Anda di halaman 1dari 13

Jawaban UTS.

Nama/ NPK : Reinaldus Untung/ 15023000127

Semester/ Jurusan : V/ Akuntansi

Mata Kuliah : Auditing 1

Hari Tanggal : Rabu, 4 November 2020

Penyelesaian :

1. Jawaban :
a. Profesi yang bisa ditekuni oleh lulusan S1 akuntansi :
 Akuntan
Lulusan S1 akuntansi bisa berprofesi sebagai akuntan. Ada beberapa macam akuntan yaitu :
 Akuntan Publik : memeriksa laporan keuangan, penghitungan pajak, memberikan
konsultasi keuangan, juga jasa pembuatan alporan keuangan.
 Akuntan Forensik : menangani kecurangan dan korupsi di sektor bisnis ataupun
publik.
 Akuntan Pemerintah : akuntan yang bekerja pada institusi pemerintahan.
 Akuntan Pendidik : melakukan penelitian dan pengembangan di bidang akuntansi
 Auditor
Lulusan S1 akuntansi bisa menjadi auditor. Auditor bertugas untuk mengecek kewajaran dari
suatu laporan keuangan. Ada 2 macam auditor yaitu :
 Internal Auditor : Auditor yang bekerja pada perusahaan tertentu.
 Eksternal Auditor : Auditor yang bekerja pada perusahaan yang menyediakan jasa
audit independen.
 Konsultan Bisnis
Profesi ini merupakan profesi yang memberikan jasa konsultasi bisnis pada suatu
perusahaan atau organisasi. Profesi ini mampu mengidentifikasi masalah, memberikan
solusi, membuat perencanaan bisnis serta mampu melihat peluang bisnis.
 Financial Analyst
Analis keuangan memberikan identifikasi, prediksi dan kecendrungan sebuah bisnis serta
Memberikan solusi untuk mengurangi resiko bisnis.
 Konsultan Pajak
Profesi ini memberikan jasa konsultasi terkait perpajakan kepada wajib pajak.
 Credit Analyst
Analis Kredit mengukur kemampuan calon pencari kredit dalam membayar cicilan dan bunga
perbulanya serta bertugas menilai, mengevaluasi, dan mengusulkan nominal pinjaman yang
bisa diberikan oleh bank atau perusahaan pembiayaan kepada calon debitur.
 Finance
Peran bagian keuangan ialah mengatur segala urusan keuangan yang menyangkut
perusahaan seperti pencatatan transaksi, kelola pemasukan dan alur kas serta melakukan
kegiatan akuntansi termasuk pembayaran.
 Tenaga Pendidik
Misalnya dosen, dimana dosen Memberikan materi pelatihan kepada mahasiswa dan tamu
seminar. Tenaga pendidik Bisa pula berperan sebagai konsultan terkait isu dan masalah
ekonomi yang sedang berkembang.
 Wirausaha
Membuka lapangan pekerjaan sendiri atau wirausaha, berdasarkan pengetahuan tentang
strategi bisnis.

Peluang dan tantangan dalam menghadapi MEA :

profesi Akuntan mempunyai berbagai peluang serta tantangan di lapangan, khususnya di era MEA.
Indonesia punya kesempatan bagus di bidang akuntansi. Lulusan S1 Akuntansi cukup banyak di tiap
tahunnya juga bagi yang sudah CPA dapat bekerja di negara ASEAN karena standar internasional
sudah dimiliki. Dukungan juga memadai, Pemerintah pun memberikan perlindungan hukum dengan
adanya UU tentang Akuntan publik dan UU lainnya. Meskipun peluang yang ada jelas
menguntungkan, hal tersebut juga merupakan tantangan tersendiri. Jika dibandingkan dengan
negara ASEAN lain, jumlah Akuntan di Indonesia relatif lebih sedikit dibandingkan Singapura,
Malaysia, Philipina, dan Thailand. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi Akuntan Indonesia
mengingat pasar jasa di negara kita lumayan besar, sehingga sangat mungkin tenaga profesional
asing banyak yang masuk berkompetisi ke Indonesia. Juga fasilitas pendidikan untuk akuntansi yang
belum tersebar secara merata di Indonesia, serta kemampuan berbahasa asing juga perlu
ditingkatkan. Akuntan Indonesia haru mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk dapat lebih unggul
dalam MEA sehingga dapat menjadi tuan rumah di negeri sendiri bahkan bisa berkembang ke negara
ASEAN lain.

b. Jasa Kantor Akuntan Publik :


 Jasa Audit Laporan Keuangan
KAP melakukan audit umum atas laporan keuangan untuk memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan suatu entitas ekonomi dihubungkan dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
 Jasa Audit Khusus
KAP dapat memberikan audit atas akun atau pos laporan keuangan tertentu yang
dilakukan dengan menggunakan prosedur yang disepakati bersama, audit laporan
keuangan yang disusun berdasarkan suatu basis akuntansi komprehensif.
 Jasa Atestasi
Jasa ini berkaitan dengan penerbitan laporan yang memuat suatu kesimpulan
tentang keandalan suatu pernyataan tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak
lain, dilaksanakan melalui pemeriksaan, review dan prosedur yang disepakati
bersama.
 Jasa Review Laporan Keuangan
Memberikan keyakinan terbatas bahwa tidak terdapat modifikasi material yang
harus dilaksanakan agar laporan keuangan tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum atas basis akuntansi komprehensif lainnya.
 Jasa Kompilasi Laporan Keuangan
Melakukan kompilasi laporan keuangan berdasarkan catatan data keuangan serta
informasi lainnya yang diberikan manajemen suatu entitas ekonomi. Dengan
kompilasi ini, KAP tidak memberikan pernyataan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan atas suatu keyakinan apapun terhadap laporan tersebut
 Jasa Konsultasi
Jasa ini meliputi berbagai bentuk dan bidang sesuai dengan kompetensi akuntan
publik. Jasa yang diberikan KAP bervariasi mulai dari jasa konsultasi umum kepada
manajemen, perancangan sistem dan implementasi sistem akuntansi, penyusunan
proposal keuangan dan studi kelayakan proyek, penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan, pelaksanaan seleksi dan rekrutmen pegawai, sampai pemberian berbagai
jasa konsultasi lainnya, termasuk konsultasi dalam pelaksanaan merger dan akuisisi.
 Jasa Perpajakan
KAP juga memberikan jasa profesional dalam bidang perpajakan. Jasa yang
diberikan misalnya, perencanaan pajak, review kewajiban pajak, pengisian SPT dan
penyelesaian masalah perpajakan.

Kompetensi yang harus dimiliki dalam era globalisasi :

 Keahlian (skill)
 Karakter (character)
 Pengetahuan (knowledge)

Tiga syarat tersebut bisa diterapkan ke berbagai macam strategi seperti Memperkuat regulasi
profesi, Bekerjasama dengan asosiasi profesi akuntan dari negara lain, Bersinergi dengan berbagai
pihak yang terkait dengan profesi akuntansi, Peningkatan kualitas pendidikan akuntansi, Sertifikasi
profesi akuntansi, Standar akuntansi, dan Standar profesi yang sesuai dengan standar internasional

Keahlian dan pengetahuan merupakan hard skill  yang wajib dimiliki oleh setiap profesi akuntan.
Namun, mempunyai hard skill  saja tidak cukup. Dibutuhkan adanya soft skill yang adalah karakter
tersebut. Pada era globalisasi ini, perusahaan mensyaratkan adanya kombinasi hard skill  dan soft
skill  dalam melakukan perekrutan karyawan, apapun posisinya. 

2. jawaban :

a. Auditing : Merupakan suatu proses sistematik agar memperoleh serta mengevaluasi bukti
yang dikumpulkan atas pernyataan, tentang berbagai aktivitas dan kejadian ekonomi yang ditujukan
untuk melihat bagaimana tingkat korelasi antara pernyataan dengan kenyataan yang ada di
lapangan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepad pihak yang membutuhkan informasi akuntansi.

b. Mengapa auditing diperlukan :

 Konflik Kepentingan
Konflik kepentingan terjadi antara penggunan laporan keuangan dan manajemen entitas
yang menyajikan laporan keuangan karena tidak ada keyakinan bahwa manajemen akan
memberikan informasi yang benar. Oleh karena itu, audit laporan keuangan diperlukan
untuk memberikan keyakinan yang memadai.
 Konsekuensi
Laporan keuangan merupakan sumber informasi yang digunakan dalam pembuatan
keputusan yang penting seperti peminjaman dan investasi. Sehingga, laporan keuangan
dapat membawa konsekuensi yang sangat luas. Oleh karena itu, audit laporan keuangan
diperlukan agar konsekuensi yang terjadi adalah konsekuensi yang sesuai.
 Kompleksitas Pelaporan Keuangan
Dengan adanya kompleksitas pelaporan keuangan yang tinggi, maka resiko terjadinya
kesalahan penyajian laporan keuangan juga menjadi tinggi. Oleh karena itu, audit laporan
keuangan diperlukan agar resikonya menjadi minimal.
 Keterpencilan
Jarak, waktu, dan biaya membuat pengguna laporan keuangan sulit untuk mendapatkan
akses informasi secara langsung dari entitas yang bersangkutan. Sehingga pengguna haruS
mengandalkan laporan keuangan sebagai satu-satunya sumber informasi. Oleh karena itu
audit laporan keuangan diperlukan agar informasi tersebut menjadi handal.

3. Jawaban :

a. Mengapa SPAP diperlukan :

 Mengatur prilaku akuntan publik dalam menjalankan profesinya.


 Memberikan kepastian dalam jaminan hukum secara profesi baik kepada jasa akuntan publik
maupun bagi akuntan publik itu sendiri.
 Sebagai jawaban atas persyaratan yang dituntut publik atas kualifikasi dan jasa yang
diberikan akuntan publik.

b. standar umum : berkaitan dengan persyaratan auditor dan mutu pekerjaannya sehingga
bersifat pribadi. Ada 3 bagian dalam standar ini:

 Audit harus dilaksanakan oleh seseorang atau lebih yang mempunyai keahlian dan pelatihan
teknis yang memadai sebagai auditor.

 Auditor harus mempertahankan mental dari segala hal yang berhubungan dengan perikatan,
independensi.

 Auditor wajib menggunakan keahlian profesionalnya dalam melaksanakan pelaksanaan


audit dan pelaporan dengan cermat dan seksama.

Standar pekerjaan lapang : ada 3 bagian dalam standar ini :

 Seluruh pekerjaan audit dapat direncanakan dengan sebaik-baiknya dan apabila


menggunakan asisten maka harus disupervisi dengan semestinya.
 Tak hanya memperhatikan standar audit saja, pemahaman yang memadai atas pengendalian
intern sangat dibutuhkan untuk merencanakan audit dan menentukan sifat
 Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi pengamatan, permintaan
keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk dapat memberikan
pernyataan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

Standar pelaporan : ada 4 bagian dalam standar ini :


 Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
 Hasil Laporan auditor harus menunjukkan kekonsistenan, apabila ada ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dengan
penerapan pada periode sebelumnya.
 Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali
dinyatakan lain dalam laporan auditor.
 Laporan auditor harus memuat pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secara
keseluruhan bahwa pernyataan yang demikian tidak bisa diberikan

4. Jawaban :

a. Mengapa etika profesional diperlukan : karena tiap profesi yang menyediakan jasanya
kepada masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat yang dilayaninya. Dan Kepercayaan
masyarakat terhadap mutu jasa akuntan publik akan menjadi lebih  tinggi jika profesi tersebut
menerapkan standar mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh
anggota profesinya.

b. Mental independent : auditor bersikap independen artinya auditor tidak mudah


dipengaruhi, tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, dalam rangka melaksanakan
tugasnya. Dengan indepedensi ini diharapkan auditor dapat mempertahankan kebebasan
pendapatnya. Sikap mental independen tersebut meliputi independen dalam fakta (in fact)
maupun dalam penampilan (in appearance)

Contoh : ketika seorang auditor memutuskan untuk menerima tawaran untuk melakukan audit
terhadap perusahaan yang dimiliki oleh keluarganya sendiri, pihak lain akan mengatakan kalau
hasil auditnya bias. Sehingga  untuk menjaga indenpendensinya auditor tersebut lebih baik
menolak tawarannya itu.Dalam hal ini ia menemui kondisi tersebut ketika melakukan proses
audit, dia dapat menolak pemberian pendapat dalam laporan auditnya atau yang di istilahkan
Disclaimer.

Mental Integritas dan Objektivitas : Integritas, seorang akuntan harus memiliki sikap yang
tegas dan jujur dalam semua hubungan bisnis profesional. Objektivitas, seorang akuntan melakukan
tugasnya sesuai dengan objek tidak memandang subjek yang ia sedang melakukan penilaian secara
independen.

Contoh : asumsikan seorang auditor yakin bahwa piutang usaha mungkin tak tertagih, tetapi
kemudian menerima pendapat manajemen tanpa mengevaluasi kolektibilitas secara independen.
Auditor telah mendelegasikan pertimbangannya dan karenanya kehilangan objektivitas. Sekarang
misalkan seorang akuntan publik sedang menyiapkan SPT untuk sebuah klien, dan sebagai penasehat
klien, menganjurkan klien itu untuk mengadakan pengurangan pada SPTnya yang menurutnya sah,
dengan sejumlah pendukung tetapi tidak lengkap. Ini bukan merupakan pelanggaran baik atas
objektivitas ataupun integritas karena dapat diterima seorang akuntan publik menjadi penasehat
klien untuk perpajakan dan jasa manajemen. Jika akuntan publik ini menganjurkan klien untuk
mengadakan pengurangan tanpa pendukung sama sekali, tetapi hanya karena sedikit
kemungkinannya akan diketahui oleh kantor inspeksi pajak, maka berarti telah terjadi pelanggaran.
Pelanggaran itu adalah salah pernyataan atas fakta sehingga integritas akuntan publik itu ternoda.

c. kompetensi dan kehati hatian : Kompetensi adalah salah satu penjamin mutu dan kualitas
layanan dari seorang profesional di bidang jasa. Prinsip kompetensi dan kehati-hatian professional
mengharuskan setiap anggota akuntan untuk:

 Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk menjamin


pemberi kerja (klien menerima layanan yang profesional dan kompeten.)
 Bertindak tekun dan cermat sesuai teknis dan profesional yang berlaku ketika memberikan
jasa profesional.

Contoh: Auditor disini telah melakukan tugasnya sesuai dengan standar audit yang berlaku
umum. Walaupun KAP telah melakukan dengan prosedur tetapi KAP belum menerapkan Prinsip
etika profesi akuntan yaitu Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional, karna ada hal yang
tertinggal dalam pemeriksaan, dan ini mengakibatkan penyajian informasi yang salah kepada
para pengguna informasi keuangan PT Kimia Farma.
Akibatnya pihak KAP dikenakan sanksi yaitu denda 100 juta rupiah, denda ini diperlukan dan
ditujukan agar tidak ada KAP yang melakukan Material Misstatement atau salah saji material
yang bisa membuat para pengguna informasi keuangan mengalami kerugian atas informasi yang
salah secara material.

5. Jawaban :

a. aspek tersebut adalah :

 Evaluasi Atas Integritas Manajemen

Auditor hanya akan menerima penugasan apabila terdapat jaminan yang memadai bahwa
manajemen klien bisa dipercaya. Apabila manajemen tidak memiliki integritas, kemungkinan besar
terdapat kekeliruan dan ketidakberesan dalam proses akuntansi yang menjadi dasar penyusunan
laporan keuangan. Bagi klien baru, auditor bisa memperoleh tentang integritas manajemen dengan
bertanya pada auditor pendahulu/ mengajukan pertanyaan pada pihak
ke-3 yang dipandang mengenal klien, mereview pengalaman masa lalu dengan klien.

 Mengidentifikasi Keadaan-Keadaan Khusus Dan Risiko Tak Biasa

Hal hal dalam tahap ini adalah :


 Mengidentifikasi pemakai laporan keuangan auditan
Tanggungjawab hukum auditor bisa berbeda-beda tergantung pada siapa yang diperkirakan akan
menjadi pemakai laporan keuangan auditan. OLeh karena itu auditor harus mempertimbangkan
apakah klien merupakan perusahaan public/privat. Auditor harus mempertimbangkan apakah
laporan audit yang biasa akan cukup untuk memenuhi kebutuhan semua pemakaian laporan/apakah
perlu dibuat laporan khusus.

 Memperkirakan adanya persoalan hukum dan stabilitas keuangan klien


Apabila perusahaan klien pernah mengalami kesulitan karena gugatan hukum, dan apabila
penggugat bisa menemukan alasan bahwa ia dirugikan karena keputusan yang diambilnya
didasarkan pada laporan keuangan , maka situasi demikian sangat mungkin akan melibatkan auditor.
Bila hal itu terjadi , maka auditor terancam untuk membayar denda atas putusan pengadilan. Oleh
karena itu, auditor harus berusaha untuk mengidentifikasi dan menolak calon klien yang memiliki
risiko tinggi terkena gugatan hukum.

 Mengevaluasi auditabilitas perusahaan klien


Mengevaluasi apakah laporan keuangan klien bisa diaudit atau tidak.

 Menetapkan Kompetensi Untuk Melaksanakan Audit

Auditor harus memastikan apakah mereka memiliki kompetensi professional untuk menyelesaikan
penugasan sesuai dengan standar auditing. Hal ini menyangkut penentuan berapa jumlah amggota
tim audit dan mempertimbangkan kebutuhan bantuan dari konsultan atau spesialis pada waktu
audit berlangsung.

 Menilai Independensi

Persyaratan independensi tidak dapat dipenuhi , maka penugasan harus ditolak atau calon klien
harus diberi informasi bahwa apabila audit tetap dilaksanakan , maka auditor akan memberikan
pendapat menolak member pendapat.
 Menentukan Kemampuan Untuk Melakukan Audit Dengan Cermat Dan Seksama

Ada faktor penting dalam tahap ini yaitu

 Saat penunjukan
Penunjukan auditor secara dini oleh klien dan penerimaan penugasan oleh auditor akan
berpengaruh pada perencanaan audit, Sebaliknya apabila penerimaan penugasan terjadi pada saat
mendekati / sesudah akhir tahun buku , auditor bisa mendapat berbagai hambatan dalam
perencanaan audit dan pelaksanaan pekerjaan lapangan.

 Penjadwalan audit
Waktu pelaksanaan pekerjaan lapangan pada umumnya dapat dibagi menjadi 2 :

• Pekerjaan interim , yaitu pekerjaan yang biasanya dilakukan dalam kurun waktu

antara 3-4 bulan sebelum neraca.

• Pekerjaan akhir tahun , yaitu pekerjaan yang biasanya dilakukan dalam kurun waktu tidak lama
sebelum tanggal neraca sampai kira-kira 3 bulan setelah tanggal neraca.

Dalam mempertimbangkan penerimaan penugasan, auditor biasanya membuat suatu taksiran


kebutuhan waktu audit sebagi bagian dari pertimbangan dan penjadwalan. Penggunaan personil
klien juga mempunyai dampak yang besar dalam penentuan staf dan penjadwalan.

 Pembuatan Surat Penugasan

Langkah ini dibuat sebagai suatu praktik professional yang lazim untuk mengkonfirmasikan segala
istilah dan terminology yang berkaitan dengan penugasan. Surat penugasan merupakan surat
perjanjian atau kontrak yang secara hukum mengikat auditor dan klien.

b. Audit Plan : Audit Plan adalah pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup
audit yang diharapkan disusun segera setelah management letter (surat perikatan) disetujui klien.
Tujuan Audit Plan adalah untukmencapai keyakinan yang memadai guna mendeteksi salah saji yang
diyakini jumlahnya besar, baik secara individual mapun secara keseluruhan, yang secara kuantitatif
berdampak material terhadap laporan keuangan. Contoh :

hal-hal mengenai klien, hal-hal yang mempengaruhi klien, rencana kerja auditor.

Audit program : merupakan kumpulan prosedur audit yang rinci dan dijalankan untuk
mencapai tujuan audit.
Tujuan audit program untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan oleh manajemen dari
sisi eksistensi atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi serta
panyjian dan pengungkapan dapat dipercaya, wajar dan tidak menyesatkan terhadap pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Contoh :

PENGELUARAN KAS

Tujuan audit pengeluaran kas :

Pengeluaran kas yang tercatat adalah untuk barang dan jasa yang benar-benar diterima,
Transaksi-transaksi pengeluaran kas yang ada telah tercatat,

Transaksi-transaksi pengeluaran kas yang dicatat adalah akurat,

Transaksi-transaksi pengeluaran kas sudah secara tepat diklasifikasikan,

Transaksi-transaksi pengeluaran kas dicatat pada tanggal yang tepat,

Transaksi-transaksi pengeluaran kas secara tepat dimasukkan ke dalam master file hutang dagang
dan secara tepat dipindahkan dan diringkaskan.

Audit procedurs : adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor untuk mendapatkan
semua informasi mengenai kualitas keuangan yang disediakan oleh perusahaan, yang
memungkinkan mereka untuk membentuk opini audit atas laporan keuangan apakah mereka
mencerminkan pandangan yang benar dan adil dari posisi keuangan organisasi. Contoh :

Pengujian klasifikasi. Prosedur audit digunakan untuk memutuskan apakah transaksi


diklasifikasikan dengan benar dalam laporan akuntansi . Misalnya, catatan pembelian untuk
aset tetap dapat ditinjau untuk melihat apakah mereka diklasifikasikan dengan benar dalam
akun aset tetap yang tepat.

6. Jawaban

a. karena Materialitas memberikan suatu pertimbangan penting dalam menentukan jenis


laporan audit mana yang tepat untuk diterbitkan dalam suatu kondisi tertentu.

b. Dalam perencanaan audit, auditor membuat pertimbangan-pertimbangan tentang ukuran


kesalahan penyajian yang dipandang material. Pertimbangan-pertimbangan tersebut menyediakan
suatu dasar untuk:
- menentukan sifat, saat dan luas prosedur penilaian risiko
- mengidentifikasi dan menilai risiko kesalahan penyajian material
- menentukan sifat, saat dan luas prosedur audit lanjutan

Dalam tahap pelaksanaan, Auditor harus merevisi materialitas untuk laporan keuangan secara
keseluruhan (dan, jika berlaku, materialitas untuk golongan transaksi, saldo akun atau
pengungkapan tertentu) pada saat auditor menyadari adanya informasi selama audit yang mungkin
saja menyebabkan auditor menentukan jumlah materialitas yang berbeda dari jumlah materialitas
yang pertama kali ditetapkan.

Dalam tahap opini, tentu opini yang diberikan juga berdasarkan kecukupan bukti, salah saji
dan materialitas yang telah diidentifikasi oleh auditor. Jika selama proses audit, auditor menemukan
tingkat kesalahan pada penyajian laporan keuangan secara individu suatu golongan akun dan
keseluruhan dibawah tingkat materialitas yang ditetapkan oleh auditor, maka opini yang akan
diberikan adalah opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), dan jika ternyata sebaliknya,
tingkat kesalahan berada diatas atau melebihi tingkat materialitas yang ditentukan maka opini yang
akan diberikan adalah wajar dengan pengecualian (qualified opinion) atau tidak wajar (adverse
opinion), tergantung seberapa material kesalahan tersebut.

c. Pertimbangan materialitas mencakup pertimbangan kuantitatif dan kualitatif berkaitan


dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan keuangan. Pertimbangan
kualitatif berkaitan dengan penyebab salah saji. Suatu salah saji yang secara kuantitatif tidak
material dapat secara kualitatif material, karena penyebab yang menimbulkan salah saji tersebut.

Contoh kualitatif seperti:

 Kemungkinan terjadinya pembayaran yang melanggar hukum dan kecurangan


 Syarat yang tercantum dalam perjanjian penarikan kredit dari bank yang mengharuskan klien
untuk mempertahankan beberapa ratio keuangan pada tingkat minimum tertentu.
 Adanya gangguan dalam trend  laba
 Sikap manajemen terhadap integritas laporan keuangan

Contoh kuantitatif seperti :

 Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji 5 %
sampai 10 % dari laba sebelum pajak.
 Laporan keuangan di pandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji ½ %
sampai 1 % dari total aktiva.
 Laporan keuangan di pandang mengandung salah saji material jika terdapat salah saji 1 %
dari total pasiva.
 
7. Jawaban

a. Risiko audit : adalah risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak
memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung 
salah saji material. Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya, semakin rendah risiko
audit yang auditor bersedia untuk meanggungnya

b. Risiko tersebut ada karena adanya hal-hal sebagai berikut, misalnya ketidakpastian mengenai
kompetensi bukti, efektivitas struktur pengendalian intern klien, serta ketidakpastian apakah laporan
keuangan memang telah disajikan secara wajar setelah audit selesai.

Cara meminimalkan risiko audit adalah :

 Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahankan jumlah bukti audit yang
dikumpulkan.
 Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap
dipertahankan.
 Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara
bersama-sama.

8. Jawaban

a. International Standards on Auditing, adalah suatu standar kompetensi bagi profesional yang
bekerja di bidang auditing. ISA dan standar lain yang dikeluarkan IFAC dimaksudkan untuk mencapai
pelaporan keuangan yang berkualitas pada tatanan global.

b. Perbedaan yang ada antara SPAP dan ISA

isi dari SPAP terdiri dari 5 standar yaitu Standar Auditing, Standar Atestasi, Standar Jasa Akuntansi
dan Review, Standar Jasa Konsultasi serta Standar Pengendalian Mutu Kantor Akuntan . Sedangkan
ISA hanya berkisar lalu ISA lebih menekankan dalam hal proses dalam melakukan pekerjaan audit
mulai dari penyusunan perikatan, isi perikatan sampai penyelesaian proses yang ditandai dengan
pembuatan laporan audit.
c. ISA diterapkan di Indonesia sebagai standar audit pada tahun 2013. ISA dirancang sebagai solusi
atas adanya skandal akuntansi.

9. Jawaban

a. Kecukupan Bukti Audit : Auditor memperoleh bukti audit kompeten yang cukup untuk dipakai
sebagai dasar memadai dalam merumuskan pendapatnya. Jumlah dan jenis bukti audit yang
dibutuhkan oleh auditor untuk mendukung pendapatnya memerlukan pertimbangan profesional
auditor setelah mempelajari dengan teliti keadaan yang dihadapinya. Faktor faktor yang
mempengaruhi :

 Materialitas. Auditor harus memberikan pendapat pendahuluan atas tingkat materialitas


laporan keuangan. Karena tingkat materialitas dan kuantitas bukti audit memiliki hubungan
terbalik, maka semakin rendah tingkat materialitas, semakin banyak kuantitas bukti yang
diperlukan. Sebaliknya, jika tingkat materialitas tinggi, maka kuantitas bukti yang diperlukan
pun akan semakin sedikit.
 Risiko Audit. Risiko audit dengan jumlah bukti audit yang diperlukan memilki hubungan
yang terbalik. Rendahnya resiko audit berarti tingkat kepastian yang diyakini auditor
mengenai ketepatan pendapatnya adalah tinggi. Tingginya tingkat kepastian tersebut
menuntut auditor untuk menghimpun bukti audit yang lebih banyak.
 Faktor-faktor Ekonomi. Pelaksanaan audit menghadapi kendala waktu dan biaya ketika
menghimpun bukti audit. Auditor memiliki keterbatasan sumber daya yang akan digunakan
untuk memperoleh bukti yang diperlukan sebagai acuan dalam memberikan pendapat atas
laporan keuangan entitas. Auditor harus memperhitungkan apabila setiap tambahan waktu
dan biaya untuk mengumpulkan bukti audit memberikan manfaat terhadap kuantitas dan
kualitas bukti yang dikumpulkan.
 Ukuran dan Karakteristik Populasi. Ukuran populasi dan jumlah sampling bukti audit
memiliki hubungan yang searah. Semakin besar populasi, semakin besar jumlah sampel
bukti audit yang harus diambil dari populasi. Sebaiknya, semakin kecil ukuran populasi,
semakin kecil pula jumlah sampel bukti audit yang diambil dari populasi. Karakteristik
populasi berkaitan dengan homogenitas atau variabilitas unsur individu yang menjadi
anggota populasi. Auditor memerlukan lebih banyak sampel bukti audit dan informasi yang
lebih kuat atau mendukung tentang populasi yang bervariasi anggotanya daripada populasi
yang seragam.

Kompetensi Bukti Audit :

Bukti disebut kompeten sepanjang bukti tersebut konsisten dengan fakta, yaitu sah atau
valid.
Faktor faktor yang mempengaruhi :

 Relevansi Bukti

Bukti audit yang relevan jika bukti tersebut jelas, memiliki hubungan yang logis dan masuk
akal dengan tujuan dan criteria audit, serta dapat dimengerti dengan temuan audit
tersebut.

 Sumber Informasi Bukti


 Sumber informasi sangat berpengaruh terhadap kompetensi bukti audit. Bukti yang
diperoleh auditor secara langsung dari pihak luar entitas yang independen merupakan
bukti yang paling tepat dipercaya. Bukti semacam ini memberikan tingkat keyakinan atas
keandalan yang lebih besar daripada bukti yang diperoleh dari internal entitas.

 Ketepatan Waktu.

Kriteria ketepatan waktu berhubungan dengan tanggal pemakaian bukti audit.


 Objektivitas
Bukti audit yang bersifat objektif lebih dapat dipercaya atau reliabel dan kompeten
daripada bukti audit yang bersifat subjektif.

b. Data Akuntansi :

 Pengendalian Intern Sebagai Bukti


Pengendalian intern yang dibentuk dalam setiap kegiatan perusahaan dapat digunakan
untuk mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Auditor haurs mengetahui bahwa
klien telah merancang pengendalian intern dan telah melaksanakannya dalam kegiatan
usahanya setiap hari, hal ini merupakan bukti yang kuat bagi auditor mengenai keandalan
informasi yang dicantumkan dalam laporan keuangan.
 Catatan Akuntansi Sebagai Bukti
Auditor melakukan verifikasi terhadap suatu jumlah yang tercantum dalam laporan
keuangan, dengan melakukan penelusuran kembali jumlah tersebut melalui catatan
akuntansi. Dengan demikian, catatan akuntansi merupakan bukti audit bagi auditor
mengenai pengolahan transakasi keuangan yang telah dilakukan oleh klien.
Contoh : faktur, kontrak , buku besar

Informasi Penguat

 Bukti Fisik
Bukti fisik adalah bukti audit yang diperoleh dengan cara inspeksi atau perhitungan aktiva
berwujud.
 Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter adalah bukti yang terbuat dari kertas bertuliskan huruf dan atau angka
atau symbol-simbol yang lain.
 Perhitungan Sebagai Bukti
Perhitungan yang dilakukan sendiri oleh auditor, dapat berupa:
Footing, yaitu pembuktian ketelitian penjmlahan vertikal.
Cross-footing, yaitu pembuktian ketelitian penjumlahan horizontal.
Pembuktian ketelitian perhitungan biaya depresiasi.
Pembuktian ketelitian penentuan taksiran kerugian piutang usaha, laba per saham yang
beredar, taksiran pajak perseroan, dan lain-lain.
 Bukti Lisan
Dalam rangka mengumpulkan bukti, auditor banyak meminta keterangan secara lisan dari
klien terutama para manajer. Jawaban lisan yang diperoleh dari permintaan keterangan
tersebut merupakan tipe bukti lisan.
 Perbandingan
Untuk menentukan akun atau transaksi yang akan dipisahkan guna penyelidikan yang lebih
intensif, auditor melakukan analis terhadap perbandingan setiap aktiva, utang, penghasilan,
dan biaya dengan saldo yang berkaitan dalam tahun sebelumnya.
 Bukti dari Spesialis
Spesialis adalah seorang atau perusahaan yang memiliki keahlian atau pengetahuan khusus
dalam bidang selain akuntansi dan auditing. Pada umumnya spesialis yang digunakan oleh
auditor bukan orang atau perusahaan yang mempunyai hubungan dengan klien.

Contoh : uang tunai, surat berharga, barang persediaan.

10. Jawaban

a.  cara membuat kertas kerja yang baik:

 Kertas kerja harus lengkap :


-Berisi semua informasi yang pokok. Auditor harus dapat menentukan komposisi semua data
penting yang harus dicantumkan dalam kertas kerja.
-Tidak memerlukan tambahan penjelasan secara lisan. Kertas kerja harus berisi informasi
yang lengkap, tidak berisi informasi yang masih belum jelas atau pertanyaan yang belum
terjawab.
 Dalam pembuatan kertas kerja, auditor harus memperhatikan ketelitian dalam penulisan
dan perhitungan sehingga kertas kerjanya bebas dari kesalahan tulis dan perhitungan.
 Kertas kerja harus dibatasi pada informasi yang pokok saja dan yang relevan dengan tujuan
audit yang dilakukan serta disajikan secara ringkas. Analisis yang dilakukan oleh auditor
harus merupakan ringkasan dan penafsiran data dan bukan hanya merupakan penyalinan
catatan klien ke dalm kertas kerja.
 Kejelasan dalam menyajikan informasi kepada pihak-pihak yang akan memeriksa kertas kerja
perlu diusahakan oleh auditor. Penyajian informasi secara sistematik perlu dilakukan.
 Kerapian dalam pembuatan kertas kerja dan keteraturan penyusunan kertas kerja akan
membantu auditor senior dalam me-review hasil pekerjaan stafnya serta memudahkan
auditor dalam memperoleh informasi dari kertas kerja tersebut.

b. contoh kertas kerja yg lengkap :


c. Permanent File : Kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk beberapa tahun. Arsip ini dapat
digunakan berulang ulang untuk beberapa periode pengauditan.

 Akte Pendirian
 Buku Pedoman Akuntansi (Accounting Manual)
 Notulen Rapat

Current File : Kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk tahun berjalan. informasi dari current
file pada umumnya mempunyai manfaat untuk tahun yang diperiksa.

 Neraca Saldo
 Berita Acara Kas Opname
 Rekonsiliasi Bank
 Rincian Piutang
 Rincian Persediaan
 Rincian Utang
 Rincian Biaya dll

Correspondence File : kertas kerja dari hasil korenpondensi dengan klien.

 surat,
 fax. dll

Anda mungkin juga menyukai