Anda di halaman 1dari 5

Nama : Agustriani

Nim : 201710170311070

Kelas :A

1) Menurut pendapat saya penyusunan anggaran bagi perusahaan sangat penting


demi kelanjutan kegiatan di perusahaan, berikut penyusunan anggaran yang
saya usulkan :
a) Penentuan Pedoman Anggaran
Pedoman anggaran belanja perusahaan didasarkan pada anggaran belanja
selama setahun yang telah dibuat dan dipersiapkan beberapa bulan
sebelum anggaran tahun berikutnya. Dalam penyusunan ini, dikenal
manajemen puncak sebagai dasar dalam menyusun anggaran belanja.
b) Persiapan Anggaran
Setelah aktivitas manajemen puncak, perusahaan membutuhkan waktu
untuk mempersiapkan anggaran. Dalam hal ini yang melakukan persiapan
tidak hanya staf di bagian keuangan saja, melainkan dibutuhkan kerjasama
yang solid dari semua divisi supaya penganggaran berjalan sempurna.
c) Penentuan Anggaran
Ada 3 tahapan dalam penentuan anggaran, antara lain :
· Masing-masing karyawan dari tiap bidang membicarakan dan merundingkan
hasil dari persiapan yang telah dilakukan agar anggaran belanja yang disusun
nantinya mampu mengakomodasi kebutuhan tiap-tiap bagian.
· Koordinasi dan penelaahan komponen anggaran belanja yang telah disusun.
· Pengesahan dan juga pendistribusian anggaran yang merata ke seluruh bagian.
Dalam tahap ini, pihak manajemen perusahaan dan direksi akan melakukan
pengesahan setelah melakukan uji kelayakan dan pengkajian dari tiap anggaran
belanja perusahaan yang disusun oleh tiap-tiap bagian perusahaan yang
nantinya berkedudukan sebagai pengguna anggaran.
d) Pelaksanaan Anggaran

Tahapan terakhir adalah pelaksanaan anggaran belanja perusahaan. Tahapan ini


merupakan langkah kesekian kalinya dari penyusunan anggaran yang kemudian akan
diputus dalam keputusan tunggal.

Masing-masing pengguna anggaran di tiap bagian perusahan akan mulai melaksanakan


anggaran belanja sebagaimana yang telah disepakati dalam anggaran belanja
perusahaan. Dalam hal ini tiap manajer akan mengawasi kemudian melaporkannya ke
direksi apakah pelaksanaan anggaran sesuai dengan perencanaan yang disepakati
sebelumnya atau tidak.

2.) Menurut saya Kinerja yang tepat bagi perusahaan yaitu Balanced Scorecard,
Integrated Performance Measurement System (IPMS), dan Performance Prism. namun
dari ketiga model tersebut, Balanced Scorecard adalah model sistem pengukuran kinerja
yang paling populer dewasa ini. Performance Prism ini saya usulkan karena metode ini
mengukur semua aspek yang berhubungan dengan stakeholder yang meliputi kepuasan
maupun kontribusi dari para stakeholder tersebut yang tentunya sangat berpengaruh
bagi perusahaan, sehingga dengan diterapkannya metode ini diharapkan kelangsungan
hidup perusahaan dalam jangka panjang akan lebih terjamin.

3.) Dalam prakteknya prinsip tata kelola organisasi yang baik harus dibangun dan
dikembangkan secara bertahap dengan melibatkan semua pihak yang berkepentingan.
Organisasi harus membangun sistem dan pedoman tata kelola organisasi yang
terintegrasi. Karyawan pun harus dibekali pemahaman dan pengetahuan tentang
prinsip-prinsip tata kelola organisasi yang baik sesuai dengan apa yang akan dijalankan
organisasi. Selain itu, perlu dilakukan pengawasan secara kontinyu terhadap proses-
proses yang terjadi dalam sistem tata kelola yang sudah dibuat.

4.) 1. Kompensasi Finansial Langsung

Kompensasi ini meliputi segala macam imbalan pekerjaan yang berwujud uang antara
lain gaji, macam-macam tunjangan, THR Keagamaan, insentif, bonus, komisi, pembagian
laba perusahaan, opsi saham, dan pembayaran prestasi. Segala jenis pendapatan yang
menambah penghasilan bruto tahunan karyawan dan dikenai pajak penghasilan (PPh 21)
juga termasuk kompensasi finansial langsung. Kompensasi ini bersifat langsung karena
pembayaran dilakukan oleh perusahaan kepada karyawan dalam bentuk uang, dan
bukan benda atau fasilitas. Misalnya, perusahaan membayar gaji, tunjangan, dan bonus
akhir tahun langsung ke rekening karyawan.

2. Kompensasi Finansial Tidak Langsung

Jenis kompensasi ini juga berwujud uang yang dikeluarkan perusahaan namun tidak
diberikan langsung kepada karyawan, melainkan melalui pihak ketiga. Misalnya,
perusahaan mengikutsertakan karyawan dalam program perlindungan sosial dan
kesehatan. Perusahaan membayar premi asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi
ketenagakerjaan, sedangkan karyawan memperoleh manfaat dari program tersebut
berupa biaya perawatan/pengobatan maupun tabungan hari tua. Berbagai fasilitas dan
kenikmatan yang diperoleh karyawan juga termasuk kompensasi tidak langsung, seperti
mobil perusahaan, rumah dinas, voucher, akses internet, dan keanggotaan klub.

3. Kompensasi Non-Finansial

Kompensasi ini tidak berwujud atau terkait dengan uang, namun bernilai positif atau
berharga bagi karyawan. Contohnya adalah pelatihan kecakapan karyawan, lingkungan
kerja yang nyaman, supervisi yang kompeten dan profesional, tim kerja yang suportif,
jenjang karir yang pasti, penghargaan terhadap prestasi, cuti lebih banyak, atau jam
kerja fleksibel.

5.) Perusahaan manufaktur perlu memberikan jasa layan kepada konsumen karena jasa
layanan merupakan strategi pemasaran lainnya yaitu pelayanan purna jual, ini
merupakan pelayanan pada saat di mana barang telah dibeli oleh pelanggan. Pelayanan
purna jual dilakukan agar pelanggan bisa mengadukan keluhan ketika barang yang telah
dibeli mengalami kerusakan. Juga pelayanan purna jual dapat memberi saran-saran bagi
perusahaan. Banyak jenis jenis pelayanan purna jual, seperti perbaikan, perawatan,
pengantaran barang, dan pemberian garansi. Strategi untuk meningkatkan penjualan
juga bisa berupa pemberian hadiah, kampanye, peragaan, dan iklan.
6.) Pengendalian manajemen pada organisasi jasa berbeda bila dibandingkan dengan
organisasi manufaktur. Hal ini disebabkan ketiadaan persediaan penyangga pada
organisasi jasa, kesulitan mengukur kualitas, dan pada umumnya perusahaan jasa
cenderung merupakan padat karya. System pengendalian manajemen pada organisasi
jasa umumnya sama dengan system pengendalian manajemen pada organisasi dagang.
Organisasi jasa keuangan berbeda dalam dua hal dibandingkan perusahaan lainnya.
Pertama, bahan bakunya adalah uang. Kedua, tingkat laba dari banyak transaksi tidak
bisa diukur hingga bertahun-tahun setelah komitmen yang dilakukan. Yang utama,
perusahaan akan mendapat laba jika pendapatan masa depan diperoleh dari pinjaman
saat ini, investasi, dan premin asuransi yang melebihi biaya dana yang berkaitan dengan
pendapatan ini. Masalah pengendalian manajemen lebih kompleks dalam investasi
perbankan, perdagangan sekuritas, dan beberapa organisasi lainnya karena fakta bahwa
laba ataupun rugi bisa dihasilkan dari satu transaksi tunggal.

7. )

a. Kinerja perusahaan ditentukan sejauh mana keseriusannya dalam menerapkan good


corporate governance. Perusahaan yang terdaftar dalam skor pemeringkatan corporate
governance yang dilakukan oleh IICG telah menerapkan good corporate governance
dengan baik dan secara langsung menaikkan nilai sahamnya. Semakin tinggi penerapan
corporate governance yang diukur dengan corporate governance indeks perception
semakin tinggi pula tingkat ketaatan perusahaan dan menghasilkan kinerja perusahaan
yang baik. Secara teoretis praktik good corporate governance dapat meningkatkan
kinerja perusahaan, mengurangi risiko yang mungkin dilakukan oleh dewan dengan
keputusan yang menguntungkan sendiri dan umumnya good corporate governance
dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya yang
berdampak terhadap kinerjanya.

b. Organ penting yang berpengaruh terhadap keberhasilan implementasi GCG :

1. Profesional yaitu Dalam bahasa sehari-hari profesional diartikan “One who engaged in
alearned vocation (seseorang yang terkait dalam suatu lapangan pekerjaan)”. Dalam
konteks ini profesional lebih diartikan dengan peningkatan kapasitas kompetensi dan
juga moral sehingga pelayanan dapat dilakukan dengan mudah, cepat dan akurat
2. Transparan yaitu Dalam konteks Good Governance, Transparancy lebih diartikan
membangun kepercayaan yang saling menguntungkan antara pemerintah atau
pengelola dengan masyarakat atau anggotanya melalui ketersediaan informasi yang
mudah diakses, lengkap dan up to date

3. Accountability / Accountable yaitu Dalam konteks pembicaraan ini Accountability


lebih difokuskan dalam meningkatkan tanggungjawab dari pembuat keputusan yang
lebih diarahkan dalam menjawab kepentingan publik atau anggota

4. Fairness yaitu Dalam konteks good governance maka fairness lebih diartikan sebagai
aturan hukum harus ditegakkan secara adil dan tidak memihak bagi apapun, untuk
siapapun dan oleh pihak manapun

5. Responsibility & Social Responsibility yaitu Intitusi dan proses pelayanan bagi
kepentingan semua pihak terkait harus dijalankan dalam keranka waktu yang jelas dan
sistematis. Sebagai warga suatu organisasi, badan usaha/masyarakat, semua pihak
terkait mempunyai tanggungjawab masing-masing dalam menjalankan tugasnya dan
juga harus memberi pertanggungjawaban kepada publik, sehingga didalam suatu
tatanan atau komunnitas dapat terjasdi saling mempecayai, membantu, membangun
dan meningkatkan agar terjalin hubungan yang harmonis dan sinergis.

Anda mungkin juga menyukai