Anda di halaman 1dari 2

Penyebab depresi tidak sepenuhnya dapat dipahami dan mungkin tidak hanya ke satu sumber.

Depresi
kemungkinan disebabkan oleh kombinasi faktor-faktor kompleks yang meliputi:

Biologis, berupa perubahan fisik di otak, ketidakseimbangan hormon dalam tubuh, atau perubahan di
zat-zat otak yang mengatur keseimbangan suasana hati.

Kejadian-kejadian traumatis atau yang mengubah hidup, berupa kehilangan orang yang dicintai,
perceraian, masalah pekerjaan, hubungan dengan teman dan keluarga, masalah keuangan, masalah
medis atau stress akut, memiliki bayi, dan trauma masa kecil.

Genetik, individu yang memiliki riwayat depresi di keluarganya akan lebih mudah mengalami depresi.

Kepribadian, individu yang memiliki strategi penyelesaian masalah yang kurang berhasil atau trauma
pada kehidupan sebelumnya.

Obat-obatan, seperti obat kortikosteroid, beta blocker, dan interferon.

Penyalahgunaan obat, seperti amfetamin.

Cedera kepala.

Pernah mengalami satu episode depresi berat. Hal ini akan meningkatkan risiko untuk terjadinya depresi
yang berulang di kemudian hari.

Kondisi kronis, seperti memiliki penyakit diabetes, penyakit paru obstruktif kronik, dan penyakit jantung
membuat depresi lebih mungkin dapat terjadi.

Beberapa tes tidak digunaan untuk mendiagnosis depresi klinis, tetapi untuk menyingkirkan kondisi
medis serius lainnya yang dapat menyebabkan gejala yang sama. Dokter dapat mendiagnosis individu
berdasarkan kriteria diagnosis khusus dari DSM-5 serta dengan melakukan:

Pemeriksaan fisik, mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang kesehatan individu.

Tes laboratorium, seperti tes darah atau urine, untuk memastikan ada atau tidaknya kelainan biologis
yang juga dapat menyebabkan perubahan suasana hati. Selain itu, untuk memastikan gejala depresi
yang dimiliki tidak terkait dengan kondisi seperti penyakit tiroid, kekurangan vitamin D, atau masalah
medis lainnya.

CT scan atau MRI otak untuk menyingkirkan penyakit serius, seperti tumor otak

Elektrokardiogram (EKG) untuk mendiagnosis beberapa masalah jantung.


Elektroensefalogram (EEG) untuk merekam aktivitas listrik di otak.

Wawancara tentang gejala, pikiran, perasaan, dan pola perilaku.

Anda mungkin juga menyukai