yang biasa digunakan, yaitu
tunneling electron microscopy (TEM) dan scanning electron microscopy (SEM).18
Mikroskop elektron mempunyai perbesaran sampai 100 ribu kali. Mikroskop ini
menggunakan berkas elektron sebagai pengganti cahaya.15 SEM digunakan untuk
studi detil arsitektur permukaan sel (atau struktur renik lainnya), dan obyek diamati
secara tiga dimensi. Sedangkan TEM digunakan untuk mengamati struktur detil
internal sel.

18 | P a g e
Daftar Pustaka
1. Yuwono T. Biologi molecular. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2005.
2. Safitri A. Biologi molekuler dan sel. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2006.
3. Firmansyah R, Mawardi A, Riandi MV. Mudah dan aktif belajar biologi. Bandung :
Penerbit PT Setia Purna Inves; 2007.
4. Tambayong J. Anatomi dan fisiologi untuk keperawatan. Jakarta : Penerbit buku
kedokteran EGC; 2001.
5. Widyastuti P. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : Penerbit buku kedokteran
EGC; 2004.
6. Pearce C. Anatomi fisiologi untuk paramedic. Jakarta : Gramedia pustaka utama;
2009.
7. Safitri A, Astikawati R. At a glance fisiologi. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2009.
8. James J, Baker C, Swain H. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Jakarta :
Penerbit Erlangga; 2011. h.88-90.
9. Kliegman B, Nelson A. Ilmu kesehatan anak Nelson. Edisi 15 (1). Jakarta : Penerbit
buku kedokteran EGC; 2000. h.391.
10. Corwin JE. Buku saku patofisiologi. Edisi 3. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC;
2009. H.43-6.
11. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : Penerbit buku kedokteran
EGC; 2004. H.34-52.
12. Juwono, Juniarto AZ. Biologi sel. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC; 2000.
h.80-1,8,9.
13. Suryo. Genetika manusia. Yogyakarta : Gadjah mada university press; 2008. h.57,60-
3.
14. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni EW. Biologi SMA dan MA untuk kelas
XII. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2009. h.111-2.
15. Chandra B. Pengantar fisiologi. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC; 2005.
16. Fauziah M, Apriningsih, Widyastuti P, Sugiarti M. Epidemiologi suatu pengantar.
Edisi 3. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC; 2001.
17. Gabriel JF. Fisika kedokteran. Jakarta : Penerbit buku kedokteran EGC; 2002.
18. Utami HP. Mengenal cahaya dan optik. Bekasi : Ganeca exact; 2007.

19 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai